Tahap Peralihan (Kelompok 9) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MATA KULIAH KONSELING INDIVIDUAL DAN KELOMPOK “TAHAP PERALIHAN” Dosen:



Dr. Arif Ainur Rofiq, S.Sos.I.,S.Pd.,M.Pd.



Oleh: Kelompok 9 1. Erwin Habbib Qurthubi (B93216080) 2. Shafira Nurfadila (B03218038)



PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2020



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk ciptaan lainnya, karena manusia terdiri dari unsur jasmani dan unsur rohani, yang keduanya merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan, keduanya saling menunjang dalam kehidupan. Di sisi lain, manusia adalah makhluk individu dan juga sebagai makhluk social Sebagai makhluk social, manusia dituntut untuk mampu mengembangkan diri dan menyesuaikan diri dengan masyarakat karena memang manusia memiliki potensi kemanusiaan yang meliputi dimensi keberagamaan, kesusilaan, keindividualan dan dimensi kesosialan sehingga dengan potensi tersebut menuntut manusia harus dapat beradaptasi dengan lingkungan dan masyarakat. Pemenuhan terhadap tuntutan perkembangan masyarakat sekaligus memerlukan pengembangan individu warga masyarakat secara serasi, selaras dan seimbang. Pengembangan kemanusiaan seutuhnya hendaknya mencapai pribadi-pribadi yang kediriannya matang, tangguh, dengan kemampuan social yang menyejukkan, kesusilaan yang tinggi dan luhur serta berkeimanan dan ketakwaan yang kokoh dan dalam.Namun kenyataan yang sering kita jumpai dalam kehidupan masyarakat akhir-akhir ini, banyak pribadi yang kurang berkembang dan rapuh, kurangnya rasa kebersamaan sebagai anggota kelompok masyarakat, kehidupan social yang panas, kesusilaan yang rendah dan keimanan dan ketakwaan yang labil dan dangkal.



B. Rumusan Masalah 1.



Apa pengertian tahap pengalihan?



2.



Apa langkah-langkah dalam tahap pengalihan?



3.



Apa hal penting diperhatikan seorang pemimpin dalam tahap peralihan?



C. Tujuan 1.



Untuk mengetahaui pengertian tahap pengalihan.



2.



Untuk langkah-langkah dalam tahap pengalihan



3.



Untuk hal penting diperhatikan seorang pemimpin dalam tahap peralihan.



BAB 2 PEMBAHASAN A. Pengertian Tahap Peralihan Tahap transisi adalah suatu tahap setelah proses pembentukan dan sebelum tahap kerja kelompok. Dalam kelompok yang diperkirakan berakhir 12-15 sesi, tahap transisi terjadi pada sesi kedua atau ketiga dan biasanya berlangsung 1-3 pertemuan. tahap ini terdiri dari dua bagian proses yang ditandai dengan eksperensi, sejumlah emosi dan interaksi anggota.1 Secara operasional hakikat tahap ini merupakan transisi antara tahap pembentukan dengan tahap kegiatan. Pada tahap ini pemimpin kelompok sekali harus jeli dalam melihat dan membaca situasi. Apabila masih terlihat gejala-gejala penolakan, rasa enggan salah paham, kurang bersemangat dalam melaksanakan kegiatan maka pemimpin kelompok tidak boleh binggung, apalagi putus asa.2 Hal umum yang sering muncul pada tahap ini adalah terjadinya suasana ketidakseimbangan dalam diri masing-masing anggota kelompok. Konselor diharapkan membuka permasalahan masing-masing anggota sehingga masalah tersebut dapat bersama-sama dirumuskan dan dapat diketahui penyebabnya. Walaupun anggota kelompok mulai terbuka satu sama lain, tetapi dapat pula terjadi kecemasan, resistensi, konflik, dan keengganan anggota kelompok membuka diri. Oleh karena itu, konselor selaku pemimpin kelompok harus dapat mengontrol dan mengarahkan anggotanya untuk merasa nyaman dan menjadikan anggota kelompok sebagai keluarganya sendiri. Untuk ini perlu diselenggarakanya.3 1. Suasana Kegiatan Pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan peranan para anggota kelompok dalam “kelompok bebas” (jika kelompok tersebut “kelompok bebas”), atau “kelompok tugas” (jika



M.Edi Kurnanto, Konseling Kelompok, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 73. Achmad Juntik, Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling,(Bandung:Refika Aditama, 2009), hlm. 56 3 Namora Lumongga Lubis.Memahami dasar-dasar konseling dalam teori dan praktik, (Jakarta.PT Kharisma Putra Utama,2011), hlm.213 1 2



kelompok tersebut “kelompok tugas”). Kemudian pemimpin kelompok menawarkan apakah para anggota sudah siap memulai kegiatan lebih lanjut itu. 2. Suasana Ketidak Imbangan Suasana ketidakimbangan secara khusus dapat mewarnai tahap peralihan ini. Sering kali terjadi konflik atau bahkan konfrontasi antara anggota kelompok dan pemimpin kelompok. Dalam hal ini pemimpin kelompok tidak menjadi kehilangan keseimbangan. Pendekatan langsung dan cara-cara main perintah saja, perlu dihindari. Tugas pemimpin kelompok dalam hal ini ialah membantu para anggota untuk menghadapi halangan, keengganan, sikap mempertahankan diri, dan ketidaksabaran yang timbul itu, agar diperoleh suasana kebersamaan dan semangat bagi dicapainya tujuan kelompok. Untuk itu, pemimpin kelompok perlu memiliki kemampuan tinggi dalam penghayatan indera maupun penghayatan rasa. Suasana keterbukaan yang bebas dan mengijinkan dikemukakannya apa saja yang dirasakan oleh para anggota kelompok perlu dipertahankan dan dikembangkan terus. Sebagai contoh bagi para anggota, sekali lagi pemimpin kelompok perlu membuka diri secara wajar dan tepat.4 B. Langkah-Langkah Tahap Peralihan Tujuan tahap ini adalah membangun iklim saling percaya yang mendorong anggota menghadapi rasa takut yang muncul pada tahap awal. Konselor perlu memahami karakterisik dan dinamika yang terjadi pada tahap peralihan dapat dilaksanakan melalui langkah-langkah5 : a.       Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya b.      Menawarkan sambil mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selajutnya c.       Membahas suasana yang terjadi d.      Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota e.       Kalau dipandang perlu, kembali kebeberapa aspek tahap pertama



Namora Lumongga Lubis.Memahami dasar-dasar konseling dalam teori dan praktik, (Jakarta.PT Kharisma Putra Utama), hlm.214 5 Slamet Santosa, Dinamika Kelompok ( Jakarta : PT Bumi Aksara, 2004) hal 6 4



C. Hal Yang Diperhatikan Oleh Seorang Pemimpin Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang pemimpin, yaitu6: 1. Menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka 2. Tidak mempergunakan cara-cara yang bersifat langsung atau mengambil alih kekuasaannya. 3. Mendorong dibahasnya suasana perasaan. 4. Membuka diri, sebagai contoh dan penuh empati.



6



Winkel. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2008), hlm. 30-36.



KESIMPULAN Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya Mengamati dan menanyakan apakah para anggota kelompok sudah siap menjalani kegiatan ini pada tahap selanjutnya. PENUTUP Demikianlah makalah ini kami buat, mohon maaf apabila terdapat kesalahan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita semua.



DAFTAR PUSTAKA M.Edi Kurnanto, 2013. Konseling Kelompok, Bandung: Alfabeta Lubis Namora Lumongga, 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori dan Praktik. Jakarta : PT Kharisma Putra Utama Achmad Juntik,2009. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung : Refika Aditama Slamet Santosa, 2004. Dinamika Kelompok. Jakarta : PT Bumi Aksara Winkel,2008. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Gramedia Widia Sarana Indonesia