Tinjauan Teori KPSP [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan 2.1.1 Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan. Pertumbuhan adalah masalah yang berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukura atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik ( Dwienda, 2014:146). Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat dilihat dari hasil proses pematangan. Dalam hal ini menyangkut adanya proses diferensiesi dari sel-sel hasil tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memiliki fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah lakus sebagai hasil interaksi dengan lingkungan ( Dwienda, 2014 :146 ). 2.1.2 Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang 1. Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak 1. Perkembangan menimbulkan perubahan Perkembangan terjadi secara bersamaan dengan perkembangan, setiap perkembangan disertai perubahan fungsi organ tubuh dan setiap pertumbuhan disertai perubahan jumlah struktur. 2. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya. 3. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda. 4. Perkembangan



bertoleransi



dengan



pertumbuhan,



anak



sehat,



bertambah umur, bertambah besar dan tinggi, serta bertambah pandai. 5. Perkembangan mempunyai pola yang tetap. (Masimi, dkk. 2014)



b. Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang : 1. Perkemabngan merupakan hal yang teratur dan mengikuti rangkaian tertemtu. 2. Perkembangan adalah sesuatu yang terarah dan berlangsung terus menerus. Dalam pola sebagai berikut: a. Cepalo Caudal Pertumbuhan berlangsung terus dari kepala ke atah bagian tubuh. b. Proksimo Distal Perkembangan berlangsung terus dari daerah pusat (proksimal ke arah luar tubuh (distal) ). c. Diferensiasi Ketika perkembangan berlangsung terus dari yang mudah ke arah yang lebih komplek. 3. Perkembangan merupakan hal yang kompleks dapat diprediksi terjadi dengan pola yang konsisten dan kronologis (Dwienda, 2014 : 151) 2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Tumbuh Kembang : 1. Faktor Herediter. Merupakan faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan yaitu suku, ras dan jenis kelamin. Faktor herediter ini tidak dapat dirubah lagi. 2. Keluarga Ada kecenderungan keluarga yang tinggi-tinggi dan ada keluarga yang pendek-pendek 3. Umur Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah prenatal, tahun pertama kehidupan dan masa remaja 4. Jenin Kelamin Wanita lebih cepat dewasa dibanding anak laki0laki. Pada masa pubertas wanita umumnnya tumbuh lebih cepat daripada laki-laki dan kemudian setelah melewati masa pubertas laki-laki akan lebih cepat. 5. Kelainan Genetik



Sebagai salah satu contoh: Achondroplasia yang menyebabkan dwarfisme, sedangkan sindroma marfan terdapat pertumbuhan tinggi badan yang berlebihan. 6. Kelainan Kromosom Kelainan kromosom umumya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada sindroma Down's dan sindroma Turner's 7. Faktor Lingkungan a.



Faktor lingkungan yang berpengaruh pada anak pada waktu masih di dalam kandungan 1. Gizi pada waktu hamil Gizi ibu jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR atau mati dan tak jarang menyebabkan cacat bawaan. Anak yang lahir daari ibu bergizi kurang dan hidup dilingkungan miskin maka akan mengalami kurang gizi juga dan mudah terkena infeksi. 2. Mekanis. Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan pada bayi yang akan dilahirkan. Demikian pula dengan posisi janin pada uterus dapat mengakibatkan talipes, dislokasi panggul, tortikolis congenital palsi fasialis atau krania tabes 3. Toksin/ Zat kimia Masa organogenesis adalah masa yang snagat peka terhadap zatzat teratogen. Misal : Thalidomide, phenitosin, metadion, obatobat anti kanker dapat menyebabkan kelainan bawaan. Demikian pula ibu yang perokok berat/ peminum alkohol kronis sering melahirkan bayi BBLR. Lahir mati atau cacat atau retardasi mental.



Keracunan



logam



berat



pada



menyebabkan mikrosefali pada palsi serebral. 4. Endokrin



ibu



hamil



dapat



Hormon-hormon yang mugkin pada pertumbuhan janin adalah somanotropin, hormon plasenta, hormon tiroid. Insulin dan peptida-peptida lain dengan aktifiras mirip insulin. 5. Radiasi Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 bulan dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan otal atau cacat lainnya. 6. Infeksi Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH ( toxoplasmesis, rubella, cytomegalovirus, herpes simplex).



Sedangkan



infeksi



lain



yang



lainnya



dapat



menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, cexackie malaria, virus HIV, polio dan lain-lain. Diduga setiap hiperpireksia pada ibu hamil dapat merusak janin. 7. Stress Stress yang dialami ibu waktu pada hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin antara lain cacat bawaan, kelainan kejiwaan dan lain-lain. 8. Imunitas Represus atau ABD inkontabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalistern ikterus atau lahir mati. 9. Anoreksia Embrio Oksigenasi janin mengalami gangguan pada plasenta atau tali pusat, menyebabkan berat badan janin lahir rendah.



b. Pertumbuhan dan



perkembangan anak setelah lahir meliputi :



1. Kebudayaan, kebudayaan suatu daerah akan mempengaruhi tingkah laku, adat kebiasaan dan kepercayaan tentang pola dan cara pemeliharaan anak. 2. Nutrisi, dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah dari segi kuantitas dan kualitasnya. Kualitas makanan harus yang sesuai dengan kebutuhan tubuh seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin. Kebutuhan nutrisi pada anak tergantung



pada jenis kelamin, tingkat pertumbuhan dan perkembangan akan umur dan tingkat aktivitas. 8. Status Sosial dan Ekonomi Keluarga Anak yang dibesarkan di keluarga berekonomi tinggi untuk pemenuhan kebutuhan gizi tercukupi dengan baik dibandingkan dengan anak yang dibesarkan di keluarga yang berekonomi sedang atau kurang. Demikian juga dengan pendidikan tinggi akan lebih mudah menerima arahan terutama tentang peningkatan pertumbuhan dan perkembangan anak, penggunaan fasilitas kesehatan dan lain-lain dibandingkan dengan keluarga dengan latar belakang pendidikan rendah. 4. Iklim atau Cuaca. Iklim tertentu akan mempengaruhi status kesehatan anak misalnya musim penghujan akan dapat menimbulkan banjir sehingga menyebabkan sulitnya transportasi untuk mendapatkan bahan makanan, timbul penyakit menular, dan penyakit kulit yang dapat menyerang bayi dan anak. Anak yang tinggal di daerah endemic demam berdarah, jika terjadi perubahan cuaca wabah demam berdarah akan meningkat. 5. Olah Raga Olah raga akan meningkatkan sirkulasi, aktifitas fisiologis dan stimulasi perkembangan otot-otot. 6. Posisi Anak dalam Keluarga Urutan posisi anak dalam keluarga dan mempengaruhi sikap orang tua terhadap anak. Kelahiran anak pertama dalam keluarga merupakan pusat perhatian seluruh keluarga, sehingga semua kebutuhan terpenuhi baik fisik, emosi maupun sosialnya. Selanjutnya pada kelahiran adiknya ini mulai berkurang. 7. Status Kesehatan



Status kesehatan anak dapat berpengaruh pada pencapaian pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat terlihat apabila anak dalam kondisi sehat dan sejahtera maka percepatakan pertumbuahn dan perkembangan akan lebih mudah dibandingkan dengan anak dala kondisi sakit. 8. Faktor Hormonol Faktor hormonal yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anaka adalam somatotropon yang berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan, hormon tiroid dengan menstimulasi metabolisme tubu, glukokortiroid yang berfungsi menstimulasi pertunbuhan sel interstisial dari testis untuk memproduksi testosterone dan ovarium untuk memproduksi estrogen



selanjutnya



hormon



tersebut



akan



menstimulasi



perkembangan seks pada anak laki-laki maupun perempuan sesuai dengan perannya 9. Psikologis Hubungan anak dengan sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya. 10. Endokrin Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipertiroid akan menyebabkan



anak



mengalami



hambatan



pertumbuhan.



Defisiensi hormon pertumbuhan akan menyebabkan anak menjadi kerdil. 11. Lingkungan Pengasuhan Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu dan anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.



12. Stimulasi Perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi khususnya dala keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anakl, perulaku ibi terhadap perilaku anak. 13. Obat-obatan Pemakai



kortikosteroid



jangka



lama



akan



menghambat



pertumbuhan, demikian dengan halnya dengan pemakaian obat perangsan terhadap susunan syaraf pusat yang menyebablan terhambatnya hormon pertumbuhan. (Dwienda, 2014 : 148)



2.1.4 Aspek-aspek Perkembangan yang Dipantau. 1. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri dan sebagainya. 2. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat, seperti mengamati sesuatu,menjimpit dan sebagainya. 3. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya. 4. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskana mainan selesai bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anal, bersosialisasi dan interaksi dengan lingkungannnya dan sebagainya. (Kementerian Kesehatan RI. 2013)



2.1.5 Kebutuhan Dasar Anak



a. Kebutuhan Fisik Biomedis (ASUH) meliputi : 1. Pangan/gizi merupakan kebutuhan terpenting. 2. Perawatan kesehatan dasar (imunisasi, ASI, perkembangan, dan pengobatan ) 3. Papan/ pemukiman yang layak 4. Hygiene perorangan, sanitasi (lingkungan ) 5. Sandang 6. Kesegaran jasmani, rekreasi b. Kebutuhan Emosi /Kasih Sayang (ASIH) 1. Kasih sayang orang tua Orang tua yang harmonis akan mendidik dan membimbing anak dengan penuh kasih sayang. Kasih sayang tidak berarti dimanjakan atau tidak pernah dimarahi, tetapi bagaimana orang tua menciptakan hubungan yang hangat dengan anak sehingga anak merasa aman dan senang. 2. Rasa aman Adanya interaksi yang harmonis antara orang tua dan anak akan memberikan rasa aman bagi anak untuk melakukan aktivitas sehariharinyaa. 3. Harga diri Setip anak ingin diakui keberadaan dan keinginannya. Apabila anak diacuhkan , maka hal ini dapat menyebabkan frustasi. 4. Dukungan/ Dorongan Dalam melakukan aktivitas, anak perlu memperoleh dukungan dari lingkungannya. Apabila orang tua sering melarang aktivitas yang akan dilakukan, maka hal tersebut dapat menyebabkan anak ragu-ragu dalam melakukan setiap aktivitasnya. Selain itu, orang tua perlu memberikan dukungan agar anak dapat mengatasi stresor atau masalah yang dihadapi. 5. Mandiri Agar anak menjadi pribadi yang mandiri, maka sejak awal anak harus dilatih untuk tidak selalu tergantung pada lingkungannya. Dalam



melatih anak untuk mandiri tentunya harus menyesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan 6. Rasa Memiliki Anak perlu dilatih unuk mempunyai rasa memiliki terhadap barangbarang yang dimilikinya, sehingga anak tersebut akan mempunyai rasa tanggung jawab untu memelihara barangnya. 7. Kebutuhan akan sukses, mendapatkan kesempatan dan pengalaman. Anak perlu diberikan kesempatan untuk berkembang sesuai dengan kemampuan dan sifat-sifat bawaanya. Tidak pada tempatnya jika orang tua memaksakan keinginannya untuk dilakukan oleh anak tanpa memperhatikan kemauan anak c. Kebutuhan Stimulasi mental (ASAH) Stimulasi adalah adanya perangsangan dari lingkungan luar anak yang berupa latihan atau bermain. Stimulasi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat berkembang dibandinglam dengan anak yang kurang mendapatkan stimulasi. Pemberian stimulus ini sudah dapat dilakukan sejak masa prenatal, dan setelah lahir dengan cara meneteki bayi pada ibunya sedini mungkin. Asah merupakan kebutuhan untuk perkembangan mental psikososial anak yang dapat dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan. (Sudarti, dkk. 2012)



2.2 Konsep KPSP ( Kuisioner Pra Skrining Perkembangan ) 2.2.1 Pengertian KPSP Kuesioner Pra Skrining Perkembangan adalah suatu daftar pertanyaan singkat yang ditunjukkan kepada para orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan perkembangan anak usia 3 bulan sampai dengan 6 tahun. Bago tiap golongan umur terdapat 10 pertanyaan untuk orang tua atau pengasuh anak. (Depkes RI. 2012). 2.2.2 Tujuan KPSP



KPSP dipakai untuk mengetahui perkembangan anak normal atau



ada penyimpangan. (Depkes RI. 2012)



2.2.3 Alat atau Instrumen yang Digunakan a. Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72 bulan. b. Alat bantu pemeriksaan berupa pensil, kertas, bola besar bola tenis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biskut kecil berukuran 0,5-1cm, buku gambar, pensil warna, boneka, gambar-gambar binatang, gelas, sendok garpu, puzzle sederhana, snallen chart atau huruf E. (Depkes RI. 2012) 2.2.4 Cara Menggunakan KPSP a. Pada waktu pemeriksaan anak harus dibawa dalam keadaan sehat. b. Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir. c. Pilih KPSP sesuai umur anak. d. KPSP terdiri dari 2 pertanyaan yaitu pertanyaan yang dijawab oleh anak/pengasuh/ibu dan perintah kepada ibu/pengasuh anak/ petugas untuk melaksanakan tugas yang ditulis dalam KPSP. e. Jelaskan pada ibu agar tidak ragu-ragu atau takut untuk menjawab. f. Ajukan pertanyaan yang bentuknya setelah ibu/pengasuh anak menjawab terdahulu. g. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab. (Depkes RI. 2012) 2.2.5 Petugas yang dapat melakukan pemeriksaan yaitu : a. Tenaga Kesehatan b. Guru TK/PAUD terlatih (Depkes RI. 2012) 2.2.6 Jadwal Pemeriksaan atau Skrining KPSP Rutin Jadwal pemeriksaan atau skrining KPSP rutin adalah padaa umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, 72 bulan, dan jika anak belum mencapai umur skrining tersebut, minta ibu datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan rutin.



(Kementerian Kesehatan RI. 2013) 2.2.7 Interpretasi hasil KPSP a. Hasil dicatat dalam kartu ddtk misal misal jawaban pada kotak yang disediakan tiap pertanyaan menurut golongan umur anak YA= jika ibu/ pengasuh anak bisa atau pernah atau kadang-kadang melakukannya TIDAK= jika ibu/ pengasuh anak menjawab anak belum pernah atau tidak pernah atau ibu pengasuh tidak tahu b. Hitunglah berapa jumlah jawaban "YA" c. Apabila jumlah jawaban "YA" = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai (S) dengan tahap perkembangannya d. Apabila jumlah jawaban "YA" = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M), tentukan jadwal untuk dilakukan pemeriksaa ulang dua minggu kemudian. e. Apabila jumlah jawaban "YA" = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P) maka anak tersebut memerlukan pemeriksaan lebih lanjur atau rujuk. (Kementerian Kesehatan RI. 2013) 2.2.8 Intervensi a. Bila perkembangan anak sesuai umur (S) 1. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik. 2. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak. 3. Beri stimulasi perkembangan anak sesering mungkin sesuai umur dan kesiapan anak. 4. Ikutkan anak pada kegiatan dan pelayanan kesehatan diposyandu setiap 1 bulan sekali 5. Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak dibawah 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak usia 24-72 bulan. b. Bila perkembangan anak meragukan (M) 1. Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak sesering mungkin.



2. Ajarkan pada ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengatasi penyimpangan/ mengejar ketinggalan. 3. Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangan. 4. Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan daftar KPSP sesuai dengan umur anak/ 5. Jika hasil KPSP jawabab YA tetao 7 atau 8 maka kemungkinan ada penyimpangan. c. Bila perkembangan anak mengalami penyimpangan (P) Rujukan kerumah sakit dengan menunjukkan, menuliskan jenis dari jumlah penyimpangan perkembangan ( gerak kasar, gerak halus, sosial dan kemandirian atau berbicara dan berbahasa). (Kementerian Kesehatan RI. 2013). 2.3 Konsep Management Pertumbuhan dan Perkembangan. 2.3.1 Pengkajian Data Tanggal : Jam



:



Tempat : Petugas : A. Data Subjektif 1. Biodata a. Nama Nama anak ditanyakan untuk mengenali dan memanggil anak agar tidak keliru. b. Umur Untuk mengetahui usia anak saat ini. c. Jenis Kelamin Digunakan untuk mengetahui jenis kelamin anak d. Nama Orang Tua Untuk mencegah kekeliruan dan membuat hubungan dengan orang tua menjadi dekat. e. Umur Orang Tua



Untuk menyesuaikan bagaiman berbicara



dengan



orang



tua



sesuai usianya. f. Agama Orang Tua Untuk memudahkan dalam memberikan asuhan yang sesuai dengan kepercayaan. g. Pendidikan Orang Tua Untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai dasar dalam memberikan asuhan h. Pekerjaan Orang Tua Untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi pasien agar nasehat yang diberikan sesuai. i. Alamat Untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai apakah lingkungan cukup aman bagi kesehatan anak serta mempermudah untuk melakukan kunjungan ulang. 3. Alasan Datang Alasan yang mendasari ibu untuk datang ke fasilitas kesehatan. 4. Riwayat Perkawinan Orang Tua a.



Lama Perkawinan Untuk mengetahui lama perkawinan orang tua.



a.



Jumlah anggota keluarga Untuk mengetahui jumlah anggota keluarga yang tinggal serumah.



b.



Urutan anak Untuk mengetahui keseharian anak dalam keluarga. Urutan anak mempengaruhi pol asuh yang diberikan oleh orang tua



c.



Pengasuh Untuk mengetahui keseharian anak diasuh oleh siapa sehingga mengetahui pola asuh kesehariannya.



5. Riwayat Kesehatan Anak a.



:



Riwayat Kesehatan Anak saat ini: Keadaan anak pada saat akan diperiksan, apakah anak sedang menderita penyakit/ sedang sakit.



b.



Riwayat Kesehatan Anak Lalu: Untuk mengetahui riwayat kesehatan anak yang lalu. Riwayat kesehatan anak yang lalu mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.



6. Riwayat Prenatal Ditanyakan pada ibu ini kehamilan keberapa, keluhan ibu saat hamil ini, periksa dimana dan berapa kali, mendapat obat apa saja setelah periksa. 7. Riwayat Persalinan Ditanyakan pada ibu ini melahirkan dimana, ditolong siapa, bagaimana cara persalinan, serta penyulit yang dialami sewaktu ibu melahirkan. serta usia kehamilan saat ibu melahirkan untuk mengetahui kelahiran anak kurang bulan, cukup bulan, atau lebih bulan, BB, TB, dan lingkar kepala saat anak lahir. 8. Riwayat Kesehatan Keluarga (genogram) Untuk mengetahui gambaran kondisi keluarga ada tidaknya keluarga yang mengidap penyakit menurun, menular atau menurun seperti TBC, hipertensi, diabetes militus, asma, jantung, HIV/AIDS. hepatitis dan lainlain. 9. Data Imunisasi Untuk nengetahui imunisasi apa saja yang telah didapat anak. 10 Pola aktifitas sehari-hari a. Pola Nutrisi Untuk mengetahui kebutuhan nutrisinya kurang atau sudah sesuai ataukah lebih. b. Pola Eliminasi Untuk mengetahui pola, frekuensi, konsistensi dan jumlah BAK dan BAB pada anak. c. Pola Aktivitas Untuk mengetahui kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh anak. d. Pola Istirahat/tidur Untuk mengetahui kegiatan sehari-hari anak cukup atau tidak. e. Pola Kebersihan



Untuk mengetahui pola kebersihan seperti mandi, keramas, ganti pakaian dalam, menggosok gigi dan memotong kuku.



B. Data Objektif 1. Pemeriksaan Umum a.



Keadaan Umum Untuk mengetahui apakah anak dalam keadaan baik/cukup/lemah.



b.



Kesadaran Untuk



mengetahui



apakah



anak



dalam



keadaan



composmetris/latergis/samnolen/apatis/koma. c.



Tekanan Darah Untuk mengetahui apakah tekanan darah anak dalam keadaan normal.



d.



Usia



Sistolik



Diastolik



Neonatus



80 mmHg



45 mmHg



6-12 bulan



90 mmHg



60 mmHg



1-5 tahun



95 mmHg



65 mmHg



5-10 tahun



100 mmHg



60 mmHg



10-15 tahun



110 mmHg



60 mmHg



Denyut Nadi Untuk mengetahui apakah denyut nadinya normal, takikardia, ataukah bradikardia. Denyut bayi normal berkisar antara 100160x/menit. Sedangkan denyut nadi anak seperti orang dewasa yaitu berkisar antara 60-90x/ menit



e.



Suhu Untuk mengerahui suhu anak apakah normal, hipotermi, ataukah demam. Suhu normal berkisar antara 36,5-37,50C



f.



Pernafasan Untuk mengetahui apakah pernafasan anak dalam keadaan normal, sesak ataukah adanya pernafasan cuping hidung pada anak.



Pernafasan bayi < 2 bulan normalnya berkisar antara 40-60x/menit. Sedangkan bayi yang berusia >2 bulan lebih pernafasan normalnya berkisar antara 30-40x/menit



2. Pemeriksaan Antopometri a.



Berat Badan Untuk mengetahui apakah berat badan anak dalam keadaan normal Usia 3-12 bulan = (n+9) : 2 = ...... Kg Usia 1-6 tahun = 2.n+8



b.



=........ Kg



Tinggi/panjang Badan Untuk mengetahui apakah berat badan anak dalam keadaan normal. Tinggi badan normal anak usia 1 tahun yaitu 45cm. Panjang badan rata-rata saat waktu lahir 50cm secara garis besar. TB= 6.n+77=....cm



c.



LILA Lingkar lengan anak mencantumkan status gizi anak. Bila saat lahir 11 cm, tahun pertama 16cm selanjutnya ukuran tersebut tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun



d.



Lingkar kepala Untuk mengetahu apakah ukuran kepala anak dalam batas normal. Saat lahir normal 34-35cm, bertambah 0,5 cm setiap bulan. Pada 6 bulan pertam -+ 44cm, umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm, dan dewasa 54cm



3. Pemeriksaan Fisik a. Inspeksi 1.



Mata Skela putih/tidak, conjungtiva merah muda/tidak,



2.



Muka pucat/tidak, kuning/tidak



3.



Hidung Ada polip/tidak, ada/tidak pernafasan cuping hidung, ada/tidak ada secret



4.



Mulut Lembab/tidak, ada/tidak labioskisis/palatoskisis, keadaan gigi berlubang/tidak, karies/tidak, gigi susu sudah tumbuh/belum



5.



Leher Tampak/tidak pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran kelenjar limfe.



6.



Dada Tampak/tidak tarikan dinding dada, ada/tidak benjolan abnormal.



7.



Abdomen Tampak/tidak benjolan yang abnormal



8.



Genetalia Bersih/tidak, keluar secret/tidak



9.



Ektremitas Atas



: Pergerakan aktif/tidak, ada/tidak polidaktil dan sindaktil.



Bawah : Pergerakan aktif/tidak, ada/tidak polidaktil dan sindaktil. b. Palpasi 1.



Leher Teraba/tidak pembesaran kelenjar tyroid, teraba/tidak pembesaran kelenjar limfe, teraba/tidak pembesaran vena jugularis.



2.



Abdomen Teraba/tidak benjolan yang abnormal, ada/tidak nyeri tekan.



3.



Integumen Turgor kulit baik/tidak. Baik bila kembali dalam 2 detik.



c. Auskultasi 1.



Dada Terdengar/tidak ronchi atau whezing, pernafasan teratur/tidak.



d. Perkusi 1.



Abdomen Kembung/tidak



2.



Ektrimitas Pada anak reflek patela +/-



4. Menghitung Umur anak



Tanggal Pemeriksaan



:



Tanggal Lahir Anak



:



Contoh cara menghitung umur anak (tanggal lahir anak-tanggal periksa) 2010 12 08 2010 07 14 4 24



4 bulan 24 hari



Jadi usia anak 15 bulan



2.3.2 Identifikasi Diagnosa/Masalah Dx



: An " " umur " " dengan tumbuh kembang " "



Ds



: Data yang diperoleh dari anamnesa



Do



: Data hasil pemeriksaan petugas kesehatan yang menunjang diagnosa



2.3.3 Antisipasi Diagnosa/ Masalah Potensial Untuk mengetahui masalah potensial yang mungkin terjadi dalam tumbuh kembang anak.



2.3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera Menentuksn tindaka yang akan segera dilakukan berdasarkan pada masalh potensial yang terjadi ( kolaborasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya).



2.3.5 Intervensi Dx



: An " " umur " " dengan tumbuh kembang "



Tujuan



: Perkembangan anak sesuai/tidak dengan usianya



Kriteria Hasil



: Anak dapat/tidak melakukan semua tugas yang sesuai dengan usianya dengan baik/tidak.



Intervensi



"



1. Jelaskan pada ibu tentang kegunaan dan penilaian metode perkembangan dan beritau ibu jadwal dilakukan pemeriksaan selanjutnya R/ Agar pengetahuan ibu bertambah, ibu lebih kooperatif terhadap pemeriksaan selanjutnya 2. Beritahu ibu dari hasil pemeriksaan mengenai tumbuh kembang anaknya R/ Ibu mengetahui tumbuh kembang anaknya. Ada/tidaknya keluhan atau ada/tidaknya keterlambatan yang harus segera ditangani. 3. Motivasi orang tua untuk tetap memberikan nutrisi yang sesuai usia anak R/ Gizi baik dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak 4. Sarankan ibu untuk segera kontrol apabila terdapat kelainan-kelainan dalam perkembangannya. R/ Untuk deteksi dini adanya kelainan perkembangan 5. Beritahu ibu tugas perkembangan selanjutnya R/ Sebagai acuan untuk memberikan stimulus perkembangan 6.



Anjurkan



ibu



untuk



menimbang



BB



anak



setiap



bulan



di



Posyandu/Fasilitas terdekat R/ BB merupakan monitor pertumbuhan anak. 7. Jadwalkan ibu kapan pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya dilaksanakan



2.3.6 Implementasi Implementasi yang dilaksanakan adalah mengacu pada intervensi yang telah dibuat serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi pasien.



2.3.7 Evaluasi Dilakukan untuk mengevaluasi keefektifan dan keberhasilan dari asuhan yang telah diberikan dengan mengacu pada kriteria hasil