Strategi Tata Letak (Tugas Manajemen Operasi) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STRATEGI TATA LETAK Tata letak adalah suatu keputusan penting yang menentukan efisiensi operasi secara jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibelitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak dengan pelanggan dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif akan dapat menunjang pelaksanaan strategi bisnis yang telah ditetapkan perusahaan apakah diferensiasi, low cost atau respon yang cepat. Terdapat enam pendekatan biasa digunakan oleh para manajer dalam menyelesaikan permasalahan tata letak, yaitu : 1. Tata Letak Kantor Cara kantor



penyelesaian adalah



analisa



layout



menggunakan



diagram



hubungan



(relationship chart). Diagram yang disiapkan untuk sebuah kantor



desainer



menyatakan



produk



kepala



bidang



pemasaran haruslah (1) dekat dengan wilayah desainer, (2) kurang dekat dengan sekretaris pusat, (3) tidak dekat sama sekali dengan ruang fotokopi atau departemen keuangan.



2. Tata Letak Toko Eceran Layout ini didasarkan pada ide bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi kepada produk yang menarik



perhatian



Sehingga



banyak



konsumen. manajer



ritel



mencoba untuk mempertontonkan produk kepada konsumen sebanyak mungkin. Penelitian membuktikan bahwa



semakin



terlihat



oleh



besar



konsumen



produk maka



penjualan akan semakin tinggi dan tingkat pengembalian investasi semakin tinggi. Muhammad Munir



Tugas Manajemen Operasi



3. Tata Letak Gudang Storage atau warehouse atau inventory adalah gudang penyimpanan untuk tempat menyimpan material baik bahan baku, barang setengah jadi maupun barang jadi yang siap dikirim ke pelanggan. Penempatan departemen penerimaan (Receiving) dan pengiriman (Shipping) berpengaruh besar terhadap aliran material. Departemen penerimaan tempat dimulainya aliran material, sedang departemen pengiriman merupakan akhir dari aliran material. 



Layout Departemen Penerimaan Area



penerimaan



dapat



dengan



ukuran



diperkirakan seperti



contoh



(Gambar



8.3)



berikut ini, dengan asumsi terdiri dari 2 dock. 



Layout Departemen Pengiriman Area pengiriman meliputi area



untuk



penimbangan,



pengepakan, pelabelan,



gang



tempat parkir trailer, jalan masuk dan kantor serta area istirahat untuk pengemudi trailer. Bila area pengiriman dan penerimaan satu lokasi, maka luas area yang digunakan sama ditambah area pengepakan dan aktivitas pengiriman lainnya. 4. Tata Letak dengan Posisi Tetap Pada tata letak ini, proyek tetap berada di satu tempat, sementara para pekerja dan peralatan datang ke tempat tersebut. Contoh jenis proyek seperti ini adalah proyek pembuatan kapal, jalan laying, jembatan, rumah dan meja operasi di ruang operasi rumah sakit. 5. Tata Letak Berorientasi Proses Tata letak yang berorientasi pada proses (process-oriented layout) dapat menangani beragam barang atau jasa secara bersamaan. Dalam perancangan tata-letak berorientasi proses, taktik yang paling umum adalah mendekatkan departemen-departemen yang mempunyai interaksi tinggi sehingga meminimumkan biaya penanganan material. Untuk menghitung biaya aliran material dari satu departemen ke departemen lainnya, dapat digunakan rumus matematika berikut ini : Muhammad Munir



Tugas Manajemen Operasi



Dengan : n



= jumlah total pusat kerja atau departemen



Z



= biaya total aliran material



Cij = biaya memindah satu material dari departemen i ke departemen j (i ≠ j) Fij = aliran material dari departemen i ke departemen j , dengan I ≠ j . Dij = jarak departemen i ke departemen j ,dengan i ≠ j . i, j = departemen-departemen individual atau nomor departemen.



Tata Letak Ruang Gawat Darurat yang menunjukkan Rute dari 2 Pasien 6. Tata letak Sel Kerja Pengaturan sel kerja digunakan di saat volume memerlukan pengaturan khusus mesin dan peralatan. Ide sel kerja (work cell) adalah untuk mengatur ulang orang dan mesin yang biasanya tersebar pada departemen proses yang beragam dan sewaktu-waktu mengatur mereka dalam sebuah kelompok kecil, sehingga mereka dapat memusatkan perhatian dalam membuat satu produk atau sekumpulan produk yang saling berkaitan. Oleh karena itu, sel kerja dibangun di sekitar produk.



Muhammad Munir



Tugas Manajemen Operasi



Pada contoh rumah sakit rawat jalan dengan enam departemen ini, CRAFT telah menyusun ulang tata letak awalnya (a) dengan biaya sebesar $20.100 menjadi tata letak baru dengan biaya sebesar $14.390 (b). CRAFT melakukan ini dengan pengujian departemen secara berpasangan dan sistematis untuk melihat apakah memindahkan mereka menjadi saling berdekatan satu sama lain akan menurunkan biaya total. Jika sel kerja telah memiliki peralatan yang diperlukan dalam urutan yang benar, tugas kita selanjutnya adalah mengisinya dengan staf dan menyeimbangkannya. Produksi yang efisien dalam sel kerja membutuhkan pengisian staf yang tepat. Hal ini melibatkan dua langkah. a. Menentukan waktu takt yaitu laju produksi barang yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pelanggan. b. Menentukan jumlah operator yang dibutuhkan. Artinya kita bagi waktu operasi total dalam sel kerja dengan waktu takt.



Contoh memperlihatkan dua langkah untuk pengisian sel kerja



Muhammad Munir



Tugas Manajemen Operasi



Contoh Mengisi Sel Kerja Perusahaan Stephen Hall di Dayton membuat cermin mobil. Pelanggan besarnya termasuk pabrik Honda yanga ada di dekatnya. Honda memesan 600 cermin untuk diantar setiap harinya, dan sel kerja yang memproduksi cermin dijadwalkan untuk bekerja 8 jam. Hall ingin menentukan waktu takt dan jumlah karyawan yang dibutuhkan. 



Pendekatan



:



Hall



menggunakan



Persamaan



(9-2)



dan



(9-3),



serta



mengembangkan diagram keseimbangan kerja untuk membantu menentuka waktu untuk setiap operasi dalam sel kerjanya dan waktu totalnya. 



Jawaban



:



Waktu takt



= (8jam x 60 menit)/600 barang = 480/600 = 0,8 menit = 48 detik



Maka kebutuhan pelanggan adalah satu cermin setiap 48 detik. Diagram keseimbangan kerja menunjukkan dibutuhkan 5 operasi untuk waktu operasi total 140 detik. Karyawan dibutuhkan



= Waktu operasi total yang dibutuhkan/Waktu takt = ( 50 + 45 + 10 + 20 + 15 )/48 = 140/48 = 2,91



7. Tata Letak Berorientasi Produk Tata letak yang berorientasi pada produk disusun di sekeliling produk atau keluarga produk yang sama yang memiliki volume tinggi dan bervariasi rendah. Produksi yang berulang dan kontinu, menggunakan tata letak produk. Terdapat dua jenis tata letak yang berorientasi pada produk, yaitu lini pabrikasi dan perakitan. Lini pabrikasi (fabrication line) membuat komponen seperti ban mobil dan komponen logam sebuah kulkas pada beberapa mesin. Lini perakitan (assembly line) meletakan komponen yang dipabrikasi secara bersamaan pada sekumpulan stasiun kerja. Muhammad Munir



Tugas Manajemen Operasi



Kedua lini ini merupakan proses yang berulang, dan dalam kedua kasus, lini ini harus “seimbang”, yaitu waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan suatu pekerjaan harus sama atau seimbang dengan waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan pekerjaan pada mesin berikutnya pada lini pabrikasi, sebagaimana waktu yang dihabiskan pada satu stasiun kerja oleh seoarang pekerja di lini perakitan harus “seimbang” dengan waktu yang dihabiskan pada stasiun kerja berikutnya yang dikerjakan oleh pekerja berikutnya.



Lini perakitan Hamburger McDonald’s Setelah membuat diagram preseden yang merangkum urutan dan waktu tugas, tugas – tugas ini dikelompokkan dalam stasiun – stasiun kerja sehingga tingkat produksinya dapat dipenuhi. Proses ini meliputi tiga langkah berikut. a. Hitung unit yang perlu dihasilkan per hari (tingkat permintaan atau tingkat produksi) dan bagi dengan waktu produksi yang tersedia per hari (dalam menit atau detik). Kita peroleh waktu siklus – waktu maksimal dimana produk dapat tersedia pada setiap stasiun kerja jika tingkat produksi tercapai. b. Hitung jumlah stasiun kerja minimal secara teoretis. Jumlah ini merupakan waktu pengerjaan tugas total (waktu yang dibutuhkan untuk membuat produk) dibagi dengan waktu siklus. Pecahannya dibulatkan ke atas ke bilangan bulat terdekat.



Di mana n merupakan jumlah tugas perakitan. c. Seimbangkan lini perakitan dengan memberikan tugas perakitan tertentu pada setiap stasiun kerja. Keseimbangan yang efisien dapat melengkapi perakitan yang dibutuhkan, mengikuti urutan yang telah ditentukan, dan menjaga supaya waktu kosong pada setiap stasiun kerja tetap minimal. Muhammad Munir



Tugas Manajemen Operasi



Contoh menyeimbangkan lini perakitan Dengan menggunakan diagram preseden dan waktu aktivitas, Boeing menetapkan bahwa terdapat waktu kerja produktif sebanyak 480 menit yang tersedia per hari. Jadwal produksi mengharuskan 40 unit komponen sayap diselesaikan sebagai output dari lini perakitan setiap harinya. Sekarang, Boeing ingin mengelompokkan tugas – tugas tersebut ke dalam stasiun – stasiun kerja. Pendekatan : Dengan mengikuti ketiga langkah di atas, kita hitung waktu siklus dengan dan jumlah minimum stasiun. Selain itu, kita masukkan tugas ke stasiun kerja – dalam kasus ini dengan menggunakan heuristik tugas yang paling banyak diikuti. Solusi : Waktu siklus (dalam menit) =



Jumlah stasiun kerja minimal



Gambar menunjukkan yang



tidak



persyaratan



480 menit/40 unit =



12 menit/unit



=



Total waktu tugas/Waktu siklus



=



66/12 =



5,5 atau 6 stasiun



berikut sebuah



solusi



melanggar urutan



dan



mengelompokkan pekerjaan – pekerjaannya stasiun.



Untuk



dalam



enam



mendapatkan



solusi ini, aktivitas dengan tugas lanjutan (pengikut) yang paling banyak dipindahkan ke stasiun kerja untuk menggunakan sebanyak mungkin waktu siklus 12 menit yang tersedia. Stasiun kerja yang pertama menghabiskan waktu 10 menit dan memiliki waktu kosong 2 menit.



Manajer operasi membandingkan tingkat efisiensi yang berbeda untuk stasiun kerja yang berbeda. Dengan cara ini, perusahaan dapat menentukan sensitivitas lini produksi terhadap perubahan dalam tingkat produksi dan penugasan stasiun kerja.



Muhammad Munir



Tugas Manajemen Operasi