5 0 206 KB
KEPERAWATAN ANAK “Tepid Sponge”
KELAS A10-B OLEH : KELOMPOK 7
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
DESAK MADE ERAYANI I PUTU SURYA WINDU PRADANA KADEK EVA DHARMA WAHYUNI NI KADEK AYU PURNAMASARI NI KADEK AYU SUARNITI NI PUTU DINA OKTALIA DEWI SANG AYU MADE MELATI SUKMA WAYAN USIANA
(16.321.2480) (16.321.2488) (16.321.2492) (16.321.2496) (16.321.2467) (16.321.2513) (16.321.2531) (16.321.2532)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI 2017/2018
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Demam merupakan tanda klinis suatu tradisional, demam diartikan sebagai kenaikansuhu tubuh diatas normal. Orang tua banyak yang menganggap demam berbahaya bagi kesehatan anak karena dapat menyebabkan kejang dan kerusakan otak (Avner, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Winarno (2002) mencantumkan tingkat prevalensi demam di masyarakat Lombok sebanyak 24,8 %. Selama satu hari observasi di ruang rawat anak Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung, terdapat 13 anak menderita demam dari 15 anak yang sedang dirawat. Sampai saat ini, penulis belum menemukan angka kejadian demam secara nasional. Pengobatan demam dilakukan dengan pemberian antipiretik, manajemen cairan, pemakaian pakaian yang tipis, dan tepid sponge. Acetaminophen, merupakan salah satu antipiretik yang sering digunakan, akan menurunkan demam setelah 2 jam pemberian (Plaisance & Mackowiak, 2000). Di India, suatu penelitian menunjukkan bahwa pemberian antipiretik yang disertai tindakan tepid sponge dapat menurunkan suhu lebih cepat dibandingkan dengan pemberian antipiretik saja (Thomas, et al., 2009). Totapally (2005) menjelaskan bahwa tepid sponge jika dilakukan dengan benar akan sangat efektif menurunkan demam dengan cepat. Akan tetapi, efek tepid sponge selain menurunkan suhu tubuh, juga menyebabkan vasokonstriksi pada awal prosedur. Vasokonstriksi ini menyebabkan anak merasa kedinginan bahkan sampai menggigil, terutama jika tidak dikombinasikan dengan antipiretik. Selain tidak nyaman, tepid sponge juga meningkatkan laju metabolisme dan konsumsi oksigen. Hal ini, tidak hanya fisik pasien yang mengalami gangguan, akan tetapi psikospiritual, sosiokultural, dan lingkungan pasien terganggu juga. Oleh karena itu, perawat perlu mempertimbangkan asuhan keperawatan yang komprehensif, meliputi fisik, sosiokultural, lingkungan, dan psikospiritual (Kolcaba, 2007)
1.2.Rumusan Masalah 1.2.1. Apa yang dimaksud dengan tepid sponge ?
1.2.2. Apa tujuan dan manfaat dari tepid sponge ? 1.2.3. Bagaimana teknik tepid sponge ? 1.2.4. Bagaimana menifestasi klinis dari tepid sponge ? 1.2.5. Bagaimana indikasi dan kontra indikasi dari tepid sponge 1.2.6. Bagaimana SOP dari tepid sponge ?
1.3.Tujuan 1.3.1. Untuk mengetahui pengertian tepid sponge 1.3.2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari tepid sponge 1.3.3. Untuk mengetahui teknik tepid sponge 1.3.4. Untuk mengetahui menifestasi klinis dari tepid sponge 1.3.5. Untuk mengetahui indikasi dan kontra indikasi dari tepid sponge 1.3.6. Untuk mengetahui SOP dari tepid sponge
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Tepid Sponge Tepid sponge adalah sebuah teknik kompres hangat yang menggabungkan teknik kompres blok pada pembuluh darah besar superficial dengan teknik seka. Telah di uji di berbagai negara dimana di setiap publikasi riset menghasilkan kesimpulan yang bervariasi. Namun fakta menunjukkan bahwa pemberian acetaminophen yang diiringi dengan pemberian hydrotheraphy Tepid Sponge memiliki keunggulan dalam mempercepat penurunan suhu anak dengan demam pada
satu jam pertama dibandingkan dengan anak yang hanya diberi acetaminophen saja
(Wilson, 1995) Temperatur tubuh yang mencapia 39 o C akan mengakibatkan kulit hangat, kemerahan, dan nyeri kepala. Pemilihan tepid sponge sebagai terapi dapat menurunkan suhu dan mengurangi ansietas yang diakibatkan oleh penyakitnya (Janis, 2010). Teknik Tepid Sponge merupakan kombinasi teknik blok dengan seka. Teknik ini menggunakan kompres blok tidak hanya di satu tempat saja, melainkan langsung dibeberapa tempat yang memilliki pembuluh darah besar. Selain itu masih ada perlakuan tambahan yaitu dengan memberikan seka di beberapa area tubuh sehingga perlakuan yang terapkan terhadap klien pada teknik ini akan semakin komplek dan rumit dibandingkan dengan teknik yang lain. Namun dengan kompres blok langsung diberbagai tempat ini akan memfasilitasi penyampaian sinyal ke hipotalamus dengan lebih gencar. Selain itu pemberian seka akan mempercepat pelebaran pembuluh darah perifer akan memfasilitasi perpindahan panas dari tubuh kelingkungan sekitar yang akan semakin mempercepat penurunan suhu tubuh (Reiga, 2010). Keperawatan sebagai pelayanan professional, dalam aplikasinya harus dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Perawat harus mampu berfikir logis, kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan keterampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi klien, termasuk dalam penanganan masalah febris. Perawat tidak boleh ketinggalan informasi, hasil penemuan dan riset
terbaru, atau bahkan mengembangkan riset terkait yang berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapinya (Tawi,2008). Tepid Sponge merupakan salah satu teknik kompres hangat untuk menurunkan suhu tubuh febris. Hingga akhir-akhir ini teknik ini terus di teliti dan meluas ke negara lain seperti Brazil dan Singapura. Alves et all. (2008) mempublikasikan hasil penelitiannya yang menunjukkan percepatan penurunan suhu klien febris yang mendapatkan terapi antipiretik dan Tepid Sponge dibandingkan dengan klien yang hanya mendapatkan terapi antipiretik saja (Alves et all., 2008) Dalam keperawatan komunitas, penanganan demam secara mandiri oleh orang tua khususnya ibu penting untuk dilakukan. Karena prognosis anak dengan demam dapat menjadi kejang demam yang merupakan salah satu gawat darurat anak apabila tidak segera ditangani. Teknik kompres Tepid Spongemerupakan teknik kompres yang mudah yang dapat dilakukan dengan mudah oleh tenaga kesehatan bahkan oleh orang tua khususnya ibu apabila telah mendapatkan pendidikan kesehatan.
2.2.Tujuan Tujuan utama dari tepid sponge adalah menurunkan suhu tubuh pada anak yang sedang mengalami demam. Menurut Wong DL & Wilson D (1995) manfaat dari pemberian tepid sponge adalah 1. Menurunkan suhu tubuh yang sedang mengalami demam, 2. Memperlancar sirkulasi darah 3. memberikan rasa nyaman /hangat dan tenang 4.
mengurangi nyeri dan ansietas yang diakibatkan oleh penyakit yang mendasari demam.
2.3.Mekanisme kerja Pada dasarnya, mekanisme kerja dari tepid sponging sama dengan kompres hangat pada umumnya, namun dengan teknik yang sedikit dimodifikasi. Ketika pasien diberikan kompres hangat, maka akan ada penyaluran sinyal ke hypothalamus yang memulai keringat dan vasodilatasi perifer. Karena itulah blocking dilakukan pada titik-titik yang secara anatomis dekat
dengan pembuluh besar. Vasodilatasi inilah yang menyebabkan peningkatan pembuangan panas dari kulit (Potter, Patricia A., Perry, Anne G; 2010).
2.4. Indikasi dan Kontra Indikasi 2.4.1. Indikasi 1. Klien dengan perut kembung 2. Klien yang kedinginan missal : akibat narkose, cuaca 3. Klien yang mengalami radang missal radang persendisan 4. Kekejangan otot (spasme) 5. Adanya abses (bengkak) akibat suntikan 6. Tubuh dengan abses, hematom 2.4.2. Kontra Indikasi 1. Gangguan sensibilitas 2. Buerger diseases 3. Gangguan peredaran darah arterial perifer
2.5.SOP No
Aspek yang dinilai
Pre interaksi 1.
Mengkaji kondisi klien, memeriksa catatan keperawatan dan catatan medis klien.
2.
Mengidentifikasi indikasi tindakan tepid sponge bath
3.
Mencuci tangan efektif Menyiapkan alat-alat yang diperlukan
4.
1. Baskom/ember berisi air hangat 2. Temometer air dan tubuh
Kompetensi YA
TIDAK
3. Selimut mandi 4.
Alas linen tahan air
5. Handuk 6. Washlap 7. Sarung tangan (jika klien ada luka terbuka) 8. Keranjang pakaian kotor 9. Alcuta 5.
Cuci tangan efektif
Tahap orientasi 6. 7.
Salam pembukaan dan perkenalkan diri Lakukan identifikasi, 2 identitas: (tanyakan nama dan lihat no RM/ tanggal lahir)
8
Jelaskan prosedur
9
Kontrak waktu
10
Tujuan tindakan pada klien/keluarga
11.
Menanyakan keluhan klien
12.
Berikan kesempatan kepada klien/keluarga bertanya sebelum kegiatan dilakukan.
Tahap kerja 13.
Jaga privasi klien dengan menutup sampiran
14.
Mencuci tangan dan gunakan sarung tangan jika diperlukan
15.
Atur posisi nyaman untuk klien
16.
Kaji kondisi dan tanda vital klien
17.
Letakkan alas/linen tahan air dibawah klien
18.
Lepaskan baju klien dan selimuti dengan selimut mandi
19.
Cek temperatur air
20.
Letakkan botol air panas tertutup pada samping kaki klien untuk mengurangi sensasi dingin dan letakkan kantung es
yang tertutup pada kepala klien untuk mencegah nyeri dan hidung tersumbat yang terjadi pada saat tubuh dingin 18.
Celupkan washlap dalam air hangat, peras sebelum digunakan untuk menyeka Letakkan washlap lembab menutupi pembuluh darah
19.
supervisial utama (aksila, selangkangan dan area popliteal) ganti jika washlap telah hangat Seka/usap ekstremitas dengan lembut selama 5 menit
20.
(perhatikan respon klien), saat bersamaan ekstremitas yang lain ditutup dengan washlap lembab
21.
22.
Keringkan ekstremitas dan kaji kembali kondisi serta respon klien terhadapterapi Lanjutkan menyeka pada ekstremitas yang lain, kemudian seka dada dan abdomen selama 5 menit Balikkan klien dan seka punggung sampai pantat selama
23.
5-10 menit, jaga selalu klien dalam keadaan terselimuti kecuali bagian tubuh yang diseka
Cek tanda vital setiap 15 menit (hentikan tepid sponge 24
ketika klien mencapaitemperature 10C diatas temperature suhu yang diinginka), lanjutkan monitor sampai keadaan stabil Observasi keadaan dingin, menggigil, pucat, sianosis pada
25
bibir/kuku serta perubahan tanda vital terutama penurunan dan peningkatan nadi Jika tidak ada efek samping, sponge bath dilakukan sedikitnya selama 30 menit
26
Setelah sponge bath dilakukan, yakinkan klien dalam keadaan kondisi keringdan nyaman
27
Klien dan lingkungan dirapikan
28
Sarung tangan dilepas Cuci tangan
29
Buka Sampiran
Tahap Terminasi 30
Evaluasi hasil kegiatan (subjektif dan objektif)
31
Berikan reinforcement positif pada klien dan keluarga
32
Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya Salam pembuka Cuci tangan efektif
Dokumentasi Catat hasil kegiatan : nama klien, waktu (tanggal dan jam), hasil evaluasi
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan Penurunan suhu tubuh pada anak dengan perlakukan kompres konvensional maupun kompres hangat tepid spongeterjadi pada pengukuran suhu tubuh menit ke-5 sampai menit ke-90. Setelah itu suhu tubuh anak kembali naik. Perbedaan rerata penurunan suhu tubuh antara anak yang dilakukan kompres konvensional dan anak dengan kompres hangat tepid sponge terjadi pada mulai menit ke-30 sampai dengan menit ke-120. Pada menit ke-5 dan ke-15 tidak terdapat perbedaan penurunan suhu yang signifikan antara kedua kelompok. Kompres hangat tepid sponge yang dilakukan Ibu efektif dalam menurunkan suhu tubuh pada anak dengan demam.
3.2. Saran Perlu meningkatkan pengetahuan mengenai tehnik kompres hangat yang tepat sesuai dengan kondisi anaknya. Orang tua bisa memberikan tepid sponge pada anaknya yang sedang demam, ataupun kejang demam sebelum ibu menjangkau pelayanan kesehatan lebih lanjut. Sedangkan pada anak yang menolak pemberian tepid sponge, pemberian kompres konvensional bias diberikan sebagai penggantinya. Adapun mengenai teknik pelaksanaan dari kedua metode kompres tersebut ibu bisa menanyakan pada puskesmas atau rumah sakit terdekat. Perlu diadakan sosialisasi pada para orang tua tentang penanganan anak demam menggunakan kompres hangat baik di lingkup rumah sakit maupun di lingkup komunitas. Penjelasan mengenai kompres hangat tepid sponge untuk diberikan pada anak sesuai dengan kondisi anak, hingga cara pemberiannya
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, Mohammad Ali. 2011. Keefektifan Kompres Tepid Sponge Yang Dilakukan Ibu Dalam Menurunkan Demam Pada anak: Randomized Control Trialdi Puskesmas Mumbulsari Kabupaten Jember. (online) (http://eprints.uns.ac.id/7020/1/211211812201107501.pdf diakses pada 28 April 2018) Setiawati, Tia dkk. 2015. Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah (Jka) Volume 2 : Pengaruh Tepid Sponge terhadap Penurunan Suhu Tubuh dan Kenyamanan pada Anak yang Mengalami Demam.