Tafsir Jalalain - Sigit Budiyanto PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TAFSIR JALĀLAIN Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Pemikiran Islam Dosen Pengampu : Dr. Arpandi, M.Ag



Oleh Sigit Budiyanto NPM : 1976131018



PROGRAM PASCASARJANA ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR UNIVERSITAS ISLAM NEGERI LAMPUNG 1441H/2019M



i



KATA PENGANTAR



 Segala puji bagi Allah Swt, Rabb semesta alam. Semoga shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang senantiasa mengikutinya. Alhamdulillah dengan izin dan kehendak Allah Azza wa Jalla sehingga makalah ini dapat saya selesaikan. Malakah yang kami tulis ini merupakan serangkaian penjelasan dan pemaparan singkat mengenai Tafsir Jalalain. Sebuah karya yang popuer sepanjang sejarah tafsir dunia. Sebuah tafsir yang singkat, padat namun jelas ini dibahas melalui pendekatan literatur. Yaitu menjelaskan tentang biografi penulis tafsir Jalalain yaitu



Imam Jalaluddin as-Suyuti dan Imam Jalaluddin al-Mahalliy, karakteristik tafsir Jalalain dan kelebihan dan kekurangan dari tafsir Jalalain. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan gambaran tentang materi. Terakhir, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini, agar makalah ini lebih baik pada masa yang akan datang. Jazakumullahu khoiran katsiiron.



Bandar Lampung, 19 Rabi‟ul Tsani 1441 H/ 16/12/19 M



Penyusun



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii BAB I .............................................................................................................................1 PENDAHULUAN ..........................................................................................................1 A. Latar belakang...................................................................................................1 A.



Rumusan Masalah .............................................................................................3



B.



Tujuan ................................................................................................................4



BAB II ............................................................................................................................5 PEMBAHASAN .............................................................................................................5 A. Biografi Imam Jalaluddin as-Suyuti dan Imam Jalaluddin al-Mahalliy .........5 Biografi Imam Jalalauddin As-Suyuti.............................................................5



1. a)



Nama Lengkap Dan Nasabnya .....................................................................5



b)



Perjalanan Ilmiah dan Guru-gurunya ............................................................6



c)



Karya-karyanya............................................................................................7



d)



Murid-muridnya ...........................................................................................8 Biografi Imam Jalalauddin Al-Mahalliy ...........................................................8



2. a)



Nama Lengkap Dan Nasabnya .....................................................................8



b)



Perjalanan Ilmiah dan Guru-gurunya ............................................................9



c)



Karya-karyanya............................................................................................9



B. Karakteristik Tafsir Jalalain .............................................................................9 1.



Bentuk Penafsiran ............................................................................................9



2.



Sistematika Penafsiran ................................................................................... 11



.3



Metode Penafsiran ......................................................................................... 16



4.



Corak penafsiran ............................................................................................ 18 Kelebihan Dan Kekurangan Tafsir Jalalain ................................................... 19



d) a)



Kelebihan ...................................................................................................... 19



b)



Kekurangan ................................................................................................... 19



BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 20 A. Kesimpulan.................................................................................................... 20 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 21



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sejak turunnya al-Quran al-karim, umat Islam tertuju perhatiannya terhadap Al-Qur‟an yang dijadikan sebagai pedoman dalam beragama, berekonomi, bersosial, berkemanusiaan dan berpolitik. Pada zaman dahulu tokohtokoh mufassir sangatlah sedikit, hanya beberapa orang yang memiliki kemampuan dalam menguasai ilmu tafsir. Seiring berjalannya waktu, muncullah para tokoh mufassir yang belajar dan berkelana ke sebagian permukaan bumi untuk berguru dan menguasai al-Quran sesuai dengan kultur dan bahasa aslinya yaitu bahasa arab. Di Indonesia, kebutuhan akan tafsir, sangatlah tinggi. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya para tokoh ahli tafsir yang berasal dari Indonesia dan menafsirkan Quran dengan bahasa asli ibu pertiwi. Tanpa meninggalkan sebuah rujukan terdahulu yang popular, tafsir-tafsir klasik pun menghiasi cakrawala keilmuan akan karya-karya tafsir dilingkungan masyarakat muslim pada umumnya dan lingkungan akademik. Ada salah satu tafsir yang berkembang dan dijadikan tujukan di Indonesia bagi para santri, atau ulama yang mendalami ilmu agama yaitu tafsir Jalalain. Sebuah tafsir karya dua ulama yang sangat popular. Karyanya ini mendunia dan bahkan selalu menjadi rujukan baik itu dalam kajian yang ringan bahkan kajian yang mendalam atau berat sekalipun. Disamping penjelasan yang singkat, tafsir ini menjadi popular dalam masyarakat awam bahkan masyarakat intelektual. Namanya tidak lagi asing ditelinga khalayak umum, apalagi dikalangan instansi yang berbau agama, terlebih pesantren. Karena, dipesantren tafsir ini bisa dikatakan menu wajib yang yang harus santap para santri pesantren di seluruh indonesia, bahkan tidak terkecuali perguruan-perguruan tinggi diseluruh nusantara. 1 Konten dan isi dari tafsir Jalalain, menggambarkan penafsiran inti artinya langsung kepada maksud ayat. Sehingga terkesan tidak bertele-tele. Tidak



1



Sirojuddin Abbas, Sejarah dan Keagungan Madzhab Syafi’I ,Pustaka Tarbiyah Baru, cetakan ke17, 2010. Hal. 229



1



seperti tafsir lainnya yang menggali bahasa atau kandungan ilmu lainnya terlebih dahulu. Ditinjau dari segi metode, penafsiran terhadap Al-Quran



yang



berkembang hingga saat ini dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu metode tafsir tahlili ( al-manhaj al-tahlili ), metode tafsir ijmali ( al-manhaj al-ijmali ), metode tafsir muqarin ( al-manhaj al-muqarin ) dan metode tafsir maudhu‟i ( almanhaj al-maudhu‟i ). Kata metode berasal dari bahasa Yunani, yang merupakan gabungan dua kata yakni metha, yang berarti menuju, melalui, mengikuti, dan kata hodos yang berarti jalan, perjalanan, cara, arah. Kata methodos sendiri berarti penelitian, metode ilmiah, hipotesa ilmiah, uraian ilmiah. Dalam bahasa Inggris, kata tersebut ditulis dengan method dan dalam bahasa Arab diterjemahkan dengan manhaj atau thariqah. Dalam bahasa Indonesia kata tersebut mengandung arti cara yang teratur terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan dan juga lainnya), cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai sesuatu yang ditentukan.2 Salah satu metode yang akan di perdalam oleh penulis yaitu metode tafsir ijmali, dimana metode ijmali ialah menjelaskan ayat-ayat al-Qur‟an secara ringkas tetapi mencakup dan enak dibaca. Susunanya teratur seperti mushaf al-Qur‟an, jadi seperti membaca al-Qur‟an, ciri-ciri metode ini mufassir langsung menafsirkan al-Qur‟an dari awal sampai akhir tanpa perbandingan dan penetapan judul. Sejarah perkembangan tafsir dimulai pada masa Nabi dan para sahabat. Penafsiran ayat-ayat al-Qur‟an pada saat itu secara ijmali, artinya tidak memberikan rincian yang memadai. Dalam tafsir mereka pada umumnya sukar menemukan uraian yang detail, karena itu tidak keliru apabila dikatakan bahwa metode ijmali merupakan metode tafsir al-Qur‟an yang pertama kali muncul dalam kajian tafsir Qur‟an. Metode ini, kemudian diterapkan oleh al-Suyuthi di dalam kitabnya al-Jalalain.3



2



M. Hasybiy as Shiddiqiy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al Qur‟an dan Tafsir, Jakarta: Bulan Bintang Indonesia, 1992, hlm. 178 3 Hujair A. H. Sanaky, Metode Tafsir [Perkembangan Metode Tafsir Mengikuti Warna atau Corak Mufassirin], Al-Mawarid Edisi XVIII Tahun 2008, hlm. 268.



2



Dinamakan Kitab Tafsir Jalalain karena ditulis oleh dua orang yang nama depannya sama-sama “Jalaluddin”. Adapun faktor yang mendorong Penulisan Tafsir Jalalain yaitu Jalaluddin Al-Mahally beliau termotivasi menulis kitab tafsir ini karena melihat adanya kemerosotan penggunaan bahasa Arab secara kaidah, akibat pembauran atau interaksi dengan bangsa-bangsa lain yang tidak berbahasa Arab seperti bangsa Turki, Persia, India dan bangsa-bangsa lain yang sudah memeluk Agama Islam. sejak saat itu Orang Arab tidak memiliki dzauq yang asli, mereka yang masih berbahasa arab dengan benar dan fasih terbilang minoritas, karena mayoritas bahasanya sudah tidak sesuai kaidah yang benar. Padahal Alquran ditulis dalam bahasa Arab. Beliau mulai menulis tafsir dari surat AlKahfi hingga surat An-Naas. Kemudian Beliau menafsirkan surat Al-Fatihah, Namun Beliau dipanggil ke rahmatullah ketika Beliau masih menulis kitab tafsirnya yang baru mencapai separuh dari Al-Qur'an.



Kemudian Jalaluddin As-Suyuthi. banyak kalangan yang mendesak Beliau untuk melanjutkan menulis tafsir Imam Jalaluddin Al-Mahally. Pada tahun 870 H Beliau menuliskan lanjutan tafsir pendahulunya yang konsepnya dapat diselesaikannya dalam waktu 40 hari, yaitu dari awal bulan Ramadhan sampai tanggal 10 bulan Syawal, dan selesai sepenuhnya pada tahun 871 H.



Dan pada makalah kali ini akan mengupas tentang biografi penulis tafsir Jalalain yaitu Imam Jalaluddin as-Suyuti dan Imam Jalaluddin al-Mahalliy, karakteristik tafsir Jalalain dan kelebihan dan kekurangan dari tafsir Jalalain.



A. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang menjadi fokus perhatian pada pembahasan ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana biografi Imam Jalaluddin as-Suyuti dan Imam Jalaluddin al-Mahalliy? 2. Bagaimana karakteristik tafsir Jalalain? 3. Apa kelebihan dan kekurangan dari tafsir Jalalain?



3



B. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui biografi Imam Jalaluddin as-Suyuti dan Imam Jalaluddin alMahalliy 2. Mengetahui karakteristik tafsir Jalalain 3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari tafsir Jalalain



4



BAB II PEMBAHASAN A. Biografi Imam Jalaluddin as-Suyuti dan Imam Jalaluddin al-Mahalliy Tafsir Jallalain dikarang oleh Imam Jalaluddin as-Suyuti dan Imam Jalaluddin al-Mahalliy. 4 Imam Jalaluddin As-Suyuti, nama lengkapnya adalah Abdurrahman Ibn al-Kamal Abi Bakr bin Muhammad bin Sabiqud-Din Ibn Fakhr „Utsman Ibn Nadhiruddin al-Hammam al-Khudhairi al-Asyuti.Laqab-nya adalah Jalaluddin, sedangkan kunyah-nya adalah abu al-fadhl. 5 Sedangkan Nama lengkap dari Jalaluddin al-Mahalliy adalah Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Ibrahim alMahalliy as-Syafi‟i. 6 1.



Biografi Imam Jalalauddin As-Suyuti



a) Nama Lengkap Dan Nasabnya Imam Jalaluddin as-Suyuthi, dilahirkan di Cairo pada ba‟da magrib, pada malam ahad bulan Rajab tahun 849 H bertepatan dengan tanggal 3 bulan Oktober tahun 1445 M. 7 As-Suyuti hidup pada masa Dinasti Mamalik pada abad ke-15. Ia berasal dari keluarga keturunan persia yang semula bermukim di Baghdad, kemudian pindah ke Asyut. Bapaknya adalah seorang guru fiqh di salah satu madrasah di Cairo. Bapaknya tersebut meninggal ketika as-Suyuti masih berumur



4



Muhammad Husain ad-Dzahabi. At-Tafsir wa al-Mufassirun. Juz. I (Maktabah Wahbah,2000) hlm. 237. 5 Imam Suyuthi. Ad-Durul Mantsur fiy At-Tafsir al-Ma‟tsur. Juz. I (Bairut:Daar al-Kutub AlIlmiyyah,1990) hlm.4. 6 Muhammad Husain ad-Dzahabi. At-Tafsir wa al-Mufassirun. Juz. I (Maktabah Wahbah,2000) hlm. 237. 7 Ahmad As-Shawiy al-Maliki. Hasiyatus Shawiy „ala Tafsir al-Jalalayn. Juz. I (Bairut:Daar alFikr,1993) hlm.4.; baca juga: Tim Penyusun. Ensiklopedi Islam. Jilid IV (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,2003) hlm. 324; Iyad Khalid at-Thaba‟. Al-Imam al-Hafidz Jalaluddin as-Suyuti: Ma‟lamat al-Ulum al-Islamiyyah. Cet. I (Damaskus:Daar al-Qalam,2006) hlm. 29.



5



6 tahun.8 Dan meninggal pada malam jum‟at, tanggal 19 Jumadil Ula tahun 911 H.9



b) Perjalanan Ilmiah dan Guru-gurunya Imam Jalaluddin as-Suyuti telah hafal Al-Qur‟an sebelum berumur 8 tahun. Kemudian beliau juga hafal kitab al-Umdah, manhaj fiy al-Fiqh wal Ushul, al-fiyah Ibnu Malik.10 Imam Suyuti berguru fiqh kepada al-Balqaniy dan Syaikh al-Islam Syarifuddin al-Munawi. Dia juga belajar Tafsir, Ushul Fiqh, Bahasa Arab, Ma‟ani, dan lain sebagainya kepada Syaikh Taqiyuddin al-Hanafiy dan Syaikh Muhyiddin al-Kafijiy. 11 Selain itu, dia juga belajar tentang fiqh dan Nahwu kepada Jalaluddin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim alMahalli. 12 Selain itu, dia juga belajar kepada Syamsuddin al-Qiyati banyak ilmu seperti Fiqh, Ushul Fiqh, Kalam, Nahwu, I‟rab, Ma‟ani, Bayan, Manthiq, serta belajar pula tentang ilmu ma‟ani dan bayan kepada Syaikh Bakir. 13 Dia adalah orang yang sangat mendalam dalam tujuh bidang ilmu. Tafsir, Hadis, Fiqh, Nahwu, Ma‟ani, Bayan, dan Badi‟. 14 Imam Suyuti merupakan ulama‟ yang sangat giat dalam mencari ilmu. Dia melakukan rihlah-rihlah ke berbagai daerah untuk mencari ilmu. Pada bulan



8



Tim Penyusun. Ensiklopedi Islam. Jilid IV (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,2003) hlm. 324. Mizwar Dedi. Tafsir Jalalain. Jurusan Ilmu Al-Quran Dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Uin Sunan Gunung Djati Bandung. (2017). Hlm. 3. 10 Imam Suyuthi. Tadrib ar-Rawi fiy Syarh Taqrib an-Nawawi. Juz. I (Bairut:Daar al-Kutub AlIlmiyyah,1996) hlm.5. 11 Imam Suyuthi. Ad-Durul Mantsur fiy At-Tafsir al-Ma‟tsur. Juz. I (Bairut:Daar al-Kutub AlIlmiyyah,1990) hlm.5. 12 Al-Qur‟an al-Karim bi Rasm Utsmani wa bi hamisyihi Tafsir al-Imamaini al-Jalalaini. (Daar Ibn Katsir,tt) hlm.11. 13 Iyad Khalid at-Thaba‟. Al-Imam al-Hafidz Jalaluddin as-Suyuti: Ma‟lamat al-Ulum alIslamiyyah. Cet. I (Damaskus:Daar al-Qalam,2006) hlm. 29. 14 Imam Suyuthi. Ad-Durul Mantsur fiy At-Tafsir al-Ma‟tsur. Juz. I (Bairut:Daar al-Kutub AlIlmiyyah,1990) hlm.5. 9



6



Rabi‟ul akhir tahun 869 H, dia pergi ke Hijaz, yang selanjutnya sampai di Makkah pertengahan bulan Jumadil akhir. Kemudian, pada awal tahun 870 H, dia kembali ke Mesir, kemudian melakukan perjalan ke Dimyath dan Iskandariah15 pada tahun itu.16 c) Karya-karyanya Imam Suyuti adalah seorang Ulama‟ dan penulis yang sangat produktif. Banyak sekali karya-karya beliau dalam berbagai disiplil Ilmu. Dalam bidang tafsir dan Ilmu tafsir, beliau mengarang kitab Tarjuman al-Qur‟an fiy Tafsir alMusnad, yang berisi tentang kumpulan hadis yang berhubungan dengan penafsiran ayat-ayat al-Qur‟an; ad-Durr al-Mansur fiy Tafsir bil Ma‟tsur; Mubhamat al-Aqran fiy al-Mubhamat al-Qur‟an; Lubab an-Nuqul fiy al-Asbab an-Nuzul; Tafsir jallalain, yang mana dia menyelesaikan tafsir yang belum selesai ditulis oleh gurunya,Jallaluddin al-Mahalliy; Majma‟al-Bahrain wa Mathla‟ alBadrain, yang memaparkan segala permasalahan furu‟ dalam al-Qur‟an; atTakhyir fiy „Ulum at-Tafsir, yang kemudian diperluas pemaparannya dengan judul al-Itqan fiy „Ulum al-Qur‟an.17 Dalam bidang hadis dan ilmu hadis, dia menulis kitab: Jami‟ al-Masanid yang dikenal dengan Jami‟ al-jawami‟ dan Jami‟ al-Kabir; al-Jami‟ as-Shaghir fiy al-Hadis al-Basyir an-nadhir. Dalam bidang bahasa dan sastra arab, dia juga menulis al-Mazhar fiy „Ulum al-Lughah, dan al-Iqtirah fiy „Ilm Ushul an-Nahwu wa Jidalih. Selain itu, dia juga menulis Asybah wa an-Nadhair fiy an-nahwu, yang



15



Iskandariyah atau Alexandria adalah pelabuhan utama di Mesir, dan kota terbesar kedua di negara tersebut, yang terletak 208 km di sebelah barat laut Kairo. 16 Iyad Khalid at-Thaba‟. Al-Imam al-Hafidz Jalaluddin as-Suyuti: Ma‟lamat al-Ulum alIslamiyyah. Cet. I (Damaskus:Daar al-Qalam,2006) hlm. 43. 17 Tim Penyusun. Ensiklopedi Islam. Jilid IV (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,2003) hlm. 324.



7



berisi tentang ilmu nahwu dengan metode fiqh. Selain yang disebutkan tersebut, sebenarnya masih banyak kitab-kitab beliau dalam berbagai disiplin ilmu yang tidak dapat disebutkan disini. 18 d) Murid-muridnya Imam Suyuti memiliki banyak sekali murid, seperti Ibrahim bin Abdurrahman bin Ali al-Alqamiy (w. 994), Ibn Muthir, Abu al-Khair bin „Amus ar-Rasyidi al-Hashariy, Abu al-Abbas, Ahmad bin Ali bin Zakariya, dan lain sebagainya. 19 Imam Jalaluddin As-Suyuti meninggal pada waktu sahur, pada malam jum‟at tanggal 19 Jumadil Ula tahun 911 H, bertepatan dengan tanggal 17 bulan Oktober tahun 1505 M, pada usia 61 tahun lebih 10 bulan lebih 18 hari. 20



2. Biografi Imam Jalalauddin Al-Mahalliy a) Nama Lengkap Dan Nasabnya Nama lengap beliau adalah Muhammad bin Ahmad bin Ibrahim bin Ahmad bin Hashim al-Jalal, Abu Abdillah bin al-Syihab, Abi al-‟Abbas bin al-Kamal alAnsari, al-Mahalli, al-Qahiri, al-Syafii. Gelaran al-Mahalli ini merupakan nisbahnya kepada sebuah bandar Mesir terkenal yang disebut al-Mahallah alKubra al-Gharbiyah. Beliau dilahirkan dilahirkan di mesir pada bulan Syawal tahun 791H., dan wafat pada tahun 864 H. di mesir, dan dimakamkan disana juga.21



18



Tim Penyusun. Ensiklopedi Islam. Jilid IV (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,2003), hlm. 325. 19 Lebih jelasnya, baca: Iyad Khalid at-Thaba‟. Al-Imam al-Hafidz Jalaluddin as-Suyuti: Ma‟lamat al-Ulum al-Islamiyyah. Cet. I (Damaskus:Daar al-Qalam,2006) hlm. 410-424. 20 Muhammad Husain ad-Dzahabi. At-Tafsir wa al-Mufassirun. Juz. I (Maktabah Wahbah,2000) hlm. 238..; Iyad Khalid at-Thaba‟. Al-Imam al-Hafidz Jalaluddin as-Suyuti: Ma‟lamat al-Ulum alIslamiyyah. Cet. I (Damaskus:Daar al-Qalam,2006) hlm. 436. 21 As-Suyuthi dan al-Mahally. Tafsir Jalalainbi Hamisy al-Qur’an al Karim, Muassasah ArRoyyan. Hal. 1



8



b) Perjalanan Ilmiah dan Guru-gurunya Beliau ahli dalam bidang Fiqih, Kalam, Ushul, Nahwu, Mantiq dan lain-lain. 22 Jalaluddin Al-Mahalli adalah seorang mufasir (ahli tafsir) berkebangsaan Mesir. Ia lebih dikenal dengan julukan Jalaluddin Al-Mahalli yang berarti orang yang mempunyai keagungan dalam masalah agama. Sedangkan sebutan Al-Mahalli dinisbahkan pada kampung kelahirannya, Mahalla al-Kubra, yang terletak di sebelah barat Kairo, tak jauh dari Sungai Nil. Sejak kecil tanda-tanda kecerdasan sudah menonjol pada diri Mahalli. Ia ulet menyerap berbagai ilmu, mulai dari tafsir, ushul fikih, teologi, fikih, matematika, nahwu dan logika. Mayoritas ilmu tersebut dipelajarinya secara otodidak, hanya sebagian kecil yang diserap dari ulama-ulama salaf pada masanya, seperti al-Badri Muhammad bin al-Aqsari, Burhan al-Baijuri, A‟la al-Bukhari dan Syamsuddin bin al-Bisati. Dalam kitab Mu’jam Al-Mufassirin, As-Sakhawi menuturkan bahwa Al-Mahalli adalah sosok imam yang sangat pandai dan berfikiran jernih. Kecerdasannya di atas ratarata.23 c) Karya-karyanya Diantara karya –karya beliu seperti : Kitab Ghoyah Al-Ikhtishol, Kitab Tahrir, Kitab Tankih, Kitab Salamatul „Ibaroh, Kitab Hasanil Mazji Wal Hal, Syarah Jam‟ul Jawami‟ Fil Ushul , Syarah Al-Minhah Fiy Fiqh As-Syafi‟i. Sarah Warqotu Fil Ushul dan Kitab Tafsir Jalalin. 24



B. Karakteristik Tafsir Jalalain 1. Bentuk Penafsiran Penafsiran al-Mahalli dan as-Suyuti dalam Jallalain-nya, tidaklah menggunakan sistem periwayatan, namun menggunakan ijtihad. Oleh karena



22



Muhammad Husain ad-Dzahabi. At-Tafsir wa al-Mufassirun. Juz. I (Maktabah Wahbah,2000) hlm. 233-234 23 Amin, Ghofur Saiful , Profil Para Mufasir al-Qur’an, Yogyakarta, Puataka Insan Madani, 2008. 24 Muhammad Husain ad-Dzahabi. At-Tafsir wa al-Mufassirun. Juz. I (Maktabah Wahbah,2000) hlm. 233-234.



9



itulah, para ulama‟ ilmu Al-Qur‟an, seperti Manna‟ Qathan, Ali Ash-Shabuni, Adz-Dzahabi, memasukkan tafsir Jallalain dalam kelompok tafsir bir-ra‟yi. 25 Hal tersebut, nampak dengan jelas ketika kita melihat tafsir jallalain, yang mana al-Mahalli dan as-Suyuti dalam tafsirnya sangat sedikit ditemukan periwayatan (hadis) dalam tafsir qur‟annya. Salah satunya, ketika as-Suyuti menafsirkan surat al-Baqarah ayat 45



} ‫{ واستعينوا } اطلبوا ادلعونة على أموركم { بالصرب } احلبس للنفس على ما تكره { والصالة‬ ‫أفردىا بالذكر تعظيما لشأهنا ويف احلديث « كان صلى اهلل عليو وسلم إذا َحَزبَوُ أمر بادر إىل‬ ‫ اخلطاب لليهود دلا عاقهم عن اإلميان الشََّرهُ وحب الرياسةأمروا بالصرب وىو الصوم‬. ‫الصالة » وقيل‬ ّ } ٌ‫َّها } أي الصالة { لَ َكبِ َرية‬ َ ‫ والصالة ألهنا تورث اخلشوع وتنفي الكرب { َوإِن‬، ‫ألنو يكسر الشهوة‬ .‫الطاعة‬



‫ثقيلة { إِالَّ َعلَى اخلاشعني } الساكنني إىل‬



(Mintalah pertolongan) dalam menghadapi urusan atau kesulitan-kesulitanmu (dengan jalan bersabar) menahan diri dari hal-hal yang tidak baik (dengan salat). Khusus disebutkan di sini untuk menyatakan bagaimana pentingnya salat itu. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa jika Nabi saw. hatinya risau disebabkan sesuatu masalah, maka beliau segera melakukan salat. Ada pula yang mengatakan bahwa perkataan ini ditujukan kepada orang-orang Yahudi yang terhalang beriman disebabkan ketamakan dan ingin kedudukan. Maka mereka disuruh bersabar yang maksudnya ialah berpuasa, karena berpuasa dapat melenyapkan itu. Salat, karena dapat menimbulkan kekhusyukan dan membasmi ketakaburan. (Dan



25



Manna‟ al-Qaththan. Mabahis fiy Ulum al-Qur‟an. (Maktabah Wahbah,2000) hlm. 356; Muhammad Husain ad-Dzahabi. At-Tafsir wa al-Mufassirun. Juz. I (Maktabah Wahbah,2000) hlm. 237.



10



sesungguhnya ia) maksudnya salat (amat berat) akan terasa berat (kecuali bagi orang-orang yang khusyuk) yang cenderung kepada berbuat taat. 2. Sistematika Penafsiran Menurut adz-Dzahabi,Al-Mahalliy memulai penafsirannya dari awal surat al-Kahfi sampai surat an-Nas, Sedangkan as-Suyuti menafsirkan dari awal surat al-baqarah sampai dengan akhir surat al-Isra‟. 26 Tafsir surat al-Fatihah diletakkan di belakang, yang mana hal itu untuk menunjukkan bahwa al-fatihah ditafsirkan oleh al-Mahalli. 27 Dalam menafsirkan al-qur‟an, al-Mahalli dan as-Suyuti menggunakan metode yang sama, meskipun dalam penafsirannya terdapat sedikit perbedaan dalam memahami suatu makna kata. Misalnya, ketika menafsirkan surat Shad, alMahalli menjelaskan makna (ar-Ruh) adalah adalah tubuh yang lembut dan tidak kelihatan oleh mata, yang membuat manusia dapat hidup karena memasuki tubuhnya, dan as-Suyuti mengikuti penjelasan dari al-Mahalli tersebut, ketika menafsirkan kata “ruh” dalam surat al-Hijr, namun oleh as-Suyuti ketika menafsirkan kata (ar-Ruh) dalam surat al-Isra‟ ayat 85, bahwa ruh adalah ilmu (pengetahuan) Allah , yang kita tidak bisa mendefinisikannya. 28 Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam tafsir jallalain berikut ini: Surat Shad: 72



ْ َ َ َ ُ ُ ْ َّ َ َ َ ُ ‫خ‬ َ ‫وِح َف َق ُعوا َ َُل َساجد‬ ِ ‫ت فِيهِ ن ِْن ُر‬ )72( ‫ِين‬ ‫فإِذا سويته ونف‬ ِ



26



Muhammad Husain ad-Dzahabi. At-Tafsir wa al-Mufassirun. Juz. I (Maktabah Wahbah,2000) hlm. 238. 27 Muhammad Husain ad-Dzahabi. At-Tafsir wa al-Mufassirun. Juz. I (Maktabah Wahbah,2000) hlm. 238. 28 Muhammad Husain ad-Dzahabi. At-Tafsir wa al-Mufassirun. Juz. I (Maktabah Wahbah,2000), hlm. 239.



11



ِ ‫{فَِإذَا س َّوي تو } أمتمتو { ونَ َفخت } أجريت { فِ ِيو ِمن ُّر‬ ‫ وإضافة الروح إليو‬، ً‫وحى } فصار حيا‬ ُ ْ َ ُ ُْ َ ‫تشريف آلدم والروح جسم لطيف حييا بو ا ِإلنسان بنفوذه فيو { فَ َق ُعواْ لَوُ ساجدين } سجود حتية‬ .‫باالحنناء‬ (Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya) telah sempurna kejadiannya (dan Kutiupkan) Kualirkan (kepadanya roh ciptaan-Ku) sehingga ia menjadi hidup. Dimudhafkannya lafal ruh kepada Allah dimaksud untuk memuliakan Nabi Adam. Roh adalah tubuh yang lembut dan tidak kelihatan oleh mata, yang membuat manusia dapat hidup karena memasuki tubuhnya (maka hendaklah kalian bersungkur dengan sujud kepadanya") sujud penghormatan dengan cara membungkukkan badan. Surat al-Hijr : 29



ْ َ َ َ ُ ُ ْ َّ َ َ َ ُ ‫خ‬ َ ‫وِح َف َق ُعوا َ َُل َساجد‬ ِ ‫ت فِيهِ ن ِْن ُر‬ )29( ‫ِين‬ ‫فإِذا سويته ونف‬ ِ ِ ‫{فَِإ َذا س َّوي تو } أمتمتو { ونَ َفخت } أجريت { فِ ِيو ِمن ُّر‬ ‫وحى } فصار حيِّا وإضافة الروح إليو‬ ُ ْ َ ُ ُْ َ .‫تشريف آلدم { فَ َق ُعواْ لَوُ ساجدين } سجود حتية باالحنناء‬ (Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya) telah merampungkan bentuknya (dan Aku telah meniupkan) maksudnya telah mengalirkan (ke dalam tubuhnya roh ciptaan-Ku) sehingga ia menjadi hidup; diidhafatkannya lafal ruuh kepada-Nya sebagai penghormatan kepada Adam (maka tunduklah kalian kepadanya



dengan



bersujud)



yaitu



sujud



penghormatan



dengan



cara



membungkuk. Surat al-Isra‟: 85.



‫ْ ْ َّ َ ا‬ َ َ َُ ََْ ُ ‫الر‬ ُ ‫وح ن ِْن أَ ْمر َر ّّب َو َنا أُوت‬ ُّ ‫وح قُل‬ ُّ ‫ك َعن‬ ِ )85( ‫ِيت ْم ن َِن العِل ِم إَِّل قلِيًل‬ ‫الر‬ ‫ويسألون‬ ِ ِ ِ ِ 12



} ّ‫ك } أي اليهود { َع ِن الروح } الذي حييا بو البدن { قُ ْل } ذلم { الروح ِم ْن أ َْم ِر َر‬ َ َ‫{ َويَ ْسئَ لُون‬ .‫أي ِع ْلمو ال تعلمونو { َوَما أُوتِيتُم ّمن العلم إِالَّ قَلِيالً } بالنسبة إىل علمو تعاىل‬ (Dan mereka bertanya kepadamu) yaitu orang-orang Yahudi (tentang roh,) yang karenanya jasad ini dapat hidup ("Katakanlah) kepada mereka! ('Roh itu termasuk urusan Rabbku) artinya termasuk ilmu-Nya oleh karenanya kalian tidak akan dapat mengetahuinya (dan tidaklah kalian diberi pengetahuan melainkan sedikit.'") dibandingkan dengan ilmu Allah . Dari situlah dapat kita lihat bagaimana al-Mahalli menafsirkan tentang ruh dan bagaimana pula as-suyuti menafsirkan tentang ruh. Kemudian, dapat pula kita lihat bagaimana al-Mahalli menafsirkan kata “as-Shabi-un” dalam surat al-Hajj, dan bagaimana as-Suyuti menafsirkan kata “as-Sabi-un” dalam surat al-Baqarah. Menurut adz-Dzahabi, al-Mahalli menafsirkan kata tersebut dengan “Kelompok (firqoh) dari Yahudi”, dan as-Suyuti pun menjelaskan dengan hal yang sama, hanya menambahkan dengan “atau orang Nashrani”. 29Penafsiran itu, dapat dilihat langsung dalam tafsirnya, yakni Surat al-Hajj: 17



ِ َّ ِ َّ ِ ِ ‫الصابِئِني والنَّصارى واْلمجوس والَّ ِذين أَ ْشرُكوا إِ َّن اللَّو ي ْف‬ ‫ص ُل بَْي نَ ُه ْم يَ ْوَم‬ ُ ‫ين َى‬ ََ َ ‫ين آَ َمنُوا َوالذ‬ َ ‫إ َّن الذ‬ َ َ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ َّ ‫ادوا َو‬ (١٧( ‫اْل ِقيَ َام ِة إِ َّن اللَّوَ َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء َش ِهي ٌد‬



‫ادواْ } ىم اليهود { والصابئني } طائفة منهم { والنصارى واجملوس‬ ُ ‫{إِ َّن الذين ءَ َامنُواْ والذين َى‬ ِ ‫والذين أَ ْشرُكواْ إِ َّن اهلل ي ْف‬ ‫ص ُل بَْي نَ ُه ْم يَ ْوَم القيامة } بإدخال ادلؤمنني اجلنة وإدخال غريىم النار { إِ َّن‬ َ َ



.‫اهلل على ُك ِّل َش ْى ٍء } من عملهم { َش ِهي ٌد } عامل بو علم مشاىدة‬



29



Muhammad Husain ad-Dzahabi. At-Tafsir wa al-Mufassirun. Juz. I (Maktabah Wahbah,2000) hlm. 240.



13



(Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi) mereka adalah pemeluk agama Yahudi (orang-orang Shabi'in) salah satu sekte dari orang-orang Yahudi (orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang Musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat) yaitu dengan memasukkan orang-orang yang beriman ke dalam surga dan mencampakkan orang-orang selain mereka ke dalam neraka. (Sesungguhnya Allah terhadap segala sesuatu) yang diperbuat mereka (Maha Menyaksikan) mengetahuinya secara nyata.30 Surat al-Baqarah: 62



ِ ‫الصابِئِني من آَمن بِاللَّ ِو والْي وِم ْاآلَ ِخ ِر وع ِمل ص‬ ِ َّ ِ َّ ِ ‫احلًا فَ لَ ُه ْم‬ ُ ‫ين َى‬ َ َ ََ َ ‫ادوا َوالن‬ َْ َ َ َ ْ َ َ َّ ‫َّص َارى َو‬ َ ‫ين آَ َمنُوا َوالذ‬ َ ‫إ َّن الذ‬ (٦٢( ‫ف َعلَْي ِه ْم َوَال ُى ْم َْحيَزنُو َن‬ ٌ ‫َج ُرُى ْم ِعْن َد َرِِّّبِ ْم َوَال َخ ْو‬ ْ‫أ‬ ِ } ‫ادواْ } ىم اليهود { والنصارى والصابئني‬ ُ ‫ءامنُواْ } باألنبياء من قبل { والذين َى‬ َ ‫{إ َّن الذين‬ ‫طائفة من اليهود أو النصارى { َم ْن ءَ َام َن } منهم { باهلل واليوم األخر } يف زمن نبينا { َو َع ِم َل‬ ‫ف َعلَْي ِه ْم َوالَ ُى ْم‬ ٌ ‫َج ُرُى ْم } أي ثواب أعماذلم { ِع َند َرِّّبِ ْم َوالَ َخ ْو‬ ْ ‫صاحلا } بشريعتو { فَ لَ ُه ْم أ‬ .‫َْحيَزنُو َن } روعي يف ضمري ( آمن ) و ( عمل ) لفظ ( من ) وفيما بعده معناىا‬ (Sesungguhnya orang-orang yang beriman) kepada para nabi di masa lalu (dan orang-orang Yahudi) (orang-orang Kristen dan orang-orang Shabiin) yakni segolongan dari orang-orang Yahudi atau Nasrani (siapa saja yang beriman) di antara mereka (kepada Allah dan hari akhir) di masa nabi kita (serta mengerjakan amal saleh) yaitu syariatnya (mereka akan memperoleh pahala) sebagai ganjaran dari amal perbuatan mereka itu (di sisi Tuhan mereka, tak ada kekhawatiran



30



Jalaluddin al-Mahalliy dan Jalaluddin as-Suyuti. Tafsir Jallalain. Juz. II (Daar al-Ihya‟ al-Kutub Al-Arabiyyah Indonesia,tt) hlm. 276.



14



terhadap mereka dan tidak pula mereka berduka cita). Dhamir atau kata ganti orang pada 'aamana', 'amila' dan sesudahnya hendaklah diartikan secara umum atau siapa saja.31 Sebagimana dikatakan diawal, bahwa tafsir jallalain merupakan tafsir bir-ra‟yi yang dalam memjelaskannya menggunakan hasil ijtihad atau pendapat dari mufassir. Sebagai contoh, berikut kutipan tafsir jallalain surat al-baqarah: 1-2.



‫ب} ال‬ َ ْ‫{ ذلك } أي ىذا { الكتاب } الذي يقرؤه حممد {الَ َري‬. ‫{امل } اهلل أعلم مبراده بذلك‬ ‫شك { فِ ِيو } أنو من عند اهلل ومجلة النفي خرب مبتدؤه ذلك واإلشارة بو للتعظيم { ُى ًدى } خرب‬ ِ ٍ ‫ني } الصائرين إىل التقوى بامتثال األوامر واجتناب النواىي التقائهم بذلك‬ َ ‫ثان أي ىاد { لّْل ُمتَّق‬ ‫النار‬ “ (Alif laam miim) Allah yang lebih mengetahui akan maksudnya. 002. (Kitab ini) yakni yang dibaca oleh Muhammad saw. (tidak ada keraguan) atau kebimbangan (padanya) bahwa ia benar-benar dari Allah swt. Kalimat negatif menjadi predikat dari subyek 'Kitab ini', sedangkan kata-kata isyarat 'ini' dipakai sebagai penghormatan. (menjadi petunjuk) sebagai predikat kedua, artinya menjadi penuntun (bagi orang-orang yang bertakwa) maksudnya orang-orang yang mengusahakan diri mereka supaya menjadi takwa dengan jalan mengikuti perintah dan menjauhi larangan demi menjaga diri dari api neraka.”.32 Penafsiran Al-Mahalliy diatas, sangat jelas memberikan penjelasan makna kata dengan hasil ijtihadnya, tidak menggunakan periwayatan hadis.



31



Jalaluddin al-Mahalliy dan Jalaluddin as-Suyuti. Tafsir Jallalain. Juz. I (Daar al-Ihya‟ al-Kutub Al-Arabiyyah Indonesia,tt) hlm. 10. 32 Jalaluddin al-Mahalliy dan Jalaluddin as-Suyuti. Tafsir Jallalain. Juz. I (Daar al-Ihya‟ al-Kutub Al-Arabiyyah Indonesia,tt) hlm. 2.



15



3. Metode Penafsiran Selanjutnya, tentang metode penafsiran dari Imam Jalaluddin al-Mahalliy dan Imam Jalaluddin as-Syuyuti dalam menulis tafsirnya adalah dengan metode Ijmali. 33 Hal itu nampak bahwa tafsirnya disusun dengan sangat ringkas dalam memberikan penjelasan dalam tafsirnya. Sebagaimana dalam kutipan tafsirnya surat al-baqarah: 4.



ِ ِ ِ ‫ك } أي التوراة واإلجنيل وغريمها‬ َ ‫ك } أي القرآن { َوَما أُن ِزَل من قَ ْبل‬ َ ‫{والذين يُ ْؤمنُو َن ِمبَا أُن ِزَل إِلَْي‬ .‫{ وباألخرة ُى ْم يُوقِنُو َن } يعلمون‬ “(Dan orang-orang yang beriman pada apa yang diturunkan kepadamu) maksudnya Alquran, (dan apa yang diturunkan sebelummu) yaitu Taurat, Injil dan selainnya (serta mereka yakin akan hari akhirat), artinya mengetahui secara pasti.”34 Untuk memperjelas pemahaman tentang model yang digunakan dalam tafsir ini,dapat kita lihat bagaimana al-Mahalli dan as-Suyuti dalam melakukan penafsiran al-qur‟an, terdapat beberapa model yang digunakan, diantaranya : Pada awal surat, mufassir menerangkan tentang nama surat, banyaknya ayat (beserta perbedaan pendapat tentang banyaknya, jika ada), serta tergolong madaniyah atau makkiyah-kah surat tersebut. Contoh : Pada surat Al-Baqoroh,



(‫)سورة البقرة‬ ‫مدنية مائتان وست أو سبع ومثانون آية‬ 33



Nashruddin Baidan.Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Cet. I (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005) hlm. 394. 34 Jalaluddin al-Mahalliy dan Jalaluddin as-Suyuti. Tafsir Jallalain. Juz. I (Daar al-Ihya‟ al-Kutub Al-Arabiyyah Indonesia,tt) hlm. 3.



16



Dalam awal surat al-baqarah tersebut, diperoleh penjelasan bahwa ia termasuk surat Madaniyyah, yang jumlah ayatnya ada 286 atau 287, karena ada perbedaan pendapat mengenai banyaknya ayat pada surat ini.



‫سورة التوبة‬ ‫ نزلت بعد ادلائدة‬129 ‫مدنية إال اآليتني األخريتني فمكيتان وآياهتا‬ Kedua, mufassir menjelaskan tentang kebahasaan dan qiroat. Hal itu dapat dilihat dalam contoh berikut ini



‫ { اهلل الصمد } مبتدأ‬. ‫َح ٌد } فاهلل خرب «ىو» و «أحد» بدل منو أو خرب ثان‬ َ ‫{قُ ْل ُى َو اهلل أ‬ .‫ أي ادلقصود يف احلوائج على الدوام‬: ‫وخرب‬ “(Katakanlah, "Dialah Allah Yang Maha Esa") lafal Allah adalah Khabar dari lafal Huwa, sedangkan lafal Ahadun adalah Badal dari lafal Allah, atau Khabar kedua dari lafal Huwa”.35 Dalam surat yang lain juga disebutkan



‫(ا ّن ال ّدين ) الرضى ( عند اهلل ) ىو ( االسالم ) اي الشرع ادلبعوث بو رسول النيب على التوحد‬ ‫ويف قرأة يفتح ان بدل من انو اخل بدل اشتمال‬ (Sesungguhnya agama) yang diridhoi (di sisi Allah) adalah agama (Islam) yaitu syari‟at yang dibawa oleh Rasul berdasarkan atas ketauhidan. Dalam salah satu qira‟ah dibaca anna sebagai badal dari inna yaitu badal isytimal. 36 Ketiga, memberikan penjelasan maksud kalimat. Contoh:



35



Jalaluddin al-Mahalliy dan Jalaluddin as-Suyuti. Tafsir Jallalain. Juz. II (Daar al-Ihya‟ al-Kutub Al-Arabiyyah Indonesia,tt) hlm. 511. 36 Jalaluddin al-Mahalliy dan Jalaluddin as-Suyuti. Tafsir Jallalain. Juz. I (Daar al-Ihya‟ al-Kutub Al-Arabiyyah Indonesia,tt) hlm. 46.



17



ِ ِ ِ ‫تسرون وما‬ ّ ‫{ َوُى َو اهلل } مستحق للعبادة { يف السموات َوِف األرض يَ ْعلَ ُم سَّرُك ْم َو َج ْهَرُك ْم } ما‬ ِ .‫وشر‬ ّ ‫جتهرون بو بينكم { َويَ ْعلَ ُم َما تَكْسبُو َن } تعملون من خري‬ (Dan Dialah Allah) yang berhak untuk disembah dan dipuja (baik di langit maupun di bumi, Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan) hal-hal yang kamu sembunyikan dan hal-hal yang kamu tampakkan di antara kamu sekalian (dan mengetahui pula apa yang kamu usahakan) perkara baik dan perkara buruk yang kamu ketahui.(Q.s. Al-An‟am: 3).37 Keempat, suatu kata ditafsirkan dengan menggunakan padanan katanya (sinonimnya). Sebagai contoh,



.‫ب الفلق } الصبح‬ ِّ ‫َعوذُ بَِر‬ ُ ‫{قُ ْل أ‬ (Katakanlah, "Aku berlindung kepada Rabb Yang menguasai falaq) atau waktu subuh. 38 4. Corak penafsiran Mengenai corak, Nasruddin Baidan membagi corak tafsir menjadi 3 macam, yaitu corak umum, corak khusus, dan corak kombinasi. Dalam hal ini, dia meletakkan kunci penentunya pada dominan atau tidaknya suatu ide pemikiran. Seorang faqih misalnya, sangat dimungkinkan sekali dalam tafsir karangannya didominasi oleh konsep-konsep fiqih, seorang teolog juga mungkin sekali apabila di dalam kitab tafsirnya didominasi oleh pemikiran dan konsep-konsep teologis. Apabila dalam sebuah kitab tafsir mengandung banyak corak, dan kesemuanya tidak ada yang mendominasi, maka tafsir semacam ini memiliki corak umum.



37



Jalaluddin al-Mahalliy dan Jalaluddin as-Suyuti. Tafsir Jallalain. Juz. I (Daar al-Ihya‟ al-Kutub Al-Arabiyyah Indonesia,tt), hlm. 112. 38 Jalaluddin al-Mahalliy dan Jalaluddin as-Suyuti. Tafsir Jallalain. Juz. II (Daar al-Ihya‟ al-Kutub Al-Arabiyyah Indonesia,tt) hlm. 512.



18



Akan tetapi bila yang dominan satu, maka disebut corak khusus. Dan jika yang dominan itu ada dua corak secara bersamaan dan memiliki porsi yang sama, maka disebut corak kombinasi. 39 Dalam hal ini, corak umum dapat ditemui pada tafsir Al-Jalalain. Artinya, bahwa tafsir jallain tidaklah memiliki kecenderungan khusus, seperti fiqh, tasawuf, atau yang lainnya. d) Kelebihan Dan Kekurangan Tafsir Jalalain Tafsir Jallalain dikarang oleh Imam Jalaluddin as-Suyuti dan Imam Jalaluddin al-Mahalliy. Tentang kelebihan dan kekurangan tafsir jallalain, sebenarnya dapat dilihat dalam metode yang digunakan. Al-Fatih Suryadilaga mengemukakan bahwa tafsir Jallalain menggunakan metode ijmali. 40 a) Kelebihan Tentang kelebihan, dapat dilihat dari kelebihan yang dimiliki oleh tafsir metode ijmali, yakni dengan bahasanya yang sederhana sehingga mudah difahami. 41 Nanang Ghozali juga menjelaskan bahwa tafsir dengan metode ini sangat bermanfaat terutama bagi pemula. 42 b) Kekurangan Tentang kekurangannya, Nasruddin Baidan menjelaskan bahwa metode ijmali ini memiliki kekurangan, yakni menjadikan petunjuk al-Qur‟an bersifat parsial dan tidak ada ruang untuk mengemukakan analisis yang memadai. 43



39



Nasruddin Baidan. Wawasan Baru Ilmu Tafsir. (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2005) hlm. 388 Al-Fatih Surya Dilaga.Metodologi Ilmu Tafsir. Cet. III. (Yogyakarta: Teras, 2010) hlm. 46. 41 Nanang Ghozali.Tafsir & Hadis Tentang Pendidikan. Cet. I. (Bandung: Pustaka Setia, 2013) hlm. 19. 42 Al-Fatih Surya Dilaga.Metodologi Ilmu Tafsir. Cet. III. (Yogyakarta: Teras, 2010) hlm. 46. 43 Nasruddin Baidan. Metodologi Penafsiran al-Qur‟an. Cet. I (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 1998) hlm. 24-26. 40



19



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Tafsir Jallalain dikarang oleh dua Imam yaitu Imam Jalaluddin as-Suyuti (849 H-911 H) seorang penulis yang sangat produktif dengan banyak karya beliau dalam berbagai disiplin Ilmu termasuk bidang tafsir dan Imam Jalaluddin alMahalliy (791H-864 H) seorang ahli tafsir, ahli dalam bidang Fiqih, Kalam, Ushul, Nahwu, Mantiq dan lain-lain. Karakteristik Tafsir Jalalain yang meliputi bentuk penafsiran tafsir bir-ra‟yi karena menggunakan ijtihad. Sistematika penafsiran memulai penafsirannya dari awal surat al-Kahfi sampai surat an-Nas, Sedangkan as-Suyuti menafsirkan dari awal surat Al-Baqarah sampai dengan akhir surat al-Isra‟, tafsir surat al-Fatihah diletakkan di belakang. Dalam menafsirkan Al-Qur‟an, al-Mahalli dan as-Suyuti menggunakan metode yang sama, meskipun dalam penafsirannya terdapat sedikit perbedaan dalam memahami suatu makna kata. Metode penafsirannya adalah dengan metode Ijmali yaitu disusun dengan sangat ringkas dalam memberikan penjelasan dalam tafsirnya. Adapun Corak penafsiran adalah umum artinya bahwa tafsir jallain tidaklah memiliki kecenderungan khusus, seperti fiqh, tasawuf, atau yang lainnya. Kelebihan yang dimiliki oleh tafsir metode ijmali, yakni dengan bahasanya yang sederhana sehingga mudah difahami dan sangat bermanfaat terutama bagi pemula. Sedangkan kekurangan tafsir Jalalain adalah menjadikan petunjuk alQur‟an bersifat parsial dan tidak ada ruang untuk mengemukakan analisis yang memadai sedangkan kekurangan.



20



DAFTAR PUSTAKA Al-Qur‟anul Kariim. Al-Qur‟an al-Karim bi Rasm Utsmani wa bi hamisyihi Tafsir al-Imamaini alJalalaini. (Daar Ibn Katsir,tt) Ahmad As-Shawiy al-Maliki. Hasiyatus Shawiy ‘ala Tafsir al-Jalalayn. Juz. I (Bairut:Daar al-Fikr,1993) Al-Fatih Surya Dilaga. Metodologi Ilmu Tafsir. Cet. III. (Yogyakarta: Teras, 2010) Amin, Ghofur Saiful , Profil Para Mufasir al-Qur’an, Yogyakarta, Puataka Insan Madani, 2008. As-Suyuthi dan al-Mahally. Tafsir Jalalainbi Hamisy al-Qur’an al Karim, Muassasah Ar-Royyan. Hujair A. H. Sanaky, Metode Tafsir [Perkembangan Metode Tafsir Mengikuti Warna atau Corak Mufassirin], Al-Mawarid Edisi XVIII Tahun 2008. Imam Suyuthi. Ad-Durul Mantsur fiy At-Tafsir al-Ma’tsur. Juz. I (Bairut:Daar alKutub Al-Ilmiyyah,1990) Imam Suyuthi. Tadrib ar-Rawi fiy Syarh Taqrib an-Nawawi. Juz. I (Bairut:Daar al-Kutub Al-Ilmiyyah,1996) Iyad Khalid at-Thaba‟. Al-Imam al-Hafidz Jalaluddin as-Suyuti: Ma’lamat alUlum al-Islamiyyah. Cet. I (Damaskus:Daar al-Qalam,2006) Jalaluddin al-Mahalliy dan Jalaluddin as-Suyuti. Tafsir Jallalain. Juz. II (Daar alIhya‟ al-Kutub Al-Arabiyyah Indonesia,tt) Jalaluddin al-Mahalliy dan Jalaluddin as-Suyuti. Tafsir Jallalain. Juz. I (Daar alIhya‟ al-Kutub Al-Arabiyyah Indonesia,tt) M. Hasybiy as Shiddiqiy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al Qur’an dan Tafsir, Jakarta: Bulan Bintang Indonesia, 1992. Manna‟ al-Qaththan. Mabahis fiy Ulum al-Qur’an. (Maktabah Wahbah,2000). Muhammad Husain ad-Dzahabi. At-Tafsir wa al-Mufassirun. Juz. I (Maktabah Wahbah,2000). Nanang Ghozali.Tafsir & Hadis Tentang Pendidikan. Cet. I. (Bandung: Pustaka Setia, 2013).



21



Nashruddin Baidan.Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Cet. I (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005). Sirojuddin Abbas, Sejarah dan Keagungan Madzhab Syafi’I ,Pustaka Tarbiyah Baru, cetakan ke-17, 2010. Hal. 229 Tim Penyusun. Ensiklopedi Islam. Jilid IV (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,2003).



22