Teori Permintaan Uang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEORI PERMINTAAN UANG (Diajukan untuk memenuhi tugas kuliah Ekonomi Moneter) Dosen Pengampu: Novita Nurul Islami, S.Pd., M.Pd



Disusun Oleh: Siti Ismiatul Maulah



(180210301046)



Eka Putry Wahyuning Dharojah (180210301054) Sella Rizki Amalia



(180210301056)



Alma Nurita Maulidani



(180210301065)



Olivia Salsabilla



(180210301066) KELAS B



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat mnyelesaikan tugas makalah ini dengan judul TEORI PERMINTAAN UANG ini dengan tepat waktu. Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Moneter. Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini jauh dari kata sempurna. Karenanya kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar kedepannya kami akan dapat membuat makalah dengan lebih baik lagi.



Jember, 5 Maret 2020



Penulis



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR............................................................................................I DAFTAR ISI..........................................................................................................II BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 1.1



LATAR BELAKANG...................................................................................1



1.2.



RUMUSAN MASALAH................................................................................2



1.3.



TUJUAN DAN MANFAAT...........................................................................2



BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3 2.1



TEORI KLASIK TENTANG PERMINTAAN UANG ........................................3



2.2.



TEORI KEYNES TENTANG PERMINTAAN UANG .......................................7



2.3



PKMBANGAN TEORI KEYNES...................................................................9



BAB III PENUTUP..............................................................................................15 3.1.



KESIMPULAN...........................................................................................15



3.2.



SARAN.....................................................................................................15



DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Uang merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan sehari-hari, menurut Iswardono Sardjono “Bahwa uang itu merupakan darahnya perekonomian, dimana mekanisme perekonomian berdasarkan lalulintas barang dan jasa dan semua kegiatan ekonomi akan memerlukan uang sebagai alat pelancar guna mencapai tujuan. Jika ditinjau dari proses terjadinya uang, proses awalnya uang itu hanyalah berwujud seperti barang, dan sangat disukai oleh semua manusia tetapi jumlahnya sangat sedikit atau terbatas. Dengan perubahan peradaban, dan munculnya sebuah lembaga, sehingga menentapkan, menentukan dan mengeluarkan alat penukaran  (uang ) dalam bentuk ukuran, berat dan bahan tertentu. Pada awal penggunaannya, emas dan perak sebagai alat tukar, emas dan perak digunakan dalam



bentuk



cair



yang



membutuhkan



timbangan. Hal



tersebut



lama-lama



terasa



merepotkan. Kesulitan ini akhirnya teratasi dengan dikenalkannya koin (uang logam). Pada masing-masing koin dicantumkan berapa nilai koin tersebut yang disebut nilai nominal. Uang diciptakan dalam perekonomian dengan tujuan untuk melancarkan kegiatan tukar menukar dan perdagangan. Maka uang didefinisikan sebagai benda-benda yang disetujui oleh masyarakat



sebagai



alat



perantaraan



untuk



mengadakan



tukar



menukar



atau



perdagangan. Sejarah uang sangat berhubungan dengan sejarah peradaban manusia. Semenjak manusia memulai peradabannya dan keluar dari “zaman batu”, mereka telah menciptakan berbagai bentuk barang yang digunakan sebagai alat perantara dalam tukar menukar. Manurut Robertson, uang adalah segala sesuatu yang dapat diterima umum sebagai alat pembayaran barang-barang. Pengertian uang secara umum adalah sesuatu yang dapat diterima oleh semua masyarakat sebagai alat pembayaran dalam suatu wilayah tertentu atau sebagai alat pembayaran utang, atau sebagai alat untuk melakukan pembelian barang dan jasa. Dengan kata lain, uang merupakan suatu alat yang dapat digunakan dalam wilayah tertentu. Jadi segala sesuatu yang sudah memenuhi definisi uang di atas dapat dianggap sebagai uang, apakah uang terbuat dari logam, kertas ataupun dari benda lainnya, bilamana uang sudah



1



diterima oleh umum (masyarakat) sebagai alat tukar penukar, satuan nilai dan sebagai alat penyimpan kekayaan, maka kita anggap sebagai uang. Dalam ekonomi uang memiliki tiga fungsi yaitu: sebagai alat tukar, satuan hitung dan penyimpan nilai, dan tiga fungsi inilah yang membedakan uang dengat aset yang lainnya. Sebagai medium of change, uang berarti sesuatu yang diberikan  oleh pembeli kepada penjual ketika mereka membeli barang dan jasa. Sebagai unit of account,  uang berperan sebagai ukuran untuk menetapkan harga dan mencatat tagihan, sebagai store of value uang digunakan untuk mentransfer daya beli dari masa sekarang ke masa depan. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang tersebut dapat menemukan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana teori klasik tentang permintaan uang? 2. Bagaimana teori keynes tentang permintaan uang? 3. Bagaimana perkembangan teori keynes tentang permintaan uang? 1.3 Tujuan dan Manfaat 1. Untuk mengetahui teori klasik tentang permintaan uang 2. Untuk mengetahui teori Keynes tentang permintaan uang 3. Untuk mengetahui perkembangan teori Keynes tentang permintaan uang



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Teori Klasik tentang Permintaan Uang Teori klasik adalah teori yang mengenai penawaran dan permintaan uang serta interaksi antara keduannya. Pada teori ini fokusnya adalah hubungan antara penawaran uang dengan jumlah uang yang beredar dengan nilai uang atau tingkat harga. Hubungan kedua variabel dijabarkan melalui konsep teori mengenai permintaan uang. Perubahan jumlah uang yang beredar atau penawaran uang berinteraksi dengan permintaan uang yang selanjutnya akan menentukan nilai uang. A. Pendapat Irving Fisher Teori permintaan uang (moneter) kaum klasik yang dikemukakan oleh Irving Fisher ini dapat dirumuskan dengan: Dimana,



MV = PT



(1.1)



M = jumlah uang yang beredar V = perputaran pada perekonomian dalam suatu periode P = tingkat harga barang T = volume barang dan jasa yang diperdagangkan dalam satu periode Pada persamaan di atas M diartikan dengan pengertian uang yang beredar, yaitu seperti uang kertas, uang logam dan uang giral yang terdapat dalam perekonomian. V merupakan besarnya laju peredaran uang, hal ini ditentukan oleh seringnya uang berpindah tangan dari seseorang kepada orang lain dalam masyarakat selama satu tahun. Kemudian T adalah banyaknya barang dan jasa yang diperdagangkan dalam perekonomian pada satu periode. Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa, jumlah uang yang diterima penjual sama dengan yang dibayarkan oleh pembeli. Hal ini berlaku untuk seluruh perekonomian, dimana nilai barang dan jasa yang terjual harus sama dengan barang yang dibeli dalam jangka periode tertentu. Nilai barang dan jasa yang terjual sama dengan volume transaksi (V) dikalikan dengan rata-rata barang dan jasa tersebut. Di sisi lainnya nilai barang dan jasa yang diperjualbelikan harus sama dengan volume uang yang beredar di tangan masyarakat (M) dikalikan rata-rata uang berpindah tangan dari tangan yang satu ke tangan lainnya atau laju 3



perputaran uang dalam periode yang bersangkutan (Vt) sehingga rumus diatas dapat diubah menjadi: MVt = PT



(1.2)



Vt atau laju kecepatan perputaran transaksi (transaction velocity or circulation) merupakan variabel yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lembaga yang ada dalam masyarakat, dan dianggap tetap dalam jangka pendek. T (volume transaction) sangat ditentukan oleh pendapatan nasional (output dalam masyarakat), ini mempunyai nilai tertentu dalam satu tahun. Persamaan tersebut dapat dirumuskan dalam permintaan uang, yaitu: Md = PT/Vt



(1.3)



Karena volume transaksi dan harga yang terjadi dianggap konstan (PT) tetap, maka keseimbangan moneter dapat diketahui yaitu sebagai berikut: Md = Ms Dimana, Ms adalah penawaran uang yang beredar sehingga menghasilkan persamaan: Ms = PT/Vt



(1.4)



Dari persamaan (1.4) dapat diartikan bahwa dalam jangka pendek variabel P (harga umum) akan berubah secara proporsional dengan adanya perubahan uang yang beredar. T ditentukan oleh tingkat output ekilibrium masyarakat. Variabel Vt (V dianggap konstan dalam jangka pendek) ini ditentukan oleh:  Bentuk transaksi yang terjadi dalam masyarakat  Sistem lembaga yang terjadi dalam perekonomian  Bilamana dalam perekonomian terjadi pemberian perdagangan dengan sistem kredit, sehingga kebutuhan uang akan menurun. B. Pendapat Marshall (Cambridge) Permintaan uang Cambridge menekankan pada perilaku individu dalam mengalokasikan kekayaannya dalam berbagai kemungkinan bentuk kekayaan (uang dan bentuk kekayaan lain).



4



Alfred Marshall dalam memandang pendapat Irving Fisher dengan berbeda, dimana dia menekankan pada pendapatan nasional yang diwujudkan dalam uang kas atau penguasaan bukan pada perputaran uang (V) atau pembelanjaan.  Persamaan Marshall dalam transaksi adalah: M = k(PT)



(1.6)



k = bagian dari transaksi yang dilakukan dalam bentuk uang tunai P = tingkat harga rata-rata setiap transaksi T = jumlah transaksi yang terjadi M = jumlah uang yang beredar  Persamaan Marshall dalam versi pendapatan: M = k (PY) Y = pendapatan nasional M = jumlah uang yang beredar P = tingkat harga rata-rata setiap transaksi k = proporsi pendapatan dalam bentuk uang tunai C. Teori Kuantitas Modern (Milton Friedman) Pernyataan Friedman tentang teori kuantitas adalah teori tentang permintaan uang bukan teori penentuan produk, pendapatan, maupun harga. Menurut Friedman, uang adalah satu bentuk kekayaan seperti bentuk kekayaan lainnya (obligasi, kepandaian, tanah). Untuk seorang pengusaha uang adalah barang yang produktif, bila digabungkan dengan faktor-faktor produksi yang lain (misalnya bahan baku dan mesin) akan dapat menghasilkan barang. Dengan kata lain, teori permintaan uang dapat juga disamakan sebagai teori tentang modal (capital theory). Bagi seorang pemiliki kekayaan (rumah tangga) teori permintaan uang dapat disamakan dengan teori permintaan konsumsi. Permintaan uang tunai tergantung pada 3 faktor, yaitu:  Jumlah seluruh kekayaan (seperti garis anggaran pada teori permintaan konsumsi).  Pendapatan dan harga dari berbagai jenis bentuk kekayaan.  Selera pemilik kekayaan untuk memilih bentuk kekayaan yang lain (bentuk kekayaan yang menghasilkan)



5



Definisi kekayaan yang diberikan Friedman adalah seluruh kekayaan yang merupakan sumber pendapatan. Bentuk kekayaan yang dimaksudkan adalah obligasi (surat berharga), tanah, mesin, perhiasan (emas), termasuk kemampuan (skill) yang dimiliki oleh manusia. Maka tingkat suku bunga memperlihatka hubungan jumlah kekayaan dengan aliran pendapatan. Hubungan ini dirumuskan dengan: W = Y/i



(1.7)



W = kekayaan Y = aliran pendapatan (income flow) i = tingkat bunga Friedman mengelompokkan bentuk kekayaan dalam: a. Uang tunai (M), dimana pendapatan dari uang tunai adalah berupa keamanan dan kemudahan. Pendapatan riil dari memegang uang tunai pada tingkat tertentu (misal Rp1000,00) tergantung banyaknya produk yang dapat dibelikan dan juga tergantung pada harga barang tersebut (P). Semakin tinggi harga barang, semakin rendah nilai riil pendapatan dari sejumlah uang tunai. Dengan kata lain akan mempengaruhi pendapatan riil b. Obligasi (bond), pendapatan yang diharapkan obligasi adalah perubahan harga obligasi dan bunga yang diterima secara berkala. Bila harga obligasi meningkat, maka perubahan harga dapat pendapatan positif dan begitu sebaliknya. Harga obligasi sebesar Rp 1,00/i b dimana nilai nominal Rp 1,00 dengan bunga i b. Perubahan harga obligasi dinyatakan: /ib . ib/t



1



ib = perubahan tingkat bunga t = jatuh tempo obligasi Pendapatan obligasi seluruhnya menjadi: Ib – 1/ib . ib/t



(1.8)



c. Pendapatan seluruhnya dari kekayaan berupa saham seharga Rp 1,00 adalah: Ie + 1p/ Pt - 1ie/iet



(1.9) 6



d. Pendapatan kekayaan berupa barang fisik tergantung perubahan harga barang tersebut, yaitu: /P . p/t



1



e. Sebenarnya harga kekayaan berbentuk manusia tidak ada, oleh karena itu sangat sulit diukur dalam satuan nilai mata uang. Friedman mempergunakan ukuran perbandingan antara kekayaan bukan manusia (non human) dengan manusia (human), ini dinyatakan dengan W. 2.2 Tori Keynes tentang Pemintaan Uang Keynes membagi permintaan uang menjadi 3 motif. Permintaan uang untuk berjaga-jaga timbul karena orang memegang uang tunai di atas perkiraan kebutuhannya, sehingga bila ada masalah yang tidak diharapkanakan dpat menhindari kerugian keuangan yang mungkin timbul akibatkekurangn uang tunai. Motif spekulasi timbul karena keadaan tertentu seseorang memegang uang tunai dalam portebel harta mereka. Motif memegang uang ini disebut liquidit preference. A. Permintaan uang untuk transaksi Permintaan uang tunai adalah untuk tujuan transaksi. Bilamana terjadi keselarasan antara penerimaan dan pengeluaran, maka tidak terdapat saldo tunai. Akan tetapi, biasanya pendapatan diperoleh satu kali dalam periode tertentu, misalnya seminggu sekali, sebulan sekali, sedangkan pengeluaran berlangsung sepanjang waktu. Maka, pendapatan tersebut harus ditahan dalam jumlah tertentu untuk dapat dipergunakan dalam transaksi. Permintaan uang transaksi ini tergantung pada penapatan yang diyerima oleh masingmasing orang. Apabila pendapatan seseorang meningkat, maka uang saldo tunai yang ditahan akan semakin besar, begitu pula sebaliknya. Permintaan uang tunai untuk tujuan transaksi akan dipengaruhi tingka harga kebutuhan sehari-hari di psr. Apabila tingkatharga mengalami peningkatan, maka hal tersebut akan berpengaruh pada besarnya permintaan uang tunai untuk tujuan transaksi. Misalnya, pendapatan sebuah rumah tangga adalah Rp. 7000,00 pada titik A setiap minggunya(ini diterima sabtu sore). Maka pada kurva ABCDE diatas dapat diketahui bahwa kas tunai tertinggi adalah Rp. 7000,00 dan kas terendah adalah Rp. 0,00. Sehingga saldo kas tunai rata-rata adalah Rp. 7000,00 + Rp. 0,00 / 2 = Rp. 3500,00. Apabila pendapatan mengalami peningkatan sebesar Rp. 9000,00 setiap minggunya, maka perubahan ini dengan sendirinya mempengaruhi garis pada kurva saldo kas tunai, yaitu ABCDE. Sehingga kas tunai tertinggi menjai Rp. 9000,00, kas terendah tetap sebesar Rp. 0,00 dan sldo kas tunai rata-ratanya menjadi Rp. 4500,00. Hubungan yang terjadi antara permintaan uang untuk tujuan transaksidenan besaar kecilnya tingkat pendapatan yang diterima seseoang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :



7



Pada saa tingkat penapatan Rp. 7000,00 per minggu, dalam satu tahun pendapatan rumah tangga adalah Rp. 364.000,00 (52 minggu x Rp. 7000,00). Kebutuhan untuk transaksi adalah Rp. 364.000,00. Apabila pendapatan naik sebesar Rp. 9000,00 maka kebutuhan transaksi dalam 1 tahun menjadi Rp. 468.000,00. Apabila pendapatan seseorang meningkat, kebutuh uang untuk transaksi juga akan meningkat. Penjumlahan uang rumah tangga dilakukan dalam perekonomian maka akan dperoleh kurva permintaan agregat untuk tujuan transaksi(permntaan uang secara keseluruhan dalam perekonomian), seperti gambar berikut : B. Permintaan uang untuk berjaga-jaga Motif berjaga-jaga adalah tindakan seseorang untuk menyimpan sebagoan dari pendapatan atau kekayaan dalam bentuk tunai. Karena banyak pengeluaran yang sebelumnya tidak kita perkirakan. Misalnya, seorang yang akan melakukan perjalanan yang berkaitan dengan urusan perusahaan dari Jakart ke Surabaya diperkirakan selama 3 hari urusan tesebut akan selesai. Dengan membawa uang sebanyak Rp. 150.000,00 sudah cukup untuk mengurus keperluan tersebut kenyataanya urusan tersebut tidak selesai selama 3 hari, tetapi selama 5 hari. Kalau orang tersebut tidak membawa uang lebih besar dari yang diperlukan maka ia harus kembali ke Jakarta mengambil uang untuk tmbahan pengeluaran selama 2 hari. Ini akan memerlukan biaya yang lebih besar, jadi untuk menghindari kerugian ini, orang-orang harus memegang tambahan uang untuk berjaga-jaga Besar kecilnya uang untuk berjaga-jagasangat ditentukan oleh besar kcilnya keperluan uang untuk transaksi. Nilai-nilai transaksi yang dilakukan orang tersebut besar, maka semakn banyak uang yang dibutuhkan untuk motif berjaga-jaga. C. Permintaan uang untuk spekulasi. Disamping untuk melanarkan transaksi dan untuk berjaga-jaga, tujuan orang memegang uang tunai juga dimaksudkn untuk tujuan spekulasi. Dimana uang untuk tujuan spekulasi ini akan dipegunakan membeli sura-surat berharga atau obligasi pada waktu harga obligasi murah dan tidak akan menjualnya kembali pada waktu harga obligasi mahal. Dengan akivitas seperti ini perlu spekulasi untuk memperoleh keuntungan. Guna untuk menjalankan tujuan spekulasi ini tentu diperlukan dana. Pada saat surat berharga murah, spekulan lebih baik memegang obligasi dibandingkan uang tunai atau membeli obligasi dengan uang tunai yang ada di tangannya. Sehingga pada saat suat beharga murah yang ada ditangan spekulan lebih banyak surat berharga. Pada saat harga obligasi meningkat tindakan yang dilakukan spekulan adalah menjual kembali obligasi uang tunai dari hasil penjualan obligasi tersebut akan tetap ditahan spekulan tersebut sampai harga obligasi di psar kembali turun. dengan perkataan lain,bilaharga obligasi turun, permintaan uang oleh masyarakat untuk spekulasi secara kuantitas akan menurun, beitu pula sebaliknya. Namun, apabila bunga obligasi yang terjadi di pasar akan mempengruhi tingkat suku bunga. Bila suku bunga tinggi akan mengakibatkan menurunnya harga obligasi dan bila suku bunga rendah akan mengakibatkan harga obligasi meningkat. Kesimpulannya adalah pada waktu tingkat bunga tinggi jumlah uang yang diminta myarakat untuk spekulasi sedikit, pada saat tingkat bunga rendah jumlah uang yang diminta untuk spekulasi meningkat.



8



Faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan uang selain pendapatan dan suku bunga adalah : a. Banyaknya kekayaan masyarakat Harapan sesorang untuk semakin kaya dalam suatu masyarakat, semakin tinggi pula tingkat permintaan uang yang akan dimintanya. Akan tetapi permintaan uang ini akan semakin kecil apabila dalam masyarakat tersebut memiliki simpanan uang, sehingga seseorang dapat dengan mudah menukarkan hartanya tersebut menjadi uang tunai. b. Kepastian mendapatkan kredit Konsumen tidak perlu mengumpulkan uang tunai terlebih dahulu untuk membayar barangbarang dengan harga yang tingg seperti rumah, mobil, TV, dan lain-lain, karena mereka dapat membeli secara kredit. Jadi, kartu kredit akan membantu seseong untuk mengurangi permintaan uang tunai. c. Perkiraan penerimaan di kemudian hari Apabila seseorang memperkirakan pendapatannya akan lebih kecil daripada sebelumnya maka orang tersebut akan berusah untuk menahan saldo tunai yang ia miliki. Namun, apabila seseorang memperkirakan akan terjadi peningkatan pendapatan maka ia akan meningkatkan pengeluarannya sehingga saldo tunai yang ia miliki akan lebih kecil dari pengeluarannya. d. Perkiraan tentang harga Apabila diperkirakan harga suatu barang akan turun, maka konsumen akan menyimpan uang tunai lebih banyak dari sebelumnya. Namun apabila diperkirakan harga barang tersebut akan meningkat, maka seseorang akan membelanjakan saldo tunai nya lebih awal sebelum terjadi peningkatan harga barang untuk mnghindari kerugian.



2.3 Perkembangan Teori Keynes tentang Permintaan Uang a. Pendapat Boumol Tentang Permintaan Uang Untuk Transaksi Menurut Boumol kebutuhan uang seseorang untuk tujuan transaksi pada dasarnya adalah konstan, karena seseorang akan menerima pendapatan secara tetap setiap waktu. Kemudian orang tersebut selalu membelanjakan uang (untuk transaksi) sejumlah tetap setiap harinya. Sehingga kebutuhan uang tunai setiap harinya tetap persatuan waktu. Pendapatan yang diterima oleh seseorang tidak selalu harus dipegang dalam bentuk uang tunai, melainkan bisa juga dalam bentuk surat-surat berharga (misal obligasi) sehingga memungkinkan orang tersebut mendapatkan bunga. Berdasarkan adanya perolehan bunga ini seseorang akan berusaha memegang surat-surat berharga (misal obligasi) sebanyak mungkin dan akan memegang uang tunai seminimal mungkin. Seseorang akan memegang uang tunai sebesar C setiap periodenya dan akan dibelanjakan secara merata selama periode tersebut, serta akan menjual surat berharga yang dia miliki (obligasi) bilamana uang tunai yang dimilikinya habis. Boumol memiliki sebuah rumusan yang 9



dikenal dengan square root formula,yaitu menjelaskan bahwa besarnya uang tunai yang diinginkan seseorang proporsional terhadap akar nilai transaksi dan berbanding terbalik dengan akar tingkat suku bunga. Kebutuhan uang tunai setiap waktu tidak lain merupakan uang uang tunai rata-rata yakni sebesar C/2. Jadi persamaan untuk menentukan uang tunai dapat dirumuskan: Md C 1 = = √ 2 bT /R P 2 2 Permintaan uang tunai disini merupakan permintaan uang kas dalam arti riil, secara otomatis harga yang terjadi konstan. Permintaan uang kas guna transaksi dalam satuan uang adalah: Md = (



1 2 bT /R) P 2√



Fungsi permintaan uang kas guna transaksi seperti diatas jelas berbeda dari fungsi permintaan uang kas guna transaksi Keynes. Perbedaan ini memberikan satu implikasi, yaitu bila benar setiap individu menentukan permintaan pada uang kas untuk transaksi seperti pendapat Boumol maka fungsi permintaannya menggambarkan suatu economics of scale penggunaan uang kas. b. Permintaan Uang Untuk Transaksi Oleh James Tobin Tobin menganalisis keterkaitan antara permintaan uang untuk tujuan transaksi dengan tingkat bunga. Keterkaitan ini dianalisis dengan adanya ketidaksamaan antara pengeluaran untuk transaksi dengan penerimaan penghasilan, sehingga keadaan ini memaksa seseorang untuk mempersiapkan alat pembayar untuk tujuan transaksi. Sedangkan alat pembayaran tersebut tidak harus berupa uang kas tetapi dapat juga berupa surat berharga (obligasi) yang memberikan hasil. Kerugian yang akan dialami seseorang adalah biaya untuk menjual obligasi apabila alat pembayaran berupa uang tunai habis di tangan. Sedangkan jumlah uang kas di tangan seseorang sangat ditentukan tingkat bunga obligasi serta biaya untuk menjual obligasi tersebut. Bilamana suku bunga lebih tinggi dari biaya menjual obligasi, maka seseorang akan memperbanyak obligasi dan mengurangi alat pembayaran dalam bentuk uang kas, begitu pula sebaliknya. Tobin 10



menjelaskan hubungan terbalik permintaan uang kas untuk transaksi dengan suku bunga sebagai berikut: Misalkan setiap awal periode pendapatan (t=0) seseorang menghasilkan pendapatan sebesar Y. Dia membelanjakan penghasilan ini dengan merata selama periode tersebut pada akhir periode (t=1) uang kas habis. Nilai seluruh transaksi T(t) adalah sebesar: T(t) = Y (1-t), di mana 0 < t < 1 T(t) terdiri dari uang kas C (t) dan surat berharga (obligasi) B(t) dirumuskan kembali: T(t) = B(t) + C (T) : 0 < B(t), C(t) B rata-rata = merupakan surat berharga (obligasi) rata-rata yang dipegang. C rata-rata = merupakan uang kas rata-rata yang dipegang. Asumsi yang harus diingat adalah jika seseorang akan memilih B rata-rata (t) dan C (t) yang akan memberikan tingkat pendapatan bunga dikurangi biaya menjual obligasi yang maksimum. Lalu bagaimana hubungan jumlah transaksi yang maksimum/optimum dengan tingkat bunga (R). Jawabannya, misalkan saja besarnya biaya penjualan obligasi tidak tergantung dari jumlah transaksi. Maka seseorang paling minim akan melakukan 2 transaksi, yaitu pembelian dan penjualan obligasi. Hal itu dikarenakan obligasi tidak bisa dipergunakan sebagai alat pembayaran, maka harus terlebih dahulu harus ditukar dengan uang kas. Berikut adalah gambar yang menunjukkan waktu yang optimum pada transaksi yang dilakukan oleh seseorang:



11



Gambar (a) menunjukkan bahwa seseorang memegang penghasilan pada bentuk uang kas, tanpa mempunyai surat berharga (obligasi) sampai t1 dan selanjutnya ia membeli obligasi seharga B1 pada waktu t1 dan obligasi ini dipegang sampai t2 dan t2 obligasi tersebut dijual, maka pendapatan bunga yang diperoleh digambarkan segi 4 bergaris. Pada gambar (b) seseorang membeli obligasi seharga B1 pada awal penerimaan penghasilan (t=0), ini dipegang sampai uang kas di tangan habis yakni pada t2. Total pendapatan suku bunga ditunjukkan oleh segi empat bergaris, yakni lebih besar dari gambar (a). c. Permintaan Uang Spekulasi Oleh James Tobin Pokok teori permintaan uang spekulasi Tobin ini adalah kekayaan seseorang dapat dalam bentuk uang tunai dan surat berharga (obligasi). Harga sebuah obligasi yang tidak mempunyai tenggang waktu: P = A/R A: nilai rupiah dari bunga yang diperoleh pemegang obligasi setiap tahun. R: tingkat suku bunga. Persentase keuntungan atau kerugian yang terjadi akibat perubahan nilai obligasi (g) adalah:



12



A Pe−P −A / R ℜ g= = P A/R Bila tingkat bunga yang diharap (Re) sama dengan tingkat bunga yang berlaku R atau Re = R maka g = 0, ini berarti tidak ada keuntungan atau kerugian (capital gain atau loss = 0). Pendapatan seluruhnya dari obligasi dalam waktu satu tahun, terdiri dari tingkat suku bunga ditambah keuntungan perubahan nilai (capital gain). Ini dapat dirumuskan: e (pendapatan yang diharapkan) = R + g = R + R / Re – 1 Untuk mengambil keputusan tentang investasi, menurut Keynes seseorang akan mengadakan investasi bila dalam bentuk obligasi e>0. Bila e