Struktur Bangunan Baja Tugas Besar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Gudang adalah fasilitas khusus yang bersifat tetap,yang dirancang untuk mencapai target tingkat pelayanan dengan total biaya yang paling rendah.Gudang dibutuhkan dalam proses koordinasi penyaluran barang,yang muncul sebagai akibat kurang seimbangnya proses penawaran dan permintaan.Sehingga fungsi gudang pada saat ini sangat diperlukan.Oleh karena itu untuk membuat gudang dengan cepat dan total biaya rendah maka gudang direncanakan dengan menggunakan material baja. Pada saat ini bangunan baja semakin banyak diminati. Sehingga baja merupakan salah satu material yang banyak digunakan oleh konstruksi bangunan,khususnya konstruksi bangunan tinggi.Baja mempunyai beberapa sifat yang menguntungkan seperti: 1. kekerasan (hardness) dan kekuatan tarik(tensile strength) yang tinggi sangat sesuai dalam dunia konstruksi. 2. Daktilitas yang dimilikinya juga sangat memadai dalam perencanaan yang memperhitungkan beban gempa. 3. Mempunyai kekuatan yang cukup tinggi 4. Sangat baik digunakan untuk bentang yang panjang 5. Dapat dibongkar dengan cepat serta ringan 6. Ukuran batang yang cukup kecil dibandingkan dengan konstruksi lain. 7. Pengangkutan elemen struktur mudah dikerjakan. Di Eropa, hampir seluruh bangunan yang ada merupakan bangunan baja. Dan di Indonesia sendiri tampaknya pamor dari bangunan baja mulai menggeser pamor dari bangunan beton.Selain itu,perkembangan jumlah penduduk Indonesia yang semakin bertambah dan perkembangan teknologi yang semakin pesat menuntut pembangunan gedung-gedung tinggi secara cepat dan praktis.Pembangunan gedung menggunakan material baja merupakan salah alternatif untuk memenuhi kebutuhan tempat penduduk yang beraneka ragam.Sehingga pada konstruksi-konstruksi bangunan tingkat tinggi yang dikerjakan sekarang banyak menggunakan material baja. Melihat dari perkembangan pengunaan material baja maka penyusun mencoba untuk merencanakan bangunan gedung yang strukturnya didesain menggunakan sistem konstruksi baja dan sekaligus memenuhi syarat lulus mata kuliah Struktur Bangunan Baja. Struktur Bangunan Baja 07141006



1



1.2 Tujuan 1.Mahasiswa mengetahui bagaimana cara merencanakan bangunan struktur baja 2.Mahasiswa mengetahui sifat-sifat dari material baja 3.Sebagai syarat lulus mata kuliah Struktur Bangunan Baja



1.3 Refrensi Dalam penulisan tugas besar ini, beberapa referensi yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung 2.



SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur



Bangunan Gedung dan Non-Gedung 3.



SNI 1727-1989 Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan



Gedung 4. Profil Baja PT. Gunung Garuda



Struktur Bangunan Baja 07141006



2



1.4 Metodologi Dalam merencanakan struktur bangunan,diperlukan sebuah tahapan secara terstruktur untuk memudahkan dalam pengerjaaan suatu konstruksi.Tahap-tahap yang dilakukan penyusun dalam tugas ini dapat dilihat pada gambar 1.1 dibawah ini:



MULAI



DATA STRUKTUR DAN STUDI LITERATUR



PRELIMINARY DESAIN(DIMENSI DAN GAMBAR AWAL) PEMBEBANAN



ANALISA STRUKTUR TIDAK



KONTROL PROFIL DAN GAYA BATANG(PENAMPANG,L ENDUTAN, GESER)



YA DESAIN AKHIR



GAMBAR STRUKTUR BANGUNAN BAJA DAN ELEMENNYA



KESIMPULAN



SELESAI



Struktur Bangunan Baja 07141006



Gambar 1.1 Flowchart Tahapan Perencanaan



3



BAB 2 PERMODELAN STRUKTUR



2.1 Model Struktur Dalam perencanaan bangunan struktur dari baja,dimana fungsi bangunan baja yang direncanakan adalah sebuah gudang.Berikut ditampilkan detail rencana bangunan gudang yang akan dibuat:



Gambar 2.1 Tampak Depan 2D



Gambar 2.2 Tampak Depan 3D



Struktur Bangunan Baja 07141006



4



Gambar 2.4 Tampak Samping 3D



Gambar 2.5 Permodelan Struktur 3D



2.2 Material Baja Material baja yang akan digunakan dalam struktur dapat diklasifikasikan menjadi baja karbon dan baja paduan. Berdasar sifat mekanisnya, baja memiliki kemampuan untuk memberikan perlawanan bila diberi beban pada bahan tersebut atau beban yang berasalh dari luar. Sifat tegangan leleh dan tegangan putus dari baja diatur dalam ASTM A6/ A 6M. Berikut dua jenis baja berdasarkan komposisinya : 1. Baja Karbon Baja karbon terdiri atas baja karbon rendah,baja karbon menengah dan baja karbon tiggi.Baja karbon rendah (C=0.05 % - 0.3%) yang memiliki sifat mudah ditempa dan Struktur Bangunan Baja 07141006



5



mudah dimesin.Baja karbin menengah (C=0.3% - 0.6 %) yang memiliki sifat sulit untuk dibengkokkan,dilas dan dipotong selain itu baja karbon menengah memiliki kekuatan yang lebih besar daripada baja karbon rendah.Baja karbon tinggi(C= 0.6 % 1.5 %) yang memiliki sifat sama dengan karbon mengaha yaitu sulit untuk dibengkokkan,dilas dan dipotong. 2. Baja Paduan Baja paduan rendah (low alley) dapat ditempa dan dipanaskan untuk memperoleh tegangan leleh antara 550 MPa-760 Mpa.Titik peralihan leleh tidak tampak dengan jelas.Tegangan leleh dari baja paduan biasanya ditentukan sebagai tegangan yang terjadi saat timbul regangan permanen sebesar 0.2 % atau dapat ditentukan pula sebagai tegangan pada saat regangan mencapai 0.5 %. Bahan material baja yang akan digunakan dalam perencanaan bangunan gudang adalah menggunakan baja karbon dimana baja karbon dapat menunjukkan titik leleh yang jelas.



Data properties bahan baja yang akan digunakan dalam perencanaan



struktur bangunan baja untuk gudang adalah sebagai berikut : -



Mutu Baja



: BJ 50 (fy = 290 Mpa;fu = 500 Mpa)



-



Mutu Baut



: A325



-



Profil Atap



: Asbes



-



Jenis Gording : 1,4 (max)



2.3 Profil Baja Profil baja yang akan digunakan pada struktur bangunan gudang ini untuk kolom menggunakan baja profil I dan untuk atap menggunakan profil baja channel atau profil C. Spesifikasi untuk kedua profil tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1 dan tabel 2.2. 1. Profil IWF



tf H



B Gambar 2.6 Profil IWF Struktur Bangunan Baja 07141006



6



Profil Wide Flange biasa di gunakan untuk membuat sebuah kolom , ring balk , tiang pancang , komposit beam atau coloum . Untuk perencanaan desain kolom bangunan baja dengan fungsi bangunan sebagai gudang , terdapat beberapa pilihan dimensi yang akan di inputkan dalam SAP 2000 dan . Pilihan dimensi untuk balok adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Ukuran Profil IWF Untuk Balok Thickness H



B



(mm)



(mm)



Web



Flange



(t1)



(t2)



A (cm2)



Ix



Iy



Rx



cm4



Ry



Sx



cm



Sy



cm3



150



75



5



7



17.86



666



49.5



6.11



1.66



88.8



13.2



150



150



7



10



40.14



1640



553



6.39



3.75



219



75.1



175



175



7.5



11



51.21



2890



984



7.5



4.38



330



112



200



100



5.5



8



27.16



1840



134



8.24



2.22



184



28.8



200



200



8



12



63.53



4720



1800



8.62



5.02



472



160



250



125



6



9



37.66



4050



294



10.4



2.79



324



47



250



250



9



14



92.18



10800



3650



10.8



6.29



887



292



300



150



6.5



9



46.78



7210



508



12.4



3.29



481



87.7



300



300



10



15



119.8



20400



6750



13.1



7.51



1360



450



350



175



7



11



63.14



13600



984



14.7



3.95



775



112



400



200



8



13



84.12



23700



1740



16.9



7.28



1980



481



400



400



13



21



218.7



68600



22400



17.5



10.1



3330



1120



450



200



9



14



96.76



33500



1870



18.6



4.4



1490



4370



440



300



11



18



157.4



56100



8110



18.9



7.18



2550



541



500



200



10



16



114.2



47800 2140



20.5



4.33



1910



214



Ry



Sx



Tabel 2.2 Ukuran Profil IWF Untuk Kolom Thickness H



B



(mm)



(mm)



Web



Flange



(t1)



(t2)



A (cm2)



Ix



Iy



Rx



cm4



cm



Sy



cm3



300



300



10



15



119.8



20400



6750



13.1



7.51



1360



450



350



175



7



11



63.14



13600



984



14.7



3.95



775



112



400



200



8



13



84.12



23700



1740



16.9



7.28



1980



481



Struktur Bangunan Baja 07141006



7



400



400



13



21



218.7



68600



22400



17.5



10.1



3330



1120



450



200



9



14



96.76



33500



1870



18.6



4.4



1490



4370



440



300



11



18



157.4



56100



8110



18.9



7.18



2550



541



500



200



10



16



114.2



47800



2140



20.5



4.33



1910



214



500



300



11



18



163.5



71000



8110



20.8



7.04



2910



504



600



200



13



23



107.7



103000 3180



24.6



4.31



3380



314



600



300



12



20



192.5



118000 9020



24.8



6.96



4020



601



600



300



14



23



222.4



137000 10600



24.9



6.9



4620



701



700



300



13



20



211.5



172000 9020



28.6



6.53



4950



602



700



300



13



24



235.5



201000 10800



29.3



6.78



5750



722



700



300



15



28



273.6



237000 12900



29.4



6.88



6700



853



800



300



14



22



243.4



254000 9930



32.3



6.39



6410



662



Struktur Bangunan Baja 07141006



8



BAB 3 PEMBEBANAN 3.1 Beban Mati Beban mati pada perencanaan gudang ini dikontribusikan oleh (PPIUG 1983) : 1. Atap (asbes 4 mm)



= 11 kg/m2



2. Pelat (12 cm)



= 288 kg/m2



3. Dinding ½ bata



= 250 kg/m2



4. Tegel 1 cm



= 24 kg/m2



5. Finishing 1 cm



= 21 kg/m2



6. Plafond + Penggantung



= 18 kg/m2



7. Sanitasi + Plumbing



= 30 kg/m2



3.1.1 Beban Mati Pada Gording Gording yang digunakan dalam



perencanaan ini menggunakan profil IWF



175.175.11.7,5.Setelah itu perhitungan beban mati gording akan dihitung otomatis oleh program bantu SAP 2000 karena section properties dari gording telah didefinisikan dalam program bantu SAP 2000. 3.1.2 Beban Mati Pada Kuda-Kuda Kuda-kuda yang digunakan dalam perencanaan ini menggunakan profil IWF 600.300.20.12..Setelah itu perhitungan beban mati gording akan dihitung otomatis oleh program bantu SAP 2000 karena section properties dari gording telah didefinisikan dalam program bantu SAP 2000. 3.1.3 Beban Mati Pada Pelat 



Tegel 1 cm



= 24 kg/m2



(PPIUG 1983)







Finishing 1 cm



= 21 kg/m2



(PPIUG 1983)







Plafond + Penggantung



= 18 kg/m2



(PPIUG 1983)







Sanitasi + Plumbing



= 30 kg/m2



(PPIUG 1983)



Beban SIDL Total



= 93 kg/m2



(PPIUG 1983)



3.1.4 Beban Mati Pada Balok 



Beban Dinding



= 250 x 4.5= 1125 kg/m







Beban Balok



= 49.9 kg/m



3.2 Beban Hidup Beban hidup dikontribusikan oleh (PPIUG 1983):  Struktur Bangunan Baja 07141006



Beban hidup atap



= 100 kg/m2



9







Beban hidup pelat



= 400 kg/m2



3.2.1 Beban Hidup Pada Gording Beban hidup dikontribusikan oleh (PPIUG 1983): 



Beban hidup



= 100 kg



3.2.2 Beban Hidup Pada Kuda-Kuda Beban hidup dikontribusikan oleh (PPIUG 1983): 



= 100 kg/m2



Beban hidup



3.2.3. Beban Hidup Pada Pelat Beban hidup dikontribusikan oleh (PPIUG 1983): 



= 400 kg/m2



Beban hidup



3.3 Beban Atap Jenis material yang digunakan dalam perencanaan atap adalah asbes.Spesifikasi dari material asbes: 1.Berat Jenis



= 1600 kg/m3



Beban atap sendiri akan dihitung otomatis oleh SAP 2000 V.15 3.4 Beban Hujan Menurut PPIUG 1983 Pasal 3.2 ,beban hujan diperhitungkan sebagai berikut: α= 30 derajat qh= 40 – 0.8α = 40 – 0.8.30 = 16 kg/m2 < 20 kg/m2 (memenuhi syarat) 3.4.1 Beban Hujan Pada Gording Diambil gording yang terletak di tengah: Beban Hujan(Qrg)



= beban hujan x panjang gording ke tengah = 16 x 1.4 = 22.4 kg/m



3.4.2 Beban Hujan Pada Kuda-Kuda 1. Kuda-Kuda Tengah Titik gording ditengah 



Beban hujan(Qrk) = 16 x 1.4 x24



= 537.6 kg



Titik gording ditepi 



Beban atap = 16 x 0.7 x24



= 268.8 kg



2. Kuda-kuda tepi Tititk gording ditengah 



Beban atap = 16 x 1.4 x12



= 268.8 kg



Titik gording ditepi Struktur Bangunan Baja 07141006



10







Beban atap = 16 x 0.7 x12



= 134.4



kg



3.5 Beban Angin Beban Angin adalah semua beban yang terjadi pada gedung atau bagian tertentu gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara.Langkah-langkah perhitungan beban angin pada perencanaan Gudang adalah sebagai berikut : P tekan



= V2 / 16



= 222/16 = 30.25 kg/m2



P tarik



= - V2 / 16



= - 222/16 = -30.25 kg/m2



3.6 Beban Gempa Dalam perencanaan ini gudang akan dibangun di kota Bandung dimana kota Bandung termasuk di dalam zona gempa ke-3 (Sedang) dan dalam analisa pembebanan yang terjadi akan dilakukan menggunakan metode respon spektrum. Lokasi



: Wilayah gempa zona 3



Jenis Tanah



: Tanah Sedang



Fungsi Bangunan : Gudang Kota



: Bandung



Gambar 3.1-Ss.Gempa Maksimum yang Dipertimbangkan risiko-tertarget (MCER) kelas situs SB



Struktur Bangunan Baja 07141006



11



Gambar 3.2-S1.Gempa Maksimum yang Dipertimbangkan risiko-tertarget (MCER) kelas situs SB



Dari gambar 3.1 dan 3.2 pada SNI 1726-2012 didapatkan nilai Ss dan S1.Nilai tersebut digunakan untuk mencari grafik respon spectrum.Berikut ini adalah perhitungannya : Ss



= 1.45



S1



= 0.486



Fa



=1



Fv



= 1.514



SMS



= Ss x Fa = 1.45 x 1 = 1.45



SM1



= S1 x Fv = 0.486 x 1.514 = 0.736



SDS



= 2/3 x SMS = 0.967



SD1



= 2/3 x SD1 = 0.49



To



= 0.2 x SD1/ SDS = 0.101



Ts



= SD1/ SDS = 0.507



Perhitungan dilakukan dengan Microsoft Excel,dengan asumsi periode sampai dengan 2: Struktur Bangunan Baja 07141006



12



T (detik)



SA (g)



0



0.387



0.101



0.967



0.507



0.967



TS+0



0.807



TS+0.1



0.693



TS+0.2



0.607



TS+0.3



0.54



TS+0.4



0.487



TS+0.5



0.443



TS+0.6



0.406



TS+0.7



0.375



TS+0.8



0.348



TS+0.9



0.325



TS+1



0.305



TS+1.1



0.287



TS+1.2



0.271



TS+1.3



0.257



TS+1.4



0.244



TS+1.5



0.233



TS+1.6



0.222



TS+1.7



0.213



TS+1.8



0.204



TS+1.9



0.196



TS+2



0.188



Keterangan : Ts = 0.507 Sehingga didapatkan grafik sebagai berikut:



Struktur Bangunan Baja 07141006



13



Untuk mendefinisikan beban gempa respon spectrum,maka harus dibuat terlebih dahulu load case dari beban tersebut.Beban gempa terbagi menjadi 2,yaitu beban gempa terhadap sumbu x koordinat global dan sumbu y koordinat global.Masukka beban gempa dengan cara: Klik menu Define



Load Case



Add New Load Case



Untuk mencari Skala Faktor menggunakan rumus : SF



= I x g/r = 1 x 9.8 / 4.5 = 2.2



I = 1(berdasarkan faktor reduksi beban hidup untuk peninjauan gempa,untuk gudang) g = Gravitasi (9,8 m/s2) R= Nilai maksimum R untuk rangka baja pemikul momen khusus(4.5) 3.7 Kombinasi Beban Kombinasi beban yang digunakan dalam perencanaan gudang ini ialah menurut SNI 1727-2013 Pasal 2.3.2: Kombinasi Pembebanan Gravitasi 1. 1.4 DL 2. 1.2 DL + 1.6 LL 3. 1.2 DL + 1.6 LL + 0.5 R 4. 1.2 DL + 1.6 R + 0.5 W 5. 1.2 DL + 1 W + 1 LL + 0.5 R Struktur Bangunan Baja 07141006



14



Kombinasi Pembebanan Gempa 1. 1.2 DL+0.5 LL+1.0 EX+0.3 EY 2. 1.2 DL+0.5 LL+1.0 EX-0.3 EY 3. 1.2 DL+0.5 LL-1.0 EX+0.3 EY 4. 1.2 DL+0.5 LL-1.0 EX-0.3 EY 5. 1.2 DL+0.5 LL+0.3 EX+1.0 EY 6. 1.2 DL+0.5 LL+0.3 EX-1.0 EY 7. 1.2 DL+0.5 LL-0.3 EX+1.0 EY 8. 1.2 DL+0.5 LL-0.3 EX-1.0 EY 9. 0.9 DL+1.0 EX+0.3 EY 10. 0.9 DL+1.0 EX-0.3 EY 11. 0.9 DL-1.0 EX+0.3 EY 12. 0.9 DL-1.0 EX-0.3 EY 13. 0.9 DL+0.3 EX+1.0 EY 14. 0.9 DL+0.3 EX-1.0 EY 15. 0.9 DL-0.3 EX+1.0 EY 16. 0.9 DL-0.3 EX-1.0 EY 3.8 Pemilihan Profil Penampang 1. Gording Profil penampang yang digunakan untuk elemen gording adalah IWF 175.175.11.7,5. H



B



(mm)



(mm)



175



175



Struktur Bangunan Baja 07141006



Thickness



Web (t1) 7.5



A (cm2)



Ix



Iy



Rx



Ry



Sx



Sy



Flange (t2) 11



cm4 51.21



2890



cm 984



7.5



cm3 4.38



330



112



15



2. Kuda-Kuda Profil penampang yang digunakan untuk elemen kuda-kuda adalah IWF 600.300.20.12. H



B



(mm)



(mm)



600



A



Thickness



(cm2)



Web



Flange



(t1)



(t2)



12



20



300



Ix



Iy



Rx



cm4 192.5



Ry



Sx



cm



118000



9020



Sy



cm3



24.8



6.96



4020



601



3. Balok Profil penampang yang digunakan untuk elemen balok adalah IWF 175.175.11.7,5. H



B



(mm)



(mm)



175



A



Thickness



Web (t1)



175



(cm2)



Ix



Iy



Rx



Ry



Sx



Sy



Flange (t2)



7.5



cm4



11



51.21



2890



cm 984



7.5



cm3 4.38



330



112



4.Kolom Profil penampang yang digunakan untuk elemen kolom adalah IWF 700.300.28.15. H



B



(mm)



(mm)



700



A



Thickness



300



(cm2)



Web



Flange



(t1)



(t2)



15



28



Ix



Iy



Rx



cm4 273.6



Ry



cm



237000



12900



Sx



Sy



cm3



29.4



6.88



6700



853



5.Bracing Profil penampang yang digunakan untuk elemen pengaku adalah IWF 200.200.12.8. H



B



(mm)



(mm)



200



200



Struktur Bangunan Baja 07141006



Thickness



Web (t1) 8



A (cm2)



Ix



Iy



Rx



Ry



Sx



Sy



Flange (t2) 12



cm4 63.53



4720



1800



cm 8.62



cm3 5.02



472



160



16



BAB 4 ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR 4.1 Gaya Dalam Ultimate Elemen Struktur yang digunakan pada tugas besar ini terbagi atas empat buah struktur, yaitu balok ,kuda-kuda, gording dan kolom. Pencarian gaya dalam harus dilakukan untuk



keempat struktur diatas



sehingga profil



masing-masing struktur dapat ditentukan. Gaya dalam yang ditampilkan untuk kolom, kuda-kuda dan gording, yaitu normal, geser dan momen. Berikut adalah gaya dalam maksimum yang diterima pada masingmasing struktur yang diperoleh dengan menggunakan SAP 2000 v15: 1. Struktur Frame Struktur frame terdiri dari kolom dan balok.Berikut gaya dalam yang diterima oleh struktur frame: a. Gaya Dalam Kolom : Mmax = 810 KNm Vmax = 228.42 KN Ptekan = -1976 KN b. Gaya Dalam Balok Mmax = 3.2035 KNm Vmax = 3.342 KN Ptekan = -3.458 KN Ptarik = 11.997 KN 2. Struktur Truss Struktur truss terdiri dari bracing,gording dan kuda-kuda.Berikut gaya dalam yang diterima oleh struktur truss: a. Gaya Dalam Bracing : Mmax = 17.5 KNm Vmax = 34.2 KNm Ptekan = -473 KN Ptarik = 199.8 KN b. Gaya Dalam Gording : Mmax = 17.5 KNm Vmax = 34.2 KN Struktur Bangunan Baja 07141006



17



Ptekan = -473 KN Ptarik = 199.8 KN c. Gaya Dalam Kuda-kuda: Mmax = 156.8 KNm Vmax = 568.3 KN Ptekan = -1700 KN Ptarik = 1369 KN 4.2



Pengecekkan Kapasitas Penampang Pada keempat struktur bangunan memiliki gaya dalam yang sama sehingga pengecekan harus dilakukan secara menyeluruh agar kegagalan tidak terjadi. Pengecekan yang harus dilakukan adalah pengecekan terhadap momen lentur, gaya geser, batang tekan dan batang tarik.



4.2.1 Pengecekkan Kapasitas Penampang Struktur Frame Struktur frame terdiri dari balok dan kolom.Berikut adalah pengecekkan struktur frame untuk menghindari kegagalan. 4.2.1.1



Kapasitas Kolom Profil penampang yang digunakan untuk elemen kolom adalah IWF 700.300.28.15. a.Batang Tekan 1. Step 1 Analisa Struktur Tujuan dari analisa struktur yaitu mendapatkan Nu dimana pada perencanaan ini analisa struktur dilakukan oleh program SAP 2000 V.15 sehingga didapatkan nilai Nu = -1976 KN. 2.Step 2 Analisa Kapasitas Penampang Tujuan dari analisa kapasitas penampang yaitu untuk mendapatkan Nn.Profil yang akan dianalisa yaitu IWF 700.300.28.15. a. Cek Tekuk Lokal (Kelangsingan Bagian Penampang) Berdasrakan SNI 03-1729-2002 halaman 30 dan 31 tabel kelangsingan penampang dapat di cek menggunakan: Λrf =



250 √𝑓𝑦



Λrfw=



=14.68 (flange)



665 √𝑓𝑦



=39.05 (web)



Kelangsingan Penampang :



Struktur Bangunan Baja 07141006



18



𝑏



Λf = 2𝑡𝑓 = 10 (flange) Λw=



ℎ−2𝑡𝑓 𝑡𝑤



= 23.9 (web)



Maka, Λf < Λrf Λw < Λrw Sehingga dapat disimpulkan bahwa penampang IWF 700.300.28.15 tidak terjadi tekuk lokal. b.Cek Tekuk Lateral (Kelangsingan Elemen Struktur) Berdasarkan SNI 03-1729-2002 halaman 27 butir 7.6.2 dapat di cek kelangsingan elemen struktur menggunakan dengan persamaan: - Arah Sumbu X 𝑘.𝐿𝑥



𝑓𝑦



Λcx = 𝜋.𝑟𝑥 √ 𝐸 = 0.18 Untuk Λcx = 0.18 maka w = 1 - Arah Sumbu Y 𝑘.𝐿𝑦



𝑓𝑦



Λcy = 𝜋.𝑟𝑦 √ 𝐸 = 0.79 1.43



Untuk Λcy = 0.79 maka w =1.6−0.67(0.79) = 1.33 c. Menghitung Nn Berdasarkan SNI 03-1729-2002 halaman 27 butir 7.6.2 menghitung kuat tekan(Nn) menggunakan persamaan: ØNn = 0.85 . Ag .fcr = 0.85 . Ag .



𝑓𝑦 𝑤



- Arah sumbu X ØNn = 0.85 . Ag .



𝑓𝑦 𝑤



= 6744 KN



- Arah sumbu Y ØNn =0.85 . Ag .



𝑓𝑦 𝑤



= 5070.8 KN



3. Membandingkan ØNn dan ØNu ØNn



= 6744 KN (arah sumbu X)



ØNn



= 5070.8 KN (arah sumbu Y)



ØNu



= 1979.6 KN



Sehingga ØNn > ØNu (OK) Struktur Bangunan Baja 07141006



19



Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa penampang IWF 700.300.28.15 dapat menahan kuat tekan sebesar 1979.6 KN karena kapasitas profil sebesar 6744 KN arah sumbu X dan 5070.8 KN arah sumbu Y. b. Momen Lentur 1.Step 1 Analisa Struktur Analisa Struktur dilakukan oleh program bantu SAP 2000 V.15 sehingga didapatkan Mu = 810 KNm 2.Step 2 Analisa Kapasitas Penampang Tujuan dari analisa kapasitas penampang yaitu untuk mendapatkan nilai Mn. 1.Cek Tekuk Lokal (Kelangsingan Bagian penampang) Berdasarkan SNI 03-1729-2002 tabel 7.5.1 kelangsingan penampang dapat di cek sengan persamaan: - λpw = - λpf



=



1680 √𝑓𝑦 170 √𝑓𝑦



= =



1680 √290 170 √290



= 98.65 (web) = 9.98 (flange)



Kelangsingan Penampang ℎ−2𝑡𝑓



700−2.15



- λw



=



- λf



= 2𝑡𝑓 = 2.15 = 10 (flange)



𝑡𝑤 𝑏



=



28



= 23.9 (web)



300



Maka, Λpw > λw (ok) Λpf < λf (not ok) Dilihat dari perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa penampang tersebut tidak memenuhi syarat pada perbandingan b dengan tf. 2.Cek Tekuk Lateral (Kelangsingan Elemen Struktur) Berdasarkan SNI 03-1729-2002 tabel 8.3.2 kelangsingan elemen struktur dapat dicek menggunakan persamaan: Lb = 0.5 L = 2250 mm 𝐸



Lp = 1.76 x ry √𝑓𝑦 = 1.76 x 68.8 √



200000 290



= 3179.9 mm



Dilihat dari hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa bentang adalah bentang pendek karena Lp ≥ Lb sesuai dengan SNI 03-1729-2002 pasal 8.3.3. 3.Step 3 Menghitung Nilai Mn Struktur Bangunan Baja 07141006



20



Berdasarkan SNI 03-1729-2002 butir 8.3.3 menghitung momen lentur bentang pendek dapat menggunakan persamaan: ØMn = ØMp = 0.9 Sx.fy = 6700000 x 290 = 1748700000 Nmm = 1748.7 KNm 4. Step 4 Membandingkan ØMn dan ØMu ØMn = 1748.7 KNm ØMu = 0.9 x 810 KNm = 729 KNm ØMu ≤ ØMn Dari hasil perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa penampang yang digunakan dapat menahan gaya ultimate momen lentur yang terjadi pada struktur gudang baja yang direncanakan. c.Gaya Geser a.Step 1 Analisa Struktur Analisa Struktur dilakukan oleh program bantu SAP 2000 V.15 sehingga didapatkan Mu = 228.42 KN b. Step 2 Analisa kapasitas Penampang Tujuan dari analisa kapasitas penampang untuk mendapatkan Vn 1.Cek perbandingan maksimum tinggi terhadap tebal panel Berdasarkan SNI 03-1729-2002 halaman 45 butir 8.8.2.a – 8.8.2.c perbandingan h/tw menggunakan persamaan: - h/tw = 700/28 = 25 𝐾𝑛𝐸



5.12 𝑥 200000



- 1.10 √ 𝑓𝑦 = 1.10 √ Dimana : Kn = 5 + =5+



5 4.5 )² 0.7



(



290



= 65.36



5 𝑎 ℎ



( )²



= 5.12



Maka, 𝐾𝑛𝐸



h/tw ≤ 1.10 √ 𝑓𝑦



sehingga persamaan Vn dapat dihitung menggunakan



persamaan yang terdapat pada SNI 03-1729-2002 yaitu Vn= 0.6 x fy x Aw 2.Menghitung Vn Berdasrakan SNI 03-1729-2002 halaman 45 butir 8.8.3 menghitung kuat geser (Vn) menggunakan persamaan: ØVn = 0.9 x 0.6 x 290 x27360 = 4284576 N = 4284.5 KN Struktur Bangunan Baja 07141006



21



c. Step 3 Membandingkan Nilai ØVn dan ØVu ØVn = 4284.5 KN ØVu = 228.42 KN Maka, ØVn ≥ ØVu Dari hasil perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa penampang yang digunakan dapat menahan gaya ultimate geser yang terjadi pada struktur gudang baja yang direncanakan. 4.2.1.2



Kapasitas Balok Profil penampang yang digunakan untuk elemen balok adalah IWF 175.175.11.7,5. a.Batang Tekan 1. Step 1 Analisa Struktur Tujuan dari analisa struktur yaitu mendapatkan Nu dimana pada perencanaan ini analisa struktur dilakukan oleh program SAP 2000 V.15 sehingga didapatkan nilai Nu = -3.458 KN. 2.Step 2 Analisa Kapasitas Penampang Tujuan dari analisa kapasitas penampang yaitu untuk mendapatkan Nn.Profil yang akan dianalisa yaitu IWF 175.175.11.7,5. a. Cek Tekuk Lokal (Kelangsingan Bagian Penampang) Berdasarakan SNI 03-1729-2002 halaman 30 dan 31 tabel kelangsingan penampang dapat di cek menggunakan: Λrf =



250 √𝑓𝑦



=14.68 (flange)



665



Λrfw=



√𝑓𝑦



=39.05 (web)



Kelangsingan Penampang : 𝑏



Λf = 2𝑡𝑓 = 11.67 (flange) Λw=



ℎ−2𝑡𝑓 𝑡𝑤



= 14.54 (web)



Maka, Λf < Λrf Λw < Λrw Sehingga dapat disimpulkan bahwa penampang IWF 700.300.28.15 tidak terjadi tekuk lokal. Struktur Bangunan Baja 07141006



22



b.Cek Tekuk Lateral (Kelangsingan Elemen Struktur) Berdasarkan SNI 03-1729-2002 halaman 27 butir 7.6.2 dapat di cek kelangsingan elemen struktur menggunakan dengan persamaan: - Arah Sumbu X 𝑘.𝐿𝑥



𝑓𝑦



Λcx = 𝜋.𝑟𝑥 √ 𝐸 = 1.94 1.43



Untuk Λcx = 1.94 maka w = 1.6−0.67(1.94) = 3.85 - Arah Sumbu Y 𝑘.𝐿𝑦



𝑓𝑦



Λcy = 𝜋.𝑟𝑦 √ 𝐸 = 3.32 Untuk Λcy = 3.32 maka w =λc² = 11.0224 c. Menghitung Nn Berdasarkan SNI 03-1729-2002 halaman 27 butir 7.6.2 menghitung kuat tekan(Nn) menggunakan persamaan: ØNn = 0.85 . Ag .fcr = 0.85 . Ag .



𝑓𝑦 𝑤



- Arah sumbu X ØNn = 0.85 . Ag .



𝑓𝑦 𝑤



= 327 KN



- Arah sumbu Y ØNn =0.85 . Ag .



𝑓𝑦 𝑤



= 114.5 KN



3.Step 3 Membandingkan ØNn dan ØNu ØNn



= 327 KN (arah sumbu X)



ØNn



= 114.5 KN (arah sumbu Y)



ØNu



= -3.458 KN



Sehingga ØNn > ØNu (OK) Dari



perhitungan



diatas



dapat



dilihat



bahwa



penampang



IWF



175.175.11.7,5. dapat menahan kuat tekan sebesar -3.458 KN karena kapasitas profil sebesar 327 KN arah sumbu X dan 114.5 arah sumbu Y. b.Batang Tarik Pada batang tarik,pengecekkan yang harus dilakukan adalah dua macam,yaitu pengecekkan bila kegagalan leleh dan kegagalan retak. Langkah-langkah dalam menghitung kekuatan batang tarik untuk kondisi kegagalan leleh (yielding) : Struktur Bangunan Baja 07141006



23



1.Menentukan Nilai A Dari tabel spesifikasi penampang didapatkan : A=5121 mm2 2. Menentukan Nilai Tn Daya dukung struktur tarik dapat dihitung dengan persamaan: ØTn = 0.9 x 0.75 x A x fy = 0.9. 0.75 x 5121 x 290 = 1002.4 KN Langkah-langkah dalam menghitung kekuatan batang tarik untuk kondisi kegagalan retak (fraktur) : 1.Menentukan nilai An (luas nominal penampang) Berdasarkan SNI 03-1729-2002 pasal 10.2.1 ayat (2) bahwa Alubang = 15% dari Ag sehingga An dapat dihitung seperti dibawah ini: An = Ag-Alubang = 5121-(0.15 x 5121) = 4352.85 mm2 2.Menentukan nilai Ae (Luas Efektif Penampang) Pada perhitungan Ae diasumsikan faktor reduksi U=0.9 sesuai dengan berdasarkan SNI 03-1729-2002 pasal 10.2 sehingga nilai Ae dapat dihitung dengan persamaan : Ae = An x U = 4352.85 x 0.9 = 3917.56 mm2 3.Menentukan nilai ØTn Berdasarkan SNI 03-1729-2002 pasal 10.1 dalam menghitung nilai Tn dapat menggunakan persamaan: ØTn= 0.75.Ae.Fu = 0.75 x 3917.56 x 500 = 1469086.8 N = 1469.08 KN 4.Membandingkan antara nilai ØTu dan ØTn ØTu = 0.75 x 11.997 KN = 8.99 KN ØTn = 1469.08 KN (diambil nilai Tn yang paling rendah) ØTu ≤ ØTn 8.99 KN ≤ 1469.08 KN Dari hasil perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa penampang yang digunakan dapat menahan gaya ultimate batang tarik yang terjadi pada struktur gudang baja yang direncanakan. c. Momen Lentur 1.Step 1 Analisa Struktur



Struktur Bangunan Baja 07141006



24



Analisa Struktur dilakukan oleh program bantu SAP 2000 V.15 sehingga didapatkan Mu = 3.25 KNm 2.Step 2 Analisa Kapasitas Penampang Tujuan dari analisa kapasitas penampang yaitu untuk mendapatkan nilai Mn. 1.Cek Tekuk Lokal (Kelangsingan Bagian penampang) Berdasarkan SNI 03-1729-2002 tabel 7.5.1 kelangsingan penampang dapat di cek sengan persamaan: - λpw = - λpf



=



1680 √𝑓𝑦 170



=



√𝑓𝑦



1680



=



√290 170 √290



= 98.65 (web) = 9.98 (flange)



Kelangsingan Penampang ℎ−2𝑡𝑓



175−2.11



- λw



=



- λf



= 2𝑡𝑓 = 2.11 = 7.95 (flange)



=



𝑡𝑤 𝑏



7.5



= 20.04 (web)



175



Maka, Λpw > λw (ok) Λpf < λf ( ok) Dilihat dari perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa penampang tersebut memenuhi syarat . 2.Cek Tekuk Lateral (Kelangsingan Elemen Struktur) Berdasarkan SNI 03-1729-2002 tabel 8.3.2 kelangsingan elemen struktur dapat dicek menggunakan persamaan: Lb = 0.5 L = 6000 mm 𝐸



Lp = 1.76 x ry √𝑓𝑦 = 1.76 x 43.8 √



200000 290



= 2024.42 mm



[𝑋1]



Lr = ry[𝑓𝐿] √1 + √1 + 𝑋2𝑓𝑙² = 4595.9 mm Dimana: FL



= 80 %fy = 232 MPa



X1



=𝑆√



X2



= 4(𝐺𝐽)2 𝐼𝑦 = 1518.87



J



= 1/3[(h-2tf)(tw)3 + 2btf3].0.0001



𝜋



𝐸𝐺𝐽𝐴



𝑆



2



= 256.009



𝐼𝑤



= 1/3[(175-2.11)(7.5)3 + 2.175(11)3] .0.0001=17.67 mm4 Struktur Bangunan Baja 07141006



25



Iw



= 1/24.tf.b3(h-tf)2 = 66066802083.3 mm6



Dilihat dari hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa bentang adalah bentang panjang karena Lb>Lr sesuai dengan SNI 03-1729-2002 pasal 8.3.4. 3.Menghitung Nilai Mn Berdasarkan SNI 03-1729-2002 butir 8.3.4 menghitung momen lentur bentang menengah dapat menggunakan persamaan: 𝜋



𝜋



𝜋



ØMn = Mcr = Cb x 𝐿 x (√𝐸 𝑥 𝐼𝑦 𝑥 (𝐺𝐽 + 𝐼𝑤 𝑥 𝐸 𝑥 ( 𝐿 )(𝐿 )) = 76.83 KNm Dimana: Cb



12,5 𝑀𝑚𝑎𝑥



= 2,5𝑀𝑚𝑎𝑥+ 3𝑀𝑎+4𝑀𝑏+3 𝑀𝑐) = 1.57



3.Step 3 Membandingkan ØMn dan ØMu ØMn = 76.83 KNm ØMu = 0.9 x 3.2035 KNm = 2.88 KNm ØMu > ØMn (Ok) Dari hasil perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa penampang yang digunakan dapat menahan gaya ultimate momen lentur yang terjadi pada struktur gudang baja yang direncanakan. d.Gaya Geser a.Step 1 Analisa Struktur Analisa Struktur dilakukan oleh program bantu SAP 2000 V.15 sehingga didapatkan Mu = 3.342 KN b. Step 2 Analisa kapasitas Penampang Tujuan dari analisa kapasitas penampang untuk mendapatkan Vn 1.Cek perbandingan maksimum tinggi terhadap tebal panel Berdasarkan SNI 03-1729-2002 halaman 45 butir 8.8.2.a – 8.8.2.c perbandingan h/tw menggunakan persamaan: - h/tw = 175/7.5 = 23.3 𝐾𝑛𝐸



5.001 𝑥 200000



- 1.10 √ 𝑓𝑦 = 1.10 √ Dimana : Kn = 5 +



Struktur Bangunan Baja 07141006



290



= 64.6



5 𝑎 ( )² ℎ



26



=5+



5 12 ( )² 0.175



= 5.001



Maka, 𝐾𝑛𝐸



h/tw ≤ 1.10 √ 𝑓𝑦



sehingga persamaan Vn dapat dihitung menggunakan



persamaan yang terdapat pada SNI 03-1729-2002 yaitu Vn= 0.6 x fy x Aw 2.Menghitung Vn Berdasrakan SNI 03-1729-2002 halaman 45 butir 8.8.3 menghitung kuat geser (Vn) menggunakan persamaan: ØVn = 0.9 x 0.6 x 290 x5121 = 801948.6 N = 801.9 KN c. Step 3 Membandingkan Nilai ØVn dan ØVu ØVn = 801.9 KN ØVu = 3.0078 KN Maka, ØVn ≥ ØVu Dari hasil perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa penampang yang digunakan dapat menahan gaya ultimate geser yang terjadi pada struktur gudang baja yang direncanakan. 4.2.2 Pengecekkan Kapasitas Penampang Struktur Truss Struktur frame terdiri dari balok dan kolom.Berikut adalah pengecekkan struktur frame untuk menghindari kegagalan. 4.2.2.1



Kapasitas Kuda-Kuda



Profil penampang yang digunakan untuk elemen kuda-kuda adalah IWF 600.300.20.12. a.Batang Tekan 1. Step 1 Analisa Struktur Tujuan dari analisa struktur yaitu mendapatkan Nu dimana pada perencanaan ini analisa struktur dilakukan oleh program SAP 2000 V.15 sehingga didapatkan nilai Nu = -1700 KN. 2. Step 2 Analisa Kapasitas Penampang Tujuan dari analisa kapasitas penampang yaitu untuk mendapatkan Nn.Profil yang akan dianalisa yaitu IWF 600.300.20.12 a. Cek Tekuk Lokal (Kelangsingan Bagian Penampang)



Struktur Bangunan Baja 07141006



27



Berdasrakan SNI 03-1729-2002 halaman 30 dan 31 tabel kelangsingan penampang dapat di cek menggunakan: Λrf =



250 √𝑓𝑦



=14.68 (flange)



665



Λrfw=



√𝑓𝑦



=39.05 (web)



Kelangsingan Penampang : 𝑏



Λf = 2𝑡𝑓 = 12.5 (flange) Λw=



ℎ−2𝑡𝑓 𝑡𝑤



= 28.8 (web)



Maka, Λf < Λrf Λw < Λrw Sehingga dapat disimpulkan bahwa penampang IWF 600.300.20.12 tidak terjadi tekuk lokal. b. Cek Tekuk Lateral (Kelangsingan Elemen Struktur) Berdasarkan SNI 03-1729-2002 halaman 27 butir 7.6.2 dapat di cek kelangsingan elemen struktur menggunakan dengan persamaan: -



Arah Sumbu X 𝑘.𝐿𝑥



𝑓𝑦



Λcx = 𝜋.𝑟𝑥 √ 𝐸 = 0.00003 Untuk Λcx = 0.00003 maka w = 1 -



Arah Sumbu Y 𝑘.𝐿𝑦



𝑓𝑦



Λcy = 𝜋.𝑟𝑦 √ 𝐸 = 0.0002 Untuk Λcy = 0.0002 maka w =1 c. Menghitung Nn Berdasarkan SNI 03-1729-2002 halaman 27 butir 7.6.2 menghitung kuat tekan(Nn) menggunakan persamaan: ØNn = 0.85 . Ag .fcr = 0.85 . Ag . -



𝑤



Arah sumbu X ØNn = 0.85 . Ag .



-



𝑓𝑦



𝑓𝑦 𝑤



= 4745 KN



Arah sumbu Y ØNn =0.85 . Ag .



Struktur Bangunan Baja 07141006



𝑓𝑦 𝑤



= 4745 KN



28



3. Step 3 Membandingkan ØNn dan ØNu ØNn



= 4745 KN (arah sumbu X)



ØNn



= 4745 KN (arah sumbu Y)



ØNu



= 1445 KN



Sehingga ØNn > ØNu (OK) pada sumbu X Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa penampang IWF 600.300.20.12 dapat menahan kuat tekan sebesar 1445 KN karena kapasitas profil sebesar 4745 KN arah sumbu X dan Y. b.Batang Tarik Pada batang tarik,pengecekkan yang harus dilakukan adalah dua macam,yaitu pengecekkan bila kegagalan leleh dan kegagalan retak. Langkah-langkah dalam menghitung kekuatan batang tarik untuk kondisi kegagalan leleh (yielding) : 3. Menentukan Nilai A Dari tabel spesifikasi penampang didapatkan : A=19250 mm2 4. Menentukan Nilai Tn Daya dukung struktur tarik dapat dihitung dengan persamaan: ØTn = 0.9 x 0.75 x A x fy = 0.9. 0.75 x 19250 x 290 = 3768.2 KN Langkah-langkah dalam menghitung kekuatan batang tarik untuk kondisi kegagalan retak (fraktur) : 5. Menentukan nilai An (luas nominal penampang) Berdasarkan SNI 03-1729-2002 pasal 10.2.1 ayat (2) bahwa Alubang = 15% dari Ag sehingga An dapat dihitung seperti dibawah ini: An = Ag-Alubang = 19250-(0.15 x 19250) = 16362.5 mm2 6. Menentukan nilai Ae (Luas Efektif Penampang) Pada perhitungan Ae diasumsikan faktor reduksi U=0.9 sesuai dengan berdasarkan SNI 03-1729-2002 pasal 10.2 sehingga nilai Ae dapat dihitung dengan persamaan : Ae = An x U = 16362.5 x 0.9 = 14726.25 mm2 7. Menentukan nilai ØTn



Struktur Bangunan Baja 07141006



29



Berdasarkan SNI 03-1729-2002 pasal 10.1 dalam menghitung nilai Tn dapat menggunakan persamaan: ØTn= 0.75.Ae.Fu = 0.75 x 14726.25 x 500 = 5522343.75 N = 5522.3 KN 8. Membandingkan antara nilai ØTu dan ØTn ØTu = 0.75 x 1369 KN = 1026.75 KN ØTn = 3768.2 KN (diambil nilai Tn yang paling rendah) ØTu ≤ ØTn 1026.75 KN ≤ 3768.2 KN Dari hasil perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa penampang yang digunakan dapat menahan gaya ultimate batang tarik yang terjadi pada struktur gudang baja yang direncanakan. c. Momen Lentur 1. Step 1 Analisa Struktur Analisa Struktur dilakukan oleh program bantu SAP 2000 V.15 sehingga didapatkan Mu = 156.8 KNm 2. Step 2 Analisa Kapasitas Penampang Tujuan dari analisa kapasitas penampang yaitu untuk mendapatkan nilai Mn. a. Cek Tekuk Lokal (Kelangsingan Bagian penampang) Berdasarkan SNI 03-1729-2002 tabel 7.5.1 kelangsingan penampang dapat di cek sengan persamaan: - λpw



=



- λpf



=



1680



=



√𝑓𝑦 170 √𝑓𝑦



=



1680 √290 170 √290



= 98.65 (web) = 9.98 (flange)



Kelangsingan Penampang - λw - λf =



= 𝑏 2𝑡𝑓



=



ℎ−2𝑡𝑓 𝑡𝑤



300 2.12



=



600−2.12 20



= 28.8 (web)



= 12.5 (flange)



Maka, Λpw > λw (ok) Λpf < λf (not ok) Dilihat dari perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa penamapang tersebut tidak memenuhi syarat pada flangenya. b. Cek Tekuk Lateral (Kelangsingan Elemen Struktur) Struktur Bangunan Baja 07141006



30



Berdasarkan SNI 03-1729-2002 tabel 8.3.2 kelangsingan elemen struktur dapat dicek menggunakan persamaan: Lb = 0.5 L = 5250 mm 𝐸



200000



Lp = 1.76 x ry √𝑓𝑦 = 1.76 x 69.6 √



290



= 3216.9 mm



[𝑋1]



Lr = ry[𝑓𝐿] √1 + √1 + 𝑋2𝑓𝑙² = 7560.8 mm Dimana: FL = 80 %fy = 232 MPa 𝜋



𝐸𝐺𝐽𝐴



X1 = 𝑆 √ 𝑆



2



= 134.46



𝐼𝑤



X2 = 4(𝐺𝐽)2 𝐼𝑦 = 22931.4 = 1/3[(h-2tf)(tw)3 + 2btf3].0.0001



J



= 1/3[(600-2.20)(12)3 + 2.300(20)3] .0.001=192.25 mm4 Iw = 1/24.tf.b3(h-tf)2 = 7569000000000 mm6 Dilihat dari hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa bentang adalah bentang menengah karena Lr>Lb>Lp sesuai dengan SNI 03-1729-2002 pasal 8.3.3. c. Menghitung Nilai Mn Berdasarkan SNI 03-1729-2002 butir 8.3.3 menghitung momen lentur bentang menengah dapat menggunakan persamaan: 𝐿𝑟−𝐿



ØMn = Cb[Mr – (Mp – Mr) 𝐿𝑟−𝐿𝑝]



,dengan Mr=SxFL



= 356.9 KNm Dimana: 12,5 𝑀𝑚𝑎𝑥



Cb = 2,5𝑀𝑚𝑎𝑥+ 3𝑀𝑎+4𝑀𝑏+3 𝑀𝑐) = 0.34 3. Step 3 Membandingkan ØMn dan ØMu ØMn = 321.21 KNm ØMu = 0.9 x 156.8 KNm = 141.12 KNm ØMu > ØMn (Ok) Dari hasil perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa penampang yang digunakan tidak dapat menahan gaya ultimate momen lentur yang terjadi pada struktur gudang baja yang direncanakan. d.Gaya Geser Struktur Bangunan Baja 07141006



31



a. Step 1 Analisa Struktur Analisa Struktur dilakukan oleh program bantu SAP 2000 V.15 sehingga didapatkan Vmax = 568.3 KN b. Step 2 Analisa kapasitas Penampang Tujuan dari analisa kapasitas penampang untuk mendapatkan Vn 1. Cek perbandingan maksimum tinggi terhadap tebal panel Berdasarkan SNI 03-1729-2002 halaman 45 butir 8.8.2.a – 8.8.2.c perbandingan h/tw menggunakan persamaan: - h/tw = 700/28 = 25 𝐾𝑛𝐸



5.016 𝑥 200000



- 1.10 √ 𝑓𝑦 = 1.10 √ Dimana : Kn = 5 +



290



= 64.62



5 𝑎 ( )² ℎ



=5+



5 10.5 ( )² 0.6



= 5.016



Maka, 𝐾𝑛𝐸



h/tw ≤ 1.10 √ 𝑓𝑦



sehingga persamaan Vn dapat dihitung menggunakan



persamaan yang terdapat pada SNI 03-1729-2002 yaitu Vn= 0.6 x fy x Aw 2. Menghitung Vn Berdasrakan SNI 03-1729-2002 halaman 45 butir 8.8.3 menghitung kuat geser (Vn) menggunakan persamaan: ØVn = 0.9 x 0.6 x 290 x19250 = 3014550 N = 3014.5 KN c. Step 3 Membandingkan Nilai ØVn dan ØVu ØVn = 3014.5.5 KN ØVu = 511.47 KN Maka, ØVn ≥ ØVu Dari hasil perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa penampang yang digunakan dapat menahan gaya ultimate geser yang terjadi pada struktur gudang baja yang direncanakan. 4.2.2.2



Kapasitas Gording Profil penampang yang digunakan untuk elemen kuda-kuda adalah IWF 175.175.7.5.11. a.Batang Tekan



Struktur Bangunan Baja 07141006



32



1. Step 1 Analisa Struktur Tujuan dari analisa struktur yaitu mendapatkan Nu dimana pada perencanaan ini analisa struktur dilakukan oleh program SAP 2000 V.15 sehingga didapatkan nilai Nu = -473 KN. 2. Step 2 Analisa Kapasitas Penampang Tujuan dari analisa kapasitas penampang yaitu untuk mendapatkan Nn.Profil yang akan dianalisa yaitu IWF 700.300.28.15. a.Cek Tekuk Lokal (Kelangsingan Bagian Penampang) Berdasrakan SNI 03-1729-2002 halaman 30 dan 31 tabel kelangsingan penampang dapat di cek menggunakan: Λrf =



250 √𝑓𝑦



=14.68 (flange)



665



Λrfw=



√𝑓𝑦



=39.05 (web)



Kelangsingan Penampang : 𝑏



Λf = 2𝑡𝑓 = 7.95 (flange) Λw=



ℎ−2𝑡𝑓 𝑡𝑤



= 20.04 (web)



Maka, Λf < Λrf Λw < Λrw Sehingga dapat disimpulkan bahwa penampang IWF 700.300.28.15 tidak terjadi tekuk lokal. b.Cek Tekuk Lateral (Kelangsingan Elemen Struktur) Berdasarkan SNI 03-1729-2002 halaman 27 butir 7.6.2 dapat di cek kelangsingan elemen struktur menggunakan dengan persamaan: -



Arah Sumbu X 𝑘.𝐿𝑥



𝑓𝑦



Λcx = 𝜋.𝑟𝑥 √ 𝐸 = 1.9 Untuk Λcx = 1.9 maka w = Λc2 = 3.61 -



Arah Sumbu Y 𝑘.𝐿𝑦



𝑓𝑦



Λcy = 𝜋.𝑟𝑦 √ 𝐸 = 0.79 Untuk Λcy = 3.32 maka w = Λc2= 11.02 c. Menghitung Nn Struktur Bangunan Baja 07141006



33



Berdasarkan SNI 03-1729-2002 halaman 27 butir 7.6.2 menghitung kuat tekan(Nn) menggunakan persamaan: ØNn = 0.85 . Ag .fcr = 0.85 . Ag . -



𝑤



Arah sumbu X ØNn = 0.85 . Ag .



-



𝑓𝑦



𝑓𝑦 𝑤



= 349.7 KN



Arah sumbu Y ØNn =0.85 . Ag .



𝑓𝑦 𝑤



= 114.5 KN



3. Step 3 Membandingkan ØNn dan ØNu ØNn



= 349.7 KN (arah sumbu X)



ØNn



= 114.5 KN (arah sumbu Y)



ØNu



= -12.0356 KN



Sehingga ØNn < ØNu (OK) Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa penampang IWF 700.300.28.15 dapat menahan kuat tekan sebesar -12.0356 KN karena kapasitas profil sebesar 349.07 KN arah sumbu X dan 114.5 KN arah sumbu Y. b.Batang Tarik Pada batang tarik,pengecekkan yang harus dilakukan adalah dua macam,yaitu pengecekkan bila kegagalan leleh dan kegagalan retak. a. Langkah-langkah dalam menghitung kekuatan batang tarik untuk kondisi kegagalan leleh (yielding) : 1. Menentukan Nilai A Dari tabel spesifikasi penampang didapatkan : A=5121 mm2 2. Menentukan Nilai Tn Daya dukung struktur tarik dapat dihitung dengan persamaan: ØTn = 0.9 x 0.75 x A x fy = 0.9. 0.75 x 5121 x 290 = 1002.4 KN 3. Langkah-langkah dalam menghitung kekuatan batang tarik untuk kondisi kegagalan retak (fraktur) : 4. Menentukan nilai An (luas nominal penampang) Berdasarkan SNI 03-1729-2002 pasal 10.2.1 ayat (2) bahwa Alubang = 15% dari Ag sehingga An dapat dihitung seperti dibawah ini: Struktur Bangunan Baja 07141006



34



An = Ag-Alubang = 5121-(0.15 x 5121) = 4352.85 mm2 5. Menentukan nilai Ae (Luas Efektif Penampang) Pada perhitungan Ae diasumsikan faktor reduksi U=0.9 sesuai dengan berdasarkan SNI 03-1729-2002 pasal 10.2 sehingga nilai Ae dapat dihitung dengan persamaan : Ae = An x U = 4352.85 x 0.9 = 3917.56 mm2 6. Menentukan nilai ØTn Berdasarkan SNI 03-1729-2002 pasal 10.1 dalam menghitung nilai Tn dapat menggunakan persamaan: ØTn= 0.75.Ae.Fu = 0.75 x 3917.56 x 500 = 1469086.875 N = 1469.08 KN 7. Membandingkan antara nilai ØTu dan ØTn ØTu = 0.75 x 11.172 KN = 8.379 KN ØTn = 1002.4 KN (diambil nilai Tn yang paling rendah) ØTu ≤ ØTn 8.379 KN ≤ 1002.4 KN Dari hasil perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa penampang yang digunakan dapat menahan gaya ultimate batang tarik yang terjadi pada struktur gudang baja yang direncanakan. c. Momen Lentur 1. Step 1 Analisa Struktur Analisa Struktur dilakukan oleh program bantu SAP 2000 V.15 sehingga didapatkan Mu = 156.8 KNm 2. Step 2 Analisa Kapasitas Penampang Tujuan dari analisa kapasitas penampang yaitu untuk mendapatkan nilai Mn. a. Cek Tekuk Lokal (Kelangsingan Bagian penampang) Berdasarkan SNI 03-1729-2002 tabel 7.5.1 kelangsingan penampang dapat di cek sengan persamaan: - λpw



=



- λpf



=



1680 √𝑓𝑦 170 √𝑓𝑦



= =



1680 √290 170 √290



= 98.65 (web) = 9.98 (flange)



Kelangsingan Penampang - λw



Struktur Bangunan Baja 07141006



=



175−2𝑡𝑓 𝑡𝑤



=



600−2.11 7.5



= 77.06 (web)



35



𝑏



175



- λf = 2𝑡𝑓 = 2.11 = 7.95 (flange) Maka, Λpw > λw Λfw > λf Dapat dilihat dari perhitungan diatas bahwa penampang IWF 175.175.7,5.11 merupakan penampang kompak dan tidak terjadi tekuk lokal sesuai dengan ketentuan SNI 03-1729-2002 halaman 36 butir 8.2.3. b.Cek Tekuk Lateral (Kelangsingan Elemen Struktur) Berdasarkan SNI 03-1729-2002 tabel 8.3.2 kelangsingan elemen struktur dapat dicek menggunakan persamaan: Lb = 0.5 L = 6000 mm 𝐸



200000



Lp = 1.76 x ry √𝑓𝑦 = 1.76 x 43.8 √



290



= 2024.4 mm



[𝑋1]



Lr = ry[𝑓𝐿] √1 + √1 + 𝑋2𝑓𝑙² = 6843.56 mm Dimana: FL = 80%fy = 232 Mpa 𝜋



𝐸𝐺𝐽𝐴



X1 = 𝑆 √ 𝑆



2



= 25621.1



𝐼𝑤



X2 = 4(𝐺𝐽)2 𝐼𝑦 = 0.0000146 J



= 1/3[(h-2tf)(tw)3 + 2btf3] = 176798.9 mm4



Iw = 1/24.tf.b3(h-tf)2 = 6.6 x 1010 mm6 Dilihat dari hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa bentang adalah bentang menengah karena Lr ≥ Lb ≥ Lp sesuai dengan SNI 03-1729-2002 pasal 8.3.4. c. Menghitung Nilai Mn Berdasarkan SNI 03-1729-2002 butir 8.3.4 menghitung momen lentur bentang menengah dapat menggunakan persamaan: 𝐿𝑟−𝐿



ØMn = Cb[Mr – (Mp – Mr) 𝐿𝑟−𝐿𝑝]



,dengan Mr=SxFL



= 13.46 KNm Dimana: 12,5 𝑀𝑚𝑎𝑥



Cb = 2,5𝑀𝑚𝑎𝑥+ 3𝑀𝑎+4𝑀𝑏+3 𝑀𝑐) = 1.34



Struktur Bangunan Baja 07141006



36



3.Step 3 Membandingkan ØMn dan ØMu ØMn = 13.46 KNm ØMu = 0.9 x 156.8 KNm = 141.12 KNm ØMu > ØMn Dari hasil perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa penampang yang digunakan tidak dapat menahan gaya ultimate momen lentur yang terjadi pada struktur gudang baja yang direncanakan. d.Gaya Geser 1.Step 1 Analisa Struktur Analisa Struktur dilakukan oleh program bantu SAP 2000 V.15 sehingga didapatkan Vmax = 34.2 KN 2.Step 2 Analisa kapasitas Penampang Tujuan dari analisa kapasitas penampang untuk mendapatkan Vn a. Cek perbandingan maksimum tinggi terhadap tebal panel Berdasarkan SNI 03-1729-2002 halaman 45 butir 8.8.2.a – 8.8.2.c perbandingan h/tw menggunakan persamaan: - h/tw = 175/7.5 = 23.3 𝐾𝑛𝐸



5.001 𝑥 200000



- 1.10 √ 𝑓𝑦 = 1.10 √ Dimana : Kn = 5 +



290



= 64.6



5 𝑎 ℎ



( )²



=5+



5 12 ( )² 0.175



= 5.001



Maka, 𝐾𝑛𝐸



h/tw ≤ 1.10 √ 𝑓𝑦



sehingga persamaan Vn dapat dihitung menggunakan



persamaan yang terdapat pada SNI 03-1729-2002 yaitu Vn= 0.6 x fy x Aw b. Menghitung Vn Berdasrakan SNI 03-1729-2002 halaman 45 butir 8.8.3 menghitung kuat geser (Vn) menggunakan persamaan: ØVn = 0.9 x 0.6 x 290 x5121 = 801948.6 N = 801.9 KN 3.Step 3 Membandingkan Nilai ØVn dan ØVu ØVn = 801.9 KN ØVu = 30.78 KN Struktur Bangunan Baja 07141006



37



Maka, ØVn ≥ ØVu Dari hasil perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa penampang yang digunakan dapat menahan gaya ultimate geser yang terjadi pada struktur gudang baja yang direncanakan. 4.2.2.3



Kapasitas Pengaku Global (Bracing) Profil penampang yang digunakan untuk elemen kuda-kuda adalah IWF 200.200.8.12



a.Batang Tekan 1. Step 1 Analisa Struktur Tujuan dari analisa struktur yaitu mendapatkan Nu dimana pada perencanaan ini analisa struktur dilakukan oleh program SAP 2000 V.15 sehingga didapatkan nilai Nu = -473 KN. 2. Step 2 Analisa Kapasitas Penampang Tujuan dari analisa kapasitas penampang yaitu untuk mendapatkan Nn.Profil yang akan dianalisa yaitu IWF 200.200.8.12 a.Cek Tekuk Lokal (Kelangsingan Bagian Penampang) Berdasrakan SNI 03-1729-2002 halaman 30 dan 31 tabel kelangsingan penampang dapat di cek menggunakan: Λrf =



250 √𝑓𝑦



=14.68 (flange)



665



Λrfw=



√𝑓𝑦



=39.05 (web)



Kelangsingan Penampang : 𝑏



Λf = 2𝑡𝑓 = 8.33 (flange) Λw=



ℎ−2𝑡𝑓 𝑡𝑤



= 22(web)



Maka, Λf < Λrf Λw < Λrw Sehingga dapat disimpulkan bahwa penampang IWF 200.200.8.12 tidak terjadi tekuk lokal. b.Cek Tekuk Lateral (Kelangsingan Elemen Struktur) Berdasarkan SNI 03-1729-2002 halaman 27 butir 7.6.2 dapat di cek kelangsingan elemen struktur menggunakan dengan persamaan: Struktur Bangunan Baja 07141006



38



-



Arah Sumbu X 𝑘.𝐿𝑥



𝑓𝑦



Λcx = 𝜋.𝑟𝑥 √ 𝐸 = 1.46 Untuk Λcx = 1.46 maka w = Λc2 = 2.13 -



Arah Sumbu Y 𝑘.𝐿𝑦



𝑓𝑦



Λcy = 𝜋.𝑟𝑦 √ 𝐸 = 2.5 Untuk Λcy = 2.5 maka w = Λc2= 6.25 c. Menghitung Nn Berdasarkan SNI 03-1729-2002 halaman 27 butir 7.6.2 menghitung kuat tekan(Nn) menggunakan persamaan: ØNn = 0.85 . Ag .fcr = 0.85 . Ag . -



𝑤



Arah sumbu X ØNn = 0.85 . Ag .



-



𝑓𝑦



𝑓𝑦 𝑤



= 735.2 KN



Arah sumbu Y ØNn =0.85 . Ag .



𝑓𝑦 𝑤



= 250.5 KN



3.Step 3 Membandingkan ØNn dan ØNu ØNn



= 735.2 KN (arah sumbu X)



ØNn



= 250.5 KN (arah sumbu Y)



ØNu



= 402.05 KN



Sehingga ØNn > ØNu (OK) (arah sumbu X) Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa penampang IWF 200.200.8.12 dapat menahan kuat tekan sebesar 402.05 KN karena kapasitas profil sebesar 735.2 KN arah sumbu X tetapi pada arah sumbu Y profil tidak dapat menahan gaya tekan karena kapasitas profil hanya 250.5 KN. b.Batang Tarik Pada batang tarik,pengecekkan yang harus dilakukan adalah dua macam,yaitu pengecekkan bila kegagalan leleh dan kegagalan retak. Langkah-langkah dalam menghitung kekuatan batang tarik untuk kondisi kegagalan leleh (yielding) : 1. Menentukan Nilai A Dari tabel spesifikasi penampang didapatkan : A=6353 mm2 Struktur Bangunan Baja 07141006



39



2. Menentukan Nilai Tn Daya dukung struktur tarik dapat dihitung dengan persamaan: ØTn = 0.9 x 0.75 x A x fy = 0.9. 0.75 x 6353 x 290 = 1243.6 KN Langkah-langkah dalam menghitung kekuatan batang tarik untuk kondisi kegagalan retak (fraktur) : 1. Menentukan nilai An (luas nominal penampang) Berdasarkan SNI 03-1729-2002 pasal 10.2.1 ayat (2) bahwa Alubang = 15% dari Ag sehingga An dapat dihitung seperti dibawah ini: An = Ag-Alubang = 6353-(0.15 x 6353) = 5400.05 mm2 2. Menentukan nilai Ae (Luas Efektif Penampang) Pada perhitungan Ae diasumsikan faktor reduksi U=0.9 sesuai dengan berdasarkan SNI 03-1729-2002 pasal 10.2 sehingga nilai Ae dapat dihitung dengan persamaan : Ae = An x U = 5400.05 x 0.9 = 4860.045 mm2 3. Menentukan nilai ØTn Berdasarkan SNI 03-1729-2002 pasal 10.1 dalam menghitung nilai Tn dapat menggunakan persamaan: ØTn= 0.75.Ae.Fu = 0.75 x 4860.045 x 500 = 1822516,8 N = 1822.5 KN 4.Membandingkan antara nilai ØTu dan ØTn ØTu = 0.75 x 199.8 KN = 149.85 KN ØTn = 1822.5 KN (diambil nilai Tn yang paling rendah) ØTu ≤ ØTn 149.85 KN ≤ 1822.5 KN Dari hasil perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa penampang yang digunakan dapat menahan gaya ultimate batang tarik yang terjadi pada struktur gudang baja yang direncanakan. c. Momen Lentur 1. Step 1 Analisa Struktur Analisa Struktur dilakukan oleh program bantu SAP 2000 V.15 sehingga didapatkan Mu = 17.5 KNm 2. Step 2 Analisa Kapasitas Penampang



Struktur Bangunan Baja 07141006



40



Tujuan dari analisa kapasitas penampang yaitu untuk mendapatkan nilai Mn. a. Cek Tekuk Lokal (Kelangsingan Bagian penampang) Berdasarkan SNI 03-1729-2002 tabel 7.5.1 kelangsingan penampang dapat di cek sengan persamaan: - λpw - λpf =



= 170



=



√𝑓𝑦



1680 √𝑓𝑦



170 √290



=



1680 √290



= 98.65 (web)



= 9.98 (flange)



Kelangsingan Penampang - λw =



𝑏−2𝑡𝑓 𝑡𝑤 𝑏



=



200−2.12 8



= 22 (web)



200



- λf = 2𝑡𝑓 = 2.12 = 8.3 (flange) Maka, Λpw > λw Λfw > λf Dapat dilihat dari perhitungan diatas bahwa penampang IWF 200.200.8.12 merupakan penampang kompak dan tidak terjadi tekuk lokal sesuai dengan ketentuan SNI 03-1729-2002 halaman 36 butir 8.2.3. b. Cek Tekuk Lateral (Kelangsingan Elemen Struktur) Berdasarkan SNI 03-1729-2002 tabel 8.3.2 kelangsingan elemen struktur dapat dicek menggunakan persamaan: Lb = 0.5 L = 5234.5 mm 𝐸



200000



Lp = 1.76 x ry √𝑓𝑦 = 1.76 x 50.2 √



290



= 2320.2 mm



[𝑋1]



Lr = ry[𝑓𝐿] √1 + √1 + 𝑋2𝑓𝑙² =5045.5 mm Dimana: FL



= 80%fy = 232 MPa



X1



=𝑆√



X2



= 4(𝐺𝐽)2 𝐼𝑦 = 1597.1



J



= 1/3[(h-2tf)(tw)3 + 2btf3].0001= 26.04 mm4



Iw



= 1/24.tf.b3(h-tf)2 = 1.4 x 1011



Struktur Bangunan Baja 07141006



𝜋



𝐸𝐺𝐽𝐴



𝑆



2



= 242.155



𝐼𝑤



41



Dilihat dari hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa bentang adalah bentang panjang karena Lb ≥ Lr sesuai dengan SNI 03-1729-2002 pasal 8.3.4. c. Menghitung Nilai Mn Berdasarkan SNI 03-1729-2002 butir 8.3.4 menghitung momen lentur bentang menengah dapat menggunakan persamaan: 𝜋



𝜋



𝜋



Mn = Mcr = C1 x 𝐿 x (√𝐸 𝑥 𝐼𝑦 𝑥 (𝐺𝐽 + 𝐼𝑤 𝑥 𝐸 𝑥 ( 𝐿 )(𝐿 )) =149.8 KNm Dimana: Cb



12,5 𝑀𝑚𝑎𝑥



= 2,5𝑀𝑚𝑎𝑥+ 3𝑀𝑎+4𝑀𝑏+3 𝑀𝑐) = 1.31



3.Step 3 Membandingkan ØMn dan ØMu ØMn = 149.8 KNm ØMu = 0.9 x 17 KNm = 15.3 KNm ØMu ≤ ØMn Dari hasil perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa penampang yang digunakan dapat menahan gaya ultimate momen lentur yang terjadi pada struktur gudang baja yang direncanakan. d.Gaya Geser 1. Step 1 Analisa Struktur Analisa Struktur dilakukan oleh program bantu SAP 2000 V.15 sehingga didapatkan Vmax = 34.2 KN 2. Step 2 Analisa kapasitas Penampang Tujuan dari analisa kapasitas penampang untuk mendapatkan Vn a. Cek perbandingan maksimum tinggi terhadap tebal panel Berdasarkan SNI 03-1729-2002 halaman 45 butir 8.8.2.a – 8.8.2.c perbandingan h/tw menggunakan persamaan: - h/tw = 200/8 = 25 𝐾𝑛𝐸



5.001 𝑥 200000



- 1.10 √ 𝑓𝑦 = 1.10 √ Dimana : Kn = 5 + =5+



290



= 64.6



5 𝑎 ( )² ℎ



5 10.4 ( )² 0.2



= 5.001



Maka, Struktur Bangunan Baja 07141006



42



𝐾𝑛𝐸



h/tw ≤ 1.10 √ 𝑓𝑦



sehingga persamaan Vn dapat dihitung menggunakan



persamaan yang terdapat pada SNI 03-1729-2002 yaitu Vn= 0.6 x fy x Aw b.Menghitung Vn Berdasarakan SNI 03-1729-2002 halaman 45 butir 8.8.3 menghitung kuat geser (Vn) menggunakan persamaan: ØVn = 0.9 x 0.6 x 290 x6353 = 994879.8 N = 994.8 KN 3. Step 3 Membandingkan Nilai ØVn dan ØVu ØVn = 994.8 KN ØVu = 30.78 KN Maka, ØVn ≥ ØVu Dari hasil perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa penampang yang digunakan dapat menahan gaya ultimate geser yang terjadi pada struktur gudang baja yang direncanakan.



Struktur Bangunan Baja 07141006



43



BAB 5 SAMBUNGAN 5.1 Sambungan Dalam perencanaan desain struktur bangunan gudang ini diperlukan juga perencanaan sambungan antar profil-profil penyusun struktur. Sambungan secara umum terdiri dari dua yaitu sambungan las dan baut. Sambungan yang dipakai bangunan



gedung



ini



adalah



sambungan



dalam



struktur



baut. Sambungan disesuaikan dengan



gaya-gaya dalam ulitimit yang terjadi pada titik sambungan struktur agar sambungan yang direncanakan dapat berfungsi dengan optimal. Sambungan baut memiliki dua jenis tipe, yaitu : 1. Sambungan pada Struktur Melintang a.



Menghubungkan balok atap (kuda-kuda) dengan kolom.



b. Menghubungkan balok atap (antar kuda-kuda) menggunakan sambungan baut. 2. Sambungan pada Struktur Memanjang a.



Menghubungkan balok atap dengan balok atap memanjang.



b. Menghubungkan balok atap dengan balok memanjang serta kolom. 5.2 Penggunaan Sambungan 5.2.1



Sambungan Kolom - Kuda-kuda Perencanaan sambungan Kuda-kuda dan Kolom dipengaruh oleh nilai gaya geser dan gaya tarik yang terjadi pada struktur bangunan gudang. Gaya geser (Pu) dan Momen (Mu) untuk perencanaan struktur bangunan gudang diperoleh dalam perhitungan SAP. Adapun data – data yang diperlukan untuk menghitung banyaknya baut yang dibutuhkan adalah sebagai berikut : Tabel 5.1 Spesifikasi Baut Mutu Tinggi Spesifikasi Baut Mutu Tinggi f1=fu(SNI 03-1729-2002 butir 807 f2=fy(SNI 621 13.2.2.3) 03-1729-2002 butir r2(SNI 03-1729-2002 butir 13.2.2.3) 1.9 13.2.2.3) ɸf 0.75 r1(SNI 03-1729-2002 butir 13.2.2.1) 0.4 diameter baut 22 Abd 380.132



Mpa Mpa ulir ulir mm mm2



Langkah-langkah perhitungan jumlah sambungan baut antara kolom dan kuda-kuda adalah sebagai berikut : Diameter baut rencana = 22 mm, maka luas baut rencana adalah sebagai berikut: Struktur Bangunan Baja 07141006



44



Abd = 0.25 x π x d2 Abd = 0.25 x π x 222 = 380.132 mm2 1. Menghitung Kapasitas Geser Baut Berdasrakan SNI 03-1729-2002 halaman 100 butir 13.2.2.1 kuat geser baut dapat dihitung menggunakan rumus : ØRn = Vd = ɸf.r1.Abd.fu Vd = 0.75 x 0.4 x 380.132 x 807 = 92030.13 N 2. Menghitung jumlah sambungan baut dari gaya geser maksimum pada kuda-kuda yang diperoleh dari SAP. Vu = 568363.24 N Maka agar baut rencana dengan diameter 22 mm mampu untuk menahan gaya geser baut berdasarkan gaya yang bekerja pada struktur, diperoleh jumlah baut sebanyak: n= Vu/Vd = = 568363.24 N/92030.13 N = 6 buah 3. Menghitung Kapasitas Tarik Baut Berdasarakan SNI 03-1729-2002 halaman 100 butir 13.2.2.3 kuat tarik baut dapat dihitung menggunakan rumus : ØTn = Td = ɸf.Abd.ft 𝑉𝑢



Ft ≤ f1 – r2 x𝑛 𝑥 𝐴𝑏𝑑 ≤ f2 Ft ≤ 333.53 ≤ 621 Sehingga diperoleh ft = 333.53 MPa ØTn = Td = ɸf.Abd.ft =95088.6 N 4. Menghitung jumlah sambungan baut dari gaya tarik maksimum pada kuda-kuda yang diperoleh dari SAP. Pu = 650158.17 N Maka agar baut rencana dengan diameter 22 mm mampu untuk menahan gaya tarik baut berdasarkan gaya yang bekerja pada struktur, diperoleh jumlah baut sebanyak: n= Pu/Vd = = 650158.17 N/95088,6 N = 6.8 buah = 7 buah 5. Melakukan pengecekan syarat geser dan tarik Pengecekan terhadap syarat (1) yaitu kapasitas kekuatan sambungan baut rencana dalam menahan gaya geser.



Struktur Bangunan Baja 07141006



45



𝑉𝑢



Fuv = 𝑛.𝐴𝑏𝑑 = 747.586 MPa Fnv = 0.75 x 0.4 x 807 x 6 = 1452.6 MPa Syarat 1 terpenuhi karena Fnv >Fuv Pengecekan terhadap syarat (2) yaitu kapasitas kekuatan sambungan baut rencana dalam menahan gaya tarik. 𝑉𝑢



Ft ≤ f1 – r2 x𝑛 𝑥 𝐴𝑏𝑑 ≤ f2 Ft ≤ 333.53 ≤ 621 Maka gunakan ft terkecil dalam perhitungan kapasitas gaya tarik sambungan baut rencana, yaitu ft = 333.53 Mpa. Selanjutnya syarat (2) harus memenuhi persamaan berikut : Tu/n ≤ ɸf.Abd.ft 91288.8 ≤ 95086.8 Berdasarkan hasil perhitungan maka didapatkan nilai Tu/n ≤ ɸf.Abd.ft maka sambungan baut rencana kuat dalam menahan gaya tarik. Maka syarat (1) dan (2) terpenuhi, sambungan baut rencana layak untuk digunakan. Tabel 5.2 Rekapitulasi Perhitungan Baut Geser ɸf r1 fu diameter baut Abd ɸRn fnv Vu max kuda-kuda jumlah baut Pemasangan dilapangan



0.75 0.4 807 22 380.132 92030.13 1452.6 568363.24 6



ulir Mpa mm mm2 N Mpa N buah



6



buah



Tabel 5.3 Rekapitulasi Perhitungan Baut Tarik ɸf r1 fu diameter baut Abd ɸTn Struktur Bangunan Baja 07141006



0.75 0.4 807 22 380.132 95088.6



ulir Mpa mm mm2 N



46



fnv Pu max kuda-kuda jumlah baut Pemasangan



1452.6 650158.17 6.8



dilapangan



Mpa N buah



7 buah



Tabel 5.4 Syarat Geser dan Tarik Syarat Geser dan Tarik syarat 1 fnv>fuv fuv 747.586 Mpa fnv 1452.6 Mpa OK, Sambungan Kuat Menahan Geser



f1-r2xfuv 333.53 f2 621 ft 333.53 Syarat 2 Pu/n>ɸf.Ab.ft ɸf.Ab.ft 95086.8 Tu/n 91288.8 OK, Sambungan Kuat Menahan



5.2.2



Mpa Mpa Mpa N N Tarik



Sambungan Kuda-Kuda—Bracing Pada perencanaan sambungan kudakuda–bracing, digunakan pelat sebagai media penyambungnya yaitu pelat simpul. Sambungan kudakuda - bracing menggunakan pelat simpul karena merupakan titik temu antara kuda-kuda (profil IWF) dan bracing (profil IWF). Terdapat 3 perhitungan sambungan kuda-kuda bracing: •



Perhitungan untuk batang pinggir menerus







Perhitungan untuk batang pinggir terputus







pemeriksaan pelat simpul



Perhitungan Untuk Batang Pinggir Menerus



Struktur Bangunan Baja 07141006



47



Vn Dn



n1 n2



Pelat Simpul



Hn n3 Batang Menerus



Gambar 5.1 Ilustrasi Gambar Bentang Menerus Langkah-langkah



perhitungan



sambungan



baut



antara



kuda-kuda



dan



bracing adalah sebagai berikut : 1. Menghitung kekuatan geser tumpu baut dengan rumus : ØRn = ɸf x r1 x fu x Ab ɸf r1 fu diameter baut Abd ɸRn



0.75 0.4 807 22 380.132 92030.13



ulir Mpa mm mm2 N



2. Menghitung kekuatan tumpu plat dengan rumus : ØRn = ɸf x 2.4 x db x tp x fu ɸf fu diameter baut tebal pelat (asumsi) ɸRn



0.75 807 22 5 66577.5



Mpa mm mm N



4. Dari dua nilai diatas dipilih yang terkecil sehingga ɸRn = 66577.5 N 5. Menghitung jumlah sambungan baut untuk masing-masing sambungan pada kuda-kuda dan bracing : n1 = n2 = n3 =



Struktur Bangunan Baja 07141006



𝑃𝑢 𝑎𝑘𝑠𝑖𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑏𝑟𝑎𝑐𝑖𝑛𝑔 ɸRn



𝑃𝑢 𝑎𝑘𝑠𝑖𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑢𝑑𝑎−𝑘𝑢𝑑𝑎 ɸRn 𝐻𝑛 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑢𝑑𝑎−𝑘𝑢𝑑𝑎 ɸRn



48



Pu n1



Pu N2



Dn n1



5.2.3



199803.8 3.001



N pembulatan



650158.17 9.76



29341.75 0.4407



3



N pembulatan



10



N pembulatan



2



Sambungan Kolom-Pondasi (base plate) Pada perencanaan sambungan kolom dan pondasi, dilakukan perhitungan untuk dimensi base plate minimum, tebal pelat, dan diameter sambungan baut yang dapat berfungsi dengan optimal.



Gambar 5.2 Sambungan Kolom dan Pondasi



d



m



n



N



B Gambar 5.3 Tampak atas antara Kolom dan Pondasi



Dalam menentukan dimensi minimum base plate yang akan digunakan, maka perlu ditinjau terlebih dahulu kondisi mana yang lebih cocok untuk base plate, yaitu : Struktur Bangunan Baja 07141006



49



a.Kondisi 1 : kondisi dimana eksentrisitas kecil, gaya momen yang terjadi kecil sehingga menyebabkan tidak adanya tegangan tarik di base plate. Maka gaya yang terjadi pada kondisi ini merupakan gaya tekan seluruhnya. e=Mu/Nu < N/6 b.Kondisi 2 : kondisi dimana gaya momen besar, sehingga menimbulkan tegangan tarik. Pada kondisi ini, pada dasarnya base plate memang tidak dirangcang untuk menahan tarik. e=Mu/Nu > N/6 Terlebih dahulu dilakukan pengecekan terhadap kondisi mana yang lebih sesuai dengan struktur yang direncanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut : -



Menentukan Kondisi Struktur Data-data yang diketahui Pu dari SAP



= 1701.2 N



Mu dari SAP = 810022526.00 Nmm Profil Kolom = IWF 700.300.28.15 dengan nilai b=300mm dan d=700 mm Asumsi awal dalam menghitung nilai B dan N Nilai B minimum dengan pembulatan keatas B ≤ bf + 4” B ≤ 300 + 4x(25.4) B = 401.6 mm Nilai N minimum dengan pembulatan keatas N ≤ d + 4” N ≤ 700 + 4 x 25.4 N = 801.6 mm Menghitung Nilai Eksentrisitas Mu/Pu > N/6 476147.7 > 133.6 Berdasarkan hasil perhitungan eksentrisitas,maka didapatkan bahwa kondisi struktur yang sedang direncanakan adalah kondisi 2 dimana base plate menerima tekan dan tarik. -



Perhitungan untuk Kondisi 2 dilakukan sebagai berikut: 1. Menghitung kedalaman efektif (h)



Struktur Bangunan Baja 07141006



50



h(jarak angkur) = 0.9 x N = 721.44 mm 2. Menghitung Diameter Angkur Diameter yang digunakan adalah diameter standar yang telah tersedia yaitu: Øangkur = 20 mm -



Menentukan nilai a (stress black)



Gambar 5.4 Stress Block



Sisi sebelah kiri mengalami tarik dan sebelah kanan mengalami tekan, namun dalam perhitungan ini karena base plate tidak dapat menahan tarik, maka tarik dapat diabaikan dalam perhitungan. 0.85 x f’c x a x B = Pu + Tu Menghitung Tu* dan Tu ** Tu* = 0.75 x Ab x fu = 190144.89 N Tu** = Øu x Ψa x 0.9f’c x eh xdb = 0.7 x 1.4 x 0.9 x 25 x(4.5 x 20) x 20 = 39690 N Dari hasil perhitungan Tu diatas, ambil nilai Tu yang paling kecil yaitu Tu** = 39690 N. Menghitung Nilai a (stress block) 0.85 x f’c x a x B = Pu + Tu** 0.85 x 25 x a x401.6 = 1701.2+39690 a=4.8 mm = 5 mm -



Menentukan Nilai N baru Pu(0.9 N- 0.5N ) + Mu = 0.85 x f’c x a x B (0.9 N – a/.2) 1701.2(0.4 N) + 810022526 = 0.85 x 25 x 5 x 401.6 (0.9N – 5/2) 680.4 N + 810022526 = 38403 N – 1004 N = 21473 mm = 21500 mm



-



Menghitung Panjang Kantilever (𝑁−0.95𝑑)



m=



Struktur Bangunan Baja 07141006



2



= 10417.5 =10420 mm



51



(𝐵−0.8 𝑏𝑓)



n=



= 80.8 = 81 mm



2



Adapun batas nilai n minimum yaitu : n=1/4 √𝑑 𝑥 𝑏𝑓 = 114.6 mm Karena n perhitungan lebih pendek dibandingkan dengan syarat maka perenca mengambil n minimum yaitu 114.6 mm untuk perencanaan kantilever. -



Menentukan Tebal Base Plate (tp) Mu1 =



0.8 𝑥 𝑓 ′ 𝑐 𝑥 𝑙² 2



= 131331.6 Nmm



Dimana nilai (l) diambil dari nilai terkecil antara nilai m dan n. kemudian lanjutkan dengan perhitungan tp. 4𝑀𝑢1



Tp = √Ø𝑏.𝑓𝑦 = 44.86 mm = 4.48 cm = 5 cm Kemudian menghitung nilai Mu2: Mu2=



𝑇𝑢(𝑚−0.05 𝑁) 𝐵



= 923563.4 Nmm



4𝑀𝑢2



Tp = √Ø𝑏.𝑓𝑦 = 118.9 mm = 11.8 cm = 12 cm Sehingga didapatkan kesimpulan untuk sambungan kolom dan pondasi : Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Sambungan Kolom-Pondasi Output akhir N B tp diameter angkur



Struktur Bangunan Baja 07141006



21500 401.6 12 20



mm mm cm mm



52



BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan dari laporan tugas besar Struktur Baja antara lain sebagai berikut : 1. Untuk profil Kuda-kuda digunakan profil IWF 600.300.20.12 dalam perencanaan ini profil tersebut hanya dapart menahan gaya tekan,tarik dan geser sedangkan untuk gaya momen sendiri profil ini tidak dapat menahan gaya momen. a. Batang Tekan ØNn



= 4745 KN (arah sumbu X)



ØNn



= 4745 KN (arah sumbu Y)



ØNu



= 1445 KN



Sehingga ØNn > ØNu (OK) pada sumbu X Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa penampang IWF 600.300.20.12 dapat menahan kuat tekan sebesar 1445 KN karena kapasitas profil sebesar 4745 KN arah sumbu X dan Y. b.Momen Lentur ØMn = 321.21 KNm ØMu = 0.9 x 156.8 KNm = 141.12 KNm ØMu > ØMn (Ok) Dari hasil perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa penampang yang digunakan tidak dapat menahan gaya ultimate momen lentur yang terjadi pada struktur gudang baja yang direncanakan. c.Gaya Geser ØVn = 3014.5.5 KN ØVu = 511.47 KN Maka, ØVn ≥ ØVu Dari hasil perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa penampang yang digunakan dapat menahan gaya ultimate geser yang terjadi pada struktur gudang baja yang direncanakan. 2.



Untuk profil Bracing digunakan profil IWF 200.200.8.12 dalam perencanaan ini profil tersebut direncnakan dapat menahan gaya tekan,tarik ,gaya geser dan gaya momen.



Struktur Bangunan Baja 07141006



53



Dalam hasil analisa di Bab 4 menghasilkan bahwa profil mampu menahan gaya dalam yang dihasilkan oleh struktur. a. Batang Tekan ØNn



= 735.2 KN (arah sumbu X)



ØNn



= 250.5 KN (arah sumbu Y)



ØNu



= 402.05 KN



Sehingga ØNn > ØNu (OK) (arah sumbu X) Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa penampang IWF 200.200.8.12 dapat menahan kuat tekan sebesar 402.05 KN karena kapasitas profil sebesar 735.2 KN arah sumbu X tetapi pada arah sumbu Y profil tidak dapat menahan gaya tekan karena kapasitas profil hanya 250.5 KN. b. Batang Tarik ØTu = 0.75 x 199.8 KN = 149.85 KN ØTn = 1822.5 KN (diambil nilai Tn yang paling rendah) ØTu ≤ ØTn 149.85 KN ≤ 1822.5 KN Dari hasil perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa penampang yang digunakan dapat menahan gaya ultimate batang tarik yang terjadi pada struktur gudang baja yang direncanakan. c. Momen Lentur ØMn = 149.8 KNm ØMu = 0.9 x 17 KNm = 15.3 KNm ØMu ≤ ØMn Dari hasil perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa penampang yang digunakan dapat menahan gaya ultimate momen lentur yang terjadi pada struktur gudang baja yang direncanakan. d. Gaya Geser ØVn = 994.8 KN ØVu = 30.78 KN Maka, ØVn ≥ ØVu



Struktur Bangunan Baja 07141006



54



Dari hasil perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa penampang yang digunakan dapat menahan gaya ultimate geser yang terjadi pada struktur gudang baja yang direncanakan. 3. Untuk profil Gording digunakan profil IWF 175.175.11.7,5.dalam perencanaan ini profil tersebut hanya dapat menahan gaya tarik dan gaya geser sedangkan gaya tekan dan gaya momen tidak dapat ditahan oleh profil ini. Dalam hasil analisa di Bab 4 menghasilkan bahwa profil mampu menahan gaya dalam yang dihasilkan oleh struktur. a. Batang Tekan ØNn



= 349.7 KN (arah sumbu X)



ØNn



= 114.5 KN (arah sumbu Y)



ØNu



= -12.0356 KN



Sehingga ØNn < ØNu (OK) Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa penampang IWF 700.300.28.15 dapat menahan kuat tekan sebesar -12.0356 KN karena kapasitas profil sebesar 349.07 KN arah sumbu X dan 114.5 KN arah sumbu Y. b. Batang Tarik ØTu = 0.75 x 199.8 KN = 149.85 KN ØTn = 1002.4 KN (diambil nilai Tn yang paling rendah) ØTu ≤ ØTn 149.85 KN ≤ 1002.4 KN Dari hasil perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa penampang yang digunakan dapat menahan gaya ultimate batang tarik yang terjadi pada struktur gudang baja yang direncanakan. c. Momen Lentur ØMn = 13.46 KNm ØMu = 0.9 x 156.8 KNm = 141.12 KNm ØMu > ØMn Dari hasil perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa penampang yang digunakan tidak dapat menahan gaya ultimate momen lentur yang terjadi pada struktur gudang baja yang direncanakan. d. Gaya Geser ØVn = 801.9 KN ØVu = 30.78 KN Struktur Bangunan Baja 07141006



55



Maka, ØVn ≥ ØVu Dari hasil perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa penampang yang digunakan dapat menahan gaya ultimate geser yang terjadi pada struktur gudang baja yang direncanakan. 4. Untuk profil Kolom digunakan profil IWF 700.300.28.15.dalam perencanaan ini profil tersebut dapat menahan gaya tarik,gaya geser ,gaya tekan dan gaya momen dapat ditahan oleh profil ini. Dalam hasil analisa di Bab 4 menghasilkan bahwa profil mampu menahan gaya dalam yang dihasilkan oleh struktur. a. Batang Tekan ØNn



= 6744 KN (arah sumbu X)



ØNn



= 5070.8 KN (arah sumbu Y)



ØNu



= 1979.6 KN



Sehingga ØNn > ØNu (OK) Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa penampang IWF 700.300.28.15 dapat menahan kuat tekan sebesar 1979.6 KN karena kapasitas profil sebesar 6744 KN arah sumbu X dan 5070.8 KN arah sumbu Y. b. Batang Tarik ØTu = 0.75 x 40.01 KN = 30 KN ØTn = 5355 KN (diambil nilai Tn yang paling rendah) ØTu ≤ ØTn 30 KN ≤ 5355 KN Dari hasil perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa penampang yang digunakan dapat menahan gaya ultimate batang tarik yang terjadi pada struktur gudang baja yang direncanakan. c. Momen Lentur ØMn = 1748.7 KNm ØMu = 0.9 x 810 KNm = 729 KNm ØMu ≤ ØMn Dari hasil perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa penampang yang digunakan dapat menahan gaya ultimate momen lentur yang terjadi pada struktur gudang baja yang direncanakan. d. Gaya Geser Struktur Bangunan Baja 07141006



56



ØVn = 4284.5 KN ØVu = 228.42 KN Maka, ØVn ≥ ØVu Dari hasil perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa penampang yang digunakan dapat menahan gaya ultimate geser yang terjadi pada struktur gudang baja yang direncanakan.



5. Untuk kesimpulan sambungan-sambungan pada desain struktur bangunan gudang diperlihatkan pada tabel sebagai berikut : Tabel 6.1 Rekapitulasi Hasil Sambungan



Elemen Struktur



Sambungan 6 buah sambungan baut ɸ22 untuk menahan gaya geser Kuda-kuda



kuda-kuda --- Kolom 7 buah sambungan baut ɸ22 untuk menahan aksial Kolom



3 buah sambungan baut ɸ22 untuk menahan aksial Bracing 10 buah sambungan baut ɸ22 untuk kuda-kuda --- Bracing



menahan aksial Kuda-kuda 2 buah sambungan baut ɸ22 untuk menahan gaya geser Kuda-kuda



6.Spesifikasi desain Base Plate Lebar Base Plate



= 21500 mm



Panjang Base Plate = 401.6 mm Tebal Base Plate



=12 cm



Struktur Bangunan Baja 07141006



57



Diameter angkur



= 20 mm



6.2 Saran 1.Perhitungan dilakukan dengan lebih teliti 2.Menetapkan berapa angka desimal dibelakang koma sejak awal 3.Elemen yang termasuk bentang panjang diberikan pengaku agar agar saat perhitungan kelangsingan yang mempertimbangkan panjang bentang dapat memenuhi syarat dan dapat menahan gaya yang diterima oleh elemen tersebut.



Struktur Bangunan Baja 07141006



58



Lampiran



600.300.20.12 D22



D22



700.300.28.15



INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN BALIKPAPAN JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN



PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL



Struktur Bangunan Baja 07141006



JUDUL



DOSEN PEMBIMBING



STRUKTUR BANGUNAN BAJA



Basyaruddin,ST.,MSc. Shef Amir A.,ST.,MT.



MAHASISWA Yuliana Handayani



JUDUL GAMBAR 07141006



Sambungan Kuda-Kuda-Kolom



LEMBAR Lembar



Jumlah



59



DAFTAR PUSTAKA 1. SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung 2. SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non-Gedung 3. SNI 1727-1989 Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung 4. Profil Baja PT. Gunung Garuda



Struktur Bangunan Baja 07141006



60