Tata Nama Turunan Benzena Sesuai Aturan IUPAC Terbaru [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tata Nama Turunan Benzena Sesuai Aturan IUPAC Terbaru (2013) MINGGU, 09 FEBRUARI 2020 Tata nama turunan benzena mengikuti prioritas gugus fungsi yang berlaku pada senyawa organik umum seperti yang pernah dibahas di sini. IUPAC sebagai lembaga internasional yang berwenang memberi saran dalam hal tata nama sudah menyiapkan aturannya, termasuk senyawa yang memiliki beberapa jenis gugus fungsi. Mana yang lebih didahulukan sebagai gugus utama atau diprioritaskan akan disimulasikan dengan menggunakan beberapa contoh. Prioritas yang dibahas di sini sebatas prioritas untuk gugus fungsi-gugus fungsi senyawa organik yang diajarkan di jenjang SMA pada kurikulum Kimia di Indonesia saat tulisan ini dibuat. Lebih detil untuk prioritas semua gugus fungsi dapat disimak dalam "Blue Book" dari IUPAC 2013. Konfirmasi penamaan pada contoh dalam tulisan ini telah dilakukan dengan software ChemDraw 2017, ChemSkecth 2018, dan MarvinSketch v.19.21. Prinsip penamaan turunan benzena: Penomoran dimulai dari atom C pada benzena yang mengikat gugus fungsi prioritas tertinggi. Urutan penempatan nama cabang dalam nama senyawa diprioritaskan sesuai urutan secara alfabetis. Prioritas



Gugus Fungsi



Nama awalan Nama akhiran



Turunan Benzena



1



–COOH asam karbosilat



karboksi– –asam karboksilat



asam-...benzoat



2



–SO3H asam sulfonat



sulfo– –asam sulfonat



asam-...benzosulfonat



3



–COOR ester



alkoksikarbonil– –oat



...-alkilbenzoat



4



–C(X)O halida asam



halokarbonil– –oil halida



...-benzoil halida



5



–CO(N[H,R]2) amida



aminokarbonil– –amida



...benzamida



6



–CN nitril



siano– –nitril



...benzonitril



7



–CHO aldehid



formil– –al



...benzaldehid



8



–COR keton



okso– –on



...fenil-alkanon



9



–OH alkohol



hidroksi– –ol



...fenol



10



–SH tiol



merkapto– –tiol



...benzenatiol



11



–NH2 amina



amino– –amina



...anilin



12



–R(alkil), –X(halo),  –Ph(fenil), –OR(eter), –NO2(nitro) 



lihat keterangan -



lihat keterangan -



– Keterangan untuk –R, –X, –Ph, –OR, –NO2: Prioritas gugus-gugus tersebut setara, atau selevel. Oleh karena itu penamaan bersifat adaptif tergantung jenis yang mana di antara gugus selevel tersebut. Penamaan tidak menggunakan penamaan khusus seperti prioritas lain yang lebih tinggi. Penamaannya langsung dipadu dengan memberi akhiran –benzena. Perkecualian jika digunakan sitem penamaan campuran dengan nama trivial (traditional name). Misal ada alkil: metil, etil, propil, butil; ada halogen: fluoro, kloro (chloro), bromo, iodo; ada nitro maka urutannya menjadi bromo, butil, kloro (chloro), etil, fluoro, iodo, metil, nitro, propil, dan seterusnya. Urutan secara alfabetis. Perlu juga memperhatikan total jumlah dari urutan penomoran agar sebisa mungkin berjumlah lebih kecil bila



memang dijumpai beberapa alternatif penomoran. Contoh penerapan penamaan molekul dengan multigugus fungsi Contoh berikut belum tentu merupakan molekul nyata, hanya untuk menyimulasikan tata cara penamaan turunan benzena saja. Bila ada gugus fungsi dengan prioritas awal (lebih diprioritaskan) maka gugus lain (yang urutannya lebih rendah) dianggap sebagai cabang. IUPAC terbaru lebih terstruktur-logis dalam memberi rekomendasi penamaan senyawa organik. Turunan benzena dengan prioritas setara-selevel Tidak ada nama khusus (kecuali nama trivial),  semua diberi akhiran benzena Contoh-1a



Prioritas gugus fungsi: –CH3 = –Br = –Cl Urutan penomoran:  karena semua kombinasi penomoran menghasilkan total nomor cabang sama maka penomoran dilakukan secara alfabetis. Urutan penamaan secara alfabetis: –Br (1-bromo) > –Cl (3-chloro) > –CH3 (5-methyl) Turunan benzena dengan prioritas setara-selevel Tidak ada nama khusus (kecuali nama trivial),  semua diberi akhiran benzena Contoh-1b



Prioritas gugus fungsi: –CH3 = –Br = –Cl Urutan penomoran: dipilih dengan total nomor cabang paling sedikit (kecil/rendah): 1+2+4  1–Cl (chloro); 2–CH3 (methyl); 4–Br (bromo) bukan: 1–Br (bromo); 3–CH3 (methyl); 4–Cl (chloro) bukan: 1–Br (bromo); 4–Cl (chloro); 5–CH3 (methyl) Urutan penamaan secara alfabetis:  –Br (bromo) > –Cl (chloro) > –CH3 (methyl) sehingga menjadi:  4–Br (4-bromo) > 1–Cl (1-chloro) > 2–CH3 (2-methyl) Turunan benzena dengan prioritas setara-selevel Tidak ada nama khusus (kecuali nama trivial),  semua diberi akhiran benzena Contoh-1c



Prioritas gugus fungsi:  –Cl = –NO2 =  –CH2–O–CH3 = –CH2–CH2–CH3 =  –CH3 Urutan penomoran:  1–CH3; 2–Cl; 3–NO2;  4–CH2–O–CH3; 5–CH2–CH2–CH3 Urutan penamaan secara alfabetis: 2–Cl (2-chloro) > 4–CH2–O–CH3 (4-methoxymethyl) > 1–CH3 (1-methyl) > 3–NO2 (3-nitro) > 5–CH2–CH2–CH3 (5propyl)



Turunan benzena dengan prioritas setara-selevel Tidak ada nama khusus (kecuali nama trivial),  semua diberi akhiran benzena Contoh-1d



Prioritas gugus fungsi: –CH3 = –Cl Urutan penomoran: karena semua kombinasi penomoran menghasilkan total nomor cabang sama (1+3 = 3 +1) maka penomoran dilakukan secara alfabetis.



Urutan penamaan secara alfabetis:  –Cl (chloro) > –CH3 (methyl) sehingga menjadi:  1–Cl (1-chloro) > 3–CH3 (3-methyl) Untuk nama trivial/traditional name Bila benzena dan –CH3 digabung maka akan menjadi toluena, ini sebagai nama dasar senyawa sehingga letak CH3 diberi nomor 1 (diprioritaskan) sedangkan Cl diberi nomor 3 dan dianggap sebagai cabang dengan dari toluena.



Turunan benzena yang memiliki gugus fungsi prioritas,  gugus fungsi dengan prioritas tidak setara-selevel Contoh-2



Menentukan gugus fungsi prioritas tertinggi: –COOH > –CN > –OH Gugus fungsi prioritas tertinggi –COOH (asam karboksilat/alkanoat) yang berikatan dengan cincin benzena menjadi asam benzoat menjadi nama dasar senyawa. Penomoran dimulai dari C yang mengikat gugus asam karboksilat (–COOH) kemudian mengarah ke C yang mengikat gugus –OH diteruskan ke C yang mengikat gugus –CN. Secara prioritas –CN lebih tinggi dibanding OH tetapi secara letak ikatan pada cincin benzena –OH menempati penomoran lebih rendah.



Cincin 6C dengan gugus utama -COOH = asam benzoat Cabang: –OH di C-3 (3-hidroksi) –CN di C-4 (4-siano (4-cyano)) Urutan nama cabang secara alfabetis: 4-siano-3-hidroksi



Nama lengkap senyawa: asam 4-siano-3-hidroksibenzoat Turunan benzena yang memiliki gugus fungsi prioritas,  gugus fungsi dengan prioritas tidak setara-selevel Contoh-3 Contoh-3 ini dapat dijadikan pembanding untuk Contoh-2 bagaimana seharusnya penamaan ditentukan.



Menentukan gugus fungsi prioritas tertinggi: –COOH > –CN > –OH Gugus fungsi prioritas tertinggi –COOH (asam karboksilat/alkanoat) yang berikatan dengan cincin benzena menjadi asam benzoat menjadi nama senyawa dasar. Penomoran dimulai dari C yang mengikat gugus asam karboksilat (–COOH) kemudian mengarah ke C yang mengikat gugus –CN diteruskan ke C yang mengikat gugus –OH. Secara prioritas –CN memang lebih tinggi dibanding OH demikian pula secara alfabetis –CN (cyano) lebih awal dibanding –OH (hidroksi) sehingga letak ikatan –CN pada cicin benzena menempati penomoran lebih rendah.



Cincin 6C dengan gugus utama -COOH = asam benzoat Cabang: –CN di C-3 (3-siano (3-cyano)) –OH di C-5 (5-hidroksi) Urutan nama cabang secara alfabetis: 3-siano-5-hidroksi Nama lengkap senyawa: asam 3-siano-5-hidroksibenzoat Turunan benzena yang memiliki gugus fungsi prioritas,  gugus fungsi dengan prioritas tidak setara-selevel Contoh-4 Mari bandingkan dengan model molekul berikut dengan molekul pada Contoh-3.



Menentukan gugus fungsi prioritas tertinggi: –COOH > –OH > –Br Gugus fungsi prioritas tertinggi –COOH (asam karboksilat/alkanoat) yang berikatan dengan cincin benzena menjadi asam benzoat menjadi nama senyawa dasar. Penomoran dimulai dari C yang mengikat gugus asam karboksilat (–COOH) kemudian mengarah ke C yang mengikat gugus –Br diteruskan ke C yang mengikat gugus –OH. Secara prioritas –Br memang lebih rendah dibanding OH namun secara alfabetis –Br (bromo) lebih awal dibanding –OH (hidroksi) sehingga letak ikatan –Br pada cicin benzena menempati penomoran lebih rendah.



Cincin 6C dengan gugus utama -COOH = asam benzoat Cabang: –Br di C-3 (3-bromo) –OH di C-5 (5-hidroksi) Urutan nama cabang secara alfabetis: 3-bromo-5-hidroksi Nama lengkap senyawa: asam 3-bromo-5-hidroksibenzoat



Turunan benzena yang memiliki gugus fungsi prioritas,  gugus fungsi dengan prioritas tidak setara-selevel Contoh-5



Contoh-6, rantai utama 3C (propana) yang mengikat 4 gugus fungsi berbeda dengan prioritas: –CONH2 (amida) > –OH (hidroksi) > –F (fluoro) = –Ph (fenil/phenyl). Antara –F (fluoro) dan –Ph (fenil/phenyl) sebenarnya setara namun karena disusun secara alfabetis maka –F (fluoro) > –Ph (fenil/phenyl). Pada rantai terbuka biasa bila sudah ditentukan rantai utama terpanjang maka gugus lain tidak punya pilihan kecuali ada peluang prioritas lain. Nama lengkap senyawa: 3-fluoro-2-hidroksi-3-fenilpropanamida Turunan benzena yang memiliki gugus fungsi prioritas,  gugus fungsi dengan prioritas tidak setara-selevel Contoh-6



Contoh-6, rantai utama cincin 6C (benzena) yang mengikat 4 gugus fungsi berbeda dengan prioritas: –OH (hidroksi) > –NH2 (amino) > –CH3 (metil) = –NO2 (nitro).



Prioritas tertinggi adalah gugus –OH yang berikatan dengan cincin benzena sehingga menjadi fenol (phenol). Penomoran dengan total nomor cabang terendah seperti pada model yang diberikan, 2-amino, 3-metil, 5-nitro. Nama lengkap senyawa: 2-amino-3-metil-5-nitrofenol Rekomendasi: untuk mempelajari tata nama sesuai aturan IUPAC 2013 (versi terbaru saat tulisan ini dibuat), sila menggunakan software seperti ChemSketch, MarvinSketch yang bersifat gratis. Bila belum memiliki sila unduh dari sini. Contoh lain akan ditambah kemudian.