Tes Rorschach (Skoring) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PSIKOLOGI PROYEKTIF TES RORSCHACH (SKORING)



Oleh: 1. Maura Astita Manuhuwa



(1511417016)



2. Reni Astuti



(1511417048)



3. Artha Krnia Dewanti



(1511417074)



4. Monica Rizqi Fatmawati



(1511417092)



5. Zefi Nafira Arifiani



(1511417144)



JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019



A. Skoring 1. Lokasi Setiap respon lokasi diberi tanda untuk daerah tertentu pada bercak tinta dan sebuah simbol untuk menunjukkan kualitas responnya. Simbol-simbol yang digunakan untuk mengode lokasi respon rorshach Simbol



W



D



Definisi



Kriterion



Whole Respone



Seluruh



bercak



digunakan



dalam



(respon keseluruhan)



respons .semua porsi harus digunakan



Common Detail Response



Daerah bercak yang sering diidentifikasi



(respons detail lazim)



Dd



Unusual Detail Response



Daerah bercak yang jarang diidentifikasi



(respon detail tidak lazim)



S



Space Response



Daerah white space (ruang kosong)



(respons ruang)



yang digunakan dalam respons (diskor hanya dengan sImbol lokasi lain, misalnya WS, DS, Dds)



4. Respon popular Skor popular (P) Rorschah mengacu pada adanya respon yang sering dipersepsi. Meskipun berbagai sistem mempunyai daftar popular yang bervariasi, Exner (2003) menggunakan sebagai cutoff untuk dimasukkan sebagai popular kemunculan paling tidak satu kali di setiap tiga protokol dari populasi-populasi nonpsikiatrik. Daftar respon popular Exner



Subjek dengan respon populer rendah yang memiliki form quality (kualitas respon) dan organizational activity (aktivitas organisasional) baik kemungkinan besar adalah individuindividu yang menghindari persepsi yang lazim atau biasa-biasa saja dan ingin memperluas imajinasinya. Jika organisasi dan kualitas bentuknya buruk, kemungkinan besar dimensidimensi psikopatologisnya lebih dominan.



B. Interpretasi 1. Lokasi Secara umum, daerah bercak yang diperoleh oleh examinee adalah refleksi dari gaya keseluruhan mereka dalam mendekati dunianya. Hal ini terutama berlaku untuk bagaimana mereka menghadapi ketidakpastian dan ketidakjelasan dalam hidup.sebagai contoh : seseorang mungkin hanya memersepsi aspek yang paling jelas dan konkret dari sebuah situasi, sementara yang lain mungkin menghindari aspek-aspek penting dari sebuah stimulus dengan memfokuskan diri pada detail-detail kecil mengabaikan isu-isu yang secara potensial lebih signifikan. a. Whole Response (W) Whole response (respons keseluruhan) berhubungan dengan seberapa jauh seseorang dapat berinteraksi dengan efisien dan aktif dengan lingkungannya. Sementara itu, respon keseluruhan muncul dengan frekuensi paling tinggi pada anak-anak yang berumur 3 sampai 4 tahun. Ada penurunan gradual dimasa kanakkanak yang lebih lanjut dan masa dewasa, 30% sampai 40% respon orang dewasa normal adalah response W. Rata rata rasio dewasa untuk whole : detail kira kira 1:2. (lihat juga interprestasi rumus W:M dan W:D:Dd) W Tinggi 



Aktivitas intelektual tinggi, kemampuan sintesis baik, penalaran abstrak baik.







Pertautan yang baik dengan realitas.







Kemampuan mengatasi masalah yang baik







Dua interprestasi yang pertama tergantung pada respon-respon W yang menggunakan tingkat aktivitas organisasi yang tinggi (cek proporsi respon-respon w+), semakin mampu orang itu mengorganisasikan respon-responnya, semakin pula kuat interprestasi diatas.







W muncul dengan frekuensi tertinggi untuk kartu V, I, IV dan VI dan dengan frekuensi terendah untuk kartu X, IX, III dan VII, respon-respon W untuk kartu



terakhir ini membutuhkan aktivitas organisasional yang lebih tinggi secara signifikan. W Rendah 



Kemungkinan depresi atau kecemasan.







Jika frekuensi, kualitas dan kompleksitasnya rendah, tingkat masalah penyesuaian yang lebih serius diindikasikan, seperti kemunduran intelektual yang berhubungan dengan kerusakan otak atau retardasi mental.



b. Common Detail (D) Rorshach (1921/1941) pada awalnya mengoseptualisasikan respon D sebagai sesuatu yang merefleksikan seberapa jauh seseorang mempersepsi dan bereaksi terhadap aspek-aspek yang sudah jelas dari sebuah situasi. Semua interprestasi yang berhubungan dengan D seharusnya mempertimbangkan kenyataan bahwa R yang lebih besar cenderung meningkatkan proporsi relatif D jika di bandingkan dengan lokasi lokasi lain D tinggi 



Penekanan yang berlebihan pada aspek-aspek yang jelas dan kongret dari situasinya,mengorbankan penggunaan potensi intelektual secara penuh dengan sekadar memfokuskan diri pada hal-hal yang aman dan jelas daripada menyelidiki hal-hal yang baru dan tidak biasa.







Jika D+ tinggi ,tingkat fungsi yang sangat baik dan concern dengan presisi sangat mungkin terjadi.







Jika D tinggi, tetapi kualitas responnya rendah, diindikasikan ada masalah dalam penyesuaikan yang berat. D rendah







Pengalaman stress yang tinggi (jika D rendah disertai Dd tinggi)







Kemampuan perseptual yang buruk mungkin konsisten dengan hendaya serebral.



c. Unusual Detail (Dd)



Jika Dd mempunyai proporsi yang baik dengan W dan D, maka penyesuaian diri yang sehat, yaitu orangnya mengombinasikan inisiatif dengan kemampuan yang pas untuk menarik diri,terefleksi. Dd tinggi 



Kebutuhan untuk menjadi ketidakjelasan yang mungkin ada dalam respons keseluruhan.







Merepresentasikan upaya seseorang untuk mempersempit persepsinya terhadap lingkungan.







Fokus pada detail-detail situasi dalam upaya untuk mengurangi kecemasan dan agar mempunyai control yang lebih tinggi atas persepsi,konsisten dan gaya komplusif.







Proses berfikir yang kaku karena berfikirnya tidak fleksibel untuk memerhatikan ambiguitas dan kompleksitas respon keseluruhan.



d. Space (S) Jumlah respon S yang tinggi (tiga atau lebih) berkaitan dengan negativism, kesulitan dalam menangani amarah, kecenderungan oposisional (Exner,1993,2003) DQ+ dan DQv Skor skor Developmental Quality (DQ) berhubungan dengan kemampuan relatif seseorang untuk menganalisis dan menyintesis informasi. DQ+ yang tinggi diatas 9 dan 10 konseisten dengan orang yang lebih cerdas kompleks dan sophisticated (ahli). 4. Respon popular Jumlah respon populer mereflesikan derajat kesamaan subjek dengan kebanyakan orang, sejauh mana mereka mengikuti standar-standar sosial, dan seberapa relatif mudahkah mereka dipengaruhi dalam hubungan interpersonal. Orang yang menolak cara berpikir yang konvensional memberikan jumlah respon populer yang lebih rendah secara signifikan dibanding mereka yang conforming dan relatif konvensional. Pasien rawat jalan dan pasien nonskizofrenik memberikan 7 respon populer per record, sementara pasien rawat inap skizofrenik membetikan 4 respon populer atau kurang, dan orang yang



mengalami gangguan karakterologis memberikan kurang lebih 5 respon populer, dan penderita depresif memberikan sekitar 5 respon populer. Respon populer sering diberikan untuk Kartu I, III, V, dan VIII, maka tidak ditemukannya respon populer dari kartu-kartu ini menjadi signifikan dalam arti bahwa hal itu menunjukkan bahwa dengan lebih jelas tren-tren yang baru saja didiskusikan tadi. Asumsi bahwa respon populer yang rendah itu sendiri mengonfirmasi adanya maladjustment seharusnya didekati dengan hati-hati. P tinggi (>7) 



Konvensional, terlalu conforming, berjaga-jaga, dan sering depresi.







Kecemasan yang terkait dengan ketakutan untuk membuat kesalahan, berpegang erat pada persepsi-persepsi yang lazim sebagai cara untuk mencapai persetujuan.



P rendah ( 0,99 atau < 0,32. L tinggi (> 0,99) 



Menarik



dari



mengalami



sepenuhnya



sebuah



situasi,



menghindari



memersepsi semua kemungkinan yang ada. 



Cenderung konservatif, tidak aman, menarik diri, dan takut akan terlibat.







Defensif, terkontruksi, tidak imajinatif, pencemas.







Mungkin depresi, merasa bersalah, potennsi untuk bunuh diri lebih tinggi.



L rendah (< 0,32) 



Keterlibatan yang berlebihan dengan stimuli sampai ke tingkat yang afeknya mendisrupsi fungsi kognitif.







Kontrol yang tidak adekuat terhadap emosi, pelampiasan yang impulsif dan sering



mengakibatkan



kesulitan



dalam



mempertahankan



hubungan



interpersonal yang memuaskan. 



Kemampuan yang terhendaya untuk memperhatikan lingkungannya, menjadi korban dar berbagai kebutuhan dan konflik.







Orang yang berorientasi prestasi yang menangani lingkungannya dengan efektif



2. Experience Balance (EB) M:C Experience Balance (EB) merupakan rasio antara jumlah seluruh respon M dibandingkan dengan jumlah seluruh respon warna terbobot. Experience Balance (EB) dianggap sebagai sejauh mana seseorang berorientasi internal jika dibandingkan dengan mereka yang lebih berorientasi eksternal dan secara behavioral reponsif terhadap stimuli luar. J. Singer (1960) mendeskripsikan bahwa kedua sisi rasio tersebut menginterpretasikan dimensi-dimensi “temperamen konstitusional”. Dimensi-dimensi ini merupakan dimensi bagi orang introversif (Skor M lebih tinggi), yang mempunyai preferensi untuk pengalaman internal, sedangkan orang ekstratensif (skor C lebih tinggi) lebih condong ke aktivitas dan ekspresi eksternal. Orang introversif bisa lebih efektif dalam menunda perilakunya, sementara orang yang ekstratensif lebih emosional dan cenderung melepaskan afeknya menjadi bentuk perilaku eksternal tertentu. Kedua tipe ini merespon stres dan tugas-tugas problem solving dengan cara yang berbeda (Exner, 1978). M lebih tinggi (Introversif) 



Berorientasi ke arah menggunakan kehidupan fantasi batiniah, mengarah ke dalam, dan menggunakan pengalaman batinnya untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan dasarnya.







Berhati-hati, waspada, submisif.







Secara fisik kurang aktif.







Mendekati tugas problem solving dengan menginternalisasikan situasinya dan mereview secara mental berbagai kemungkinan alternatif



C lebih tinggi (Ekstratensif) 



Menggunakan interaksi eksternal sebagai cara terpenting untuk memenuhi kebutuhannya.







Kesulitan dalam menunda respon.







Mengarahkan energi ke dunia luar.







Spontan dan asertif







Mendekati aituasi problem solving dengan bereksperimen dengan berbagai macam perilaku (trial and error eksternal) sebelum mencapai solusi.







Di kalangan anak-anak mungkin mrepresentasikan kurangnya selfassurance.



M dan C sama (Ambiten) 



Fleksibel selama hubungan interpersonal







Kurang yakin terhadap diri selama mengatasi masalah dan cenderung bimbang, biasanya perlu memverifikasi setiap urutan dalam solusi permasalahan yang sedang dihadapi, tidak bisa mendapatkan manfaat dari kesalahan dibanding para penyandang introversif atau ekstratensif.







Di kalangan populasi-populasi pasien, skor yang luar biasa tinggi pada M maupun C menunjukkan kondisi manik.



3. Experience Actual (EA) M+C Experience Actual (EA) menekankan asesmen tentang tipe seseorang. Sisi M menunjukkan sejauh mana orang mampu mengorganisasikan kehidupan batinnya, sedangkan sisi C menunjukkan sejauh mana emosi-emosinya tersedia. Baik M ataupun C merepresentasikan aktivitas yang disengaja dan terorganisasi, yang diperbandingkan dengan disorganisasi yang dikaitkan dengan gerakan nonmanusia (FM, m) dan respon-respon yang terkait dengan fitur-fitur hitam-abu-abu dari bercak tintanya (T, V, Y).



4. Experience Pervasive (EbPer) M : W+C Experience Pervasive (EbPer) merupakan indikator yang agak kasar untuk seberapa pervasif atau dominankah gaya introversif atau ekstratensif seseorang. Experience Pervasive (EbPer) dirancang sebagai cara yang lebih halus untuk menunjukkan seberapa dominankah salah satu diantara kedua gaya tersebut. Cara ini merupakan perluasan dari interpretasi-interpretasi yang dideskripsikan dalam experience balance. Cara ini hanya dihitung jika sebuah gaya yang jelas diindikasikan dan mendapat signifikan interpretasi hanya jika nilai salah satu gaya dibandingkan yang lainnya 2,5 lebih tinggi atau lebih. Jika hal ini terjadi, maka ini jelas menunjukkan bahwa salah satu gaya itu cukup pervasif, mungkin sampai ke titik menunjukkan rigiditas dalam gaya mengatasi masalah (Exner, 2003). 5. Experience Base (eb) sisi kiri : FM + m atau sisi kanan : Y+T+V+C’ Pada awalnya diusulkan oleh B. Klopfer, Ainsworth, Klopfer, dan Holt (1956) dan kemudian dikembangkan dalam bentuknya sekarang oleh Exner (1974, 1986). Sisi gerakan nonmanusia dalam rasio ini mereflesikan kecenderungan untuk merespon dengan cara yang tidak sepenuhnya dapat diterima oleh ego. Sisi lawan dari rasio itu, yaitu jumlah respon-respon yang berhubungan dengan fitur-fitur abuabu hitam dari bercak tintanya, adalah refleksi kesakitan dan ketidakharmonisan yang dirasakan orang itu sebagai akibat stres yang tak teratasi. Rasio eb menunjukkan manakah diantara kedua bidang fungsi ini yang lebih dominan. Jika eb kecil di kedua sisi, hal ini menunjukkan bahwa orang itu tidak sedang mengalami banyak kesakitan dan kebutuhan-kebutuhannya diorganisasikan dengan baik. Nilainilai pada salah satu sisi rasio itu berkisar antara 1 dan 3 untuk nonpasien, jika salah satu sisi menjadi lebih dari 5, maka interpretasinya menjadi lebih jelas. 6. Experienced Stimulation (es) FM + m + (C’+V+Y+V) Experienced Stimulation (es) merupakan jumlah respon-respon gerakan nonmanusia dan semua respon yang berhubungan dengan fitur-fitur abu-abu hitam bercak tintanya, yang merefleksikan bahwa fungsi orang itu terdisorganisasi, berbagai kekuatan menimpa orang itu dan ia merasa bahwa semua itu diluar



kontrolnya. Jumlah es adalah indeks dari seberapa jauh disorganisasi dan ketidakberdayaan seseorang. Orang yang mendapat skor tinggi pada es mempunyai toleransi frustrasi yang rendah, dan sulit bagi mereka untuk persisten, bahkan di dalam tugas-tugas yang sangat bermakna (Exner, 1978). 7. Skor D (D) EA - es Skor D adalah ukuran lebih jauh dari kemampuan klien untuk menoleransi stres. Skor tersebut adalah sarana untuk mengevaluasi derajat ketersediaan sumber daya yang dimiliki seseorang (EA) versus banyak kejadian terdisorganisasi yang terjadi diluar kontrol orang itu (es). Skor D rendah (-1) 



Orang itu cenderung merasa kewalahan, kelebihan beban, mudah terdistraksi, mempunyai sumber daya psikologis yang terbatas untuk mengatasi stres.







Tidak mampu mengatasi situasi yang kompleks atau ambigu.







Pikiran, afek, dan perilakunya mungkin kompulsif dan tidaka terfokus, jika skoor D menjadi semakin rendah, tren ini cenderung menjadi semakin kuat.



Skor D tinggi (+0) 



Klien bisa mngatasi tingkat stres saat ini dengan adekuat.



8. Adjusted es (Adj es) Adjusted es (Adj es) merepresntasikan kondisi yang lebih kronis dan bukan fluktuatif orang itu (Exner, 1993). Orang dengan skor tinggi cenderung merasa over-stimulated (terstimulasi berlebihan) secara kronis, misalnya insomnia, dan mengalami kesulitan dalam mengorganisasikan pikiran-pikiran mereka. Tujuan utama menghitung adjusted es adalah untuk memungkinkan perhitungan skor Adjusted D. 9. Skor Adjusted D (Adj D) Kejadian situasional yang stressful (menghasilkan stres) dan tidak dapat dikontrol ini diekspresikan pada Rorschah dalam skor D oleh adanya respon m dan



Y (McCown et al, 1992). Adj es telah mengurangkan m dan Y, sehingga secara teoritik membuang pengaruh stresor-stresor saat ini. Yang masih tersisa dalam skor adjusted D adalah ukuran kapasitas tipikal atau lazim seseorang untuk menoleransi dan mengontrol perilakunya (Exner, 1993, 1995). Adj D rendah (-1) 



Sumber daya yang kurang dari rata-rata untuk mengatasi situasi-situasi stres secara adekuat.







Berfungsi dengan paling baik dalam situasi-situasi yang rutin dan dapat diprediksi, beradaptasi dengan situasi baru menimbulkan kesulitan dalam arti bahwa mereka rentan untuk menjadi terdistraksi, terdisorganisasi, dan impulsif.



Adj D tinggi (+1) 



Kemampuan yang baik untuk mengatasi situasi stres. (hal ini belum tentu berarti bahwa mereka juga well-adjusted atau labil, kepribadian antisosial dan paranoid mempunyai sistem yang ruwet untuk mengatasi stres, yang cukup efektif, tetapi mereka tidak well-adjusted)







Mungkin menggunakan sumber daya yang agak terbatas untuk menjauhkan diri dari tipe-tipe pengalaman yang mungkin akan menghasilkan pertumbuhan dan kesadaran yang lebih tinggi, distres motivasional rendah.



Mediation Section Mediation section menggunakan sejumlah indikator untuk mengukur sejauh mana klien berorientasi ke arah membuat respon-respon konvensional yang dapat diterima versus respon-respon yang lebih unik. Jika salah satu arah ini ekstrem dan kaku, ini menunjukkan kesulitan dalam beradaptasi. 1. Conventional Form (X + %) X + % adalah sebuah indikator untuk seberapa jauh seseorang mempersepsi sesuatu dengan cara yang konvensional dan realistis. Presentase yang ekstrem tinggi (>90%) berarti bahwa orang tersebut mempersepsi dunianya dengan cara terlalu konvensional, sampai ke tingkat mengorbankan individualitasnya.



Mereka cenderung hipernormal, tidak fleksibel, kaku, dan terlalu konvensional (Exner, 1993, 2003). Sebaliknya presentase yang rendah ( 20% menunjukkan bahwa orang tersebut mempunyai kesulitan, karena ia mempunyai pertalian yang buruk dengan realitas dan mengalami kesulitan dalam mengembangkan abstraksi kuat. 4. White Space Distortion (S -%) Terkadang (X + %) dan (F + %) bisa rendah, dapat diasumsikan bahwa skor ini adalah hasil dari jumlah respon form minus yang tinggi. Asumsi ini bisa menghasilkan interpretasi yang tidak tepat. Salah satu cara untuk memerikasa adanya kesulitan ini adalah dengan melihat presentase respon-respon minus untuk white space (S-). Alih-alih menunjukkan distorsi-distorsi yang mengarah ke skizofrenia, (S -%) yang rendah bisa saja disebabkan oleh negativisme yang kuat atau kemarahan (Exner, 1993, 2003).



5. Unusual Form (Fu%) (Fu%) mneyediakan pengecekan untuk interpretasi yang secara potensial tidak tepat yang ditarik dari skor-skor (X + %) atau (F + %) yang rendah. Ada kasus dimana (X + %) atau (F + %) yang rendah terutama akibat besarnya proporsi respon-respon unusual form (Fu). Respon Fu memang tidak lazim, tetapi mereka tetap tidak melanggar realitas seperti respon-respon minus, dan oleh sebab itu mereka tidak merefleksikan patologi berat. Faktanya, beberapa respon dalam Fu dalam sebuah protokol bisa merupakan tanda kesehatan, yaitu bahwa orang tersebut mampu melihat dunianya dengan cara baru. Namun, respon Fu yang terlalu banyak menunjukkan bahwa orang tersebut sangat berkomitmen pada orientasi yangtidak konvensional (Exner, 1993, 2003). Ia mungkin akan mengalami banyak konflik dan konfrontasi jika lingkungannya tidak sangat toleran terhadap orientasi semacam itu. Processing Section Klien juga perlu untuk mengases kualitas dan efisiensi mereka dalam memproses informasi. 1. Economy Index (W:D:Dd) Membandingkan seberapa jauh upaya individu untuk menciptakan respon yang lebih menantang yang membutuhkan derajat organisasi dan motivasi (W) yang lebih tinggi dan bukan memilih bidang yang kurang demanding dan mudah dipersepsi (D:Dd). Orang normal biasanya memilii rasio W:D sebesar 1:1,2. Jika sseorang memasukkan jumlah respon D yang relatif besar, ini menunjukkan bahwa ia mengambil jalan yang paling tidak menantang dan mungkin paling tidak produktif untuk keluar dari situasi konflik. Jika W dominan, orang tersebut mungkin berusaha terlalu keras dalam upayanya untuk mengorganisasikan persepsi. Jika W tinggi, respon W dan D mempunyai kualitas yang buruk, maka ini menunjukkan bahwa orang itu menarik diri dan berusaha mencapai kesempurnaan secara tidak realistis (Exner, 1974). Sedangkan jika respon W dan D keduanya mempunyai kualitas yang baik, mereka lebih cenderung



merepresentasikan upaya intelektual yang sukses dari seseorang yang kreatif (Exner, 1974). 2. Rasio Aspirasional (W:M) Respon W adalah sebuah indikator untuk sejauh mana aspirasi subjek untuk mengorganisasikan dan mengonseptualisasikan lingkungannya secara efektif. Rasio W:M memberikan perbandingan kasar antara tingkat aspirasi seseorang. Penyandang introversif memiliki nilai M yang lebih tinggi dibanding para penyandang



ekstratensif



dan



ambiten,



maka



nilai



relatif



EB



perlu



dipertimbangkan dalam menetapkan apakah rasio W:M tinggi atau rendah. Tingkat aspirasional yang tinggi diindikasikan jika sisi W rasio lebih besar daripada nilai-nilai berikut: Introversif= 1,5:1, Ambiten= 2,2:1, Ekstratensif = 3:1 (Exner, 1993). Rasio-rasio dimana sisi kanan (M) jelas lebih rendah daripada sisi kirinya (0,5:1 untik penyandang introversif dab 1:1 untuk penyandang ekstratensif dan ambiten) menunjukkan bahwa orang itu sangat hati-hati dan konservatif dalam menetapkan tujuan yang dapat dicapai (Exner, 1993, 2003). Motivasi mereka untuk berprestasi mungkin rendah, yang melibatkan sikap hati-hatinya (tidak mau gagal), konservatif dalam menetapkan tujuan, dan ekonomis dalam mengeluarkan energi. 3. Processing Efficiency (Zd) Skor Processing Efficiency (Zd) memberikan indeks bukan hanya tentang upaya, tetapi juga tentang kemudahan dan keakuratan pemrosesan. Individu yang mendapat skor tinggi pada Zd dianggap mempunyai gaya yang overincorporative (sangat menyatu), mereka menginvestasikan lebih banyak usaha dan lebih akurat dalam persepsi dan konklusi. Sedangkan, orang dengan skor rendah mempunyai gaya yang underincorporative (sangat tidak menyatu), yang berarti bahwa mereka memproses informasi dengan gaya yang lebih teledor, sering kali dengan mengabaikan keping-keping informasi yang relevan. Orang yang overincorporatif (Zd tinggi) mempunyai eye-scanning yang lebih ekstensif, membuat lebih sedikit kesalahan pada berbagai games, dan



kurang cenderung menebak-nebak terkait dengan permintaan informasi faktual. Sedangkan orang yang underincorporative (Zd rendah) membuat lebih sedikit gerakan mata selama memindai, lebih sering membuat kesalahan pada games, dan lebih cenderung menebak-nebak terkait informasi aktual. Pada anak-anak, skor Zd yang rendah muncul pada mereka yang didiagnosis hiperaktif. Zd tinggi (>+3) 



Mungkin obsesif atau pefeksionis, juga bisa memproses informasi secara efisien dan akurat.







Mengerahkan lebih banyak upaya untuk memproses informasi.







Sangat berhati-hati dengan persepsinya dan terus-menerus memeriksa keakuratannya.







Yakin dengan kemampuannya. Zd rendah ( 0,44) 



Perasaan self worth (berharga sebagai pribadi) yang terlalu terinflasi, yang merefleksikan ketidakpuasan yang mendasarinya.







Elevasi tingkat sedang (tingkat indeks 0,040 sampai 0,45) menunjukkan self focusing (fokus diri) dan self concern (keperdulian diri) yang berkaitan dengan self esteem (penghargaan diri) yang positif.



EI rendah (