10 0 168 KB
KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE) PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN PROVINSI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NON FISIK BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2022 Puskesmas: Suatang Baru, Dinkes Paser
A. LATAR BELAKANG 1. Dasar Hukum a. Undang-undang Nomor : 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. b. Undang – Undang RI Nomor 25 tahun 2004 tentang Perencanaan Pembangunan Nasional c. Undang – Undang RI Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Daerah d. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJPN e. Undang – Undang RI Nomor 1 tahun 2014 tentang Pembendaharaan Negara f. Undang-undang Nomor : 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah g. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Urusan Wajib Bidang Kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota h. Peraturan Pemerintah No. 02 Tahun 2018 tentang Standar Pelayan Minimal Bidang Kesehatan i. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. j. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019, tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan . k. Sekretaris Jenderal Kemenkes RI, Nomor: PR.01.01 /I/ 18370/ 2021, Perihal Penyampaian Rincian Kegiatan DAK Non fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2022 2. Gambaran Umum Permasalahan di Program P2P salah satunya menurut data adalah masih tingginya penemuan penyakit diare 348 kasus, menandakan masih adanya sistem kesehatan lingkungan yang kurang baik di lingkungan rumah masyarakat. Sementara itu cakupan imunisasi dari 4 desa semua sudah mencapai UCI. Diharapkan komunikasi yang intensif dengan lintas sektor dan juga pihak swasta untuk meningkatkan cakupan standar kerja tetap di pertahankan dan ditingkatkan. Penemuan Penyakit TB paru 5,38 % sehingga masyarakat perlu dilakukan pelacakan kasus TB paru untuk menjaring penderita TB yang belum tertangani. Penjaringan kasus TB dilakukan untuk mengurangi penyebaran penyakit TB dan juga mencegah resistensi bakteri terhadap obat. Berdasarkan data malaria, tidak ada desa yang masih endemik malaria di wilayah kerja Puskesmas Suatang Baru. Berdasarkan data penyakit, angka penderita penyakit tidak menular meningkat. Diperlukan penyuluhan yang intensif agar masyarakat berperilaku hidup sehat dan bersih. No Rinciaan Menu/Kompoen Uraian 1 Upaya deteksi dini, preventil dan respons penyakit Pelaksanaan pelayanan Merupakan kegiatan pelaksanaan pelayanan imunisasi baik a. imunisasi baik imunisasi imunisasi rutin, pengenalan antigen baru, imunisasi tambahan, rutin, pengenalan antigen maupun kegiatan defaulter tracking. Kegiatan ini dilakukan di baru, imunisasi tambahan, Posyandu (imunisasi rutin) dan di Sekolah (BIAS) maupun kegiatan defaulter tracking. b. Survei anak sekolah dalam Merupakan kegiatan mengumpulkan data sasaran dan jumlah pencegahan dan pengendalian anak sekolah untuk mendukung program spt Pemberian obat penyakit cacing, tablet FE dan sasaran imunisasi
1
c.
Deteksi dini faktor risiko PTM di posbindu PTM dan Posyandu lansia.
d.
Penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) untuk Desa Tanpa Asap Rokok Penemuan kasus PD3I, kasus kontak TB dan kasus mangkir, kasus kontak kusta serta orang dengan gangguan jiwa serta penyakit lainnya. DeteksidinikasusHIV/AIDS,T BC,Hepatitis,Malaria dan penyakit menular lainnya pada Ibu hamil dan kelompok berisiko. Follow up tata laksana dan pencegahan cacat kasus kusta dan penyakit menular lainnya serta gangguan jiwa. Surveilans Kejadian lkutan Paska lmunisasi
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l. m.
Pelacakan kasus Kronis atau kasus ikutan atau hasil reaksi minum obat pada Pemberian Obat Pencegah Masal (POPM) Validasi sasaran, hasil cakupan imunisasi dan Rapid Convinience Assessment (RCA). Penyelidikan Epidemiologi (PE) penyakit potensi KLB dan Penanggulangan KLB
Surveilance Penyakit pada situasi khusus dan bencana Verifikasi Sinyal dan Respon cepat Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR).
n.
Pendampingan rujukan kasus gangguan jiwa
o. p.
Pendataan sasaran POPM Pemberian Obat Pencegah Masal (POPM) untuk pencegahan penyakit.
Merupakan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor resiko penyakit tidak menular (PTM) meliputi perilaku merokok, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stress, konsumsi alcohol, hipertensi. Harapannya kegiatan ini dapat dilakukan secara rutin, agar dapat menindaklanjuti faktor resiko yang ditemukan.Serta pemeriksaan rutin lansia di Posyandu lansia, yang dilakukan setiap bulan. Merupakan penerapan kawasan tanpa rokok untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat rokok dengan cara mengubah perilaku masyarakat untuk hidup sehat. Kegiatan penyelidikan dan penemuan kasus kontak TB dan Kasus mangkir berobat, kasus kontak kusta serta orang dengan gangguan jiwa. Kegiatan ini berupa investigasi terhadap kontak erat dengan penderita, baik yang tinggal serumah ataupun yang berada pada ruangan yang sama degan penderita. Merupakan suatu kegiatan deteksi dini pada penyakit menular seperti HIV/AIDS, TBC, Hepatitis B, Malaria, dan penyakit menular lainnya. Kegiatan ini dilakukan pada ibu hamil dan kelompok beresiko tinggi. Merupakan kunjungan lanjutan kepada penderita TB, Kusta, dan penderita Jiwa, untuk melihat perkembangan pengobatan, kesembuhan, dan penanganan lanjut. Merupakan suatu kegiatan mendeteksi kejadian ikutan pasca imunisasi secara dini agar bisa dilakukan kejadian resiko dengan seksama dan melakukan respon yang memadai (tatalaksana resiko) terhadap masalahnya. Merupakan kunjungan petugas ke lapangan apabila ditemukan/dilaporkan ada hasil reaksi minum obat akibat POPM yang diberikan di sekolah dan masyarakat.
Merupakan kegiatan petugas ke kabupaten dalam rangka melaporkan hasil cakupan imunisasi dan memvalidasi data sasaran yang ada Kegiatan yang dilaksanakan pada suatu KLB atau ada dugaan adanya suatu KLB untuk memastikan adanya KLB, mengetahui penyebab, gambaran epidemiologi, sumber-sumber penyebaran dan faktor-faktor yang mempengaruhi serta menerapkan caracara penanggulangan yang efektif dan efisien Kegiatan merupakan kunjungan lapangan Merupakan kegiatan petugas untuk terjun langsung ke lapangan yang bertujuan untuk mensurvey, melihat kondisi, memperkirakan atau memvalidasi suatu kegawat daruratan penyakit, bencana, dan kejadian yang tidak diinginkan baik sebelum terjadi atau sesudahnya Merupakan kegiatan terjadwal pendampingan kepada penderita gangguan jiwa Ke Rumah Sakit untuk menjalani terapi dan Konsultasi kepada Dokter Spesialis Kejiwaan yang tiba dari Provinsi Melakukan pemberian obat kecacingan secara massal untuk mematikan cacing secara serentak kepada semua penduduk sasaran secara lansung pada sasaran sebagai upaya pencegahan
2
q.
Sweeping untuk meningkatkan cakupan POPM, imunisasi dan penyakit lainnya
r.
Pengendalian vektor nyamuk (Pemberantasan Sarang Nyamuk, larvasidasi, fogging, lndoor Residual Spraying (lRS), modifikasi lingkungan) Pemantauan jentik secara berkala
s.
t.
Pertemuan berkala kader kesehatan untuk P2P.
penularan kecacingan . Kegiatan ini dilaksanakan oleh Petugas Puskesmas dan Pusban. Yang sebelumnya penanggungjawab melakukan koordinasi dengan masyakat. Melakukan pemberian obat kecacingan secara massal untuk mematikan cacing secara serentak kepada semua penduduk sasaran secara lansung pada sasaran sebagai upaya pencegahan penularan kecacingan . Kegiatan ini dilaksanakan oleh Petugas Puskesmas dan Pusban. Yang sebelumnya penanggungjawab melakukan koordinasi dengan masyakat. Kegiatan ini berupa pembagian Abatesasi bersama kader kerumah-rumah penduduk yang terdapat jentik nyamuk di penampungan air, dan melakukan foging terhadap rumah keluarga yang terkonfirmas terkena penyakit DBD Melakukan kunjungan kerumah-rumah warga bersama kader untuk melakukan pemantauan Jentik di tempat2 penampungan air bersih Wahana pemberdayaan masyarakat yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat dengan bimbingan dari petugas puskesmas, lintas sector dan lembaga terkait lainnya yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki merencanakan dan melakukan pemecahannya terutama dalam upaya pengendalian penyakit dilapangan.
B. PENERIMA MANFAAT Menggambarkan siapa penerima manfaat misalnya, ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, kader posyandu, tokoh masyakarakat, lintas sektor dan lain-lain. No Nama Kegiatan Jumlah Penerima Manfaat Upaya deteksi dini, preventil dan respons penyakit 1. 2. 3. 4.
Pelaksanaan pelayanan imunisasi baik imunisasi rutin, pengenalan antigen baru, imunisasi tambahan, maupun kegiatan defaulter tracking. Survei anak sekolah dalam pencegahan dan pengendalian penyakit Deteksi dini faktor risiko PTM di posbindu PTM dan Posyandu lansia. Penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) untuk Desa Tanpa Asap Rokok
Penemuan kasus PD3I, kasus kontak TB dan kasus mangkir, kasus kontak kusta serta orang dengan gangguan jiwa serta penyakit lainnya. 6. DeteksidinikasusHIV/AIDS,TBC,Hepatitis,Malaria dan penyakit menular lainnya pada Ibu hamil dan kelompok berisiko. 7. Surveilans Kejadian lkutan Paska lmunisasi 8. Pelacakan kasus Kronis atau kasus ikutan atau hasil reaksi minum obat pada Pemberian Obat Pencegah Masal (POPM) 9. Validasi sasaran, hasil cakupan imunisasi dan Rapid Convinience Assessment (RCA). 10. Penyelidikan Epidemiologi (PE) penyakit potensi KLB dan Penanggulangan KLB 11. Surveilance Penyakit pada situasi khusus dan bencana 5.
1510
Orang (bayi, Anak sekolah)
1470
Orang ( anak sekolah)
70
Orang ( Lansia)
15
Orang (tokoh masyarakat, tokoh agama, kader, kelompok masyarakat Orang (masyarakat)
15
15
Orang (KK, kelompok masyarakat)
5 10
Orang (anak sekolah) Orang (masyarakat, anak sekolah)
1 14
Orang (petugas imunisasi) Orang (masyarakat)
3
Orang (masyarakat)
3
12. Verifikasi Sinyal dan Respon cepat Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR). 13. Pendampingan rujukan kasus gangguan jiwa dan napza 14. Follow up tatalaksana dan pencegahan cacat kasus kusta dan penyakit menular lainnya serta gangguan jiwa. 15. Pendataan sasaran POPM 16. Pemberian Obat Pencegah Masal (POPM) untuk pencegahan penyakit. 17. Sweeping untuk meningkatkan cakupan POPM, imunisasi dan penyakit lainnya 18. Pengendalian vektor nyamuk (Pemberantasan Sarang Nyamuk, larvasidasi, fogging, lndoor Residual Spraying (lRS), modifikasi lingkungan) 19. Pemantauan jentik secara berkala 20. Pertemuan berkala kader kesehatan untuk P2P.
1
kelompok
12
Orang (masyarakat, petugas Puskesmas, sopir) Orang (masyarakat)
10
50
Orang (balita, anak sekolah) Orang ((balita, anak sekolah) Orang ((balita, anak sekolah) rumah
723 60
Orang (kader, rumah Orang (kader,Linsek)
1510 1510 100
. C. STRATEGI PECAPAIAN KELUARAN No 4 a.
Output Metode Satuan Volume Pelaksanaan Upaya deteksi dini, preventil dan respons penyakit Pelaksanaan pelayanan imunisasi Dokumen 12 Swakelola baik imunisasi rutin, pengenalan Laporan antigen baru, imunisasi tambahan, maupun kegiatan defaulter tracking. Rincian Menu/Komponen
b.
Survei anak sekolah dalam pencegahan dan pengendalian penyakit
Dokumen Laporan
12
Swakelola
c.
Deteksi dini faktor risiko PTM di posbindu PTM dan Posyandu lansia.
Dokumen Laporan
12
Swakelola
d.
Penerapan Kawasan Tanpa Rokok Dokumen Laporan (KTR) untuk Desa Tanpa Asap Media Lembar Rokok Balik
4
Swakelola
e.
Penemuan kasus PD3I, kasus kontak TB dan kasus mangkir, kasus kontak kusta serta orang dengan gangguan jiwa serta penyakit lainnya.
Dokumen Laporan
4
Swakelola
f.
DeteksidinikasusHIV/AIDS,TBC, Dokumen Laporan Hepatitis,Malaria dan penyakit menular lainnya pada Ibu hamil dan kelompok berisiko.
12
Swakelola
g.
Follow up tata laksana dan
Dokumen
12
Swakelola
Tahapan Pelaksana 1. Persiapan Administrasi 2. Pelaksanaan Kegiatan 3. Waktu Pelaksanaan (Januari-desember) 4. Pembuatan Laporan Akhir 1. Persiapan Administrasi 2. Pelaksanaan Kegiatan 3. Waktu Pelaksanaan (Agustus-September) 4. Pembuatan Laporan Akhir 1. Persiapan Administrasi 2. Pelaksanaan Kegiatan 3. Waktu Pelaksanaan (Agustus-September) 4. Pembuatan Laporan Akhir 1. Persiapan Administrasi 2. Pelaksanaan Kegiatan 3. Waktu Pelaksanaan (Agustus) 4. Pembuatan Laporan Akhir 1. Persiapan Administrasi 2. Pelaksanaan Kegiatan 3. Waktu Pelaksanaan (Maret-Juni-September) 4. Pembuatan Laporan Akhir 1. Persiapan Administrasi 2. Pelaksanaan Kegiatan 3. Waktu Pelaksanaan (Maret-November) 4. Pembuatan Laporan Akhir 1. Persiapan Administrasi
4
pencegahan cacat kasus kusta dan penyakit menular lainnya serta gangguan jiwa.
Laporan
h.
Surveilans Kejadian lkutan Paska lmunisasi
Dokumen Laporan
12
Swakelola
i.
Pelacakan kasus Kronis atau kasus Dokumen Laporan ikutan atau hasil reaksi minum obat pada Pemberian Obat Pencegah Masal (POPM)
10
Swakelola
j.
Validasi sasaran, hasil cakupan imunisasi dan Rapid Convinience Assessment (RCA).
Dokumen Laporan
10
Swakelola
k.
Penyelidikan Epidemiologi (PE) penyakit potensi KLB dan Penanggulangan KLB
Dokumen Laporan
14
Swakelola
l.
Surveilance Penyakit pada situasi khusus dan bencana
Dokumen Laporan
3
Swakelola
m.
Verifikasi Sinyal dan Respon cepat Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR).
Dokumen Laporan
4
Swakelola
n.
Pendampingan rujukan kasus gangguan jiwa dan napza
Dokumen Laporan
3
Swakelola
o.
Pendataan sasaran POPM
Dokumen Laporan
13
Swakelola
p.
Pemberian Obat Pencegah Masal (POPM) untuk pencegahan penyakit.
Dokumen Laporan
24
Swakelola
q.
Sweeping untuk meningkatkan cakupan POPM, imunisasi dan penyakit lainnya
Dokumen Laporan
37
Swakelola
2. Pelaksanaan Kegiatan 3. Waktu Pelaksanaan (Maret-April) 4. Pembuatan Laporan Akhir 1. Persiapan Administrasi 2. Pelaksanaan Kegiatan 3. Waktu Pelaksanaan (september) 4. Pembuatan Laporan Akhir 1. Persiapan Administrasi 2. Pelaksanaan Kegiatan 3. Waktu Pelaksanaan (september) 4. Pembuatan Laporan Akhir 1. Persiapa Administrasi 2. Pelaksanaan Kegiatan 3. Waktu Pelaksanaan (september) 4. Pembuatan Laporan Akhir 1. Persiapan Administrasi 2. Pelaksanaan Kegiatan 3. Waktu Pelaksanaan (Februari-November) 4. Pembuatan Laporan Akhir 1. Persiapan Administrasi 2. Pelaksanaan Kegiatan 3. Waktu Pelaksanaan (Februari-Agustus) 4. Pembuatan Laporan Akhir 1. Persiapan Administrasi 2. Pelaksanaan Kegiatan 3. Waktu Pelaksanaan (Februari-November) 4. Pembuatan Laporan Akhir 1. Persiapan Administrasi 2. Pelaksanaan Kegiatan 3. Waktu Pelaksanaan (April-Juni-Agustus) 4. Pembuatan Laporan Akhir 1. Persiapan Administrasi 2. Pelaksanaan Kegiatan 3. Waktu Pelaksanaan (Maret) 4. Pembuatan Laporan Akhir 1. Persiapan Administrasi 2. PelaksanaanKegiatan 3. Waktu Pelaksanaan (Juni) 4. Pembuatan Laporan Akhir 1. Persiapan Administrasi 2. Pelaksanaan Kegiatan 3. Waktu Pelaksanaan (Juni-agustus-September)
5
r.
Pengendalian vektor nyamuk (Pemberantasan Sarang Nyamuk, larvasidasi, fogging, lndoor Residual Spraying (lRS), modifikasi lingkungan)
Dokumen Laporan
18
Swakelola
s.
Pemantauan jentik secara berkala
Dokumen Laporan
13
Swakelola
t.
Pertemuan berkala kader kesehatan untuk P2P.
Dokumen Laporan Konsumsi Media Lembar Balik
2
Swakelola
4. Pembuatan Laporan Akhir 1. Persiapan Administrasi 2. Pelaksanaan Kegiatan 3. Waktu Pelaksanaan (Oktober) 4. Pembuatan Laporan Akhir 1. Persiapan Administrasi 2. Pelaksanaan Kegiatan 3. Waktu Pelaksanaan (Mei-Agustus) 4. Pembuatan Laporan Akhir 1. Persiapan Administrasi 2. Pelaksanaan Kegiatan 3. Waktu Pelaksanaan (Maret) 4. Pembuatan Laporan Akhir
D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN Pelaksanaan Kegiatan dilakukan dalam rentang waktu 1 tahun, Bulan Kegiatan dimulai Bulan Januari s/d Desember 2022 E. BIAYA YANG DIPERLUKAN Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Suatang Baru, sebesar Rp.150.770.000,- (Seratus Lima Puluh Juta Tujuh Ratus Tujuh Puluh Ribu Rupiah) dengan kebutuhan per rincian menu kegiatan sebagai berikut:
No 1
Rincian Menu Kegiatan
Kebutuhan Biaya
Upaya deteksi dini, preventil dan respons penyakit Total
150.770.000 150.770.000
Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir Kepala Puskesmas Suatang Baru
Nur Asnah,A.Md.Kep NIP. 19660513 198811 2 001
6