Teknik Bleaching Internet [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DID YOU KNOW Teknik dan Cara Memutihkan Gigi



Bleaching (pemutihan gigi) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu



1. bleaching secara eksternal yang dilakukan pada gigi vital yang mengalami perubahan warna



2. bleaching secara internal yang dilakukan pada gigi non vital yang telah dirawat saluran akar dengan baik (Walton dan Torabinejad, 1996).



1. Teknik Bleaching secara eksternal



Bleaching secara eksternal dilakukan pada gigi yang masih vital dan dapat dilakukan menggunakan



bleaching tray (Schmidseder, 2000).



Pewarnaan gigi vital biasanya disebabkan oleh karena pewarnaan tetrasiklin dan faktor ekstrinsik, misalnya karena fluorosis atau defek superfisial. Jenis-jenisnya antara lain :



a. Teknik Bleaching pada gigi vital yang berubah warna karena tetrasiklin



b. Bleaching teknik Mouthguard



c. Teknik Bleaching pada gigi vital yang berubah warna karena fluorosis



2. Teknik Bleaching secara internal (intrakoronal)



Pemutihan gigi secara intrakoronal dilakukan pada gigi yang telah dirawat endodontik dengan baik. Metode bleaching yang dapat dilakukan untuk gigi ini: teknik walking bleach, termokatalitik,kombinasi,modified home bleaching technique atau biasa disebut inside/outside bleaching technique, foto oksidasi ultraviolet dan CP irradiation method.



Bleaching secara internal tidak boleh dilakukan atau diulangi lebih dari 4 kali karena struktur gigi bagian dalam dapat melemah dan resiko fraktur makhota semakin meningkat (Schmidseder, 2000).



Teknik bleaching pada gigi non vital



a.Teknik Walking Bleach



Teknik ini memakai campuran superoxol dan Na-perborat untuk memutihkan gigi (Walton danTorabinejad,1996). Teknik Walking Bleach menurut Walton dan Torabinejad (2003) adalah sebagai berikut:



1) Pasien harus diberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai penyebab perubahan warna, prosedur yang akan dilakukan, hasil yang diharapkan, dan kemungkinan perubahan warna timbul kembali (regresi) untuk mecegah kekecewaan dan salah pengertian. Oleh karena itu, komunikasi yang efektif sebelum, selama, dan sesudah perawatan mutlak diperlukan.



2) Radiograf dibuat untuk melihat keadaan jaringan periapeks dan kualitas perawatan saluran akar. Perawatan yang gagal atau pengisian saluran akar yang meragukan harus dirawat ulang sebelum pemutihan dilakukan.



3) Pemeriksaan kualitas dan warna setiap tumpatan yang ada harus dilakukan terlebih dahulu. Bila tumpatan rusak maka harus diganti. Perubahan warna gigi sering disebabkan oleh kebocoran dan perubahan warna tumpatan. Selain itu, pasien harus diberi tahu bahwa prosedur pemutihan dapat mempengaruhi warna tumpatan untuk sementara (atau permanen) sehingga restorasi harus diganti.



4) Evaluasi warna gigi dilakukan dengan contoh warna dan membuat foto pada saat awal kedatangan pasien dan selama prosedur dilakukan. Foto ini sebagai acuan untuk pembanding.



5) Gigi diisolasi dengan isolator karet. Isolasi yang lebih baik dapat diperoleh dengan memakai baji (wedge) interproksimal. Jika menggunakan Superoxol, krim (misalnya vaselin, orabase, atau cocoa butter) dipakai sebelum isolator karet dipasang untuk melindungi jaringan gingiva. Prosedur ini tidak perlu dilakukan jika menggunakan Na-perborat.



6) Pembongkaran tumpatan pada kavitas. Penghalusan akses dan pengangkatan semua bahan pengisi lama dari kamar pulpa merupakan tahap yang paling penting dalam proses pemutihan. Dokter gigi harus memeriksa secara teliti bahwa tanduk pulpa atau daerah lain yang tidak terbuka. Bahan tumpatan harus dibuang agar bahan pemutih dapat berkontak dan masuk ke dalam dentin. Pembuangan bahan tumpatan harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari terpotongnya dentin yang sehat.



7)(Opsional) Tahap ini diperlukan jika perubahan warna diakibatkan oleh logam,atau jika pada kunjungan kedua atau ketiga hasil pemutihan tidak memuaskan.Selapis tipis dentin yang berubah warna di daerah labial kamar pulpa dibuangsecara hati-hati dengan bur bulat putaran rendah. Tindakan ini dapat membuang bagian yang berubah warna (yang terpusat di daerah permukaan pulpa) lebih banyak, juga dapat membuka tubulus dentin agar masuknya bahan pemutih lebih baik.



8) Semua bahan harus diangkat sampai sedikit di bawah margin gingiva. Untuk melarutkan sisa-sisa semen saluran akar, digunakan pelarut yang sesuai (seperti pelarut oranye, kloroform, atau xylol dalam butiran kapas).



9)Jika yang digunakan adalah Superoxol, lapisan semen protektif seperti semen polikarboksilat, Znfosfat, ionomer kaca, IRM, atau cavit, diletakkan di atasmaterial obturasi setebal 2 mm. Hal ini penting untuk mencegah bocornya material.Barrier semen ini harus melindungi tubulus dentin dan sesuaidengan perlekatan epitel eksternal. Tinggi lapisan ini tidak boleh meluas melebihimargin gingiva. Pengetsaan dentin sebelah dalam dengan asam fosfat (atau pengetsa lain) untuk menghilangkan smear layer dan membuka tubulus dentin



ternyata tidak efektif. Tidak dianjurkan menggunakan zat kimia yang kaustik didalam kamar pulpa sebab dapat mengiritasi ligamen periodonsium danmenyebabkan resorpsi eksternal dari akar.



10) Pasta walking bleach disiapkan dengan mencampurkan Na-perborat dengancairan yang inert seperti air, salin, atau cairan anestesi sehingga membentuk konsistensi seperti pasir basah (kira-kira 2 g/ml). Meskipun Na-perborat yangdicampur dengan H2O2 30% akan lebih cepat memutihkan, dalam banyak kasus hasil jangka panjangnya sama dengan yang menggunakan Na-perborat dicampur dengan air. Selanjutnya, kamar pulpa dipenuhi dengan pasta menggunakan plastisinstrumen. Kelebihan cairan ditekan dengan butiran kapas. Hal ini akan mendorong dan memampatkan ke dalam ceruk-ceruk kamar pulpa



11)Kelebihan pasta oksidator dibuang dari daerah undercut di dalam tanduk pulpadan daerah gingiva dengan eksplorer. Di atas pasta dan ke dalam undercut campuran padat OSE atau cavit diaplikasikan tetapi bukan dengan cotton pellet .Tumpatan sementara dimampatkan dengan hati-hati paling sedikit setebal 3 mmagar kerapatannya baik.



12)Isolator karet dibuka. Pasien diberi tahu bahwa bahan pemutih bekerjanyalambat dan pemutihannya kemungkinan belum akan terjadi dalam waktu 2 atau 3minggu. Hasil yang lebih baik akan terjadi pada minggu berikutnya atau sesudah pemutihan ulang.



13)Pasien diminta datang kembali sesudah 2-6 minggu dan prosedur diulang.



Keterangan:- Jika warna yang dikehendaki telah dicapai, buat restorasi permanen.- Metode yang dianjurkan adalah menambal kamar pulpa dengan penambal sementara yang putih (TS) atau dengan polikarboksilat atauZn-fosfat berwarna muda.- Komposit (C) etsa asam merestorasi akses lingual dan meluas ketanduk pulpa untuk retensi dan mendukung insisal.



b.Teknik Termokatalitik



Teknik termokatalitik adalah teknik pemutihan dengan meletakkan materialoksidator di dalam kamar pulpa dan kemudian memanaskannya. Panas ini diperolehdari lampu, alat yang dipanaskan, atau alat pemanas listrik yang dibuat khusus untuk memutihkan gigi (Torabinejad dan Walton, 2009). Teknik termokatalitik menggunakan sepotong kapas kecil yang telah dibasahi dengan bahan pemutih yangditempatkan dalam kamar pulpa, kemudian dilakukan pemanasan selama dua menit. bila perlu dapat juga pemanasan dilakukan pada sepotong kapas yang dibasahilarutan pemutih dan ditempatkan dibagian labial gigi. Sumber panas yang dapatdigunakan adalah lampu pemanas, alat pemanas listrik, atau instrumen kecil yangujungnya dipanaskan (Andang dan Hidayat, 2002).Pada teknik termokatalitik dengan menggabungkan pemanasan dan konsentrasi hidrogen peroksida yang tinggi menyebabkan resorpsi dibagian servikal.Teknik termokatalitik ini tidak sering digunakan lagi pada saat ini (Greenwall,2001). Teknik ini mengunakan panas untuk mempercepat proses oksidasi. Sumber panas yang dapat digunakan adalah rheostat controlled photoflood, lihgt activited atau instrumen Woodson. Prosedur teknik termokatalitik menurut Torabinejad danWalton (2009) adalah sebagai berikut:



1)Isolasi gigi yang akan dirawat dengan karet isolator. Lindungi jaringan lunak dengan menggunakan



petrolium jelly atau cocoabutter



2)Dentin dibagian labial kamar pulpa dibuang dengan bur bulat kecepatan rendah.



3)Membuang bahan pengisi dari kamar pulpa 2-3 mm ke apikal dibawah gusi.



4)Membersihkan kamar pulpa dengan kloroform atau xylene, kemudian keringkandengan hembusan udara.



5)Jaringan lunak dan gigi tetangga dilindungi dari panas yang berasal dari sumber panas dengan meletakkan kasa yang telah dibasahi air di bawah karet isolator untuk menutup bibir dan jaringan lunak.



6)Kapas diletakkan dalam kamar pulpa yang dibasahi hidrogen peroksida 30-35%,lalu tutup permukaan labial gigi dengan kapas yang telah dibasahi bahan pemutih.Arahkan sumber panas pada gigi yang telah disiapkan.



7)Kapas dibasahi kembali dengan hidrogen peroksida segar. Ulangi langkah ini 4-5kali.



8)Evaluasi efek pemutihan, bila belum berhasil pertemuan berikutnya dilakukanseminggu kemudian setelah kavitas ditutup tumpatan sementara.9)Apabila hasilnya sudah memuaskan, bersihkan kamar pulpa dengan kloroformxylene atau alkohol, kemudian lapisi dengan semen yang berwarna putih sebelumdilakukan tumpatan permanen dengan resin komposit.