Studi Kasus Nyata Kelompok 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NAMA



STUDI KASUS NYATA KELOMPOK 3 : AMELIA RIYANTI DENI INDRIANI WINDA MARDIYANTI



Studi Kasus Pilihan Pada saat rapat kenaikan kelas disampaikan sebuah fakta dari salah satu wali kelas 7 ada seorang murid laki - laki yang secara peraturan sekolah tidak bisa naik kelas karena berdasarkan nilai ada empat mata pelajaran yang dibawah KKM. Dari segi kehadiran dibawah 95%, namun nilai sikap didominasi dengan nilai baik. Orang tua murid tersebut menghadap wali kelas dan meminta bantuan agar nilai anaknya dapat dibantu hingga batas KKM. Alasan orang tua murid tersebut mengapa anaknya tidak mencapai KKM pada mata pelajaran tertentu, dikarenakan suasana dan kondisi lingkungan rumah yang tidak mendukung dalam proses pembelajaran ( berada dilingkungan home industri sehingga murid tersebut tidak bisa konsentrasi dalam belajar). Alasan mengapa kehadiran murid tersebut dibawah 95% dikarenakan membantu orang tuanya bekerja mengambil getah karet di kebun sebelum berangkat sekolah. Pada situasi rapat terdapat pro dan kontra dari pendapat dewan guru. Ada sebagian guru yang menolak untuk dinaikkan karena sudah melanggar peraturan yang berlaku di sekolah. Ada juga sebagian guru yang berpendapat untuk dinaikkan, karena berbagai pertimbangan yang sudah dikemukakan mengenai kondisi lingkungan dan keseharian murid tersebut. Dalam rapat kenaikan kelas akhirnya diputuskan murid tersebut dinaikkan dengan berbagai pertimbangan. Analisis Studi Kasus 1. Paradigma apa yang digunakan salam studi kasus ini adalah? Dalam studi kasus pilihan paradigma yang digunakan adalah Rasa Keadilan Lawan Rasa Kasihan ( justice vs mercy). Dalam paradigma ini, pilihannya adalah antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikui aturan sepenuhnya. Kita bisa memilih untuk berlaku adil dengan memperlakukan hal yang sama bagi semua orang, atau membuat pengecualian dengan alasan kemurahan hati dan kasih sayang. Dalam kasus diatas dewan guru akhirnya memutuskan untuk membuat pengecualian dengan alasan kemurahan hati dan kasih sayang karena mempertimbangkan latar belakang murid tersebut. Dimana murid tersebut mempunyai lingkungan rumah yang tidak kondusif dan harus bekerja membantu orang tua. 2. Prinsip mana yang mendasari pilihan pengambilan keputusan yang diambil? Pada studi kasus ini prinsip yang digunkaan adalah Befikir Berbasis Rasa Peduli ( Care - Based Thingking ), karena pada saat pengambilan keputusan berdasarlan rasa kepedulian.



3. Tahapan pengambilan dan pengujian terhadap studi kasus pilihan, apakah telah tepat atau belum?Mengapa? Tahapan yang digunakan dalam pengambilan dan pengujian keputusan adalah : 1. Mengenali nilai - nilai yang bertentangan. Pada saat pengambilan keputusan ada nilai yang saling bertentangan, pertama terdapat 4 nilai dibawah KKM. Kedua, presentase kehadiran dibawah 95%. Hal ini bertentangan dengan peraturan sekolah yang sudah berlaku. Disisi lain faktor internal seperti kondisi lingkungan rumah yang tidak kondusif dalam proses pembelaajran dan faktor ekonomi keluarga karena murid harus membantu orang tua. 2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini. Dalam pengambilan keputusan pihak - pihak yang terlibat adalah : 1. Kepala Sekolah 2. Dewan Guru 3. Wali Murid 3. Kumpulkan fakta - fakta yang relevan dengan situasi ini Dalam pengambilan keputusan terkuak fakta - fakta yaitu tidak tercapainya nilai murid dalam mata pelajaran tertentu, tingkat kehadiran tidak memenuhi standar peraturan sekolah, kondisi lingkungan rumah yang tidak kondusif untuk proses pembelajaran, dan kondisi ekonomi orang tua yang kurang. Fakta - fakta tersebut dapat terkuak karena adanya data nilai dan data kehadiran yang autentik, didapatkan dari guru mata pelajaran dan wali kelas. Selain fakta tersebut, fakta lain terkuak dengan adanya home visit, dimana ditemukan fakta kondisi lingkungan rumah yang tidak kondusif dan perekonomian keluarga yang kurang. Dengan adanya fakta - fakta tersebut akhinya diambil sebuah keputusan dengan menggunakan paradigma Rasa keadilan lawan rasa kasihan ( justice vs mercy), dimana dewan guru mempunyai rasa peduli yang tinggi dengan adanya fakta lain yang terkuak. Berdasarkan pertimbangan - pertimbangan yang ada, dalam rapat kenaikan kelas Kepala Sekolah dan Dewan Guru menyepakati untuk menaikkan murid tersebut. 4. Pengujian Benar atau Salah Dalam pengujian dan pengambilan keputusan pada kasus ini ada beberapa langkah antara lain : A. Uji Legal Apakah ada unsur pelanggaran hukum dalam kasus tersebut? Tidak ada unsur pelanggaran hukum dalam kasus ini.



B. Uji Regulasi / Standar Profesional Apakah ada unsur pelanggaran kode etik atau pelanggaran peraturan pada kasus tresebut? Ada, yaitu nilai yang tidak mencapai KKM dan presentase kehadiran yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah. C. Uji Intuisi Apakah ada keputusan ini berlawanan dengan nilai - nilai yang kita yakini? Ada, yaitu ada dua nilai yang sama - sama benar. Dalam hal ini nilai peraturan dari sekolah dan nilai kepedulian. D. Uji Publikasi Apakah keputusan ini akan nyaman jika dipublikasikan? Tidak nyaman, karena hal ini menyangkut kebijakan sekolah dalam mengambil keputusan. E. Uji Panutan /Idola Apakah yang akan dilakukan oleh seseorang yang kita sayangi jika berada disituasi ini? Menggunakan prinsip berfikir berbasis rasa peduli. 5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar. Dalam pengambilan keputusan ini paradigma yang diambil adalah Rasa Keadilan vs Rasa Kasihan (Justice vs mercy) 6. Melakukan Prinsip Resolusi Berfikir Berbasis Rasa Peduli 7. Investigasi Opsi Trilema Dalam pengambilan keputusan ini tidak ada opsi trilema. 8. Buat Keputusan Keputusan yang diambil adalah menaikkan murid tersebut atas dasar rasa peduli. 9. Lihat lagi Keputusan dan Reflesikan Prinsip yang digunakan dalam pengambilan keputusan ini adalah Care Based Thingking yaitu Berfikir Berbasis Rasa Peduli. Dalam kasus ini menjadi bentuk refleksi bagi pihak sekolah yaitu wali kelas dan guru BK untuk memberikan pelayanan yang lebih intensif terhadap peserta didik. Seperti penerapan segitiga restitusi terhadap kasus yang sama dan melakukan home visit yang intensif.