Tak RBD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

THERAPHY AKTIFITAS KELOMPOK RESIKO BUNUH DIRI



Disusun untuk Memenuhi Tugas Panum



Oleh : Kelompok RSDK Panum Ners 16



PROGAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANKARYA HUSADA SEMARANG 2018



PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ( TAK ) STIMULASI PERSEPSI PADA KLIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI



A. Latar Belakang Kedaruratan Psikiatrik adalah keadaan gangguan dalam proses fikir, alam perasaan dan perbuatan yang memerlukan tindakan pertolongan segera. Kasus kedaruratan psikiatrik yang sering ditemukan adalah percobaan bunuh diri dan keadaan gaduh gelisah Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri karena merupakan perilaku untuk mengakhiri kehidupannya Alasan individu mengakhiri kehidupan adalah: 1) kegagalan untuk beradaptasi, sehingga tidak dapat menghadapi stress, 2) perasaan terisolasi, dapat terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal/ gagal melakukan hubungan yang berarti, 3) perasaan marah/ bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada diri sendiri, 4) cara untuk mengakhiri keputusasaan, 5) tangisan minta tolong. Selain itu adanya stigma masyarakat bahwa kecendrungan bunuh diri adalah karena keturunan Dimana individu tersebut oleh masyarakat sudah dicap dan tidak perlu ditolong. Penyebab perilaku bunuh diri pada individu gangguan jiwa karena stress yang tinggi dan kegagalan mekanisme koping yang digunakan dalam mengatasi masalah Kepuasan berhubungan dapat dicapai jika individu dapat terlibat secara aktif dalam proses berhubungan. Peran serta yang tinggi dalam berhubungan disertai respon lingkungan yang positif akan meningkatkan rasa memiliki, kerja sama, hubungan timbal balik yang sinkron. Pasien yang mempunyai harga diri rendah kecenderungan berniat untuk bunuh diri. Oleh karena itu, meningkatkan harga diri



seseorang sehingga dapat berhubungan sosial dengan orang sekitar bermanfaat untuk mencegah terjadinya bunuh diri. Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan, dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif. Terapi aktivitas stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan/atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.



B. Tujuan 1. Tujuan Umum Peserta TAK mampu meningkatkan hubungan interpersonal anggota kelompok, berkomunikasi, mampu berinteraksi maupun berespon terhadap stimulasi yang diberikan 2. Tujuan Khusus Sesi 1 a. Klien dapat meningkatkan harga diri b. Klien dapat berpikir positif terhadap dirinya Sesi 2 a. Klien dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif b. Klien dapat membuat rencana masa depan yang realistis C. Landasan Teori Bunuh diri adalah segala sesuatu perbuatan dengan tujuan untuk membinasakan dirinya sendiri dan dengan sengaja dilakukan oleh seseorang yang tau akan akibatnya yang mungkin pada waktu yang singkat. Bunuh diri adalah suatu tindakan agresif yang langsung terhadap diri sendiri untuk mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan koping terakhir dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Resiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang dapatmengancam kehidupan. Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri karena



merupakan perilaku untuk mengakhiri kehidupannya. Perilaku bunuh diri disebabkan karena stress yang tinggi dan berkepanjangan dimana individu gagal dalam melakukan mekanisme koping yang digunakan dalam mengatasi masalah. Beberapa alasan individu mengakhiri kehidupan adalah kegagalan untuk beradaptasi, sehingga tidak dapat menghadapi stress, perasaan terisolasi, dapat terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal/ gagal melakukan hubungan yang berarti, perasaan marah/ bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada diri sendiri, cara untuk mengakhiri keputusasaan



D. Metode dan media a. Metode 1. Diskusi 2. Permainan b. Alat : 1. Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK. 2. Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK. c. Kegiatan TAK ini terdiri dari 3sesi: Sesi 1 : Melindungi pasien dari bunuh diri Sesi 2 :Meningkatkan Harga Diri pasien Sesi 3 : Menggunakan mekanisme koping yang adaptif



E. Kriteria Klien 1. Kriteria a. Klien yang sehat fisik b. Klien dengan harga diri rendah kronis c. Klien yang memiliki perasaan negatif pada dirinya d. Klien dengan resiko bunuh diri 2. Proses Seleksi e. Berdasarkan observasi klien sehari- hari f. Berdasarkan informasi dan diskusi dengan perawat ruangan mengenai perilaku klien sehari- hari g. Hasil diskusi kelompok h. Berdasarkan asuhan keperawatan i. Adanya kesepakatan dengan klien



F. Susunan Pelaksana 1. Leader Tugas Leader: a. Mengkoordinasi seluruh kegiatan. b. Memimpin jalannya terapi kelompok. c. Memimpin diskusi. d. Kontrak waktu e. Menyimpulkan hasil kegiatan f. Menutup acara 2. Co Leader Tugas Co Leader a.



Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan.



b.



Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang.



c.



Membantu memimpin jalannya kegiatan.



d.



Menggantikan leader jika terhalang tugas.



3. fasilitator Tugas fasilitator a.



Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok.



b.



Memotivasi anggota dalm ekspresi perasaan setelah kegiatan.



c.



Mengatur posisi kelompok dalm lingkungan untuk melaksanakan kegiatan.



d.



Membimbing kelompok selama permainan diskusi.



e.



Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan.



f.



Bertanggung jawab terhadap program antisispasi masalah.



4. observer Tugas observer a. Membantu klien meluruskan dan menjelaskan tugas yang harus dilakukan b. Mendampingi peserta TAK c. Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok d. Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan 5. Klien



Tugas klien Menjalankan dan mengikuti kegiatan terapi 6. Cadangan klien Menggantikan klien apabila terdapat klien yangtidak kooperatif.



G. Waktu a. Hari/ tanggal : Selasa, 06 Maret 2018 b. Jam



: 13.00-selesai



c. Tempat



: Ruang Laboratorium STIKES Karya Husada Semarangf



d. Acara



: Terapi Aktifitas Resiko Bunu Diri



e. Jumlah pasien : f. H. Setting Tempat 1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran. 2. Ruangan nyaman dan tenang.



CO LEADER LEADER



PASIEN



PASIEN



PASIEN



PASIENN



FAILITATOR



FASILITATOR



PASIEN



I. Pembagian Tugas



PASIEN



Leader



:



Co Leader



:



Observer



:



Fasilitator



:



J. Tata tertib dan Program antisipasi 1.



Tata Tertib a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK. b.



Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.



c.



Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.



d.



Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan (TAK) berlangsung.



e.



Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.



f.



Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan.Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.



g.



Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun Tak belum selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu TAK kepada anggota.



2.



Program antisipasi Ada beberapa langkah yanga dapat diambil dalam mengantisipasi kemungkinan yang akan terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkah-langkah yang diambil dalam program antisipasi masalah adalah: a. Apabila ada klien yang telah bersedia untuk mengikuti TAK, namun pada saat pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang diambil adalah: mempersiapkan klien cadangan yang telah diseleksi sesuai dengan kriteria dan telah disepakati oleh anggota kelompok lainnya. b.



Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak mentaati tata tertib yang telah disepakati, maka berdasarkan kesepakatan ditegur terlebih dahulu dan bila masih tidak cooperative maka dikeluarkan dari kegiatan.



c.



Bila



ada



anggota



kelompok



yang



melakukan



kekerasan,



leader



memberitahukan kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan tidak boleh dilakukan. K. Mekanisme Kegiatan 1.



Persiapan



2.



a.



Memilih klien dengan resiko perilaku kekerasan.



b.



Membuat kontrak dengan klien.



c.



Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.



Orientasi a.



Memberi salam terapeutik dan memperkenalkan tim terapis



b.



Evaluasi/Validasi menanyakan perasaan klien saat ini.



c.



Kontrak : 1) Menjelaskan tujuan kegiatan. 2) Setiap peserta wajib memperkenalkan diri. 3) Peserta yang meninggalkan kelompok harus mendapat ijin dari terapis. 4) Lama Kegiatan 30 menit. 5) Setiap peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.



3.



4.



Tahap Kerja a.



Tempatkan klien sesuai dengan denah pelaksanaan TAK



b.



Bagikan alat dan bahan untuk pelaksanaan TAK



c.



Jelaskan Peraturan dan cara permainan TAK



d.



Demonstrasi tentang cara permainan TAK



e.



Laksanakan TAK



Tahap Terminasi a.



Evaluasi 1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK 2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok



b.



Rencana Tindak Lanjut 1) Menganjurkan tiap anggota kelompok untuk selalu mengontrol emosi 2) Menganjurkan klien untuk belajar mengendalikan emosinya dengan melakukan hal-hal positif



c.



Kontrak yang akan Datang 1) Menyepakati Kegiatan TAK 2) Menyepakati waktu dan tempat.



Sesi 1 Stimulasi persepsi : Pencegahan Bunuh Diri Mencegah keinginan untuk Bunuh Diri



1. Sesi 1 a. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mencegah keinginan untuk bunuh diri b. Terapis menjelaskan aturan main berikut : 1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis. 2) Lama kegiatan 30 menit. 3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai. 2. Tahap kerja a. Terapis memperkenalkan diri : nama lengkap dan nama panggilan serta memakai papan nama. b. Terapis menanyakan perasaan klien saat ini c. Terapis menanyakan apakah klien masih ada keinginan bunuh diri d. Terapis menanyakan apa yang dilakukan klien saat keinginan tersebut muncul e. Terapis menjelaskan cara mengalihkan bila keinginan untuk bunuh diri muncul dengan modifikasi lingkungan psikis. f. Terapis memberi pujian pada setiap peran serta klien. 3. Tahap terminasi. a. Evaluasi 1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK 2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.



b. Tindak lanjut. Terapis meminta klien menceritakan kembali cara mengalihkan bila keinginan bunuh diri muncul secara tertulis. c. Kontrak yang akan datang. 1) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu mengidentifikasi hal positif yang dimiliki untuk meningkatkan harga diri 2) Menyepakati waktu dan tempat.



Evaluasi dan dokumentasi Evaluasi Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK sesi2stimulasi persepsi : pencegahan resiko bunuh diri, kemampuan klien yang diharapkan adalah mampu menceritakan kembali cara mencegah bila bunuh diri. Formulir evaluasi sebagai berikut : Nama Peserta TAK No



Aspek yang Dinilai



1



Menyebutkan cara yang selama ini digunakan untuk mengalihkan bila muncul keinginan bunuh diri



2



Menyebutkan efektivitas cara



3



Memperagakan mengalihkan bila keinginan bunuh diri muncul



Petunjuk : 1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama. 2. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu.



keinginan



Dokumentasi Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki oleh klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi , TAK stimulasi persepsi pencegahan resiko bunuh diri. Klien mampu menuliskan cara mengalihkan bila keinginan bunuh diri muncul dan tingkatkan reinforcement (pujian).



Sesi 2 Stimulasi persepsi : Pencegahan Bunuh Diri Meningkatkan Harga Diri Klien A. Tujuan 1. Klien dapat mengidentifikasik pengalaman yang tidak menyenangkan. 2. Klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya B. Setting 1. Terapis danklien duduk bersama dalam lingkaran. 2. Ruang nyaman dan tenang. C. Alat 1. Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK. 2. Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK. D. Metode 1. Diskusi 2. Permainan E. Langkah kegiatan 1. Persiapan a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan konsep diri, harga diri rendah. b. Membuat kontrak dengan kien. c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan. 2. Orientasi a. Salam terapeutik 1. Salam dari terapis kepada klien. 2. Perkenalkan nama dan panggilan terapis ( pakai papan nama). 3. Menanyakan nama dan panggilan semua klien ( beri papan nama )



b. Evaluasi/validasi Menanyakan perasaan klien saat ini. F. Kontrak 1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bercakap-cakap tentang hal positif diri sendiri. 2. Terapis menjelaskan aturan main berikut. a. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis. b. Lama kegiatan 45 menit. c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai. 3. Tahap Kerja a. Terapis memperkenalkan diri : nama lengkap dan nama panggilan serta memakai papan nama. b. Terapis membagikan kertas dan spidol kepada klien. c. Terapis meminta tiap klien menulis pengalaman yang tidak menyenangkan. d. Terapis memberi pujian atas peran serta klien. e. Terapis membagikan kertas yang kedua. f. Terapis meminta tiap klien menulis hal positif



tentang diri sendiri,



kemampuan yang dimiliki, kegiatan yang biasanya dilakukan di rumah dan dirumah sakit. g. Terapis meminta klien membacakan hal positif yang sudah ditulis secara bergiliran sampai semua klien mendapat giliran. h. Terapis memberi pujian pada setiap peran serta klien 4. Tahap terminasi a. Evaluasi 1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK. 2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok. b. Tindak lanjut. Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang belum tertulis. c. Kontrak yang akan dating. 1. menyepakati TAK yang akan datang, yaitu melatih hal positif diri yang dapat diterapkan dirumah sakit dan dirumah. 2. Menyepakati waktu dan tempat.



Evaluasi dan Dokumentasi Evaluasi Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi presepsi: harga diri rendah sesi 3, kemampuan klien yang diharapkan adalah menuliskan pengalaman yang tidak menyenangkan dan aspek positif (kemampuan) yang dimiliki. Formulir evaluasi sebagai berikut.



Sesi 2 Stimulasi presepsi: harga diri rendah Kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan dan hal positif diri sendiri No.



Nama klien



Menulis pengalaman yang



Menulis hal positif diri



tidak menyenangkan



sendiri



1 2 3 4 5 6 7 8 Petunjuk: 1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama. 2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan dan aspek positif diri sendiri. Beri tanda cek jika klien mampu dan tanda silang jika klien tidak mampu. Dokumentasi Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperaawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 3, TAK stimulasi persepsi harga diri rendah. Klien mampu menuliskan tiga hal pengalaman yang tidak menyenangkan, mengalami



kesulitan menyebutkan hal positif diri. Anjurkan klien menulis kemampuan dan hal positif dirinya dan tingkatkan rinforcement (pujian).



Sesi 3 Stimulasi persepsi : Pencegahan Bunuh Diri Menggunakan mekanisme koping yang adaptif



A. Tujuan : 1.



Klien dapat mengenali hal-hal yang ia sayangi



2.



Klien dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif



3.



Klien dapat merencanakan dan menetapkan masa depan yang realistis



B. Setting 1.



Terapis dan klien duduk bersama secara melingkar



2.



Tempat nyaman dan tenang.



C. Alat 1.



Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK.



2.



Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK.



D. Metode 1.



Diskusi dan Tanya jawab



2.



Permainan



E. Langkah kegiatan 1.



2.



Persiapan a.



Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 4.



b.



Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.



Orientasi a.



Salam terapiutik.



b.



Salam dari terapis kepada klien.



c.



Klien dan terapis pakai papan nama.



3. Evaluasi / validasi Menanyakan perasaan klien saat ini. F. Kontrak 1.



Terapis menjelaskan tujuan TAK



2.



Terapis menjelaskan aturan main berikut : a. Jika ada kien yang meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis. b. Lama kegiatan 30 menit. c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.



3.



Tahap kerja a. Terapis membagikan kertas HVS dan spidol, masing-masing satu buah untuk setiap klien b. Terapis meminta klien menuliskan siapa orang yang paling disayangi dan dicintai c. Terapis meminta klien memilih dari salah satu orang yang dicintai, siapa yang paling dekat dan paling dipercaya oleh klien d. Terapis menjelaskan pentingnya koping yang adaptif dan menganjurkan klien untuk berbagi masalah kepada orang yang paling dekat dan dipercaya agar klien tidak merasa tertekan dan terbebani e. Terapis menjelaskan pentingnya memiliki tujuan hidup (masa depan) agar bersemangat berusaha mewujudkan dan optimistis f. Terapis meminta klien menuliskan masing-masing tujuan hidup (masa depan) klien di kertas yang telah dibagikan. g. Terapis meminta klien untuk membacakan tujuan hidup (masa depan) yang telah ditulisnya secara bergantian h. Terapis memberikan pujian dan mengajak tepuk tangan klien lain jika satu orang klien telah selesai membacakan. i. Terapis meminta klien melihat lagi tujuan hidupnya (masa depannya), mencoret tujuan yang sulit (tidak mungkin) dicapai. j. Terapis meminta klien membaca ulang tujuan hidup (masa depan) yang benar-benar realistis ( seperti langkah d). k. Terapis memberikan pujian kepada klien setiap selesai membacakan tujuan hidupnya.



4.



Tahap terminasi. a. Evaluasi 1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK. 2) Terapis memberikan pujian kepada kelompok. b. Tindak lanjut Terapis meminta klien untuk menyimpan kertas tersebut dan menuliskan lagi\tujuan hidup yang mungkin masih ada dan pengalaman-pengalaman yangmenyenangkan bersama orang yang dicintai dan membacanya kembali agar bisamenggunakan mekanisme koping yang adaptif c. Kontrak yang akan dating 1) Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang, 2) Menyepakati waktu dan tempat untuk TAK



Evaluasi dan dokumentasi Evaluasi Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi : Menggunakan mekanisme koping yang adaptif pada sesi III, kemampuan klien yang diharapkan adalah mampu menggunakan mekanisme koping yang adaptif dan mampu menentukan masa depan yang realistis. Formulir evaluasi sebagai berikut : Nama Peserta TAK No



Aspek yang Dinilai



1



4



Menyebutkan orang yang paling dicintai dan disayangi Memilih orang yang paling dekat dan dipercaya Menyebutkan cara menggunakan koping yang adaptif Menuliskan tujuan hidup (masa depan)



5



Membaca tujuan hidup (masa depan)



2 3



6



Memilih tujuan hidup (masa depan) yang realistis Petunjuk : 1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama.



2. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu. Dokumentasi Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 4, TAK stimulasi persepsi : Menggunakan Mekanisme Koping yang Adaptif. Misalnya : Klien mampu berbagi masalah dengan keluarga. Anjurkan dan jadwalkan agar klien melakukannya serta berikan pujian.



DAFTAR PUSTAKA Hurlock,



E.B



(2008).



Perkembangan



Anak.



Alih



bahasa



oleh



Soedjarmo



&



Istiwidayanti.Jakarta: Erlangga. Atkinson (2009).Pengantar Psikologi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Mappiare, A. (2012). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional. Kartono, K. (2011). Patologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, Fourth Edition.Washington, DC, Amerika Psychiatric Association, 2011.