13 0 254 KB
Landasan Teori
Osmosis adalah proses merembesnya atau mengalirnya pelarut ke dalam larutan melalui selaput semipermiabel. Proses perembesan hanya terjadi dari larutan yang mempunyai konsentrasi yang kecil ke dalam larutan berkonsentrasi besar atau peristiwa mengalirnya molekul-molekul zat pelarut dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat. Selaput permeabel merupakan selaput yang hanya dapat dilewati oleh partikel-partikel dengan ukuran tertentu. Tekanan osmosis atau osmosa adalah tekanan yang diperlukan untuk menghentikan aliran pelarut ke dalam larutan. Besarnya tekanan Osmosis larutan oleh Van’t Hoff, dinyatakannya dengan rumus: ∏=MRT ∏ = tekanan osmotik larutan (atmosfir) M = molaritas larutan (mol/L) R = konstanta gas = 0,08205 L atm mol-1 K-1 T = suhu mutlak (°C + 273) K Dalam hubungannya dengan konsentrasi larutan Van’t Hoff menyimpulkan bahwa tekanan osmosis larutan akan semakin besar apabila konsentrasi (Molar) dari zat terlarut semakin besar. Dua larutan yang mempunyai tekanan osmosis sama disebut larutan isotonik. Jika salah satu larutan mempunyai tekanan osmotik lebih rendah dari yang lain, larutan itu disebut hipotonik dan jika lebih tinggi dari yang lain, larutan itu disebut hipertonik. Osmosis memiliki peranan penting dalam kehidupan, misalnya penggunaan infus. Cairan infus harus Isotonik dengan darah. Berbeda dengan larutan non elektrolit, larutan elektrolit di dalam pelarutnya mempunyai kemampuan untuk mengion. Hal ini mengakibatkan larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak daripada larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama. Dengan demikian, tekanan osmosis larutan elektrolit akan semakin besar jikan dibandingkan dengan larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama.
Persamaan tekanan osmosis larutan elektrolit dapat ditulis: ∏=MRTi Keterangan: i = faktor van’t Hoff = 1 + (n-1) α
Alat dan Bahan 1. Mentimun segar 2 buah 2. Mentimun layu 2 buah 3. Wortel segar 2 buah 4. Wortel layu 2 buah 5. Air 6. Garam 7. Wadah (panci) 2 buah 8. Timbangan 9. Sendok
Langkah 1. Isilah kedua wadah dengan air dengan volume yang sama. 2. Larutkan garam pada salah satu wadah, dan beri label. 3. Ukur berat masing-masing mentimun layu, mentimun segar, wortel segar, wortel layu. 4. Masukan masing-masing satu buah mentimun layu, mentimun segar, wortel segar, wortel layu pada setiap wadah. 5. Diamkan selama semalam. 6. Amati dan catat perbedaan kondisi dan berat mentimun layu, mentimun segar, wortel segar, wortel layu pada setiap wadah.
Hasil Pengamatan No
Perlakuan
Sebelum direndam berat
1
Wortel segar + air
84 gr
Setelah direndam
kondisi
berat
Tekstur keras
Tenggelam
Permukaan
Tenggelam
halus
Permukaan
85gr
Tekstur keras
(tidak
ada kerutan)
halus
(tidak
ada kerutan) 2.
Wortel
segar
+
air
71 gr
garam
Tekstur keras
68
Tenggelam
gr
Permukaan
Mengapung
halus
Permukaan
(tidak
Tekstur lembek
ada kerutan)
terdapat kerutan
3
Wortel layu + air
51 gr
Tekstur sedikit
52
lebih
lembek
gr
dari
wortel
segar
56 gr
lebih
lembek
dari
wortel segar
Tenggelam
Tenggelam
Permukaan
Permukaan
(tidak
halus
ada kerutan) Wortel layu + air garam
sedikit
halus
4.
Tekstur
(tidak
ada kerutan)
Tekstur sedikit
51
lebih
lembek
gr
dari
wortel
Tekstur lebih lembek
dari
tekstrur awal
segar
Mengapung
Tenggelam
Permukaan
Permukaan
terdapat
halus
kerutan
(tidak
ada kerutan) 5
Mentimun segar + air
183 gr
Tekstur keras
184
Mengapung
gr
Permukaan
Mengapung
halus
Permukaan
(tidak
Tekstur keras
halus
(tidak
ada kerutan) 6
Mentimun segar + air
172 gr
garam
ada kerutan)
Tekstur keras
169
Mengapung
gr
Permukaan halus
Tekstur sangat lembek
(tidak
ada kerutan)
Mengapung
Permukaan terdapat banyak kerutan
7
8
Mentimun layu + air
Mentimun layu + air
102 gr
108 gr
Teksur agak
103
lembek
gr
Teksur agak lembek
Mengapung
Mengapung
Permukaan
Permukaan
garam
halus (tidak
halus (tidak
ada kerutan)
ada kerutan)
Teksur agak
104
lembek
gr
Teksur sangat
Mengapung
Permukaan
Mengapung
halus (tidak
Permukaan
ada kerutan)
lembek
terdapat banyak kerutan