TMK Pendidikan Agama Hindu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH TUGAS 1



Nama Mahasiswa



: I Dewa Putu Satria I swahyudi



Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 041014254



Kode/Nama Mata Kuliah



: MKWU4105/Pendidikan Agama Hindu



Kode/Nama UPBJJ



: 21/Jakarta



Masa Ujian



: 2021/22.1 (2021.2)



KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS TERBUKA



Jawaban : 1. Simaklah pernyataan berikut ini! Pada era globalisasi sekarang, perkembangan teknologi berdampak pada perilaku anak kepada orang tua, misalnya pengaruh gadget, anak semakin acuh dan cenderung berkurang rasa hormat dan patuh kepada orang tua. Hal ini tidak sejalan dengan apa yang disebut anak yang Suputra menurut Maharsi Canakya dalam bukunya Nitisastra. Pertanyaannya: Apa yang Anda ketahui tentang anak yang Suputra? Dan bagaimana pandangan/pendapat Anda terkait penerapan yang sesuai dengan sebutan anak yang Suputra dalam Nitisastra II.16? Semua agama dipastikan mempunyai tujuan yang sama dalam mengasuh dan mendidik anak. Secara garis besar membentuk anak yang cerdas, pintar dan berkarakter. Namun, tujuan yang sama itu dijabarkan dalam ajaran, konsep, dan praktik atau istilah yang agak berbeda, di samping juga ada yang sama. Mengenali ajaran, konsep, dan praktik pengasuhan masing-masing agama diharapkan akam membawa kita untuk toleran dalam bergaul dengan semua umat beragama. Misalnya dalam agama Hindu, saat sepasang umat Hindu menikah, maka yang mereka dambakan adalah lahirnya putra-putri yang disebut anak suputra, yakni anak yang berbudi pekerti luhur, cerdas, bijaksana, dan membanggakan keluarga. Anak suputra ini yang akan mengangkat harkat dan martabat kedua orang tuanya. Mengenai penerapan yang sesuai dengan sebutan anak yang suputra dalam Nitisastra ii.16 dengan kutipan sebagai berikut : “Seluruh hutan menjadi harum baunya, karena terdapat sebuah pohon yang berbunga indah dan harum semerbak. Demikian pula halnya bila dalam keluarga terdapat putra yang Suputra” (Canakya Nitisastra II.16). Kutipan-kutipan di atas yang diajarkan oleh Canakya Pandit, seorang perdana mentri dalam pemerintahan Raja Chandra Gupta di India ratusan tahun yang lalu, kiranya telah bisa menggambarkan betapa pentingnya kedudukan seorang anak dalam sebuah keluarga. Perilaku dan karakter yang dimiliki oleh anak-anak dalam keluarga, menentukan citra keluarga tersebut dalam masyarakat. 2. Model pendidikan yang ada dalam kehidupan sekarang menuntut kita untuk mengikuti perkembangan yang terjadi dalam konteks kekinian. Pertanyaan Relevankah pembelajaran dengan menggunakan metode Sad Dharsna jika diterapkan dalam model pembinaan agama pada jaman era sekarang, bagaimana pandangan Anda terkait dengan penerapan model pembinaan tersebut? Menurut saya metode Sad Darsana sangat relevan jika diterapkan dalam model pembinaan agama pada jaman era sekarang, dimana unsur yang terdapat pada Sad Darsana yang meliputi : -



Nyaya Darsana yang mengandung Tarka-Vidya (ilmu perdebatan) dan Vada Vidya (ilmu diskusi). Nyaya bersumber dari Nyaya Sutra yang ditulis Rsi Gautama pada abad ke 4 kemudian diulas oleh Rsi Vatsyayana yang berjudul Nyaya Bhasya (ulasan tentang Nyaya).



-



-



-



-



-



Waisesika Darsana Tujuan pokok ajaran Waisesika adalah bersifat dharma yaitu tenteng kesejahteraan duniawi dan kelepasan. Dalam Waisesika ini terdapat tujuh kategori yang merupakan bagian yang terpenting dalam system Waisesika. Adapun kategori tersebut yaitu Drwya, guna, karma, samaya, wisesa, samawaya, dan abhawa. Kategori ini ada pada semua mahluk bahka pada lain di alam semesta ini. Samkhya Darsana Samkhya berasal dari dua urat kata yaitu “Sam” dan “Khya”. Sam diartikan sebagai bersama-sama dan Khya diartikan sebagai bilangan, jadi secara harfiah Samkhya berarti bilangan bersama-sama. Ajaran Samkhya secara metafisis mengemukakan pokok-pokok ajaran purusa, prakerti,tri guna,penciptaan alam semesta dan atheistik. Dalam konsep samkhya, manusia yang lahir di dunia, terikat oleh penderitaan (dukha) yang berjumlah tiga, yaitu : 1). Adhyatmika : penderitaan yang disebabkan oleh penyebab psiko-fisika intra organik yang mencakup semua penderitaan fisik dan mental, 2). Adhidaiwika : penderitaan yang disebabkan oleh penyebab super natural, 3). Adhibhautika : penderitaan yang disebabkan penyebab alam ekstra organik seperti manusia atau binatang. Yoga Darsana Yoga Darsana merupakan salah satu pandangan dari Sad Darsana. Seperti ajaran Darsana lainnya. Kata Yoga berasal dari akar kata ‘Yuj’ yang berarti bersatu, menghubungkan. Namun dalam pengertian Patanjali di dalam Yoga Sutra, Yoga bukanlah berarti penyatuan tetapi upaya spiritual untuk mencapai kesempurnaan melalui pengendalian tubuh, indra dan pikiran, dan melalui diskriminasi yang benar antara Purusa dan Prakrti. Pendiri dari Yoga Darsana adalah Maharsi Patanjali. Karyanya dikenal dengan nama Patanjali Yoga Sutra. Iya menyusun teks singkat yang mudah dihafal, menyarikan dan mengaitkan dengan beberapa teknik meditasi Yoga. Yoganya Rsi Patanjali merupakan Astangga Yoga atau yoga dengan delapan anggota, yang mengandung disiplin pikiran dan tenaga fisik. Hatha Yoga membahas tentang caracara mengendalikan badan dan pengaturan pernafasan, yang memuncak Raja Yoga, melalui sadhana yang progresif dalam Hatha Yoga, sehingga hatha yoga merupakan tangga untuk mendaki menuju tahapa raja yoga. Bila gerakan nafas dihentikan dengan cara kumbhaka, pikiran menjadi tak tertopang dan badan melalui sat-karma Mimamsa Darsana Pendiri Purva Mimamsa adalah Rsi Jaimini (murid Maha Rsi Vyasa). Mimamsa dibagi menjadi dua jenis, yaitu Purva Mimamsa dan Utara Mimamsa. Purva Mimamsa artinya penyelidikan sistematis yang pertama. Maksudnya, sistem ini membicarakan bagian Weda yang pertama yaitu kitab Brahmana. Sedangkan Utara Mimamsa atau Wedanta yang artinya penyelidikan sistematis. Wedanta Darsana Pendiri dari Vedanta darsana adalah Badarayana atau Vyasa. Wedanta Darsana dikenal juga sebagai Uttara Mimamsa. Secara arti kata Wedanta artinya bagian akhir dari Weda karena ajaranya bersumber langsung dari Weda. Weda yang terakhir dimaksut adalah Upanisad. Ajaran ini pertama kali disusun oleh Sri Wyasa sekitar 400 sebelum masehi dalam kitabnya yang bernama Wedanta Sutra atau Brahma Sutra. Filosofis kehidupan Vedanta merupakan perlengkapan dan penyempurnaan filsafat hidup Mimamsa. Kehidupan bagi mereka yang mengasingkan diri dari aktifitas dunia (sannyasin) termasuk dalam tahap terakhir dari Catur Asrama dan dipandang sebagai kulminasi kehidupan setiap orang.



3. Menurut catatan yang ada, sejarah perkembangan agama Hindu di India berlangsung dalam kurun waktu yang sangat panjang, yakni berabad-abad lamanya sehingga sekarang. Pertanyaan: Berdasarkan sejarah perkembangan agama Hindu di India yang dimaksud, tentu membutuhkan pengelompokan untuk memudahkan dalam kurun perkembangannya. Coba analisis berdasarkan pengelompokan berdasarkan kurun waktunya! Pengelompokan yang dimaksud melipiti zaman : - Zaman Weda diperkirakan berlangsung lebih kurang dari tahun 1500 SM sampai dengan tahun 600 SM. Pada zaman ini munculah kitab suci weda yang isinya merupakan kumpulan wahyu Tuhan Yang Maha esa yang diterima oleh para Maharsi. - Zaman Brahmana kata brahmana berarti penjelasan atau ekspresi dari seorang pendeta yang cerdas dan bijaksana dalam hal ilmu upacara. Brahmana dapat diartikan kumpulan pertanyaan dan diskusi mengenai ilmu upacara. - Zaman Upanisad sejalan berkembangnya zaman agama hindu pun terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman yang dilaluinya. Sehubungan dengan itu, kehidupan mereka beragama lebih menekankan pada hal-hal yang bersifat filosofis dari pada pelaksanaan upacara.



4. Konsep ketuhanan ajaran Hindu tidak hanya satu tetapi mengenal dua konsep yang sangat terkenal, yaitu Nirguna Brahman dan Sagunam Brahman. Pertanyaan: Mengapa Tuhan digambarkan sebagai Sagunam Brahman dan seperti apa penggambarannya? Saguna Brahman adalah Tuhan dalam manifestasinya, Dia berwujud, memiliki aspek, atribut, dan sifat. Dalam agama Hindu, Saguna Brahman adalah Brahma-Saraswati, Wisnu-Laksmi, Shiwa-Durga. Sedangkan Nirguna Brahman adalah Paramasiva, Parashakti, Mahavisnu. Maka darin itu Untuk lebih mudahnya, seseorang yang memuja Tuhan sebagai Saguna Brahman akan cenderung untuk melakukan pemujaan kepada Dewa-Dewi dan memusatkan pikiran pada pribadi Dewa yang disembah. 5. Kondisi Sraddhā umat Hindu dipengaruhi oleh keadaan daerah setempat dimana umat Hindu berada dan beraktivitas, sehingga dalam peneguhan Sradha dan Bhaktinya banyak aspek yang mempengaruhinya. Salah satu aspek yang dapat mempengaruhi Sradha dan Bhakti umat Hindu adalah pembinaan dari para tokoh agama Hindu yang ada pada daerah tempat tinggal. Berbicara tentang śraddhā tidak terlepas dari lima dasar keyakinan. Pertanyaan: Apa yang Anda ketahui tentang Śraddhā dan Bhakti? dan bagaimana cara kita dalam menelaah keyakinan itu? Jabarkan menurut bagiannya serta telaah lima dasar keyakinan yang dimaksud? Sraddha merupakan suatu keyakinan tentang tujuan hidup sebagai manusia, yaitu suatu disiplin yang harus dipraktikan untuk mencapai tujuan hidup itu sendiri. Cara kita menelaah keyakinan itu tidak terlepas dari konsep ajaran brahmavidya karena sangat berkaitan dengan membangun sraddha bakti kita terhadap tuhan. Dari keyakinan itulah muncul ajaran Panca sradha yang terdiri dari : - Percaya dengan adanya Tuhan - Percaya adaya atma - Percaya adanya hukum karma phala - Percaya adanya punarbhawa/renkarnasi/samsara - Percaya adanya Moksa Matur Suksma