Teknik Pengendalian Pencemaran Tanah Oleh Sampah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENYEHATAN TANAH DAN PENGELOLAAN SAMPAH – B Teknik Pengendalian Pencemaran Tanah Oleh Sampah Dan Analisi Komposisi Sampah



Disusun Oleh Amalia Pratiwi



P23133115002



Awanda Putri Amalia



P23133115005



Muhammad Zufar Ibrahim



P23133115029



Raras Nurwijayanti



P23133115035 Dosen



Catur Puspawati, ST, MKM Tugiyo, SKM, M.Sc Agus Riyanto, SKM, MKM



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGANPROGRAM STUDI D-IV TINGKAT II



Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120 Telp.(021)7397641, 7397643.Fax (021) 7397769 2017



A. Dampak Pencemaran Tanah Pencemaran daratan pada umumnya berasal dari limbah berbentuk padat yang dibuang atau dikumpulkan di suatu tempat penampungan. Tempat penampungan ini dapat bersifat dan dapat pula bersifat tetap. Bentuk dampak pencemaran daratan tergantung pada komposisi limbah padat yang dibuang serta jumlahnya. Bentuk dampak pencemaran daratan dapat berupa dampak langsung dan dampak tidak langsung.  Dampak langsung Dampak pencemaran daratan (tanah) yang secara langsung dirasakan oleh manusia adalah dampak dari pembuangan limbah padat organic yang berasal dari kegiatan rumah tangga dan juga dari kegiatan industry olahan bahan makanan. Dampak langsung akibat pencemaran daratan lainnya adalah timbunan limbah padat dalam jumlah besar yang akan menimbulkan pemandangan yang tidak sedap, kotor, dan kumuh.  Dampak tidak langsung Dampak tak langsung akibat pencemaran daratan (tanah) adalah dampak yang dirasakan oleh manusia melalui media lain yang ditimbulkan akibat pencemaran daratan (tanah). Contoh dari dampak tak langsung adalah tempat pembuangan limbah padat (sampah) akan menjadi pusat perkembang-biakan tikus dan serangga-serangga yang merugikan manusia seperti lalat dan nyamuk. Selain itu dampak tidak langsung dari pencemaran daratan adalah munculnya berbagai macam penyakit menular. Penyakit menular yang ditimbulkan adalah penyakit yang dapat ditularkan dengan perantara vector dan binatang pengganggu, seperti tikus, lalat, dan nyamuk, vector-vektor tersebut dapat menularkan penyakit diantaranya adalah penyakit, pest, kaki gajah (filariasis), malaria dan demam berdarah.



1



B. Fungsi Tanah Terhadap Bahan Pencemar 1. Fungsi penyaring (Filter) Banyak bahan residu padat dan bahan lain yang berpotensi sebagai bahan pencemar seperti debu dan sedimen, serta bahan padat seperti kotoran ternak, night soil, dan buangan pabrik. Tanah lempungan dan debuan merupakan tanah yang bertekstur halus dan mempunyai kemampuan yang tinggi sebagai penyaring, tetapi permeabilitasnya rendah. Kapasitas penyaring ini cukup rendah pada tanah lempungan dan debuan, tetapi cukup tinggi pada geluahan. Tanah pasiran mempunyai efisiensi yang rendah sebagai filter, tetapi cepat meloloskan air. 2. Fungsi Penyangga Kapasitas penyangga juga sangat penting dalam hubungannya dengan masalah lingkungan karena kompleks pertukaran juga menyerap senyawa yang larut dalam air hujan. Contoh nitrogen monoksida dan sulfur, senyawa meracun terlarut, insektisida terlarut, dan bahan pencemar industry, atau kemungkinan secara kimia dapat terendapkan karena sangat dipengaruhi pH dan potensial redoks. Kapasitas penyangga cukup tinggi pada tanah lempungan dan debuan, serta kandungan bahan organic tinggi. 3. Proses Alihrupa (Transformation) Bahan penemar dalam bentuk senyawa organic, misalnya urin, tinja, pupuk kandang, limbah cair, limbah padat, dan insektisida kemungkinan besar akan mengalami proses alihrupa dan terpecah menjadi senyawa yang tidak meracun



karena mengalami peruraian oleh kegiatan mikroorganisme.



Contoh, pengayaan hara dalam badan air permukaan adalah sungai dan waduk ataupun danau sehingga gulma air akan tumbuh subur (misalnya algae). Tanah masih scukup efektif dalam melindungi lingkungan dari bahaya pencemaran sehingga bahan pencemar di dalam tanah tidak berlebihan dan kegiatan biologi tanah dapat dipertahankan.



2



C. Pencemaran Tanah Oleh Sampah Pencemaran tanah adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam tanah oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas dari tanah turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan



tanah



tidak



lagi



dapat



berfungsi



sesuai



dengan



peruntukannya. Sampah menurut komposisinya dapat dibagi menjadi organic dan anorganik, sampah anorganik berupa senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan atau diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur. Bahan pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang. Bungkus plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada karena sulit untuk diuraikan. Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang. Sementara sampah organic merupakan sampah yang dapat dengan mudah diurai oleh mikroorganisme, sehingga tidak menyebabkan pencemaran tanah sampah organic meliputi sisa-sisa makanan, bangkai hewan, sayur-sayuran, dll.



D. Pengendalian Pencemaran Tanah Oleh Sampah Langkah pencegahan Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya bahan pencemar, antara lain:



3



1) Sampah



organik



yang



dapat



membusuk/diuraikan



oleh



mikroorganisme antara lain dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk. Untuk mengurangi terciumnya bau busuk dari gas-gas yang timbul pada proses pembusukan, maka penguburan sampah dilakukan secara berlapis-lapis dengan tanah. 2) Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman.



Sampah



yang



tidak



dapat



dibakar



dapat



digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur. 3) Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan proses pemurnian. 4) Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada sumursumur atau tangki dalam jangka waktu yang cukup lama sampai tidak berbahaya, baru dibuang ke tempat yang jauh dari pemukiman, misal pulau karang, yang tidak berpenghuni atau ke dasar lautan yang sangat dalam. 5) Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan. 6) Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme. Metode pengendalian atau pengolahan tanah terkontaminasi dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yakni:



4



1. Penyimpanan: tanah terkontaminasi digali dan dibawa ke sebuah Gudang penyimpanan. Tanah terkontaminasi dapat disimpan sementara sampai ditemukan teknik yang tepat untuk mengolahnya. 2. Teknik Ex situ: tanah terkontaminasi digali dan diolah di suatu unit pengolahan. Pengolahan dapat dilakukan dengan cara pemisahan bahan pencemar



dengan



tanah,



penguraian



kontaminan



dengan



bantuan



mikroorganisme, pemanfaatan energi panas untuk menguapkan kontaminan dari tanah, ekstraksi kontaminan dari tanah, penggunaan uap, ataupun bahan kimia untuk memisahkan kontaminan dari tanah. 3. Teknik In situ: Pengelolaan tanah terkontaminasi di tempat, dengan konversi biologi atau konversi kimia, pemisahan kontaminan dan isolasi kontaminan agar tidak mendifusi sumber daya lingkungan lainnya (misalnya, air tanah).



E. Analisis Komposisi Sampah Pencemaran daratan pada umumnya berasal dari limbah berbentuk padat yang dikumpulkan pada suatu tempat penampungan yang sering disebut dengan TPA atau Dump Station. Bahan buangan padat terdiri dari berbagai macam komponen baik yang bersifat organic maupun yang anorganik. Bahan buangan padat kota besar di negara industry padat akan berbeda dengan bahan buangan yang dihasilkan oleh kota kecil yang tidak ada kegiatan industrinya. Komposisi bahan buangan organic dan bahan-bahan buangan anorganik perbandingannya kurang lebih 70%:30%. Makin banyak bahan buangan organic dibandingkan dengan bahan buangan anorganik akan makin baik dipandang dari sudut pelestarian lingkungan, karena bahan organic lebih mudah didegradasi dan menyatu kembali dengan lingkungan alam.



5



Komponen



Presentase



Kertas



41%



Limbah bahan makanan



21%



Gelas



12%



Logam (besi)



10%



Plastic



5%



Kayu



5%



Karet dan kulit



3%



Kain (serat tekstil)



2%



Logam lainnya (Alumunium)



1%



Komponen pencemar daratan (sampah)



6



Daftar Pustaka Sutanto, Rachman. 2005. Dasar Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta: Kanisius. Wardhana, Wisnu Arya. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Andi Sumantri, Arif. 2010. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group http://tutut-hardiyanti.blogspot.co.id/2012/06/metode-dan-teknikpenanggulangan.html



7



PERTANYAAN 1. Yang merupakan fungsi tanah terhadap bahan pencemar, kecuali… a. Sebagai penyaring b. Sebagai penyubur tanaman c. Sebagai penyangga d. Sebagai alihrupa 2.



Dampak dari pembuangan limbah padat organic yang berasal dari kegiatan rumah tangga dan juga dari kegiatan industry olahan bahan makanan. Merupakan dampak yang dirasakan secara? a. Tidak langsung b. Langsung c. Mendatang d. Tidak pasti



3. Yang termasuk komponen pencemar sampah, kecuali… a. Kertas b. Alumunium c. Gelas d. Emas



8