Teori Charles E. Spearman [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TOKOH TES INTELIGENSI CHARLES E. SPEARMAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tes Inteligensi Dosen Pengampu: LISTYA ISTININGTYAS, M.Psi.,Psikolog



KELOMPOK 3 – PI. 4 Aulia Octathiya



1930901113



Riska Fadillah



1930901123



Adhisa Ramadini



1930901131



Anisya Shahab



1930901140



FAKULTAS PSIKOLOGI PRODI PSIKOLOGI ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG TAHUN 2021



KATA PENGANTAR



Segala puji dan syukur senantiasa kita haturkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat-Nya lah kita masih diberi kehidupan yang sejahtera. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan nabi kita nabi Muhammad SAW, karena bimbingannya lah kita bisa berjalan di jalan yang telah diridhoi Allah SWT. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok yang telah diberikan oleh dosen pengajar yaitu ibu LISTYA ISTININGTYAS, M.Psi.,Psikolog yang tujuannya untuk memperluas dan mempelajari materi dan wawasan mahasiswa terutama bagi penulis. Harapan penulis semoga makalah yang berjudul “CHARLES E. SPEARMAN” dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana ini dapat membantu menambah pengetahuan bagi para pembaca, terutama terhadap penulis makalah. Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan baik disengaja maupun kekhilafan. Hal itu disebabkan karena keterbatasan penulis baik dalam pemahamannya maupun dalam referensi yang dijadikan rujukan dan sumber penyusunan makalah. Oleh karena itu, penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan saran, kritik, dan masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini agar kedepannya dapat jauh lebih baik lagi dari sebelumnya.



Palembang, 8 September 2021



Kelompok 3



ii



DAFTAR ISI



Halaman Judul ............................................................................................. i Kata Pengantar............................................................................................. ii Daftar Isi ..................................................................................................... iii



BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1



A. Latar Belakang.................................................................................. 1 B. Rumusan Mas ................................................................................... 2 C. Tujuan Makalah ................................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3



A. Sejarah dan Pemikiran Spearman ....................................................... 3 B. Teori dan Penelitian Spearman ........................................................... 4 C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Inteligensi Spearman......................... 6 BAB III PENUTUP ................................................................................... 8



A. Kesimpulan........................................................................................ 8 B. Saran ................................................................................................ 9 Daftar Pustaka............................................................................................. iv



iii



BAB I PENDAHULUAN



A.



Latar Belakang Secara umum intelegensi itu pada hakikatnya adalah merupakan suatu kemampuan umum untuk memperoleh suatu kecakapan yang mengandung berbagai komponen. Untuk mengungkap kemampuan individu biasanya dipergunakan instrumen tes intelegensi. Tes intelegensi mengukur kecakapan potensial yang bersifat umum. Kecakapan



ini



berkenaan



dengan



kemampuan



untuk



memahami,



menganalisis, memecahkan masalah dan mengembangkan sesuatu dengan menggunakan rasio atau pemikirannya. Tes intelegensi sebagai suatu instrumen



tes



psikologis



dapat



menyajikan



fungsi-fungsi



tertentu,



diantaranya: dapat memberikan data untuk membantu peserta didik dalam meningkatkan pemahaman diri (self understanding), penilaian diri (self evaluation), dan penerimaan diri (self acceptance). Hasil pengukuran dengan menggunakan tes intelegensi juga dapat meningkatkan persepsi dirinya secara maksimal dan mengembangkan eksplorasi dalam beberapa bidang tertentu. Hal ini diperlukan untuk mendukung siswa dalam mencapai prestasi yang optimal di sekolah. Ada banyak teori-teori dan pemikiran dari para ahli terkait tes inteligensi. Teori-teori itu akhirnya memiliki ciri tersendiri dan di implikasikan ke dalam hal yang berbeda. Salah satunya adalah Charles E. Spearman. Makalah ini akan membahas sejarah, pemikiran-pemikiran, teori-teori, penelitian-penelitian, yang dilakukan oleh Charles E. Spearman. Makalah ini juga akan membahas secara singkat kelebihan dan kekurangan dari alat tes yang dibuat oleh Charles E. Spearman.



1



B.



Rumusan Masalah Sehingga dari latar belakang diatas didapatkan rumusan makalah ini yaitu:



a. Bagaimana sejarah dan pemikiran-pemikiran Charles E. Chaerman b. Bagaimana teori-teori dan penelitian Charles E. Chaerman? c. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari alat tes Charles E. Chaerman?



C.



Tujuan Makalah Adapun tujuan makalah ini adalah sebagai berikut:



a. Untuk mengetahui tokoh tes inteligensi, Charles E. Chaerman. b. Untuk mengetahui teori-teori dan penelitian yang dicetuskan oleh Charles E. Chaerman



c. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari alat tes inteligensi Charles E. Chaerman.



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Sejarah dan Pemikiran Spearman Charles



Edward



Spearman



adalah



salah



satu



tokoh



psikologi



berkebangsaan Inggris. Spearman lahir di London, Inggris pada tanggal 10 September 1863. Sebelum belajar dan menekuni bidang psikologi, Spearman adalah seorang perwira di Angkatan Darat Inggris. Setelah lima belas tahun bekerja di Angkatan Darat ini, ia mengundurkan diri untuk belajar dan mengambil gelar PhD dalam psikologi eksperimental. Spearman menekuni psikologi di Leipzig di bawah bimbingan Wilhelm Wundt. Namun pada tahun 1897, Spearman harus kembali ke Angkatan Darat karena dia harus ikut menjadi tentara pada Perang Afrika Selatan. Setelah perang usai, Spearman kembali lagi menekuni bidang psikologi dan kemudian memperoleh gelar sarjana pada tahun 1906. Salah satu tokoh yang dianut sekaligus dikaguminya adalah William McDougall. Di kemudian hari, Spearman diminta William McDougall menggantikan posisi William di University College London. Pada tahun 1911 ia mendapatkan promosi jabatan sebagai Guru Grote dari Filsafat Pikiran dan Logika. Pada tahun 1928, ketika terjadi pemisahan Departemen Psikologi, Spearman diubah gelarnya menjadi Profesor Psikologi. Pemikiran Spearman sangat dipengaruhi oleh karya Francis Galton, terutama tentang korelasi yang digunakan sebagai alat statistik utama pada risetnya. Dari Francis Galton ini, Spearman mengembangkan korelasi rank, versi nonparametrik korelasi Pearson konvensional yang keduanya banyak digunakan untuk korelasi atenuasi, dan versi paling awal dari „analisis faktor‟. Spearman kemudian mendapat pengakuan tertinggi dalam bidang statistik pada zamannya. Konsep one factor yang diusulkannya menyebkan ia memperoleh julukan “the father of factor analysis”. Teori intelegensi Spearman merupakan teori faktor yang muncul dalam upayanya untuk mendeskripsikan struktur intelegensi ke dalam satu atau lebih kemampuan yang berdiri sendiri melalui analisis faktor yang membangun konstruk kemampuan. Pandangan Spearman mengenai inteligensi ini ditunjukkan dalam teorinya mengenai kemampuan mental yang populer dengan nama teori dua faktor (two factor theory). Karya-karya dan pemikiran Spearman 3



mempengaruhi pemikiran beberapa tokoh seperti Hans Eysenck, Philip E. Vernon, Cyril Burt, dan Arthur Jensen.



Charles Spearman meninggal di



London pada usianya yang ke-82 tepatnya pada tanggal 17 September 1945. B. Teori dan Penelitian Charles Spearman (1863-1945) lebih dikenang oleh banyak orang karena menemukan analisis-faktor. Dengan menggunakan studi-studi analisis-faktor, ia meyimpulkan kalau inteligensi bisa dipahami dan dimengerti berdasarkan dua jenis faktor (Spearman, 1927). Sehingga teori inteligensinya dikenal dengan nama teori dua faktor (two-factor theory).  Sebuah faktor tunggal mendorong performa di semua tes kemampuan mental. Faktor umumini disebut „g‟ (general), menyediakan kunci untuk memahami inteligensi. Faktor „g‟ dihasilkan dari energi mental.  Ada pula seperangkat faktor yang spesifik terlibat di dalam performa hanya di dalam tipe-tipe tertentu tes kemampuan mental. Faktor spesifik ini disebutnya „s‟ (spesific). Menurut Spearman, faktor-faktor spesifik hanya berasal dari minat biasa karena pengaplikasian terbatas faktorfaktor ini. Teori Spearman ini berawal dari penelitian yang dilakukannya tentang analisis korelasional terhadap skor seperangkat tes yang mempunyai tujuan dan fungsi ukur yang berlainan. Penelitian awalnya ini diperoleh dari tes-tes terhadap 36 siswa pada beberapa subyek akademik (mata pelajaran) seperti pelajaran latin, Bahasa Inggris, dan matematika. Dari penelitiannya tersebut, Spearman menemukan adanya interkorelasi positif diantara berbagai tes tersebut. Interkoleasi positif ini terjadi karena masing-masing tes tersebut mengukur suatu faktor umum yang sama, faktor umum ini lah yang disebut sebagai faktor „g‟. tetapi korelasi yang terjadi pada tes tersebut tidaklah sempurna. Korelasi-korelasi tidak sempurna ini terjadi karena masing-masing tersebut selain megukur faktor umum yang sama, masing-masing tes tersebut juga mengukur komponen tertentu yang bersifat spesifik bagi masing-masing ts. Faktor yang bersifat spesifik yang hanya dingkap oleh tes tertentu saja ini disebut sebagai faktor „s‟. Menurut Spearman, definisi inteligensi mengandung dua komponen kualitatif yang penting. Dua komponen kualitatif itu adalah komponen eduksi relasi (eduction of relation) dan komponen eduksi korelasi (eduction of 4



correlate). Dua komponen tersebut dijelaskan sebagai berikut : 1. Eduksi relasi adalah kemampuan untuk menemukan suatu hubungan dasar yang berlaku atau terjadi di antara dua hal yang dipaparkan. Eduksi relasi ini contohnya seperti dalam menemukan hubungan yang terdapat di antara dua kata „pandai-pintar‟. Hubungan relasi antara dua kata „pandaipintar‟ ini adalah hubungan padanan kata atau sinonim. 2. Eduksi korelasi adalah kemampuan untuk menerapkan hubungan dasar yang telah ditemukan dalam proses eduksi relasi sebelumnya ke dalam situasi baru. Eduksi korelasi ini contohnya jika telah diketahui bahwa hubungan antara kata „pandai‟ dan „pintar merupakan hubungan padanan kata atau sinonim, maka hubungan ini dapat diterapkan dalam pertanyaan „gembira-...‟. Konsep Spearman ini disebut sebagi proses enkoding (encoding), proses penyimpulan (inference) dan aplikasi (application). Menurut Spearman, inilah proses penalaran dengan menggunakan analogi yang merupakan salah satu indikator faktor „g‟ yang terbaik. Dalam teorinya tersebut, Spearman juga menyatakan bahwa terdapat lima prinsip kuantitatif dalam kognisi. Lima prinsip kuatitatif tersebut adalah sebagai berikut: 1.



Energi mental, bahwa setiap fikiran cenderung untuk menjaga total output



kognitif



simultannya



dalam



kuantitas



yang



tetap



meski



bagaimanapun variasi kualitatifnya. 2.



Kekuatan menyimpan (retentivity), bahwa terjadinya peristiwa kognitif dapat menimbulkan kecenderungan untuk terulang lagi.



3. Kelelahan, bahwa terjadinya peristiwa kognitif dapat menimbulkan kecenderungan untuk melawan terulangnya peristiwa atau kejadian tersebut. 4. Kontrol konatif, bahwa intensitas kognisi dapat dikendalikan oleh konasi (motivasi). 5.



Potensi primordial, bahwa setiap manifestasi keempat prinsip kuantitatif terdahulu akan ditimbun di atas potensi awal individu yang bervariasi.



5



C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Inteligensi Spearman Teori



inteligensi



perkembangan



dan



Spearman penelitian



ini pada



memiliki bidang



peranan



penting



inteligensi.



Tidak



bagi hanya



mendatangkan pujian dan sambutan hangat dari beberapa kalangan atas kelebihan-kelebihannya, akan tetapi teori inteligensi Spearman dengan faktor 'g' nya ini juga tidak luput menuai kritikan demi kritikan. Dalam perkembangannya selama beberapa puluh tahun bahkan sampai sekarang ini, konsep faktor „g‟ yang dikemukakan oleh Spearman ini dijadikan dasar empiris teori-teori inteligensi.



Teori Spearman ini dijadikan rujukan



penting dalam kebanyakan penelitian-penelitian selama lebih dari sembilan puluh tahunan. Jika kita perhatikan, teori yang dikemukakan oleh Charles Edward Spearman ini memiliki beberapa kelebihan-kelebihan. Beberapa kelebihan-kelebihan two-factors theory yang dikemukakan adalah sebagai berikut: 1.



Two-factors theory ini memiliki basis riset atau penelitian yang mendukung.



2.



Inteligensi atau kecerdasan umum menurut Spearman ini dapat terukur dalam tes inteligensi.



3.



Teori ini menekankan pentingnya faktor „g‟ yang mampu mewakili semua tes yang memiliki kesamaan. Hal inipun memberikan implikasi pada efisiensi pengukuran.



4.



Beberapa ahli menyatakan bahwa inteligensi atau kecerdasan umum ini dimiliki oleh setiap individu dan dapat diaplikasikan untuk memprediksi kesuksesan atau prestasi yang bersifat akademis dan pekerjaan.



5.



Dalam bidang pendidikan, pengukuran yang valid terhadap faktor „g‟ dapat dipergunakan sebagai dasar perencanaan, pengaturan, dan perlakuan pendidikan yang tepat bagi peserta didik agar peserta didik dapat berhasil dalam bidang akademik secara optimal.



6.



Dalam kehidupan sosial, pengukuran yang valid terhadap faktor „g‟ pada individu-individu ini dapat dijadikan dasar berinteraksi dengan lingkungan sosial dengan tujuan agar individu-individu tersebut dapat mendapatkan kenyamanan sosial dalam menjalankan kehidupannya. Namun demikian, teori dua faktor yang dikemukakan oleh Spearman ini



juga tidak luput dari kritikan-kritikan. Beberapa tokoh dan ahli yang meneliti 6



inteligensi memberikan kritikan dan mengemukakan kelemahan-kelemahan teori Spearman ini. Beberapa kelemahan-kelemahan two-factors theory yang dikemukakan adalah sebagai berikut: 1.



Teori ini dipandang terlalu sempit dalam memaknai inteligensi karena lebih menekankan pada faktor „g‟ yang mencakup kemampuan berbahasa, logika dan matematis. Padahal inteligensi mencakup konsep yang lebih kompleks dan luas



2.



Kurangnya perhatian pada faktor „s‟ atau inteligensi yang bersifat spesifik pada masing-masing individu.



3.



Beberapa ahli, seperti Sternberg, menyatakan bahwa inteligensi yang terukur ini hanyalah satu bagian dari inteligensi yang sesungguhnya dan bagian ini hanya terlihat pada mereka yang memiliki kecerdasan akademik. Padahal masih banyak bagian-bagian inteligensi yang lainnya yang tidak kalah penting perannya.



7



BAB III PENUTUP



A. KESIMPULAN Charles



Edward



Spearman



adalah



salah



satu



tokoh



psikologi



berkebangsaan Inggris. Salah satu tokoh yang dianut sekaligus dikaguminya adalah William McDougall. Pemikiran Spearman sangat dipengaruhi oleh karya Francis Galton, terutama tentang korelasi yang digunakan sebagai alat statistik



utama



mengembangkan



pada korelasi



risetnya. Dari rank, versi



Francis



Galton



nonparametrik



ini, Spearman



korelasi



Pearson



konvensional yang keduanya banyak digunakan untuk korelasi atenuasi, dan versi paling awal dari „analisis faktor‟. Spearman kemudian mendapat pengakuan tertinggi dalam bidang statistik pada zamannya. Konsep one factor yang diusulkannya menyebkan ia memperoleh julukan the father of



factor analysis. Dengan menggunakan studi-studi analisis-faktor, ia meyimpulkan kalau inteligensi bisa dipahami dan dimengerti berdasarkan dua jenis faktor (Spearman, 1927). Sehingga teori inteligensinya dikenal dengan nama teori dua faktor (two-factor theory). Dalam teorinya tersebut, Spearman juga menyatakan bahwa terdapat lima prinsip kuantitatif dalam kognisi yaitu energi mental, kekuatan menyimpan (retentivity), kelelahan, kontrol konatif, dan potensi primordial Dalam perkembangannya selama beberapa puluh tahun bahkan sampai sekarang ini, konsep faktor „g‟ yang dikemukakan oleh Spearman ini dijadikan dasar empiris teori-teori inteligensi.



Teori Spearman ini dijadikan rujukan



penting dalam kebanyakan penelitian-penelitian selama lebih dari sembilan puluh tahunan. Tidak hanya mendatangkan pujian dan sambutan hangat dari beberapa kalangan atas kelebihan-kelebihannya, akan tetapi teori inteligensi Spearman dengan faktor 'g' nya ini juga tidak luput menuai kritikan demi kritikan.



8



B. SARAN Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.Masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik yang kami sengaja maupun yang tidak kami sengaja. Maka dari itu sangat kami harapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga dengan berbagai kekurangan yang ada ini tidak mengurangi nilai-nilai dan manfaat dari mempelajari tokoh tes inteligensi Charles E. Spearman.



9



DAFTAR PUSTAKA



Baihaqi, MIF. 2016. Pengantar Psikologi Kognitif. Bandung: PT Refika Asitama. Ertiana. 2012. Charles Edward Spearman dan Teori Inteligensi. http://ertiana-fpsi11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45593-InteligensiCharles%20Edward%20Spearman%20dan%20Teori%20Inteligensi.html. Diakses pada 12 September 2021 Rohmah, Umi. (2011). Tes Inteligensi dan Pemanfaatannya dalam Dunia Pendidikan. Jurnal Cendekia, 9(1), 125-139.



iv