Teori Florence Nightingale [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEORI



1. Teori Florence Nightingale. Teori keperawatan Florence Nightingale dikenal juga dengan keperawatan modern (modern nursing). Titik berat teori ini adalah pada aspek lingkungan. Menurut Nightingale keadaan sehat dapat dicapai melalui pendidikan dan perbaikan kondisi lingkungan.   Aplikasinya di keperawatan keluarga a) Pengkajian Data pengkajian Florence N lebih menitik beratkan pada : Lingkungan Fisik Pengkajian



keperawatan



keluarga



mengenai



data



lingkungan



yang



berhubungan dengan karakteristik rumah. Di dalamnya dilakukan pengkajian mengenai gambaran tipe tempat tinggal rumah, gambaran kondisi rumah, dapur, kamar mandi, mengkaji pengaturan tempat tidur, mengkaji keadaan umum kebersihan sanitasi rumah. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment) F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress fsiik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Pengkajian yang biasanya dilakukan kepada pasien di lingkungan psikologi adalah pengkajian mengenai pola komunikasi dalam keluarga seperti bagaimana kualitas dan frekuensi yang terjadi dalam keluarga, bagaimana pesan emosional dapat tersampaikan dalam keluarga serta bagaimana koping setiap individu dalam keluarga tersebut. Lingkungan sosial (social environment) Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat



penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat dapat melakukan pengkajian berupa seperti  bagaimana struktur peran dalam keluarga, bagamana berjalannya fungsi keluarga sosialisasi serta bagaimana hubngan atau cara keluarga beradaptasi dengan lingkungan sosial. b) Implementasi Implementasi dilakukan sebagain upaya dasar merubah / mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan terciptanya kondisi lingkungan yang baik yang mempengaruhi kehidupan, perrtumbuhan dan perkembangan individu. c) Evaluasi Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan individu.dilakuakan evaluasi apakah dengan perubahan lingkungan tersebut individu menjadi lebih baik. 2. Teori Sister Calista Roy Model dalam keperawatan yang menguraikan bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatannya dengan cara perilaku adaptif serta mampu merubah perilaku yang maladaptive.Calista Roy mengemukakan konsep keperawatan dengan model adaptasi yang memiliki beberapa pandangan dan keyakinan serta nilai yang dimilikinya. Aplikasinya di keperawatan keluarga a) Pengkajian Roy merekomendasikan pengkajian dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengkajian tahap I dan pengkajian tahap II. Pengkajian pertama meliputi pengumpulan data tentang perilaku klien sebagai suatu system adaptif  berhubungan dengan masing-masing mode adaptasi: fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan ketergantungan. Oleh karena itu pengkajian pertama diartikan sebagai pengkajian perilaku,yaitu pengkajian klien terhadap masing-masing mode adaptasi secara sistematik dan holistic. Setelah pengkajian pertama, perawat menganalisa pola perubahan perilaku klien tentang ketidakefektifan respon atau respon adaptif yang memerlukan dukungan



perawat.



Jika



ditemukan



ketidakefektifan



respon



(mal-adaptif),



perawat



melaksanakan pengkajian tahap kedua. Pada tahap ini, perawat mengumpulkan data tentang stimulus fokal, kontekstual dan residual yang berdampak terhadap klien. Menurut Martinez, factor yang mempengaruhi respon adaptif meliputi: genetic; jenis kelamin, tahap perkembangan, obat-obatan, alcohol, merokok, konsep diri, fungsi peran, ketergantungan, pola interaksi social; mekanisme koping dan gaya, strea fisik dan emosi; budaya;dan lingkungan fisik b) Perumusan diagnosa keperawatan Roy mendefinisikan 3 metode untuk menyusun diagnosa keperawatan : Menggunakan tipologi diagnosa yang dikembangkan oleh Roy dan berhubungan dengan 4 mode adaptif . dalam mengaplikasikan diagnosa ini, diagnosa pada kasus Tn. Smith adalah “hypoxia”. Menggunakan diagnosa dengan pernyataan/mengobservasi dari perilaku yang tampak dan berpengaruh tehadap stimulusnya. Dengan menggunakan metode diagnosa ini maka diagnosanya adalah “nyeri dada disebabkan oleh kekurangan oksigen pada otot jantung berhubungan dengan cuaca lingkungan yang panas”. Menyimpulkan perilaku dari satu atau lebih adaptif mode berhubungan dengan stimulus yang sama, yaitu berhubungan Misalnya jika seorang petani mengalami nyeri dada, dimana ia bekerja di luar pada cuaca yang panas. Pada kasus ini, diagnosa yang sesuai adalah “kegagalan peran berhubungan dengan keterbatasan fisik (myocardial) untuk bekerja di cuaca yang panas” c) Intervensi keperawatan Intervensi keperawatan adalah suatu perencanaan dengan tujuan merubah ataumemanipulasi stimulus fokal, kontekstual, dan residual. Pelaksanaannya juga ditujukan kepada kemampuan klien dalam koping secara luas, supaya stimulus secara keseluruhan dapat terjadi pada klien, sehinga total stimuli berkurang dan kemampuan adaptasimeningkat.Tujuan intervensi keperawatan adalah pencapaian kondisi yang optimal, dengan menggunakan koping yang konstruktif. Tujuan jangka panjang harus dapat menggambarkan penyelesaian masalah adaptif dan ketersediaan energi untuk



memenuhi kebutuhan tersebut (mempertahankan, pertumbuhan, reproduksi). Tujuan jangka pendek mengidentifikasi harapan perilaku klien setelah manipulasi stimulus fokal, kontekstual dan residual.



d) Implementasi Implementasi keperawatan direncanakan dengan tujuan merubah atau memanipulasi fokal, kontextual dan residual stimuli dan juga memperluas kemampuan koping seseorang pada zona adaptasi sehinga total stimuli berkurang dan kemampuan adaptasi meningkat. e)  Evaluasi Penilaian terakhir dari proses keperawatan berdasarkan tujuan keperawatan yang ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu asuhan keperawatan didasarkan pada perubahan perilaku dari kriteria hasil yang ditetapkan, yaitu terjadinya adaptasi pada individu. 3. Teori Betty new men Betty Neuman mendefinisikan manusia secara utuh merupakan gabungan dari konsep holistik dan pendekatan sistem terbuka. Tujuannya adalah untuk membantu individu, keluarga, dan kelompok untuk mendapatkan dan mempertahankan tingkat kesehatan maksimal melalui intervensi tertentu. Tindakan keperawatan meliputi tindakan preventif tingkat primer, sekunder atau tersier. Aplikasinya di keperawatan keluarga a) Pengkajian Yang perlu dikaji pada keluarga adalah : Care atau inti Delapan sub sistem yang mempengaruhi keluarga



1) Perumahan. Perumahan yang dihuni penduduk, bagaimana penerangannya, sirkulasi, kepadatannya merupakan stressor bagi penduduk. 2) Pendidikan keluarga. Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuannya. 3) Keamanan dan keselamatan. Bagaimana keselamatan dan keamanan di lingkungan tempat tinggal, apakah tidak menimbulkan stress. 4) Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan. Apakah cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapatkan pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan. 5) Pelayanan kesehatan yang tersedia. Untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat atau memantau gangguan yang terjadi. 6) Sistem komunikasi. Sistem komunikasi apa saja yang tersedia dan dapat dimanfaatkan di komunikasi tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan penyakit. 7) Sistem ekonomi. Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai dengan upah minimum  regional, dibawah atau diatas sehingga upaya pelayanan ditujukan pada anjuran untuk mengkonsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi masing-masing. 8) Rekreasi Apakah tersedia sarana, kapan saja dibuka,biayanya apakah terjangkau komunitas atau tidak. b) Diagnosis keperawatan keluarga Diagnosis ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi keluarga terhadap stressor yang ada. Selanjutnya dirrumuskan dalam 3 komponen : P ( problem atau masalah ) E ( etilogi atau penyebab) S (symtom atau menifestasi/ data penunjang) c) Perencanaan Perencanaan yang dapat dilakukan adalah : 1) Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit



2) Lakukan demonstrasi keterampilan cara menangani stress dan teknik relaksasi 3) Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit melalui pemeriksaan tekanan darah 4) Lakukan kerja sama dengan ahli gizi untuk menetapkan diet yang tepat bagi yang berisiko 5) Lakukan kerjasama dengan petugas dan aparat pemerintah setempat untuk memperbaiki lingkungan apabila menjadi penyebab stressor 6) Lakukan rujukan ke rumah sakit bila di perlukan d) Pelaksanaan Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang sifatnya : 1) Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit 2) Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini sehat melaksanakan peningkatan kesehatan 3) Mendidik keluarga tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit 4) Sebagai advokat yang sekaligus menfasilitasi terpenuhinya kebutuhan keluarga. e) Evaluasi dan penilaian 1) Menilai respons verbal dan nonverbal keluarga setelah dilakukan intervensi 2) Mencatat adanya kasus baru yang di rujuk ke rumah sakit. 4. Dorthea Orem Konsep Keperawatan yang menurut Dorothea Prem dikenal dengan Model Self Care. Pandangan teori orem adalah tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Pengembangan konsep teori Dorothea Orem, menjadi 3 bentuk : 1. Perawatan diri sendiri (self care) 2. Self Care Defisit



3. Teori Nussing Sistem



Aplikasinya di keperawatan keluarga a) Pengkajian / Riwayat keperawatan Pengkajian yang harus dilakukan menurut Orem diawali dengan pengkajian personel keluarga yang meliputi : usia, sex, tinggi badan, berat badan, budaya, ras, status perkawinan, agama dan pekerjaan keluarga. Menurut Orem pengkajian juga didasarkan pada 3 ( tiga ) kategori perawatan diri keluarga yang meliputi : 



Universal self care Kebutuhan yang berkaitan dengan proses hidup manusia, proses mempertahankan integritas, struktur dan fungsi tubuh manusia selama siklus kehidupan berlangsung yang meliputi: tempat tinggal, sanitasi, makanan, udara yang bersih, keamanan, resolusi konflik, pendidikan pada anak, komunikasi dalam keluarga, standard kepercayaan dan perilaku, solitude dan interaksi social.







Developmental self care Kebutuhan-kebutuhan yang dikhususkan untuk proses perkembangan, kebutuhan akibat adanya suatu kondisi yang baru, kebutuhan yang dihubungkan dengan suatu kejadian. Meliputi: perubahan tempat tinggal, perubahan pola konsumsi makanan, mekanisme untuk mempertahankan keamanan akibat adanya perubahan pola kriminalitas, lingkungan yang tidak mendukung/berbahaya, konflik keluarga, perkembangan perubahan informasi dan sosialisasi yang dibutuhkan oleh anak dan orang dewasa dalam keluarga, perkembangan kepercayaan dan pola, perkembangan



perubahan informasi dan sosialisasi yang dibutuhkan oleh anak dan orang dewasa dalam keluarga, perkembangan kepercayaan dan pola. 



Health deviation Kebutuhan berkaitan dengan adanya penyimpangan status kesehatan seperti: kondisi sakit atau injury, atau kecelakaan yang dapat menurunkan kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan self care-nya baik secara



permanen



maupun



temporer,



sehingga



keluarga



tersebut



memerlukan bantuan orang lain. Kebutuhan ini meliputi :  Mendeteksi berbagai hal yang mengancam keluarga.  Menggunakan sumber-sumber eksternal untuk mengatasi masalah kesehatan dalam keluarga.  Menyadari dampak dari patologi penyakit.  Memilih prosedur diagnostik, terapi dan rehabilitasi yang tepat dan efektif .  Memodifikasi konsep diri untuk dapat menerima status kesehatannya dan mengatasi hal tersebut.  Belajar hidup dengan keterbatasan sebagai dampak dari kondisi patologis, efek pengobatan, dan diagnostik serta selalu meningkatkan kemampuan. b) Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan berfokus pada empat fungsi keluarga yang telah diidentifikasi dan dampak dalam memenuhi therapeutic self care demand pada individu anggota keluarga dan pada struktur dan fungsi keluarga. Contoh : komunikasi antara suami istri, komunikasi pada anak, perilaku interpersonal anggota keluarga. c) Perencanaan Orem mendefinisikan 5 area aktivitas praktek keperawatan : 1. Membina dan menjaga hubungan perawat – keluarga (individu, keluarga dan kelompok) sampai keluarga pulang.



2. Menentukan jika dan bagaimana keluarga perlu ditolong oleh perawat. 3. Berespon pada pertanyaan, kebutuhan dan keinginan keluarga akan kontrak dan asistennya. 4. Menetapkan, memberikan dan meregulasi bantuan langsung pada keluarga 5. Koordinasi dan integrasi keperawatan dengan kegiatan sehari- hari kien, perawatan kesehatan lain, pemberian pelayanan sosial dan pendidikan yang di butuhkan atau yang sedang diterima. d) Implementasi Orem memandang implemenatasi keperawatan sebagai asuhan kolaboratif dengan saling melengkapi antara keluarga dan perawat, dengan kata lain perawat bertindak dalam berbagai cara untuk meningkatkan kemampuan keluarga. Dalam implementasi rencana keperawatan, perawat dan keluarga bersama-sama melakukan aktivitas dalam membantu mempertemukan tuntutan terapi perawatan diri keluarga. e) Evaluasi Orem tidak menuliskan secara spesifik tentang evaluasi, akan tetapi ia mengemukakan bahwa keluarga membutuhkan kemandirian dalam hal mengatai masalah kesehatannya. Oleh karena itu evaluasi difokuskan pada tingkat :  Kemampuan keluarga untuk mempertahankan kebutuhan self care-nya.  Kemampuan keluarga untuk mengatasi self care deficit-nya dan sampai sejauh mana perkembangan kemandirian keluarga  Kemampuan keluarga dalam memberikan bantuan self care jika keluarga tidak mampu. Evaluasi ini dilakukan melalui identifikasi tingkat kemandirian keluarga dalam perawatan dirinya yang dapat dilihat dari kontribusi / keterlibatan keluarga dan keluarga dalam pemberian asuhan keperawatan.