Tidak Ada Yang Murah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tidak ada yang murah PANDANGAN MENGENAI KAPABILITAS UNTUK MENANGKAL SERANGAN RUDAL JELAJAH DI INDONESIA Dhimas Afihandarin 2019 [email protected]



Apa itu Rudal jelajah (cruise missile ?) 



Sejenis peluru kendali yang bergerak menuju sasaran dengan trajektori/pola terbang relatif lurus dan mempertahankan kemampuan terbang dengan menghasilkan gaya angkat secara aerodinamis







Dikembangkan pertama pada perang dunia kedua (V1)



Kenapa rudal jelajah menjadi ancaman #1 ? 



Perkembangan konstan, mulai 1940’an hingga saat ini (2019)







Banyak negara mengembangkan (AS,Rusia,Cina,India dst)







Negara regional Asia-Pasifik dan termasuk memiliki masalah/sengketa dengan Indonesia menjadi operator rudal jelajah (Australia, Cina, India, Vietnam dan Singapura)







Indonesia kurang lebih belum memiliki opsi atau bahkan rencana untuk menangkal ancaman rudal jelajah.



Kenapa rudal jelajah menjadi ancaman #2 ? 















Daya jangkau rudal jelajah sangat jauh 



BGM-109 Tomahawk, 2500 Km







CJ-10, 2500-3000 km







Nirbhay, sekitar 1000 km







JASSM, 300 km. 900 km untuk varian domestik AS







Brahmos, 300 km ekspor, 600-800 km varian lokal India dan mode serang darat.







Kalibr, 300 km ekspor. 1500 km varian domestik Rusia.



Rudal jelajah sulit dideteksi 



RCS kecil, sulit dideteksi radar (cth : Tomahawk, RCS : 0.3 meter persegi)







Terbang rendah dibawah cakrawala, baru bisa dideteksi bilamana sudah relatif dekat.







Pola terbang dapat diatur untuk mengikuti kontur tanah atau memanfaatkan trajektori yang meminimalisir kemungkinan rudal dideteksi



Presisi sangat tinggi, dimana rudal sudah hampir pasti langsung menghantam sasaran. 



Pemanduan dilakukan melalui navigasi satelit (GPS,Glonass atau Beidou)







Akurasi yang dinyatakan dalam CEP Sangat kecil yaitu 10-30 meter, yang berarti rudal hanya akan “meleset” 10-30 meter dari sasaran.



Dapat diluncurkan hampir dari segala bentuk platform 



Pesawat tempur, pesawat pembom, kapal perang, kapal dagang, bahkan kontainer



Kerawanan Indonesia terhadap serangan rudal jelajah : 







Tidak memiliki aset peringatan dini yang memadai. 



Radar peringatan dini berbasis darat, sudah tua atau tidak memiliki cakupan untuk sasaran yang terbang rendah serta jumlahnya belum cukup (Ideal :32, terpenuhi :20).







Tidak ada aset radar terbang (AEW) atau Aerostat.







Tidak ada kapal perang dengan spesialisasi pertahanan udara jarak menengah/jauh.







Untuk pertahanan terminal, hampir tidak ada/sedikit rudal hanud berkemampuan menembak beberapa sasaran sekaligus.



Radar pesawat tempur tidak memiliki daya jangkau yang memadai untuk sasaran dengan RCS kecil (0.1 meter persegi kebawah). 







ideal paling tidak 60-90 km untuk sasaran rudal jelajah serupa Tomahawk.



Tidak punya efek penggentar balik (rudal jelajah) 



Dengan demikian, setiap konflik perbatasan atau sejenisnya, negara pemilik rudal jelajah dapat mengancam kita secara militer (Gunboat diplomacy, muscle flexing dsb) Dengan sedikit konsekuensi atas serangan balasan.



Lubang di wilayah udara kita (Data per 2018)



Real, ada radar dengan cakupan terbatas (tua/rusak) Bahkan ada Satrad yang tidak dapat beroperasi



Ideal dengan 20 Radar yang ada saat ini



Cakupan Ideal bilamana kebutuhan 32 radar terpenuhi.



Pesawat tempur sebagai garda terdepan dalam misi anti rudal jelajah 











Fleksibel 



Bisa dialihfungsikan untuk misi lain dengan mudah







Aset penggentar







Relatif cepat dan ideal untuk patroli



Bisa beroperasi mandiri maupun bersama-sama 



Dukungan AEW dan tanker dapat meningkatkan efektifitas







Untuk Ops mandiri, pesawat bisa memakai sensornya sendiri



Secara historis logis dan merupakan pilihan jelas untuk Indonesia 



AS dan Rusia mengembangkan pesawat khusus untuk buru sergap rudal jelajah (F-111B,F-14,MiG-31)



Apa yang dibutuhkan ? 







Kemampuan sensor (radar dsb) 



Daya jangkau radar terhadap sasaran dengan RCS kecil harus memadai (mis MiG-31, daya jangkau radar 65 km thd rudal jelajah setara Tomahawk) Semakin besar, semakin baik.







Umumnya radar untuk tujuan ini memiliki ukuran relatif besar



Ketahanan terbang (endurance) 







Misi kontra rudal jelajah dapat memakan waktu relatif lama



Daya jangkau (range) 



Semakin jauh radius tempur pesawat, terutama tanpa pengisian bahan bakar udara, semakin ideal pesawat tsb untuk misi kontra rudal jelajah.



Daya jangkau radar pespur TNI-AU saat ini Vs Rudal jelajah setara Tomahawk (RCS 0.3 m persegi) N001VE/VEP (Su-27/30)



AN/APG-68 (F-16 blok 52ID)



AN/APG-66 (F-16,Hawk)



Hanwha AESA (KF/IF-X) - Prakiraan



0,0



20,0



40,0



60,0



Daya jangkau dalam Km



80,0



100,0



120,0



Daya jangkau radar pespur TNI-AU saat ini Vs Rudal jelajah setara JASSM (RCS 0.01 m persegi atau kurang) Rudal jelajah dengan RCS 0.001 m^2 atau kurang



Rudal jelajah dengan RCS 0.01 m^2



N001VE/VEP (Su-27/30)



AN/APG-68 (F16 blok 52ID)



AN/APG-66 (F16,Hawk)



Hanwha AESA (KF/IF-X) Prakiraan



0,0



5,0



10,0



15,0



Daya jangkau dalam Km 20,0 25,0



30,0



35,0



40,0



45,0



50,0



Daya jangkau radar pespur TNI-AU saat ini dibandingkan dengan Pesawat tempur tetangga (Singapura)- F-15SG terhadap sasaran rudal jelajah Rudal Jelajah Setara JASSM-2 RCS 0.001 m^2



Rudal Jelajah setara JASSM- RCS 0.01 m^2



Rudal jelajah setara tomahawk



AN/APG-63V3 (F-15SG)



N001VE/VEP (Su-27/30)



Daya jangkau minimum ideal untuk mendeteksi rudal jelajah



AN/APG-68 (F-16 blok 52ID)



AN/APG-66 (F-16,Hawk)



Hanwha AESA (KF/IF-X) Prakiraan



0,0



20,0



40,0



60,0



80,0 Daya jangkau dalam Km



100,0



120,0



140,0



160,0



Radius tempur pesawat TNI-AU dan pembanding (F-15 Singapura) F-15E (With CFT)



1026,9



Su-27SK



1023,4



KFX-C-103



727,3



F-16C



639,5



0



200



400



600



Radius Tempur (km)



800



1000



1200



Ketahanan terbang (Endurance) pesawat TNIAU dan pembanding (F-15 Singapura) F-15E (With CFT)



3,3



Su-27SK



3,3



KFX-C-103



2,3



F-16C



2



0



0,5



1



1,5



2



Ketahanan terbang (Endurance) Patroli (jam)



2,5



3



3,5



Kata-Data #1 







Bahwa bilamana dibandingkan dengan pesawat tempur tetangga, pespur TNI-AU adalah kurang dapat diandalkan untuk menghadapi ancaman rudal jelajah. 



Perlu ada kajian penggantian atau upgrade, terutama untuk keluarga Sukhoi dan F-16.







Penambahan jumlah F-16 dan KF/IF-X



KFX Memberikan loncatan bagi TNI-AU 







Radar lebih modern dan memiliki daya jangkau lebih jauh= lebih unggul dalam misi kontra rudal jelajah



F-15SG Memiliki kemampuan menangani rudal jelajah mulai Tomahawk hingga rudal jelajah dengan RCS kecil (0.01 m persegi) lalu ketahanan /endurance relatif tinggi. 



Perlu dipikirkan untuk memiliki pesawat dengan kemampuan radar dan ketahanan serupa, contoh Su-35, atau sama-sama memiliki keluarga F-15.







Kepemilikan AEW juga perlu dipertimbangkan.



Berapa Pesawat yang dibutuhkan ? Sesuai ancaman 







Harus ditentukan dulu prakiraan lawan dan berapa kira-kira rudal jelajah yang dapat dilepaskan lawan.







Diasumsikan hanya pesawat tempur yang tersedia dan siap menangkal lawan (AEW, terjammer atau terpaksa mundur karena akan jadi sasaran utama dsb.)







Daya jangkau radar pesawat tempur menjadi parameter utama yang menentukan berapa rudal jelajah yang dapat dihadapi.







Cina, India dan Australia dapat menjadi model ancaman potensial. 



Cina diasumsikan menjadi ancaman kita. 



Ada armada pembom, kapal selam dan kapal permukaan berkemampuan rudal jelajah







Sengketa LCS







Kita diasumsikan bertahan, atau netral namun harus dapat menembak jatuh rudal jelajah. (India vs Cina atau Australia vs Cina, rudal jelajahnya pasti lewat teritori kiita, atau nyasar)



Kemampuan Cina. (Contoh)



➢ Pembom H-6K ➢ Kemampuan rudal jelajah : ~12 buah. ➢ Satu resimen : 18 pesawat ➢ Total sasaran yang bisa diserang : 216 ➢ Dapat ditempatkan di pulau buatan di LCS



➢ Kapal Selam kelas Yuan ➢ Kemampuan rudal jelajah : ~6 buah. ➢ 17 buah aktif. ➢ Total sasaran yang bisa diserang : 6 per kapal selam ➢ Senyap, bisa menembakkan rudal dari mana saja bahkan bisa menyusup ke laut Jawa.



➢ Perusak Type-055 “Renhai” ➢ Kemampuan rudal jelajah : ~112 buah. ➢ 6 Kapal sedang dibuat ➢ Total sasaran yang bisa diserang : bergantung muatan rudal jelajah. ➢ Multifungsi ➢ Bakal mengawal armada kapal induk Cina.



Berapa jumlah pesawat tempur yang dibutuhkan ?



Scan QR code untuk metodologi







Dengan asumsi kita harus menghadang serangan setara 1 resimen pembom H-6K (216 rudal jelajah).



Number of aircrafts required to deal with salvo of



216



RCS (SqM) of cruise missile



F-16A/B



F-16C



F-16E



F-16V



KF/IF-X



Su-35



F-15SG



Su-27/30



1



181



122



60



59



40



22



30



82



0,3 (Setara Tomahawk)



240



164



81



79



54



29



40



110



0,01 (JASSM-1)



540



383



189



184



124



66



93



256



0,001 (JASSM-2)



1080



680



334



327



220



117



165



454



0,0001 (JASSM-terburuk)



2160



1209



594



581



391



208



292



806



missiles



Kata Data #2 











Semakin kecil daya jangkau radar pesawat, semakin banyak yang dibutuhkan untuk misi kontra rudal jelajah. 



Jelas alasan mengapa radar Zaslon dan AN/AWG-9 memiliki antenna berukuran relatif besar, demikian pula Irbis-E dan AN/APG-63







Pesawat tempur yang dimiliki TNI tidak akan cukup untuk menghadang laju resimen pembom H-6K. Kebutuhan dapat mencapai ratusan unit.



Semakin kecil RCS rudal jelajah, maka juga semakin banyak pula pesawat yang dibutuhkan untuk menghadang. 



Tren masa mendatang, JASSM-ER, Kh-60, Kh-101 dapat memiliki RCS sangat kecil, jauh lebih kecil daripada Tomahawk.







Kebutuhan AEW menjadi kritis karena hanya AEW yang dapat membawa radar frekuensi rendah (L-band, VHF, dsb) untuk mendeteksi sasaran siluman yang terbang rendah.



Cina sangat diunggulkan, secara finansial dengan biaya per rudal jelajah sekitar 216 Juta Dollar AS, sementara kita perlu mengeluarkan hingga Milyaran Dollar untuk membeli pesawat tempur 



Jelas kita juga harus mempertimbangkan kepemilikan Rudal jelajah.



Kesimpulan (sementara ini) 







Bahwa Indonesia harus siap berinvestasi untuk ancaman rudal jelajah. 



Investasi dari segi alutsista (pengadaan pespur, SAM, radar dll)







Investasi dari segi SDM (Pelatihan, pembentukan doktrin, organisasi)







Pendidikan bagi masyarakat agar upaya mitigasi ancaman atau serangan rudal jelajah dapat berjalan lancar.



Perlunya bagi kita untuk memiliki lebih banyak pesawat tempur dan aset pendukungnya. 



AEW, tanker, pesawat tempur yang besar seperti Sukhoi atau F-15.







Perlu dipertimbangkan pula kepemilikan pesawat siluman untuk mempertinggi tingkat penggentar kita. Lalu sebagai aset latihan TNI dalam menghadapi rudal jelajah dengan RCS sangat rendah.







Pertimbangan untuk memiliki rudal udara ke udara jarak jauh untuk menghancurkan pembom pembawa rudal jelajah sebelum melepaskan rudal.



Apa yang terjadi bilamana kita tidak berinvestasi ?



Serangan rudal jelajah Kalibr ke Suriah



Baghdad 1991.



Serangan rudal jelajah AS ke Baghdad pada operasi Badai Gurun. 37 sasaran hancur dalam malam pertama.