Telaah Kurikulum SD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Telaah kurikulum LATAR BELAKANG Kurikulum memegang kedudukan kunci dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan, yang pada akhirnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan satu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut rencana dan pelaksanaan pendidikan baik dalam lingkup kelas, sekolah, maupun nasional. Pendidikan di negara Indonesia saat ini masih mengalami berbagai macam persoalan. Salah satu persoalan pendidikan kita yang masih menonjol saat ini adalah adanya kurikulum yang mengalami pergantian dari tahun ke tahun dan membebani peserta didik tanpa ada arah pengembangan yang benar-benar di implementasikan sesuai dengan perubahan yang diinginkan pada kurikulum tersebut. Perubahan kurikulum harus diantisipasi dan dipahami oleh berbagai pihak, karena kurikulum sebagai rancangan pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat strategis, yang menentukan keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan, baik proses maupun hasil. Sekolah sebagai pelaksana pendidikan, baik kepala sekolah, guru, maupun peserta didik akan terkena dampak langsung dari setiap perubahan kurikulum. Perubahan kurikulum merupakan perubahan yang sangat mendasar dalam sistem pendidikan nasional, dan akan mengubah komponen-komponen pendidikan lainnya. Kurikulum bersifat dinamis karena selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan dan tantangan zaman. Semakin maju peradaban satu bangsa, maka semakin berat pula tantangan yang dihadapinya. Oleh karena itu, untuk menghadapi tantangan yang akan menimpa dunia pendidikan kita, ketegasan kurikulum dan implementasinya sangat dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh tertinggal  dengan negara-negara maju di Dunia. Karena seringnya perubahan kurikulum. Misalnya saja, dari perubahan KTSP menuju kurikulum 2013. Di berbagai sekolah Indonesia belum seluruhnya menerapkan kurikulum 2013. Seperti hal yang terjadi di salah satu sekolah di Aceh yaitu SD Negeri Tanjung Selamat, ketika perubahan kurikulum dilakukan pada semua kelas di mana pada awalnya masih menerapkan KTSP dan kemudian diganti dengan K13. Dalam penerapan K13 tersebut tentu adanya hambatan dalam penerapan, penerapan K13 dapat dilakukan hanya pada kelas tinggi saja di SDN Tanjung Selamat, sedangkan kelas rendah masih sulit dikarenakan peserta didik masih terbawa gaya belajar KTSP. Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan kurikulum



selalu mengarah pada perbaikan sistem pendidikan. Perubahan tersebut dilakukan karena dianggap belum sesuai dengan harapan yang diinginkan, Usaha tersebut perlu dilakukan demi menciptakan generasi masa depan yang berkarakter dan menciptakan anak yang unggul dan mampu bersaing di dunia internasional. RUMUSAN MASALAH Dari Uraian di atas maka kami mengambil beberapa rumusan masalah yang akan dibahas yaitu: 1. Apakah yang dimaksud dengan kurikulum k-13 di sekolah dasar ? 2. Apa saja tujuan adanya kurikulum k-13 di sekolah dasar ? 3. Bagaimana strategi pembelajaran didalam kurikulum k-13 di sekolah dasar ? 4. Bagaimana evaluasi kurikulum k-13 di sekolah dasar ? 5. Apa saja materi atau konten didalam kurikulum k-13 di sekolah dasar ? TUJUAN 1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum k-13 di sekolah 2. Untuk mengetahui tujuan kurikulum k-13 di sekolah 3. Untuk mengetahui strategi pembelajaran kurikulum k-13 di sekolah 4. Untuk mengetahui evaluasi kurikulum k-13 di sekolah 5. Untuk mengetahui materi atau konten kurikulum k-13 di sekolah dasar BAB PEMBAHASAN



dasar dasar dasar dasar



II



A. Pengertian Kurikulum Istilah kurikulum berasal dari bahasa Yunani Curir yang artinya pelari, dan Curere artinya tempat berpacu atau tempat lomba. Dan Curriculum berarti “jarak” yang harus ditempuh. Kurikulum diartikan tidak secara sempit atau terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi lebih luas daripada itu, kurikulum merupakan aktivitas apa saja yang dilakukan sekolah dalam rangka memengaruhi peserta didik dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan, dapat dinamakan kurikulum, termasuk juga prosess belajar mengajar, mengatur strategi dalam pembelajaran, cara mengevaluasi program pengembangan pengajaran dan sejenisnya. a. Pengertian sekolah dasar Sekolah dasar dapat dikatakan sebagai kegiatan mendasari tiga aspek dasar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan.Ketiga aspek ini merupakan dasar atau



landasan pendidikan yang paling utama.Hal ini karena ketiga aspek tersebut merupakan hal paling hakiki dalam kehidupan. Manusia membutuhkan sikap-sikap hidup yang positif agar kehidupan menjadi lancar dan juga membutuhkan dasardasar pengetahuan agar setiap kali berinteraksi tidak ketinggalan informasi. Serta, yang tidak kalah pentingnya adalah keterampilan.Di sekolah dasar, kegiatan pembekalan diberikan selama enam tahun berturut-turut.Pada saat inilah anak didik dikondisikan untuk dapat bersikap sebaik-baiknya.Pengertian sekolah dasar sebagai basis pendidikan harus benar-benar dapat dipahami oleh semua orang sehingga mereka dapat mengikuti pola pendidikannya.Tentunya, dalam hal ini, kegiatan pendidikan dan pembelajarannya mengedepankan landasan bagi kegiatan selanjutnya.Tanpa pendidikan dasar, tentunya sulit bagi kita untuk memahami konsep-konsep baru pada tingkatan lebih tinggi. b. Karakteristik Kurikulum Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) satuan pendidikan dan kelas, dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotorik) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Dasar (KD) merupakankompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran dikelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK. c. Konsep Dasar dan Metode Pembelajaran Dalam Kurikulum Menurut Sudjan, pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Menurut Nasution, pembelajaran sebagai suatu akgivitas mengorganisasi atau mengatur lkngkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik, sehingga terjadi proses belajar. Yang di maksud lingkungan disini adalah ruang belajar, guru, alat peraga, dll. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang optimal. Metode pembelajaran dapat digunakan pendidik dalam kegiatan pembelajaran, antara lain: 1. Metode Ceramah Penyampaian materi dari guru kepada siswa melalui bahasa lisan baik verbal maupun nonverbal. 2. Metode Latihan. Penyampaian materi melalui upaya penanaman kebiasaankebiasaan tertentu sehingga diharapkan siswa dapat menyerap materi secara optimal.



B. Tujuan kurikulum k 13 Seperti yang sudah kita tahu, bahwa sejak tahun 2013 kemarin, pemerintah telah mengeluarkan sebuah kurikulum baru untuk menggantikan kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum KTSP tahun 2006. Banyak orang yang masih merasa sangat bingung mengenai kurikulum yang baru ini. Namun menurut kami pada kurikulum 2013 ini untuk anak SD, siswa ataupun siswi SD diberikan sebuah buku dengan tujuan anak tersebut mengamati dan mengemukaan materi apa yang ada didalam buku tersebut. Jadi sangat membuat anak-anak melatih logikanya. Dan hal ini menurut saya sangat baik karena pada kehidupan didunia kerja nanti, kita lebih banyak membutuhkan kemampuan logika dan cara berpikir yang jernih. Nah berikut ini saya akan memberitahukan mengenai tujuan dan karakteristik kurikulum 2013 : mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik; sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat; memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan; kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran; kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti; kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal). Dengan 7 karakteristik tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari kurikulum 2013 ini adalah untuk mempersiapkan pelajar Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Serta Kurikulum 2013 bertujuan juga untuk mempersiapkan manusia indonesia agar memiliki



kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yg beriman,produktif, kreatif, inovatif dan afektif, yaitu : A. Beriman : Beriman kepada allah yaitu percaya dan meyakini akan sifat sifat Nya yg sempurna dan terpuji. Selain orang tua,Peran guru juga sangat penting untuk mengenalkan kepada muridnya siapa tuhanya dan mengapa mereka harus beriman 2. Produktif : Menurut islam  adalah suatu sikap yang ingin terus berkarya atau menghasilkan sesuatu hal yg bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Rasulullah SAW bersabda, sebaik – baik manusia adalah orang yg bisa memberikan manfaat lain(H.R.Ahmad) 3. Kreatif adalah kemampuan mengembangkan atau menciptakan ide dan cara baru. 4. Inovatif : Adalah melakukan proses pembaharuan atau pengembangan dengan menciptakan hal baru yang berbeda dengn sebelumnya. 5. Afektif : adalah suatu sikap menentukan untuk tujuan yang signifikan dalam pengambilan langkah selanjutnya. 3. Strategi Pembelajaran Matematika SD Kurikulum 2013 A. Definisi Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. B. Macam-Macam Strategi Pembelajaran Dalam kurikulum 2013 strategi pembelajaran ada 5 : 1. Strategi inkuiri Learning (IL) (Penyelidikan Pembelajaran) 2. Strategi Problem Based Learning (PBL) (Pembelajaran berbasis masalah) 3. Strategi discovery Learning (DL) (Menyingkap Pembelajaran) 4. Strategi Project Based Learning (PBL) (Pembelajaran Berbasis proyek) 5. Strategi Saintifik Learning (SL) ( Pembelajaran Ilmiah) 1. Strategi Inkuiri Learning Didefinisikan oleh Plaget, sebagai pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin mencari jawaban atas pertanyaan sendiri,



menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain.



lain,



Sasaran utama kegiatan mengajar pada strategi ini ialah : Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar. Kegiatan belajar di sini adalah kegiatan mental intelektual dan sosial emosional. Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pengajaran Mengembangkan sikap percaya pada diri sendiri (selfbelief) pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Peranan utama guru dalam menciptakan kondisi inkuiri adalah sebagai berikut : A. Motivator, yang memberi rangsangan supaya siswa aktif dan memiliki gairah berpikir B. Fasilisator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa C. Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberi keyakinan pada diri sendiri. D. Administrator, yang bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan di dalam kelas. E. Pengarah, yang memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada tujuan yang diharapkan F. Manajer, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas G. Rewarder, yang memberi penhargaan pada prestasi yang dicapai dalam rangka peningkatan semangat heuristik pada siswa supaya guru dapat melakukan perananya secara efektif maka pengenalan kemampuan siswa sangat diperlukan, terutama cara berpikirnya, cara mereka menanggapi, dan sebagainya. 2. Strategi Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) Strategi belajar mengajar problem solving memberi tekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar. Proses ini berlangsung secara bertahap, mulai dari menerima stimulus dari lingkungan sampai pada memberi respons yang tepat terhadapnya. Penyelesaian masalah dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain : Penyelesaian masalah berdasarkan pengalaman masa lampau Penyelesaian masalah secara intuitif masalah diselesaikan tidak berdasarkan akal, tetapi berdasarkan intuisi atau firasat. Penyelesaian masalah dengan cara trial error, penyelesaian masalah dilakukan dengan coba-coba ,percobaan yang dlakukan tidak berdasar hipotesis tetapi secara acak. Penyelesaian masalah secara otoritas. Penyelesaian masalah dilakukan berdasarkan kewenangan seseorang.



Penyelesaian masalah secara meta fisik. Masalah-masalah yang dihadapi dalam dunia empirik diselesaikan dengan prinsip-prinsip yang bersumber pada dunia supranatural/dunia mistik/dunia gaib. Penyelesaian masalah secara ilmiah ialah penyelesaian masalah secara rasional melalui proses deduksi dan induksi. 3. Strategi Discovery Learning Adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Prinsip belajar yang nampak jelas dalam discovery learning adalah materi atau bahan pelajaran yang akan disampaikan, tidak disampaikan dalam bentuk final akan tetapi siswa sebagai peserta didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian mengorganisasi atau membentuk apa yang mereka ketahui dan mereka pahami dalam bentuk akhir. 4. Strategi Project Based Learning Adalah pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagaibentuk hasil belajar. Tujuan Project Based Learning antara lain: a. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah proyek b. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran c. Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek yang kompleks dengan hasil produk nyata d. Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola bahan atau alat untuk menyelesaikan tugas atau proyek e. Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada project based learning yang bersifat kelompok 5. Strategi Saintifik Learning Adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring (5M). A. Mengamati Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran.



Keunggulan metode mengamati adalah peserta didik senang dan tertantang dan pelaksanaannya mudah B. Menanya Menurut Kemdikbud, menanya mempunyai fungsi sebagai berikut: Membangkitkan rasa ingin tahu Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar Membiasakan peserta didik berfikir spontan dan cepat C. Menalar Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta yang diperoleh, untuk mendapatkan kesimpulan D. Mengkomunikasikan Situasi kolaboratif peserta didik akan dilatih berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. D. Evaluasi 1. Konsep evaluasi kurikulum Dari segi istilah, sebagaimana dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977): Evaluation refer to the act or process to determining the value of something. Menurut definisi ini, maka istilah evaluasi itu menunjuk kepada atau mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Evaluasi adalah penilaian yang dalam bahasa Inggris disebut evaluation, yang mengandung arti menilai tetapi dilakukan dengan mengukur terlebih dahulu. Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 58 ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan pemantauan dan penilaian terhadap proses serta hasil kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkesinambungan, berkala, menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan. Secara prinsipil evaluasi merupakan suatu kegiatan penilaian yang bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas kegiatan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karenaanya, kegiatan evaluasi harus dilaksanakan melalui perencanaan, pengumpulan informasi, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa. Dalam Bukunya Ngalim Purwanto, di dapatkan beberapa fungsi evaluasi dalam bidang pendidikan sebagai berikut:



a. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar mengajar selama jangka waktu tertentu. b. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran. c. Untuk keperluan bimbingan dan konseling d. Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan. e. Untuk mengetahui aspek- aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar. f. Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru yang bersumber dari siswa. g. Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua siswa. 2. Dimensi dan kriteria evaluasi kurikulum Meskipun evaluasi kurikulum adalah bagian dari totalitas sistem penilaian sekolah, pelaksanaan evaluasi kurikulum secara fungsional merupakan bagian dari sistem kurikulum dan subjek untuk rekayasa kurikulum. Ada empat dimensi dari evaluasi kurikulum yaitu: a. Evaluasi guru dalam menggunakan kurikulum. Evaluasi guru dalam penggunaan kurikulum secara logis adalah hal pertama untuk dilakukan. Hal tersebut dilakukan dengan cara pengamatan data-data penggunaan guru terhadap kurikulum. Ketika guru tidak menggunakan kurikulum dalam pengembangan strategi pembelajarannya, maka evaluasipun dihentikan. b. Evaluasi desain kurikulum adalah evaluasi yang paling sulit dilakukan karena ketiadaan kriteria dalam pelaksanaannya. Desain yang berbeda tentu tidak dapat dibandingkan dan disesuaikan dengan kreteria yang umum. Untuk memastikan kesuksesan seorang guru dalam menggunakan kurikulum, maka kecukupan desain perlu diperhatikan. c. Evaluasi lulusan, adalah penilaian kurikulum sebagai instrument untuk.memprediksi lulusan. Hal ini juga sangat sulit untuk dilakukan, karena beberapa variabel sistem pembelajaran awal sekolah telah terjadi percampuran antara waktu perencanaan kurikulum dengan ketaatan pembelajaran siswa. d. Evaluasi sistem kurikulum Setiap aspek kurikulum harus di bawah pengawasan evaluasi. Pemilihan arena, pemilihan orang yang terlibat, pengorganisasian orangorang untuk bekerja, prosedur kerja, tugas-tugas yang diperankan oleh kepemimpinan personal adalah keseluruhan subjek yang harus dievaluasi baik kelebihan maupun kekurangannya. Hal inilah yang membuat sistem kurikulum bekerja. Umpan balik dari evaluasi itu dapat membantu untuk memperbaiki sistem dan menyediakan keberlanjutan dan perkembangan sistem kurikulum dari tahun ke tahun.



Adapun kriteria pelaksanaan evaluasi kurikulum yang baik adalah sebagai berikut: a. Continuity yaitu evaluasi harus dilakukan berkesinambungan dan merupakan bagian terpadu disetiap bagian pembelajaran dan pengajaran. b. Scope yaitu prosedur evaluasi harus bervariasi sebagai cakupan dari tujuan. c. Compatibility yaitu evaluasi harus kompatibel dengan rumusan tujuan. d. Validity yaitu prosedur evaluasi harus mengukur apa yang seharusnya diukur. e. Objectivity yaitu evaluasi harus didasarkan pada objektivitas, dan hindari yang mengarah pada subjektivitas. f. Diagnostic value yaitu evaluasi harus mengenal tingkatan performa siswa dan proses yang diperlukan untuk mencapai performa tersebut. g. Participation yaitu prosedur evaluasi dimungkinkan untuk ditingkatkan oleh para siswa itu sendiri. 1. Tujuan evaluasi kurikulum Tujuan evaluasi adalah penyempurnaan kurikulum dengan cara menyempurnakan proses pelaksanaan kurikulum yang telah berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut: 2. Menyediakan informasi mengenai pelaksanaan pengembangan dan pelaksanaan suatu kurikulum sebagai masukan bagi pengambil keputusan. 3. Menentukan tingkat keberhasilan dan kegagalan suatu kurikulum serta faktorfaktor yang berkontribusi dalam suatu lingkungan tertentu. 4. Mengembangkan berbagai alternatif pemecahan masalah yang dapat digunakan dalam upaya perbaikan kurikulum. 5. Memahami dan menjelaskan karakteristik suatu kurikulum dan pelaksanaaan kurikulum. Tujuan evaluasi yang komprehensif dapat ditinjau dari tiga dimensi, yakni: 6. Dimensi formatif-sumatif, formatif: evaluasi dilakukan sepanjang pelaksanaan kurikulum. Sumatif: proses evaluasi dilakukan pada akhir jangka waktu tertentu (misalnya pada akhir semester, tahun pelajaran atau setelah lima tahun) untuk mengetahui efektivitas kurikulum dengan menggunakan semua data yang dikumpulkan selama pelaksanaan dan akhir proses implementasi kurikulum. 7. Dimensi proses-produk, proses yang dievaluasi ialah metode dan proses dalam pelaksanaan kurikulum. Tujuannya ialah untuk mengetahui metode dan proses yang digunakan dalam implementasi kurikulum. Produk yang dievaluasi ialah hasil-hasil yang nyata yang dapat dilihat seperti silabus, satuan pelajaran dan alatalat pelajaran yang dihasilkan oleh guru dan hasil-hasil siswa yang berupa hasil test. 8. Dimensi operasi keseluruhan proses kurikulum atau hasil belajar siswa.



9. Model-model evaluasi kurikulum Dalam studi tentang evaluasi, banyak sekali dijumpai model-model evaluasi dengan format atau sistematika yang berbeda, sekalipun dalam beberapa model ada juga yang sama. Zainal Arifin (2009) membagi model-model evaluasi sebagai berikut: 10.Model Tyler, model ini dibangun atas dua dasar pemikiran. Pertama, evaluasi ditujukan pada tingkah laku peserta didik. Kedua, evaluasi harus dilakukan pada tingkah laku awal peserta didik sebelum melaksanakan kurikulum dan sesudah melaksanakan (hasil). Dasar pemikiran kedua ini menunjukkan bahwa seseorang evaluator kurikulum harus dapat menentukan perubahan tingkah laku apa yang terjadi setelah peserta didik mengikuti pengalaman belajar tertentu, dan menegaskan bahwa perubahan yang terjadi merupakan perubahan yang disebabkan oleh kegiatan kurikulum. 11.Model yang Berorientasi pada tujuan (Goal Oriented Evaluation Model), Model ini dapat membantu guru menjelaskan rencana pelaksanaan kegiatan suatu kurikulum dengan proses pencapaian tujuan. Instrumen yang digunakan bergantung pada tujuan yang ingin diukur. Hasil evaluasi akan menggambarkan tingkat keberhasilan tujuan kurikulum berdasarkan kriteria tertentu. Kelebihan model ini terletak pada hubungan antara tujuan dan kegiatan yang menekankan pada peserta didik sebagai aspek penting dalam kurikulum. Kekurangannya adalah memungkinkan terjadinya proses evaluasi melebihi konsekuensi yang tidak diharapkan. 12.Model Pengukuran “measurement model” (R.Thorndike dan R.Lebel), Model ini sangat menitik beratkan pada kegiatan pengukuran. Pengukuran digunakan untuk menentukan kuantitas suatu sifat (attribute) tertentu yang dimiliki oleh objek, orang maupun peristiwa, dalam bentuk unit ukuran tertentu. Dalam pengembangan model kurikulum, model ini telah diterapkan untuk mengungkap perbedaanperbedaan individual maupun kelompok dalam hal kemampuan, dan sikap. 13.Model Kesesuaian “congruence model” (Ralph W.Tyler, John B.Carrol, Lee J.Cronbach), Model ini memamdang evaluasi sebagai suatu kegiatan untuk melihat kesesuaian (congruence) antara tujuan dan hasil belajar yang telah dicapai. Hasil evaluasi digunakan untuk menyempurnakan sistem bimbingan peserta didik dan untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak yang memerlukan. Objek evaluasi adalah tingkah laku pesertadidik, yaitu perubahan tingkah laku yang diinginkan (intended behavior) pada akhir pendidikan, baik yang menyangkut kognitif, afektif, maupun psikomotor. 14.Model Evaluasi Sistem Pendidikan “Educational System Evaluation Model” (Daniel L. Stufflebeam, Michael Scriven, Robert E. Stake, dan Malcolm M. Provus), Evaluasi berarti membandingkan performance dari berbagai dimensi (tidak hanya hasil dimensi saja) dengan sejumlah kriteria, baik yang bersifat



mutlak/intern maupun relatif/ekstern. Model ini menekankan sistem sebagai suatu keseluruhan dan merupakan penggabungan dari beberapa model. 15.Model Alkin (Marvin Alkin, 1969), Evaluasi adalah suatu proses untuk meyakinkan keputusan, mengumpulkan informasi, memilih informasi yang tepat, dan menganalisis informasi sehingga dapat disusun laporan bagi pembuat keputusan dalam memilih beberapa alternatif. 16.Model Brienkerhoff, Mengemukakan ada tiga jenis evaluasi yang disusun berdasarkan penggabungan elemen-elemen yang sama diantaranya yaitu: (a). fixed vs emergent evaluation design, (b). formative vs summative evaluation, (c). desain experimental dan desain quasi eksperimental vs natural inquiri. h) Model Illuminatif (Molcom Parlett dan Hamilton), model ini lebih menekankan pada evaluasi kualitataif-terbuka (open-ended).Kegiatan evaluasi dihubungkan dengan learning milieu, yaitu lingkungan sekolah sebagai lingkungan material dan psikososial, dimana guru dan peserta didik dapat berinteraksi. Tujuan evaluasi adalah untuk menganalisis pelaksanaan sistem, faktor-faktor yang mempengaruhinya, kelebihan dan kekurangan sistem, dan pengaruh sistem terhadap pengalaman peserta didik. hasil evaluasi lebih bersifat deskriptif dan interpretasi, bukan pengukuran dan prediksi. 17.Model Responsif (Reponsive Model), Model ini menekankan pada pendekatan kualitataif-naturalistik. Evaluasi diartikan sebagai pemberian makna atau melukiskan sebuah realitas dari berbagai prespektif orang-orang yang terlibat, berminat dan berkepentingan dengan program. Tujuan evaluasi adalah untuk memahami semua komponen program melalui berbagai sudut pandang yang berbeda. 18.Model Studi Kasus, Model ini memiliki beberapa karakteristik, antara lain: (a) terfokus pada kegiatan kurikulum di suatu sekolah, di kelas atau bahkan hanya kepada seorang kepala sekolah atau guru, (b) tidak mempersoalkan pemilihan sampel, (c) hasil evaluasi hanya berlaku pada tempat evaluasi dilakukan, (d) tidak ada hasil evaluasi, (e) data yang dikumpulkan terutama data kualitatif, dan (f) adanya realitas yang tidak sepihak (multiple realities 19.Evaluasi kurikulum di madrasah ibtidaiyah Dari beberapa model evaluasi kurikulum diatas, menurut yang paling tepat digunakan di Madrasah Ibtidaiyah adalah model studi kasus karena dengan model ini pelaksanaan evaluasi kurikulum dapat berjalan secara maksimal. Untuk menggunakan model ini dengan mendekatkan dan mengakrabkan dirinya terhadap kurikulum yang akan dievaluasi sehingga evaluator tidak kaku dalam mengumpulkan data. Kekakuan evaluator dapat berakibat kegagalan dalam evaluasi. Artinya, pada langkah ini, evaluator harus mempelajari kurikulum, baik dalam dimensi ide maupun dimensi rencana. Evaluator juga harus beradaptasi di lapangan dengan berbagi persoalan dan kebiasaan yang ada sehingga dia tidak



merasa sebagai orang asing di tempat tersebut. Setelah evaluator mempelajari tentang kurikulum dan beradaptasi dengan lingkungan, barulah ia mengembangkan instrumen. Prosedur standarisasi instrumen terutama reliabilitas tidak terlalu dipersoalkan. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data terutama adalah observasi. Meskipun demikian, evaluator dapat juga menggunakan wawancara, kuisioner, dan dokumentasi untuk menggumpulkan data-data kualitatif. Hal terpenting bagi evaluator adalah instrument yang dikembangkan harus bersumber dari masalah-masalah yang timbul dari hasil pra-survei di lapangan dengan bentuk pertanyaan terbuka. Analisis data dilakukan ketika evaluator masih berada di lapangan dan masih dalam proses pengumpulan data. Keberhasilan suatu evaluasi kurikulum secara keseluruhan bukan hanya dipengaruhi penggunaan yang tepat pada sebuah model evaluasi, melainkan juga dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: a) Tujuan kurikulum, baik tujuan umum maupun tujuan khusus. Seringkali kedua tujuan kurikulum ini saling bertentangan satu sama lain dilihat dari kebutuhan dan komponen-komponen kurikulum lainnya. Bahkan, kadang-kadang evaluator sendiri mempunyai tujuan sendiri-sendiri. Semuanya harus dipertimbangkan agar terdapat keseimbangan dan keserasian. b) Sistem sekolah, mengingat kompleksnya sistem sekolah, maka fungsi sekolah juga menjadi ganda. Disatu pihak sekolah ingin mewariskan kebudayaan masa lampau dengan sistem normal, nilai, dan adat yang dianggap terbaik untuk generasi muda. Dipihak lain, madrasah berkewajiban mempersiapkan peserta didik menghadapi masa depan, memperoleh kemampuan dan keterampilan berinovasi, bahkan menghasilkan perubahan. Jadi, madrasah sekaligus bersikap konservatifradikal serta reaksioner-progresif. Peranan evaluasi menjadi sangat penting untuk melihat dan mempertimbangkan hal-hal apa yang perlu diberikan di madrasah. Begitu juga bentuk kurikulum dan silabus mata pelajaran sangat bergantung pada evaluasi yang dilaksanakan oleh guru-guru di madrasah, sehingga timbul masalah lainnya yaitu teknik evaluasi apa yang akan digunakan untuk mencapai tujuan itu. c) Program pembinaan, banyak program pembinaan yang belum menyentuh secara langsung tentang evaluasi. Program pembinaan guru misalnya, lebih banyak difokuskan pada pengembangan kurikulum dan metodologi pembelajaran. Hal ini pula yang menyebabkan perbaikan sistem evaluasi menjadi kurang efektif. Guru juga sering dihadapkan dengan beragam kegiatan, seperti membuat persiapan mengajar, mengikuti kegiatan ekstrakulikuler, penyesuaian diri dan kegiatan administratif lainnya. Artinya,bagaimana mungkin kualitas sistem evaluasi kurikulum di madrasah dapat ditingkatkan, bila fokus pembinaan guru hanya menyentuh domain-domain tertentu saja, ditambah lagi dengan kesibukankesibukan guru diluar pokoknya sebagai pengajar.



Jenis Konten/Materi Pembelajaran Kurikulum 2013 SD Jenis Konten/Materi pembelajaran Kurikulum 2013 SD yang harus disajikan di dalam proses pembelajaran pada umumnya dapat diklasifikasikan kepada salah satu dari 5 jenis konten, yaitu: 1. fakta 2. konsep 3. prosedur 4. proses 5. prinsip 1. Jenis Konten – Fakta Kurikulum 2013 SD Fakta adalah sesuatu yang unik, salah satu jenis informasi, sesuatu yang berbeda dari bentuk lainnya … bisa dikatakan tidak ada duanya Contoh :  Data tertentu seperti kode dan password, layar antarmuka unik dan bentuk adalah contoh umum dari informasi faktual.   2. Jenis Konten – Konsep Kurikulum 2013 SD Sekelompok peristiwa, benda atau simbol yang disebut dengan nama yang sama. Konsep adalah representasi mental atau prototipe benda atau ide-ide yang mencakup beberapa contoh spesifik. Semua konsep memiliki fitur kritis atau karakteristik, dan fitur yang tidak relevan. Fitur penting yang selalu dikaitkan dengan konsep tertentu, fitur relevan bervariasi dari contoh spesifik 3. Jenis Konten – Prosedur Kurikulum 2013 SD Prosedur adalah serangkaian langkah-langkah yang jelas yang menghasilkan pencapaian tugas pekerjaan rutin.  Prosedur dilakukan dengan cara yang sama setiap kali (dikerjakan) dan dapat ditetapkan secara jelas dalam format langkah demi langkah. 4. Jenis Konten – Proses Kurikulum 2013 SD Prosedur, normalnya bersifat sudah diarahkan, sedangkan proses lebih bersifat deskriptif (menjelaskan). Ia memberitahu bagaimana sesuatu bekerja.  Proses dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori: (A)  Proses bisnis – menggambarkan organisasi kerja mengalir. Ini adalah kombinasi dari tugas individu yang dilakukan oleh karyawan yang berbeda atau bidang fungsional organisasi. Misalnya: proses penagihan, proses pendaftaran tamu hotel  (B) Proses teknis – terdiri dari tahap yang melibatkan operasi peralatan.  Misalnya: Bagaimana listrik yang dihasilkan (C)  Proses ilmiah – fokus pada sistem alami seperti bagaimana terbentuknya



tsunami atau bagaimana darah beredar 5. Jenis Konten – Prinsip Kurikulum 2013 SD



dalam



tubuh



kita 



Tugas berbasis prinsip ini juga dikenal sebagai far transferred task. Tugas yang dilakukan dengan mengadaptasi suatu pedoman/panduan untuk berbagai konteks lingkungan kerja Contoh: prinsip perencanaan layar; panduan mendisain animasi karakter HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 TANJUNG RAYA KECAMATAN KEDAMAIAN BANDAR LAMPUNG DALAM MEMBUAT KONTEN Konten atau materi pelajaran sebenarnya merupakan komponen kurikulum yang amat penting. Konten menyangkut jawaban terhadap pertanyaan, “apakah yang diajarkan?”. Konten ini seringkali tidak diperhatikan. Artinya, konten seringkali diserahkan saja pada keputusan guru atau diambil saja dari buku teks yang berlimpah-limpah, tanpa mengaitkan dengan tujuan pendidikan, tujuan kurikulum atau dengan tujuan instruksional Struktur Kurikulum SDN 1 Tanjung Raya Bandar Lampung adalah sebagai berikut: Keterangan: *Muatan Kegiatan ☛ ☛ UKS



lokal Ekstra



dapat memuat Kurikuler SD/MI Pramuka



Bahasa antara



Daerah lain: (Wajib)



Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek kognitif dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor. Integrasi Kompetensi Dasar IPA dan IPS didasarkan pada keterdekatan makna dari konten Kompetensi Dasar IPA dan IPS dengan konten Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang berlaku untuk kelas I, II, dan III. Sedangkan untuk kelas IV, V dan VI, Kompetensi Dasar IPA dan IPS berdiri sendiri dan kemudian diintegrasikan ke dalam tema-tema yang ada untuk kelas IV, V dan VI.



BEBAN BELAJAR Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama satu semester. Beban belajar di SD/MI kelas I, II, dan III masing-masing 30, 32, 34 sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu. Jam belajar SD/MI adalah 35 menit. Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktif. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk mengamati, menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi. Proses pembelajaran yang dikembangkan menghendaki kesabaran guru dalam mendidik peserta didik sehingga mereka menjadi tahu, mampu dan mau belajar dan menerapkan apa yang sudah mereka pelajari di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya. Selain itu bertambahnya jam belajar memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar. Mata pelajaran adalah unit organisasi Kompetensi Dasar yang terkecil. Untuk kurikulum SD/MI organisasi Kompetensi Dasar kurikulum dilakukan melalui pendekatan terintegrasi (integrated curriculum). Berdasarkan pendekatan ini maka terjadi reorganisasi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang mengintegrasikan konten mata pelajaran IPA dan IPS di kelas I, II, dan III ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Dengan pendekatan ini maka struktur Kurikulum SD/MI menjadi lebih sederhana karena jumlah mata pelajaran berkurang. Prinsip pengintegrasian IPA dan IPS di kelas I, II, dan III di atas dapat diterapkan dalam pengintegrasian muatan lokal. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni, budaya dan keterampilan, serta bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Selain melalui penyederhanaan jumlah mata pelajaran, penyederhanaan dilakukan juga terhadap Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran. Penyederhanaan dilakukan dengan menghilangkan Kompetensi Dasar yang tumpang tindih dalam satu mata pelajaran dan antarmata pelajaran, serta Kompetensi Dasar yang dianggap tidak sesuai dengan usia perkembangan psikologis peserta didik. Di kelas IV, V, dan VI nama mata pelajaran IPA dan IPS tercantum dan memiliki Kompetensi Dasar masing–masing. Untuk proses pembelajaran Kompetensi Dasar IPA dan IPS, sebagaimana Kompetensi Dasar mata pelajaran lain, diintegrasikan ke dalam berbagai tema. Oleh karena itu, proses pembelajaran semua Kompetensi Dasar dari semua mata pelajaran terintegrasi dalam berbagai tema.



BAB PENUTUP



III



KESIMPULAN Dari uraian-uraian diatas tentang pendekatan-pendekatan pengembangan kurikulum, maka dapatlah diambil kesimpulan, yaitu: Kurikulum merupakan aktivitas apa saja yang dilakukan sekolah dalam rangka memengaruhi peserta didik dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan, dapat dinamakan kurikulum, termasuk juga prosess belajar mengajar, mengatur strategi dalam pembelajaran, cara mengevaluasi program pengembangan pengajaran dan sejenisnya. Tujuan kurikulum mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik; sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat; serta strategi adalah Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.dan juga evaluasi adalah hasil dari strategi pembelajaran , dan dapat dibuat materi atau konten seperti susunan pembelajaran terhadap peserta didik DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zainal. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung : Remaja Rosdakarya. Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT. Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: PT Bumi Aksara. E, Mulyasa. 2006. kurikulum yang disempurnakan. Bandung: PT  Remaja Rosdakarya.  Hidayati, Wiji. 2012. Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: Pedagogia. Komsiyah, Indah. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Teras



TELAAH KURIKULUM PENDIDIKAN TINGKAT DASAR D. Ruang Lingkup Kajian Telaah Kurikulum jenjang pendidikan SD/MI Ruang lingkup kajian yang menjadi focus dalam telaah kurikulum pada jenjang pendidikan SD/MI, meliputi; tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode, strategi atau pendekatan pembelajaran dan terakhir adalah evaluasi. a. Tujuan Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Adapun tujuan umum pengajaran pada jenjang SD/MI yaitu : seperti tercantum b. Penerapan pembelajaran tematik Pada tahap ini intinya guru melaksanakan rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013ini akan dapat diterapkan dan dilaksanakan dengan baik perlu didukung laboratorium yang memadai. Laboratorium yang memadai tentunya berisi berbagai sumber belajar yang dibutuhkan bagi pembelajaran di SD/MI. Dengan tersedianya laboratorium yang memadai tersebut maka guru ketika menyelenggarakan Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013akan dengan mudah memanfaatkan sumber belajar yang ada di laboratorium tersebut, baik dengan cara membawa sumber belajar ke dalam kelas maupun mengajak siswa ke ruang laboratorium yang terpisah dari ruang kelasnya. c. Evaluasi Pembelajaran Tematik Evaluasi Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013difokuskan pada evaluasi proses dan hasil. Evaluasi proses diarahkan pada tingkat keterlibatan, minat dan semangat siswa dalam proses pembelajaran, sedangkan evaluasi hasil lebih diarahkan pada tingkat pemahaman dan penyikapan siswa terhadap substansi materi dan manfaatnya bagi kehidupan siswa sehari-hari. Disamping itu evaluasi juga dapat berupa kumpulan karya siswa selama kegiatan pembelajaran yang bisa ditampilkan dalam suatu paparan/pameran karya siswa. Instrumen yang dapat digunakan untuk mengungkap pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dapat digunakan tes hasil belajar. dan untuk mengetahui tingkat



kemampuan siswa melakukan suatu tugas dapat berupa tes perbuatan atau keterampilan dan untuk mengungkap sikap siswa terhadap materi dalam kurikulum 2013 sekolah dasar yaitu: Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut, tujuan di bidang studi atau mata pelajaran sehingga mencerminkan hakikat keilmuan yang ada di dalamnya. Secara operasional adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik setelah mempelajari suatu mata pelajaran atau bidang studi tersebut, mampu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; sehat, mandiri, dan percaya diri; dan toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab. b. Materi Materi atau isi dalam kurikulum 2013 khususnya pada jenjang pendidikan SD/MI telah sesuai dan berkesinambungan sehingga antara materi yang lainya tidak saling tumpang tindih. Mata pelajaran pada sekolah dasar juga ada sedikit perubahan, yaitu sudah ada pelajaran wajib yang harus diikuti oleh seluruh siswa. Pelajaran dari mulai kelas satu hingga kelas enam nya pun tentu saling berkaitan. Tetapi berdasarkan pemaparan yang telah kita sampaikan tersebut ada beberapa macam kesenjangan, atau ketidak sesuaian antara kurikulum 2013 dan kondisi lingkunag sekolah serta pembelajaran yang dilakukan disekolah saat ini. Contohnya seperti di pedalaman yang selalu tertinggal dalam hal penerimaan informasi pendidikan yang mengakibatkan ketertinggalan dalam hal pendidikan. Sementara itu Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam kurikulum. c. Metode Metode yang digunakan dalam pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk sekolah dasar kelas 1 adalah; metode ceramah, metode games learning, metode fun learning, pemberian tugas. Metode yang digunakan dalam pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk sekolah dasar kelas 2 adalah : a. Metode ceramah Metodeceramah adalah dimana seorang guru menjelaskan dan peserta didik hanya mendengarkan penjelasan guru. b. Metode kooperatif Metode kooperatif adalah metode dimana guru membentuk kelompok belajar dalam kelas. c. Metode tanya jawab



Metode ini bertujuan untuk memeriksa seberapa fahamkah peserta didik terhadap pelajaran yang telah disampaikan oleh seorang guru. Biasanya metode ini digunakan setelah seorang guru selesai menjelaskan pelajaran. d. Metode games learning (metode belajar sambil bermain). Metode yang digunakan dalam pembelajaran matematika pada kurikulum 2013 untuk sekolah dasar kelas 3 adalah :metode spiral, metode proyek, metode pemberian tugas dan resitasi. Merupakan metode pembelajaran melalui pemberian tugas kepada siswa. Resitasi merupakan metode pembelajaran berupa tugas pada siswa untuk melaporkan pelaksanaan tugas yang telah diberikan guru. Atas dasar pemikiran di atas, maka Metode yang digunakan dalam pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk sekolah dasar kelas 4 adalah; metode diskusi, metode pembelajaran melalui pemberian masalah kepada siswa dan siswa diminta untuk memecahkan masalah secara kelompok, metode karya wisata, yaitu : metode penyampaian materi dengan cara membawa langsung anak didik ke objek diluar kelas dalam kurikulum 2013 sekolah dasar yaitu: Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut, tujuan di bidang studi atau mata pelajaran sehingga mencerminkan hakikat keilmuan yang ada di dalamnya. Secara operasional adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik setelah mempelajari suatu mata pelajaran atau bidang studi tersebut, mampu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; sehat, mandiri, dan percaya diri; dan toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab. b. Materi Materi atau isi dalam kurikulum 2013 khususnya pada jenjang pendidikan SD/MI telah sesuai dan berkesinambungan sehingga antara materi yang lainya tidak saling tumpang tindih. Mata pelajaran pada sekolah dasar juga ada sedikit perubahan, yaitu sudah ada pelajaran wajib yang harus diikuti oleh seluruh siswa. Pelajaran dari mulai kelas satu hingga kelas enam nya pun tentu saling berkaitan. Tetapi berdasarkan pemaparan yang telah kita sampaikan tersebut ada beberapa macam kesenjangan, atau ketidak sesuaian antara kurikulum 2013 dan kondisi lingkunag sekolah serta pembelajaran yang dilakukan disekolah saat ini. Contohnya seperti di pedalaman yang selalu tertinggal dalam hal penerimaan informasi pendidikan yang mengakibatkan ketertinggalan dalam hal pendidikan. Sementara itu Pemerintah



seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam kurikulum. atau di lingkungan kehidupan nyata agar siswa dapat mengamati atau mengalami secara langsung. Metode ceramah yaitu ;Penyampaian materi dari guru kepada siswa melalui bahasa lisan baik verbal maupun nonverbal. Metode yang digunakan dalam pembelajaran kurikulum 2013 padatingkat sekolah dasar adalah; metode latihan yaitu penyampaian materi melalui upaya penanaman kebiasaan-kebiasaan tertentu sehingga diharapkan siswa dapat menyerap materi secara optimal, metode tanya jawab yaitu penyajian materi pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang harus dijwab oleh anak didik.metode ini bertujuan memotivasi anak mengajukan pertanyaan, metode diskusi dan metode pemberian masalah kepada siswa dan siswa diminta untuk memecahkan masalah secara kelompok, metode demonstrasi dengan cara memperlihatkan suatu proses atau suatu benda yang berkaitan dengan pembelajaran dan terakhir melalui upaya penanaman kebiasaan-kebiasaan. 1. Evaluasi Evaluasi yang dapat dilakukan pada kurikulum 2013 yaitu: (a) pemberian tugas, (b) portofolio, (c) ulangan tiap bab dan (d) test. Selain itu juga evaluasi pembelajaran pada kurikulum 2013 meliputi evaluasi proses dan hasil. E. Kajian khusus Telaah Kurikuklum pada jengjang In document Buku : Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum (Page 127130) OUTLINE           



Anatomi Kurikulum Hakikat Kurikulum a. Peranan Kurikulum Landasan Pengembangan Kurikulum Model Konsep Pengembangan Kurikulum MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM MODEL IMPLEMENTASI KURIKULUM PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM ORGANISASI KURIKULUM EVALUASI KURIKULUM Pendekatan Tematik pada Kurikulum 2013 jenajng SD/SM Ruang Lingkup Kajian Telaah Kurikulum jenjang pendidikan SD/MI  (You are here )



       



Ruang lingkup Kajian Quantum Learning Konsep Mutu dalam Pendidikan Mutu Pembelajaran Paradigma Pemetaan Mutu Pendidikan Ruang Lingkup Kualitas Pendidikan Prinsip dasar Sistem manajemen Mutu PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN RELATED DOCUMENTS



ID | EN ABOUT US POLICY TERMS OF USE CONTACT US Copyright 123dok.com © . 2023   1     disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasukk e u n g g u l a n   d a e r a h ,   y a n g   m a t e r i n y a   t i d a k   d a p a t dikelompokkan kedalam mata pelajaran yang ada. *ubstansim u a t a n   l o c a l   d i t e n t u k a n   o l e h   s a t u a n   p e n d i d i k a n .  e n g e m b a n g a n   d i r i   b u k a n   m u a t a n   p e l a j a r a n   y a n g   h a r u s dias uh oleh guru. engembangan diri bertujuan memberikankesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkand a n   m e n g e k s p r e s i k a n   d i r i   s e s u a i   d e n g a n   k o n d i s i   s e k o l a h . %egiatan pengembangan diri difasilitasi atau dibimbing olehk o n s e l o r ,   g u r u ,   a t a u   t e n a g a   k e p e n d i d i k a n   y a n g   d a p a t dilaku kan dalam bentuk kegiatan ekstrakulikuler. %egiatanp e n g e m b a n g a n   d i r i   d i l a k u k a n   m e l a l u i   k e g i a t a n   p e l a y a n a n konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dankehidupan social, belajar dan pengembangan karir pesertadidik.!)*ubstansi mata pelajaran  dan  * pada *D&1  merupakan  +erpadu dan * +erpadu. $)embelajaran pada kelas  s.d.  dilaksanakan melal u i p e n d e k a t a n   t e m a t i k ,   s e d a n g k a n   p a d a   k e l a s    3   s . d .   3  dilaksa nakan melalui pendekatan mata pelajaran.6)>am pembelajaran untuk setiap mata



pelajaran dialokasikans e b a g a i m a n a   t e r t e r a   d a l a m   s t r u k t u r   k u r i k u l u m .   * a t u a n e ndidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jampembelajaran per minggu secara keseluruhan.9)  lokasi 'aktu satu jam pembelajaran adalah $9 menit. : ) 1 i n g g u efektif dalam satu tahun pelajaran (dua s e m e s t e r ) adalah $6-$; minggu.1 e n t e r i    e n d i d i k a n   d a n   % e b u d a y a a n   t a h u n   ! " # # - ! " # 6 1 o h a m m a d Cuh mengatakan bah'a pendekatan kurikulumu n t u k   t i n g k a t   d a s a r   h a r u s   d i p e r s i a p k a n   s e b a i k   m u n g k i n .  asalnya, anak-anak mulai mengenal dan mengamati suatu hal   pada tingkatan *D sehingga harus dibuat sedemikian rupa agartidak salah konsep.*eperti diketahui, jumlah mata pelajaran untuk jenjang *Dd i p a d a t k a n   m e n j a d i   e n a m   m a t a   p e l a j a r a n   d a r i   s e b e l u m n y a s e b a n y a k   # "   m a t a   p e l a j a r a n .   / e r k u r a n g n y a   j u m l a h   m a t a pelajaran pada tingkat *D ini diakibatkan agar mata pelajaran dan * tidak lagi berdiri sendiri, tetapi terintegrasi dengan matap e l a j a r a n   ' a j i b   l a i n n y a .    d a   d u a   a l t e r n a t i f   y a n g   m e n g e m u k a p a d a   p e n e r a p a n   k u r i k u l u m   b a r u   u n t u k   p e n d i d i k a n   d a s a r   i n i . ertama,  dan * tidak berdiri sendiri sebagai mata pelajaranu n t u k k e l a s  h i n g g a k e l a s 3  . % e d u a ,    d a n   * a k a n b e r d i r i sendiri sebagai mata pelajaran saat sis'a masuk kelas 3 hinggakelas 3.D e n g a n   p e n d e k a t a n   t e m a t i k   i n t e g r a t i f   i n i ,   a n a k a n a k tingkat *D ini akan belajar sesuai dengan tema yang dipilih olehg u r u n y a   s e c a r a   t e r a t u r   t i a p   m i n g g u .   + e m a   y a n g   d i a n g k a t t e r s e b u t   a k a n   m e n j a d i   p e n g g e r a k   m a t a   p e l a j a r a n   y a n g   l a i n .  endekatan  kurikul um yang akan dilakukan untuk pendidikandasar ini juga membutuhkan guru yang kompeten dan kreatif.Cantinya guru akan diberi buku acuan untuk memilih tema danmengembangkannya. nak-anak juga sesekali akan diajak keluarkelas untuk observasi langsung terkait tema yang diangkat.Dari sudut pandang psikologis, peserta didik belum mampuberpikir abstrak untuk memahami konten mata pelajaran yang terpisah kecuali kelas 3, 3, dan 3 sudah mulai mampu berpikira b s t r a k .    a n d a n g a n   p s i k o l o g i   p e r k e m b a n g a n   d a n   A e s t a l t memberi dasar yang kuat untuk integrasi %ompetensi Dasar yangd i o r g a n i s a s i k a n   d a l a m   p e m b e l a j a r a n   t e m a t i k .   D a r i   s u d u t   pandang transdisciplinarity maka pengotakan konten kurikulums e c a r a   t e r p i s a h   k e t a t   t i d a k   m e m b e r i k a n   k e u n t u n g a n   b a g i kemampuan berpikir selanjutnya. $.Ku  ikulu&  201' SD(MI 1enurut akil 1enteri endidikan dan %ebudayaan /idangendidikan, 1usliar %asim menilai kurikulum pendidikan nasionalt i d a k   a k a n   p e r n a h   s e m p u r n a .    a s a l n y a ,   p e r k e m b a n g a n pendidikan harus menyesuaikan dengan tuntutan perkembanganzaman. %urikulum akan selalu dinamis sesuai dengan tuntunan zaman. %arena itu, kita akan mencoba tidak membebankan



bukuk e p a d a   s i s ' a   d e n g a n   p e n d i d i k a n   b e r s i f a t   t e m a t i k   a k a n   d a p a t m e n g e m b a n g k a n   t i n d a k   k o m p e t e n s i   p e n t i n g ,   y a k n i   p e r i l a k u , keterampilan, dan pengetahuan. *elain itu, pendidikan karakterakan lebih ditenkan pada jenjang pendidikan dasar.  endidikan karakter akan lebih besar ditekankan pada jenjang sekolah dasaru n t u k   p e m b e n t u k a n   s i k a p .   D i h a r a p k a n   k a r a k t e r   i t u   s u d a h melekat sejak usia dini. Dengan demikian, karakter dan keilmuanakan mudah menyatu pada setiap sis'a. %urikulum merupakanp o i n   p e n t i n g   d a l a m   d u n i a   p e n d i d i k a n .    n t i n y a ,   b a g a i m a n a menciptakan kurikulum pendidikan yang tidak membosankandan membebani murid dan pengajar. % u r i k u l u m   * D & 1  ,   % # $   m e n g g u n a k a n   p e n d e k a t a n pe mbelajaran tematik integratif dari kelas  sampai kelas 3. e m b e l a j a r a n   t e m a t i k   i n t e g r a t i f   m e r u p a k a n   p e n d e k a t a n pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi darib e r b a g a i   m a t a   p e l a j a r a n   k e   d a l a m   b e r b a g a i   t e m a . engintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasis i k a p ,   k e t e r a m p i l a n   d a n   p e n g e t a h u a n   d a l a m   p r o s e s pembelajaran dan integrasi berbagai konsep das ar yang   berkaitan. +ema merajut makna berbagai konsep dasar sehinggapeserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengand e m i k i a n   p e m b e l a j a r a n n y a   m e m b e r i k a n   m a k n a   y a n g   u t u h kepad a peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yangtersedia.Dalam pembelajaran tematik integratif, tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. ntuk kelas ,, dan , keduanya merupakan pemberi makna yang substansialt e r h a d a p   m a t a   p e l a j a r a n    e n d i d i k a n    a n c a s i l a   d a n %e'arganegaraan, /ahasa ndonesia, 1atematika, *eni-/udayad a n    r a k a r y a ,   s e r t a    e n d i d i k a n   > a s m a n i ,   O l a h r a g a   d a n %esehatan. Di sinilah %ompetensi Dasar dari lmu  engetahuan lam dan lmu engetahuan *osial yang diorganisasikan ke matap e l a j a r a n   l a i n   m e m i l i k i   p e r a n   p e n t i n g   s e b a g a i   p e n g i k a t   d a n p e n g e m b a n g   % o m p e t e n s i   D a s a r   m a t a   p e l a j a r a n   l a i n n y a .   D a r i sudut pandang psikologis, peserta didik belum mampu berpikirabstrak untuk memahami konten mata pelajaran yang terpisah kecuali kelas 3, 3, dan 3 sudah mulai mampu berpikir abstrak.andangan psikologi perkembangan dan Aestalt memberi dasary a n g   k u a t   u n t u k   i n t e g r a s i   % o m p e t e n s i   D a s a r   y a n g diorganisasikan dalam pembelajaran tematik. Dari  s u d u t pandang transdisciplinarity maka pengotakan konten kurikulums e c a r a   t e r p i s a h   k e t a t   t i d a k   m e m b e r i k a n   k e u n t u n g a n   b a g i kemampuan berpikir selanjutnya. % u r i k u l u m   b a r u   * D   m e n e k a n k a n   a s p e k   k o g n i t i f ,   a f e k t i f , psikomotorik melalui penilaian berbasis test dan portofolio yangsaling melengkapi. Diharapkan dengan begitu sis'a untuk matapelajaran ke depannya sudah tidak lagi banyak menghafal, tapi lebih banyak kurikulum berbasis sains, /erikut adalah perubahankurikulum pendidikan baru untuk tingkat *D  



1Pelajaan "e"asis %e&a%ik  *ebelumnya hanya pada kelas rendah saja pelaksanaanp e m b e l a j a r a n   t e m a t i k ,   d a n   k e l a s   t i n g g i   s e t i a p   m a t a p e lajaran terkesan terpisah atau berdiri sendiri. ntukk u r i k u l u m   b a r u , anak-anak *D tidak lagi mempelajarim a s i n g - m a s i n g   m a t a   p e l a j a r a n   s e c a r a   t e r p i s a h .  embelajaran berbasis tematik integratif yang diterapkanpada tingkatan pendidikan dasar ini menyuguhkan prosesbelajar berdasarkan tema untuk kemudian dikombinasikandengan mata pelajaran yang ada.embelajaran tematik integratif merupakan pendekatanpembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensid a r i   b e r b a g a i   m a t a   p e l a j a r a n   k e   d a l a m   b e r b a g a i   t e m a .  e n g i n t e g r a s i a n   t e r ' u j u d   d a l a m   d u a   h a l ,   y a k n i    ( # ) integrasi sikap, ketera m p i l a n ,   d a n   p e n g e t a h u a n   d a l a m proses pembelajaran5 dan (!) integrasi berbagai  konsepdasar yang terkait. +ema merajut makna berbagai konsepd a s a r   s e h i n g g a   p e s e r t a   d i d i k   t i d a k   b e l a j a r   k o n s e p   d a s a r s e c a r a   p a r s i a l .   D e n g a n   d e m i k i a n   p e m b e l a j a r a n n y a memberikan makna yang utuh kepada peserta didik sepertitercermin pada berbagai tema yang tersedia.Dalam pembelajaran tematik terpadu (integratif), temay a n g   d i p i l i h   b e r k e n a a n   d e n g a n   a l a m   d a n   k e h i d u p a n m a n u s i a. ntuk kelas , , dan  keduanya (alam dankehidupan  manusia) merupakan pemberi makna yangs u b s t a n s i a l   t e r h a d a p   m a t a   p e l a j a r a n     % n ,   / a h a s a  ndonesia,  1atematika, *eni /udaya dan   rakarya,  serta  endidikan  >asmanai Olahraga dan %esehatan. Di sinilah %ompetensi Dasar dari  dan * yang diorganisasikan ke   mata pelajaran lain memiliki peran penting sebagaipengikat  d a n   p e n g e m b a n g   % o m p e t e n s i   D a s a r   m a t a pelajaran lainnya. 2Hana ada 3 &a%a )elajaan  ntuk tingkat *D, saat ini ada #" mata pelajaran yangd i a j a r k a n ,   y a i t u    e n d i d i k a n    g a m a ,    e n d i d i k a n %e'arganegaraan, /ahasa ndonesia, 1atematika, , *,* e n i   / u d a y a   d a n   % e t e r a m p i l a n ,    e n d i d i k a n   > a s m a n i O l a h r a g a   d a n   % e s e h a t a n ,   s e r t a   1 u a t a n   l o k a l   d a n en gembangan diri. ada % #$, mata pelajaran untuk anak *D yang semula berjumlah #" mata pelajaran dipadatkanmenjadi: mata pelajaran, yaitu gama,  %n, 1atematika,/ a h a s a    n d o n e s i a ,    e n d i d i k a n   > a s m a n i   d a n   % e s e h a t a n , serta *eni /udaya. 'Pa&uka &enjadi ekskul 4aji" *eperti diberitakan sebelumnya, khusus untukramukaadalah mata pelajaran atau ekstra kurikuler 'ajib dan itudiatur dalam undang-undang. ramuka ini akan jadi ekskul'ajib untuk berbagai jenjang tidak hanya di *D. Cantinya akan juga akan bekerjasama dengan %emenpora. *ahasa In##is hana se"a#ai ke#ia%an ekskul *ebelumnya terjadipolemik mengenai bahasa nggris di*D, yaitu bahasa  nggris akan dihapus dari kurikulum *D.4encana penghapusan bahasa nggris dari kurikulum *D inid i d a s a r i   k e k h a ' a t i r a n   a k a n   m e m b e b a n i   s i s ' a   d a n mempriorit



askan terhadap penguasaan ndonesia. +ernyata untuk tingkat *D ini, di kurikulum baru !"#$



/ahasa