Terapi Epilepsi Ibu Hamil [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama



: Winda Trisnawati



Nim



: 1407045015



LEMBAR JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER FARAKOTERAPI IV



Note : Seluruh Evidence Base Medicine (EBM) yang digunakan untuk menjawab kasus No.1-3 telah dilampirkan secara lengkap di dalam folder.



Kasus No. 1 Subject



: Pasien wanita, 25 tahun



Problem medic



: Epilepsy sejak usia 14 tahun



Drug History



: Fenitoin dan gabapentin



Question



: a) Apakah pilihan terapi epilepsi menjelang hamil dan saat hamil nanti? b) Apakah pilihan antiepilepsi untuk ibu menyusui?



Answer



:



a) terapi epilepsi menjelang hamil dan saat hamil adalah sebagai berikut: - terapi epilepsi menjelang hamil :  Saat merencanakan kehamilan, dapat diberikan terapi lamotrigine atau carbamazepine, sebisa mungkin hindari asam valproat karena tingginya resiko malformasi janin.



 Kemudian, berikan asam folat dengan dosis 0,4-4 mgper hari atau hingga 1 mg (versi “american family physician” atau 0,8 mg per hari), dan menurut versi yang terdapat dalam sumber EBM “Dialogues in Clinical Neuroscience-Pregnancy, epilepsy, and anticonvulsants, 2008” berupa pendapat para neurologist.



Versi : american family physician (www.aafp.org/afp) edisi 15 Oktober 2002 / volume 66, no. 8 dengan judul “Epilepsy in Women”



Versi : Dialogues in Clinical Neuroscience, 2008



- Terapi epilepsi saat hamil :  menurut versi yang terdapat dalam sumber EBM “Dialogues in Clinical Neuroscience-Pregnancy, epilepsy, and anticonvulsants, 2008”, terapi dengan Lamotrigine dianjurkan karena presentase kejadian malformasi tergolong rendah, yaitu sekitar 2,9%.



.



Selain itu, menurut sumber bahan perkuliahan yang diberikan oleh Prof. Zullies Ikawati, Ph.D., Apt., jika dibandingkan dengan obat-obat lain sebagai pembanding, maka lamotrigine adalah pilihan utama untuk kehamilan.



 pada bulan terakhir kehamilan (bulan ke -9), diberikan vitamin K oral dengan dosis sebesar 10 mg per hari untuk mencegah neonatal hemorrhage.



b) Pilihan terapi anti epilepsi yang aman untuk ibu menyusui adalah: fenitoin, carbamazepin, dan asam valproat. Namun jika dilihat dari konsentrasinya dalam Umbilical cord & ASI, serta waktu paruhnya, carbamazepin memiliki rentang yang paling ideal, sehingga bisa menjadi pilihan lini pertama. Sumber EBM yang dapat mendukung diambil dari “review article journal of Psychiatry and Clinical Neurosciences, 2010 (64: 460–468)” dengan judul “Is breast-feeding of infants advisable for epileptic mothers taking antiepileptic drugs?”



Kasus No. 2 Subject



: Pasien Pria (23 th)



Problem medic



: Depresi



Drug History



: Fluoksetin 1 bulan yang lalu



Question



: a) Bagaimana terapi lanjutan untuk pasien? b) Jika dokter ingin mengganti obat, jelaskan aturan penggantian (switching) antidepresan dengan antidepresan lain terkait waktu, parameter efikasi, dan pilihan antidepresannya!



Answer:



:



a) Rekomendasi terapi lanjutan untuk pasien adalah dengan menaikkan dosis dari fluoksetin tersebut terlebih dahulu atau dapat diganti dengan obat lain, namun masih dalam golongan SSRi, misalnya memilih salah satu obat dari tabel di bawah ini:



Sumber EBM : “Guidance on the use of Antidepressants, for the Treatment of Unipolar Depression and Anxiety Spectrum Disorders in adults” (2014).



Misalnya, dari tabel di atas dipilih fluvoxamine. Berikut adalah EBM penggunaan fluvoxamine:



Jika tetap tidak berhasil, maka dapat digunakan second line treatment, yaitu golongan TCA (tricyclic antidepresant)  penjelasan di bawah ini (point b).



b) Aturan penggantian (switching) antidepresan dengan antidepresan lain: - Menurut “New Zealand Formulary” (2009) , sebagai berikut:



-



Menurut “Graylands Hospital Drug Bulletin- Antidepressant Switching Strategies”, sebagai berikut:



** Misalkan dari tabel di atas di ambil contoh dokter akan melakukan penggantian fluoksetin ke golongan TCA saat terapi menggunakan SSRi tidak memberikan respon yang baik, maka yang dapat dilakukan dokter dalam strategi switching antidepresant adalah: melakukan tapering pada fluoksetin dan kemudian perlahan-lahan di stop. Tunggu hingga 4-7 hari untuk tidak menggunakan obat apapun, setelah itu TCA bisa digunakan dengan memberikan dosis terendah terlebih dahulu. Jika perlu peningkatan dosis, maka bisa ditingkatkan perlahanlahan.



Sumber EBM penggunaan TCA sebagai second-line treatment : “Pharmacological Management of Depression in adults” yang di ambil dari BPJ (british psychological journal).



Obat-obat



golongan



TCA



yang



dapat



digunakan



diantaranya



sebagai



berikut:



Salah satu contoh, misalnya digunakan amitriptyline untuk menggantikan fluoksetin karena terdapat sebuah jurnal yang mengatakan bahwa amitriptyline lebih efektif dibanding obat lain pada golongan TCA :



Kasus no. 3 Subject Problem medic



: Pasien Wanita, 35 tahun. : Migrain, terutama jika menjelang haid atau stress. Serangan cukup berat dan mengganggu



Patient History



: Hipertensi dan pernah mengalami pre-eklampsia saat hamil anaknya 2 tahun yang lalu.



Question



: a)Apa pilihan terapi untuk profilaksisnya? b)Jika masih terjadi serangan akut migrain, terapi apa yang sebaiknya diberikan pada saat serangan? c)Jika terapi profilaksis pertama gagal, apa saran selanjutnya?



Answer



:



a) Menurut EBM yang berjudul “ Treatment of Acute Migraine Headache “ , diambil dariAmerican Academy of Family Physicians (Volume 83, Number 3 - February 1, 2011): untuk kasus ini direkomendasikan menggunakan terapi profilaksis jangka pendek seperti long acting triptan seperti frovatriptan (2,5 mg 2 kali sehari) dan naratriptan (1 mg 2 kali sehari) sebagai b) Menurut EBM yang berjudul “ Treatment of Acute Migraine Headache “ , diambil dariAmerican Academy of Family Physicians (Volume 83, Number 3 - February 1, 2011) dan EBM dari pubmed yang berjudul



“Acute treatment and prevention of



menstrually related migraine headache: evidence-based review“, maka: Jika masih terjadi serangan akut ringan, dapat digunakan obat golongan triptan seperti sumatriptan (50 atau 100 mg) dan rizatriptan (10 mg) atau NSAID (asam mefenamat 500 mg) sebagai terapi abortif.



`



www.aafp.org/afp



c)Jika terapi profilaksis pertama gagal, menurut EBM dari pubmed yang berjudul “Optimizing prophylactic treatment of migraine: Subtypes and patient matching”, dapat digunakan salah satu dari second line treatment yaitu Sumatriptan, zolmitriptan eletriptan or rizatriptan.