TT 2-PDGK4502 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LEMBAR TUGAS TUTORIAL UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER



TUGAS TUTORIAL KE 2 Kode MK Nama MK Prodi/Semeste r



: PDGK4502 : Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di SD : BI-PGSD/2



NIM :858890529 NAMA : Novia Dwi Kristiani Pokjar : Genteng A



Petunjuk: 1. Kerjakan setiap butir soal dengan jawaban yang tepat. 2. Uraikan jawaban dengan kata-katamu sendiri (parafrase), tidak sama persis dengan isi buku. 3. Jawaban diketik di kolom jawaban pada form lembar tugas tutorial ini. Bagi yang tidak memiliki laptop/PC, silahkan ditulis tangan dengan format yang sama. 4. Tugas Tutorial ini dikerjakan/diselesaikan di rumah, dan dikumpulkan paling lambat Selasa 21 April 2020, pukul 24.00 WIB melalui WA/email saya No 085258581632, email: [email protected] / [email protected] . Pertanyaan/Soal/Tugas 1. Jelaskan sejarah perkembangan kurikulum SD di Indonesia sejak tahun 1952 hingga sekarang! 2. Jelaskan rasional perlunya mengembangkan KTSP! 3. Jelaskan apa sajakah produk-produk pengembangan kurikulum secara makro! Jawaban: 1. Kurikulum 1952 Tahun 1952, kurikulum Indonesia mengalami penyempurnaan. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Cirinya adalah setiap isi pelajaran harus bisa dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Kurikulum 1964 Pada kurikulum 1964, pemerintah menginginkan agar rakyat mendapatkan pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD. Dengan begitu, mata pelajaran diklasifikasikan menjadi lima kelompok bidang studi, yaitu moral, kecerdasan, emosional/artistik, keterampilan, dan jasmani. Kelima hal tersebut dikenal juga dengan program Pancawardhana. Ada juga yang menyebutkan bahwa Pancawardhana berfokus pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral. Kurikulum 1968 Ditujukan untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Oleh karena itu mata pelajaran yang dibuat lebih bersifat teoritis. Kurikulum ini juga menekankan pendekatan organisasi dalam materi pelajaran, seperti kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1975 Pengganti kurikulum 1968 ini memiliki tujuan agar pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien. Kurikulum ini dipengaruhi oleh konsep di bidang manajemen yang terkenal pada masa itu, yaitu MBO (Management by Objective). Tujuan, materi, dan metode pengajaran diatur secara rinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Masa ini dikenal dengan istilah “Satuan Pelajaran”, yaitu rencana pelajaran dibuat untuk setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi menjadi petunjuk umum, TIK (Tujuan Instruksional Khusus), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar mengajar, dan



LEMBAR TUGAS TUTORIAL UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER evaluasi. Kurikulum ini banyak mendapat kritik karena setiap guru menjadi sibuk karena harus menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran. Kurikulum 1984 Kurikulum ini sering disebut juga kurikulum 1975 yang disempurnakan. Salah satu tokoh penting dibalik lahirnya kurikulum ini adalah Dr. Conny R. Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas tahun 1980-1986. Menggunakan process skill approach, di mana siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok lalu diperintahkan untuk mengamati sesuatu, mendiskusikannya, setelah itu membuat laporan. Model ini disebut juga dengan Cara Belajar Aktif Siswa (CBSA) atau SAL (Student Active Learning). Namun, banyak sekolah yang merasa sistem ini kurang efektif karena suasana kelas dianggap tidak kondusif untuk belajar. Penolakan CBSA pun banyak bermunculan. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999 Merupakan perpaduan antara kurikulum 1975 dan kurikulum 1984. Tujuannya agar siswa lebih memahami konsep dan terampil dalam menyelesaikan soal dan masalah. Sistem pembelajarannya satu tahun dibagi menjadi tiga caturwulan. Jadi, diharapkan agar siswa dapat menerima materi pelajaran yang lebih banyak. Beban belajar siswa yang dianggap terlalu berat menyebabkan bertebarannya berbagai macam kritik terhadap kurikulum ini. Kurikulum 2004 Kurikulum ini dikenal dengan sebutan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetisi). Menurut Depdiknas, KBK adalah seperangkat rencana pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. Setiap mata pelajaran memiliki rincian kompetensi apa yang harus dicapai oleh siswa. Namun, terdapat kerancuan pada sistem ini. Alat ukur pencapaian kompetensi siswa hanya berupa Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Nasional yang jawaban dari soalnya adalah pilihan ganda. Jika tujuannya adalah mengasah kompetensi siswa, seharusnya alat ukurnya lebih banyak praktik atau soal uraian agar pemahaman lebih terlihat. Kurikulum 2006 Pada tahun 2006, KBK dihentikan dan diganti oleh KTSP (Kurikulum Tingkat Stuan Pendidikan). Jika dilihat, kurikulum ini tidak jauh berbeda dengan Kurikulum 2004. Hanya saja KTSP lebih memberi kebebasan kepada guru untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan, kondisi siswa, dan kondisi sekolah. Depdiknas telah menetapkan kerangka dasar (KD), standar kompetensi kelulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) untuk setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan. Jadi, sistem pembelajaran dan silabus merupakan wewenang dari sekolah dikoordinasikan dan disupervisi oleh pemerintah Kabupaten/Kota. Pada akhir tahun 2012, KTSP akhirnya diganti dengan kurikulum baru karena diangap kurang berhasil. Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 atau biasa disebut dengan Kurtilas merupakan peralihan pemerintahan antara Presiden SBY dan Presiden Jokowi. Kurtilas memiliki empat aspek penilaian, yaitu pengetahuan, sikap, keterampilan, dan perilaku. Anies Baswedan sempat menghentikan pelaksanaan Kurtilas di beberapa sekolah untuk mengevaluasi ulang kurikulum ini. Pada tahun 2016, kurikulum ini telah direvisi dan kembali diberlakukan di beberapa sekolah 2. Supaya tiap lembaga pendidikan punya pedoman untuk membawa kemajuan di sekolahnya yg disesuaikan dg kondisi lingkungan, agar nantinya anak setelah lulus memiliki ketrampilan untuk bekal masa depannya 3. 1. Landasan kurikulum Dalam setiap kegiatan pengembangan kurikulum, baik pada tingkat makro maupun mikro, selalu dibutuhkan landasan-landasan yang kuat yang didasarkan atas hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Hal ini disebabkan kurikulum itu sendiri pada hakikatnya



LEMBAR TUGAS TUTORIAL UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER merupakan rancangan atau program pendidikan. Sebagai suatu rancangan atau program, kurikulum menempati posisi/kedudukan yang sangat strategis dalam keseluruhan kegiatan pendidikan, dalam arti akan sangat menjadi penentu terhadap proses pelaksanaan dan hasilhasil yang ingin dicapai oleh pendidikan. Penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara sembarangan, tetapi membutuhkan berbagai landasan/dasar yang kokoh dan kuat. Landasan –landasan tersebut pada hakikatnya adalah faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan pada waktu mengembangkan suatu kurikulum lembaga pendidikan. 2. Tujuan dan program Produk dari pengembangan kurikulum berikutnya yaitu tujuan dan program. Tujuan tersebut akan menggambarkan kualitas manusia yang diharapkan terbina dari suatu proses pendidikan. Dengan demikia, suatu tujuan memberikan petunjuk mengenai arah perubahan yang dicita-citakan dari suatu kurikulum yang sifatnya harus merupakan sesuatu yang final. Tujuan yang jelas akan member petunjuk yang jelas pula terhadap pemilihan isi/content, strategi dan media pembelajaran, serta prosedur dan alat evaluasi, bahkan dalam berbagai model pengembangan kurikulum, tujuan ini dianggap sebagai dasar, arah dan patokan dalam menentukan komponen-komponen yang lainnya.yang dicita-citakan dari suatu kurikulum yang sifatnya harus merupakan sesuatu yang final. 3. Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Kurikulum itu pada dasarnya terdiri dari dua jenis, yaitu kurikulum ideal dan kurikulum actual. Keduanya merupakan produk pengembangan kurikulum. Dalam kenyataannya, GBPP memuat semua komponen minimal kurikulum sebagai rencana tertulis. Melalui GBPP pula dapat ditelaah tujuan yang dapat dicapai, materi yang akan dikembangkan, proses yang diharapkan, serta cara untuk menugkur keberhasilan belajar. 4. Pedoman Pelaksanaan dan Penilain Pedoman ini merupakan suatu arahan untuk menentukan kegiatan pembelajaran yang akan diambil dalam tingkat satuan pendidikan. Pedoman ini berpijak pada kurikulum yang dipakai oleh masing-masing satuan pendidikan yang nantinya juga dapat membantu pengembangan kurikulum dan mengadakan nilai