15 0 235 KB
TERAPI ARV PADA PENDERITA KO-INFEKSI TB-HIV
RSUD dr.Abdoer Rahem
445/
Nomor Dokumen /431.604/Akred. .2/2015
Nomor Revisi : 00
Jumlah Halaman Hal : 1/4
Ditetapkan oleh, Direktur STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal terbit 2 Januari 2015 dr. Tony Wahyudi, M. Kes. NIP 19630210 199011 1 001
PENGERTIAN
Pemberian terapi ARV pada penderita HIV dengan ko-infeksi TB HIV baik dengan gejala TB BTA positif ataupun TB BTA negatif rontgen
TUJUAN
positif. Memberikan petunjuk pemberian terapi ARV pada penderita koinfeksi tuberkulosis (TB) dan Human Immunodeficiency Virus (HIV),
KEBIJAKAN
sehingga menurunkan angka mortalitas. SK Direktur dr. Abdoer Rahem Situbondo No. 445/431.604/Akred.2. / 2015 tentang Pedoman Voluntary Counseling and Testing (VCT) RSUD
PROSEDUR
dr. Abdoer Rahem Situbondo. Alur diagnosis, penatalaksanaan dan evaluasi TB paru pada ODHA pada fasilitas pelayanan kesehatan antara lain : 1. Dengan gejala yang menjurus TB a. Anamnesis adanya gejala
Trias TB (batuk lama, penurunan
berat badan, keringat malam). b. Ekplorasi TB ekstra pulmonal (misalnya : pembesaran kelenjar getah bening, TB miliar, efusi pleura, TB genital, TB spondilitis) c. Pemeriksaan foto thorax d. Pemeriksaan BTA sputum (S-P-S) e. Kultur sputum dan tes kepekaan anti tuberculosis untuk M. tuberculosis.
TERAPI ARV PADA PENDERITA KO-INFEKSI TB-HIV
RSUD dr.Abdoer Rahem
Nomor Dokumen /431.604/Akred. .2/2015
445/
Nomor Revisi : 00
Jumlah Halaman Hal : 2/4
2. Temukan HIV pada penderita TB dengan faktor resiko a. Penderita TB dengan riwayat penggunaan narkoba suntik (intravenous drug users = IDU) b. Penderita TB dengan riwayat seks bebas c. Penderita TB ekstra pulmonal usia muda d. PenderitaTB dengan kuman penyebab multi drug resistant (MDR). 3. Pemeriksaan laboratorium awal sebelum pengobatan (baseline) a. Pemeriksaan hematologi dasar (darah lengkap) b. Pemeriksaan fungsi hati (SGOT, SGPT) c. Pemeriksaan hitung CD4 4. Obati TB sesuai panduan DOTS a. Semua ODHA TB yang belum pernah diobati harus diberi paduan OAT lini pertama. b. ODHA dengan TB yang pernah diobati dan dinyatakan gagal terapi atau putus obat, maka diberikan paduan OAT kategori 2 yaitu : - Fase awal : 2 bulan injeksi Streptomisin, INH, RIF, PZA dan EMB diberikan setiap hari, selanjutnya 1 bulan INH, RIF, PZA dan EMB diberikan setiap hari - Fase lanjutan : 5 bulan INH, RIF dan EMB diberikan setiap hari 5. Pengobatan Anti retro Viral (ARV) a. Pengobatan
untuk
TB
harus
dimulai
terlebih
dahulu
sebelum memulai pengobatan ARV b. Pertimbangkan nilai CD 4 sebelum memulai ARV. c. Bila CD 4 < 200 se/ mm 2, maka ARV dimulai setelah 2 bulan
TERAPI ARV PADA PENDERITA KO-INFEKSI TB-HIV
RSUD dr.Abdoer Rahem
445/
Nomor Dokumen /431.604/Akred. .2/2015
Nomor Revisi : 00
Jumlah Halaman Hal : 3/4
fase intensif. d. Bila CD 4 < 50 sel/mm 2, maka ARV dimulai segera setelah penderita dapat mentolerir obat-obat anti tuberculosis (OAT) e. ARV
lini
pertama
pengobatan OAT
untuk
dan
penderita
ARV
adalah
yang
mendapat
Zidovudin (ZDV)/
Lamivudin (3TC) atau d4T/3TC ditambah dengan salah satu obat golongan Non-nucleocide Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI)/Abacair (ABC). f. Jika
dipakai
Evavirenz
rejimen (EFZ)
yang lebih
mengandung dianjurkan
NNRTI,
karena
maka
toksisitas
heparnya lebih rendah dibandingkan Nevirapine (NVP). g. Semua protease inhibitor tidak boleh digunakan
selama
pengobatan OAT yang mengandung rifampicin, kecuali saquinavir (SQV/r) 6. Lakukan evaluasi a. Evaluasi efek samping ARV dan OAT sesuai dengan kombinasi obat yang dipilih. b. Evaluasi apakah terjadi Immune Reconstitution Inflamatory Syndrome (IRIS) c. Evaluasi hitung CD 4 tiap 3 bulan d. Evaluasi viral load tiap 6-12 bulan. 7. Pemberian Kotrimoksasol pada ODHA dengan TB Pemberian kotrimoksazol dosis 1 x 960 mg per hari selama mendapat terapi OAT tanpa menilai berapapun jumlah CD4. Apabila pengobatan
OAT selesai
dan
CD4
>200
maka
pemberian
kotrimoksazol dapat dihentikan, tetapi bila CD4 < 200 maka
TERAPI ARV PADA PENDERITA KO-INFEKSI TB-HIV
RSUD dr.Abdoer Rahem
445/
Nomor Dokumen /431.604/Akred. .2/2015
Nomor Revisi : 00
Jumlah Halaman Hal : 4/4
kotrimoksazol diteruskan dengan dosis yang sama sampai CD4 > 200 sel/mm3. UNIT TERKAIT
1. 2. 3. 4. 5.
Instalasi Rawat Jalan Instalasi Rawat Inap Instalasi Farmasi Laboratorium IGD