Tabulasi Data Kelompok 5 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RT III/RW IV KEL. TEPAT MAJU SURABAYA



DI SUSUN OLEH: KELOMPOK 4 Basilius yosepfus weu Widia Wati Siolimbona Intan Jhoni Maya Muhammad Mahdi M. Suhardi Anwar Maria Eximenes Ahmad Suhaili Basrudin Daengmanrapi Imelda lelboy Ilham Gunawan Costansa Soplera



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURABAYA PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SURABAYA 2015



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG



Pada masa remaja terjadi perubahan dan pertumbuhan yang cepat. Pengaruh hormonal dapat menjadi penyebab ketidakstabilan emosi pada remaja. Tekanan dari teman sebaya menjadi lebih penting dari perhatian orang tua. Banyak orang tua dan remaja dapat melalui masa-masa sulit ini dengan cinta dan perhatian. Pada remaja yang mengalami stress atau merasa kurangnya dukungan emosional akan menimbulkan masalah-masalah emosional yang temporer atau permanen. Untuk mengkompensasi mereka mungkin mencoba-coba atau penyalahgunaan berbagai zat yang dapat menimbulkan resiko. Disamping itu selam masa remaja terjadi perubahan komplek baik fisik, emosional, kognitif dan sosial. Cepatnya perkembangan menyebabkan berbagai stress yang menimnulkan masalah dan berdampak bagi kesehatan remaja. Masalah-masalah yang dapat muncul pada remaja antara alain penyalahgunaan Napza, kehamilan remaja, tindak kekerasan, sexually transmitted desease dan HIV/ AIDS, kurang gizi dan kelainan makan. Berdasarkan hasil pendataan saat dilakukan pengkajian komunitas di wilayah RW IV jumlah remaja adalah 80 atau sekitar 11 % dari keseluruhan jumlah penduduk, 20 orang terlibat kenakalan remaja seperti Narkoba. Hasil



wawancara dengan tokoh



masyarakat serta Musyawarah Masyarakat Desa di RW IV ada remaja yang berperilaku kurang sehat seperti minum-minuman keras, narkoba. Pendidikan kesehatan tentang penyalahgunaan napza di wilayah RW IV kelurahan tetap msju kecamatan pangan jaya dilakukan untuk mencegah semakin banyak penggunaan napza oleh remaja.



BAB II TTINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN



Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992) Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan obat atau bahan berbahaya. Selain istilah Narkoba juga dikenal istilah NAPZA yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya. Semua istilah ini sebenarnya mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko kecanduan. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan (UU no 22, tahun 1997) NAPZA adalah zat-zat kimiawi yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia, baik ditelan melalui mulut, dihirup melalui hidung maupun disuntikkan melalui urat darah. Zat-zat kimia itu dapat mengubahpikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Pemakaian terus menerus akan mengakibatkan ketergantungan fisik dan/atau psikologis. (http://www.unicef.org/indonesia/id/HIV-AIDSbooklet_part4.pdf. Penyalahgunaan zat adalah penggunaan zat secara terus menerus bahkan sampai setelah terjadi masalah. Ketergantungan zat menunjukkan kondisi yang parah dan sering dianggap sebagai penyakit. Adiksi umumnya merujuk yang



berhubungan



pada



perilaku



psikososial



dengan ketergantungan zat. Gejala putus zat terjadi karena



kebutuan biologik terhadap



obat.



Toleransi



adalah



peningkatan



jumlah



zat



untuk



memperoleh efek yang diharapkan. Gejala putus zat dan toleransi merupakan tanda ketergantungan fisik (Stuart & Sundeen, 2005).



B. JENIS-JENIS NAPZA NAPZA dapat dibagi ke dalam beberapa golongan yaitu: 1.



Narkotika Narkotika adalah suatu obat atau zat alami, sintetis maupun sintetis yang dapat



menyebabkan turunnya kesadaran, menghilangkan atau mengurangi hilang rasa atau nyeri dan perubahan kesadaran yang menimbulkan ketergantungna akan zat tersebut secara terus menerus. Contoh narkotika yang terkenal adalah seperti ganja, heroin, kokain, morfin, amfetamin, dan lain-lain. Narkotika menurut UU No. 22 tahun 1997 adalah zat atau obat berbahaya yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis



yang



hilangnya



rasa,



dapat



menyebabkan



mengurangi



penurunan maupun



sampai menghilangkan



perubahan



rasa



nyeri



kesadaran, dan



dapat



menimbulkan ketergantungan (Wresniwiro dkk.2004).



C.ETIOLOGI Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA Pada setiap kasus, ada penyebab yang khas mengapa seseorang menyalahgunakan NAPZA dan ketergantungan. Artinya, mengapa seseorang akhirnya terjebak dalam perilaku ini merupakan sesuatu yang unik dan tidak dapat disamakan begitu saja dengan kasus lainnya. Namun berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa faktor yang berperan pada penyalahgunaan NAPZA.



a) Faktor keluarga Dalam percakapan sehari-hari, keluarga paling sering menjadi “tertuduh” timbulnya penyalahgunaan NAPZA pada anaknya. Tuduhan ini tampaknya bukan tidak beralasan, karena hasil penelitian dan pengalaman para konselor di lapangan menunjukkan peranan penting dari keluarga dalam kasus-kasus penyalahgunaan NAPZA. Berdasarkan hasil penelitian tim UNIKA Atma Jaya dan Perguruan Tinggi Kepolisian Jakarta tahun 1995,



terdapat beberapa tipe keluarga yang beresiko tinggi anggota keluarganya (terutama anaknya yang remaja) terlibat penyalahgunaan NAPZA. Keluarga yang memiliki sejarah (termasuk orang tua) mengalami ketergantungan NAPZAKeluarga dengan menejemen keluarga yang kacau, yang terlihat dari pelaksanaan aturan yang tidak konsisten dijalankan oleh ayah dan ibu (misalnya, ayah bilang ya, ibu bilang tidak).Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada upaya penyelesaian yang memuaskan semua pihak yang berkonflik. Konflik dapat terjadi antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak, maupun antar saudara. Keluarga dengan orang tua yang otoriter. Di sini peran orang tua sangat dominan, dengan anak yang hanya sekedar harus menuruti apa kata orang tua – dengan alasan sopan santun, adat istiadat, atau demi kemajuan dan masa depan anak itu sendiri – tanpa diberi kesempatan



untuk



berdialog



dan



menyatakan



ketidaksetujuannya.



Keluarga yang perfeksionis, yaitu keluarga yang menuntut anggotanya mencapai kesempurnaan



dengan



standar



tinggi



yang



harus



dicapai



dalam



banyak



hal



Keluarga yang neurosis, yaitu keluarga yang diliputi kecemasan dengan alasan yang kurang kuat, mudah cemas dan curiga, dan sering berlebihan dalam menanggapi sesuatu b.) Faktor kepribadian Kepribadian penyalahguna NAPZA juga turut berperan dalam perilaku ini. Pada remaja, biasanya penyalahguna NAPZA memiliki konsep diri yang negatif dan harga diri yang rendah. Perkembangan emosi yang terhambat, dengan ditandai oleh ketidakmampuan mengekspresikan emosinya secara wajar, mudah cemas, pasif agresif dan cenderung depresi, juga turut mempengaruhi. Selain itu, kemampuan remaja untuk memecahkan masalahnya secara adekuat berpengaruh terhadap bagaimana ia mudah mencari pemecahan masalah dengan melarikan diri. Hal ini juga berkaitan dengan mudahnya ia menyalahkan lingkungan dan lebih melihat faktor-faktor di luar dirinya yang menentukan segala sesuatu. Dalam hal ini, kepribadian yang dependen dan tidak mandiri memainkan peranan penting dalam memandang NAPZA



sebagai



satu-satunya



pemecahan



masalah



yang



dihadapi.



Sangat wajar bila dalam usianya remaja membutuhkan pengakuan dari lingkungan sebagai bagian pencarian identitas dirinya. Namun bila ia memiliki kepribadian yang tidak mandiri dan menganggap segala sesuatunya harus diperoleh dari lingkungan, akan sangat



memudahkan kelompok teman sebaya untuk mempengaruhinya menyalahgunakan NAPZA. Di sinilah sebenarnya peran keluarga dalam meningkatkan harga diri dan kemandirian pada anak remajanya.



c) Faktor kelompok teman sebaya (peer group) Kelompok teman sebaya dapat menimbulkan tekanan kelompok, yaitu cara temanteman atau orang-orang seumur untuk mempengaruhi seseorang agar berperilaku seperti kelompok itu. Tekanan kelompok dialami oleh semua orang bukan hanya remaja, karena pada kenyataannya semua orang ingin disukai dan tidak ada yang mau dikucilkan. Kegagalan untuk memenuhi tekanan dari kelompok teman sebaya, seperti berinteraksi dengan kelompok teman yang lebih populer, mencapai prestasi dalam bidang olah raga, sosial dan akademik, dapat menyebabkan frustrasi dan mencari kelompok lain yang dapat menerimanya. Sebaliknya, keberhasilan dari kelompok teman sebaya yang memiliki perilaku dan norma yang mendukung penyalahgunaan NAPZA dapat muncul.



d.) Faktor kesempatan Ketersediaan NAPZA dan kemudahan memperolehnya juga dapat dikatakan sebagai pemicu. Indonesia yang sudah mendjadi tujuan pasar narkotika internasional, menyebabkan zat-zat ini dengan mudah diperoleh. Bahkan beberapa media massa melansir bahwa para penjual narkotika menjual barang dagangannya di sekolah-sekolah, termasuk sampai di SD. Penegakan hukum yang belum sepenuhnya berhasil – tentunya dengan berbagai kendalanya – juga



turut



menyuburkan



usaha



penjualan



NAPZA



di



Indonesia.



Akhirnya, dari beberapa faktor yang sudah diuraikan, tidak ada faktor yang satu-satu berperan dalam setiap kasus penyalahgunaan NAPZA. Ada faktor yang memberikan kesempatan, dan ada faktor pemicu. Biasanya, semua faktor itu berperan. Karena itu,



D. CIRI-CIRI PENGGUNA NAPZA



Fisik Berat badan turun drastis. Buang air besar dan kecil kurang lancar. Mata terlihat cekung dan merah, muka pucat, dan bibir kehitam-hitaman. Sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas. Tangan penuh dengan bintik-bintik merah, seperti bekas gigitan nyamuk dan ada tandabekas luka sayatan. Goresan dan perubahan warna kulit di tempat bekas suntikan. EmosiBila



ditegur



atau



dimarahi,



dia



malah



menunjukkan



sikap



membangkang. Emosinya naik turun dan tidak ragu untuk memukul orang atau berbicara kasar terhadapanggota keluarga atau orang di sekitarnya.Nafsu makan tidak menentu. Sangat sensitif dan cepat bosan.Perilaku Bicara cedal atau pelo. Jalan sempoyongan Malas dan sering melupakan tanggung jawab dan tugas-tugas rutinnya.Mengalami jantung berdebardebar.Mengalami nyeri kepala.Mengalami nyeri/ngilu sendi-sendi.Mengeluarkan air mata berlebihan. Mengeluarkan keringat berlebihan. Menunjukkan sikap tidak peduli dan jauh dari keluarga.Selalu kehabisan uang.Sering batuk-batuk dan pilek berkepanjangan, biasanya terjadi pada saat gejala "putuszat".Sering berbohong dan ingkar janji dengan berbagai macam alasan. Sering bertemu dengan orang yang tidak dikenal keluarga, pergi tanpa pamit dan pulanglewat tengah malam.Sering mengalami mimpi buruk.Sering menguap.Cenderung menarik diri dari acara keluarga dan lebih senang mengurung dikamarSikapnya cenderung jadi manipulatif dan tiba-tiba tampak manis bila ada maunya, sepertisaat membutuhkan uang untuk beli obat.Suka mencuri uang di rumah, sekolah ataupun tempat pekerjaan dan menggadaikanbarang-barang berharga di rumah. Begitupun dengan barang-barang berharga miliknya,banyak yang hilang.Takut air, jika terkena akan terasa sakit, karena itu mereka jadi malas mandi. Waktunya di rumah kerapkali dihabiskan di kamar tidur, kloset, gudang, ruang yang gelap, kamar mandi, atau tempat-tempat sepi lainnya. Menghindar dari tanggung jawab yang sesuai, malas menyelesaikan tugas rutin dirumah Gejala sakaw atau putus obat, Bola mata mengecil, Hidung dan mata berair



E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC VCT.dia diajak teman-temannya melakukan VCT (visite conselling test). "Saat itu aku tidak tahu untuk apa diajak VCT. Ternyata untuk memeriksakan diri apakah terkena HIV/AIDS atau tidak.



F. PENATALAKSANAAN Peran keluarga Ada beberapa alasan yang menuntut keberadaan keluarga sebagai pelaku utama dari upaya mereduksi permintaan akan napza, Pertama, meningkatnya anak/remaja/pemuda yang terlibat. Dari keseluruhan kasus narkoba, 80%-nya melibatkan mereka. Kedua, semakin mudanya usia awal menggunakan napza. Saat usia awal menggunakan zat halusinogen adalah 10 tahun, obat psikotropika (10tahun), dan opium (13 tahun). Masa kritis untuk pertama kali memakai Napza adalah ketika ia duduk di kelas satu SLTP, kelas satu SMU, atau ketika di semester 1-2 perguruan tinggi. Saat itu, mereka dihadapkan pada tantangan, konflik, dan kondisi baru. Ketiga, besarnya pengaruh teman. Umumnya asal mula seseorang memakai napza adalah karena bujukan teman. Penolakan terhadap tekanan ini sering kali mengakibatkan ia dikucilkan oleh kelompoknya. Hasil penelitian Dadang Hawari (Pendekatan Psikiatri Klinis Pada Penyalahgunaan Zat, 1990) Memperlihatkan bahwa 81,3% pengguna napza karena pengaruh teman. Keempat, besarnya pengaruh konflik/stres dalam diri anak terhadap peluangnya menggunakan napza. Hasil penelitian Dadang Hawari (1990) memperlihatkan bahwa pada umunya alasan untuk anak/remaja menggunakan napza antara lain adalah percaya bahwa napza dapat mengatasi semua persoalan, atau memperoleh kenikmatan atau menghilangkan kecemasan, gelisah, takut. Kelima, hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa keadaan keluarga yang tidak kondusif atau dengan kata lain disfungsi keluarga memunyai risiko relatif estimated relative risk) bagi anak/remaja terlibat penyalahgunaan napza dibandingkan; Pada remaja, selain faktor – faktor diatas Keadaan ketergantungan obat dapat disebabkan karena pada masa remaja mengalami suatu keadaan yang relatif mudah berubah-ubah,ini disebabkan karena ciri dari remaja itu sendiri diantaranya :



1. Masa remaja sebagai periode penting Walaupun semua periode dalam rentang kehidupan penting pada usia remaja perkembangan fisik dan mental yang cepat menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap ,nilai dan minat baru yang mempunyai akibat jangka panjang pada usia berikutnya. 2. Masa remaja sebagai periode peralihan Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa ,bila berperilaku anak-anak ia akan bertindak dewasa tetapi bila berperilaku dewasa dia dikatakan masih belum waktunya seperti orang dewasa.



3. Masa remaja sebagai periode perubahan Ada 5 perubahan yang terjadi pada remaja : Pertama peningkatan emosi, Kedua, perubahan fisik, Ketiga,perubahan perilaku, Keempat, perubahan pandangan terhadap nilai dan yang kelima,bersikap ambivalen terhadap perubahan yang terjadi atas dirinya. 4. Masa remaja sebagai usia bermasalah Terdapat dua alasan ,pertama sepanjang masa anak-anak segala masalah diselesaikan orang tua atau guru.Kedua, karena remaja merasa mandiri sehingga tidak perlu bantuan orang lain, sehingga banyak kegagalan-kegagalan dalam menyelesaikan masalah karena belum berpengalaman 5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa perannya dalam masyarakat. 6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan Karena anggapan bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak maka remaja cenderung ragu dalam membuat keputusan dan mencari bantuan dalam mengatasi masalanya. 7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik



Remaja cenderung untuk melihat dirinya dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan bukan sebagaimana adanya. G. TAHAPAN DAN PERKEMBANGAN ANAK PADA REMAJA Keluarga dengan anak remaja Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung selamaenam hingga tujuh tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkankeluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal di rumah hinggaberumur 19 atau 20 tahun.



Perkembangan



Tahap Perkembangan



1. Mengetahui kebutuhan anggota keluarga Keluarga dengan anak remaja seperti kebutuhan tempat tinggal privasi dan rasa aman 2. Membantu anak untuk bersosialisasi 3. Beradaptasi dengan anak yang beru lahir sementara kebutuhan anak lain juga harus terpenuhi 4. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam maupun diluar 5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak 6. Pembagian tanggung jawab setiap anggota 7. Kegiatan dan waktu untk stimulasi tumbang anak



H. KONFLIK PEKEMBANGAN : MENJADI TANTANGAN PERAWAT ◦



Otonomi yg meningkat ( kebebasan anak remaja )







Budaya anak remaja ( p’kemb dg teman sebaya )







Kesenjangan antar generasi ( beda nilai-2 dg ortu ) I. Selain itu pada masa remaja mengalami beberapa perubahan diantaranya adalah : 1. Perubahan emosi Pola emosi pada remaja sama dengan anak-anak,yang membedakan terletak pada ransangan dan derajat yang membangkitkan emosi. Emosi yang umum yang dimiliki oleh remaja antara lain ; amarah,takut,cemburu,ingin tahu,irihati,gembira, sedih, kasih sayang. Remaja yang memiliki kematangan emosi memberikan reaksi emosional yang stabil , tidak berubah-ubah dari suatu suasana hati ke suasana hati yang lain.



2. Perubahan sosial Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah berhubungan dengan penyesuaian sosial, hal tersebut dikarenakan oleh kuatnya pengaruh kelompok sebaya disebabkan remaja lebih banyak diluar rumah bersama teman sebaya. J. Faktor lingkungan juga mempengaruhi masalah ketergantungan obat , antara lain : 1. Orang tua Sikap orang tua terhadap remaja merupaka faktor yang sangat penting bagi perkembangan kepribadian remaja.Perkawinan yang tidak bahagia atau perceraian menimbulkan kebingungan pada remaja.Bila orang tua tidak rukun ,maka sering mereka tidak konsekuen dalam hal mengatur disiplin dan sering mereka bertengkar didepan anak-anak mereka.Sebaliknya disiplin yang dipertahankan secara kaku dapat menimbulkan frustasi yang hebat.Disiplin harus dipertahankan dengan bijaksana ,jangan sampai seakan-akan ada dua blok dirumah,yaitu orang tua disatu pihak dan anak-anak dilain pihak. 2. Saudara-saudara Rasa iri hati terhadap saudar-saudara adalah normal, biasanya lebih nyata pada anak pertama dan lebih besar antara anak-anak dengan jenis kelamin yang sama.Perasaan ini akan



bertambah keras bila orang tua memperlakukan anak-anak tidak sama (pilih kasih).Untuk menarik perhatian dan simpati dari orang tua,biasanya remaja menunjukkan perilaku agresif atau negativistik. 3. Orang-orang lain didalam rumah Seperti nenek,saudar orang tua atu pelayan,juga dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian pada remaja. Nenek pada umumnya menunjukkan sikap memanjakan terhadap cucunya 4. Hubungan disekolahnya Yang perlu diselidiki adalah bagaimana hubungan remaja dengan gurunya, teman sekolahnya. Tidak jarang seorang guru yang sifatnya terlalu keras justru menimbulkan kenakalan pada murid-muridnya. 5. Keadaan ekonomi Ketergantungan obat lebih sering didapati pada anak-anak dari golongan sosio-ekonomi tinggi atau rendah. Hal ini terjadi mungkin karena orang tua mereka terlalu sibuk dengan kegiatan-kegiatan sosial (pada kalangan atas)atau sibuk dengan mencari nafkah (pada kalangan rendah) sehingga lupa menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan baik pada para remaja. Menurut Rosenheim,Tucker dan Lafore, diambil kesimpulan bahwa orang tua remaja dengan ketergantungan obat sering menunjukkan sikap menolak terhadap anak mereka. Sikap menolak ini mempunyai latar belakang tertentu, misalnya : a.



Perkawinan yang tidak bahagia.Isteri mengira bahwa dengan adanya anak,hubungan suami istri akan menjadi baik. Bila kemudian ternyata tidak demikian, maka anaklah yang dipersalahkan (mungkin secara tidak disadari)



b.



Sikap menolak juga mungkin timbul karena sebelumnya ibunya takut hamil lagi karena kesulitan ekonomi dan kelahiran seorang anak akan menambah beban keluarga.



c.



Sikap menolak dari orang tua terhadap anak mereka terutama pada remaja diantaranya adalah :



d.



Menghukum anaknya /remaja secara berlebih lebihan.



e.



Anak /remaja kurang diperhatikan mengenai makanan,pakaian,kemajuan disekolah dan kegiatan sosial.



f.



Kurang sabar terhadap anaknya/remaja dan mudah marah.



g.



Ancaman-ancaman untuk mengusir anak/remaja



h.



Anak/remaja yang bersangkutan diperlakukan lain dibandingkan dengan saudarasaudaranya.



i.



Sangat kritis terhadap anak/remaja tersebut L. Tugas Perkembangan (Menurut Havighurst)



1.



Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis - psikologis



2.



Belajar bersosialisasi sebagai seorang laki-laki maupun wanita



3.



Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan orang dewasa lain



4.



Remaja bertugas untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab.



5.



Memperoleh kemandirian dan kepastian secara ekonomis M. Sebab-sebab umum pertentangan dalam keluarga



1.



standart perilaku



2.



Metode disiplin



3.



Hubungan dengan saudara kandung



4.



Komunikasi Keluarga



5.



Besarnya kelurga



6.



Perilaku yang kurang matang



7.



Memberontak terhadap sanak keluarga



BAB III TABULASI DATA DASAR STATUS KESEHATAN KOMUNITAS



1. Data Geografi a. Uraikan alamat lengkap daerah yang dijadikan binaan: RT 03 , RW 04, kelurahan tetap maju, kecamatan panggang jaya kota surabaya. b. Selanjutnya uraikan batas-batas wilayah yang menjadi target pengkajian, sebagai berikut :  Sebelah Uatra dibatas oleh kali  Sebelah Selatan dibatasi oleh gang  Sebelah Timur dibatasi oleh jalan raya umum  Sebelah Barat dibatasi oleh Gang c. Identifikasi aktivitas rutin yang dilakukan oleh masyarakat ; misalnya pengajian rutin bapak-bapak setiap hari minggu sore, Kegiatan arisan dan yasinan ibu-ibu di Musalah setiap malam jum’at dan malam senin. Jumlah jiwa yang terdiri dari; jiwa 186. Jumlah RT: 08 dan RW :07 jumlah KK : 50, jumlah jiwa yang terdiri dari; 186 jiwa, anak usia balita: 20 orang balita,, usia produktif, 86 orang, bumil 0 orang. usia lanjut 9 orang.



2. Data Demografi Jumlah KK : 50kk Jumlah jiwa :186jiwa 1) Distribusi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin No 1 2 3 4 5 6 7



Umur



Laki-



%



0-12 bulan 12-36 bulan 3-5 th 6-14 th 15-49 th 50-64 th >64 th Total



laki 5 15 26 33 30 18 3 130



4% 12% 20% 25% 23% 14% 2% 100%



Jenis kelamin Perempuan % 4 25 32 20 50 30 9 170



2% 15% 19% 12% 29% 18% 5% 100%



Total 9 40 58 53 80 48 12 300



% 3% 13% 19% 18% 27% 16% 4% 100%



Kesimpilan data: dari data yang di dapatkan usia produktif terdapat 300 jiwa dan yang masih bayi hanya 2) Berdasarkan pendidikan No 1 2 3 4 5 6 7



Pendidikan Belum sekolah Tidak sekolah TK SD SMP SMA Perguruan tinggi Total



Frekuensi 10 15 30 45 77 34 89 300



Kesimpulan data : dari data diatas masih banyak warga yang berpendidikan yaitu 37% yang SMA ,8% yang tidak berpendidikan



% 3% 5% 10% 15% 26% 11% 30% 100%



pendidikan Belum sekolah; 3% Tidak sekolah; 5% Perguruan tinggi; 30%



TK; 10% SD; 15%



SMA; 26% SMP; 11%



3) Berdasarkan tipe rumah N



Tipe rumah



Frekuensi



o 1. 2. 3.



%



Permanen 47 94% Semi Permanen 3 6% Tidak permanen 0 0% Total 50 100% Kesimpulan data : rumah yang tipe permanen 80% dan tidak permanen yaitu sebanyak 8%



tipe rumah Semi Permanen; 6%



Permanen; 94%



4) Status kepemilikan rumah



N



Kepemilikan rumah



Jumlah rumah



%



o 1



Milik sendri



30



60%



2



sewa



15



30%



3 Numpang Total



5 50



10% 100%



Kesimpulan data : terdapat 6% warga yang masih sewa dan milik sendiri 80%



kepemilikan rumah Numpang ; 10%



sewa; 30% Milik sendri; 60%



5) Jenis lantai rumah No 1 2 3



Jenis lantai rumah semen papan tegel Total



Jumlah rumah 6 0 44 50



% 12% 0% 88% 100%



Kesimpulan data : Dari data diatas didapatkan jenis lantai semen 12 %, didapatkan berjenis tegel 88%



Sales semen; 12%



tegel; 88%



6) System ventilasi rumah No



System ventilasi



Frekuensi



%



rumah Ada 50 100% Tidak ada 0 0% Total 100% Kesimpulan data : Dari data diatas didapatkan 100% warga memiliki ventilasi rumah. 1. 2.



ventilasi rumah



Ada; 100%



7) warga yang membuka jendela setiap hari N o 1 2



Jedela



Jumlah rumah



%



Di buka Tidak di buka Total



50 0 50



100% 0% 100%



Kesimpulan data : terdapat 100% warga membuka jendela rumah



warga yang membuka jendela setiap hari



Di buka; 100%



8) pecahayaan rumah disiang hari N o 1 2 3



System pencahayaan



Jumlah rumah %



Terang 40 80% Remang-remang 3 6% Gelap 7 14% Total 50 100% Kesimpulan data : 14% pencahanyaan rumah warga masih gelap



pencahayaan rumah di siang hari Gelap; 14% Remang-remang; 6%



Terang ; 80%



9)



Distribusi letak rumah dengan tetangga N o 1 2 3



Letak rumah Bersatu terpisah dekat Total



Jumlah rumah



%



10 0 40 50



20% 0% 80% 100%



Kesimpulan data : dari data diatas didapatkan 20 % letak rumah dengan tetangga bersatu



letak rumah dengan tetangga Bersatu ; 20%



dekat; 80%



10) Distribusi sumber air bersih No 1. 2. 6.



Sumber Air untuk konsumsi PDAM Sumur Beli/ Mineral Total



Frekuensi



%



3 0 47 50



6% 0% 94% 100%



Kesimpulan data : Dari hasil data yang didapatkan bahwa masyarakat menggunakan sumber air dari PDAM sebanyak 6%, sumber air yang di beli/mineral 94%.



sumber air bersih PDAM; 6%



Beli/ Mineral; 94%



11) pengelolahan air minum No 1 2 3



System pengolahan Frekuensi % Masak 2 4% Tidak dimasak 0 Mineral 48 96% total 50 100% Kesimpulan data : Dari data diatas terdapat 4 % warga masak air untuk diminum.



pengelolaan air minum Masak; 4%



Mineral; 96%



12) Distribusi sumber air untuk mandi dan mencuci No



Sumber air untuk



Frekuensi



%



1 2 3



mandi dan mencuci PDAM Sumur Air sungai total



50 0 0 50



100% 0% 0% 100%



Kesimpulan data : Dari data yang didapatkan sebanyak 86% warga munggunakan air PDAM untuk mandi dan mencuci.



sumber air untuk mandi dan mencuci



PDAM; 100%



13) Sumber air dengan septick tank No



Jarak sumber air



Frekuensi



%



dengan septic tank. 10 meter 35 70% total 50 100% Kesimpulan data :didapatkan data masih 70% jarak sumber air dengan saptic tank 5 meter 10 20% Total 50 100% Kesimpulan data : Dari data diatas 80% jarak tempat penampungan sampah dengan rumah kurang dari 5 meter



jarak penampungan sampah dengan rumah > 5 meter; 20%



< 5 meter; 80%



20) kebiasaan keluarga BAB No 1. 2. 3. 4.



Kebiasaan keluarga BAB Frekuensi % Sungai 0 0% Selokan 0 0% Sembarang tempat 0 0% WC 50 100% Total 50 100% Kesimpulan data : dari data diatas terdapat 100% masyarakat yang BAB di WC



kebiasaan keluarga BAB



WC; 100%



21) jenis jamban N



Penampungan BAB



Frekuensi



o 1. 2.



%



plengsengan 15 30% leher angsa 35 70% Total 50 100% Kesimpulan data : dari data diatas sebanyak 30% warga memanfaatkan WC plengsengan & warga yang memanfaatkan WC Leher angsa sebanyak 70%



jenis jamban



plengsengan ; 30%



leher angsa; 70%



22) kondisi jamban warga N o 1. 2.



Kondisi jamban



Frekuensi



%



lancar Tersumbat Total



50 0 50



100% 0% 100%



Kesimpulan data: terdapat 100% kondisi jamban warga yang terawat.



kondisi jamban warga



lancar; 100%



23) masyrakat yang pembuangan air limbah N



Tempat pembuangan air



Frekuensi



%



o 1. 3. 5.



limbah Got 20 Sembarang tempat 15 Resapan 15 Total 50 Kesimpulan data: terdapat 40% warga yang membuang air limbah di got



40% 30% 30% 100%



pembungan air limbah masyarat



Got Sembarang tempat Resapan 4th Qtr



29) kondisi saluran limbah N



Kondisi saluran limbah



Frekuensi



%



o 1. 2.



lancar 47 94% Tersumbat 3 6% Total 50 100% kesimpulan data: terdapat 6% warga yang kondisi saluran limbahnya tersumbat



kondisi saluran limbah Tersumbat; 6%



lancar; 94%



30) Distribusi keperawatan masyarakat yang mememilikan hewan ternak dirumah N o 1. 2.



Frekuensi



%



Ada 10 20% Tidak ada 40 80% Total 50 100% kesimpulan data: 20% masyarakat yang memiliki hewan ternak di rumah



kepemilikan hewan ternak Ada; 20%



Tidak ada ; 80%



31) Distribusi sarana kesehatan terdekat N o 1. 3 4. 5. 6. 7.



Sarana kesehatan



Frekuensi



%



Rumah sakit 5 10% Posyandu 0 Puskesmas 37 74% Balai pengobatan 0 Dokter peraktik 8 16% Perawat/bidan 0 Total 50 100% Kesimpulan data: 74% warga menggunakan puskesmas sebagai sarana kesehatan terdekat



sarana kesehatan terdekat



Dokter peraktik; 16%



Rumah sakit; 10%



Puskesmas; 74%



32) Distribusi pemanfaatan sarana kesehatan N



Pemanfaatan sarana



Frekuensi



%



o 1. 2.



kesehatan Ya 50 100% Tidak 0 Total 50 100% Kesimpulan data: 50% warga menggunakan pemanfaatan sarana kesehatan



pemanfaatan sarana kesehatan



Ya; 100%



33) Distribusi kebiasaan sebelum berobat No Kebiasan sebelum berobat 1. Beli obat bebas 2. Jamu



Frekuensi 40 10



% 80% 20%



50



100%



Total



Kesimpulan data: 20% warga minum jamu sebelum berobat ke RS



Sales Jamu; 20%



Beli obat bebas; 80%



34) Distribusi pendanaan kesehatan N o 1. 2. 3.B Umu 4.



Pendanaan kesehatan Askes Dana sehat Bpjs Tabungan Total



Frekuensi



%



38 12 0 0 0



76% 24% 0% 0% 100%



Kesimpulan data: 76% warga menggunakan Askes dan 24% menggunakan dana sehat



Sales



Dana sehat; 24%



Askes; 76%



36) pasangan usia subur No Pasangan usia subur 1. Iya 2. Tidak Total Kesimpulan data:20% usia subur



Frekuensi 10 40 50



Sales Iya; 20%



Tidak; 80%



37) ibu menyusui



% 20% 80% 100%



N



Ibu menyusui



Frekuensi



%



Ya Tidak ada Total Kesimpulan data: 100% ibu tidak menyusui



0 50 186



0% 100% 100%



o 1. 2.



Sales



Tidak ada; 100%



38) ibu hamil N o 1. 2.



Ibu hamil



Frekuensi



Ada 5 Tidak ada 45 Total 50 Kesimpulan data: sebanyak 90% tidak terdapat ibu hamil



% 10% 90% 100%



Sales Ada; 10%



Tidak ada; 90%



39) Distribusi adakah usia lanjut N



Usia lanjut



Frekuensi



%



15 35 50



30% 70% 100%



o 1. 2.



Ada Tidak ada Total Kesimpulan data: 30% usia lanjut



Sales



Ada; 30%



Tidak ada; 70%



40) Distribusi data social ekonomi



N



Social ekonomi



Frekuensi



o 1. Rp 3.000.000 0 Total 50 Kesimpulan data: 50% berpenghasilan