Telusuk Sapi Bali LOLA [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MANAJEMEN DAN KESEHATAN SAPI BALI “Simpul Tali Telusuk pada Sapi Bali”



OLEH : Nama : lola yolanda br barus Nim : 1709511032 Kelas : 17A



FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2019



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Simpul Tali Telusuk pada Sapi Bali” dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Manajemen dan Kesehatan Sapi Bali, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana.



Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan dari makalah ini. Demikian penulis ucapkan terimakasih agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.



Denpasar, 24 November 2019



Penulis



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penanganan ternak sapi membutuhkan keterampilan. Dalam hal ini, dukungan pengetahuan yang berkaitan erat dengan cara penanganan (misalnya cara menggunakan tali, cara mengikat, serta cara menggunakan alat-alat), perlu dipahami terlebih dahulu. Hal ini penting sebab penanganan ternak sapi sangat jauh berbeda dengan penanganan ternak unggas ataupun ternak domba. Sapi adalah ternak bertubuh besar, memiliki tenaga lebih kuat daripada manusia, memiliki tanduk yang berbahaya bagi keselamatan orang yang menangani, mempunyai sifat suka menendang, serta memiliki tubuh yang berlipat ganda bobotnya dibanding dengan peternak. Dalam menangani sapi, peternak perlu memiliki pengetahuan mengenali tali temali terlebih dahulu agar bisa merestrain dengan baik (Santosa, 2010). Tali telusuk atau tali keluh adalah tali dengan ukuran 5-8 mm yang dipasang simpul tertentu yang melingkari tulang tengkorak yang dipasang menembus sekat hidung dan digunakan untuk mengendalikan sapi. Peternak sapi bali di Bali umumnya menggunakan 11 jenis simpul (berdasarkan persentase) adalah Overhand Knot dan Overhand Knot variasi (28%), simpul yang khas sapi bali yang tidak sesuai dengan buku acuan Perry (2002) dan Budworth (2006) (25%), Fisherman’s Knot (16%), Englishman’s Loop dan Overhand Knot (10%), Grinner Knot dan Overhand Knot (6%), Fisherman’s variasi (4%), Harness Bend (4%),



Sheetbend knot



variasi (2%), Englishman's Loop Dan Oystermans Knot (2%), rusak (2%) dan Tarbuck Knot dan Englishman Loop (1%). Pada umumnya sapi Bali Sapi berasal dari banteng (Bibos banteng) yang telah didomestikasi berabad-abad lalu. Beberapa sinonim sapi Bali yaitu Bos javanicus, Bos banteng dan Bos sondaicus (Hardjosubroto dan Astuti, 1993). Sapi Bali telah mengalami penjinakan (domestikasi) yang telah berlangsung sejak dahulu kala dan sekarang banyak diternakkan oleh peternak khususnya peternakan rakyat. Menurut Suranjaya et al (2010), sapi Bali adalah bangsa sapi daging lokal yang memiliki potensi genetik sangat baik serta keunggulan sebagai penghasil daging yang sangat potensial. Di antara berbagai bangsa sapi yang ada di Indonesia, sapi Bali merupakan salah satu sapi asli Indonesia yang cukup penting dan terdapat dalam jumlah yang cukup besar (Handiwirawan, 2004).Mengingat jumlahnya yang cukup besar dan penyebarannya



yang cukup luas maka sapi Bali merupakan bangsa ternak sapi yang cukup penting dalam penyediaan daging nasional. Pada tahun 2002, produksi daging nasional dari ternak sapi mencapai lebih dari 320 ribu ton, yaitu sekitar 20,5% dari total produksi daging nasional dari beberapa komoditas ternak, dan menempati peringkat kedua setelah produksi daging ayam potong (Ditjen Bina Produksi Peternakan, 2002). Secara alami, sapi bali memiliki kemampuan beradaptasi sangat baik terhadap kondisi lingkungan tropis, sifat tidak selektif terhadap pakan, serta mampu memberikan respon pertumbuhan yang baik terhadap kondisi dan kualitas lingkungan pemeliharaan yang sederhana (Mansjoer et al., 1979). Sapi bali juga sangat cocok digunakan sebagai ternak perintis di daerah transmigrasi sehingga mendapat prioritas digunakan dalam program pengembangan lokasi transmigrasi di Indonesia (Darmadja, 1980).



1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan tali telusuk? 2. Bagaimana hasil pengamatan terhadap sapi Bali? Dan jenis simpul apa yang digunakan? 3. Bagaimana langkah-langkah dalam pembuatan simpul dari tali telusuk yang diamati?



1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari pembuatan paper ini agar dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan tali telusuk, mendapatkan hasil dari pengamatan yang telah dilakukan terhadap salah satu jenis tali telusuk yang digunakan pada sapi Bali serta dapat mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan simpul dari tali telusuk pada sapi yang diamati.



1.4 Manfaat Penulisan Manfaat penulisan adalah untuk menambah ilmu pengetahuan bagi penulis serta pembaca tentang simpul tali telusuk pada sapi bali, serta sebagai syarat yaitu untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Manajemen dan Kesehatan Sapi Bali, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tali Telusuk Tali telusuk atau tali keluh adalah tali dengan ukuran 5-8 mm yang dipasang simpul tertentu yang melingkari tulang tengkorak yang dipasang menembus sekat hidung dan digunakan untuk mengendalikan sapi. Penggunaan tali telusuk pada sapi bali bagi masyarakat Bali yang bermata pencaharian sebagai peternak merupakan hal yang lumrah. Bukan hanya pada peternak di Bali, tetapi pada masyarakat di daerah lainnya yang berprofesi sebagai peternak sapi juga menggunakan tali telusuk. Tali telusuk mempunyai fungsi sebagai cara untuk mengendalikan sapi. Teknik pemasangan tali telusuk cukup sederhana akan tetapi hal inilah yang menjadi ciri khas dari pemeliharaan sapi. Lain daerah lain pula cara pemasangan telusuk pada sapi. Handling dengan menggunakan tali telusuk terhadap ternak sapi Bali ini merupakan suatu aspek yang harus dikuasai oleh seorang peternak. Handling terhadap sapi Bali perlu dilakukan karena bertujuan untuk mempermudah peternak dalam memanajemen sapi itu sendiri. Selain itu, handling berperan untuk mempermudah dalam pemeriksaan dan perawatan ternak, misalnya pada saat akan melakukan pengukuran, pemberian tanda, penalian/penjatuhan ternak yang akan di potong, dan lain sebagainya. Dalam proses penanganan (handling) pada ternak sapi harus dikerjakan dengan terampil (Batan et al., 2012). Peternak sapi bali di Bali umumnya menggunakan 11 jenis simpul (berdasarkan persentase) adalah Overhand Knot dan Overhand Knot variasi (28%), simpul yang khas sapi bali yang tidak sesuai dengan buku acuan Perry (2002) dan Budworth (2006) (25%), Fisherman’s Knot (16%), Englishman’s Loop dan Overhand Knot (10%), Grinner Knot dan Overhand Knot (6%),



Fisherman’s



variasi



(4%), Harness Bend (4%), Sheetbend knot variasi (2%),



Englishman's Loop Dan Oystermans Knot (2%), rusak (2%) dan Tarbuck Knot dan Englishman Loop (1%). 2.2 Hasil Pengamatan Dari pengamatan pada salah satu sapi milik Bapak Ketut Suatha yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil berupa data-data sebagai berikut. 1. Nama pemilik : Ketut Suatha 2. Umur sapi : 5 tahun 3. Jenis kelamin : Betina 4. Warna kulit : Merah bata



5. Jenis simpul : simpul yang digunakan Double Fisherman



2.3 Langkah Pembuatan Simpul Telusuk Sediakan tali yang akan dibuat menjadi telusuk, digunakan



sebanyak



dua



tali.



Tali



dalam



percobaan ini menggunakan tali pramuka.



Tali pertama buat simpul love pada salah satu ujung tali.



Masukkan ujung tali simpul love.



yang satunya ke dalam



Setelah memasukkan salah satu ujung tali, kemudian kencangkan simpul tersebut.



Lalu diujung tali tersebut dibuat simpul love lagi dengan melilitkan tali lainnya sehingga ikatannya double.



Setelah itu, lakukan hal yang sama pada ujung tali kedua, yaitu dengan mebuat simpul love dan melilitkannya ke tali yang lain.



Lalu buat lagi simpul yang sama hingga menjadi double pada tali yang lain.



Terakhir, kencangkan ikatan simpul dan jadilah simpul double fisherman knot.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa menurut Batan et al (2012), tali telusuk atau tali keluh adalah tali dengan ukuran 6-8 mm yang dipasang simpul tertentu yang melingkari tulang tengkorak yang dipasang menembus sekat hidung dan digunakan untuk mengendalikan sapi. Terdapat 11 jenis simpul tali telusuk yang sering digunakan oleh peternak sapi di Bali, sedangkan di daerah Jawa terdapat 3 jenis simpul yang umum digunakan. Pada sapi milik Bapak Nyoman Ari menggunakan jenis simpul double fisherman.



3.2 Saran Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan agar para pembaca khususnya mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana dapat mempraktekkan langkah-langkah dari pembuatan salah satu simpul tali telusuk yang digunakan oleh peternak sapi Bali, khususnya yang berada di Bali. Selain itu, diharapkan pula agar dilakukan pengamatan lebih lanjut sehingga dapat diketahui langkah-langkah simpul tali telusuk lainnya yang digunakan olehpeternak sapi Bali.



DAFTAR PUSTAKA Hikmawaty., A Gunawan., RR Noor., dan Jakaria. 2014. Identifikasi Ukuran Tubuh Dan Bentuk Tubuh Sapi Bali Di Beberapa Pusat Pembibitan Melalui Pendekatan Analisis Komponen Utama. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan Vol. 02 No. 1. Bogor. Ilmi, F. F., I. W. Batan., dan I. G. Soma. 2012. Karakteristik Simpul Tali Telusuk Sapi Bali dan Tali Keluh Sapi. Jurnal Indonesia Medicus Veterinus 2012 1 (3) : 305 –319. Universitas Udayana. Denpasar. Nugraha, H. Y., I. P. Sampurna, I. K. Suatha. 2016. Pengaruh Pemberian Pakan Tambahan Pada Induk Sapi Bali Terhadap Ukuran Dimensi Panjang Pedet. Jurnal Buletin Veteriner Udayana Volume 8 No. 2: 159-165. Universitas Udayana. Denpasar.