Teknik Komunikasi Pada Anak. [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Teknik Komunikasi Pada Anak A. TEKNIK VERBAL 1. Bercerita ( story telling ) Bercerita menggunakan bahasa anak dapat menghindari ketakutan-ketakutan yang terjadi pada anak selama dirawat. Teknik story telling dapat dilakukan dengan cara meminta anak menceritakan pengalamannya ketika sedang diperiksa dokter. Teknik ini juga dapat menggunakan gambar dari suatu peristiwa (misalnya gambar perawat waktu membanu makan) dan meminta anak untuk menceritakan dan selanjutnya perawat masuk dalam masalah yang dihadapi anak. Contohnya : pada video ke-1 pasien anak menceritakan bahwa dirinya merasakan kesakitan pada perut “itu sangat menyakitkan dipagi hari, tetapi membaik saat sore hari”. Pada video ke-2 anak tersebut takut dan tidak mau meminum obat dikarenakan menurutnya obat itu pahit, lalu perawat menjelaskan dengan lembut kepada pasien bahwa rasa obatnya manis dan berasa strawberry dan akhirnya pasien mau meminum obat. pada video ke-3 anak pertama menjelaskan hasil baloknya “oke jadi di bawah ada empat dan mereka bikin persegi. Mereka datar. Dan kemudian, ada empat orang berdiri di sudut” 2. Meminta untuk menyebutkan keinginan Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak. Dengan meminta anak untuk menyebutkan keinginan, dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anakdan keinginan tersebut dapat menunjukkan perasaan dan pikiran anak pada saat itu. Contohnya : pada video ke-2 pasien tersebut ingin bermain lagi dan sekolah seperti teman-temannya, dan tidak mau dirumah sakit. Perawat memberikan semangat kepada pasien supaya cepat sembuh jika ingin bermain lagi seperti biasanya dan perawat mengatakan kepada pasien supaya minumobat teratur. 3. Teknik orang ketiga Teknik ini biasanya dipakai untuk klien usia infant dan toddler. Perawat dapat menggunakan orang terdekat seperti ayah atau ibu sebagai fasilitator dalam berkomunikasi. Teknik ini di anggap lebih bersahabat dan kurang mengancam dibandingkan dengan bertanya secara langsung kepada anak. Teknik ini



membuat anak lebih merasa nyaman dan dapat mengungkapkan perasaannya secara lebih terbuka. Contoh: pada video 1 orang tua pasien menceritakan bahwa anaknya sudah 2 minggu sampai sekarang dia merasakan sakit perut, jadi dia tidak bisa pergi kesekolah saya merasa khawatir, itu bukan satu satunya alasan dia tidak sekolah, baru baru ini saya kehilangan pekerjaan dan keadaan keluarga saya sedang kacau 4. Respon fasilitatif Respon Fasilitatif merupakan upaya perawat dalam memberikan feedback terhadap ungkapan perasaan anak. Dalam menfasilitasi perawat harus mampu memberikan respon positif dan mengekspresikan perasaannya dengan tidak mendominasi percakapan. Gunakan teknik mendengar dengan perhatian, empati, dan cerminkan kembali pada pasien perasaan dan isi pernyataan yang mereka ungkapkan. Respon yang dilakukan oleh perawat tidak boleh menghakimi. Contoh: pada video ke-1 anak mengatakan ”Jadi disekolah ada peraturan latihan yang ketat yaitu dilarang menggunakan sesuatu yang berlebihan.” respon fasilitatifnya adalah : “ok jadi dia tidak baik kepadamu jika kamu tidak memakai sepatu kets?” 5. Menggunakan skala Menggunakan skala Teknik ini sering digunakan untuk mengukur nyeri pada anak. Gunakan beberapa tipe skala peringkat (angka, wajah sedih, sampai senang) untuk rentang kejadian atau perasaan. Contoh



:



di



video



ke-1



menanyakan



pada



pasien



“bisakah



kamu



mendeskripsikan bagaimana rasa sakitnya ?” lalu pasien menjawab “terasa sakit dan saya merasa mual.” 6. Pro dan kontra Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukan atau mengetahui perasaan dan pikiran anak. Anak diminta mengajukan pilihan positif atau negative sesuai dengan pendapat anak. Teknik komunikasi ini dilakukan dengan



tujuan



mengeksplorasi



perasaan-perasaan



anak,



baik



yang



menyenangkan maupun tidak menyenangkan. Contohnya, topik netral : anak diminta menceritakan hobinya, selanjutnya anak diminta menyebutkan



kebaikan-kebaikan dari hobinya dan keburukan-keburukan dari hobinya. Topik khusus : anak diminta menceritakan pengalamannya di rawat di rumah sakit, selanjutnya anak diminta menyebutkan kebaikan dan keburukan di rawat di rumah sakit. B. TEKNIK NON VERBAL 1. Menulis Menulis adalah pendekatan komunikasi yang secara efektif tidak saja dilakukan pada anak teratpi juga pada remaja. Ungpakan rasa yang sulit dikomunikasikan secara verbal bias ampuh dengan komunikasi lewat tulisan. Cara ini dapat dilakukan apabila anak sudah memiliki kemampuan untuk menulis. 2. Nada suara Gunakan nada suara lembut, terutama jika emosi anak dalam keadaan tidak stabil. Hindari berteriak karena berteriak hanya akan mendorong pergerakan fisik dan merangsang kemarahan anak semakin meningkat. 3. Sentuhan Sentuhan adalah kontak fisik yang dilakukan dengan cara memgangsebagian tangan atau bagian tubuh anak. Misalnya pundak, usapan kepala, berjabat tangan atau pelukan. Bertujuan untuk memberikan perhatian dan penguatan terhadap komunikasi yang dilakukan antara anak dan orang tua. Dengan kontak fisik berupa sentuhan ini anak merasa dekat dan aman selama komunikasi. Teknik ini efektik dilakukan saat anak merasa sedih, menangis, atau bahkan marah. 3. Bermain dan permainan Bermain adalah salah satu bentuk komunikasi yang paling penting dan dapat menjadi teknik yang paling efektif untuk berhubungan dengan anak. Dengan bermain dapat memberikan petunjuk mengenai tumbuh kembang fisik, intelektual dan social. Anak menunjukkan jati diri mereka melalui aktivitas bermain. Bermain yang dimaksud disini adalah bermain terapeutik yang dapat memberikan manfaat pada regimen keperawatan. Contoh : pada video ke-4 membangun struktur dengan balok-balok “saya ingin Anda lakukan adalah saya ingin Anda membangun struktur dengan balok-balok yang telah saya berikan kepada Anda dan ketika Anda selesai, saya ingin Anda menjelaskan bagaimana struktur Anda terlihat.”



C. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan pada anak usia toddler dan pra sekolah Pada kelompok usia ini, anak sudah mampu berkomunikasi secara verbal ataupun non verbal. Anak sudah mampu menyatakan keinginan dengan menggunakan kata-kata yang sudah dikuasainya. Ciri khas anak kelompok ini adalah egosentris, yaitu mereka melihat segala sesuatau hanya berhubungan dengan dirinya sendiri dan melihat sesuatu hanya berdasarkan sudut pandangnya sendiri. Contoh implementasi komunikasi dalam keperawatan sebagai berikut : 1) Memberitahu apa yang terjadi pada diri anak 2) Memberi kesempatan pada anak untuk menyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan. 3) Nada suara rendah dan bicara lembut. Jika anak tidak menjawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana. 4) Hindari sikap mendesak untuk dijaawab seperti “jawab dong”. 5) Mengalihkan aktivitas saat komunikasi, misalnya dengan memberikan mainan saat komunikasi. 6) Menghindari konfrontasi langsung 7) Jangan sentuh anak tanpa disetujui anak. 8) Bersalaman dengan anak saat memulai interaksi karena bersalaman dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas. 9) Mengajak anak menggambar, menulis, atau bercerita untuk menggali perasaan dan pikiran anak. D. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan pada anak usia sekolah Pada masa ini anak sudah mampu untuk memahami komunikasi penjelasan sederhana yang diberikan. Pada masa ini, anak akan banyak mencari tahu terhadap hal-hal baru dan akan belajar menyelesaikan masalah yang dihadapinya berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Pada masa ini anak harus difasilitasi untuk mengekspresikan rasa takut, rasa heran, penasaran, berani mengajukan pendapat, dan melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang tidak jelas baginya. Contoh implementasi komunikasi dalam keperawatan sebagi berikut :



1) Memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak dengan menggunakan katakata sederhana yang spesifik. 2) Menjelaskan sesuatu yang ingin diketahui anak. 3) Pada usia ini, keingintahuan pada aspek fungsional dan procedural dari objek tertentu sangat tinggi 4) Jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif



REFERENSI : Anjaswarni. (2016). Komunikasi dalam keperawatan. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan. Sarfika, Rika. Esthika A, M. dan Windy F. (2018). Buku ajar Keperawatan Dasar 2 Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan. Padang: Andalas University Press Indarwati, Ferika. (2019). Yogyakarta:



Konsep Komunikasi Dasar Keperawatan Anak 1.



Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.