Teknologi Kebidanan Sitiana [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DOSEN MATA KULIAH : ANITA,S,ST.,M.Keb MATA KULIAH



: TEKNOLOGI KEBIDANAN



TUGAS TEKNOLOGI KEBIDANAN



OLEH : WA SITIANA ( PBA190020)



PROGRAM STUDI DII KEBIDANAN POLITEKNIK BAUBAU 2020



KATA PENGANTAR Penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Tugas



ini, dapat diselesaikan



dengan baik karena dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Penulis menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitupun tugas yang telah penulis buat, baik dalam hal isi maupun penulisannya. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran kecil bagi kemajuan ilmu pengetahuan, baik di Politekni Bau-bau maupun lingkungan masyarakat.



Bau bau ,18 oktober



Penyusun



DAFTAR ISI KATAPENGANTAR............................................................................... DAFTAR ISI………………………………………………………………… PEMBAHASAN 1. LENECK……………………………………………………………… 2. DOPLER…………………………………………………………….. 3. PELVIMETRI……………………………………………………….. 4. CTG…………………………………………………………………. DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….



1. Leaneck



Pengertian Leaneck Laeneck (funandoskop) adalah salah satu alat kedokteran yang berfungsi untuk mendengarkan detak jantung janin,alat ini sangat berguna sekali bagi para bidan,yang merupakan salah satu alat terpenting yang harus dimiliki oleh para bidan.



Sejarah Leaneck Dibalik lahirnya stetoskop ini terdapat kisah unik yang dialami penemunya, René Laennec, seorang dokter Perancis yang pada tahun 1816, kebingungan saat akan memeriksa seorang pasien perempuan yang menderita penyakit jantung. Wanita muda tersebut memiliki kelebihan berat badan, sehingga Laennec kesulitan untuk memeriksa denyut jantung, sebab cara lain yang harus dilakukan yakni dengan menempelkan telinga di dada pasien.Laennec merasa enggan untuk meletakkan kepalanya di atas payudara pasien, karena menyangkut kesopanan. Pada akhirnya, seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (5/11/2020), Laennec mencoba menggulung kertas hingga menyerupai tabung dan meletakkan di dada pasien. Ini adalah versi awal stetoskop di masa itu. Kendati demikian, temuan sederhana ini tak langsung diterima khalayak medis di masa itu. Sebab, beberapa dokter menolak, meski pada akhirnya teknologi ini menjadi simbol ikonik bagi dokter. Penemuan stetoskop memberikan dokter sebuah solusi untuk mendengarkan tubuh pasien, sehingga dokter tahu apa yang dialami tubuh pasien. Stetoskop yang ditemukan awalnya di kenal dengan nama Stetoskop René Laennec.



Manfaat Leaneck untuk mendengar detak jantung janin. Cara menggunakan leneck yaitu posisikan ibu dengan berbaring terlentang kemudian melakukan leopold untuk menetukan punggung janin,setelah punggung janin ditemukan letakkan leneck pada perut ibu kemudian hitung DJJ dengan tangan satu memegang nadi ibu dan tangan yang satunya melihat jam dilakukan selama 1 menit(60 detik).



Cara perawatan alat Dulu leneck disterilkan dengan cara dimasak(direbus) sampai ada uapnya.



1. fetal Dopler



pengertian fetal Dopler Fetal Doppler adalah sebuah alat genggam ultrasound portable yang memungkinkan seseorang untuk dapat mendengarkan detak jantung janin ketika masih berada dalam kandungan. Yang bertujuan untuk memastikan bahwa detak jantung janin berada pada angka yang normal atau tidak, serta kita bisa menetapkan diagnosa apakah kondisi kesehatan detak jantung janin dalam keadaan baik atau tidak. Alat fetal doppler ini sangat mempermudah kita dalam pelayanan kebidanan tanpa harus kita menghitung berlama-lama menggunakan lenek yang pada zaman dulu digunakan sebelum adanya teknologi modern seperti Fetal Doppler tersebut. Sejarah Perkembangan Doppler



Prinsip doppler pertamakali diperkenalkan oleh Cristian Jhann Doppler dari Australia pada tahun 1842. Di bidang kedokteran penggunakaan tekhnik Doppler Ultrasound pertamakali dilakukan oleh Shigeo Satomura dan Yosuhara Nimura untuk mengetahui pergerakan katup jantung pada tahun 1955. Kato dan Izumi pada tahun 1966 adalah yang pertama menggunakan ociloscope pada penggunaan Doppler Ultrasound  sehingga pergerakan pembulauh darah dapat didokumentasikan. Pada tahun 1968 H. Takemura dan Y. Ashitaka dari Jepang memperkenalkan penggunaan Doppler velocimetri di bidang kebidanan dengan menggambarkan tentang spektrum Doppler dari arteri umbilikalis. Sementara itu, di Barat penggunaann velocimetri  Doppler di bidang kebidanan baru dilakukan pada tahun1977. Pada awal penggunaan Doppler Ultrasound  difokuskan pada arteri umbilikalis, tetapi pada perkembangan selanjutnya banyak digunakan untuk pembuluh darah lainnya. Sedangkan untuk fetal dopler sendiri  diciptakan pada tahun 1958 oleh Dr Edward H.Hon, yakni sebuah Doppler monitor  janin atau Doppler monitor denyut jantung janin dengan transduser genggam ultrasound yang digunakan untuk mendeteksi detak jantung dari janin. Edward menggunakan Efek Doppler untuk memberikan stimulasi terdengar dari detak jantung. Untuk perkembangan selanjutnya, alat ini  menampilkan denyut jantung janin per menit. Penggunaan alat ini dikenal sebagai auskultasi doppler. Berikut Cara Penggunaan Fetal Doppler : 1. Ambil probe pada fetal doppler. 2. Tekan tombol power pada alat ini. 3. Setelah lampu doppler menyala maka alat ini pun siap untuk digunakan. 4. Oleskan gel pada probe. 5. Tempelkan probe ke perut ibu hamil pada posisi punggung janin. 6. Probe dapat di geser-geser sampai ditemukan tempat yang pas dimana detak jantung dapat di deteksi. 7. Setelah terdengar bunyi detak jantung janin, volume doppler dapat ditingkatkan agar dapat terdengar suara detak jantung janin dengan lebih jelas. 8. Banyaknya detak jantung janin permenit akan ditampilkan di layar display doppler



Setelah tes kehamilan positif, dokter merekomendasikan untuk menjadwalkan pemindaian ultrasound awal kehamilan sekitar 7 hingga 8 minggu kehamilan. Namun, beberapa tenaga medis menjadwalkan USG pertama saat usia kehamilan mencapai usia antara 11 dan 14 minggu.



Namun, dokter dapat merekomendasikan pemindaian ini paling cepat 6 minggu jika kamu mengalami beberapa hal, seperti:    



Pernah memiliki kondisi medis sebelumnya; Mengalami keguguran; Pada kehamilan sebelumnya, mengalami mempertahankan kehamilan. 



kesulitan



untuk



Selama pemeriksaan ultrasonografi pertama, dokter atau teknisi ultrasonografi akan memeriksa hal-hal berikut:  



 



Konfirmasi kehamilan yang layak, dan periksa kehamilan molar atau ektopik yang tidak dapat hidup; Konfirmasi detak jantung janin, detak jantung janin harus berada di antara 90-110 denyut per menit (bpm) pada 6-7 minggu. Pada minggu kesembilan, detak jantung janin yang sehat adalah 140-170 bpm. Mengukur panjang mahkota hingga bokong, yang membantu menentukan usia kehamilan; Mendeteksi kehamilan abnormal.



Menggunakan fetal dopler pada saat melakukan pemeriksaan DJJ yang dipantau setiap 30 menit.



2. Pelvimetri



Pengertian Pelvimetri Pelvimetri adalah pengukuran dimensi tulang jalan lahir untuk menentukan apakah bayi dapat dilahirkan pervaginam. Prognosis untuk suksesnya persalinan pervaginam tentu tidak dapat dipastikan berdasarkan pelvimetri roentgenologis saja, karena kapasitas panggul merupakan salah satu factor yang menentukan hasil akhir. Terdapat sekurangnya lima factor yang dihadapi : 1. 2. 3. 4. 5.



ukuran dan bentuk panggul tulang, Ukuran kepala janin, Kekuatan kontraksi uterus, kekuatan moulage kepala janin, presentasi dan posisi janin.



Hanya factor yang pertama yang dapat dipertanggung jawabkan dengan pengukuran radiografik yang agak teliti. Dikenal dua macam pelvimetri yaitu pelvimetri klinis dan radiologis. Pelvimetri klinis mempunyai arti penting untuk menilai secara kasar pintu atas panggul,panggul tengah dan memberi gambaran yang jelas mengenai pintu bawah panggul. Dengan pelvimetri roentgenologis akan diberikan gambaran yang jelas tentang bentuk panggul, ketepatan tambahan dalam pengukuran pelvis , serta dapat dilakukan pengukuran diameter penting yang sulit diperoleh secara tepat dengan cara pengukuran manual yaitu diameter tranversa pintu atas dan tengah panggul.



Sejarah pelvimetri Pelvimetri radiology pertama kali dikembangkan oleh Albert di jerman serta Budin dan Varnier di prancis pada tahun 1895. sejak saat itu banyak tulisan yang dibuat mengenai pelvimetri, yang berhubungan dengan macam-macam tehnik pengukuran. Dari yang mudah hingga yang sukar dengan suatu kecenderungan saat ini untuk kembali lagi pada cara yang mudah. Thoms menerbitkan hasil karyanya tentang pelvis pada tahun 1922,dan saat ini banyak dijadikan sebagai pedoman metodemetode radiology. Johnson, Cliffort dan Hodges melakukan penelitian dalam metode posisi untuk mengurangi bayangan palsu agar didapat ukuran yang sebenarnya. Guthmann, pada tahun 1928 adalah orang yang pertama menegaskan pentingnya proyeksi lateral pelvis untuk pengukuran diameter sagital. Ball pada tahun 1932 menegaskan pentingnya sifat-sifat kwalitatif terhadap masalah penyesuaian kepala janin terhadap pelvis dalam mekanisme persalinan yang disebut pelvimetri dan sepalometri



Manfaat pelvimetri Merupakan cara pemeriksaan yang penting untuk mendapatkan keterangan tentang keadaan panggul. Pada wanita dengan tinggi badan kurang dari 150 cm dapat dicurigai adanya kesempitan panggul.



Cara Menggunakan Pelvimetri Dilakukan dengan 2 cara : 1. pelvimetri eksternal 2. pelvimetri internal Pelvimetri Eksternal dilakukan dengan cara pengkuran jarak antara cristal iliaka, jarak antara spina iliaka anterior superior, jarak intertrocanter jarak diagonal transfersal area michaelis-sakrum, dan intertuberositas. Pelvimetri Internal dengan cara vagina toucher (VT) atau pemeriksaan dalam menggunakan jari telunjuk dan tengah untuk mengevaluasi kapasitas panggul, yakni PAP, Ruang tengah panggul (RTP), dan pintu bawah paggul (PBP)



3. CTG



CTG adalah alat yang digunakan untuk memantau aktivitas dan denyut jantung janin, serta kontraksi rahim saat bayi berada di dalam kandungan. Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat mengevaluasi apakah kondisi janin sehat sebelum dan selama persalinan.



Cara Kerja Alat Cardiotocography CTG umumnya meliputi dua piringan kecil yang ditempelkan ke permukaan perut menggunakan ikat pinggang elastis yang dilingkarkan di perut ibu hamil. Satu piringan berfungsi untuk mengukur denyut jantung janin, sedangkan piringan yang lain untuk mengukur kekuatan dan kontraksi rahim ibu hamil.



Alat ini dapat menentukan seberapa sering ibu hamil merasakan kontraksi, durasi kontraksi rahim, dan kondisi janin di dalam kandungan ketika kontraksi berlangsung.



Sebelum CTG digunakan, dokter atau bidan akan mengoleskan gel khusus terlebih dahulu pada perut ibu hamil. Setelah itu, piringan dan ikat pinggang dari CTG akan dipasang di perut ibu hamil.



Setelah beberapa menit, piringan CTG yang terhubung pada mesin CTG akan menampilkan data kontraksi rahim, denyut jantung janin, dan aktivitas janin di dalam rahim melalui layar monitor. Data tersebut juga bisa dicetak pada kertas khusus yang menggambarkan grafik CTG.



Berbeda dengan denyut jantung normal orang dewasa yang berkisar antara 60–100 kali per menit, rata-rata denyut jantung normal pada janin adalah sekitar 110–160 kali per menit. Jika denyut jantung terlalu rendah atau tinggi, hal tersebut bisa jadi menandakan adanya masalah pada janin, misalnya gawat janin.



Kondisi yang Memerlukan Pemeriksaan CTG Jika kondisi kesehatan ibu hamil dan janin baik, biasanya CTG tidak rutin dilakukan. Pemeriksaan detak jantung janin cukup dilakukan menggunakan alat yang lebih sederhana, yaitu fetal doppler. Bedanya dengan CTG, alat ini hanya mampu mengukur denyut jantung janin, sehingga aktivitas janin dan kontraksi rahim tidak dapat dipantau.



Pemeriksaan CTG biasanya baru diperlukan jika ibu hamil mengalami kondisi yang dianggap dapat membahayakan persalinan atau janin, misalnya diabetes, tekanan darah tinggi, dan preeklamsia. Pemeriksaan ini diperlukan untuk menentukan tindakan apa yang mungkin perlu dilakukan untuk membantu proses persalinan.



Selain itu, CTG juga mungkin perlu dilakukan apabila ibu hamil atau janin mengalami kondisi berikut ini: Ketuban pecah dini



        



Pergerakan janin berkurang atau berhenti Demam Kelahiran prematur Perdarahan saat persalinan Kehamilan bayi kembar Masalah pada air ketuban, misalnya infeksi ketuban Gangguan pada plasenta Ukuran bayi kecil Kehamilan sungsang



CTG juga dapat dilakukan untuk mendeteksi dan mengukur kontraksi palsu atau Braxton Hicks dan mengantisipasi kontraksi asli pada ibu hamil yang sudah melewati kehamilan trimester ketiga, namun belum juga melahirkan.



Mesin CTG akan mengeluarkan hasil berupa grafik sesuai dengan denyut jantung janin dan kontraksi rahim. Hasil pemeriksaan dapat dikategorikan menjadi reaktif dan nonreaktif.



Cara penggunan CTG Alat CTG dipasangkan secara melingkar pada perut ibu hamil. Jika dalam 20 menit janin tidak bergerak atau sedang tidur, tes diperpanjang hingga janin bergerak. Dokter akan merangsang pergerakan janin secara manual atau menempalkan perangkat yang mengeluarkan suara.



Alat CTG digunakan pada saat : 3. Ketuban pecah dini 4. Pergerakan janin berkurang atau berhenti 5. Demam 6. Kelahiran premature 7. Perdarahan saat persalinan 8. Masalah pada air ketuban, misalkan infeksi ketuban 9. Gangguan pada plasenta 10. Ukuran bayi kecil 11. Kehamilan sungsang



12. DJJ melebihi batas normal



DAFTAR PUSTAKA



www.alomedika.com https://www.liputan6.com https://www.guesehat.com