Tata Cara Install Risha [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Manual Perakitan Bangunan Sistem Risha 1



Ruang Lingkup



Pedoman Perakitan Bangunan rumah Instan Sederhana ini dibuat untuk rumah instan sederhana sehat tipe – 1 yang mencakup metode pengukuran lahan dan pembuatan papan duga, metoda penggalian pondasi, metode pemasangan pondasi, metode pemasangan panel balok sloof, metode pemasangan panel kolom, metode pemasangan panel balok ring, metode pemasangan kuda-kuda dan gording serta penutup atap asbes, metode pemasangan panel-panel dinding dan panel pintu serta panel jendela, metode pemasangan instalasi listrik dan metode pemasangan unit kamar mandi dan unit cubluk serta instalasinya. 2



Acuan Normatif



RPT – 0: ST/Risha 01, Spesifikasi Teknis Panel Struktur Risha (Panel STR 1) RPT – 0: ST/Risha 02, Spesifikasi Teknis Panel Struktur Risha – 2 Panel STR 2) RPT – 0: ST/Risha 03, Spesifikasi Teknis Panel Simpul Struktur Tipe Risha (Simpul) RPT – 0: ST/Risha 04, Spesifikasi Teknis Panel Masif Risha RPT – 0: ST/Risha 05, Spesifikasi Teknis Panel Jendela Risha RPT – 0: ST/Risha 06, Spesifikasi Teknis Panel Pintu Risha RPT – 0: ST/Risha 07, Spesifikasi Teknis Lantai Risha RPT – 0: ST/Risha 08, Spesifikasi Teknis Kuda-kuda RSH Sistem Risha RPT – 0: ST/Risha 09, Spesifikasi Teknis Sistem Jaringan Air Bersih RSH Sistem Risha RPT – 0: ST/Risha 10, Spesifikasi Teknis Sistem Plumbing RSH Sistem Risha RPT – 0: ST/Risha 11, Tata Cara Pemeliharaan Tangki Septik RPT – 0: ST/Risha 12, Spesifikasi Teknis Sistem Jaringan Listrik RPT – 0: ST/Risha 13, Spesifikasi Teknis Kamar Mandi Risha 3



Istilah dan Definisi



3.1. Risha adalah kependekan dari Rumah Instan Sederhana Sehat, merupakan teknologi konstruksi dari RSH (rumah sederhana sehat) mengacu pada Kepmen Kimpraswil No. 403/2002. 3.2. Panel STR 1 adalah panel struktur utama Risha dengan ukuran 30 x 1.20 dengan tebal frame 6/10 dengan bahan beton bertulang. 3.3. Panel str 2 adalah panel struktur Risha dengan ukuran 20 x 1.20 dengan frame 6/10 pada tiga sisi dan 6/6 pada salah satu sisi memanjangnya 3.4. Simpul adalah komponen Risha yang berfungsi sebagai joint dari panel-panel str 1 dan panel str 2 juga dengan kuda-kuda Risha 1 dari 12



4



Ketentuan-ketentuan



Rumah Instan Sederhana sehat ini terdiri dari komponen-komponen yang dibuat dipabrik. Pada saat perakitannya seluruh komponen dan peralatan bantu untuk perakitan harus sudah tersedia di tempat dimana bangunan ini akan dibangun. Seluruh komponen yang terbuat dari beton bertulang harus sudah mencapai umur 28 hari dengan kekuatan tekan minimum 250 kg/cm2. Seluruh komponen yang mengunakan bahan kayu harus kering dan telah diserut hingga permukaan kayu tersebut rata dan halus dengan ukuran yang akurat sesuai dengan yang diperlukan atau sesuai dengan gambar rencana. Komponen bangunan Semua komponen pebentuk bangunan rumah ini harus memiliki presisi yang baik baik ukuran maupun lubang-lubang baut serta baut yang tertanam pada komponen, penyimpangan dalam ukuran hanya diperkenankan sebesar 3 mm. Kondisi lahan Lahan dimana bangunan ini akan dibangun harus sudah bersih dari alang-alang dan akarakar rumput dengan permukaan lahan yang rata Lahan harus sesuai dengan ketentuan lokasi RSH Sistem Risha, ketentuan lokasi RSH Sistem Risha mengacu pada Pedoman Teknis tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan Risha TC/Risha 01 Kondisi tanah yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam perencanaan Risha dapat dilakukan perbaikan terlebih dahulu, sehingga keadaan tanah terkondisikan sesuai dengan ketentuan. Tenaga pelaksana Tenaga pelaksana yang diperlukan sekurang-kurangnya 6 orang, dan telah memiliki kemampuan dan pemahaman khusus untuk merakit rumah instan sederhana. 5



Komponen bangunan



rumah instan sederhana sehat tipe -1 (RIT-1) terdiri beberapa komponen yang dibuat secara pabrikasi. Satu unit RIT – 1 terdiri dari komponen-komponen:



2 dari 12



a)



Pondasi pelat, berukuran 65 x 65 cm, dengan tinggi 12 cm, 6 unit,



b)



Panel penyambung, bentuk “L” 30.30.30.10 cm, 16 panel,



c)



Panel kolom beton bertulang, berukuran 30 x 120 x 10 cm, 20 panel,



3 dari 12



d)



Panel kolom beton bertulang, berukuran 20 x 120 x 10 cm, 12 panel,



e)



Panel balok beton bertulang, berukuran 30 x 120 x 10 cm, 28 panel,



6



Peralatan



Peralatan yang digunakan untuk merakit satu unit rumah instan sederhana sehat sekurangkurang nya adalah sebagai berikut: a) b) c) d) e) f) g) h) i)



Kunci pas 4 pasang Kunci momen 1 buah Tangga satu unit Perancah satu unit. Water pass satu unit, Pasekon kayu satu unit Benang satu gulung. Paku dan palu, Ketam satu unit



4 dari 12



7



7.1



Langkah-langkah perakitan bangunan



Pembersihan lokasi



Bersihkan lahan dimana bangunan akan dbangun dari akar rumput dan humus atau hingga diperoleh tanah kerasnya.



7.2



Pengukuran dan pemasangan papan duga



Bila lokasi bangunan berada diantara rumah-rumah yang telah ada, maka pedoman pengukuran mengikuti rumah yang telah ada tersebut. Bila lokasi dimana bangunan akan dibangun berada di tempat yang baru atau jauh dari rumah-rumah yang telah berdiri, maka pengukuran dan pemasangan papan duga mengikuti langkah-langkah berikut: a) Pancangkan dua tiang kayu kaso 5/7 tepat dipingir jalan/gang (di sisi luar kereb jalan) sedemikian sehinga kaso tersebut berada sejajar sumbu memanjang jalan dan terpancang dengan kokoh dan tidak mudah dicabut. Jarak antar dua kaso yang dipancang tersebut kira-kira 5 m (sesuai dengan lebar lahan yang telah dibersihkan dari akar rumput dan humus). b)



Tancapkan paku 7 cm di permukaan atas dari dua tiang kaso tersebut, tarik benang melalui paku-paku yang telah terpancang sehinga benang sejajar dengan sumbu jalan.



c)



Tarik benang kearah sisi panjang dari denah rencana bangunan yang tegak lurus terhadap benang yang sejajar sumbu jalan tersebut. Gunakan pasekon untuk memastikan benang saling tegak lurus, pasekon terbuat dari papan kayu yang dibentuk segitiga siku-siku dengan panjang sisi siku-sikunya adalah 1 meter (lihat gambar 2 ). Rapatkan salah satu sisi pasekon ke benang yang sejajar sumbu jalan, atur benang pada 5 dari 12



sisi siku lainnya sehingga benang dan sisi siku-siku tersebut berhimpitan, teruskan benang ini sejauh 8 m (sesuai dengan panjang lahan yang telah dibersihkan dari akar rumput dan humus). Pancangkan kolom-kolom kayu kaso 5/7 di sepanjang benang ini dengan jarak maksimum antar kolom ke kolom 1,5 m, dan pastikan benang berhimpitan dengan sisi dalam dari tiang kayu kaso yang diopancangkan tadi. d) Pasang kayu papan 2/20 cm pada kaso-kaso ini, maka diperoleh satu bidang papan duga di arah panjang bangunan. e) Lakukan dengan cara yang sama untuk memperoleh bidang-bidang papan duga untuk arah lainnya dari bangunan seperti ditunjukan pada Gambar-3, f)



Sisi atas papan duga harus diketam hingga rata dan water-pas, dan dipasang pada tiang kayu kaso sedemikian sehingga papan duga dalam posisi yang rata, lurus dan benarbenar horisontal,



g) Elevasi sisi atas papan duga antara satu sisi dengan sisi lainnya harus diatur sedemikian sehingga dalam satu elevasi yang sama. Catatan; Utuk memudahkan mengontrol kelurusan dan ketinggian yang sama pada saat pemasangan panel penyambung pada panel pondasi dan balok sloof, maka disarankan elevasi sisi atas papan duga adalah 40 cm diatas muka tanah. Tiang kayu kaso 5/7



Sumbu memanjang jalan



Lahan bangunan



Pasekon kayu



Kereb jalan



Potongan



Badan jalan



Denah Gambar 2 Pengukuran untuk pembuatan papan duga 6 dari 12



Sisi atas dari papan duga di ratakan dengan menggunakan ketam sehingga permukaan ini halus dan benar-benar horisontal.



40 cm



150 cm



Gambar 3



150 cm



Papan duga untuk satu unit rumah Risha tipe-1



Penggalian pondasi Untuk membuat galian pondasi harus dibuat terlebih dahulu pola galian sebagai berikut: a)



b)



c)



Pada papan duga di arah lebar bangunan, tancapkan 2 buah paku kira-kira 1 m dan 5 m dari ujung papan duga. Kemudian tarik benang dari kedua paku ini ke papan duga yang ada dihadapannya, gunakan pasekon untuk memastikan benang tegak lurus terhadap papan duga. Dengan cara yang sama lakukan langkah a) diatas untuk papan duga di arah panjang bangunan. Untuk papan duga diarah panjang bangunan harus di tancapkan 3 buah paku kira-kira dengan jarak 1 m, 4 m dan 7 m dari ujung papan duga. Dengan melakukan langkah a) dan b) tersebut diatas, maka diperoleh garis-garis dari benang yang membentuk denah rencana bangunan, dimana garis dari benang ini merupakan sumbu dinding bangunan. Dari masing-masing paku as dinding bangunan tancapkan dua buah paku di sebelah kanan dan kiri paku ini dengan jarak dari paku as dinding bangunan masing-masing 35 cm, kemudian hubungkan paku-paku yang saling berhadapan dengan benang sedemikian sehingga membentuk pola galian pondasi setempat seperti ditunjukan oleh Gambar 3 dibawah ini.



7 dari 12



Benang pola galian pondasi As dinding bangunan



35 cm



Benang pola galian pondasi



35 cm



Lubang pondasi



20 cm



70 cm



Gambar 4 d)



Penggalian pondasi



Gali tanah untuk pondasi dengan mengikuti pola galian pondasi hingga kedalaman 20 cm dari permukaan tanah yang telah diratakan dan dibersikan dari akar rumput.



Catatan: Bila ketebalan tanah yang harus dibuang melebihi 20 cm, maka lakukan penggalian hingga kedalam 40 cm atau kedalaman galian diatur sedemikian sehingga elevasi permukaan bawah dari panel penyambung diatas pondasi pelat sama dengan elevasi permukaan tanah asli yang telah dibersihkan dari akar rumput dan humus.



Pemasangan pondasi a)



Hamparkan pasir urug pada galin pondasi dan padatkan sehingga diperoleh tebal padat pasir urug dibawah pondasi 8 cm.



b)



Tempatkan pondasi pelat pada masing-masing galian dan atur sedemikian sehingga baut yang tertanam pada pondasi ini sejajar dengan benang as dinding bangunan baik pada arah lebar maupun pada arah panjang bangunan.



8 dari 12



Lubang pondasi



Pondasi, digeser kekakanan dan ke kiri sedemikian sehingga baut yang tertanam pada pondasi tepat berada atau sejajar dengan benang as dinding bangunan



Benang as dinding bangunan



Gambar 5 Pemasangan pondasi



Pemasangan panel penyambung pada pondasi a) Pasang panel-panel penyambung pada setiap pondasi, dengan cara masukan baut – baut yang ada di pondasi pada lubang yang tersedia pada panel penyambung. b) Pastikan baut yang digunakan adalah baut-baut yang segaris dengan benang as dinding bangunan. c) Kencangkan mur pada setiap baut penyambung hingga ½ kekuatan dari yang seharusnya. Catatan:



a) b)



Kekuatan penuh dari sambungan mur baut pada sambungan adalah 5,5 kgm, bila baut-baut tersebut dikencangkan dengan mengunakan kunci momen. Cara mengencangkan mur baut dengan menggunakan kunci momen adalah sebagai berikut: atur jarum penunjuk pada kunci momen hingga menunjukan 5,5 kgm atau 2,75 kgm, masingmasing untuk ½ kekuatan dan kekuatan penuh sambungan, kemudian gunakan kunci momen yang telah atur ini gunakan untuk mengencangkan mur hingga terdengar “klik” maka penyambung mur baut telah mencapai kekuatan yang diinginkan.



9 dari 12



Panel penyambung Baut penyambung yang tertanam pada pondasi pelat Pondasi setempat dari pelat beton bertulang



Gambar 6



Pemasangan panel penyambung pada pondasi



Pemasangan balok sloof a)



Pasang panel balok pada panel penel-panel penyambung yang telah terpasang pada pondasi dan sambungkan dengan mur-baut hingga ½ kekuatan, kemudian sambungkan balok panel satu dengan lainya dengan mengunakan sambugan mur dan baut, juga dengan setengah kekuatan.



c)



Bila seluruh panel-panel balok telah terpasang, kencangkan sambungan mur baut hingga mencapai kekuatan penuh, selama dilakukan pengencangan tersebut harus selalau dilakukan pengecekan kelurusan dan kerataan (water-pass) setiap balok dengan berpedoman pada benang-benang as dinding yang ada.



10 dari 12



Gambar 7 Pemasangan panel balok untuk sloof



Pemasangan kolom a)



b)



Setelah panel balok sloof terpasang dan dikencangkan dengan kekuatan penuh, kemudian pasang panel-panel kolom dan sambungkan dengan menggunakan sambungan mur-baut dengan ½ kekuatan setelah panel-panel kolom tersebut terpasang secara vertikal. Gunakang water-pass untuk mengecek panel-panel kolom terpasang secara vertikal.



11 dari 12



Gambar 8 Pemasangan panel kolom Pemasangan balok atas a)



b) c)



Sebelum sambungan pada kolom-kolom dikencangkan penuh, pasang panel-panel penyambung untuk selanjutnya memasang panel-panel balok atas (ring balok). Sambungan diberi kekuatan setengah penuh hingga panel-panel penyambung dan panel ring balok terpasang seluruhnya. Gunakan perancah dan tangga dalam pemasangan panel-panel ini untuk memudahkan dalam pemasangannya secara lurus dan horisontal. Kencangkan seluruh penyambung hingga mencapai kekuatan penuh sambil terus menerus di cek dengan mengunakan alat water-pass pada setiap panel yang sedang dikencangan.



Gambar 9 Pemasangan panel penayambung dan panel balok atas (ring balok) 12 dari 12