Studi Literatur [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HAMBATAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSLUSIF 6 BULAN SETELAH PERSALINAN: STUDI LITERATUR



SKRIPSI



Disusun Oleh AULIA MAHESA G1B117074



PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (S-1) FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI 2020



HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN



HAMBATAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSLUSIF 6 BULAN SETELAH PERSALINAN: STUDI LITERATUR



Disusun Oleh:



AULIA MAHESA G1B117074



Telah disetujui Dosen Pembimbing Skripsi



Pembimbing Substansi



Pembimbing Metodologi



Dr. Ns. Muthia Muthmainah,Sp.Mat



Eres Inventori,SKM,M.Epid



i



ii



NIP. 197601202000122003



NIP. 197605062002122006



KATA PENGANTAR Bismillah, Alhamdulillahi Rabbil’alamiin, segala puji hanya bagi Allah Yang Maha Kuasa. Sholawat dan salam bagi Nabi Muhammad SAW. Atas segala limpahan nikmat serta karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul “Hambatan Ibu Dalam Pemberian Asi Ekslusif 6 Bulan Pertama Setelah Persalinan: Studi Literatur” Proposal penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Keperawatan di Program Studi KeperawatanUniversitas Jambi. Terwujudnya laporan penelitian ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan dorongan berbagai pihak, maka sebagai uangkapan hormat dan penghargaan penulis mengucapkan terima kasih kepada :



1.



Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc.,Ph.D selaku Rektor Universitas Jambi



2.



Dr. dr. Humaryanto,Sp.OT.,M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.



3.



Ns. Nurlinawati, S.Kep.,M.Kep selaku ketua Program Studi Keperawatan Universitas Jambi



4.



Dr. Ns. Muthia Muthmainnah, S.Kep., M.Kep., Sp. Kep. Mat



selaku



Dosen Pembimbing Substansi yang telah membimbing dengan sabar dan telah berkenan meluangkan waktu dalam segala kesibukan aktivitas beliau untuk berdiskusi, memberi saran dan motivasi kepada peneliti selama melakukan penulisan proposal penelitian ini. 5.



Eres Inventori,SKM,M.Epid



selaku Dosen Pembimbing Metodologi yang



telah membimbing dengan sabar dan telah berkenan meluangkan waktu dalam segala kesibukan aktivitas beliau untuk berdiskusi, memberi saran dan motivasi kepada peneliti selama melakukan penulisan proposal penelitian ini. 6.



Bapak/Ibu dosen penguji yang telah banyak membimbing, memberikan waktu, arahan, masukan, serta motivasi dalam dan penyusunan proposal penelitian ini.



ii



7.



Segenap Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi yang telah memberikan ilmunya baik secara teori maupun praktik selama proses perkuliahan kepada penulis.



8.



Teman-teman seperjuangan angkatan 2017 Keperawatan Universitas Jambi yang telah mendo’akan, meluangkan waktu, membantu serta memotivasi penulis dalam penyelesaian proposal penelitian ini.



9.



Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi dan dukungan dalam menyelesaikan proposal penelitian ini. Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari sempurna,



oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan keperawatan serta semua pihak yang memerlukannya. Jambi, Oktober 2020



Penulis



iii



DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................i KATA PENGANTAR.........................................................................................ii DAFTAR ISI........................................................................................................iv DAFTAR TABEL................................................................................................vi DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vii DAFTAR LAMPRAN.......................................................................................viii BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 3 1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................ 4 1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menyusui ................................................................................................... 5 2.1.1. Definisi Menyusui......................................................................... 5 2.1.2. Fisiologi Menyusui........................................................................ 5 2.2 ASI Eksklusif.............................................................................................. 6 2.2.1. Definisi.......................................................................................... 6 2.2.2. Jenis ASI Berdasarkan Waktu Produksi........................................ 7 2.2.3. Komposisi ASI.............................................................................. 7 2.2.4. Manfaat ASI.................................................................................. 8 2.2.5. Cara Menyusui Yang Benar.......................................................... 10 2.2.6. Frekuensi Menyusui...................................................................... 11 2.2.7. Karakteristik Bayi Cukup ASI...................................................... 11 2.2.8. Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemberian ASI............. 11 2.3 Kerangka Teori................................................................................................13 2.4 Kerangka Konsep............................................................................................14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Strategi Pencarian Literatur.........................................................15 3.2 Kriteria Studi Literatur...................................................................................16 3.3 Analisa Data...................................................................................................17 3.4 Tahapan Studi Literatur...................................................................................19 3.5 Peta Studi Literatur..........................................................................................20 DAFTAR PUSTAKA



iv



DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Komposisi kandungan ASI..............................................................................7 Tabel 3.3 Tabel Temuan Jurnal.......................................................................................18



v



DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1Posisi Menyusui..................................................................................10 Gambar 2.2 Perlekatan Mulut Bayi.......................................................................11 Gambar 2.3 Kerangka Teori..................................................................................13 Gambar 2.4 Kerangka Konsep..............................................................................14 Gambar 3.1 Tahap Studi Literatur.........................................................................19 Gambar 3.2 Peta Studi Literatur............................................................................20



vi



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan cairan terbaik dan termurah yang dapat diberikan ibu kepada bayinya, didalamnya terkandung zat-zat yang dibutuhkan bayi sejak lahir sampai usia 24 bulan atau lebih. ASI sebagai makanan alami pertama untuk bayi menyediakan energi dan nutrisi dalam jumlah tepat yang dibutuhkan sesuai dengan umur bayi. Pemberian ASI merupakan salah satu upaya membentuk generasi sehat, cerdas, serta berkualitas demi masa depan dirinya, keluarga, masyarakat dan negara 1. Masalah kesehatan anak di Indonesia dipengaruhi oleh tingginya angka kematian bayi (AKB). Tingginya angka kematian bayi di Indonesia disebabkan oleh kelahiran prematur, infeksi saat kelahiran, rendahnya gizi saat kelahiran, kelainan bawaan (kongenital) serta rendahnya pemberian ASI segera setelah bayi lahir (inisiasi ASI) dan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi. Peningkatan program ASI eksklusif merupakan salah satu bentuk usaha pemerintah dalam pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 20142. Upaya pemberian ASI eksklusif bermanfaat bagi bayi dalam meningkatkan kekebalan tubuh dan sebagai nutrisi, hal tersebut berperan dalam menekan Angka Kematian Bayi. Capaian ASI Eksklusif Kota Jambi pada tauhn 2019 sebesar 68.06 (terdapat 5.102 bayi yang diberi ASI Eksklusif dari jumlah bayi usia 0-6 bulan sejumlah 10.471 bayi)3. Menyusui sejak dini mempunyai dampak yang positif baik bagi ibu maupun bayinya. Bagi bayi, menyusu mempunyai peran penting untuk menunjang pertumbuhan, kesehatan, dan kelangsungan hidup bayi karena ASI kaya dengan zat gizi dan antibodi. Sedangkan bagi ibu, menyusui dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas karena proses menyusui akan merangsang kontraksi uterus sehingga mengurangi perdarahan pasca melahirkan (postpartum) 4. 1



2



Menurut WHO ASI eksklusif merupakan pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dianjurkan oleh pedoman internasional yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi bayi, ibu, keluarga, maupun negara. Menurut penelitian yang dilakukan di Dhaka pada 1.667 bayi selama 12 bulan menyimpulkan bahwa Air Susu Ibu (ASI) eksklusif dapat menurunkan risiko kematian akibat infeksi saluran nafas akut dan diare. WHO dan UNICEF merekomendasikan kepada para ibu, bila memungkinkan ASI eksklusif diberikan sampai 6 bulan dengan menerapkan hal-hal seperti Inisiasi Menyusui Dini (IMD) selama 1 jam setelah kelahiran bayi, ASI eksklusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan atau minuman, ASI diberikan secara on-demand atau sesuai kebutuhan bayi, setiap hari setiap malam, dan ASI diberikan tidak menggunakan botol, cangkir, maupun dot 5. Pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya IMD pada bayi baru lahir menjadi suatu kebutuhan bagi semua petugas kesehatan dan masyarakat luas terutama ibu-ibu yang sedang hamil. Rendahnya cakupan ASI ekslusif di Indonesia disebabkan karena kurangnya informasi pelaksanaan IMD kepada 3 masyarakat dari pihak instansi kesehatan. Demikian juga persepsi dan pendapat masyarakat yang salah tentang IMD juga menjadi penghambat suksesnya program pemerintah ini, sehingga informasi



yang



benar



tentang



program



IMD



hendaknya



terus



disosialisasikan pada masyarakat luas agar apa yang menjadi tujuan program pemerintah ini dapat tercapai dengan baik. Menurut penelitian Harseni motivasi pemberian ASI eksklusif sebagian besar dalam kategori rendah (53,6%). Sedangkan untuk perilaku pemberian ASI eksklusif didapatkan sebagian besar (57,1%) tidak memberikan ASI eksklusif. Terdapat hubungan antara motivasi dengan 5 pemberian ASI eksklusif6. Penelitian Rachmaniah menyatakan Hasil didapakan hasil 47 ibu (65,3%) berpengetahuan buruk, dimana 41 ibu



3



(56,92%) tidak memberikan ASI Eksklusif dan 6 ibu (8,3%)memberikan ASI Eksklusif pada anaknya. Sedangkan 25 ibu (34,7%) berpengetahuan baik, ibu yang berpengetahuan baik dan tidak memberikan ASI Eksklusif yaitu 15 ibu (20,8%) dan yang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 10 ibu (13,9%). Dari hasil uji chi square didapatkan nilai p = 0,008. Kesimpulan Terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dengan tindakan ASI Eksklusif 7. Kondisi fisiologis payudara ibu saat menyusui masih memungkinkan bayi mendapatkan ASI eksklusif, sedangkan kebiasaan pemberian makanan prelakteal tidak memungkinkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Dukungan keluarga juga belum maksimal dalam memberikan kontribusi yang positif kepada ibu untuk memberikan ASI eskklusif8. Hasil penelitian Sari dan Wirawani (2012) diketahui bahwa proporsi ibu IMD hanya sebesar 14,81%. Pada ibu IMD, pemberian kolostrum 100%, makanan/minuman pralakteal MP-ASI 100%. ASI eksklusif 0%, rata-rata frekuensi dan lama pemberian ASI adalah 8,75±3,54 kali/hari dan 25±22,04 menit. Pada ibu tidak IMD, pemberian kolostrum 89,1%, makanan/minuman pralakteal 84,8%, ASI eksklusif 4,3%, rata-rata frekuensi dan lama pemberian ASI adalah 10,19±4,3 kali/hari dan 16,74±13,1 menit 9. Kembali bekerja setelah cuti melahirkan merupakan kendala suksesnya pemberian ASI eksklusif. Selain disebabkan oleh faktor tempat bekerja, masih banyak faktor lain yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif yaitu motivasi dari ibu. sehingga berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti tertarik untuk melaukkan studi literatur riview terkait hambatan ibu dalam pemberian ASI ekslusif. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana hambatan ibu dalam pemberian ASI ekslusif?



4



1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan penelitian studi literatur ini adalah untuk mengetahui hambatan ibu dalam pemberian ASI ekslusif. 1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan Khusus dalam penelitian ini adalah: a. mengetahui permasalahan ibu dalam pemberian ASI ekslusif b. mengetahui dukungan dan hambatan ibu dalam pemberian ASI Eklusif 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan Penelitian studi literatur ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan dan bahan referensi dalam kajian keperawatan terkait pemberian ASI eklusif. 1.4.3 Bagi Peneliti Studi literatur ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan maupun sebagai tambahan referensi bagi peneliti berikutnya mengenai hambatan ibu dalam pemberian ASI Eklusif. 1.4.4 Bagi Profesi Perawat Hasil studi literature ini diharapkan menjadi bahan evaluasi bagi perawat dalam melaksanakan tugas dalam segi pelayanan khususunya ibu dan anak.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Menyusui 2.1.1. Definisi Menurut Rizky Menyusui adalah keterampilan yang dipelajari ibu dan bayi yang keduanya membutuhkan waktu dan kesabaran untuk pemenuhan nutrisi pada bayi selama 6 bulan. Menurut Roesli Menyusui adalah proses pemberian air susu ibu (ASI) kepada bayi sejak lahir sampai berusia 2 tahun. Kemudian pemberian ASI tetap berlanjut hingga bayi berusia 2 tahun dengan makanan tambahan atau disebut makanan pendamping ASI. sedang kan Menyrusi Menurut Depkes RI (2011) Menyusui suatu proses yang alami dimana tahapan memberikan makanan pada bayi berupa air susu ibu (ASI) langsung dari payudara ibu 2,10,11. 2.1.2. Fisiologi Menyusui Menurut Sari Fisiologi Menyusui terdiri dari tiga proses yaitu Refleks Mencari (rooting reflex), Refleks Menghisap, dan Refleks Menelan. Payudara menempel pada pipi atau daerah sekeliling mulut merupakan rangsangan yang menimbulkan refleks mencari pada bayi. Ini menyebabkan kepala bayi berputar menuju puting susu yang menempel diikuti dengan membuka mulut dan kemudian puting susu ditarik masuk kedalam mulut. selanjutnya Refleks Menghisap, Teknik menyusui yang baik adalah seluruh areola payudara masuk semuanya ke dalam mulut bayi, tetapi tidak dapat dilakukan pada ibu yang memiliki areola yang besar. Untuk ini maka sudah cukup bila rahang bayi menekan sinus laktiferus. Jika bayi hanya menekan puting susu saja, maka bayi akan menghisap susu sedikit dan menyebabkan lecet pada puting susu. Refleks Menelan yaitu pada saat air susu keluar dari putting susu, akan disusul dengan gerakan menghisap yang ditimbulkan oleh otot-otot pipi, sehingga pengeluaran air susu akan bertambah dan diteruskan dengan mekanisme masuk ke lambung12.



5



6



2.2. ASI Eksklusif 2.2.1. Definisi Menururt Rizky ASI adalah makanan alamiah mudah dicerna oleh usus bayi serta mengandung komposisi nutrisi yang seimbang dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang tersedia setiap saat, praktis, dan bebas dari kontaminasi. Menurut Roesli (2013) Pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI tanpa tambahan makanan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, buburnasi, dan tim. Pemberian ASI eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu 4 bulan tapi bila mungkin sampai 6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, bayi harus diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun 10. 2.2.2. Jenis ASI Berdasarkan Waktu Produksi Jenis ASI Berdasarkan waktu produksinya ASI dapat dibedakan menjadi 3 jenis Menurut Rizky yaitu Kolostrum, Air susu masa pralihan (Masa Transisi), ASI mature. Kolostrum adalah cairan yang disekresikan pertama kali pada hari pertama hingga hari ketiga setelah melahirkan. Kolostrum merupakan cairan kental yang berwarna kekuning-kuningan disebabkan oleh tingginya lemak dan sel-sel epitel. Kolostrum berkhasiat sebagai pembersih mekonium selaput usus bayi yang baru lahir agar siap menerima ASI. Kandungan tertinggi dalam kolostrum adalah antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi yang sangat lemah dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai dengan 6 bulan. Kolostrum juga megandung protein yang tinggi dibanding protein susu mature. Jenis protein yang terkandung yaitu gama globulin yang membuat konsistensi kolostrum menjadi pekat dan padat sehingga bayi lebih lama merasa kenyang meski hanya mendapat sedikit kolostrum. Menurut Roesli (2008) Air susu masa peralihan merupakan ASI yang dihasilkan mulai dari hari ke 4 sampai hari 10. Pada masa ini, susu transisi mengandung lemak dan kalori yang lebih tinggi sedangkan kadar proteinnya lebih rendah dibandingkan dengan kolostrum. ASI Mature merupakan ASI yang disekresikan pada hari 10 sampai seterusnya. ASI ini



7



berwarna putih kebiru-biruan. Banyak mengandung protein yang tinggi dibanding kolostrum dan susu transisi 10.



2.2.3. Komposisi ASI Menurut Sari Komposisi ASI tidak boleh disamakan dengan susu sapi atau makanan padat lainya karena ASI mengandung komposisi yang lengkap seperti: zat gizi di dalamnya karbohidrat, potein, lemak, garam, mineral, serta vitamin, zat protektif antara lain: Lactobasilus bifidus, laktoferij, lisozim, komplemen c3 dan c4, faktor antibodi streptokokus, imunitas seluler, dan kratinin



12



. sedangkan



Komposisi ASI menurut Rizky sebagai berikut: Table 2.1 Komposisi Kandungan ASI Kandunga Energi (kg kal)



Kolostrum 57,0



Transisi 63,0



ASI Mature 65,0



Laktosa (gr/100ml)



6,5



6,7



7,0



Lemak (gr/100ml)



2,9



3,6



3,8



Protein (gr/100ml)



1,195



0,965



1,324



Mineral (gr/100ml)



0,3



0,3



0,2



IgA (mg/100 ml)



335,9



-



119,6



IgG (mg/100 ml)



5,9



-



2,9



IgM (mg/100 ml)



17,1



-



2,9



14,2-16,4



-



24,3-27,5



420-52-



-



250-270



Immunoglobulin:



Lisosom (mg/100 ml) Laktoferin



Sumber: Rizki.2013



2.2.4. Manfaat ASI Menurut Rizki ASI memiliki manfaat yang sangat besar bagi bayi untuk memulai kehidupannya. Manfaat ASI eksklusif diantaranya yaitu sebagai nutrisi, sebagai daya tahan tubuh, menghindari reaksi alergi, meningkatkan kecerdasan, memberi rasa nyaman dan ikatan antara ibu dan bayi.Menyusui memiliki banyak manfaat untuk ibu, manfaatnya antara lain: mencegah terjadinya kehamilan di luar rencana, membantu involusi uterus, mengurangi prevalensi kejadian anemia



8



defisiensi besi, meyusui dapat mengurangi terjadinya kanker payudara dan karsinoma mamae, mengurangi perdarahan setelah melahirkan, menurunkan berat badan, mampu membakar kalori 200-500 kalori perhari, dan sebagai ungkapan kasih sayang ibu kepada bayinya. Memberikan ASI kepada bayi dapat mengurangi pengeluaran karena tidak perlu membeli susu formula. Selain itu Manfaat ASI Menurut Roesli yaitu dapat mengurangi biaya ke dokter karena bayi yang diberi ASI eksklusif akan memiliki daya tahan tubuh yang kuat sehingga jarang sakit. ASI eksklusif juga lebih efesiensi diberikan setiap waktu dan praktis10. 2.2.5. Cara Menyusui Yang Benar Menurut Rizki Pada saat menyusui bayi ada beberapa cara yang harus diketahui ibu tentang cara menyusui yang benar yaitu: 1.



Cara menyusui dengan sikap duduk a. Duduk dengan posisi santai dengan menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan bersandar pada sandaran kursi. b. Sebelum menyusui, ASI dioleskan di sekitar puting susu dan areola. Cara ini mempunyai manfaat bermanfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembapan puting susu. c. Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi. Bayi ditidurkan di atas pangkuan ibu dengan cara bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi diletakan di lengkungan sikut ibu. Bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu. Satu tangan diletakan dibelakang badan ibu, tangan yang satu di depan ibu. Perut ibu menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. d. Tangan kanan menyanggah payudara kiri dan keempat jari dan ibu jari menekan payudara bagian atas areola. e. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflek) dengan cara menyentuh pipi dengan puting susu



9



f. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan putting serta areola dimasukan ke dalam mulut bayi g. Usahakan sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi, sehingga putting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar. h. Setelah bayi menghisap payudara tidak perlu di sanggah lagi. a



b



Gambar 2.1 a. Posisi menyusui yang benar dan b. Posisi menyusui yang salah Sumber: Depkes RI. 2007 a



b



Gambar 2.2 a. Posisi perlekatan yang benar dan b. Posisi perlekatan yang salah



10



2.



Melepasakan isapan bayi Setelah menyusui pada payudara kosong, sebaiknya diganti payudara yang satunya dengan cara jari kelingking ibu dimasukan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu di tekan kebawah



Gambar 2.3 Melepaskan isapan bayi yang benar



3.



Menyusui berikutnya dimulai pada payudara yang belum terkosongkan



4.



Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting dan areola disekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya.



5.



Menyendawakan bayi Tujuan menyendawakan bayi untuk mengeluarkan udara dari lambungsupaya tidak muntah dengan cara bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya di tepuk perlahan-lahan atau menelungkupkan bayi diatas pangkuan ibu,lalu di usap-usap punggung bayi sampai bersendawan 10.



2.2.6. Frekuensi Menyusui Lama menyusu berbeda-beda tiap periode menyusui. Rata-rata bayi menyusu selama 5-15 menit, walaupun terkadang lebih. Bila proses menyusui berlangsung sangat lama (lebih dari 30 menit) atau sangat cepat (kurang dari 5 menit) mungkin ada masalah. Pada hari pertama atau pada bayi berat lahir rendah (kurang dari 2500 gram), proses menyusu terkadang sangat lama dan hal ini merupakan hal yang wajar 10. Rentang yang optimal antara 8 hingga 12 kali setiap hari. Meskipun mudah untuk membagi 24 jam menjadi 8 hingga 12 kali menyusui dan menghasilkan perkiraan jadwal, cara ini bukan merupakan cara makan bayi. Ibu sebaiknya



11



dianjurkan untuk menyusui sebagai respon isyarat bayi dan berhenti menyusui bila bayi tampak kenyang (isyarat meliputi rasa relaksasi tubuh, tidur saat menyusui dan melepaskan puting) 10. Sebaiknya bayi disusui secara nir-jadwal (on demand) karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain atau ibu sudah merasa perlu menyusukan bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosokan satu payudara sekitar 5-7 menit dan lambung bayi akan kosong salam waktu 2 jam. Pada awalnya bayi akan menyusu dengan jadwal yang tak teratur dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu. Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI berikutnya. Dengan menyusun secara on demand sesuai dengan kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja di luar rumah dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memacu produksi ASI



10,11.



2.2.7. Karakteristik Bayi Cukup ASI Karakterisitik bayi cukup ASI yaitu Bayi minum ASI setiap 2-3 jam selama 24 jam, Buang Air Besar (BAB) berwarna kuning dengan frekuensi sering, Buang Air Kecil (BAK) 6-8 kali sehari, Ibu dapat mendengarkan pada saat bayi menelan ASI, Warna bayi merah dan kulit terasa kenyal, Berat badan dan tinggi badan bayi sesuai dengan grafik pertumbuhan, Perkembangan motorik baik sesuai dengan usia, Payudara terasa lembek, Bayi terlihat puas, dan Bayi menyusu dengan kuat, kemudian melemah dan tertertidur pulas.3 2.2.8. Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemberian ASI Tingkat pemberian ASI Eksklusif di Indonesia masih rendah. Kurang pengetahuaan tentang manfaat ASI dan gencarnya promosi susu formula membuat ibu banyak gagal menyusui bayinya secara eksklusif. Selain masalah pada ibu dan bayi masih ada faktor lain yang mempengaruhi rendahnya pemberian ASI Eksklusif yaitu, Belum semua RS terapkan 10 LMKM (langkah menuju



12



keberhasilan menyusi), Belum semua bayi memperoleh IMD,Jumlah konselor menyusui masih sedikit, Masih gencarnya promosi susu formula dan Belum semua kantor dan fasilitas umum yang menyediakan ruangan khusus untuk ibu menyusui



10.



2.7 Kerangka Teori Pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif yaitu pendidikan, pengetahuan, sikap/perilaku, psikologis, dan emosional. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif yaitu dukungan suami, pekerjaan, umur, petugas kesehatan dan promosi susu formula.



Gambar 2.3 Kerangka Teori



13



Hamabtan dalam pemberian ASI



Faktor Internal 1. Pendidikan 2. Pengetahuan 3. Sikap / perilaku 4. Psikologis 5. Emosional Faktor Eksternal : 1. Dukungan suami dan keluarga 2. Pekerjaan 3. Umur 4. Petugas kesehatan 5. Promosi susu formula



1



ASI ekslusif



3



4



2.8 Kerangka Konsep Gambar 2.4 Kerangka konsep Faktor internal 1. Pengetahuan= kurangnya pengetahuan ibu 2. Keyakinan= bayi tidak mentolerir ASI, bayi tidak kennyang, penggunaan obat-obat tradisional 3. Sikap= beban ibu harus kembali bekerja, 4. Motivasi= rendahnya motivasi ibu dalam pemeberian ASI Faktor Eksternal 1. Ketersediaan sumber kesehatan 2. Akses terhadap sumber kesehatan 3. Prioritas dan komitmen komunitas/pemerintah terhadap kesehatan= banyaknya iklan susu formula dan ketersedian sufor. 4. Keterampilan yang berhubungan dengan kesehatan 5. Keluarga= kurangnya dukungan suami, ibu, orang tua, mertua, masyarakat untuk memberikan ASUpan ASI 6. adat istiadat= harus memberikan makanan tradisional kepada bayi, ada upacara adat.



Pemberian ASI eksklusif



BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Strategi Pencarian Studi Literatur 2.1.1



Rancangan Studi Literatur Penelitian ini menggunakan metode penelitian Studi Literatur dengan



systematic review, adalah sebuah metode yang menggunakan review, telaah. evaluasi terstruktur, pengklasifikasian, dan pengkategorian dari evidence based yang telah dihasilkan sebelumnya. Jenis systematic review yang digunakan adalah Rapid Evidance Assestment Review (REA), yaitu metode pencarian dan evaluasi literature secara cepat tetapi tahapan dan comprehensive dari review sangat terbatas. Tujuan penelitian studi literature adalah untuk mendapatkan landasan teori yang dapat mendukung pemecahan masalah yang sedang diteliti dan mengungkapkan berbagai teori-teori yang relevan dengan kasus, lebih khusus penelitian ini peneliti mengkaji hambatan ibu terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi. Studi literature untuk kepentingan penelitian ini adalah berupa literatur teknis. Literatur teknis contohnya adalah laporan tentang kajian penelitian dan karya tulis professional dalam bentuk makalah teoritik atau filosofis. Hasil studi literature dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan landasan dalam menjelaskan dan merinci masalah-masalah yang akan diteliti, termasuk member latar belakang mengapa suatu masalah penting untuk diteliti. Referensi yang digunakan pada studi literatur didapat dari buku, jurnal, artikel laporan penelitian, serta dari situs-situs internet. Output dari studi literature pada penelitian ini adalah terkoleksinya referensi yang relevan dengan perumusan masalah. 3.1.2



Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data (literatur) pada penelitian ini menggunakan



teknik dokumentasi dan studi kepustakaan. a. Dokumentasi: Metode untuk mencari dokumen atau data-data yang dianggap penting melalui artikel koran/majalah, jurnal, pustaka, brosur, 14



15



buku dokumentasi serta melalui media elektronik yaitu internet, yang ada kaitannya dengan diterapkannya penelitian ini. b. Studi Kepustakaan: Cara yang dipakai untuk menghimpun data-data atau sumber-sumber yang berhubungan dengan topik yang diangkat dalam suatu penelitian. Studi kepustakaan bisa didapat dari berbagai sumber, jurnal, buku dokumentasi, internet dan pustaka. Pencarian literature menggunakan e-resources yaitu google scholar dan pubmed. Kata kunci pengumpulan data pada penelitian ini adalah “Breasfeeding”, “barrier” dan ”mother” dan hasil pencarian ini kemudian diseleksi kembali dan hanya diambil artikel yang membahas hambatan ibu dalam pemberian ASI ekslusif. 3.2 Kriteria Studi Literatur 3.2.1



Kriteria Studi Literatur Pada penelitian ini penulis menetapkan relevansi literatur berdasarkan



kriteria inklusi dan ekslusi yang telah dibuat, penulis membaca abstrak dari setiap literatur yang akan dianalisa dan memberikan penilaian apakah permasalahan yang dibahas sesuai dengan yang hendak dipecahkan dalam penelitian. Mencatat bagian-bagian penting dan relevan dengan permasalahan penelitian. Penulis juga mencatat sumber – sumber informasi yang didapat dan dimasukan kedalam daftar pustaka. Adapun kriteria inklusi pada studi literatur diantaranya: 1. Waktu penerbitan artikel 10 tahun terakhir. 2. Artikel menjelaskan tentang hambatan ibu dalam pemberian ASI ekslusif. 3. Tersedia artikel full text 4. Artikel asli penelitian 5. Artikel yang digunakan menggunakan studi kualitatif 6. Bahasa indonesia atau bahasa inggris



16



3.2.2



Research Question Pertanyaan penelitian (Research Question),ditentukan untuk menjaga



focus review. Mereka dirancang dengan bantuan population, intervention, compiration, outcomes, dan context. Dari hasil tabel tersebut penelaah dapat mengetahui fokus review jurnal atau artikel tentang hambatan ibu dalam pemberian ASI ekslusif. Tabel 3.1. Summary of PICOC Population Intervention Comparison Outcomes Context



Mother, Bresffiding bresfiding n/a Hambatan ibu dalam pemberian ASI ekslusif Penelitian ini dilakuakn pada ibu bekerja dan tidak bekerja. Berdasarkan tabel PICOC mengenai fokus review jurnal atau artikel yang akan ditelaah, maka didapatkan research question sesuai dengan tinjauan pustaka adalah sebagai berikut: Tabel 3.2. Research Question ID Research Question Motivation RQ1 Apa saja hambatan ibu dalam Mengidentifikasi jurnal terkait pemberian ASI ekslusif? hambatan ibu dalam pemberian ASI ekslusif RQ2 Bagaimana hambatan ibu dalam Mengidentifikasi jurnal terkait pemberian ASI ekslusif pada ibu hambatan ibu bekerja dalam bekerja? pemberian ASI ekslusif RQ3 Bagaimana hambatan ibu dalam Mengidentifikasi jurnal terkait pemberian ASI ekslusif ibu tidak hambatan ibu tidak bekerja dalam bekerja? pemberian ASI ekslusif 3.2.3



Analisa Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis



anotasi



bibliografi



(annotated



bibliography).



Anotasi



berarti



suatu



kesimpulan sederhana dari suatu artikel, buku, jurnal, atau beberapa sumber tulisan yang lain, sedangkan bibliografi diartikan sebagai suatu daftar sumber dari suatu topik. Dari kedua definisi tersebut, anotasi bibliografi diartikan sebagai suatu daftar sumber-sumber yang digunakan dalam suatu penelitian,



17



dimana pada setiap sumbernya diberikan simpulan terkait dengan apa yang tertulis di dalamnya. a. Identitas sumber yang dirujuk: Pada penelitian ini sumber literatur yang dipakai berasal dari google scholar, pubmed. b. Kualifikasi dan tujuan penulis: tujuan penulis adalah untuk mengetahui hambatan ibu dalam pemberian ASI ekslusif. c. Simpulan sederhana mengenai konten tulisan: seluruh artikel membahas mengenai hambatan ibu dalam pemberian ASI ekslusif. Table 3.3 Tabel Temuan Jurnal Data Based Google Scholar Pubmed JUMLAH



Temuan 3.335 856 4.191



Literatur Terpilih 5 5 10



berdasarkan tabel diatas pencarian literature menggunakan pada google scholar menggunakan Kata kunci “Breasfeeding”, “barrier” dan ”mother” diperoleh sebanyak 3.335 jurnal, yang memnuhi keriteria inklusi dan di ambil sebagai artikel studi literatur sebanyak 5 jurnal. pencarian literature menggunakan situs pubmed menggunakan Kata kunci “Breasfeeding”, “barrier” dan ”mother” diperoleh sebanyak 856 jurnal, yang memenuhi keriteria inklusi dan di ambil sebagai artikel studi literatur sebanyak 5 jurnal. sehingga jurnal yang digunakan dalam studi literatur riview ini sebanyak 10 jurnal.



18



3.3 Tahapan Studi Literatur Pencarian Literatur Basic Data : Pubmed, Google Schoolar,



“Breasfeeding”, “barrier” dan ”mother” (n : 4.191)



Jurnal



atau



artikel



di



saring



berdasarkan judul, abstrak, dan kata kunci dari kriteria yang telah di tetapkan Hasil pencarian yang akan di proses



Hasil pencarian yang akan tidak di proses kembali (ketidaksesuaian



kembali (n: 4191) artikel dengan



dengan topik dan tidak memenuhi



kriteria inklusi



kriteria inklusi) (n:1.141)



Jurnal atau artikel di saring kembali dengan melihat keseluruhan teks Hasil pencarian akan di proses kembali (n:10)



Artikel atau jurnal yang sesuai dengan penelitian ini (n: 10)



Hasil pencarian yang tidak akan di proses kembali (ketidaksesuai variabel, artikel berbayar, artikel tidak dapat dibuka (n: 1.237)



19



3.4 Peta Studi Literatur Literatur riview yang sesuai dengan kriteria inklusi kemudian kumpulkan dan dilaukan analisis terkait hambatan ibu dalam pemberian ASI ekslusif. hambatan ibu dalam pemberian ASI eklusif dilihat dari faktor predisosisi, penddukung, dan pendoorong yang menjadi hambatan dalam ibu pemberian ASI eklusif.



Habatan Ibu



Hambatan ibu dalam pemberian ASI ekslusif. ASI Ekslusif



1. Breastfeeding rates and barriers: a report from the state of Qatar, Hendaus et al., (2018) 2. Barriers and Opportunities for Improved Exclusive Breast-Feeding Practices in Tanzania: Household Trials With Mothers and Fathers, Matare et al.,(2019) 3. exclusive breastfeeding in the Ayeyarwaddy Region in Myanmar: Qualitative findings from mothers, grandmothers, and husband, Thet et al.,(2016) 4. Studi Kualitatif Faktor Penyebab Rendahnya Cakupan Asi Eksklusif Di Kudus, Jawa Tengah, Tristianti dan Khoirunisa (2019) 5. Perceptions of northeast Thai breastfeeding mothers regarding facilitators and barriers to six-month exclusive breastfeeding: focus group discussions, Thepha et al., (2018) 6. A qualitative exploration of the sociocultural determinants of exclusive breastfeeding practices among rural mothers, North West Nigeria, Joseph dan Earland (2019) 7. A qualitative study on the breastfeeding experience of mothers of preterm infants in the first 12 months after birth,Palmer dan Ericson (2019) 8. First time mothers' experiences of breastfeeding their newborn, Kronborg (2015) 9. The Psychosocial and Emotional Experience of Breastfeeding: Reflections of Mothers., Dietrich Leurer, M., & Misskey, E. (2015). 10. Hambatan Ibu Bekerja Dalam Memberikan Asi Eksklusif Pada Bayi Pada Ibu Menyusui Di Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo Ii, Kulonprogo, Yogyakarta., Anggraeni, dan Putriningrum(2019)



Gambar 3.2. Peta studi literatur



BAB IV HASIL KAJIAN LITERATUR DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian dan analisa data jurnal yang telah dikumpulkan peneliti melalui website portal jurnal, yaitu Pubmed dan google scholar dengan metode penelitian yang digunakan yaitu systematic review. Hasil analisa data jurnal atau artikel dikelompokkan dalam sebuah bagan PICO yang terdiri dari population, intervention, compiration dan outcome. Dari hasil penelaahan jurnal atau artikel tersebut, peneliti dapat mengetahui hambatan ibu dalam pemberian ASI ekslusif.. 4.1 Hasil Kajian Literatur dan Analisa Data 4.1.1



Hasil Kajian Literatur Berdasarkan diagram prisma pada bab 3 telah diuraikan bahwa jurnal



atau artikel yang dikumpulkan dari database searching yang digunakan, yaitu PubMed dan google scholar didapatkan sebanyak 1.237 artikel, yang mana pencarian artikel dilakukan dengan menggunakan kata kunci yang telah ditetapkan peneliti. Pencarian dengan kata kunci ini dilakukan agar literatur atau artikel yang didapatkan sesuai dengan topik dan pembahasan yang diinginkan oleh peneliti serta membantu peneliti dalam menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah dan tujuan penelitian ini. Berdasarkan pencarian ini, kemudian peneliti menyeleksi kembali artikel tersebut yang telah diuraikan pada diagram prisma, kemudian didapatkan hasil akhir artikel atau jurnal yang digunakan sebanyak 10 artikel yang telah disesuaikan dengan kriteria inklusi dan sesuai dengan topik pembahasan pada penelitian ini. Keseluruhan artikel atau jurnal yang digunakan pada penelitian studi literatur ini telah dipublikasi secara nasional maupun internasional. 4.1.2



Analisa Data Analisa data jurnal pada penelitian ini dirangkum dalam tabel yang



berisikan judul jurnal, nama peneliti dan tahun serta asal penelitian, tujuan penelitian, variabel, metode penelitian dan hasil penelitian dalam jurnal. 20



Tabel 4.2. Hasil kajian literatur No 1.



Penulis dan Tahun Publikasi Hendaus, M. A., Alhammadi , A. H., Khan, S., Osman, S., & Hamad, A. (2018)



Judul Artikel/Jurn al Breastfeedin g rates and barriers: a report from the state of Qatar



Negara Qatar



Tujuan Penelitian



Metode Penelitian



Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguraikan hambatan menyusui yang dihadapi oleh wanita yang tinggal di Negara Qatar



Metode Sebuah studi cross-sectional melalui wawancara telepon dilakukan di Hamad Medical Corporation, satu-satunya institusi pendidikan terakreditasi dan perawatan tersier di Negara Bagian Qatar



Participant



Hasil Penelitian



Perbedaan



Ibu dari anak yang lahir antara periode 1 Januari 2012 dan 31 Desember 2012 di Negara Bagian Qatar dihubungi.



Hasil: Dari total 840 ibu yang dihubungi untuk survei telepon, 453 ibu setuju untuk diwawancarai (respon rate 53,9%), 364 (43,3%) tidak menjawab telepon, dan 21 (2,5%) menjawab telepon tetapi menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Tingkat mulai menyusui secara keseluruhan di antara para ibu adalah 96,2%, dengan 3,8% ibu melaporkan bahwa mereka tidak pernah menyusui bayinya. Persentase ibu yang memberikan ASI eksklusif pada anaknya dalam 6 bulan pertama sebesar 24,3%. Hambatan menyusui yang paling umum seperti yang dirasakan oleh peserta kami adalah sebagai berikut: persepsi kurang ASI setelah melahirkan (44%), susu formula mudah digunakan dan lebih banyak tersedia segera



Peneliti hanya meneliti variabel persepsi ibu yang dikaitkan dengan pemberian ASI eklusif. Penelitian ini menyebutkan hambatan dalam pemberian ASI Faktor predisposisi : - kurangnya pengetahuan ibu ttg aSI setelah melahirkan - banyaknya susu formula - ibu harus bekerja kembali - anggapan bahwa bayi tidak mentolerir ASI



21



22



setelah lahir (17,8%), ibu harus kembali ke pekerjaan (16,3%), pengetahuan yang kurang memadai tentang menyusui (6,5%), dan konsep bahwa bayi tidak mentolerir ASI (4,9%).. 2.



Matare, C. R., Craig, H. C., Martin, S. L., Kayanda, R. A., Chapleau, G. M., Kerr, R. B., ... & Dickin, K. L. (2019)



Barriers and Opportunitie s for Improved Exclusive BreastFeeding Practices in Tanzania: Household Trials With Mothers and Fathers



USA



Tujuan penelitian ini adalah Kami menjelajahi hambatan dan fasilitator untuk ASI ekslusif di pedesaan Tanzania dan menilai kemauan dan kemampuan orang tua untuk mencoba praktik EBF khusus yang direkomendasi kan ditambah strategi bagi pria untuk



Metode penelitian ini melakukan Uji Coba Praktik yang Ditingkatkan di 36 rumah tangga dengan bayi