Suku Bunga - Pendahuluan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH SUKU BUNGA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin banyaknya jasa keuangan perbankan di negara Indonesia, seharusnya diimbangi dengan pengetahuan tentang suku bunga. Namun banyak orang yang kurang paham mengenai tingkat dan perilaku suku bunga, bahkan pengertian dari bunga dan suku bungapun ada yang belum tahu sama sekali. Di sini kami mencoba memaparkan beberapa penjelasan tentang tingkat dan perilaku suku bunga. Bunga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar oleh bank dan atau nasabah sebagai balas jasa atas transaksi antara bank dan nasabah. Suku bunga merupakan salah satu variabel dalam perekonomian yang senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas dan mempengaruhi secara langsung kehidupan masyarakat keseharian dan mempunyai dampak penting terhadap kesehatan perekonomian suatu negara. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan suku bunga? 2. Apa saja macam-macam bunga? 3. Faktor apa saja yang menentukan tingkat suku bunga? 4. Apa saja fungsi tingkat suku bunga dalam perekonomian? 5. Sebutkan metode pembebanan tingkat suku bunga? 6. Apa saja perilaku tingkat suku bunga? 7. Sebutkan dampak tingkat suku bunga bank dalam perekonomian? 8. Apa saja teori struktur tingkat bunga? C. Tujuan Pembahasan Adapun tujuan pokok dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tingkat dan perilaku suku bunga sehingga ada kejelasan yang terjadi dalam masyarakat yang masih tidak paham tentang suku bunga perbankan.



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Suku Bunga Tingkat suku bunga adalah harga yang harus dibayar oleh peminjam untuk memperoleh dana dari pemberi pinjaman untuk jangka waktu yang disepakati.[1] Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).[2]



Menurut Kamus lengkap ekonomi, suku bunga (interest rate) adalah kompensasi yang dibayar peminjam dana kepada yang meminjam. Suku bunga merupakan salah satu variabel dalam perekonomian yang senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas dan mempengaruhi secara langsung kehidupan masyarakat keseharian serta mempunyai dampak penting terhadap kesehatan perekonomian. Biasanya suku bunga diekspresikan sebagai persentase pertahun yang dibebankan atas uang yang dipinjam.[3] B. Macam-Macam Bunga Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada 2 macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya yaitu : 1. Bunga Simpanan Bunga yang diberikan sebagai balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Contohnya : jasa giro, bunga tabungan, dan bunga deposito.



2. Bunga Pinjaman Adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Contohnya : bunga kredit.[4] C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga secara garis besar yaitu sebagai berikut: 1. Kebutuhan Dana Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Peningkatan bunga simpanan secara otomatis akan pula meningkatkan bunga pinjaman. Namun apabila dana yang ada simpanan banyak sementara permohonan simpanan sedikit maka bunga simpanan akan turun. 2. Persaingan Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disampingfaktor promosi yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Dalam arti jika untuk bunga simpanan ratarata 16% maka hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga pinjaman dinaikkan diatas bunga pesaing misalnya 16%. Namun sebaliknya untuk bunga pinjaman harus berada dibawah bunga pesaing. 3. Kebijaksanaan Pemerintah Dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman tidak boleh melebihi yang sudah ditetapkan pemerintah. 4. Target Laba yang diinginkan Sesuai dengan target laba yang diinginkan, jika laba yang diinginkan besar maka bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya. 5. Jangka Waktu



Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi bunganya. Hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko dimasa mendatang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka bunganya relatif lebih rendah. 6. Kualitas Jaminan Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya. Sebagai contoh jaminan sertifikat deposito berbeda dengan jaminan sertifikat tanah. Alasan utama perbedaan ini adalah dalam hal pencairan jaminan apabila kredit yang diberikan bermasalah. Bagi jaminan yang likuid seperti sertifikat deposito atau rekening giro yang dibekukan akan lebih mudah untuk dicairkan jika dibandingkan dengan jaminan tanah. 7. Reputasi Perusahaan Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan resiko kredit macet dimasa mendatang relatif kecil dan sebaliknya. 8. Produk yang Kompetitif Maksunya adalah produk yang dibiayai tersebut laku di pasaran. Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. 9. Hubungan Baik Biasanya bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank, sehingga dalam penentuan suku bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa. 10. Jaminan Pihak Ketiga Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada penerima kredit. Biasanya jika pihak yang memberikan jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitasnya terhadap bank, maka bunga yang dibebankannya pun juga berbeda. Demikian pula jika penjamin pada pihak ketiganya kurang bonafid atau tidak dapat dipercaya maka mungkin tidak dapat digunakan sebagai jaminan pihak ketiga oleh pihak bank.[5] D. Fungsi Tingkat Suku Bunga dalam Perekonomian Tingkat bunga melaksanakan beberapa fungsi penting dalam perekonomian yaitu : 1. Menjamin tabungan akan mengalir kedalam investasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. 2. Merupakan alat kebijaksanaan pemerintah yang penting untuk mempengaruhi volume tabungan dan investasi. 3. Menjatahkan penawaran kredit kepada proyek investasi dengan harapan penghasilan paling tinggi.[6] 4. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan. 5. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. 6. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar.[7] E. Metode Pembebanan Suku Bunga 1. Sliding Rate



Merupakan perhitungan bunga kredit dengan total angsuran yang akan menurun setiap setiap kali angsuran. Total angsuran menurun tersebut karena angsuran pokok akan sama setiap kali angsuran, sementara angsuran bunga akan menurun. Contoh : Wina mendapat kredit dari Bank ABC sebesar Rp 120.000.000,- jangka waktu satu tahun. Suku bunga kredit 12% pertahun, sliding rate dan angsuran dilakukan setiap bulan. Hitunglah jumlah angsuran perbulan ! Angsuran Bulan Pertama Angsuran pokok = 120.000.000/12 = Rp 10.000.000,Angsuran Bunga Bulan I = 12% x 1/12 x 120.000.000 = Rp 1.200.000,Angsuran Total pada Bulan I = Rp 11.200.000,Angsuran Bulan Kedua Angsuran Pokok = 120.000.000/12 = Rp 10.000.000,Angsuran Bunga Bulan II = 12% x 1/12 x 110.000.000 = Rp 1.100.000,Angsuran Total pada Bulan II = Rp 11.100.000,Dari angsuran tersebut dapat diketahui bahwa total angsuran akan menurun setiap bulan, sehingga metode pembebanan bunga dengan total angsuran yang menurun disebut dengan Sliding Rate. 2. Flat Rate Merupakan metode pembebanan suku bunga kredit yang rata setiap kali angsuran, atau total angsuran pokok, maupun angsuran bunga sama setiap kali angsuran atau setiap bulan. Contoh : Wina mendapat kredit dari Bank ABC sebesar Rp 120.000.000,- jangka waktu dua tahun. Suku bunga kredit 12% pertahun flat rate, dan angsuran dilakukan setiap bulan. Hitunglah jumlah angsuran perbulan! Angsuran perbulan = 120.000.000 + (120.000.000 x 12% x 2) 24 Angsuran perbulan = 148.800.000 = Rp 6.200.000,24 Atau Angsuran Pokok Perbulan = 120.000.000/24 = Rp 5.000.000,Angsuran Bunga perbulan = 12% x 1/12 x 120.000.000 = Rp 1.200.000,Total Angsuran perbulan = Rp 6.200.000,3. Floating Rate Jenis ini pembebanan bunga dikaitkan dengan bunga yang ada di pasar uang sehingga bunga yang dibayar setiap bulan sangat tergantung dari bunga pasar uang bulan tersebut. Jumlah bunga yang dibayarkan dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari bulan yang bersangkutan. 4. Annuity Merupakan perhitungan bunga dengan mengalikan persentase bunga dikalikan dengan saldo akhir pinjaman secara tahunan. Dalam metode annuity ini, total angsuran pertahun akan sama, sementara angsuran pokok dan bunga akan berubah. Angsuran pokok akan meningkat setiap tahun dan angsuran bunga akan menurun karena bunga dihitung dari saldo akhir kredit. Contoh :



Wina mendapat kredit dari Bank ABC sebesar Rp 120.000.000,- jangka waktu 5 tahun. Suku bunga kredit 12% pertahun annuity (anuitas), dan angsuran dilakukan setiap bulan. Hitunglah jumlah angsuran perbulan dan angsuran pertahun! Angsuran pertahun = 120.000.000 x 12% 1 – (1 + 12%)-5 = 33.289.168 Angsuran perbulan = 33.289.168 = 2.774. 097 12 Pembayaran angsuran perbulan dilakukan dengan membagi hasil angsuran pertahun dengan 12. Angsuran pokok tahun I Angsuran pertahun = Rp 33.289.168,Angsuran bunga tahun I = 12% x 120.000.000 = Rp 14.400.000,Angsuran pokok tahun I = Rp 18.889.168,Angsuran pokok tahun II Angsuran pertahun = Rp 33.289.168,Angsuran bunga tahun II = 12% x 101.110.832 = Rp 12.133.300,Angsuran pokok tahun II = Rp 21.155.868,Angsuran pokok tahun ketiga sampai tahun kelima dapat dilakukan seperti pada angsuran pertama dan kedua dan pada akhir tahun kelima saldo akhir pinjaman sama dengan nol. 5. Efective Rate Merupakan beban bunga efektif yang ditanggung oleh debitur. Dalam metode efective rate, total angsuran akan sama setiap bulan akan tetapi angsuran pokok akan meningkat dan angsuran bunga akan menurun. Contoh : Pada tanggal 1 April 2006, Wina mendapat kredit dari Bank ABC sebesar Rp 120.000.000,- jangka waktu 20 bulan. Bunga 12% pertahun efective rate dan angsuran dilakukan setiap bulan dan dimulai sejak tanggal 1 Mei 2006. Angsuran = 120.000.000 x 1% 1 – (1 + 1%)-20 Angsuran = 6.649.838 Angsuran Bulan I Angsuran total akan sama setiap bulan sebesar = Rp 6.649.838,Angsuran Bunga = 1% x 120.000.000 = Rp 1.200.000,Angsuran Pokok Bulan I = Rp 5.449.838 Angsuran Bulan II Angsuran total akan sama setiap bulan sebesar = Rp 6.649.838,Angsuran Bunga = 1% x 114.550.162 = Rp 1.145.502,Angsuran Pokok Bulan II = Rp 5.504.336,Perhitungan angsuran pokok dan bunga bulan ketiga dan seterusnya dapt dihitung dengan menggunakan perhitungan seperti di atas.[8] F. Perilaku Tingkat Suku Bunga 1. Faktor penentu permintaan aset



2.



3.



4.



G. 1. 2. 3. 4. H. 1.



2.



Aset (aktiva) adalah bagian dari kekayaan yang bernilai. Ada empat faktor yang mempengaruhi permintaan aset, yaitu kekayaan, ekspektasi imbal hasil, resiko dan likuiditas. Kekayaan adalah total sumber dana yang dimiliki oleh individu atau badan. Ekspektasi imbal hasil adalah imbal hasil relatif suatu aset terhadap aset lainnya dari suatu periode ke periode berikutnya. Risiko adalah derajat ketidakpastian yang berhubungan dengan imbal hasil dari satu aset relatif terhadap aset lainnya. Likuiditas adalah kemudahan atau kecepatan suatu aset dikonversi kedalam bentuk kas tanpa biaya yang besar. Permintaan dan penawaran obligasi Analisis penentuan tingkat bunga digunakan untuk menurunkan permintaan dan penawaran obligasi. Tingkat bunga berbagai sekuritas bergerak secara searah atau berhubungan positif sehingga analisis penentuan tingkat bunga cukup pada satu sekuritas, yaitu obligasi. Analisis permintaan obligasi digunakan untuk memperoleh kurva permintaan obligasi, yaitu hubungan antara jumlah permintaan dengan harga obligasi. Perubahan keseimbangan tingkat bunga Perubahan keseimbangan tingkat bunga terjadi akibat perubahan permintaan dan penawaran obligasi. Ada empat faktor yang berpengaruh terhadap permintaan obligasi yaitu : kekayaan, perkiraan imbal hasil obligasi relatif terhadap aset lainnya, risiko obligasi relatif terhadap aset lainnya, dan likuiditas obligasi relatif terhadap aset lainnya. Faktor lain yang mempengaruhi kekayaan adalah kecenderungan menabung dari masyarakat. Peningkatan kecenderungan menabung dari masyarakat mengakibatkan kekayaan semakin tinggi dan akhirnya meningkatkan harga obligasi dan menurunkan tingkat bunga obligasi. Preferensi likuiditas : penawaran dan permintaan uang Analisis preferensi likuiditas menjelaskan penentuan tingkat bunga melalui keseimbangan penawaran dan permintaan uang. Analisis prefensi likuiditas dari pasar uang dihubungkan dengan penawaran dana pinjaman pada pasar obligasi. Peningkatan pendapatan menyebabkan peningkatan permintaan uang dan kemudian meningkatkan tingkat bunga. Kenaikan tingkat harga akan menurunkan biaya beli riil barang atau jasa. Untuk mempertahan nilai uang riil yang dipegang masyarakat akan meminta uang nominal lebih banyak sehingga peningkatan harga akan meningkatkan permintaan uang dan tingkat bunga.[9] Dampak Tingkat Suku Bunga Bank dalam Perekonomian Tingkat suku bunga akan mempengaruhi keputusan melakukan investasiyang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi. Tingkat suku bunga juga akan mempengaruhi pengambilan keputusan pemilik modal. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi kelangsungan usaha pihak bank dan lembaga keuangan lainnya. Tingkat suku bunga dapat mempengaruhi volume uang beredar.[10] Teori Mengenai Struktur Tingkat Bunga Teori pokok mengenai struktur tingkat bunga menurut jangka waktu, yaitu sebagai berikut : Teori Liquidity Preference Teori ini mengatakan bahwa tingkat bunga pertahun untuk pinjaman yang berjangka waktu lebih lama selalu lebih tinggi dari pada tingkat bunga pertahun untuk pinjaman berjangka waktu lebih pendek. Teori Kelompok Pasar (the preferred market habitat theory)



Teori ini mengatakan bahwa tingkat bunga yang berlaku bagi suatu “kelompok” pinjaman dengan jangka waktu tertentu ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran dana untuk kelompok tersebut. Masing-masing “kelompok” seakan-akan mempunyai “pasar” sendiri, dan situasi pasar masing-masing kelompok yang terutama menentukan tingkat bunga untuk kelompok tersebut. Tetapi teori ini tidak mengatakan bahwa tingkat bunga untuk suatu kelompok hanya dipengaruhi oleh situasi pasar kelompok tersebut. Teori ini mengakui adanya hubungan antar pasar-pasar tersebut. 3. Teori Klasik Teori ini menekankan bahwa :  peranan “harapan masyarakat” mengenai pola perkembangan tingkat bunga di masa mendatang dalam menentukan struktur tingkat bunga.  Bahwa kalaupun ada pasar “kelompok” seperti yang digambarkan oleh teori kelompok pasar tersebut di atas, tetapi antara kelompok satu dengan yang lain sangat menentukan situasi pasar lain (substitusi antara satu kelompok dana dengan kelompok dana lain sangat dekat).[11] Tingkat bunga akan naik apabila individu ingin meminjam lebih banyak dan sebaliknya, apabila keinginan meminjam menurun tingkat bunga juga akan turun. Dan jelas bahwa tingkat bungalah yang menyelesaikan masalah alokasi waktu sekarang dan nanti.[12]



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Tingkat suku bunga adalah harga yang harus dibayar oleh peminjam untuk memperoleh dana dari pemberi pinjaman untuk jangka waktu yang disepakati. Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada 2 macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya yaitu : Bunga Simpanan dan Bunga Pinjaman. Faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga adalah kebutuhan dana, persaingan, kebijaksanaan pemerintah, target laba yang diinginkan, jangka waktu, kualitas jaminan, reputasi perusahaan, produk yang kompetitif, hubungan baik, dan jaminan pihak ketiga. Tingkat bunga melaksanakan beberapa fungsi penting dalam perekonomian yaitu *Menjamin tabungan akan mengalir kedalam investasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. *Merupakan alat kebijaksanaan pemerintah yang penting untuk mempengaruhi volume tabungan dan investasi.



*Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan. *Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Metode pembebanan suku bunga ada 3 yaitu : sliding rate, flat rate, dan floating rate. Perilaku tingkat suku bunga: Faktor penentu permintaan aset, Permintaan dan penawaran obligasi, Perubahan keseimbangan tingkat bunga, dan Preferensi likuiditas : penawaran dan permintaan uang. Dampak Tingkat Suku Bunga Bank dalam Perekonomian : *Tingkat suku bunga akan mempengaruhi keputusan melakukan investasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi. *Tingkat suku bunga juga akan mempengaruhi pengambilan keputusan pemilik modal. *Tingkat suku bunga dapat mempengaruhi volume uang beredar. B. Saran dan Kesan Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam memahami tingkat dan perilaku suku bunga yang sering diterapkan di perbankan konvensional, walaupun bunga itu Islam hukumnya adalah riba.Kami selaku penulis mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini ada sedikit kesalahan yang tidak disengaja karena wawasan kami belum cukup luas dalam membahas makalah ini. DAFTAR PUSTAKA Darmawi, Herman. 2006. Pasar Finansial dan Lembaga-Lembaga Finansial. Jakarta: Bumi Aksara. Kasmir. 1999. Bank dan Lembaga KeuanganLainnya. Cet. 3. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. http://kompas-99.blogspot.com/2014/03/makalah-tingkat-dan-perilaku-sukubunga.html, diakses tanggal 25 Februari 2015 pukul 11.06 WIB. http://manajemenhouse.blogspot.com/2014/06/contoh-makalah-suku-bunga.html, diakses tanggal 25 Februari 2015 pukul 11.31 WIB. Ismail. 2010. Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi. Ed. 1. Jakarta: Kencana. Boediono. 1985. Ekonomi Moneter. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE. Nopirin. 1986. Ekonomi Moneter Buku Satu. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE.



[1]Herman Darmawi, Pasar Finansial dan Lembaga-Lembaaga Finansial (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 181 [2]Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Cet. 3 (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999), hlm.121



[3]http://kompas-99.blogspot.com/2014/03/makalah-tingkat-dan-perilaku-suku-bunga.html, diakses tanggal 25 Februari 2015 pukul 11.06 WIB. [4] Kasmir, loc. Cit. [5] Kasmir, op. cit., h. 122-124 [6] Herman Darmawi, loc. cit. [7]http://manajemenhouse.blogspot.com/2014/06/contoh-makalah-suku-bunga.html, diakses tanggal 25 Februari 2015 pukul 11.31 WIB. [8] Ismail, Manajemen Perbankan: Dari teori Menuju Aplikasi, Edisi 1 (Jakarta: Kencana, 2010),



hlm. 140-147. [9]http://kompas-99.blogspot.com/2014/03/makalah-tingkat-dan-perilaku-suku-bunga.html, diakses tanggal 25 Februari 2015 pukul 11.06 WIB. [10] Herman Darmawi, op. cit., h.188. [11] Boediono, Ekonomi Moneter, Edisi Ketiga (Yogyakarta: BPFE, 1985), hlm. 95-97. [12] Nopirin, Ekonomi Moneter Buku Satu, Edisi Ketiga (Yogyakarta: BPFE, 1986), hlm. 195.



Rumusan Masalah 1. Jelaskan pengertian dari tingkat suku bunga? 2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga? 3. Jelaskan peranan tingkat suku bunga terhadap perekonomian? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian teori tingkat suku bunga. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga. 3. Untuk mengetahui peranan tingkat suku bunga terhadap perekonomian



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Teori Suku Bunga Pada prinsipnya, tingkat suku bunga adalah harga atas penggunaan uang yang biasanya dinyatakan dalam persen (%) untuk jangka waktu tertentu. Terdapat banyak teori tentang suku bunga, akan tetapi pada tulisan ini oleh penulis hanya akan dikemukakan teori-teori yang dianggap penting untuk diketahui 2.1.1 Teori Klasik Menurut Teori Klasik, teori tingkat suku bunga merupakan teori permintaan penawaran terhadap tabungan. Teori ini membahas tingkat suku bunga sebagai suatu faktor pengimbang antara permintaan dan penawaran daripada investable fund yang bersumber dari tabungan. Fungsinya yang menonjol dari uang dalam teori ekonomi klasik, adalah sebagai alat pengukur nilai dalam melakukan transaksi, sebagai alat pertukaran untuk memperlancar transaksi barang dan jasa, maupun sebagai alat penyelesaian hubungan hutang-piutang yang menyangkut masa depan. Teori ekonomi klasik mengasumsikan, bahwa perekonomian senantiasa berada dalam keadaan full employment. Dalam keadaan full employment itu seluruh kapasitas produksi sudah dipergunakan penuh dalam proses produksi. Oleh karena itu, kecuali meningkatkan efisiensi dan mendorong terjadinya spesialisasi pekerjaan, uang tidak dapat mempengaruhi sektor produksi. Dengan perkataan lain sektor moneter, dalam teori ekonomi klasik terpisah sama sekali dari sektor riil dan tidak ada pengaruh timbal balik antara kedua sektor tersebut.



Hubungan antara sektor moneter dan riil, dalam teori ekonomi klasik hanya dijembatani oleh tingkat harga. Jika jumlah uang beredar lebih besar daripada nilai barang-barang yang tersedia, maka tingkat harga meningkat, jika sebaliknya menurun. Konsep tabungan menurut klasik dikatakan, bahwa seorang dapat melakukan tiga hal terhadap selisih antara pendapatan dan pengeluaran komsumsinya yaitu: pertama, ditambahkan pada saldo tunai yang ditahannya. Kedua, dibelikan obligasi baru dan ketiga, sebagai pengusaha, dibelikan langsung kepada barang-barang modal. Asumsi yang digunakan disini adalah bahwa penabung yang rasional tidak akan menempuh jalan yang pertama. Berdasarkan pada pertimbangan bahwa akumulasi kekayaan dalam bentuk uang tunai adalah tidak menghasilkan. Menurut teori klasik, bahwa tabungan masyarakat adalah fungsi dari tingkat suku bunga. Makin tinggi tingkat suku bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung. Artinya pada tingkat suku bunga yang lebih tinggi masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna menambah tabungannya. Investasi juga merupakan fungsi dari tingkat suku bunga. Makin tinggi tingkat suku bunga, maka keinginan masyarakat untuk melakukan investasi menjadi semakin kecil. Hal ini karena biaya penggunaan dana (cost of capital) menjadi semakin mahal, dan sebaliknya makin rendah tingkat suku bunga, maka keinginan untuk melakukan investasi akan semakin meningkat. 2.1.2 Teori Keynessian, Preferensi Liquiditas Teori penentuan tingkat suku bunga Keynes dikenal dengan teori liquidity prefence. Keynes mengatakan bahwa tingkat bunga semata-mata merupakan fenomena moneter yang mana pembentukannya terjadi di pasar uang. Artinya tingkat suku bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang. Dalam Konsep Keynes, alternatif penyimpangan kekayaan terdiri dari surat berharga (bonds) dan uang tunai. Asumsi Teori Keynes adalah dasar pemilikan bentuk penyimpangan kekayaan adalah perilaku masyarakat yang selalu menghindari resiko dan ingin memaksimumkan keuntungan. Keynes tidak sependapat dengan pandangan ahli-ahli ekonomi klasik yang mengatakan bahwa tingkat tabungan maupun tingkat investasi sepenuhnya ditentukan oleh tingkat bunga, dan perubahan-perubahan dalam tingkat bunga akan menyebabkan tabungan yang tercipta pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama dengan investasi yang dilakukan oleh para pengusaha. Menurut Keynes, besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga bukan tergantung dari tinggi rendahnya tingkat bunga. Ia terutama tergantung dari besar kecilnya tingkat pendapatan rumah tangga itu. Makin besar jumlah pendapatan yang diterima oleh suatu rumah tangga, semakin besar pula jumlah tabungan yang akan diperolehnya. Apabila jumlah pendapatan rumah tangga itu tidak mengalami kenaikan atau penurunan, peubahan yang cukup besar dalam tingkat bunga tidak akan menimbulkan pengaruh yang berarti keatas jumlah tabungan yang akan dilakukan oleh rumah tangga dan bukannya tingkat bunga. Teori permintaan uang Keynes menekankan kepada berapa besar proporsi kekayaan yang dipegang dalam bentuk uang. Berbeda dengan teori klasik, teori Keynes mengasumsikan bahwa perekonomian belum mencapai tingkat full employment. Oleh karena itu, produksi masih dapat ditingkatkan tanpa mengubah tingkat upah maupun tingkat harga-harga. Dengan menurunkan tingkat suku bunga, investasi dapat dirangsang untuk meningkatkan produksi nasional. Dengan demikian, setidaknya untuk jangka pendek, kebijaksanaan moneter dalam teori Keynes, berperan untuk meningkatkan produksi nasional. Setelah perekonomian berada dalam keadaan full employment, barulah kebijaksanaan moneter tidak dapat lagi berperan untuk meningkatkan produksi nasional. Dengan demikian jelaslah bahwa teori Keynes adalah teori ekonomi jangka pendek sebelum mencapai full employment. Dalam teori Keynes dikenal tiga motif yang mendasari permintaan uang masyarakat, yaitu :



Keperluan Transaksi (Transaction Motive). Yaitu motif memegang uang untuk keperluan transaksi sehari-hari. Besarnya uang untuk keperluan ini tergantung kepada besarnya pendapatan. 2. Keperluan Berjaga-jaga. Yaitu motif memegang uang karena adanya ketidakpastian mengenai masa datang. Motif transaksi dan motif berjaga-jaga merupakan fungsi positif dari tingkat pendapatan. 3. Keperluan Spekulasi. Yaitu motif memegang uang untuk keperluan spekulasi dan mencari keuntungan sebagaimana motif berjaga-jaga, motif permintaan uang untuk spekulasi ini timbul akibat adanya ketidakpastian di masa yang akan datang. Keynes mengatakan bahwa motif ini berdasarkan kepada keinginan untuk mendapatkan keuntungan dengan mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. 1.



Teori Keynes tentang Tingkat Suku Bunga Gambar (a) menunjukkan uang kas diperlukan untuk setiap tingkat pendapatan, berapapun tingkat suku bunga yang berlaku nilai MT dan MP tidak elastis terhadap perubahan tingkat suku bunga. Pada gambar (b) permintaan uang untuk spekulasi ditentukan oleh tingkat bunga, yaitu: 1. Apabila tingkat bunga tinggi permintaan rendah karena orang lebih suka memegang surat berharga seperti obligasi daripada memegang uang. 2. Sebagai contoh, pada r0 permintaan uang pada spekulasi adalah sebanyak MS1 semakin menurun tingkat bunga semakin banyak permintaan uang untuk spekulasi karena orang lebih suka memegang uang daripada obligasi. Sebaliknya MSp elastis terhadap perubahan tingkat suku bunga dan mempunyai hubungan yang negatif. Sebagaimana sudah dikemukakan pada bagian terdahulu, hubungan antara tingkat suku bunga dan tingkat harga berbanding terbalik. Jika tingkat suku bunga meningkat, maka surat-surat berharga akan turun demikian pula sebaliknya. Karena itu pada tingkat suku bunga yang sangat rendah, orang akan cenderung memegang uang kas daripada surat-surat berharga. Seandainya jumlah uang beredar bertambah besar, orang akan cenderung tetap memilih memegang uang kas. Keadaan seperti ini disebut perangkap liquiditas (liquidity trap) sebab semua uang kas terperangkap ditangan untuk menghindari kerugian dan tidak akan beredar sebagai uang aktif. 2.2 Pengertian Suku Bunga dan Bunga Bank a). Pengertian Bunga dan Suku Bunga Bunga adalah imbalan jasa atas pinjaman uang, imbal jasa ini merupakan suatu kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat ke depan dari uang pinjaman tersebut apabila diinvestasikan. Jumlah pinjaman tersebut disebut “pokok utang” (principal). Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu disebut “suku bunga”. Miller, RL dan Vanhoose, mengataka bahwa suku bungan adalah sejumlah dana, dinilai dalam uang, yang diterima si pemberi pinjaman (kreditor), sedangkan suku bunga adalah rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman.



1.



2.



Tingkat Suku Bunga adalah harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu atau harga dari penggunaan uang yang dipergunakan dan akan dikembalikan pada saat mendatang. b). Pengertian Bunga Bank Menurut RIMSKY J. JUDISSENN, Bunga bank adalah penghasilan yang diperoleh sebagai imbalan dari pihak yang meminjam atau memanfaatkan uang (bank) FACHMI BASYAIB, mengatakan Bunga Bank adalah sesuatu yang dihasilkan dari keuntungan aset keuangan, tujuannya adalah untuk memberikan pada investor keuntungan bagi investasi dana yang dimilikinya. Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada dua macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya yaitu sebagai berikut: Bunga simpanan. Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnyadi bank. Bunga simpanan merupakan harga yang dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan, dan bunga deposito. Bunga pinjaman Adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Sebagai contoh bunga kredit. Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dn pendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dikeluarkan kepada nasabah, sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang diterima dari nasabah. Baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman masing-masing saling mempengaruhi satu sama lainnya. Sebagai contoh seandainya bunga simpanan tinggi, maka secara otomatis bunga pinjaman juga terpengaruh ikut naik dan demikian pula sebaliknya.



2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga Faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah sebagai berikut : 1. Kebutuhan dana Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan peminjam meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Peningkatan bunga simpanan secara otomatis akan pula meningkatkan bunga pinjaman. Namun, apabila dana yang ada disimpanan banyak sementara permohonan simpanan sedikit, maka bunga simpanan akan turun. 2. Persaingan Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disaping faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Dalam arti jika bunga simpanan rata-rata 16%, maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikan diatas bunga pesaing misalnya 16%. Namun, sebaliknya untuk bunga pinjaman kita harus berada dibawah pesaing. 3. Kebijakan pemerintah Dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun unga pinjaman kita tidak boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. 4. Target laba yang diinginkan



Sesuai dengan target laba yang di inginkan, jika laba yang di inginkan besar, maka bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya. 5. Jangka waktu Semakin panjang jangka waktu pinjaman, akan semakin tinggi bungnganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko dimasa mendatang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka bunga relatif lebih rendah. 6. Kualitas jaminan Semakin likuid jaminan yang diberikan, semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya. Sebagai contoh jaminan sertifikat deposito berbeda dengan jaminan sertifikat tanah. Alasannya utama perbedaan ini adalah dalam hal pencairan jaminan apabila kredit yang diberikan bermasalah. Bagi jaminan yang likuid seperti sertifikat deposito atau rekening giro yang dibekukan akan lebih mudah untuk dicairkan jika dibandingkan dengan jaminan tanah. 7. Reputasi perusahaan Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan resiko kredit macet dimasa mendatang relatif kecil dan sebaliknya. 8. Produk yang kompetitif Maksudnya adalah produk yang dibiayai tersebut laku dipasaran. Untuk produk yang kompetetif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. 9. Hubungan baik Biasanya bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank sehingga dalam penentuan suku bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa. 10. Jaminan pihak ketiga Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada penerima kredit. Biasanya jika pihak yang memberikan jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitasnya terhadap bank, maka bunga yang dibebankan berbeda. Demikian pula sebaliknya jika penjamin pihak ketiga kurang bonafid atau tidak dapat dipercaya, maka mungkin tidak dapat digunakan sebagai jaminan pihak ketiga oleh pihak perbankan. 2.4 Komponen-Komponen Dalam Menentukan Bunga Kredit Komponen dalam menentukan suku bunga kredit yaitu: 1. Total Biaya Dana (Cost of Fund) Merupakan total bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk memperoleh dana simpanan baik dalam bentuk simpanan giro, tabungan maupun deposito.Total biaya dana tergantung dari seberapa besar bunga yang ditetapkan untuk memperoleh dana yang diinginkan. Total biaya dana ini harus dikurangi dengan cadangan wajib atau Reserve Requrement (RR) yang telah ditetapkan oleh pemerintah. 2. Biaya Operasi Dalam melakukan kegiatan setiap bank membutuhkan berbagai sarana dan prasarana baik berupa manusia maupun alat. Penggunaan sarana dan prasarana ini memerlukan sejumlah biaya yang harus ditanggung bank sebagai biaya operasi. 3. Cadangan Risiko Kredit Merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang akan diberikan, hal ini disebabkan setiap kredit yang diberikan pasti mengandung suatu risiko tidak terbayar. 4. Laba yang diinginkan



Setiap kali melakukan transaksi bank selalu ingin memperoleh laba yang maksimal. Penentuan ini ditentukan oleh beberapa pertimbangan penting, mengingat penentuan besarnya laba sangat memengaruhi besarnya bunga kredit. 5. Pajak Pajak merupakan kewajiban yang dibebankan pemerintah kepada bank yang memberikaan fasilitas kredit kepada nasabahnya. 2.5 Jenis-jenis Pembebanan Suku Bunga Kredit Metode pembebanan bunga antara lain: 1. Sliding rate Pembebanan bunga setiap bulan dihitung dari sisa pinjamannya sehingga jumlah bunga yang dibayar nasabah setiap bulan menurun seiring dengan turunnya pokok pinjaman. Jenis sliding rate ini biasanya diberikan kepada sektor produktif. 2. Flat rate Pembebanan bunga setiap bulan tetap dari jumlah pinjamannya, demikian pula pokok pinjaman setiap bulan juga dibayar sama sehingga cicilan setiap bulan sama sampai kredit tersebut lunas. Jenis Flat rate biasanya diberikan kepada kredit yang bersifat konsumtif. 3. Floating rate Jenis ini membebankan bunga dikaitkan dengan bunga yang ada di pasar uang sehingga bunga yang dibayar setiap bulan sangat tergantung dari bunga pasar uang padaa bulan tersebut.



2.6 Contoh Soal Suku Bunga Kredit 1). Menghitung komponen-komponen pembebanan suku bunga dalam menentukan suku bunga kredit adalah sebagai berikut : PT Bank MARINDO menentukan suku bunga deposito sebesar 18% PA kepada para deposannya. Cadangan Wajib (RR) yang ditetapkan pemerintah adalah 5%. Kemudian biaya operasi yang dikeluarkan adalah 6% dan cadangan risiko kredit macet 1%. Laba yang diinginkan adalah 5% dan pajak 20%. Pertanyaan : Hitunglah beberapa bunga kredit yang diberikan (based lending rate) kepada para debiturnya (peminjam). Cost of Fund =



Bunga yang dibebankan 100%-Cadangan wajib



Cost of Fund



18% = 100%-5%



=



18% 95%



=18,95%



Jadi cost of fund 18,95% dibulatkan menjadi 19% untuk menghitung bunga kredit yang diberikan adalah sebagai berikut : Total biaya dana (cost of fund) 19% 6% 25% Cadangan risiko kredit macet 1% 26% Laba yang diinginkan 5% 31% Pajak 20% dari laba (5%) 1%



Bunga Kredit yang diberikan (based leanding rate)



32%



b). Menghitung dengan metode Flat Rate dan Slinding Rate contoh : PT. Sungailiat telah memperoleh persetujuan fasilitas kredit dari bank mitras seniali Rp.60.000.000,- Jangka waktu kredit adalah 1 tahun (12 bulan). Bunga dibebankan sebesar 24% setahun. Disamping itu PT sungailiat juga dikenakan biaya administrasi sebesar Rp.350.000,- kredit tersebut dapat langsung ditarik sekaligus dari rekening gironya. Pertanyaan: Coba saudara hitung dengan menggunakan metode flat rate dan sliding ratejumlah angsuran setiap bulan berikut tabel perhitungannya secara lengkap. Jawab: Pembebanan bunga dengan flat rate Sesuai dengan pembebanan bunga dengan flat rate maka setiap bunga yang dibayar adalah tetap sampai kredit tersebut lunas. Menghitung pokok pinjaman perbulan: Pokok pinjaman (PJ) = jumlah Pinjaman / Jangka waktu PJ = Rp.60.000.000,- / 12 PJ = Rp5.000.000,Menghitung bunga (BG) perbulan adalah: BG = Bunga X Nominal Pinjaman X 1 12 bulan BG = 24% X Rp.60.000.000,- X 1 = Rp.1.200.000,12 bulan Jadi jumlah angsuran setiap bulan adalah Rp.6.200.000,- selama 12 bulan



Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12



Jumlah



TABEL PERHITUNGAN KREDIT Dengan Flate Rate (dalam ribuan) Sisa Pinjaman Pokok Pinjaman Bunga 55.000,5.000,1.200,50.000,5.000,1.200,45.000,5.000,1.200,40.000,5.000,1.200,35.000,5.000,1.200,30.000,5.000,1.200,25.000,5.000,1.200,20.000,5.000,1.200,15.000,5.000,1.200,10.000,5.000,1.200,5.000,5.000,1.200,5.000,1.200,0



60.000.Table 2.1



14.400,-



Angsuran 6.200,6.200,6.200,6.200,6.200,6.200,6.200,6.200,6.200,6.200,6.200,6.200,-



74.400,-



Pembebanan bunga dengan sliding rate PJ = Rp.60.000.000,- / 12 = Rp.5.000.000,Bunga = % bunga 1 thn X (sisa pinjaman) 12 bulan - Angsuran 1 PJ Bunga = (24% X Rp.60.000.000,-) /12 - Angsuran 2 PJ Bunga = (24% X Rp.55.000.000,-)/12



= Rp.5.000.000,= Rp.1.200.000,Rp 6.200.000,= Rp.5.000.000,= Rp.1.100.000,Rp.6.100.000,-



Dan seterusnya sampai angsuran 12



Bulan



TABEL PERHITUNGAN KREDIT Dengan Silding Rate (dalam ribuan) Sisa Pinjaman Pokok Pinjaman Bunga



Angsuran



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12



Jumlah



55.000,50.000,45.000,40.000,35.000,30.000,25.000,20.000,15.000,10.000,5.000,0



5.000,5.000,5.000,5.000,5.000,5.000,5.000,5.000,5.000,5.000,5.000,5.000,-



1.200,1.100,1.000,900,800,700,600,500,400,300,200,100,-



6.200,6.100,6.000,5.900,5.800,5.700,5.600,5.500,5.400,5.300,5.200,5.100,-



60.000.Table 2.2



7.800,-



67.800,-



Jumlah total pembayaran bunga dengan kedua metode diatas adalah sebagai berikut : dengan metode Flat rate adalah Rp14.400.000,dengan metode slinding rate adalah Rp 7.800.000,Selisih Rp 6.600.000,-



BAB III PENUTUP 3.1.



Simpulan Dari Uraian materi diatas dapat disimpulkan bahwa Bunga Bank merupakan balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Dalam hal ini Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang dibayar kepada nasabah dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecinya penetapan suku bunga simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi oleh keduanya, artinya baik bunga simpanan dan bunga pinjaman saling mempengaruhi di samping pengaruh factor-faktor lainnya. Dalam kegiatannya terdapat dua macam bunga yaitu bunga simpanan dan bunga pinjaman. Metode penghitungan bunga terdapat tiga jenis yaitu Sliding Rate, Flat Rate,dan Floating Rate. 3.2



Saran Dengan disusunnya makalah ini kami mengharapkan agar pembaca dapat memiliki wawasan yang lebih luas mengenai suku bunga sehingga mampu mengaplikasikan sesuai dengan teori yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu,sebaiknya penetapan suku bunga haruslah sesuai dengan prosedur dan situasinya, hal ini juga sangat dipengaruhi oleh kebijakan Bank Indonesia sebagai Induknya bank di Indonesia yang mengatur kebijakan tentang tingkats uku bunga. Sehingga pihak-pihak lain yang terkait harusnya patuh dan melaksanakannya agar tidak saling merugikan.



DAFTAR PUSTAKA Kasmir, Dr. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT Bumi Aksara Lodwick, Filipus. 2013. “Materi-materi Kuliahl”. [online]. Tersedia : http://filipuslodwick.blogspot.com/2013/06/bab-5-suku-bunga.html [12 2014]. http://waromuhammad.blogspot.com/2012/02/tingkat-dan-struktur-suku-bunga.html [ 12 Maret 2014]. http://www.referensimakalah.com/2013/02/pengertian-bunga-dan-suku-bunga.html [14 Maret 2014]. http://sukubungadan.blogspot.com/2014/03/makalah-suku-bunga.html [13 November 2014] http://www.kajianpustaka.com/2012/10/teori-suku-bunga.html [13 November 2014] Makalah Suku Bunga



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Suku Bunga dan Bunga Bank a). Pengertian Bunga dan Suku Bunga Bunga adalah imbalan jasa atas pinjaman uang, imbal jasa ini merupakan suatu kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat ke depan dari uang pinjaman tersebut apabila diinvestasikan. Jumlah pinjaman tersebut disebut “pokok utang” (principal). Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu disebut “suku bunga”. Miller, RL dan Vanhoose,mengataka bahwa suku bungan adalah sejumlah dana, dinilai dalam uang, yang diterima si pemberi pinjaman (kreditor), sedangkan suku bunga adalah rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman. Menurut kelompok kami, suku bunga adalah balas jasa atas sejumlah pinjaman yang harus dibayar kepada yang memberi pinjaman (kreditor) dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Tingkat Suku Bunga adalah harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu atau harga dari penggunaan uang yang dipergunakan dan akan dikembalikan pada saat mendatang.



b). Pengertian Bunga Bank Menurut RIMSKY J. JUDISSENN, Bunga bank adalah penghasilan yang diperoleh sebagai imbalan dari pihak yang meminjam atau memanfaatkan uang (bank) FACHMI BASYAIB, mengatakan Bunga Bank adalah sesuatu yang dihasilkan dari keuntungan aset keuangan, tujuannya adalah untuk memberikan pada investor keuntungan bagi investasi dana yang dimilikinya. Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).



Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada dua macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya yaitu sebagai berikut: 1. Bunga simpanan. Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnyadi bank. Bunga simpanan merupakan harga yang dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan, dan bunga deposito. 2. Bunga pinjaman Adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Sebagai contoh bunga kredit. Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dn pendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dikeluarkan kepada nasabah, sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang diterima dari nasabah. Baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman masing-masing saling mempengaruhi satu sama lainnya. Sebagai contoh seandainya bunga simpanan tinggi, maka secara otomatis bunga pinjaman juga terpengaruh ikut naik dan demikian pula sebaliknya.



2.2.



Faktor-faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga



Faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah sebagai berikut : 1. Kebutuhan dana Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan peminjam meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Peningkatan bunga simpanan secara otomatis akan pula meningkatkan bunga pinjaman. Namun, apabila dana yang ada disimpanan banyak sementara permohonan simpanan sedikit, maka bunga simpanan akan turun. 2. Persaingan Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disaping faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing.



Dalam arti jika bunga simpanan rata-rata 16%, maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikan diatas bunga pesaing misalnya 16%. Namun, sebaliknya untuk bunga pinjaman kita harus berada dibawah pesaing. 3. Kebijakan pemerintah Dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun unga pinjaman kita tidak boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. 4. Target laba yang diinginkan Sesuai dengan target laba yang di inginkan, jika laba yang di inginkan besar, maka bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya. 5. Jangka waktu Semakin panjang jangka waktu pinjaman, akan semakin tinggi bungnganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko dimasa mendatang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka bunga relatif lebih rendah. 6. Kualitas jaminan Semakin likuid jaminan yang diberikan, semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya. Sebagai contoh jaminan sertifikat deposito berbeda dengan jaminan sertifikat tanah. Alasannya utama perbedaan ini adalah dalam hal pencairan jaminan apabila kredit yang diberikan bermasalah. Bagi jaminan yang likuid seperti sertifikat deposito atau rekening



giro yang dibekukan akan lebih mudah untuk dicairkan jika dibandingkan dengan jaminan tanah. 7. Reputasi perusahaan Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan resiko kredit macet dimasa mendatang relatif kecil dan sebaliknya. 8. Produk yang kompetitif Maksudnya adalah produk yang dibiayai tersebut laku dipasaran. Untuk produk yang kompetetif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif.



9. Hubungan baik Biasanya bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank sehingga dalam penentuan suku bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa. 10. Jaminan pihak ketiga Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada penerima kredit. Biasanya jika pihak yang memberikan jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitasnya terhadap bank, maka bunga yang dibebankan berbeda. Demikian pula sebaliknya jika penjamin pihak ketiga kurang bonafid atau tidak dapat dipercaya, maka mungkin tidak dapat digunakan sebagai jaminan pihak ketiga oleh pihak perbankan.



2.3.



Komponen-komponen dalam menentukan bunga kredit Komponen dalam menentukan suku bunga kredit yaitu:



1. Total Biaya Dana (Cost of Fund) Merupakan total bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk memperoleh dana simpanan baik dalam bentuk simpanan giro, tabungan maupun deposito.Total biaya dana tergantung dari seberapa besar bunga yang ditetapkan untuk memperoleh dana yang diinginkan. Total



biaya dana ini harus dikurangi dengan cadangan wajib atau Reserve Requrement (RR) yang telah ditetapkan oleh pemerintah. 2. Biaya Operasi Dalam melakukan kegiatan setiap bank membutuhkan berbagai sarana dan prasarana baik berupa manusia maupun alat. Penggunaan sarana dan prasarana ini memerlukan sejumlah biaya yang harus ditanggung bank sebagai biaya operasi. 3. Cadangan Risiko Kredit Merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang akan diberikan, hal ini disebabkan setiap kredit yang diberikan pasti mengandung suatu risiko tidak terbayar.



4. Laba yang diinginkan Setiap kali melakukan transaksi bank selalu ingin memperoleh laba yang maksimal. Penentuan ini ditentukan oleh beberapa pertimbangan penting, mengingat penentuan besarnya laba sangat memengaruhi besarnya bunga kredit. 5. Pajak Pajak merupakan kewajiban yang dibebankan pemerintah kepada bank yang memberikaan fasilitas kredit kepada nasabahnya.



2.4 Jenis-jenis Pembebanan Suku Bunga Kredit Metode pembebanan bunga antara lain: 1. Sliding rate Pembebanan bunga setiap bulan dihitung dari sisa pinjamannya sehingga jumlah bunga yang dibayar nasabah setiap bulan menurun seiring dengan turunnya pokok pinjaman. Jenis sliding rate ini biasanya diberikan kepada sektor produktif. 2. Flat rate Pembebanan bunga setiap bulan tetap dari jumlah pinjamannya, demikian pula pokok pinjaman setiap bulan juga dibayar sama sehingga cicilan setiap bulan sama sampai kredit tersebut lunas. Jenis Flat rate biasanya diberikan kepada kredit yang bersifat konsumtif. 3. Floating rate Jenis ini membebankan bunga dikaitkan dengan bunga yang ada di pasar uang sehingga bunga yang dibayar setiap bulan sangat tergantung dari bunga pasar uang padaa bulan tersebut.



2.5 Contoh soal suku bunga kredit 1). Menghitung komponen-komponen pembebanan suku bunga dalam menentukan suku bunga kredit adalah sebagai berikut : PT Bank MARINDO menentukan suku bunga deposito sebesar 18% PA kepada para deposannya. Cadangan Wajib (RR) yang ditetapkan pemerintah adalah 5%. Kemudian biaya operasi yang dikeluarkan adalah 6% dan cadangan risiko kredit macet 1%. Laba yang diinginkan adalah 5% dan pajak 20%.



Pertanyaan : Hitunglah beberapa bunga kredit yang diberikan (based lending rate) kepada para debiturnya (peminjam).



Cost of Fund =



Bunga yang dibebankan 100%-Cadangan wajib



Cost of Fund =



18%



=



100%-5%



18%



=18,95%



95%



Jadi cost of fund 18,95% dibulatkan menjadi 19% untuk menghitung bunga kredit yang diberikan adalah sebagai berikut : Total biaya dana (cost of fund)



19% 6% 25%



Cadangan risiko kredit macet



1% 26%



Laba yang diinginkan



5%



31% Pajak 20% dari laba (5%) Bunga Kredit yang diberikan (based leanding rate)



1% 32%



b). Menghitung dengan metode Flat Rate dan Slinding Rate contoh : PT. Sungailiat telah memperoleh persetujuan fasilitas kredit dari bank mitras seniali Rp.60.000.000,- Jangka waktu kredit adalah 1 tahun (12 bulan). Bunga dibebankan sebesar 24% setahun. Disamping itu PT sungailiat juga dikenakan biaya administrasi sebesar Rp.350.000,- kredit tersebut dapat langsung ditarik sekaligus dari rekening gironya. Pertanyaan: Coba saudara hitung dengan menggunakan metode flat rate dansliding rate jumlah angsuran setiap bulan berikut tabel perhitungannya secara lengkap.



Jawab: 



Pembebanan bunga dengan flat rate Sesuai dengan pembebanan bunga dengan flat rate maka setiap bunga yang dibayar adalah tetap sampai kredit tersebut lunas. Menghitung pokok pinjaman perbulan: Pokok pinjaman (PJ) = jumlah Pinjaman / Jangka waktu PJ



= Rp.60.000.000,- / 12



PJ



= Rp5.000.000,Menghitung bunga (BG) perbulan adalah:



BG = Bunga X Nominal Pinjaman X 1 12 bulan BG



= 24% X Rp.60.000.000,- X 1 = Rp.1.200.000,12 bulan



Jadi jumlah angsuran setiap bulan adalah Rp.6.200.000,- selama 12 bulan



TABEL PERHITUNGAN KREDIT Dengan Flate Rate (dalam ribuan) Bulan



Sisa Pinjaman



Pokok Pinjaman



Bunga



Angsuran



1



55.000,-



5.000,-



1.200,-



6.200,-



2



50.000,-



5.000,-



1.200,-



6.200,-



3



45.000,-



5.000,-



1.200,-



6.200,-



5.000,-



1.200,-



6.200,-



5.000,-



1.200,-



6.200,-



5.000,-



1.200,-



6.200,-



5.000,-



1.200,-



6.200,-



5.000,-



1.200,-



6.200,-



5.000,-



1.200,-



6.200,-



5.000,-



1.200,-



6.200,-



5.000,-



1.200,-



6.200,-



5.000,-



1.200,-



6.200,-



60.000.-



14.400,-



74.400,-



4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah



40.000,35.000,30.000,25.000,20.000,15.000,10.000,5.000,0



Table 2.1







Pembebanan bunga dengan sliding rate PJ = Rp.60.000.000,- / 12 = Rp.5.000.000,-



Bunga = % bunga 1 thn X (sisa pinjaman) 12 bulan -



Angsuran 1 PJ



= Rp.5.000.000,-



Bunga = (24% X Rp.60.000.000,-) /12



= Rp.1.200.000,Rp 6.200.000,-



-



Angsuran 2 PJ



= Rp.5.000.000,-



Bunga = (24% X Rp.55.000.000,-)/12



= Rp.1.100.000,Rp.6.100.000,-



Dan seterusnya sampai angsuran 12



TABEL PERHITUNGAN KREDIT Dengan Silding Rate (dalam ribuan) Bulan



Sisa Pinjaman



Pokok Pinjaman



Bunga



Angsuran



1



55.000,-



5.000,-



1.200,-



6.200,-



2



50.000,-



5.000,-



1.100,-



6.100,-



3



45.000,-



5.000,-



1.000,-



6.000,-



5.000,-



900,-



5.900,-



5.000,-



800,-



5.800,-



5.000,-



700,-



5.700,-



5.000,-



600,-



5.600,-



5.000,-



500,-



5.500,-



5.000,-



400,-



5.400,-



5.000,-



300,-



5.300,-



5.000,-



200,-



5.200,-



5.000,-



100,-



5.100,-



60.000.-



7.800,-



67.800,-



4 5 6 7 8 9 10 11



40.000,35.000,30.000,25.000,20.000,15.000,10.000,5.000,0



12 Jumlah



Table 2.2



Jumlah total pembayaran bunga dengan kedua metode diatas adalah sebagai berikut : -



dengan metode Flat rate adalah -



dengan



adalah



Rp14.400.000,metode



slinding



Rp 7.800.000,Selisih



Rp 6.600.000,-



rate



BAB III PENUTUP 3.1. Simpulan Dari Uraian materi diatas dapat disimpulkan bahwa Bunga Bankmerupakan balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Dalam hal ini Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang dibayar kepada nasabah dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecinya penetapan suku bunga simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi oleh keduanya, artinya baik bunga simpanan dan bunga pinjaman saling mempengaruhi di samping pengaruh factor-faktor lainnya. Dalam kegiatannya terdapat dua macam bunga yaitu bunga simpanan dan bunga pinjaman. Metode penghitungan bunga terdapat tiga jenis yaitu Sliding Rate, Flat Rate, dan Floating Rate.



3.2 Saran Dengan disusunnya makalah ini kami mengharapkan agar pembaca dapat memiliki wawasan yang lebih luas mengenai suku bungasehingga mampu mengaplikasikan sesuai dengan teori yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, sebaiknya penetapan suku bunga haruslah sesuai dengan prosedur dan situasinya, hal ini juga sangat dipengaruhi oleh kebijakan Bank Indonesia sebagai Induknya bank di Indonesia yang mengatur kebijakan tentang tingkats uku bunga. Sehingga pihak-pihak lain yang terkait harusnya patuh dan melaksanakannya agar tidak saling merugikan.



DAFTAR PUSTAKA



Kasmir, Dr. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.



Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT Bumi Aksara



Lodwick, Filipus. 2013. “Materi-materi Kuliahl”. [online]. Tersedia : http://filipuslodwick.blogspot.com/2013/06/bab-5-suku-bunga.html [12 Maret 2014].



http://waromuhammad.blogspot.com/2012/02/tingkat-dan-struktur-suku-bunga.html [ 12 Maret 2014].



http://www.referensimakalah.com/2013/02/pengertian-bunga-dan-suku-bunga.html [14 Maret 2014]. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengalaman menunjukkan, kebijakan suku bunga tinggi akan membawa Indonesia ke lembah krisis. Tahun 1997/1998 BI menerapkan kebijakan suku bunga tinggi hingga money market sampai dengan 70% untuk meredam inflasi. Efeknya kurang mendorong pertumbuhan ekonomi dan justru terjadi kontraksi yang cepat dan besar. Dampak yang berat dari kebijakan tersebut ialah banyak dunia usaha yang hancur (kredit menjadi puso dan macet). Nilai tukar rupiah menyala sampai dengan di atas Rp. 15.000/US$1. Bank-bank masuk jurang dengan kelojotan likuiditas yang kering. Akhirnya bank-bank masuk perawatan dan tidak sedikit yang menjadi failed. Pemerintah Indonesia mem-bailout bank-bank sampai dengan Rp.650 triliun. Tahun 2005 dan 2008 pola yang sama kembali dianut, walaupun agak berbeda efeknya. Pada 2005 kenaikan harga BBM yang tajam juga mengerek suku bunga dan tidak berbeda pada 2008. Kebijakan menaikkan suku bunga ini justru membuat situasi pasar mencari keseimbangan baru yang bukan berarti tidak menelan korban. Namun, kebijakan yang diambil pemerintah (BI) pada 2008 relatif berhasil karena krisis tidak sampai melumatkan ekonomi Indonesia, hanya menekan pertumbuhan ekonomi menjadi dikisaran 4,1%. Kebijakan bailout terhadap Bank Century yang dilakukan pemerintah dengan mekanisme asuransi (bukan APBN seperti 1998) bisa jadi ikut berperan dalam menahan krisis perbankan. Jika suku bunga naik, hasrat untuk melakukan konsumsi (propensity to consume) akan berkurang, begitu pula hasrat untuk investasi. Selanjutnya, melemahnya konsumsi (C) dan investasi akan mengurangi permintaan agregat (aggregate demand). Di sisi lain dengan suku bunga yang lebih tinggi BI ingin menghimpun dana masyarakat dan memperkuat likuiditas dolar AS konversi ke rupiah dengan bunga bank yang lebih tinggi hingga di akhir akan menguatkan kembali nilai tukar rupiah. Dalam keadaan ini pemerintah melakukan tindakan kebijakan moneter untuk mengantisipasi terjadinya inflasi akibat terjadinya kenaikan suku bunga. Kebijakan moneter adalah proses di mana pemerintah, bank sentral, atau otoritas moneter suatu negara kontrol suplai uang, ketersediaan uang, dan biaya uang atau suku bunga untuk mencapai tujuan berorientasi pada



pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. Tingkat bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberi keuntungan kepada para pengusaha. Para pengusaha akan melaksanankan investasi yang mereka rencanakan hanya apabila tingkat pengembalian modal yang mereka peroleh melebihi tingkat bunga. Dengan demikian besarnya investasi dalam suatu jangka waktu tertentu adalah sama dengan nilai dari seluruh investasi yang tingkat pengembalian modalnya adalah lebih besar atau sama dengan tingkat bunga. Apabila tingkat bunga menjadi lebih rendah, lebih banyak usaha yang mempunyai tingkat pengembalian modal yang lebih tinggi daripada tingkat suku bunga. Semakin rendah tingkat bunga yang harus dibayar para pengusaha, semakin banyak usaha yang dapat dilakukan para pengusaha. Semakin rendah tingkat bunga semakin banyak investasi yang dilakukan oleh para pengusaha. Suku bunga merupakan salah satu variabel dalam perekonomian yang senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas. Ia mempengaruhi secara langsung kehidupan masyarakat keseharian dan mempunyai dampak penting terhadap kesehatan perekonomian. Ia mempengaruhi keputusan seseorang atau rumah tangga dalam mengkonsumsi, membeli rumah, membeli obligasi, atau menaruhnya dalam rekening tabungan. Suku bunga juga mempengaruhi keputusan ekonomis bagi pengusaha atau pimpinan perusahaan apakah akan melakukan investasi pada proyek baru atau perluasan kapasitas.



1.2 1. 2. 3. 4. 5. 1.3 1. 2. 3. 4. 5.



Rumusan Masalah Pengertian bunga bank Faktor-faktor yang mempengaruhi suku bunga Komponen-komponen dalam menentukan bunga kredit Jenis-jenis pembebanan suku bunga kredit Tipe-tipe suku bunga Tujuan Untuk mengetahui pengertian bunga bank dan jenis bunga yang ada di bank. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga. Untuk mengetahui komponen-komponen dalam menentukan suku bunga kredit. Untuk mengetahui metode pembebanan suku bunga. Untuk mengetahui tipe-tipe suku bunga.



BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Suku Bunga



Menurut Hubbard (1997), bunga adalah biaya yang harus dibayar borrower atas pinjaman yang diterima dan imbalan bagi lender atas investasinya. Sementara itu, Kern dan Guttman (1992) menganggap suku bunga merupakan sebuah harga sebagaimana harga lainnya, maka tingkat suku bunga ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Menurut Karl dan Fair (2001), suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman. Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004) adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur. Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997) suku bunga adalah harga yang dibayarkan untuk satuan mata uang yang dipinjam pada periode waktu tertentu. Menurut Mishkin (2007), suku bunga adalah biaya pinjaman atau harga yang dibayar atas penyewaan dana-dana. Mishkin memandang suku bunga dari sisi peminjam (borrower). Menurut Pindyck (2005), suku bunga adalah harga yang dibayar oleh peminjam kepada pemberi pinjaman. Seperti harga pasar, penentuan tingkat suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran dari loanable funds. Siamat (2005) membedakan pengertian bunga (interest) dalam 2 perspektif, yaitu: (1) bunga dari sisi permintaan. Bunga dari sisi permintaan dan sisi penawaran merupakan pendapatan atas pemberian kredit. Bunga merupakan sewa atau harga dari uang, (2) bunga dari sisi penawaran. Pemilik dana akan menggunakan atau mengalokasikan dananya pada jenis investasi yang menjanjikan pembayaran bunga yang lebih tinggi. 2.2 Teori Suku Bunga A. Teori Klasik Menurut teori klasik, teori tingkat suku bunga merupakan teori permintaan penawaran terhadap tabungan. Teori ini membahas tingkat suku bunga sebagai suatu faktor pengimbang antara permintaan dan penawaran daripada investable fund yang bersumber dari tabungan. Fungsinya yang menonjol dari uang dari dalam teori ekonomi klasik, adalah sebagai alat pengukur nilai dalam transaksi, sebagai alat pertukaran untuk memperlancar transaksi barang dan jasa, maupun sebagai alat penyelesaian hubungan hutang-piutang yang menyangkut masa depan. Teori ekonomi klasik mengasumsikan, bahwa perekonomian senatiasa berada dalam keadaan full employment. Dalam keadaan full employment itu seluruh kapasitas produksi sudah dipergunakan penuh dalam proses produksi. Oleh karena itu, kecuali meningkatkan efisiensi dan mendorong terjadinya spesialisasi pekerjaan, uang tidak dapat mempengaruhi sektor produksi. Dengan perkataan lain sektor moneter, dalam teori ekonomi klasik terpisah sama sekali dari sektor riil dan tidak ada pengaruh timbal balik antara kedua sektor tersebut. Hubungan antara sektor moneter dan riil, dalam teori ekonomi klasik hanya dijembatani oleh tingkat harga. Jika jumlah uang beredar lebih besar daripada nilai barang-barang yang tersedia, maka tingkat harga meningkat, jika sebaliknya menurun. Konsep tabungan menurut klasik dikatakan, bahwa seorang dapat melakukan tiga hal terhadap selisih antara pendapatan dan pengeluaran konsumsinya yaitu: pertama, ditambahkan pada saldo tunai yang ditahannya. Kedua, dibelikan obligasi baru. Ketiga, sebagai pengusaha dibelikan langsung kepada barang-barang modal. Asumsi yang digunakan di sini adalah bahwa penabung yang rasional tidak akan menempuh jalan yang pertama. Berdasarkan pada pertimbangan bahwa akumulasi kekayaan dalam bentuk uang tunai adalah tidak menghasilkan. Menurut teori klasik, bahwa tabungan masyarakat adalah fungsi dari tingkat suku bunga. Makin tinggi tingkat suku bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung. Artinya pada tingkat suku bunga yang lebih tinggi masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna menambah tabungannya.



Investasi juga merupakan fungsi dari tingkat suku bunga. Makin tinggi tingkat suku bunga, maka keinginan masyarakat untuk melakukan investasi menjadi semakin kecil. Hal ini karena biaya penggunaan dana (cost of capital) menjadi semakin mahal, dan sebaliknya makin rendah tingkat suku bunga, maka keinginan untuk melakukan investasi akan semakin meningkat. B. Teori Keynessian, Preferensi Liquiditas Teori penentuan tingkat suku bunga Keynes dikenal dengan teori liquidity preference. Keynes mengatakan bahwa tingkat bunga semata-mata merupakan fenomena moneter yang mana pembentukannya terjadi di pasar uang,. Artinya tingkat suku bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang. Dalam konsep Keynes, alternatife penyimpangan kekayaan terdiri dari surat berharga (bonds) dan uang tunai. Asumsi teori Keynes adalah dasar pemilikan bentuk penyimpangan kekayaan adalah prilaku masyarakat yang selalu menghindari resiko dan ingin memaksimumkan keuntungan. Keynes tidak sependapat dengan pandangan ahli-ahli ekonomi klasik yang mengatakan bahwa tingkat tabungan maupun tingkat investasi sepenuhnya ditentukan oleh tingkat bunga, dan perubahan-perubahan dalam tingkat bunga akan menyebabkan tabungan yang tercipta pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama dengan investasi yang dilakukan oleh para pengusaha. Menurut Keynes, besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga bukan tergantung dari tinggi rendahnya tingkat bunga. Ia terutama tergantung dari besar kecilnya tingkat pendapatan rumah tangga itu. Makin besar jumlah pendapatan yang yang diterima oleh suatu rumah tangga, semakin besar pula jumlah tabungan yang diperolehnya. Apabila jumlah pendapatan rumah tangga itu tidak mengalami kenaikan atau penurunan, perubahan yang cukup besar dalam tingkat bunga tidak akan menimbulkan pengaruh yang berarti ke atas jumlah tabungan yang akan dilakukan oleh rumah tangga dan bukannya tingkat bunga. Teori permintaan uang Keynes menekankan kepada berapa besar proporsi kekayaan yang dipegang dalam bentuk uang. Berbeda dengan teori klasik, teori Keynes mengansumsikan bahwa perekonomian belum mencapai tingkat full employment. Oleh karena itu, produksi masih dapat ditingkatkan tanpa mengubah tingkat upah maupuntingkat harga-harga. Dengan menurunkan tingkat suku bunga, investasi dapat dirangsang untuk meningkatkan produksi nasional. Dengan demikian, setidaknya untuk jangka pendek, kebijaksanaan moneter dalam teori Keynes berperan untuk meningkatkan produksi nasional. Setelah perekonomian berada dalam keadaan full employment, barulah kebijaksanaan moneter tidak dapat lagi berperan untuk meningkatkan produksi nasional. Dengan demikian jelaslah bahwa teori Keynes adalah teori ekonomi jangka pendek sebelum mencapai full employment.



BAB III



PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Bunga Bank Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada dua macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya yaitu sebagai berikut: 1. Bunga Simpanan Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan, dan bunga deposito. 2. Bunga Pinjaman Adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Sebagai contoh bunga kredit. Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dikeluarkan kepada nasabah, sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang diterima dari nasabah. Baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman masing-masing saling memengaruhi satu sama lainnya. Sebagai contoh seandainya bunga simpanan tinggi, maka secara otomatis bunga pinjaman juga terpengaruh ikut naik dan demikian pula sebaliknya.



3.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Suku Bunga Seperti dijelaskan di atas bahwa untuk menentukan besar kecilnya suku bunga simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi oleh keduanya, artinya baik bunga simpanan maupun pinjaman saling memengaruhi di samping pengaruh faktor-faktor lainnya. Faktor-faktor utama yang memengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah sebagai berikut: 1) Kebutuhan Dana Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Peningkatan bunga simpanan secara otomatis akan pula meningkatakan bunga pinjaman. Namun, apabila dana yang ada simpanan banyak sementara permohonan simpanan sedikit, maka bunga simpanan akan turun. 2) Persaingan Dalam memperebutkan dana simpanan, maka di samping faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memerhatikan pesaing. Dalam arti jika untuk bunga simpanan rata-rata 16% , maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan di atas bunga pesaing misalnya 16%. Namun, sebaliknya untuk bunga pinjaman kita harus berada di bawah bunga pesaing. 3) Kebijaksanaan Pemerintah Dalam arti baik untuk simpanan maupun bunga pinjaman kita tidak boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. 4) Target Laba yang diinginkan Sesuai dengan target laba yang diinginkan, jika laba yang diinginkan besar, maka bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya.



5) Jangka Waktu Semakin panjang jangka waktu pinjaman, akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan risiko di masa mendatang. Demkian pula sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka bunganya relatif lebih rendah. 6) Kualitas Jaminan Semakin likuid jaminan yang diberikan, semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya. Sebagai contoh jaminan sertifikat deposito berbeda dengan jaminan sertifikat tanah. Alasan utama perbedaan ini adalah dalam hal pencairan jaminan apabila kredit yang diberikan bermasalah. Bagi jaminan yang likuid seperti sertifikat deposito atau rekening giro yang dibekukan akan lebih mudah untuk dicairkan jika dibandigkan dengan jaminan tanah. 7) Reputasi Perusahaan Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid kemunkinan resiko kredit macet di masa mendatang relatif kecil dan sebaliknya. 8) Produk yang Kompetitif Maksudnya adalah produk yang dibiayai tersebut laku dipasaran. Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. 9) Hubungan Baik Biasanya bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank sehingga dalam penentuan suku bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa.



10) Jaminan Pihak Ketiga Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada penerima kredit. Biasanya jika pihak yang memberikan jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitasnya terhadap bank, maka bunga yang dibeban pun berbeda. Demikian pula sebaliknya jika penjamin pihak ketiganya kurang bonafid atau tidak dapat dipercaya, maka mungkin tidak dapat digunakan sebagai jaminan pihak ketiga oleh pihak perbankan. 3.3 Komponen-komponen dalam Menentukan Bunga Kredit Khusus untuk menentukan besar kecilnya suku bunga kredit yang akan diberikan kepada para debitur terdapat beberapa komponen yang memengaruhi. Komponen-komponen ini ada yang dapat diperkecil (dikurangi) dan ada pula yang tidak. Adapun komponen dalam menentukan suku bunga kredit anatara lain sebagai berikut: 1. Total Biaya Dana (Cost of Fund) Merupakan total bunga yang dikelaurkan oleh bank untuk memperoleh dana simpanan baik dalam bentuk simpanan giro, tabungan maupun deposito. Total biaya dana tergantung dari seberapa besar bunga yang ditetapkan untuk memperoleh dana yang diinginkan. Semakin besar bunga yang dibebankan terhadap bunga simpanan, semakin tinggi pula biaya dananya demikian pula sebaliknya. Total biaya dana ini harus dikurangi dengan cadangan wajib atau Reserve Requiretment (RR) yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Saat ini besarnya RR yang ditetapkan pemerintah besarnya 5%.



2. Biaya Operasi Dalam melakukan setiap kegiatan setiap bank membutuhkan berbagai sarana dan prasarana baik berupa manusia maupun alat. Penggunaan sarana dan prasarana ini memerlukan sejumlah biaya yang harus ditanggung bank sebagai biaya operasi. Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam melaksanakan operasinya. Biaya ini terdiri dari biaya gaji pegawai, biaya administrasi, biaya pemeliharaan, dan biaya-biaya lainnya. 3. Cadangan risiko kredit macet Merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang akan diberikan, hal ini disebabkan setiap kredit yang diberikan pasti mengandung suatu risiko tidak terbayar. Risiko ini dapat timbul baik disengaja maupun tidak disengaja. Oleh karena itu, pihak bank perlu mencadangkannya sebagai sikap bersiaga menghadapinya dengan cara membebankan sejumlah persentase tertentu terhadap kredit yang disalurkan. 4. Laba yang diinginkan Setiap kali melakukan transaksi bank selalu ingin memperoleh laba yang maksimal. Penentuan ini ditentukan oleh beberapa pertimbangan penting, mengingat penentuan besarnya laba sangat memengaruhi besarnya bunga kredit. Dalam hal ini, biasanya bank di samping melihat kondisi pesaing juga melihat kondisi nasabah apakah nasabah utama atau bukan dan juga melihat sektor-sektor yang dibiayai, misalnya jika proyek pemerintah atau untuk pengusaha/rakyat kecil, maka labanya pun berbeda dengan yang komersil. 5. Pajak Pajak merupakan kewajiban yang dibebankan pemerintah kepada bank yang memberikan fasilitas kredit kepada nasabahnya. 3.4 Jenis-jenis Pembebanan Suku Bunga Kredit Pembebanan besarnya suku bunga kredit dibedakan kepada jenis kreditnya. Pembebanan di sini maksudnya metode perhitungan yang akan digunakan sehinggga memengaruhi jumlah bunga yang akan dibayar. Jumlah bunga yang dibayar akan memengaruhi jumlah angsuran perbulannya. Di mana jumlah angsuran terdiri dari utang/pokok pinjaman dan bunga. Metode pembebanan bunga yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Sliding Rate Pembebanan bunga setiap bulan dihitung dari sisa pinjamannya sehingga jumlah bunga yang dibayar nasabah setiap bulan menurun seiring dengan turunnya pokok pinjaman. Akan tetapi, pembayaran pokok pinjaman setiap bulan sama. Cicilan nasabah (pokok pinjaman ditambah bunga) otomatis dari bulan ke bulan semakin menurun. Jenis sliding rate ini biasanya diberikan kepada sektor produktif, dengan maksud si nasabah merasa tidak terbebani terhadap pinjamannya. 2. Flat rate Pembebanan bunga setiap bulan tetap dari jumlah pinjamannya, demikian pula pokok pinjaman setiap bulan juga dibayar sama sehingga cicilan setiap bulan sama sampai kredit tersebut lunas. Jenis flat rate ini diberikan kepada kredit yang bersifat konsumtif seperti pembelian rumah tinggal, pembelian mobil pribadi atau kredit konsumtif lainnya. 3. Floating rate Jenis ini membebankan bunga dikaitkan dengan bunga yang ada di pasar uang sehingga bunga yang dibayar setiap bulan sangat tergantung dari bunga pasar uang pada bulan tersebut. Jumlah bunga yang dibayarkan dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari bulan yang bersangkutan. Pada akhirnya hal ini juga berpengaruh terhadap cicilannya setiap bulan. 3.5 Tipe-Tipe Suku Bunga Ada dua tipe suku bunga yaitu: 1. Real Interest Rate



Koreksi atas tingkat inflasi dan didefinisikan sebagai Nominal Interest Rate dikurangi dengan tingkat inflasi. Real Rate = Nominal Rate – Rate of Inflation 2. Nominal Interest Rate Tingkat suku bunga yang biasanya tertera di rekening koran di mana mereka memberikan tingkat pengembalian untuk setiap investasi yang dilakukan.



3.6 Contoh Kasus TEMPO.CO, Jakarta- Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tampubolon menilai perang suku bunga perbankan yang terjadi saat ini mulai mengkhawatirkan. “Sudah di luar kewajaran,” kata Nelson. Tingginya suku bunga bakal berdampak pada high cost economy, perlambatan ekspansi kredit, peningkatan resiko kredit, penurunan aktivitas perekonomian, hingga terhambatnya pertumbuhan ekonomi. “Ini ada campur tangan juga dari pemilik dana yang cenderung memberikan tekanan,” Nelson mengatakan secara umum likuiditas perbankan nasional saat ini masih aman. Namun, derasnya pertempuran memperebutkan Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan iming-iming suku bunga yang tinggi mulai mengkhawatirkan semua pihak.



BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari uraian materi diatas dapat disimpulkan bahwa Bunga Bank merupakan balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Dalam hal ini Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang dibayar kepada nasabah dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank. Ada dua macam bunga bank yaitu bunga simpanan dan bunga pinjaman.



Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecinya penetapan suku bunga simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi oleh keduanya, artinya baik bunga simpanan dan bunga pinjaman saling mempengaruhi di samping pengaruh factor-faktor lainnya. Dalam kegiatannya terdapat dua macam bunga yaitu bunga simpanan dan bunga pinjaman. Metode penghitungan bunga terdapat tiga jenis yaitu Sliding Rate, Flat Rate, dan Floating Rate. 4.2 Saran Dengan disusunnya makalah ini kami mengharapkan agar pembaca dapat memiliki wawasan yang lebih luas mengenai suku bunga sehingga mampu mengaplikasikan sesuai dengan teori yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, sebaiknya penetapan suku bunga haruslah sesuai dengan prosedur dan situasinya, hal ini juga sangat dipengaruhi oleh kebijakan Bank Indonesia sebagai Induknya bank di Indonesia yang mengatur kebijakan tentang tingkat suku bunga. Sehingga pihak-pihak lain yang terkait harusnya patuh dan melaksanakannya agar tidak saling merugikan.



DAFTAR PUSTAKA Kasmir, Dr. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT Bumi Aksara



CONTOH MAKALAH SUKU BUNGA BAB



1 PENDAHULUAN



1.1



Latar



Belakang



Krisis moneter yang yang terjadinya di Indonesia yang ditandai dengan merosotnya sendisendi perekonomian termasuk perbankan yamg diakibatkan oleh nilai tukar rupiah yang jatuh terhadap nilai tukar dollar. Inflasi merupakan salah satu dampak dari terjadinya krisis ekonomi berkepanjangan yang melanda suatu negara. Inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi kenaikan hargaharga secara tajam (absolute) yang berlangsung secara terus-menerus dalam jangka waktu yang cukup lama yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil (intrinsik) mata uang



suatu



negara



(Tajul



Kahalwaty,



2000



:



5).



Pada sekitar pertengahan tahun 1997, permasalahan inflasi dan krisis nilai tukar semakin mencuat karena tingkat inflasi sudah mencapai angka dua digit yaitu sekitar 11,05 persen dan menyebabkan nilai mata uang rupiah merosot tajam. Hal ini mengakibatkan jumlah hutang Negara terhadap luar negeri meningkat secara tajam. Selain itu berpengaruh terhadap timbul Non Performing Loans (NPL) atau kredit macet yang secara langsung dan tidak langsung akan mengganggu (dalam jumlah yang besar bahkan akan menghentikan) operasional bank. Masalh



lain yang ditimbulkan adalah perginya para investor asing dalam hal menanamkan modalnya di Indonesia.



Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi inflasi adalah dengan menekan uang beredar baik dalam arti sempit (M1) maupun arti luas (M2) atau likuiditas perekonomian. Efek dari kebijakan ini, bank-bank swasta maupun bank-bank pemerintah berlomba-lomba menaikkan suku bunga. Bunga yang diberikan oleh bank-bank pada masyarakat merupakan daya tarik yang utama bagi masyarakat untuk melakukan penyimpanan uangnya dibank, sedangkan bagi bank, semakin besar dana masyarakat yang bisa dihimpun, akan meningkatkan kemampuan bank untuk membiayai operasional aktivanya yang sebagian besar berupa pemberian kredit pada masyarakat. Untuk itu pemerintah melakukan kebijakan moneter dengan



menekan



jumlah



uang



beredar



1.2



melalui



peningkatan



suku



bunga



Rumusan



1.



Jelaskan



pengertian



2.



Jelaskan



faktor-faktor



3.



Jelaskan



peranan



Masalah



dari



yang tingkat



tingkat



mempengaruhi suku



suku tingkat



bunga



bunga?



suku



terhadap



bunga?



perekonomian?



1.3 1.



bank.



Tujuan Untuk



mengetahui



pengertian



2.



Untuk



mengetahui



faktor-faktor



3.



Untuk



mengetahui



peranan



yang



tingkat



teori



tingkat



mempengaruhi suku



bunga



tingkat terhadap



BAB TINJAUAN



2.1



Teori



2.1.1



Tingkat



Suku



suku



bunga.



suku



bunga.



perekonomian



2 PUSTAKA



Suku



Bunga



Bunga



Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada 2 macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya



yaitu:



Bunga



Simpanan



Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya.



Sebagai



contoh



jasa



giro,



bunga



tabungan



dan



bunga



Bunga



deposito.



Pinjaman



Adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam



kepada



bank.



Sebagai



cotoh



bunga



kredit.



Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank konvensional. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dikeluarkan kepada nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang diterima dari nasabah. Baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman masing-masing saling mempengaruhi satu sama lainnya. Sebagai contoh seandainya bunga simpanan tinggi, maka secara otomatis bunga pinjaman



juga



terpengaruh



ikut



naik



da



demikian



pula



sebaliknya.



Edward dan Khan (1985), mengatakan bahwa faktor penentu suku bunga tcrbagi alas 2 (dua) faktor, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal meliputi pendapatan nasional, jumlah uang beredar, dan Ekspektasi Inflasi. Sedangkan faktor eksternalnya adalah penjumlahan suku bunga luar negeri dan tingkat Ekspektasi perubahan nilai tukar valuta asing. Seperti halnya dalam setiap analisis keseimbangan ekonomi, pembicaraan mengenai keseimbangan di pasar uang juga akan melibatkan unsur utamanya, yaitu permintaan dan penawaran uang. Bila mekanisme pasar dapat berjalan tanpa hambatan maka pada prinsipnya keseimbangan di pasar uang dapat terjadi, dan merupakan wujud kekuatan tarik menarik antara permintaan dan penawaran uang.



2.1.2 Adapun



Fungsi fungsi



suku



bunga



Suku menurut



Sunariyah



Bunga (2004:81)



adalah



:



a) Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan. b) Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor



lain.



c) Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berarti, pemerintah



dapat



mengatur



sirkulasi



uang



dalam



suatu



perekonomian.



2.1.3



Tipe-tipe



Ada



2



Suku



tipe



1.



suku



Bunga



bunga,



Real



yaitu



:



interest



rate



Koreksi atas tingkat inflsi dan didefinisikan sebagai nominal interest rate dikurangi dengan tingkat inflasi. Real



rate



=



Nominal



2.







rate



Nominal



Rate



of



inflation



interest



rate.



Tingkat suku bunga yang biasanya tertera di rekening koran dimana mereka memberikan tingkat pengembalian



untuk



setiap



investasi



yang



dilakukan.



BAB



3 PEMBAHASAN



3.1



Pengertian



Suku



Bunga



Secara historis suku bunga hampir sama tua dengan peradaban manusia, dengan kata lain suku bunga sudah ada sejak lama. Hal ini sesuai dengan pendapat yang diungkapkan oleh Kidwell yang menyatakan bahwa orang yang telah meminjam barang kepada orang lain dan kadang-kadang mereka telah meminta imbalan atas jasa yang diberikan. Imbalan itu disebut sewa yakni harga dari meminjam harta milik orang lain. Sedangkan Miller menyatakan bahwa bunga adalah sejumlah dana, dinilai dari uang, yang diterima si pemberi pinjaman (kreditur) , sedangkan suku



bunga



adalah



rasio



dari



bunga



terhadap



jumlah



pinjaman.



Harga sewa dari uang itulah yang disebut suku bunga dan biasanya dinyatakan sebagai presentase tahunan sari jumlah nominal yang dipinjam. Jadi suku bunga adalah harga dari meminjam uang untuk menggunakan daya belinya. Suku bunga merupakan salah satu variable dalam perekonomian yang senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas. Bunga mempengaruhi secara langsung hehidupan masyarakat keseharain dan mempunyai dampak penting terhadap kesehatan perekonomian mulai dari segi konsumsi, kredit, obligasi, serta



tabungan.



Edmister



mengemukakan



tiga



istilah



yang



berkaitan



dengan



suku



bunga



yaitu



:



a. State rate adalah tingkat bunga satu periode dikalikan jumlah pokok pinjaman untuk menghitung beban



bunga



b. Annual percentage rate adalah tingkat bunga disetahunkan dengan menyesuaikan stated rate untuk



jumlah



periode



pertahun



dan



jumlah



pokok



yang



benar-benar



dipinjam



c. Yield adalah tingkat bunga yang ekuivalen denga satu kontrak keuangan yang memenuhi tiga syarat : jumlah seluruhnya yang benar-benar dipinjam, pada awal tahun, kemudian dibayar kembali



pada



akhir



tahun



beserta



bunga.



Definisi pertama, stated rate, mendasarkan tingkat bunga pada jangka waktu kontrak. Definisi kedua, annual pecentage rate, menyesuaikan jangka waktu kontrak untuk menghitung ekuivalen tingkat bunga. Sedangkan definisi ketiga, yield, membuat penyesuaian yang diperlukan untuk menghitung tingkat bunga ekuivalen dengan satu standar yang ditentukan secara jelas.



3.2



Faktor-Faktor



yang



Mempengaruhi



Suku



Bunga



Seperti dijelaskan di atas, bahwa untuk mennetukan besar kecilnya suku bunga simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi oleh keduanya, artinya baik bunga simpanan maupun pinjaman saling



mempengaruhi



disamping



faktor-faktor



lainnya.



Faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah: a.



Kebutuhan dana, apabila bank kekurangan dana sementara permohonan pinjaman



meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar kebutuhan dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan



b.



suku



bunga



simpanan.



Persaingan, dalam memperebutkan daa simpanan, maka disamping faktor promosi, yang



paling



c. kita,



d.



utama



pihak



perbankan



harus



memperhatikan



pesaing.



Kebijakan pemerintah, dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman tidak



boleh



melebihi



bunga



yang



sudah



ditetapkan



oleh



pemerintah.



Jangka waktu, semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi tinggi



bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko di masa mendatang. Serta faktorfaktor



e.



yang



Target



keuntungan



f.



yang



Reputasi



g.



h.



lain.



perusahaan.



Kualitas



Daya



diharapkan.



jaminan.



saing



produk.



3.3



Peran



Suku



Bunga



dalam



Perekonomian



Tingkat bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberi keuntungan kepada para pengusaha. Para pengusaha akan melaksanakan investasi yang mereka rencanakan hanya apabila tingkat pengembalian modal yang mereka peroleh melebihi tingkat bunga. Dengan demikian besarnya investasi dalam suatu jangka waktu tertentu adalah sama dengan nilai dari seluruh investasi yang tingkat pengembalian modalnya adalah lebih besar atau sama dengan tingkat



bunga.



Apabila tingkat bunga menjadi lebih rendah, lebih banyak usaha yang mempunyai tingkat pengembalian modal yang lebih tinggi daripada tingkat suku bunga. Semakin rendah tingkat bunga yang harus dibayar para pengusaha, semakin banyak usaha yang dapat dilakukan para pengusaha. Semakin rendah tingkat bunga semakin banyak investasi yang dilakukan para pengusaha



(Sukirno,



1998).



BAB



4 PENUTUP



4.1



Kesimpulan



Secara historis suku bunga hampir sama tua dengan peradaban manusia, dengan kata lain suku bunga sudah ada sejak lama. Hal ini sesuai dengan pendapat yang diungkapkan oleh Kidwell yang menyatakan bahwa orang yang telah meminjam barang kepada orang lain dan kadang-kadang mereka telah meminta imbalan atas jasa yang diberikan. Imbalan itu disebut sewa yakni harga dari meminjam harta milik orang lain. Sedangkan Miller menyatakan bahwa bunga adalah sejumlah dana, dinilai dari uang, yang diterima si pemberi pinjaman (kreditur) , sedangkan suku



bunga



adalah



rasio



dari



bunga



terhadap



jumlah



pinjaman.



Faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah kebutuhan dana, persaingan dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Kebijakan pemerintah, dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita, tidak boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Jangka waktu, semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko di masa mendatang. Serta faktor-faktor yang lain yaitu target keuntungan yang diharapkan, reputasi perusahaan, kualitas jaminan dan daya saing produk. Tingkat suku



bunga sangat berperan terhadap perekonomian suatu Negara. Tingkat suku bunga sangat berperan terhadap naik rendahnya inflasi, investasi dan besarnya dana simpanan dalam bank.