Teaching Philosophy [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS FILSAFAT My Teaching Philosophy



Oleh : Indah Nurdiana 1829041063



KELAS B SEMESTER 1 PROGRAM PENDIDIKAN DASAR PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2019



TUGAS 1 My Teaching Philosophy ( Filosofi Mengajar ) Pendidikan adalah sebuah dunia yang lahir dari rahim kasih sayang. Pendidikan harus berlangsung dalam suasana kekeluargaan dengan pendidik sebagai orang tua dan anak didik ( murid ) sebagai anak. Pendidikan dilakukan dengan hati lewat ungkapan rasa kasih sayang ( love ), keikhlasan (sincerely), kejujuran (honesty), keagamaan (spiritual),dan suasana kekeluargaan ( family atmosphere ). “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya agar memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.” ( UU Sisdiknas pasal 1 ayat 1 ). Guru tidak dibatasi waktu dan tempat dalam mendidik siswa, sebagaimana orang tua mendidik anaknya. Guru harus ikhlas dalam memberikan bimbingan kepada para siswanya sepanjang waktu. Mengajar dari Hati, mengajar yang penuh ketulusan dan keiklasan. Untuk mencapai tujuan mengajar sesuai sasaran tentunya seorang guru harus mempunyai Filosofi Mengajar ( Teaching Philosophy ). Filosofi Mengajar saya dapat dijelaskan sebagai berikut : Guru menjadi penggerak sekolah ramah anak Menurut saya bahwa Guru sebagai sosok yang pantas digugu dan ditiru, penting menempuh pendekatan yang disertai dengan kelembutan terhadap anak didik. Menurut Rudolf Dreikurs, ada beberapa langkah yang harus ditempuh oleh guru untuk mengembangkan sekolah ramah anak. Pertama, jadilah guru yang tidak lagi bertindak sebagai penguasa kelas , tetapi bertindaklah sebagai pembimbing kelas. Kedua, kurangi kelantangan suara dan utamakan keramahtamahan suara, ketiga, kurangi sebanyak mungkin nada memerintah namun gantilah dengan ajakan, keempat, hindarkan hal-hal yang menekan siswa, kelima, selalu memotivasi siswa dan pemberian stimulus yang positif. Keenam, jauhkan sikap arogan, namun bangunlah sikap percaya diri siswa. Menjalin komunikasi yang baik dengan siswa Dengan menjaga dan menjalin komunikasi yang baik dengan anak didik, saya akan lebih paham apa yang mereka butuhkan. Sebaiknya seorang guru seharusnya juga mendengar kebutuhan siswanya, keinginan dan berdiskusi untuk mencari solusi. Dari buku Teaching for student achievement (2002:133), yang didalamnya mengupas tentang “Membangun hubungan antara



guru dengan siswa yang postif dan respect dalam mendukung prestasi siswa :, memjelaskan bahwa menjaga komunikasi yang efektif dan terbuka dengan siswa, misalnya percakapan yang halus dan tidak menghardik. Sehingga siswa akan merasa nyaman, aman dan senang berbicara dengan gurunya. Komunikasi akan berjalan dengan lancar. Setiap anak mempunyai masa depan yang gemilang dan potensi yang unik Saya percaya bahwa setiap anak merupakan masa depan kita, dan setiap anak adalah unik dan special. Mempunyai kesempatan mengajar mereka dengan baik akan menyelamatkan sebuah masa depan dan harapan. Hal ini tidaklah mudah bagi seorang guru. Seorang guru harus mempunyai komitmen dan Goal. Saya akan selalu update mengubah metode mengajar menjadi menyenangkan. Tidak membuat stress siswa dengan pekerjaan rumah yang konvensional. Mereka akan banyak saya ajak untuk praktek, pengamatan dan berinteraksi dengan lingkungannya. Sehingga siswa akan lebih cerdas membangun pengetahuannya sendiri tanpa di dikte.Memberikan timbal balik yang positif dalam setiap kegiatan pembelajaran yang siswa lakukan, mengajak diskusi tentang ide ide kreatif dan unik. Menanamkan sikap saling menghargai sesama Menghargai orang lain merupakan salah satu upaya membina keserasian dan kerukunan hidup antarmanusia agar terwujud masyarakat yang saling memnghormati dan menghargai sesuai dengan harkat dan martabat seseorang sebagai manusia. Sewajarnya rasa menghargai bisa dimulai dari guru itu sendiri dalam melakukan aktivitas pembelajaran karena guru tidak hanya dituntut mempunyai kompetensi yang handal dari sisi pedagogic, professional, dan social saja, tetapi juga handal dari sisi kepribadian. Keempat kompetensi ini saling mendukung dan melengkapi demi tujuan pembelajaran yang maksimal. Ketika guru memiliki rasa menghargai yang tinggi terhadap siswanya, guru akan menjadi sosok teladan yang dibawanya kelak ketika masa dewasanya nanti. Dengan menanamkan sikap saling menghargai sesama dan menerima keragaman tanpa melihat, kedudukan, derajat, martabat, status, warna kulit dan suku, diharapkan akan tercipta generasi bangsa yang berkarakter serta berbudi luhur yang cinta damai. Menciptakan suasana kelas yang hangat, positif dan lingkungan yang adil Melalui kenyamanan dan kehangatan yang dirasakan seorang siswa saat belajar sangat mendukung konsentrasi belajarnya.Menghadirkan suasana layaknya kenyaman berada di tengah keluarga, merasa diperlakukan adil, dihargai akan mampu menstimulasi segala ide-ide kreatif dan positif dari peserta didik ( siswa ). Menerapkan THREE MAGIC WORDS dalam bertutur kata Selalu mengingatkan siswa untuk menerapkan THREE MAGIC WORDS dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Three Magic Words ini adalah kata – kata santun yang wajib diucapkan pada kondisi-kondisi tertentu. Three Magic Words ini adalah THANK YOU ( Terimakasih), SORRY ( maaf ) dan PLEASE ( Tolong ). Ini salah satu penerapan pendidikan Karakter yang sedang digalakkan saat ini.



Demikian landasan berpikir yang saya gunakan sebagai acuan menjadi sorang guru. Landasan ini merupakan pondasi saya dalam mencapai target dan tujuan pembelajaran. Atau dengan kata lain merupakan Filosofi mengajar bagi saya. Harapan saya melalui metode metode ( filosofi mengajar ) diatas saya dapat menginspirasi anak didik saya agar semakin giat untuk belajar yang memang datang dari diri sendiri tanpa merasa suatu paksaan.



TUGAS 2 Menganalisis Teaching Philosophy statement Example berdasarkan Aliran Filsafat sebagai landasan berfikir dan metode pengajaran yang digunakan. Hasil terjemahan Teaching Philosophy Statement Example sebagai berikut : Dia membuat suatu keadaan di dalam kelas yang mencerminkan pembelajaran dan mendorong rasa tanggung jawab dalam pendidikan. Saya menggunakan pendapat tersebut sebagai acuan saat mengajar serta sebagai sarana untuk menegaskan filosofi pengajaran saya. Sebagai pengingat, saya mempersiapkan beberapa contoh tentang bagaimana cara mengaplikasikan panduan tersebut dalam kegiatan pembelajaran. (I use these statements as the guide for my performance in the classroom and to define my teaching philosophy. In the remainder of this essay, I provide examples of how I apply these guides in my teaching.) Pengakuan Individualitas. Latar belakang siswa yang bervariasi memberikan saya banyak ide yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Saya menginginkan siswa saya merasa bahwa ruang kelas merupakan ruang diskusi dimana mereka dapat membagikan ide-ide mereka tentang materi pelajaran dan berkontribusi pada pengalaman pendidikan. Pada hari pertama, saya meminta setiap siswa untuk mengisi lembar informasi individual. Saya menggunakan informasi ini untuk mempelajari siswa saya. Sepanjang semester, saya berusaha memanggil setiap siswa dengan nama dan untuk mengetahui sedikit tentang latar belakangnya. Ketika saya mengenal mereka, rasa dihargai dan menikmati pengalaman berpartisipasi di kelas akan timbul. (Recognition of Individuality The diverse backgrounds of my students enable them to bring to my classroom a variety of ideas relating to the class material. I want my students to feel that my classroom is a discussion room where they can share their ideas about the subject matter and contribute to the educational experience. On the first day of class, I ask each student to fill out an individual information sheet. I use this information to learn about my students. Throughout the semester, I attempt to call on each student by name and to know a little about his or her background. When I know my students, they feel valued and enjoy the experience of participating in my class.) Lingkungan Pembelajaran Sebagai pengajar, saya memiliki tanggung jawab untuk membantu siswa saya belajar cara belajar. Saya berharap dapat menginspirasi siswa saya dengan menimbulkan keinginan untuk belajar yang datang dari diri sendiri. Saya mendorong siswa untuk memanfaatkan data selain dari materi dasar dan kegiatan perkuliahan. Misalnya, saya memberikan tugas yang memerlukan interaksi dengan internet, surat elektronik, dan data lainnya yang terdapat dalam Internet.



Dengan melakukan kegiatan tersebut, saya berharap dapat menunjukkan kepada siswa, bahwa ketersediaan data yang banyak di internet dapat memenuhi kebutuhan mereka dalam mempelajari hampir semua materi pelajaran. (Learning Environment As an instructor, I have the responsibility to help my students learn how to learn. I hope to inspire my students with a desire to learn more on their own. I encourage students to take advantage of resources other than standard course materials and lectures. For example, I assign projects which require interaction with the World Wide Web, electronic mail, and other Internet related resources. By doing so, I hope to show my students the tremendous availability of resources to use in learning about almost any subject matter they are studying.) Saya berharap siswa dapat menerapkan tanggung jawab individu atas pendidikan mereka dengan mempersiapkan diri untuk berpartisipasi di kelas. Untuk mendorong partisipasi siswa, saya menggunakan teknik pembelajaran aktif untuk menarik individu ke dalam diskusi kelas. Selama pertemuan kelas, saya mengajukan pertanyaan kepada siswa dan menggunakan tanggapan mereka sebagai landasan untuk konsep yang akan dibahas dalam periode kelas. Selain itu, saya mencoba untuk mengarahkan pertanyaan yang diajukan oleh siswa di kelas ke siswa lain. Dengan menggunakan teknik pembelajaran aktif, saya berharap dapat membantu siswa saya memahami bahwa mereka bertanggung jawab atas pengalaman pendidikan mereka sendiri. (I expect students to take individual responsibility for their education by coming prepared to participate in class. To encourage student participation, I use active learning techniques to draw individuals into class discussions. During class meetings, I ask students questions and use their responses as a foundation for the concepts to be covered in the class period. In addition, I attempt to redirect questions posed by students in the class to other students. By using active learning techniques, I hope to help my students understand they are responsible for their own education experience.)



HASIL ANALISIS : Para pendidik harus menyadari bahwa semua praktik-praktik pendidikan itu dibangun di atas asumsi asumsi yang berakar dari filsafat ( Pandangan Dasar ) dan bahwa titik tolak filosofis yang berbeda dapat membawa kearah praktik-praktik pendidikan yang berlainan. Dari pemaparan Teaching Philosophy diatas dapat dianalisis dalam kaitannya dengan tiga aliran filsafat tradisional diantaranya Idealisme, Realisme dan Neoskolastisisme adalah bahwa Teaching Philosophy tersebut mengambil landasan dari aliran filsafat Idealisme. Pada Teaching Philosophy diatas ada kata kunci yang di underline yaitu “…I want my students to feel that my classroom is a discussion room where they can share ideas about the subject matter and contribute to the educational experience…”. Kita ketahui aliran Idealisme lebih menekankan pada realitas ide-gagasan, pemikiran, akal pikir ( mind ). Dalam keterangan diatas, Guru



menciptakan suasana belajar yang dipenuhi dengan diskusi untuk menghasilkan banyak ide, dan gagasan. Dalam keterangan Teaching Philosophy tersebut juga tidak menutup adanya aliran filsafat lainnya seperti Realisme dan Neoskolastisime, namun menurut saya lebih jelas disini aliran Idealisme yang dominan. Karena guru menekankan agar peserta didik lebih banyak mengadakan diskusi, dan kreatif untuk mencurahkan ide-idenya.