Teknologi Sediaan Steril Tetes Mat Zinc Sulfat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL PEMBUATAN TETES MATA ZINC SULFAT 0,25 %



DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3 1. M. ALFASIH



(PO.71.39.1.20.067)



2. NUR ALFIYAH RESTIAYU



(PO.71.39.1.20.069)



3. ENJITA RAHMADANI



(PO.71.39.1.20.071)



4. ASI ANISA



(PO.71.39.1.20.073)



5. SALSYABILA WONIKA



(PO.71.39.1.20.075)



6. MIFTAHUL JANNAH



(PO.71.39.1.20.077)



7. OLLA THIIFU NUR’ANNISA



(PO.71.39.1.20.079)



Dosen Pembimbing : Drs. Sadakata Sinulingga, Apt, M.Kes NILAI



PARAF



POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG JURUSAN FARMASI TAHUN AJARAN 2021/2022



I.



FORMULA TUGAS R/ Tetes Mata Zinc Sulfat 0,25% M.f. Gutt. Ophth. Steril No II Da in Vial 10 ml



II.



TUJUAN 1. Mahasiswa mampu membuat sediaan steril berupa tetes mata dengan zinc sulfat sebagai zat berkhasiatnya serta melakukan teknik pembuatannya. 2. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap sediaan tetes mata zinc sulfat



III.



TEORI Guttae adalah sediaan cair berupa larutan, emulsi, atau suspensi yang dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan dan menggunakan penetes.Obat tetes mata (guttae ophthalmicae) termasuk guttae untuk obat luar; untuk jenis yang lainnya ada juga tetes telinga (guttae auricularis), tetes hidung (guttae nasales), dan tetes mulut (guttae oris).Obat tetes mata atau Guttae Opthalmicae adalah sediaan steril berupa larutan atau suspensi, digunakan untuk mata dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata disekitar kelopak mata dan bola mata. (FI III, hal 10). Maksud penggunaan obat tetes mata adalah untuk memudahkan penggunaan, hanya dengan meneteskan saja dan untuk efek lokal, misalnya peradangan pada konjungtiva mata. Obat tetes mata harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:   



Steril. Larutan tetes mata harus jernih dan bebas partikel. Sedapat mungkin isohidris dengan cairan mata yaitu pH 7,4. Sedangkan pH yang masih bisa ditolerir adalah 3,5 – 10,5. (The Pharmaceutical Codex, p. 163).  Sedapat mungkin isotonis, yang masih bisa diterima adalah 0,7 – 1,5 %.  Tetes mata yang berupa suspensi, bahan yang tidak larut haruslah sangat halus, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi rangsangan terhadap mata sehingga air mata tidak banyak keluar. Sediaan obat tetes mata dapat mengandung obat dengan efek terapi: antiperadangan, antimikroba, miotik (menyempitkan pupil mata), midriatika (melebarkan pupil mata), dan anestesi (bius) lokal, serta dapat digunakan untuk



diagnosis. Secara umum, obat tetes mata tidak boleh digunakan lebih dari satu bulan setelah tutup dibuka.Khusus untuk sediaan obat tetes mata yang berbentuk suspensi, sebelum digunakan haruslah dikocok terlebih dahulu. Cairan mata isotonik dengan darah dan nilai isotonisitasnya sama dengan larutan NaCl P 0,9 %. Tujuan penggunaan dapar pH adalah untuk mencegah kenaikan pH yang disebabkan oleh pelepasan lambat ion hidroksil dari wadah kaca.Kenaikan pH dapat mengganggu kelarutan dan stabilitas obat.Garam alkaloid paling efektif pada pH optimal untuk pembentukan basa bebas tidak terdisosiasi.Tetapi pada pH ini obat mungkin menjadi tidak stabil, sehingga pH harus diatur dan dipertahankan tetap dengan penambahan dapar.Air mata mempunyai kapasitas dapar yang baik. Obat mata akan merangsang pengeluaran air mata dan penetralan akan terjadi dengan cepat asalkan kapasitas dapar larutan obat tersebut kecil (jumlah mol asam dan basa konjugat dari pendapar kecil). Garam alkaloid bersifat asam lemah dan kapasitas daparnya lemah. Satu atau dua tetes larutan obat mata ini akan dinaikkan pHnya oleh air mata. Dalam menyiapkan dapar dengan pH yang diinginkan, harus dipilih sistem asam garam yang pKa-nya mendekati pH yang diinginkan agar angka banding asam terhadap garam mendekati satu dan diperoleh keefektifan maksimal terhadap penaikan dan penurunan pH. Sediaan tetes mata mempunyai banyak persamaan dengan sediaan parenteral.Formulasi sediaan tetes mata yang stabil memerlukan bahan-bahan yang sangat murni seperti bebas dari kontaminan kimia, fisik (partikel), dan mikroba.Sediaan tetes mata digunakan dalam jumlah yang besar, seperti irigan mata, atau dalam pemeliharaan peralatan seperti lensa kontak. Beberapa pertimbangan dalam pembuatan obat mata: 1. Sterilitas Sediaan harus dikerjakan seaseptis mungkin dan dilakukan proses sterilisasi yangsesuai. Cara sterilisasi yang sering digunakan untuk obat tetes mata adalah pemanasan dengan otoklaf, pemanasan dengan bakterisida, dan penyaringan. 2.



Iritasi pH sediaan yang tidak cocok dengan air mata akan mengakibatkan iritasi yang disertai dengan keluarnya air mata. Difusi obat akan terhalang sehingga jumlah obat tidak efektif.



3.



Pengawet Pengawet perlu ditambahkan khususnya untuk obat tetes mata dosis ganda. Syarat pengawet: efektif dan efisien, tidak berinteraksi dengan bahan aktif atau bahan pembantu lainnya, tidak iritan terhadap mata, dan tidak toksis. Pengawetan yang tepat dan konsentrasi maksimum dari pengawet untuk tujuan ini termasuk: 



0,013% benzalkonium klorida







0,01% klorida



benzetonium



 



4.



5.



0,5% 0,004% asetat



klorobutanol fenilmerkuri



 



0,004% nitrat 0,01%



fenilmerkuri timerosal



Kejernihan Larutan mata adalah dengan definisi bebas adari partikel asing dan jernih secara normal diperoleh dengan filtrasi, pentingnya peralatan filtrasi dan tercuci baik sehingga bahan-bahan partikulat tidak dikontribusikan untuk larutan dengan desain peralatan untuk menghilangkannya. pengerjaan penampilan dalam lingkungan bersih. Penggunaan Laminar Air Flow dan harus tidak tertumpahkan akan memberikan kebersamaan untuk penyiapan larutan jernih bebas partikel asing. Dalam beberapa permasalahan, kejernihan dan streilitas dilakukan dalam langkah filtrasi yang sama. Ini penting untuk menyadari bahwa larutan jernih sama fungsinya untuk pembersihan wadah dan tutup. keduanya, wadah dan tutup harus bersih, steril dan tidak tertumpahkan. Wadah dan tutup tidak membawa partikel dalam larutan selama kontak lama sepanjang penyimpanan. Normalnya dilakukan test sterilitas. Stabilitas Stabilitas obat dalam larutan, seperti produk tergantung pada sifat kimia bahan obat, pH produk, metode penyimpanan (khususnya penggunaan suhu), zaat tambahan larutan dan tipe pengemasan. Obat seperti pilokarpin dan fisostigmin aktif dan cocok pada mata pada pH 6.8 namun demikian, pH stabilitas kimia (atau kestabilan) dapat diukur dalam beberapa hari atau bulan. Dengan obat ini, bahan kehilangan stabilitas kimia kurang dari 1 tahun. Sebaliknya pH 5, kedua obat stabil dalam beberapa tahun.



6. Buffer dan pH Idealnya, sediaan mata sebaiknya pada pH yang ekuivalen dengan cairan mata yaitu 7,4. Dalam prakteknya, ini jarang dicapai. Mayoritas bahan aktif dalam optalmologi adalah garam basa lemah dan paling stabil pada pH asam. Ini umumnya dapat dibuat dalam suspensi kortikosteroid tidak larut suspensi biasanya paling stabil pada pH asam. 7. Tonisitas Tonisitas berarti tekanan osmotik yang dihasilkan oleh larutan dari keberadaan padatan terlarut atau tidak larut. Cairan mata dan cairan tubuh lainnya memberikan tekanan osmotik sama dengan garam normal atau 0,9% larutan NaCl. Larutan yang mempunyai jumlah bahan terlarut lebih besar daripada cairan mata disebut hipertonik. Sebaliknya, cairan yang mempunyai sedikit zat terlarut mempunyai tekanan osmotik lebih rendah disebut hipotonik. Mata dapat mentoleransi larutan yang mempunyai nilai tonisitas dalam range dari ekuivalen



0,5% sampai 1,6% NaCl tanpa ketidaknyamanan yang besar. Tonisitas pencuci mata mempunyai hal penting lebih besar daripada tetes mata karena volume larutan yang digunakan. Dengan pencuci mata dan dengan bantuan penutup mata, mata dicuci dengan larutan kemudian overwhelming kemampuan cairan mata untuk mengatur beberapa perbedaan tonisitas. Jika tonisitas pencuci mata tidak mendekati cairan mata, dapat, menghasilkan nyeri dan iritasi. Dalam pembuatan larutan mata, tonisitas larutan dapat diatur sama cairan lakrimal dengan penambahan zat terlarut yang cocok seperti NaCl. Jika tekanan osmotik dari obat diinginkan konsentrasi melampaui cairan mata, tidak ada yang dapat dilakukan jika konsentrasi obat yang diinginkan dipertahankan, ketika larutan hipertonik. Contohnya 10 dan 30% larutan natrium sulfasetamid adalah hipertonik, konsentrasi kurang dari 10% tidak memberikan efek klinik yang diinginkan. Untuk larutan hipotonik sejumlah metode disiapkan untuk menghitung jumlah NaCl untuk mengatur tonisitas larutan mata, salah satu metodenya adalah metode penurunan titik beku. 8. Viskositas USP mengizinkan penggunaan bahan pengkhelat viskositas untuk memperpanjang lama kontak dalam mata dan untuk absorpsi obat dan aktivitasnya. Bahan-bahan seperti metilselulosa, polivinil alkohol dan hidroksi metil selulosa ditambahkan secara berkala untuk meningkatkan viskositas. Para peneliti telah mempelajari efek peningkatan viskositas dalam waktu kontak dalam mata. umumnya viskositas meningkat 25-50 cps range yang signifikan meningkat lama kontak dalam mata.



9. Additives/Tambahan Penggunaan bahan tambahan dalam larutan mata diperbolehkan, namun demikian pemilihan dalam jumlah tertentu. Antioksidan, khususnya Natrium Bisulfat atau metabisulfat, digunakan dengan konsentrasi sampai 0,3%, khususnya dalam larutan yang mengandung garam epinefrin. Antioksidan lain seperti asam askorbat atau asetilsistein juga digunakan. Antioksidan berefek sebagai penstabil untuk meminimalkan oksidasi epinefrin. Penggunaan surfaktan dalam sediaan mata dibatasi hal yang sama. surfaktan nonionik, kelas toksis kecil seperti bahan campuran digunakan dalam konsentrasi rendah khususnya suspensi dan berhubungan dengan kejernihan larutan. Penggunaan surfaktan, khususnya pada beberapa konsentrasi sebaiknya disesuaikan dengan karakteristik bahanbahan. Surfaktan nonionik, khususnya dapat bereaksi dengan adsorpsi dengan komponen pengawet antimikroba dan inaktif sistem pengawet. Surfaktan kationik digunakan secara bertahap dalam larutan mata tetapi hampir invariabel sebagai pengawet antimikroba. benzalkonium klorida dalam range 0,01-0,02% dengan toksisitas faktor pembatas konsentrasi. Benzalkonium klorida sebagai pengawet digunakan dalam jumlah besar dalam larutan dan suspensi mata komersial.



10. Sterilisasi Sterilisasi merupakan sesuatu yang penting. larutan mata yang dibuat dapat membawa banyak organisme, yang paling berbahaya adalah Pseudomonas aeruginosa. infeksi mata dari organisme ini yang dapat menyebabkan kebutaan. Ini khususnya berbahaya untuk penggunaan produk nonsteril di dalam mata ketika kornea dibuka. bahan-bahan partikulat dapat mengiritasi mata, ketidaknyamanan pada pasien dan metode ini tersedia untuk pengeluarannya. Jika suatu batasan pertimbangan dan mekanisme pertahanan mata, bahwa sediaan mata harus steril. air mata, kecuali darah, tidak mengandung antibodi atau mekanisme untuk memproduksinya. Oleh karena itu, mekanisme pertahanan utama melawan infeksi mata secara sederhana aksi pertahanan oleh air mata, dan sebuah enzim ditemukan dalam air mata (lizozim) dimana mempunyai kemampuan untuk menghidrolisa polisakarida dari beberapa organisme ini. Organisme ini tidak dipengaruhi oleh lizozim. satu yang paling mungkin yang menyebabkan kerusakan mata adalah Pseudomonas aeruginosa (Bacillus pyocyneas). 11. Bahaya Obat Non Steril Pseudomonas aeruginase (B. Pyocyaneus; P.pyocyanea; blue pas bacillus) ini merupakan mikroorganisme berbahaya dan upportunis yang tumbuh baik pada kultur media yang menghasilkan toksin dan zat/produk antibakteri, cenderung untuk membunuh kontaminan lain dan membiaran Pseudomonas aeruginosa untuk tumbuh pada kultur murni. Bacillus obat gram negatif menjadi sumber dari infeksi yang serius pada kornea. Ini dapat menyebabkan kehilangan penglinghatan pada 24-48 jam. Pada konsentrasi yang ditoleransi oleh jaringan mata, menunjukkan bahwa semua zat antimikroba didiskusikan pada baggia berikut dapat tidak efektif melawan beberapa hari strain dari organisme ini.  Keuntungan dan Kerugian Tetes Mata a. Keuntungan Tetes Mata Secara umum larutan berair lebih stabil daripada salep, meskipun salep dengan obat yang larut dalam lemak diabsorbsi lebih baik dari larutan/salep yang obat-obatnya larut dalam air. Obat tetes mata tidak menggangu penglihatan ketika digunakan. b. Kerugian Tetes Mata Kerugian yang prinsipil dari larutan mata adalah waktu kontak yang relatif singkat antara obat dan permukaan yang terabsorsi. Bioavailabilitas obat mata diakui buruk jika larutannya digunakan secara topical untuk kebanyakan obat kurang dari 1-3% dari dosis yang dimasukkan melewati kornea. Sampai ke ruang anterior. Sejak boavailabilitas obat sangat lambat, pasien mematuhi aturan dan teknik pemakaian yang tepat.



1. 2. 3.



4.



5.



6.



7.



 Penggunaan Tetes Mata Cuci tangan. Dengan satu tangan, tarik perlahan-lahan kelopak mata bagian bawah Jika penetesnya terpisah, tekan bola karetnya sekali ketika penetes dimasukkan ke dalam botol untuk membawa larutan ke dalam penates Tempatkan penetes di atas mata, teteskan obat ke dalam kelopak mata bagian bawah sambil melihat ke atas jangan menyentuhkan penetes pada mata atau jari. Lepaskan kelopak mata, coba untuk menjaga mata tetap terbuka dan jangan berkedip paling kurang 30 detik. Jika penetesnya terpisah, tempatkan kembali pada botol dan tutup rapat. Jika penetesnya terpisah, selalu tempatkan penetes dengan ujung menghadap ke bawah. Jangan pernah menyentuhkan penetes denga permukaan apapun. Jangan mencuci penates Ketika penetes diletakkan diatas botol, hindari kontaminasi pada tutup ketika dipindahkan. Ketika penetes adalah permanen dalam botol, ketika dihasilkan oleh industri farmasi untuk farmasis, peraturan yang sama digunkahn menghindari kontaminasi. Jangan pernah menggunakan tetes mata yang telah mengalami perubahan warna Jika anda mempunyai lebih dari satu botol dari tetes yang sama, buka hanya satu botol saja. Jika kamu menggunakan lebih dari satu jenis tetes pada waktu yang sama, tunggu beberapa menit sebelum menggunakan tetes mata yang lain. Sangat membantu penggunaan obat dengan latihan memakai obat di depan cermin. Setelah penggunaan tetes mata jangan menutup mata terlalu rapat dan tidak berkedip lebih sering dari biasanya karena dapat menghilangkan obat dari tempat kerjanya.



. 



Farmakologi Zink sulfat yang berfungsi sebagai astringen jika digunakan secara topikal pada mata bekerja dengan cara mebersihkan mucus dari permukaan mata. Kemudian Phenylephrine sebagai dekongestan mata. Obat ini biasanya digunakan untuk mengobatiiritasi ringan yang diakibatkan oleh matahari, angin, debu, danasap, mengurangi gejala mata lelah, alergi, inflamasi konjungtivadan photopthalmia, serta gangguan penglihatan karena kelebihanlendir mata. Obat ini tidak boleh digunakan pada penderita yanghipersensitif terhadap salah satu atau lebih kandungan obat didalamnya



Kontraindikasi terhadap pasien dengan penyakit glaukomakarena dapat meningkatkan tekanan intraokuler. Penelitian padahewan menunjukkan efek samping janin (terstogenik atau embriosidal) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita hamil. Aturan pemakaian sebanyak 1-2 tetes selama 3-4 kli sehari apabila diperlukan. 1. Farmakodinamik Mekanisme zinc yang memberikan dampak antidiare tidak sepenuhnya diketahui. Diduga zinc memberikan efek profilaktik dan terapeutik terhadap diare, dengan efek langsung terhadap aktivitas vili usus, mempengaruhi aktivitas enzim disakaridase pada permukaan perbatasan mikrovili usus, berperan dalam transportasi air dan elektrolit usus halus, dan mempengaruhi fungsi sel T sehingga memperbaiki imunitas.



2. Farmakokinetik Peran penting dari farmakologi zinc adalah sebagai suatu kofaktor enzim dan melindungi membran sel terhadap lisis yang disebabkan oleh aktivasi komplemen dan pelepasan zat toksin. Zinc juga berperan dalam pertumbuhan sel, metabolisme dan diferensiasi sel, serta pertahanan terhadap infeksi. 3 Kontraindikasi Peran penting dari farmakologi zinc adalah sebagai suatu kofaktor enzim dan melindungi membran sel terhadap lisis yang disebabkan oleh aktivasi komplemen dan pelepasan zat toksin. Zinc juga berperan dalam pertumbuhan sel, metabolisme dan diferensiasi sel, serta pertahanan terhadap infeksi.



IV.



DATA PENDUKUNG a. Data Zat Aktif



Nama Zat Aktif



Zink sulfat



Bahan



Cara



pH



Cara



Pemban



Pemberia



Stabilita



Sterilisa



tu



n



s



si



Air Pro



Diteteskan



Injectio



ke mata



b. Tak Tersatukan Zat Aktif 1) Secara Kimia dan Fisika



5,8-6,2



Sterilisas i



Khasiat



V.



USUL PENYEMPURNAAN ACUAN a. Formula Acuan



VI.



PERHITUNGAN Tiap botol (10ml) mengandung : Zinc sulfat Phenylhdragyri nitras Aqua pro injeksi a. Perhitungan Bahan Dibuat 2 botol tetes mata @10 ml Volume total



= 0,25% = 0,002% ad 10 ml



= (n x v ) + 30% (n x v ) = ( 2 x 10 ml ) + 30% ( 2 x 10 ml ) = 20 ml + 6 ml = 26 ml ~ 50 ml Zinc sulfat = 0,25/100 x 50 ml = 0,125g = 125mg Dilebihkan 5% = 5/100 x 125 mg = 6,25 mg Zinc sulfat yang diambil = 125 mg + 6,25mg = 131,25 mg ~ 150 mg Phenylhdragyri Nitras = 0,002% x 50 ml = 0,001 g = 1mg Aqua pro injeksi ad 50 ml



VII.



DATA TAMBAHA a. Data Zat Pembantu -



b. Alat dan Cara Sterilisasi Paraf Pengawas: Cara



NO



Bahan/Alat



AWAL



1



Drops



Oven



2



Beaker gelas



( I jam) Oven 150C



3 4



( I jam) Kaca arloji Flambeer Corong gelas dan Autoclave 30



5 6 7



kertas saring Sendok spatula Batang pengaduk Pipet tetes



menit Flambeer Flambeer Autoclave 30



8



Kapas



menit Autoclave 30



9 10



Pinset Erlemeyer



menit Flambeer Oven 150C



Karet pipet



( I jam) Rebus



12



Gelas ukur



menit Autoclave 30



13



Perkamen



menit Autoclave 30



Aquadest



menit Rebus



Sterilisasi



JAM



11



14



PARAF



150C



30



30



menit setelah 15



Spuit



injeksi



mendidih / Telah dianggap steril



syringe VIII. FORMULA AKHIR IX.



PENIMBANGAN ZAT Zinc sulfat = 150mg Phenylhdragyri Nitras = 1mg Aqua pro injeksi = 50 ml



X.



URAIAN LANGKAH PEMBUATAN SEDIAAN



AKHIR JAM



PARAF



1. Sterilisasikan alat dan bahan terlebih dahulu 2. Timbang masing-masing bahan. 3. Larutkan phenylmercuric nitrate dalam aquadest sampai larut, masukkan ke dalam beaker gelas (massa 1) 4. Larutkan zink sulfat dalam aquadest sampai larut, masukkan ke dalam beaker gelas 5. Masukkan zink sulfat sedikit demi sedikit ke dalam campuran 1 6. Aduk ad homogen. . 7. Cek pH sediaan.(5,8 – 6,2) 8. Tambahkan aquadest ad volume yang diinginkan. 9. Saring larutan tersebut dengan kertas saring yang telah dibasahi sebelumnya dengan aquadest. 10. Pipet 10 ml sediaan, masukkan dalam wadah primer tetes mata. 11. Beri etiket 12. Dilakukan sterilisasi akhir dengan menggunakan autoklaf selama 15 menit. 13. Lakukan uji evaluasi



XI.



HASIL



XII.



EVALUASI a. Uji Kejernihan (Lachman hal 1355) Pemeriksaan dilakukan secara visual biasanya dilakukan oleh seseorang yang memeriksa wadah bersih dari luar di bawah penerangan cahaya yang baik, terhalang terhadap refleksi ke dalam matanya, dan berlatar belakang hitam putih, dengan rangkaian isi dijalankan dengan suatu aksi memutar, harus benar-benar bebas dari partikel-partikel kecil yang dapat dilihat dengan mata. Kejernihan sediaan ditandai dengan tidak adanya kotoran atau zahra pada sediaan, larutan jernih/ transparan jika berwarna maka sesuai dengan warna zat yang terdapat pada sediaan. Prosedur kejernihan adalah melihat ampul pada latar yang gelap lalu dilihat adalah kotoran yang mengapung pada sediaan. b. Uji PH (FI hal 1039-1040) Cek pH larutan dengan menggunakan pH meter atau dengan kertas indicator univeral 



Dengan pH meter



: sebelum digunakan, periksa elektroda dan



jembatan garam. Kalibrasi pH meter. Pembakuan pH meter : bilas



elektroda dan sel beberapa kali dengan larutan uji dan isi sel dengan sedikit larutan. Baca harga pH. Gunakan air bebas



CO2



untuk



pelarutan dengan pengenceran larutan uji. 



Alat







Prosedur



: kertas pH dan pH meter :



1. pH meter di kalibrasi dengan larutan dapar standar yang pH sama dengan pH yang akan diukur. 2. Batang elektrode pH meter dibersihkan dengan aquadest dan dikeringkan. 3. Batang elektrode dicelupkan dalam sediaan injeksi yang kan diukur pHnya. 4. Menekan auto read lalu enter. 5. Tunggu angka sampai berhenti lalu catat pH c. Uji Keseragaman Volume (FI IV hal 1044) Diletakkan pada permukaan yang rata secara sejajar lalu dilihat keseragaman volume secara visual. Nomo r



Kejernihan pH



Drops 1 2 Keterangan : (√) : Memenuhi standar



XIII. PEMBAHASAN



Keseragaman Volume



(-) : Tidak memenuhi standard



XIV. KESIMPULAN



DAFTAR PUSTAKA Anief, Moh . 1997 . Ilmu Meracik Obat . Yogyakarta : Gadjah Mada Universitas Press Departemen Kesehatan Republik Indonesia . 1979 . Farmakope Indonesia Edisi III . Jakarta : Dekpes RI



Departemen Kesehatan Republik Indonesia . 1995 . Farmakope Indonesia Edisi IV . Jakarta : Dekpes RI Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978 . Formularium Nasional Edisi 2 .Jakarta : Dekpes RI Syamsuni . 2007 . Ilmu Resep . Jakarta : EGC



KOTAK OBAT



ERINGATAN DAN PERHATIAN : Disebutkan peneltian pada hewan efek teratogenik. pada janin. Tidak diberikan pada ibu hamil EFEK SAMPING : Efek teratogenik pada janin Ketika botol telah dibuka maka obat hanya boleh digunakan selama kurang dari 1 bulan Simpan pada tempat sejuk, kering, terhindar dari cahaya matahari secara langsung dan jauhkan dari jangkauan anak – anak



Netto : 10 ml



Komposisi : Tiap 10 ml Mengandung: Zinc Sulfat 0,25%



Netto : 10 ml



EYEZINC Tetes Mata



INDIKASI : Menghilangkan rasa gatalgatal, rasa terbakar, sakit dan gejala-gejala alergi pada mata.



EYEZINC Tetes Mata



Injeksi 10 ml



KONTRAINDIKASI : Penderita yang mengalami galukoma



Injeksi 10 ml



DOSIS DAN CARA PEMBERIAN : Teteskan 12 tetes, 3-4 kali sehari selama diperlukan No Reg : DKL192523849A1 No Batch : 9251011 Mfg. Date : Desember 2021 Exp. Date : Desember 2022



BROSUR



Eyezinc Tetes MataZinc Sulfat Kemasan : 10 ml Komposisi : Tiap 10 ml Mengandung: Zinc Sulfat 0,25%



EYEZINC Tetes Mata Injeksi 10 ml PT.MOLLPHARMA PALEMBANG-INDONESIA