Strategi Pelaksanaan Gangguan Konsep Diri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STRATEGI PELAKSANAAN GANGGUAN KONSEP DIRI : GANGGUAN CITRA TUBUH



Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa I



Dosen Pengampu: Ns. Duma Lumban Tobing, S.Kep., M.Kep, Sp. J.



Disusun oleh: Dini Sholihatunnisa



1810711030



Jihan Almira Dewi



1810711036



Anindita Putri S.



1810711042



UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN 2020



STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN GANGGUAN CITRA TUBUH Tindakan 1. Mengidentifikasi perasaan pasien tentang bagian tubuh yang hilang, rusak, mengalami gangguan. 2. Diskusikan dengan pasien aspek positif bagian tubuh. 3. Melatih fungsi bagian tubuh yang masih baik. 4. Mengevaluasi perasaan pasien.



Bina hubungan saling percaya, identifikasi perasaan pasien, aspek positif, melatih fungsi bagian tubuh yang masih baik.



Orientasi Perawat



: “Assalamualaikum…” “Selamat pagi bapak/ibu…”(senyum).



Perawat



: “Perkenalkan nama saya……, saya paling senang dipanggil…, saya perawat yang akan merawat bapak/ibu.” “Nama bapak/ibu siapa?...”



Perawat



: “Senangnya dipanggil siapa bapak/ibu…?”



Perawat



: “Bagaimana kabar bapak/ibu hari ini…?”



Perawat



: “Baiklah bapak/ibu, apa keluhan yang bapak/ibu rasakan hari ini?”



Perawat



: “Baiklah bapak/ibu, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang bapak/ibu rasakan selama ini?” “Bapak/ibu maunya dimana…?”



Perawat



: “Berapa lama bapak/ibu..??



Perawat



: “Baiklah bapak/ibu. Bagaimana kalau 20 menit saja yah…?”



Pasien



: “(Mengangguk). Ya …”



Kerja Perawat



: “Baiklah bapak/ibu…., (pegang tangan atau pundak pasien). Bagaimana perasaan bapak/ibu, setelah ibu mengalami bencana ini dan kehilangan tangan kiri bapak/ibu…?”



Perawat



: “Kemudian, apa yang bapak/ibu lakukan ketika perasaan bersalah dan putus asa bapak/ibu muncul…?”



Perawat



: “Maaf bapak/ibu sebelumnya…sekarang bapak/ibu hanya memiliki satu tangan yang berfungsi dan dapat bapak/ibu gunakan dengan baik.” “Apa yang dapat bapak/ibu lakukan atau yang ingin bapak/ibu lakukan hanya dengan satu tangan bapak/ibu miliki sekarang?”



Perawat



:”Baiklah begini bapak/ibu , bapak/ibu hanya memiliki satu tangan yang berfungsi dan satunya lagi sebelah kiri sudah tidak berfungsi lagi. Tapi, tangan sebelah kanan bapak/ibu kan masih bisa digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan kaki bapak/ibu juga dapat difungsikan dengan baik.”



Perawat



: “Saya mengerti bapak/ibu…. Tapi setidaknya bapak/ibu sudah berusaha untuk melatihnya sendiri. Sekarang saya ajarkan ibu bagaimana agar bisa tetap beraktivitas meskipun dengan menggunakan tangan bapak/ibu yang masih dapat digunakan dengan baik yaitu sebelah kanan.”



Perawat



: “Bapak/ibu… dulu sebelum mengalami bencana ini dan kehilangan tangan bapak/ibu. Apa saja kegiatan atau aktivitas yang bapak/ibu sering lakukan di rumah?”



Perawat



: “Apa sekarang bapak/ibu masih ingin melakukan kegiatan-kegiatan tersebut bapak/ibu….?”



Perawat



: “Begini bapak/ibu, seperti yang saya katakan tadi, saya akan ajarkan bapak/ibu agar dapat beraktivitas meskipun dengan menggunakan satu tangan. Tapi sebelumnya kita coba berlatih untuk menggerakkan dan melakukan aktivitas yang ringan-ringan.



Perawat



: “Baiklah bapak/ibu, coba sekarang bapak/ibu mencoba untuk mengangkat tangan sebelah kanan pelan-pelan dan mencoba menggenggam dengan sekuat- kuatnya. (Sebelumnya sediakan benda yang dapat digunakan seperti sapu dll). (contohkan kepada pasien). “sekarang bapak/ibu bisa mencobanya sendiri ya…”



Perawat



: “Baiklah bapak/ibu, itu sudah bagus sekali…..” “Sekarang kita akan mencoba dengan menggunakan sapu langsung bapak/ibu ya… Nah ini tangan bapak/ibu pegang sapunya dan ayunkan perlahan, anggap saja ibu sedang menyapu beneran (sambil mencontohkan). Nah, sekarang giliran bapak/ibu mencobanya ya,,? Tapi sambil beriri bapak/ibu ya…?!”



Perawat



: “Baiklah pak/bu terima kasih. Bagus sekali dan terus dilatih bapak/ibu yah.” (tulis atau masukkan ke dalam tugas harian terapi dengan rapi pada buku Rencana tindakan pasien).”



Terminasi Perawat



: “Bapak/ibu… Bagaimana perasaan bapk/ibu setelah kita berbincang-bincang dan melakukan latihan hari ini…?”



Perawat



: “Kalau begitu sekarang bapak/ibu coba beritahu saya kembali, kegiatan apa saja yang sudah kita lakukan hari ini?”



Perawat



: “Baik sekali bapak/ibu, ternyata bapak/ibu masih mengingatnya ya…? (senyum)”



Perawat



: “Baiklah bapak/ibu. Apa yang kita lakukan hari ini bapak/ibu dapat melatihnya sendiri dan mulai mencoba-coba melakukannnya sendiri di rumah.”



Perawat



: “Bpak/ibu saya akan kembali lagi besok kesini dan melatih bapak/ibu beberapa cara untuk mengkoordinasikan anggota-anggota tubuh bapak/ibu yang lain dan melatihnya dengan-kegiatan yang lain.” “Bagaiamana apa bapak/ibu bersedia?”



Perawat



: “Bapak/ibu maunya jam berapa?”



Perawat



: “Ya bapak/ibu… Terima kasih dan saya akan kembali lagi besok pada jam 10 pagi ke rumah bapak/ibu. Baiklah kalau begitu saya permisi dulu bapak/ibu dan terima kasih untuk waktunya bapak/ibu ya…??” “Jangan lupa latihannnya bapak/ibu ya…(senyum dan pegang



pundak pasien).” Perawat



: “Kalau begitu saya pamit…” “Assalamualaikum…”