Sumber Daya Alam Pulau Sumatera [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SUMBER DAYA ALAM PULAU SUMATERA DI SUSUN OLEH



ULFA YANI NUR ASIKIN DELVI ARISKA MADALENA OZA DARA PHONNA KARTIK AYSIFA



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SAMUDRA 2017



KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT atas petunjuk dan bimbingan Bapak Fitria Mustika M.Pd. Makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya, adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Sumber Daya Alam. Penulisan makalah ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak yang senantiasa memotivasi dan kritik membangun. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih sedalamdalamnya. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk perbaikan dan penyempurnaan lebih lanjut.



Langsa, Maret 2017



Penulis



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, yang tergolong di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah Inovasi teknologi, kemajuan peradaban dan populasi manusia, serta revolusi industri telah membawa manusia pada era pengambilan sumber daya alam sehingga persediaannya terus berkurang secara teru-menerus, terutama pada belakangan ini. Sumber daya alam yang sudah ada diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia, tetapi sekarang ini keberadaannya tidak tersebar merata dan beberapa negara seperti Indonesia, Brasil, Kongo, Maroko, dan berbagai negara di Timur Tengah memiliki kekayaan alam hayati atau non hayati yang sangat berlimpah. Sebagai contoh, negara di kawasan Timur Tengah memiliki persediaan gas alam sebesar sepertiga dari yang ada di dunia dan Maroko sendiri memiliki persediaan senyawa fosfat sebesar setengah dari yang ada di bumi. Akan



tetapi, kekayaan sumber daya alam ini seringkali tidak sejalan dengan perkembangan ekonomi di negara-negara tersebut. Indonesia, salah satu negara dengan kekayaan sumber daya alam hayati dan nonhayati terbesar di dunia.Pada umumnya, sumber daya alam berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi SDA yang dapat diperbaharui dan SDA tak dapat diperbaharui. SDA yang dapat diperbaharui adalah kekayaan alam yang dapat terus ada selama penggunaannya tidak dieksploitasi berlebihan. Tumbuhan, hewan, mikroorganisme, sinar matahari, angin, dan air adalah beberapa contoh SDA terbaharukan. Walaupun jumlahnya sangat berlimpah di alam, penggunannya harus tetap dibatasi dan dijaga untuk dapat terus berkelanjutan. SDA tak dapat diperbaharui adalah SDA yang jumlahnya terbatas karena penggunaanya lebih cepat daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan habis. Minyak bumi, emas, besi, dan berbagai bahan tambang lainnya pada umumnya memerlukan waktu dan proses yang sangat panjang untuk kembali terbentuk sehingga jumlahnya sangat terbatas. Minyak bumi dan gas alam pada umumnya berasal dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang hidup jutaan tahun lalu, terutama dibentuk dan berasal dari lingkungan perairan. Perubahan tekanan dan suhu panas selama jutaaan tahun ini kemudian mengubah materi dan senyawa organik tersebut menjadi berbagai jenis bahan tambang tersebut.



B. Rumusan Masalah Dari pembuatan makalah ini dapat dirumusukan makalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Sumber Daya Alam di Pulau Sumatera ? 2. Dimana saja persebaran Sumber Daya Alam di Pulau Sumatera ? 3.



Potensi Sumber Daya Alam apa saja yang terdapat di Pulau Sumatera ?



C. Tujuan penulisan Penulisan makalah ini bertujuan untuk : 1. Untuk mengetahui Sumber Daya Alam di Pulau Sumatera 2.



Untuk mengetahui persebaran Sumber Daya Alam di pulau Sumatera



3. Untuk mengetehui potensi Sumber Daya Alam di Pulau sumatera



D. Manfaat Penulisan Dari pembuatan makalah ini dapat diambil manfaat sebagai berikut : 1.



Agar dapat mengetahui tentang Sumber Daya alam di pulau Sumatera



2. Agar dapat mengetahui dimana saja persebaran Sumber daya Alam di Pulau Sumatera



3.



Agar dapat mengetahui potensi Sumber Daya Alam di Pulau sumatera BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Sumber Daya Alam Sumber daya alam merupakan potensi alam yang terdapat di muka bumi yang menghasilkan energi dan memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Terdapat pula benda mati (nonhayati), seperti tanah, udara, air, bahan galian atau barang tambang. Selain itu terdapat pula kekuatan-kekuatan alam menghasilkan tenaga atau energi. Misalnya, panas bumi (geothermal), energi matahari, kekuatan air, dan tenaga angin. Segala sesuatu yang berada di alam (di luar manusia) yang dinilai memiliki daya guna untuk memenuhi kebutuhan sehingga tercipta kesejahteraan hidup manusia tersebut dinamakan sumber daya alam (natural resources). Dalam pengertian lain sumber daya alam adalah semua kekayaan alam yang terdapat di lingkungan sekitar manusia yang dapat dimanfaatkan bagi pemenuhan kebutuhan manusia. B. Pembagian Sumber Daya Alam 1. Sumber Daya Alam Bedasarkan sifatnya digolongkan menjadi 2 yaitu: 



Sumber Daya Alam Yang Dapat Diperbarui



Sumber Daya Alam yang dapat Diperbarui kekayaan alam yang dapat terus ada selama penggunaannya tidak dieksploitasi



secara berlebihan. Seperti tumbuhan , hewan , mikroorganisme, sinar matahari, angin, air dan lainya yang dapat diperbarui 



Sumber Daya Alam Yang Tidak Dapat Diperbarui Sumber Daya Alam Yang Tidak Dapat Diperbarui merupakan sumber daya alam yang jumlahnya terbatas karena penggunaanya lebih cepat daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan habis. Seperti Minyak bumi, emas, besi, dan berbagai bahan tambang lainnya pada umumnya memerlukan waktu dan proses yang sangat panjang untuk kembali terbentuk sehingga jumlahnya sangat terbatas. 2.



Sumber Daya Pemulihan



Alam



Berdasarkan



Kemungkinan



Sumber daya alam berdasarkan kemungkinan pemulihannya dapat dikelompokkan menjadi seperti berikut: 



Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbarui



Sumber daya alam yang dapat diperbarui (renewable resources) adalah sumber daya yang dapat tersedia kembali dalam waktu yang cepat sehingga tidak dapat habis. Namun demikian, apabila pemanfaatannya tidak terkendali, sumber daya alam ini dapat habis atau punah. Contoh sumber daya alam yang dapat diperbarui ialah berbagai jenis tumbuhan dan hewan. Banyak tumbuhan dan hewan yang punah atau terancam punah karena ulah manusia merusak tempat hidupnya atau memburunya untuk



berbagai keperluan. Selain itu, air dan udara juga masuk kelompok ini. Bagaimanakah sumber daya alam air dan udara memperbarui dirinya? Jika tumbuhan dan hewan memperbarui dirinya dengan cara melakukan reproduksi, udara dan air melakukannya dengancara siklus atau daur. Air dan udara tidak dapat punah, tetapi dapat menurun kualitasnya akibat aktivitas manusia yang melakukan pencemaran. 



Sumber Daya Alam yang Tidak Dapat Diperbarui



Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui (unrenewable resources) merupakan sumber daya alam yang pembentukannya berlangsung sangat lambat dalam waktu jutaan atau ratusan juta tahun. Oleh karena itu, jumlahnya relatif tetap atau berkurang karena dimanfaatkan dan akhirnya pada saatnya nanti akan habis. Contoh: minyak bumi, gas alam, batu bara, dan bahan tambang lainnya. Gambar berikut merupakan contoh aktivitas manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. 3. Sumber Daya Alam berdasarkan materi  Sumber daya alam organik Materi atau bahan organik dari sumber daya alam (keanekaragaman hayati) dalam bentuk mahluk hidup yaitu



tumbuhan dan hewan. Kegiatan yang berkaitan dengan sumber daya alam, antara lain, pertanian organik, kehutanan, peternakan dan perikanan. Misalnya, sumber daya alam organik di bidang peternakan ayam, kambing ,sapi dll. 



Sumber daya alam anorganik



Sumber daya alam bahan anorganik (non-biologis), dalam bentuk benda mati dalam bentuk padat, cair, atau gas. aktivitas yang berkaitan dengan pertambangan sumber daya alam tanah anorganik, batuan, mineral, minyak dan gas alam, dan energi. 4. Sumber Daya Alam berdasarkan habitatnya Berdasarkan jenis habitatnya, sumber daya alam dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: 



Sumber daya alam terestris



Sumber daya alam terestrial (tanah) adalah sumber daya yang terkait dengan lahan yang digunakan untuk lahan untuk berbagai kegiatan penduduk, sebagai bahan industri (ubin, keramik, dll), dan semua sumber daya yang didapat dari tanah. 



Sumber daya alam akuatik



Sumber daya alam perairan (air) adalah sumber daya alam yang ada haubungannya dengan air seperti lautan,danau, sungai, air tanah, air hujan, dll. Mudah-mudahan dengan membaca artikel sederhana ini, kita dapat



lebih memahami gagasan dari sumber daya alam, serta tentang pengelompokan sumber daya alam. C. Letak Astronomis Geografis Pulau Sumatera Pulau Sumatra terletak di bagian barat gugusan kepulauan Indonesia. Di sebelah utara berbatasan dengan Teluk Benggala, di timur dengan Selat Malaka, di sebelah selatan dengan Selat Sunda, dan di sebelah barat dengan Samudera Hindia. Luas pulau ini sekitar 473.606 Km2. Secara astronomis Sumatra berada pada posisi 6°LU-6°LS dan antara 95°BB-109°BT. Kondisi fisiografi di Pulau Sumatra sangat unik yaitu berupa pulau-pulau di sebelah barat Sumatra yang membentang dari Simeuleu hingga Enggano, rangkaian bukit barisan, zone Semangko, dataran alluvial pantai timur, rangkaian pulau ini terbentuk suatu palung yang dalam dan suatu palung kecil yang terbentuk di sebelah timur laut jajaran pegunungan Bukit Barisan, serta bukit, lembah lereng, dan dataran rendah di sebelah timur. a. Potensi Sumber Daya Alam di Pulau Sumatera. Wilayah Sumatera yang banyak terdapat Sumber Daya Alam yaitu :  Sumatera utara Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara, terletak antara 1° - 4° lintang utara dan 98° - 100° bujur timur, merupakan wilayah yang berbatasan di sebelah utara dengan Propinsi Daerah Istimewa Aceh, di sebelah timur dengan Selat Malaka, di sebelah selatan dengan Propinsi Dati I Riau dan Propinsi Dati I Sumatera Barat, dan di sebelah barat dengan Samudera Indonesia.



Wilayah Propinsi Sumatera Utara mencakup areal seluas 71.680 kilometer persegi. Pada tahun 1990 tata guna lahan di wilayah Propinsi Sumatera Utara meliputi areal hutan seluas 26.737 kilometer persegi atau 37,3 persen, areal semak belukar seluas 10.107 kilometer persegi atau 14,1 persen, areal padang rumput seluas 6.308 kilometer persegi atau 8,8 persen, areal



ladang seluas 3.942 kilometer persegi atau 5,5 persen, areal datar-an tinggi seluas 5.233 kilometer persegi atau 7,3 persen, areal sawah seluas 4.659 kilometer persegi atau 6,5 persen, areal perkebunan seluas 11.684 kilometer persegi atau 16,5 persen, areal perairan darat seluas 1.362 kilometer persegi atau 1,9 persen, areal permukiman seluas 1.479 kilometer persegi atau 1,7 persen, areal tandus dan lainnya seluas 143 kilometer persegi atau 0,2 persen dari seluruh luas wilayah. Propinsi Sumatera Utara merupakan wilayah daratan dengan topografi beragam, yaitu dataran rendah, bergelombang, berbukit, pegunungan, serta wilayah kepulauan, yang berada pada ketinggian antara 0 . 2.150 meter di atas permukaan laut. Wilayah ini memiliki perairan umum yang berupa danau dan sungai. Iklim daerah Sumatera Utara termasuk tropis basah, dengan curah hujan yang beragam antara 1.430-5.050 milimeter setiap tahun. Suhu udara beragam antara 12,2° Celsius - 33° Celsius. Wilayah Sumatera Utara mempunyai beberapa kawasan yang rawan terhadap benca-na, yaitu letusan gunung api, gerakan tanah, dan erosi. Sumatera Utara kaya akan sumber daya alam berupa gas alam di daerah Tandam, Binjai dan minyak bumi di Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat yang telah dieksplorasi sejak zaman Hindia Belanda.Selain itu di Kuala Tanjung, Kabupaten Asahan juga terdapat PT Inalum yang bergerak di bidang penambangan bijih dan peleburan aluminium yang merupakan satu-satunya diAsia Tenggara. Sungai-sungai yang berhulu di pegunungan sekitar Danau Toba juga merupakan sumber daya alam yang cukup berpotensi untuk dieksploitasi menjadi sumber daya pembangkit listrik tenaga air. PLTA Asahan yang merupakan PLTA terbesar di Sumatra terdapat di Kabupaten Toba Samosir.Selain itu, di kawasan pegunungan terdapat banyak sekali titik-titik panas geotermal yang sangat berpotensi dikembangkan sebagai sumber energi panas maupun uap yang selanjutnya dapat ditransformasikan menjadi energi listrik. Provinsi ini tersohor karena luas perkebunannya, hingga kini, perkebunan tetap menjadi primadona perekonomian provinsi. Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negara. BUMN Perkebunan yang arealnya terdapat di Sumatera Utara, antara lain PT Perkebunan Nusantara II (PTPN II), PTPN III dan PTPN IV. Selain itu Sumatera Utara juga tersohor karena luas perkebunannya. Hingga kini, perkebunan tetap menjadi primadona perekonomian provinsi. Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negara. Sumatera Utara menghasilkan karet, coklat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau. Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhanbatu, dan Tapanuli Selatan. Luas pertanian padi pada tahun 2005 luas areal panen tinggal 807.302 hektare, atau turun sekitar 16.906 hektare dibanding luas tahun 2004 yang mencapai 824.208 hektare. Produktivitas tanaman padi tahun 2005 sudah bisa ditingkatkan menjadi berkisar 43,49 kwintal perhektar dari



tahun 2004 yang masih 43,13 kwintal per hektare, dan tanaman padi ladang menjadi 26,26 kwintal dari 24,73 kwintal per hektare. Tahun 2005, surplus beras di Sumatera Utara mencapai 429 ton dari sekitar 2.1.27 juta ton total produksi beras di daerah ini.Luas perkebunan karet. Tahun 2002 luas areal tanaman karet di Sumut 489.491 hektare dengan produksi 443.743 ton. Sementara tahun 2005, luas areal karet menurun atau tinggal 477.000 hektare dengan produksi yang juga anjlok menjadi hanya 392.000 ton. Pertanian Sumatera Utara menghasilkan karet, cokelat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau. Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhanbatu, dan Tapanuli Selatan. Komoditas tersebut telah diekspor ke berbagai negara dan memberikan sumbangan devisa yang sangat besar bagi Indonesia. Selain komoditas perkebunan, Sumatera Utara juga dikenal sebagai penghasil komoditas holtikultura (sayur-mayur dan buah-buahan), misalnya Jeruk Medan, Jambu Deli, Sayur Kol, Tomat, Kentang, dan Wortel yang dihasilkan oleh Kabupaten Karo, Simalungun dan Tapanuli Utara. Produk holtikultura tersebut telah diekspor ke Malaysia dan Singapura.



Kelapa sawit



coklat



karet







Sumatera Barat



Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Barat, terletak antara 0°54' lintang utara - 3°30' lintang selatan dan 98°36'-101°53' bujur timur, merupakan wilayah daratan dan kepulauan yang berbatasan di sebelah utara dengan Propinsi Sumatera Utara, di sebelah timur dengan Propinsi Riau, di sebelah selatan dengan Propinsi Bengkulu dan Jambi, dan di sebelah barat dengan Samudra Indonesia. Wilayah Propinsi Sumatera Barat mencakup areal seluas 42.899 kilometer persegi. Pada tahun 1990 tata guna lahan di wilayah Propinsi Sumatera Barat meliputi areal hutan seluas 22.308 kilometer persegi atau 52,0 persen, areal semak belukar seluas 4.762 kilometer persegi atau 11,1 persen, areal padang rumput seluas 1.630 kilometer persegi atau 3,8 persen, areal ladang seluas 1.072 kilometer persegi atau 2,5 persen, areal dataran tinggi seluas 1.287 kilometer persegi atau 3,0 persen, areal sawah seluas 2.617 kilometer persegi atau 6,1 persen, areal. Potensi sumber daya alam di Sumatera Barat tergolong cukup banyak. Daerah ini mempunyai daerah perairan laut yang cukup luas di sepanjang tepi barat pulau Sumatera dan adanya kepulauan Mentawai yang menjadi perisai untuk menahan gelombang.Lautan Hindia yang cukup besar. Sumber daya alam dari laut seperti beraneka jenis ikan, budidaya kerapu, rumput laut, udang, kepiting dan mutiara masih sangat besar peluangnya untuk ditingkatkan. Aneka biota laut ini disamping untuk konsumsi, juga mempunyai potensi sebagai bahan baku industri terutama industri farmasi. Penelitian dalam bidang ini perlu dipacu agar biologi sumber daya laut yang ada dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan Masyarakat propinsi Sumatera Barat. Apalagi luas perairan laut Sumatera Barat mencapai 186.500 km2 dengan panjang garis pantai lebih kurang 2.420,385 km.



Potensi kelautan yang belum dimanfaatkan sama sekali adalah energi yang dihasilkan oleh ombak atau gelombang laut yang menghempas ke pantai. Energi kinetik dari ombak dan gelombang ini dapat dikonversikan menjadi energi listrik. Pembuatan Pusat pembangkit tenaga gelombang laut ini dapat dibuat dalam skala kecil, menengah dan besar. Adapun potensi air danau telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga air diantaranya air danau Singkarak dan Maninjau dengan adanya PLTA Singkarak dan Maninjau serta yang baru dibangun adalah PLTA Koto Panjang di kabupaten 50 Kota. Disamping dari energi gelombang dan ombak laut, energi surya juga melimpah di propinsi ini. Rata-rata penyinaran matahari dalam sehari antara 7 – 10 jam, jika saja energi surya ini dapat dikumpulkan dalam sel-sel penyerap panas matahari maka dapat digunakan untuk pembangkit listrik skala kecil dan menengah. Jika potensi sumberdaya alam yang berlimpah baik dari energi gelombang laut maupun energi surya, maka kebutuhan masyarakat akan listrik yang kian hari kian bertambah dapat dipenuhi. Daerah daratan yang ada di Sumatera Barat terbagi atas daerah dataran tinggi dengan ketinggian antara 1.000 sampai dengan 2.500 m dpl yang terdapat di sebelah tengah-barat, serta daerah dataran rendah yang relatif sempit disepanjang pantai serta sebelah timur dengan ketinggian dari 1 hingga < 1,000 m. Cukup luasnya kawasan pegunungan atau dataran tinggi menjadikan lahan yang dapat diusahakan secara optimal untuk mekanisasi pertanian, pemukiman dan industri relative terbatas akibat kendala kelerengan lahan yang agak curam sampai sangat curam. Perbedaan topografi atau kelerengan yang cukup besar menjadikan kawasan dataran tinggi rentan terhadap bahaya longsor dan erosi. Sumber daya alam terutama hutan yang ada di kepulauan Mentawai sangat berpotensi untuk diolah secara optimum dengan dilandasi sifat kehati-hatian agar kelestariannya terjaga untuk masa yang akan datang. Di lain pihak, potensi daerah pegunungan jika dimanfaatkan secara hati-hati, mempunyai potensi yang luar biasa Sumber daya alam di daerah pegunungan menyimpan kekayaan hayati hutan tropis yang sangat besar. Ketersediaan plasma nutfah asli daerah tropis belum terungkap sepenuhnya untuk kesejahteraan masyarakat seperti tumbuhan asli dan kandungan esensial yang ada mungkin dapat digunakan sebagai bahan pengobatan, bahan baku industri dan lain-lain. Kawasan pegunungan juga berpotensi untuk dijadikan daerah tujuan wisata alam asalkan pembukaan dan pengelolaannya dikerjakan dengan rencana yang baik. Daerah pegunungan tujuan wisata alam seperti di kabupaten Tanah Datar, Agam, Solok, dan kota Padang Panjang. Potensi sumber daya air alami juga melimpah di daerah ini. Sumber air alami didapatkan dari 2 danau yang besar seperti danau Singkarak dan Maninjau serta 3 danau yang relative kecil seperti Danau Diatas, Dibawah dan Talang. Sumber daya air permukaan ini, baik yang berasal dari danau maupun sungai-sungai yang umumnya berasal dari mata air di pegunungan, diperkirakan mempunyai potensi 43 milyar m3. Potensi air bersih alami untuk sumber air minum mineral dapat dibuat di daerah sekitar G. Talang di Kabupaten Solok, G. Marapi dan G.



Singgalang di kabupaten Tanah Datar, Agam dan Padang Panjang serta di G. Pasaman/Talamau di kabupaten Pasaman. Potensi bahan galian, seperti deposit pasir dan batu gunung, liat silika dan besi oksida serta kapur sebagai bahan dasar industri semen, terdapat di kota Padang dan telah dimanfaatkan lebih dari 50 tahun oleh PT Semen Padang dan di daerah sekitar danau Singkarak di kabupaten Solok dan Padang Panjang. Deposit batu kapur yang bisa dieksploitasi di kota Padang Panjang tercatat sebanyak 43 juta ton. Kabupaten Padang Pariaman juga menyimpan potensi sumber daya alam galian seperti obsidian dan batu andesit.Oleh sebab itu untuk menjamin kelangsungan pembangunan di Sumatera barat, maka perencanaan, penggunaan, pengelolaan dan penyelamatan sumber daya alam ini perlu dilakukan dengan lebih cermat. Faktor-faktor eksternal dan dampak lingkungan harus diperhitungkan. Hubungan-hubungan ekologis dalam tata lingkungan yang berlaku seyogyanya tidak diabaikan sehingga kelangsungan pembangunan dapat terjamin secara menyeluruh.







Aceh



Provinsi Aceh terletak di ujung Barat Laut Sumatera (2o00’00”- 6o04’30” Lintang Utara dan 94o58’34”-98o15’03” Bujur Timur) dengan Ibukota Banda Aceh, memiliki luas wilayah 56.758,85 km2 atau 5.675.850 Ha (12,26 persen dari luas pulau Sumatera), wilayah lautan sejauh 12 mil seluas 7.479.802 Ha dengan garis pantai 2.666,27 km2. Secara administratif pada tahun 2009, Provinsi Aceh memiliki 23 kabupaten/kota yang terdiri dari 18 kabupaten dan 5 kota, 276 kecamatan, 755 mukim dan 6.423 gampong atau desa. Provinsi Aceh memiliki posisi strategis sebagai pintu gerbang lalu lintas perdagangan Nasional dan Internasional yang menghubungkan belahan dunia timur dan barat dengan batas wilayahnya : sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka dan Teluk Benggala, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara dan Samudera Hindia, sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia dan sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka dan Provinsi Sumatera Utara.



Bahkan Aceh sejak 1900 telah memulai usaha pertambangan umum. Daerah operasi minyak dan gas di bagian utara dan timur meliputi daratan seluas 8.225,19 km² dan dilepas pantai Selat Malaka 38.122,68 km². Beberapa perusahaan migas yang mengeksploitasi tambang Aceh berdasarkan kontrak bagi hasil (production sharing). Sementara endapan batubara terkonsentrasi pada Cekungan Meulaboh di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat. Terdapat 15 lapisan batubara hingga kedalaman 100 meter dengan ketebalan lapisan bekisar antara 0,5-9,5 m. Jumlah cadangan terunjuk hingga kedalam 80 meter mencapai 500 juta ton, sedangkan cadangan hipotesis sekitar 1,7 miliar ton . Menariknya lagi hasil kajian Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama lembaga riset geologi dan kelautan Jerman (BGR) terhadap potensi minyak bumi dan gas (Migas) di timur laut Pulau Simeulue yang diprediksi bisa menjadi penganti cadangan minyak Arun Aceh Utara. Cadangan migas dalam jumlah raksasa di cekungan busur muka Simeulue yang terletak di lepas pantai sebelah barat Aceh diperkirakan mencapai 320 milyar barrel. Jumlah ini sangat spektakuler untuk ukuran cadangan pada cekungan di Indonesia, karena dibandingkan Saudi Arabia saja yang mempunyai cekungan-cekungan raksasa dan cadangan terbesar di dunia, hanya mempunyai cadangan terbukti sebesar 264,21 milyar barrel. Provinsi Aceh ternyata juga memiliki beraneka ragam potensi sumber energi untuk pembangkit tenaga listrik terdiri dari potensi air, panas bumi, batubara. Diperkirakan potensi sumber tenaga air mencapai 2.626 MW yang tersebar di 15 lokasi di wilayah Aceh. Salah satu dari potensi tersebut adalah PLTA Peusangan dengan daya sebesar 89 MW, di daerah Jambo Aye yang diperkirakan mencapai 471 MW, Lawe Alas sebesar 268 MW, dan Tampur sebesar 126 MW. Disamping itu juga terdapat potensi batubara yang dapat dikembangkan sebesar 1.300 juta ton. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan bahwa Aceh memiliki 17 titik panas bumi yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan tenaga listrik. Di samping berbagai kekayaan alam non logam di atas, Aceh juga memiliki macammacam bahan galian logam. Hasil inventarisasi Dinas Pertambangan Aceh bahwa daerah Menurut laporan Badan Pertambangan dan Energi Aceh, daerah Aceh mempunyai 21 jenis bahan galian industri yang cukup potensial dan sangat prospektif untuk dikembangkan dengan lokasi menyebar pada hampir semua kabupaten/kota di Aceh.Banyaknya sumber mineral atau hasil tambang bukan jaminan untuk mendapatkan pendapatan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Indikasi bahwa ekspor bahan mentah dan minimnya upaya pengolahan atau kurangnya sentuhan teknologi guna meningkatkan nilai jual (value added) terjadi pada berbagai komoditas bahan alam.