Teori Sosial Budaya [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

JAWABAN



UJIAN AKHIR SEMESTER



Disusun oleh:



Nama



: AYU JUNIARTHI



NIM



: 16 11 016



Mata Kuliah



: Teori Sosial Budaya



Dosen



: Dr. I Wayan Salendra, S.Ag., M.Si



PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA HINDU SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU NEGERI TAMPUNG PENYANG (STAHN-TP) PALANGKA RAYA TAHUN 2017



Mata Kuliah



: Teori Sosial Budaya



Bobot SKS



: 2 (Dua) SKS



Semester



: II (Dua)



Program Studi



: Magister Pendidikan Agama Hindu



Tahun Akademik



: 2016/2017



A. Petunjuk: Dibawah ini tersedia 5 (lima) macam soal, silahkan anda pilih sebanyak 4 (empat) soal yang dianggap mudah dikerjakan! B. Pertanyaan: 1. Gejala yang umum, karena setiap masyarakat atau selama masyarakat itu tetap ada sudah pasti akan mengalami perubahanperubahan. Pertanyaannya: Apa pengertian Perubahan Sosial dan Budaya? 2. Faktor-faktor perubahan sosial budaya pada dasarnya ada dua, yaitu berasal dari dalam dan dari luar



masyarakat



itu sendiri.



Pertanyaannya: Coba saudara sebutkan penyebab dari kedua faktor tersebut! 3. Pertanyaan: Coba saudara sebutkan faktor-faktor yang mendorong dan faktor-faktor yang penghambat perubahan sosial budaya! 4. Dalam kehidupan bermasyarakat sudah tentu ada permasalahanpermasalahan sosial yang dihadapi oleh masyarakat itu sendiri, baik masalah sosial secara umum maupun masalah sosial secara khusus. Pertanyaannya: Sebutkan dan jelaskan secara singkat masalah sosial secara umum di masyarakat!



Nama Lengkap



: Ayu Juniarthi, S.Pd



Mata Kuliah



: Teori Sosial Budaya



Semester



: II (Dua)



Program Studi



: Magister Pendidikan Agama Hindu



Tahun Akademik



: 2016/2017



Jawaban: 1. Pengertian perubahan sosial dan budaya Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi karena adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsur sosial yang berbeda di dalam kehidupan masyarakat, sehingga menghasilkan pola kehidupan yang baru (berbeda dengan pola kehidupan sebelumnya). Perubahan sosial mencakup perubahan dalam nilai- nilai sosial, norma-norma sosial, susunan lembaga kemasyarakatan, pelapisan sosial, kelompok sosial, interaksi sosial, pola-pola perilaku, kekuasaan dan wewenang, serta berbagai segi kehidupan masyarakat lainnya. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, sehingga hampir semua perubahan besar mencakup aspek sosial-budaya. Oleh karena itu, perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai satu aspek yang sama yaitu kedua-duanya bersangkut-paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu masyarakat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. 2. Faktor yang menyebabkan perubahan sosial dan kebudayaan Secara umum, penyebab terjadinya suatu perubahan dalam masyarakat adalah karena adanya sesuatu yang dianggap sudah tidak memuaskan lagi. Mungkin saja karena ada faktor baru yang lebih memuaskan masyarakat sebagai pengganti faktor yang lama. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa sebab-sebab tersebutmungkin bersumber pada masysarakat itu sendiri dan ada yang letaknya diluar (faktor intern). Sebab-sebab itu antara lain adalah:



a. Bertambah atau berkurangnya penduduk



Pertambahan penduduk yang terjadi sangat cepat menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat, terutama pada lembaga kemasyarakatnya. Misal, orang lantas mengenal hak milik individual atas tanah, sewa tanah, bagi hasil dan lain sebagainya yang sebelumnya belum dikenal. Sedangkan, berkurangnya penduduk mungkin disebabkan karena perpindahan penduduk dari kota



ke



desa



atau



transmigrasi.



Perpindahan



penduduk



mengakibatkan kekosongan, misalnya dalam bidang pembagian kerja yang mempengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan. perpindahan penduduk telah berlangsung selama ratusan ribu lamanya didunia ini. b. Penemuan-penemuan Baru Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar, tetapi terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama, adalah inovasi. Proses tersebut meliputi suat penemuan baru, jalannya unsur-unsur kebudayaan baru yang tersebar ke lain-lain bagian masyarakat, dan cara-cara unsur kebudayaan baru tadi diterima, dipelajari, dan akhirnya dipakai dalam masyarakat yang bersangkutan. Penemuan baru sebagai akibat terjadinya perubahan-perubahan dapat dibedakan dalam pengertian



dari



discovery



dan



invention.



Discovery



adalah



penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alasan atau gagasan yang diciptakan oleh seorang individu. Discovery baru berubah menjadi invention kalau masyarakat sudah mengakui, menerima dan menerapkan penemuan baru itu. Apabila ditelaah lebih lanjut lagi tentang penemuan baru, terlihat ada beberapa faktor pendorong yang dimilikii masyarakat, antara lain adalah: 1) Kesadaran individu-individu akan kekurangan dalam kebudayaannya. 2) Kualitas ahli-ahli dalam suatu kebudayaan. 3) Perangsang bagi aktivitas-aktivitas penciptaan dalam masyarakat.



Didalam setiap masyarakat tentu ada individu yang sadar akan adanya kekeurangan dalam kebudayaan masyarakatnya. Sebagian orang menerima kekurangan-kekurangan tersebut sebagai hal yang diterima begitu saja. Sebagian orang yang tidak puas dengan keadaan akan tetapi tidak mampu memperbaiki keadaan tersebut. Mereka inilah yang kemudian menjaci pencipta-pencipta baru tersebut. c. Pertentangan Masyarakat Pertentangan-pertentangan kelompok,



mungkin



kelompok-kelompok.



Pada



terjadi



antara



umumnya



individu-



masyarakat



tradisional di Indonesia bersifat kolektif. Segala kegiatan didasarkan pada kepentingan masyarakat. Kepentingan individu walaupun diakui tapi mempunyai fungsi sosial. Banyak timbul pertentangan antara kepentingan individu dengan kelompoknya, yang dalam halhal tertentu dapat menimbulkan perubahan-perubahan. Misalnya, pertentangan antar kelompok mungkin terjadi pada generasi muda dengan generasi tua. Pertentangan-pertentangan demikian itu kerap terjadi, apalagi pada masyarakat yang sedang berkembang dari tahap tradisional menuju ketahap modern. Generasi muda yang belum terbentuk kepribadiaannya lebih mudah menerima unsurunsur kebudayan asing atau barat yang dalam beberapa hal mempunyai taraf yang lebih tinggi. Keadaan demikian dapat menimbulkan perubahan-perubahan dalam masyarakat. Misalnya, pergaulan bebas antara wanita dengan laki-laki, cara berpakaian, atau derajat wanita yang kian sama di dalam masyarakat dan lainlain. d. Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi Revolusi yang terjadi di Rusia pada 1917 telah menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar bagi negra rusia yang dulu adalah kerajaan berubah menjadi dictator proletariat yang dilandaskan pada doktrin marxis. Segenap lembaga kemasyarakatan, mulai dari bentuk



egara



sampai



keulrga



mengalami



perubahan



yang



mendasar. Namun, perubahan sosial dan kebudayaan dapat pula bersumber pada sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri (faktor ekstern) antara lain: 1) Sebab-sebab yang berasal dari alam: gempa bumi, banjir, tanah longsor dan lain-lain; 2) Peperangan; 3) Pengaruh kebudayaan masyarakat lain: hubungan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai kecerendungan untuk menimbulkan hubungan timbal-balik, artinya masing-masing masyarakat mempengaruhi masyarakat lainnya, tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat yang lain itu. 3. Faktor yang mempengaruhi perubahan sosial budaya Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial budaya terdiri dari faktor pendorong dan penghambat yang dapat berasal dari dalam maupun



luar



masyarakat.



Berikut



adalah



faktor-faktor



yang



mempengaruhi perubahan sosial dan budaya dalam masyarakat. a. Faktor-Faktor yang Mendorong Perubahan Sosial dan Budaya 1) Kontak dengan kebudayaan lain Perubahan sosial dan budaya akan berjalan dengan cepat apabila



masyarakat



sering



melakukan



kontak



dengan



kebudayaan lain. Salah satu proses yang mempercepat kontak dengan kebudayaan lain adalah proses difusi. Dengan terjadinya difusi, suatu penemuan baru yang telah diterima oleh masyarakat dapat diteruskan dan disebarkan pada masyarakat luas sampai semua masyarakat dapat menikmati kegunaannya. Selain difusi, proses yang mempercepat kontak sosial juga dapat terjadi karena akulturasi, namun akulturasi bersifat continue dan memerlukan hubungan dekat. 2) Sistem pendidikan formal yang lebih maju Pendidikan formal sangat penting, karena dengan pendidikan formal masyarakat akan mendapatkan nilai-nilai tertentu untuk



menerima hal-hal baru dan berpikir lebih rasional dan ilmiah serta cara pandang terhadap masalah yang lebih obyektif. 3) Toleransi Masyarakat yang memiliki sikap toleransi cenderung akan mudah menerima hal-hal yang baru, sehingga proses perubahan sosial budaya akan berjalan lebih cepat karena masyarakat sangat toleran dengan perilaku menyimpang. Dalam hal ini dapat berupa penyimpangan positif maupun negatif. Contoh: dahulu pekerjaan sopir hanya dilakukan oleh seorang laki-laki, namun sekarang ini masyarakat tidak merasa risih apabila perempuan bekerja sebagai sopir. 4) Sistem stratifikasi terbuka Dengan sistem stratifikasi terbuka maka hal itu akan memberikan kesempatan adanya gerak sosial vertikal dan peluang yang luas bagi individu untuk meningkatkan diri untuk maju dan berusaha menaikkan status sosial dalam masyarakat. Contoh: seorang anak yang terlahir dari keluarga petani miskin, dengan kemampuan secara akademis anak itu mendapatkan pekerjaan yang bagus. Dengan begitu anak itu mampu menaikan status sosial dirinya dan keluarganya. 5) Penduduk yang heterogen Dalam masyarakat heterogen yang memiliki latar kebudayaan, ras dan ideologi yang berbeda akan mudah dan sering terjadi pertentangan yang akan memicu terjadinya perubahan tersebut. Contoh: masyarakat di perkotaan, di dalamnya terdapat masyarakat yang berbeda-beda kebudayaan. Misalnya: Suku Batak, Jawa, Bugis, dsb. Dengan keadaan itu masyarakat sering berinteraksi dan memungkinkan terjadi perubahan. 6) Ketidakpuasan masyarakat terhadap berbagai bidang kehidupan Ketidakpuasan ini, baik dalam sistem kemasyarakatan, ekonomi dan



keamanan



akan



mendorong masyarakat melakukan



perubahan sistem yang ada dengan cara menciptakan sistem



baru agar sesuai dengan kebutuhan. Contoh: masyarakat tidak puas dengan kebijakan ekonomi dari pemerintah, kemudian masyarakat menyampaikan aspirasi terhadap pemerintah melalui DPR. 7) Orientasi masa depan Seseorang dalam masyarakat pada umumnya beranggapan bahwa masa yang akan datang berbeda dengan masa sekarang sehingga masyarakat berusaha menyesuaikan diri baik yang sesuai keinginannya. Untuk itu masyarakat umumnya berusaha melakukan perubahan-perubahan agar dapat menerima masa depan. Contoh: sekarang ini masyarakat harus berusaha memperbaiki keadaan ekonomi karena untuk menghadapi krisis global. 8) Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju Sikap menghargaai hasil karya seseorang akan menjadi motivasi untuk menjadi pribaadi yang lebih baik. Contoh: hadiah nobel misalnya akan mendorong seseorang untuk menciptakan pemikiran dan penemuan-penemuan baru. 9) Pandangan dan nilai bahwa manusia harus senantiasa berusaha untuk memperbaiki dirinya Dalam masyarakat terdapat ajaran agama bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang apabila seseorang tersebut tidak mau berusaha. Contoh: seseorang ingin mendapatkan pekerjaan yang bagus maka harus berusaha dengan cara belajar keras dan pantang menyerah. b. Faktor-Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya 1) Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain Masyarakat yang sedikit berhubungan dengan masyarakat lain akan sulit mengalami perubahan, karena perubahan akan terjadi apabila dalam suatu masyarakat terjadi kontak sosial. Biasanya masyarakat yang kurang berhubungan dengan masyarakat lain



adalah masyarakat yang hidup terasing atau terpencil. Contoh: masyarakat



suku



pedalaman



akan



sulit



mengetahui



perkembangan-perkembangan yang terjadi pada masyarakat lain karena kurang dan sulit berkomunikasi. 2) Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat Hal tersebut dapat terjadi karena masyarakat itu terasing atau sengaja mengasingkan diri, atau misalnya pernah dijajah bangsa lain sehingga mendapatkan pembatasan. Contoh: masyarakat kelas bawah sulit mendapatkan pendidikan yang layak, sehingga pemikirannya kurang terbuka. 3) Sikap masyarakat yang sangat tradisional Sikap ini terdapat pada masyarakat yang masih mengagungagungkan tradisi lama dan beranggapan bahwa tradisi tidak dapat dirubah. Hal itu sangat menghambat perubahan. Contoh: di



zaman



modern



ini



masih



banyak



masyarakat



yang



mengkaitkan keadaan alam dengan hal-hal yang irasional, walaupun sebenarnya fenomena alam itu dijelaskan secara ilmiah. 4) Rasa



takut



akan



terjadinya



kegoyahan



pada



integritas



kebudayaan Integrasi sosial mempunyai derajat yang berbeda. Unsur-unsur luar dikhawatirkan akan menggoyahkan integrasi sosial dan menyebabkan perubahan-perubahan pada aspek tertentu dalam masyarakat. 5) Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat (vested interest) Dalam suatu masyarakat selalu terdapat kelompok-kelompok yang menempati kedudukan tertentu. Biasanya dari kedudukan mereka mendapatkan keuntungan-keuntungan tertentu dan hakhak istimewa.



6) Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis Masyarakat sering beranggapan bahwa pandangan hidup yang telah tertanam lama dan telah menjadi ideologi dapat terancam oleh setiap usaha perubahan unsur-unsur kabudayaan. Contoh: masyarakat Minang menganut matrialisme, maka masyarakat akan sulit menerima ideologi baru bahwa derajatnya lebih tinggi. 7) Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing (sikap tertutup) Sikap ini umumnya terjadi pada masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa lain. Mereka menjadi curiga terhadap hal-hal yang berasal dari luar, karena pengalaman pahit sebagai bangsa terjajah. Contoh: sebagian masyarakat masih mempunyai anggapan bahwa munculnyya internet adalah salah satu bentuk penjajahan bangsa barat melalui media elektronik. 8) Adat istiadat (kebiasaan) Adat atau



kebiasaan



merupakan



pola perilaku



anggota



masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokoknya. Jika polapola perilaku tidak lagi efektif memenuhi kebutuhan pokok, maka akan muncul krisis adat atau kebiasaan dan akan sulit diubah. Contoh: seorang ibu yang hidup dalam masyarakat desa telah terbiasa menumbuk padi secara manual, walaupun sekarang telah ada alat yang lebih efisien namun kebanyakan masyarakat enggan menggunakannya.



4. Permasalahan sosial di masyarakat Masalah sosial sesungguhnya merupakan akibat dari interaksi sosial antar individu, antar individu dengan kelompok, atau antar kelompok. Dalam keadaan normal, interaksi sosial dapat menghasilkan integrasi. Namun, interaksi sosial juga dapat menghasilkan konflik. Berikut beberapa masalah sosial yang umum terjadi masa kini, yaitu: a. Kemiskinan Kemiskinan diartikan sebagai keadaan seseorang yang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan



kelompok, dan tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Dalam masyarakat modern, kemiskinan dilihat sebagai keadaan seseorang tidak memiliki harta yang cukup untuk memenuhi standar kehidupan dilingkungannya. Secara sosiologis, masalah kemiskinan ini timbul karena lembaga kemasyarakatan di bidang ekonomi tidak berfungsi dengan baik. b. Kejahatan Kejahatan terbentuk melalui proses imitasi, pelaksanaan peran sosial, asosiasi diferensial, kompensasi, identifikasi, konsepsi diri, dan kekecewaan yang agresif. Kejahatan juga dapat dipicu oleh pola hidup konsumtif yang tidak diimbangi dengan produktivitas. c. Disorganisasi Keluarga Adalah perpecahan keluarga sebagai suatu unit karena anggotaanggotanya gagal memenuhi kewajiban yang sesuai dengan peran sosialnya. Bentuk-bentuk disorganisasi keluarga adalah keluarga yang tidak lengkap karena hubungan diluar nikah, perceraian, buruknya komunikasi antaranggota keluarga, krisis keluarga karena kepala



keluarga



meninggalkan



keluarga (seperti meninggal,



dihukum pidana atau berperang), serta terganggunya mental salah satu anggota keluarga. d. Masalah Generasi Muda Masyarakat Modern Umumnya ditandai oleh dua ciri yang berlawanan, yaitu keinginan untuk melawan dan sikap apatis. Keinginan untuk melawan antara lain ditunjukan dalam sikap radikalisme. Sementara, sikap apatis misalnya penyesuaian yang membabi buta terhadap ukuran moral generasi tua. Dalam masyarakat yang sedang mengalami masa transisi, generasi muda seolah terjepit antara norma lama dan norma baru (yang kadang belum terbentuk) e. Peperangan Merupakan sebuah bentuk pertentangan antara kelompok atau masyarakat (termasuk Negara) yang umumnya diakhiri dengan akomodasi.



f. Pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat. 1)



Pelacuran, dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan berupa penyerahan diri kepada umum untuk melakukan perbuatan seksual guna mendapatkan upah. Faktor penyebab pelacuran umumnya berasal dari dalam maupun dari luar pelaku. Faktor dari dalam antara lain nafsu seksual yang tinggi, sifat malas, dan keinginan untuk hidup mewah. Faktor dari luar antara lain faktor ekonomi dan urbanisasi.



2)



Kenakalan Remaja, Umumnya berupa perilaku atau tindakan yang tidak disukai masyarakat seperti, perkelahian, kebutkebutan, mencoret-coret fasilitas umum, merampok, atau meminta uang dan barang-barang secara paksa.



3)



Alkoholisme



4)



Korupsi, Umumnya dimengerti sebagai penyelewengan atau penyalahgunaan uang (Negara, perusahaan, atau lembaga) yang bukan menjadi hak seseorang. Korupsi biasanya dilakukan dengan cara menyalahgunakan kekuasaan yang dimiliki.



g. Faktor yang dapat menimbulkan masalah sosial Masalah sosial dalam kehidupan masyarakat sangatlah banyak akan tetapi



sebenarnya



terdapat



4



(empat)



faktor



utama



yang



menyebabkan timbulnya masalah sosial, yang diantaranya seperti berikut ini: 1) Faktor Ekonomi Masalah



dalam



ekonomi



biasanya



berupa



masalah



pengangguran, kemiskinan dan lain-lain. Dalam masalah ini biasanya yang harus bertanggung jawab adalah pemerintah, karena pemerintah kurang menyediakan lapangan kerjan bagi masyarakat. Jika masyarakat mengalami permasalahan ini akan mengakibatkan sangat rentannya anggota masyarakat untuk melakukan tindakan krriminalitas dan kekurangan ekonomi dapat dijadikan suatu alasan atau pembenaran dalam melakukan tindakan tersebut. Faktor ekonomi juga dapat dijadikan sebagai



acuan maju atau tidaknya suatu negara serta faktor ekonomi dapat mempengaruhi masalah sosial pada aspek prikologis dan biologis masyarakat. 2) Faktor Budaya Faktor ini maksudnya kebudayaan yang semakin berkembang pada masyarakat akan mempunyai peran yang dapat memicu timbulnya masalah sosial. Misalnya seperti pernikahan pada usia dini, kawin-ceraii, kenakalan pada remaja dan lain-lain atau seperti saat ini negara kita sedang terus menerus dimasuki budaya asing. Faktor ini harus mendapat perhatian secara serius karena kebudaya pada suatu negara dapat mencerminkan kebiasaan masyarakatnya. Dengan mempelajari atau mendalami pendidikan agama mungkin dapat mencegah, menyadarkan ataupun menyaring budaya asing yang masuk. 3) Faktor Biologis Selanjutnya adalah faktor biologis, faktor ini dapat menyebabkan timbulnya masalah sosial misalnya seperti kuarang gizi, penyakit menular dan lain-lain. Hal ini terjadi karena kurangnya fasilitasfasilitas kesehatan yang layak dan dapat terjadi juga karena kondisi ekonomi maupun pendidikan masyarakat yang tidak mencukupi. Jadi sebagian besar kondisi dari biologis masyarakat mudah terjangkit penyakit, untuk solusinya mungkin pada saat ini dengan cara meningkatkan fasilitas-fasilitas kesehatan dan memberikan pengetahuan pada setiap anggota masyarakat tentang pencegahan serta memberi pengetahuan tentang pentingnya pola hidup sehat maupun pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. 4) Faktor Psikologis Selain faktor di atas ada juga faktor psikologis, masalah seperti ini dapat muncul jika psikologis suatu masyarakat sangat lemah. Faktor psikologis juga dapat juga muncul jika beban hidup yang berat yang dirasakan oleh masyarakat khususnya yang ada di



daerah perkotaan, pekerjaaan yang menumpuk sehingga menimbulkan stress lalu dapat menimbulkan luapan emosi yang nantinya dapat memicu konflik antar anggota masyarakat.