TAKSONOMI PENDIDIKAN (1) (AutoRecovered) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TAKSONOMI PENDIDIKAN Disusun untuk memenihi tugas Mata Kuliah Introduction to Pedagogy Dosen Pengampu: Siti Zazak Soraya, M.Ed



Disusun Oleh: Kelompok 8 Muhammad Haziq Alwie Danial Muhlis Darmawan Kelas: TBI C



204200091 204200092



JURUSAN TADRIS BAHASA INGGRIS FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO TAHUN 2020/2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas terbentunya makalah Taksonomi Pendidikan untuk mata kuliah Introduction to Pedagogy. Makalah ini kami susun sesuai dengan sumber- sumber terpercaya dan akurat yang telah ditugaskan oleh pihak dosen khususnya jurusan Tadris Bahasa Inggris. Menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna dan memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan memberikan manfaat.



Ponorogo, 22 Maret 2020



Penulis



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.......................................................................2 DAFTAR ISI.....................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN



A.



Latar Belakang............................................................4



B.



Rumusan Masalah.......................................................5



C.



Tujuan.........................................................................5



BAB II PEMBAHASAN



A.



Definisi Taksonomi.....................................................6



B.



Ranah Taksonomi.......................................................7



BAB III PENUTUP



Kesimpulan.......................................................................13 DAFTAR PUSTAKA......................................................................14



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Sebagai calon guru kita diharapkan mampu membuat peserta didik yang kita ajar menjadi manusia yang berguna baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Maka kita perlu menerapkan suatu ancang-ancang untuk belajar. Agar dalam proses belajar nanti kita bisa memilih jalan yang tepat supaya tidak sembarangan dalam menyampaikan suatu materi pelajaran. Dan untuk itu kita memerlukan yang namanya taksonomi dalam pendidikan. Gunanya taksonomi pendidikan adalah supaya para guru membuat tujuan pelajaran yang harus dirumuskan sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Kemudian tujuan tersebut harus diberitahukan kepada para siswa. Supaya para siswa nantinya akan berusaha untuk menggapai tujuan pelajaran, yang telah dirancang oleh guru. Taksonomi dapat diibaratkan seandainya kita mau pergi ke suatu tempat maka sudah ada ancang-ancang jalan mana yang tepat untuk kita lalui. Karena banyak berbagai jalan maka jalan yang paling tepat (mudah, cepat sampai, jalannya tidak rusak) itu yang akan kita tempuh. Begitu pula dalam penyampaian



pembelajaran jalan yang paling tepatlah yang harus kita tempuh. B. Rumusan Masalah ABCDEFG C. Tujuan ABCDEFG



BAB II PEMBAHASAN



A. Definisi Taksonomi Kata taksonomi berasal dari bahasa Yunani “Tassein” yang berarti untuk mengelompokkan dan “Nomos” yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu. 1 Taksonomi dapat digambarkan seperti sebuah hubungan antara ayah dan anak yang berada dalam satu struktur hirarki yang terhubung antara satu dengan yang lain. Taksonomi adalah sebuah kerangka untuk mengklasifikasikan pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk memprediksi kemampuan peserta didik dalam belajar sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran.2 Taksonomi



merupakan



sebuah



istilah



dalam



pengelompokkan ranah penilaian tujuan pendidikan. Dalam dunia pendidikan, taksonomi adalah pengklasifikasian terhadap tingkat kemampuan peserta didik dalam mencapai tujuan belajar mengajar baik ditinjau dari aspek kognitif, afektif, dan juga psikomotor. 1



Abidin, Analisis Taksonomi Bloom Konsep dan Implikasinya Bagi Pendidikan Anak, (2012.Vol 1 No 2.3 Oktober 2019) 2 Ina Magdelena, Tiga Ranah Taksonomi Bloom dalam Pendidikan, 1 (Juni, 2020) 133



Taksonomi yang digunakan untuk tujuan pendidikan ini disebut Taksonomi Bloom. Taksonomi Bloom dirancang oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Ia membagi tujuan pendidikan menjadi beberapa domain dan tingkatan hirarki. Tujuan pendidikan tersebut dibagi pada tiga tingkatan: 1.



Kognitif



2.



Afektif



3.



Psikomotor



Adapun Blomm dan Krathwohl telah memberikan banyak inspirasi kepada banyak orang yang melahirkan taksonomi lain. Prinsip-prinsip dasar yang digunakan oleh dua orang ini ada empat buah, yaitu: 1.



Prinsip metodologis



2.



Prinsip psikologis



3.



Prinsip logis



4.



Prinsip tujuan



B. Ranah Taksonomi Taksonomi Bloom merupakan struktur hierarki yang mengidentifikasikan skills mulai dari tingkat terendah hingga tertinggi. Setiap tingkatan dalam Taksonomi Bloom memiliki korelasinya masing-masing. Maka, untuk mencapai tingkatan yang paling tinggi, tentu tingkatan-tingkatan yang berada di



bawahnya harus dikuasai terlebih dahulu. Konsep Taksonomi Bloom, membagi domainnya menjadi 3 ranah, yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. 1.



Ranah Kognitif. Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Ranah ini berkenaan dengan ingatan atau pengetahuan dan kemampuan intelektual. Dalam hubungan dengan satuan pelajaran, ranah kognitif memegang peranan paling utama. Ranah ini meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari, yang berkenaan dengan kemampuan berpikir, kompetensi



memperoleh



pengetahuan,



pengenalan,



pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan penalaran. Ranah kognitif terdiri atas 6 tingkatan, yaitu: 1.



Pengetahuan (Knowledge) Pada jenjang ini menekankan pada kemampuan dalam mengingat kembali materi yang telah dipelajari, seperti pengetahuan tentang istilah, fakta khusus, konvensi, kecenderungan dan urutan, klasifikasi dan kategori, kriteria serta metodologi. Tingkatan atau jenjang ini merupakan tingkatan terendah namun menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya. Di jenjang ini, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan dengan hapalan saja



2.



Pemahaman (Comprehension)



Pemahaman adalah



kemampuan seseorang



untuk



mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai



segi.



Seseorang



peserta



didik



dikatakan



memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan dan memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. 3.



Penerapan (Application) Penerapan



adalah



kesanggupan



seseorang



untuk



menerapan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi dan kongkret. 4.



Analisis (Analysis) Analisis adalah kemampuan seseorang untuk merinci dan menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya.



5.



Sintesis (Synthesis) Sintesis adalah kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsurunsur cecara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru.



6.



Evaluasi (Evaluation)



Penilaian adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom. Penilaian atau evaluasi di sini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide, minsalnya jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan, maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik, sesuai dengan patokanpatokan atau kriteria yang ada 2.



Ranah Afektif Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagaitingkah laku. Ranah afektif berlandaskan lima kategori, yaitu: 1.



Penerimaan (Receiving) Penerimaan adalah semacam kepekaan dalam menerima rangsanagn atau stimulasi dari luar yang datang pada diri peserta didik



2.



Pemerian Respons (Responding) Suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif untuk mengikutsertakan dirinya dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Hal ini dapat dicontohkan dengan menyerahkan laporan tugas tepat pada waktunya



3.



Penghargaan (Valuing) Kategori ini berkenaan dengan memberikan nilai, penghargaan dan kepercayaan terhadap suatu gejala atau stimulus tertentu. Hal ini dapat dicontohkan dengan bersikap jujur dalam kegiatan belajar mengajar serta bertanggungjawab terhadap segala hal selama proses pembelajaran



4.



Pengorganisasian (Organization) Kategori ini meliputi konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimiliki. Hal ini dapat dicontohkan dengan kemampuan menimbang akibat positif dan negatif dari suatu kemajuan sains terhadap kehidupan manusia.



5.



Karakteristik (Characterization) Kategori ini berkenaan dengan keterpaduan semua sistem



nilai



yang



telah



dimiliki



seseorang



yang



mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Proses internalisais nilai menempati urutan tertinggi dalam hierarki nilai. Hal ini dicontohkan dengan bersedianya mengubah pendapat jika ada bukti yang tidak mendukung pendapatnya. 3.



Ranah Psikomotorik Ranah Psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan ketrampilan



(skill)



atau



kemampuan



bertindak



setelah



seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar



psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif (yang



baru



tampak



dalam



bentuk



kecenderungan-



kecenderungan untuk berperilaku). Hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif akan menjadi hasil



belajar



psikomotor



apabila



peserta



didik



telah



menunjukan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektifnya. Kategori yang termasuk dalam ranah ini adalah: 1.



Meniru Kategori ini merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan contoh yang diamatinya walaupun masih belum mengerti makna dari yang ditiru.



2.



Memanipulasi Kategori ini merupakan kemampuan untuk melakukan suatu tindakan lalu memilih apa yang diperlukan dari apa yang diajarkan.



3.



Pengalamiahan Kategori ini merupakan suatu penampilan tindakan dimana hal yang diajarkan, telah menjadi suatu kebiasaan dengan Gerakan yang ditampilkan lebih meyakinkan.



4.



Artikulasi Kategori ini merupakan suatu tahap dimana seseorang dapat melakukan suatu keterampilan yang lebih kompleks terutama yang berhubungan dengan gerakan interpretatif.



BAB III PENUTUP



Kesimpulan



DAFTAR PUSTAKA