SPM - TUGAS BAB 7 - Kelompok 7 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PUSAT PERTANGGUNG JAWABAN PUSAT INVESTASI Tugas Mata Kuliah Sistem Pengendalian Manajemen (SPM)



Oleh Kelompok 7: Ni Kadek Septya Wulan Dhari



1833121181



Ketut Rara Prananingrum



1833121182



Ni Luh Putu Melly Anawati



1833121184



Ayu Oktavina Rosita



1833121185



Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Warmadewa Tahun 2020/2021



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika kinerja finansial suatu pusat tanggung jawab di ukur dalam ruang lingkup laba (yaitu, selisih antara pendapatan dan beban), maka pusat ini disebut sebagai pusat laba (profit center). Laba merupakan ukuran kinerja yang berguna karena laba memungkinkan manajemen senior untuk dapat menggunakan satu indikator yang komprehensif, dibandingkan jika harus menggunakan beberapa indikator.  Satu indikator yang tak kalah penting dibahas adalah investasi. Seberapa banyak investasi yang masuk ke perusahaan akan menjadi daya tarik sekaligus indikator bentuk menilai kestabilan posisi keuangan perusahaan tersebut. Maka menjadi penting bagi kita untuk membahas secara rinci tentang pusat investasi. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana tujuan pembentukan pusat investasi? 2. Bagaimana masalah – masalah yang terjadi dalam pusat investasi? 3. Bagaimana return on investment pada pusat investasi? 4. Bagaiman residual income pada pusat investasi? 5. Bagaimana alternatif untuk evaluasi manajer? 6. Bagaimana evaluasi prestasi ekonomi pusat investasi? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Memahami tujuan pembentukan pusat investasi 2. Memahami masalah – masalah yang timbul pada pusat investasi 3. Memahami pengukuran prestasi pusat investasi dengan ROI 4. Memahami pengukuran prestasi pusat investasi dengan RI 5. Memahami alternative evaluasi utnuk manajer pusat investasi 6. Memahami evaluasi kinerja ekonomi sebuah pusat investasi



BAB II PEMBAHASAN PENGERTIAN PUSAT INVESTASI Pusat investasi adalah suatu pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi untuk menilai kinerja para manajernya berdasarkan pada laba yang diperoleh dan dihubungkan dengan dana investasi. Setiap pusat investasi mempunyai seorang manajer utama dan bertanggungjawab atas setiap unit kegiatan atau program yang terjadi didalam semua divisi yang dipimpinnya. Kemudian secara periodik manajer tersebut akan mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada pimpinan perusahaan. Para manajer pusat dapat menilai prestasi yang telah dicapai oleh masing-masing manajer. Berdasarkan informasi dan model analisis yang digunakan manajer tersebut berupaya mencari jawaban jika hasil yang dicapai tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Pada umumnya dilakukan dengan suatu model pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja pusat investasi merupakan perluasan dari pengukuran kinerja pusat laba. Pengukuran kinerja ini diperlukan karena suatu divisi yang memperoleh laba tinggi tidak berarti mempunyai kinerja yang baik jika laba tersebut dihubungkan dengan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Disini prestasi manajer dinilai atas laba dan investasi yang diperlukan untuk memperoleh laba. 2.1 TUJUAN PEMBENTUKAN PUSAT INVESTASI Tujuan pengukuran pusat investasi : 1. Menyediakan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan mengenai investasi yang di gunakan manajer divisi dan memotivasi manajer untuk melakukan keputusan yang tepat. 2. Mengukur prestasi divisi sebagai kesatuan yang berdiri sendiri 3.  Pembandingan prestasi antardivisi untuk penentuan alokasi sumber daya ekonomik. Sedangkan informasi atas dasar pusat investasi dapat memotivasi manajer divisi untuk : 1. Menghasilkan laba yang memadai dengan keleluasaan untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomik dan fasilitas fisik yang digunakan.



2.  Mengambil keputusan untuk menambah investasi bila investasi tersebut memberikan kembalian yang memadai 3. Mengambil keputusan untuk melepas investasi yang tidak memberikan kembalian yang memadai



2.2 MASALAH-MASALAH DALAM PUSAT INVESTASI Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa pusat investasi adalah unit atau divisi yang didesentralisasi dimana manajer memiliki kebijakan maksimum dalam penentuan keputusan operasi yang tidak hanya jangka pendek tapi juga tingkat dan tipe investasi. Beberapa masalah yang terjadi dalam suatu pusat investasi meliputi (I) masalah pengukuran dan tolok ukur prestasi pusat investasi dan (2) masalah pengukuran aktiva yang digunakan sebagai dasar investasi. Pengukuran dan tolok ukur prestasi Pada umumnya seorang manajer unit usaha mempunyai tujuan menghasilkan laba. 1. Menghasilkan laba dari sumber daya yang ada 2. Menginvestasikan sumber daya tambahan hanya apabila investasi tersebut menambah laba. Tolok ukur yang digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu pusat investasi adalah: a. Return On Investment Adalah perbandingan antara laba dan investasi yang digunakan. b. Residual Income Adalah jumlah uang, yang diperoleh dengan mengurangkan jumlah laba sebelum pajak dengan beban investasi yang dilakukan. Masalah pengukuran aktiva sebagai dasar investasi Dalam memutuskan dasar investasi yang digunakan untuk mengevaluasi manajer pusat investasi, beberapa hal yang menjadi pertanyaan adalah tindakan apa yang bisa mendorong manajer unit usaha menggunakan aktivanya secara efisien dan menentukan tambahan aktiva baru yang benar-benar bermanfaat bagi unit usaha. Jika suatu laba dihubungkan dengan aktiva yang digunakan, manajer unit usaha akan mencoba memperbaiki kinerjanya karena mereka akan diukur dengan cara tersebut. Hal ini selaras dengan keinginan manajemen puncak agar manajer unit usaha melakukan tindakan-



tindakan yang bisa menguntungkan perusahaan secara keseluruhan. Kemudian menentukan tindakan apa yang terbaik untuk mengukur prest pusat investasi sebagai kesatuan ekonomi Dalam memutuskan dasar investasi yang digunakan dalam mengevaluasi pusat investasi, biasanya timbul pertanyaan berikut: a. Praktik-praktik apa yang akan menyebabkan manajer unit usaha untuk menggunakan aktiva perusahaan secara efisien dan memperoleh jumlah dan jenis aktiva yang baru tepat b. Ukuran kinerja yang manakah yang bias dijadikan ukuran penilaian suatu unit usaha dalam perusahaan Secara ringkas dalam menentukan besarnya investasi yang digunakan sebagai dasar investasi meliputi 1. Masalah difinisi investasi yang digunakan sebagai dasar investasi Berbagai perusahaan menggunakan definisi yang berbeda – beda perbedaan dalam menggunakan definisi akan berpengaruh terhadap besarnya ukuran ROI dan RI. Pada dasarnya terdapat 4 definisi investasi yang sering digunakan, yaitu: a. Total aktiva yang tersedia Menurut pengertian ini, invstasi diukur sebesar total aktiva seperti yang tercantum pada laporan keuangan divisi. Konsep ini sama sekali tidak mempertimbangkan adanya aktiva yang dibeli untuk tujuan tertentu misalnya tanah untuk investasi dan aktiva yang mengganggu b. Total aktiva yang digunakan Menurut pegertian ini, investasi diukur sebesar total aktiva yang tersedia dikurangi dengan aktiva yang menganggur, dan tidak ada aktiva yang yang dibeli tetapi tidak digunakan untuk perluasan masaa yang akan dating. c. Total modal ditambah hutang jangka Panjang Menurut pengertian ini, investasi diukur sebesar modal kerja bersih, yaitu selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar ditambah denngan aktiva tetap, atau sebesar modal ditambah dengan total hutang jangka panjang divisi. d. Modal sendiri Menurut pengertian ini, investasi diukur sebesar total modal yang digunakan oleh divisi atau sebesar total aktiva divisi dikurangi dengan hutang degan total hutang divisi. Perhitungan ROI dan RI



2. Masalah dalam aktiva lancar Beberapa elemen aktiva lancer yang harus dimasukkan sebagai dasar investasi a. Kas Manajer unit usaha biasanya memegang kas kecil daripada uang kas saja untuk menutup pengeluaran sehari-hari akibatnya kas sebenarnya dalam suatu unit usaha menunjukkan jumlah yang lebih kecil daripada seharusnya seandainya unit usaha tersebut sebagai suatu perusahaan yang independen. Biasanya digunakkan formula tertentu untuk menunjukkan kas yang wajar dari suatu unit usaha sehingga benar-benar menampakkan sebagai perusahaan yang independen. b. Piutang Manajer unit usaha harus mampu mempengaruhi tingkat piutang tidak hanya sekedar menghasilkan laba tapi juga harus mampu menjaga jatuh tempo dari piutang yang ada. Cara yang dilakukan adalah dengan memberi batas kredit yang boleh dilakukan oleh bagian pemasaran dan menunjuk petugas khusus menagih piutang. Masalah apakah piutang dimasukkan seharusnya dimasukkan sebesar harga jual atau harga pokok penjualan biasanya jadi masalah . sau pihak mengatakan laba yang memuaskan dari investasi nyata pada piutang hanyalah harga pokok penjualan dan laba yang memmuaskan dari investasi tersebut sudah cukup baik. Bilain pihak ada yang berargumen bahwa unit usaha mempunyai kesempatan untuk menginvestasikan kembali uang yang dikumpulkan dari piuang, sehingga jumlah piutag seharusnya dimasukkan pada harga jual. Pada praktiknya alternative yang diambil adalah memasukkan nilai buku piutang yakni harga jual dikurangi dengan cadangan kerugian piutang. c. Persediaan Jika perusahaan menggunakan mengguanakan meetode LIFO untuk tujuan akuntansi keuangan, metode penilaian yang berbeda biasanya digunakan untuk pelaporan laba unit usahakarena pada periode terjadi inflasi, persediaan dengan metode menunjukkan nilai yang renah dan tidak realistis. Dengan kondisi ini persediaan seharusnya dinilai dengan harga pokok staandar atau rata-rata dan dengan cara yang sama dengan harga pokok penjualan dalam laporan rugi laba menggunakan pengukuran degan cara ini. Jika persediaan barang dagang dalam proses dibiayai dari biaya yang dibayar dimuka oleh langganan, maka pembayaran dimuka tersebut dikurangkan baik dari persediaan kotor maupun jumlah uang.



Beberapa perusahaan mengurangkan utang dagang dari persediaan dimana jumlah utang menunjukkan bagian dari ppersediaan yang dibiayai oleh pemasok. d. Modal Kerja Secara Umum Biasanya ada penilaian tentang bagaimana modal kerja tersebut diperlakukan. Disuatu sisi perusahaan memasukkan semua aktiva lancar dalam dasar investasi tanpa menguranginya terlebih dahulu dengan hutang lancar. Haal ini berdasarkan pemikiran bahwa unit uasaha tidak mempunyai pengaruh terhadap hutang dagang ataupun hutang lancar lainnya. Dilain sisi semua hutang lancar dikurangkan dari aktiva lancar. Cara ini merupakan ukuran yang baik bagi pengukuran modal yang disediakan oleh perusahaan yang diharapkan dapaat mendatangkan keuangan 3. Masalah aktiva tetap sebagai dasar investasi Pada dasarnya aktiva tetap dicatat sebesar harga perolehannya, dan harga perolehan ini dihapus dari aktiva yang masih mempunyai manfaat dengan mekanisme depresiasi. Kebanyakan perusahaan menggunakan pendekatan yang sama dalam mengukur tingkat keuntungan dari dasar aktiva unit usaha. Masalah-masalah yang terjadi dalam aktiva tetap meliputi: (1) Pengaruh penggunaan metode nilai buku bersih atau nilai perolehannya atas aktiva tetap baru, (2) Pilihan penggunaan metode alternatif dalam pengukuran investasi. 1) Pengaruh penggunaan metode nilai buku atau harga perolehan dalam perolehan aktiva baru Pembelian aktiva baru berpengaruh secara langsung akan berpengaruh terhadap besarnya ROI dan RI selama umur aktiva yang dibeli. Hal ini dapat menimbulkan perbedaan dari tujuan semula dibentuknya pusat investasi. Suatu aktiva yang lolos dari perhitungan secara ekonomis pada tingkaat perusahaan , boleh jadi tidak dilaksanakan oleh tingkat divisi karena akan mempengaruhi besarnya ROI dan RI yang akan diperoleh. Penggunaan Harga Perolehan. Penggunaan metode perolehan, walaupun dapat menggambarkan penilaian yang obyektif, tetapi juga mengandung kelemahan. Salah satu kelemahannya adalah manajer akan terdorong untuk mengganti aktiva tetap lama yang sebetulnya masih dapat memberikan kontribusi kepada divisi dengan aktiva tetap baru, dengan harapan dapat meningingkatkan ROI dan RI divisinya.



2) Pengaruh pengukuran investasi dengan metode lainnya Beberapa perusahaan tidak menggunakan metode harga perolehan maupun nilai buku bersih dalam mengukur investasinya. Metode lain yang digunakan adalah metode nilai pengganti, dan metode nilai masa depan. Dalam metode nilai pengganti, investasi diukur sebesar nilai pasar aktiva pada saat ini. Masalah bias timbul karena angka yang digunakan bukan angka dari hasil proses akuntansi sehingga setiap saat harus dilakukan penilaian terhadap aktiva. Selain itu tidak semua mempunyai nilai pengganti. Oleh karena itu nilai pengganti tidak cocok untuk menilai prestasi manajer unit divisi. Sedangkan dalam nilai masa depan, investasi diukur sebesar nilai arus kas masa yang akan datang.



AKTIVA LEASING Seorang manajer yang cerdas, mungkin memilih aktiva leasing daripada membelinya. Laba sebelum pajak akan berkurang karena biaya sewa untuk aktiva baru lebih besar dari pada beban depresiasi aktiva yang telah dijual. Sehingga residual income akan meningkat karena biaya sewa yang lebih tinggi. Cara ini akan mendorong manajer unit usaha untuk menyewa aktiva dari pada memilikinya dengan syarat tingkat bunga dalam aktiva disewa tersebut lebih rendah daripada beban modal yang dimasukkan dalam dasar investasi unit usaha tersebut. FASILITAS MENGANGGUR Jika suatu aunit usaha mempunyai aktiva yang mengganggur padahal aktiva tersebut bisa digunakan oleh unit usaha lain, maka diperbolehkan bagi unit usaha tersebut untuk tidak memasukkan aktiva tersebut dari dasar investasinya. Tujuannya adalah untuk mendorong manajer unit usaha menghilangkan aktiva yang tidak bermanfaat. UTANG JANGKA PANJANG Pada umumnya, suatu unit usaha menerima modal secara permanen dari kantor pusat dalam bentuk dana. Kantor pusat memperoleh dana tersebut bias dari investor, hutang dan bisa dari laba ditahan. Bagi unit usaha dana tersebut relevan saja. Tetapi yang tidak relevan adalah darimana sumber dana tersebut diperoleh. Untuk kondisi luar biasa pembiayaan untuk suatu unit usaha merupakan kasus khusus.



BEBAN MODAL Tarif yang digunakan untuk menghitung beban modal ditetapkan oleh kantor pusat. Tarif tersebut biasanya lebih tinggi dari tarif bunga utang perusahaan karena dana tersebut merupakan campuran dari hutang dan biaya asset. Biasanya tarif tersebut agak rendah dari biaya modal yang diestimasi oleh kantor pusat sehingga residual income unit usaha akan diatas nol.



2.3 RETURN ON INVESTMENT ROI adalah perbandingan antara laba dan investasi yang diigunakan. ROI merupakan pengukuran kinerja yang paling sering digunakan dalam pengukuran prestasi pusat investasi. Pada dasarnya ada tiga manfaaat jika ROI digunakan. a. Roi merupakan pengukuran komprehemsif dalam segala hal yang mempengaruhi laporan keuangan sepperti ditunjukkan oleh rasio ROI b. Ukuran ROI sangat mudah dihitung dan pahami Penggunaan ROI merupakan donominator umum yang diterapkan dalam setiap organisasi pertanggungjawaban yang menggunakan tingkat laba sebagai ukuran kinerjanya. Kinerja masing – masing unit usaha dapat diperbandingkan satu sama lain. Juga, data ROI tersedia di pesaing sehingga dapat digunakan sebagai dasar perbandingan. Secara formulasi, maka ROI dapat dihitung sebagai berikut:



ROI=



laba opersi investasi yang digunakan



Laba operasi merupakan laba sebelum bunga dan pajak. Aktiva operasi adalah semua asset yang digunakan untuk menghasilkan laba sebelum Bungan dan pajak. Aktiva operasi ini biasanya terdiri dari kas, piutang, persediaan, tanah, Gedung dan peralatan. Rumus ROI di atas dapat dikembangkan menjadi dua komponen ratio, margin dan turnover. Margin adalah perhitungan perbandingan laba bersih terhadap penjualan. Margin ini menunjukkan porsi penjualan yang tersedia untuk bunga, pajak dan laba. Turnover adalah pengukuran yang berbeda, yang dicari dengan membagi penjualan dengan aktiva operasi. Hasilnya menunjukkan bagaimana aktiva secara produktif



digunakan untuk menghasilkan penjualan. Dengan demikian rumus ROI yang telah dikembangkan adalah sebagai berikut: ROI     = (Laba operasi/Penjualan) x (Penjualan/Investasi)           



= Profit Margin x Tingkat Perputaran Aktiva



KEBAIKAN RETURN ON INVESTMENT Sebagai alat untuk mengukur keberhasilan suatu pusat investasi ROI mempunyai beberapa kebaikan atau keunggulan, sehingga dapat digunakan sebagai pedoman oleh manajer unit usaha untuk melakukan tindakan sesuai dengan wewenang dan tanggungjawabnya. ROI mendorong manajer untuk memberi perhatian yang lebih luas terhadap hubungan antara penjualan, biaya dan investasi yang seharusnya merupakan fokus bagi manajer pusat investasi ROI mendorong efisiensi biaya ROI bisa mengurangi investasi berlebihan pada aktiva operasi KELEMAHAN RETURN ON INVESTMENT Disamping kelebihan, metode ROI juga mempunyai beberapa kelemahan sebagai pengukur keberhasilan pusat investasi 



ROI tidak mendorong manajer untuk menerima investasi proyek-proyek yang akan menurunkan ROI divisi walaupun akan meningkatkan profitabilitas perusahaan secara keseluruhan.







ROI mendorong maanajer divisi untuk memfokuskan diri hanya pada jangka pendek tanpa memperhatikan kepentingan jangka Panjang Contoh jika suatu perusahaan mengalami perunan penjualan dan ROI dari yang ditargetkan maka biasanya beberapa tindakan yang diambil oleh manajer: -



Memotong gaji



-



Memotong anggaran iklan



-



Memunda semua promosi dalam jangka pendek



-



Mengurangi anggaran pemeliharaan



-



Menggunakan bahan baku yang lebih murah



Dalam jangka pendek tindakan – tindakan tersebut bisa mengurangi biaya, menaikkan pendapatan dan ROI. Dalam jangka Panjang tindakan seperti ini merugikan perusahaan karena akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan. 2.4 RESIDUAL INCOME Residual income adalah selisih antara laba operasi dan jumlah kembalian uang yang diharapkan atas aktiva operasi perusahaan. Penggunaan metode ini akan mendorong manajer divisi untuk memaksimalkan Residual Income bukannya besarnya presentase ROI. Dari bahasan sebelumnya, metode ROI mempunyai kelemahan, yaitu manajer akan menolak usulan investasi akan menghasilkan ROI dibawah ROI yang diharapkan, walaupun secara keseluruhan akan menguntungkan perusahaan. Sebaliknya, jika Residual Income yang dipakai untuk mengukur kinerja manajer divisi, maka manajer akan terdorong untuk selalu melaksanakan usulan proyek yang menghasilkan laba di atas biaya modalnya. Secara skematis Residual Income dapat dicari dengan cara sebagai berikut:



Laba operasi………………………………………………………………………………… XXX Biaya modal: Tingkat kembalian x Aktiva operasi……………………………………………… XXX Residual Income………………………………………………………………………….. XXX



Tingkat kembalian adalah tingkat kembalian investasi minimum. Aktiva operasi merupakan besarnya aktiva yang digunakan untuk kegiatan operasi. Sebagaimana disebutkan dimuka, besarnya aktiva sebagai dasar investasi tergantung pada pengertian investasi digunakan, apakah sebesar total aktiva tersedia, sebesar total aktiva digunakan, sebesar modal kerja bersih ditambah aktiva, ataukah sebesar modal yang digunakan. Dengan demikian besarnya biaya modal dalam Residual Income merupakan perkalian antara persentase kembalian minimum dengan dasar investasi yang digunakan. KEBAIKAN RESIDUAL INCOME -



Mendorong manajer divisi untuk menerima usulan investasi yang menurut ROI tidak menguntungkan sehingga tidak diterima tetapi menguntungkan perusahaan secara keseluruhan.



-



Residual income memungkinkan penggunaan cost of capital (biaya modal) yang berbeda – beda untuk berbagai jenis aktiva



KELEMAHAN RESIDUAL INCOME Residual income seperti halnya ROI bisa mendorong ke pencapaian target jangka pendek tanpa memperhatikan kepentingan jangka panjang. Salah satu elemen untuk mendapatkan besarnya angka Residual Income adalah laba. Laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Jika manajer divisi diukur dengan Residual Income, ia akan berlomba untuk memperoleh laba yang besar. Cara ini dapat dilakukan dengan memotong biaya-biaya yang dapat menaikkan laba divisinya. Dalam jangka pendek akan menguntungkan divisi, tetapi dalam jangka panjang akan merugikan perusahaan secara keseluruhan. 2.5 BEBERAPA ALTERNATIF UNTUK EVALUASI MANAJER Alasan untuk mengevaluasi investasi laba dan modal secara terpisah karena dengan cara ini konsisten dengan apa yang diinginkan manajer puncak yakni memenuhi aliran kas jangka panjang secara maksimum dari investasi yang dapat dikendalikan manajer unit usaha dan menambah investasi hanya jika mendatangkan laba bersih lebih dari biaya untuk mendapatkan dana investasi tersebut. Kebanyakan orang akan menggunakan ukuran tunggal untuk penilaian prestasi atas investasi dan laba. Residual income maupun ROI menitikberatkan pada pengaruh kinerja laba dan menyediakan satu ukuran tunggal. Alasan lain adalah untuk memotivasi manajer lebih berhati-hati terhadap penambahan investasi baru yang tidak mendatangkan laba. 2.6 EVALUASI PRESTASI EKONOMI Ada dua laporan kinerja terhadap unit usaha. 1. Laporan manajemen yang dibuatkan bulanan atau kuartal 2. Laporan prestasi ekonomi yang dibuat tidak secara regular, biasanya sekali beberapa tahun. Laporan ekonomi merupakan instrument untuk mendiagnosis, melaporkan apakah strategi unit usaha tersebut memuakan ataukah harus diputuskan untuk meelakukan tindakan tertentu terjadap unit usaha. Laporan ekonomi juga dibuat sebagai dasar sebelum sampai pada nilai perusahaan secara keseluruhan. Perbedaaan terpenting



dari dua bentuk laporan ini adalah laporan ekonomi memfokuskan keuntungan apa yang diharapkan pada masa depan, bukan pada saat ini atau masa lampau. Nilai buku aktiva dan depresiasi berdasar harga historis dari aktiva tersebut digunakan dalam pelaporan prestasi.



BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Pusat investasi adalah pusat pertangungjawaban yang diukur prestasinya atas dasar laba yang diperoleh dibandingkan dengan investasi yang digunakan. Dalam mengukur kinerja pusat investasi ditemukan beberapa masalah, yakni (1) masalah pengukuran dan tolok ukur prestasi pusat investasi dan (2) masalah pengukuran investasi yang digunakan sebagai dasar investasi. Pengukuran prestasi suatu pusat investasi dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pusat investasi tersebut dapat menghasilkan kembalian yang memuaskan bagi unit usaha dan bagi perusahaan secara keseluruhan. Tolok ukur yang sering digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu pusat investasi adalah Return On Investment atau Residual Income. Return On Investment adalah perbandingan antara laba operasi dengan investasi yang digunakan. Sedangkan Residual Income merupakan jumlah uang, yang diperoleh dengan mengurangkan laba sebelum pajak dengan beban investasi yang dilakukan. ROI merupakan pengukuran kinerja yang paling sering digunakan dalam pengukuran prestasi pusat investasi. Hal ini karena, ROI merupakan pengukuran komprehensif dalam segala hal yang mempengaruhi laporan keuangan seperti yang ditunjukkan oleh rasio ROI. Selain itu ROI juga sangat mudah untuk digunakan dan dipahamni. Dan terakhir ROl merupakan denominator umum yang diterapkan dalam setiap organisasi pertanggungjawaban yang menggunakan tingkat laba sebagai ukuran kinerjanya. Disamping keunggulan, ROl juga memp beberapa kelemahan. Pertama, ROI hanya akar imenerima usulan proyek yang menghasilkan ROI di atas ROI yang diharapkan. Selain itu, ROI mendorong manajer untuk membuat keputusan yang bersifat jangka pendek. Untuk mengatasi kelemahan ROI maka divisi dapat menggunakan Residual Income. Dengan RI manajer akan termotivasi untuk menerima usulan proyek yang menghasilan laba di atas biaya modalnya, Penggunaan RI ini sebagai pengukur prestasi pusat investasi dengan demikian akan mengarah ke goal congruence, yaitu tindakan yang memaksimumkan divisi juga memaksinumkan nilai perusahaan.



Daftar Pustaka Abdul Halim, Achmad Tjahjono, Muh. Fakhri Husein, Sistem Pengendalian Manajemen, UPP AMP YPKN Yogyakarta