Tugas 1 ESPA4227 Ekonomi Moneter [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas 1 ESPA4227 Ekonomi Moneter Jawaban :



1. Ada dua pandangan yang berbeda dalam hal proses pencetakan uang beredar. Pandangan pertama, berpendapat bahwa uang beredar sepenuhnya ditentukan oleh otoritas moneter atau Bank Sentral. Sedangkan pandangan kedua berpendapat bahwa selain otoritas moneter, lembaga lain seperti bank umum dan perilaku masyarakat ikut menentukan besarnya jumlah uang beredar.  Menurut pandangan pertama, jumlah uang beredar (JUB) sepenuhnya ditentukan oleh otoritas moneter. Hal ini berarti bahwa jumlah uang beredar bersifat otonom, dalam arti bahwa jumlah uang beredar tersebut  tidak dipengaruhi oleh tingkat bunga pasar uang. Di Indonesia, jumlah uang beredar menurut pandangan ini ditunjukkan oleh jumlah uang primer. Walaupun besarnya jumlah uang primer ini tidak dipengaruhi oleh tingkat bunga (i) pasar uang, akan tetapi jumlah uang primer tersebut dipengaruhi oleh kebijakan otoritas moneter dalam menentukan instrumen-instrumen "Bank Indonesia Rate/BI Rate" yang akan menjadi signal suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan besarnya Giro Wajib Minimium (minimum reserve requirement; GWM) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Karena besarnya jumlah uang beredar ditentukan secara otonom oleh otoritas moneter, maka bentuk kurva penawaran uang (Ms) adalah vertikal (lihat Gambar kurva berikut)



Keterangan: 



i  = tingkat bunga  Ms = jumlah uang beredar Menurut pandangan kedua proses jumlah uang beredar bukan hanya ditentukan oleh otoritas moneter melainkan juga oleh kebijakan bank-bank umum. Dengan demikian, yang mempengaruhi jumlah uang beredar selain dipengaruhi oleh instrumen-instrumen yang bersifat otonom yang dilakukan otoritas moneter, juga oleh kebijakan bank umum dalam menentukan tingkat bunga pasar uang. 



Di Indonesia, jumlah uang beredar yang dipengaruhi oleh bank umum tersebut ditunjukkan oleh jumlah uang giral dan uang kuasi. Jumlah uang giral beredar maupun uang kuasi beredar ini dipengaruhi oleh tingkat bunga. Perilakau tingkat bunga pasar ini juga dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dalam menyimpan atau meminjam uang di pasar uang. Oleh karena itu, jumlah uang beredar menurut pandangan kedua ini kurva penawaran berbentuk miring dari kiri bawah ke kanan atas atau mempunyai kemiringan positif (Gambar Kurva JUB = Jumlah Uang Beredar diatas).



2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 



Pegadaian



Pegadaian merupakan perusahaan umum milik pemerintah (BUMN) yang memberikan pinjaman dengan jaminan dan tanpa jaminan non-bank yang diakui oleh negara melalui OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Biasanya pegadaian banyak digunakan oleh orang yang ingin mengajukan pinjaman dengan cara menjaminkan barang berharga seperti emas perhiasan hingga sertifikat kepemilikan sepeda motor atau mobil. Saat ini PT Pegadaian juga membuka layanan syariah demi melayani masyarakat yang menghindari praktek riba atau pinjaman yang sifatnya tidak wajar. 



Koperasi Simpan Pinjam



Koperasi simpan pinjam merupakan lembaga keuangan bukan bank berbentuk koperasi yang menghimpun dana dari para anggotanya kemudian menyalurkannya kembali kepada anggota serta non-anggota. Bunga yang diberikan oleh koperasi simpan pinjam umumnya lebih besar dibandingkan bank dan pegadaian. Dalam koperasi, berlaku sistem keanggotaan dimana layanan pinjaman ini hanya diberikan kepada anggota dan setiap anggota akan menerima bagi hasil atau disebut Sisa Hasil Usaha (SHU) dari keuntungan koperasi tersebut. 



Perusahaan Modal Ventura



Perusahaan Modal Ventura merupakan perusahaan yang berperan untuk memberikan modal kepada perusahaan lain yang memiliki kegiatan beresiko tinggi tetapi membutuhkan modal besar untuk membangunnya dan memiliki prospek bisnis yang baik. Bentuk pembiayaannya beragam, mulai dari obligasi hingga pinjaman yang bersifat khusus sesuai dengan syarat yang disepakati.  Perusahaan Sewa Guna (Leasing) atau Multifinance Perusahaan sewa guna yang sering disebut dengan leasing merupakan lembaga keuangan bukan bank yang memiliki sistem kontrak sewa yang digabungkan dengan pembelian secara angsuran, baik itu kepada perorangan maupun perusahaan. Meskipun semua fasilitas dan kegunaan barang bisa digunakan namun hak barang masih menjadi pihak leasing sebelum pembayaran lunas. Lembaga ini juga sering disebut multifinance atau pembiayaan (finance). 



Dana Pensiun



Perusahaan dana pensiun merupakan jenis badan usaha yang memiliki kegiatan menyediakan dana pensiun atau jaminan masa tua dengan cara mengumpulkan dana melalui pemotongan gaji pegawai setiap bulannya ketika seseorang masih aktif bekerja. Dana yang terkumpul akan dibayarkan kembali ketika orang tersebut telah pensiun. 



Pasar Modal (Bursa Efek)



Pasar modal merupakan lembaga keuangan bukan bank yang menjadi tempat jual beli surat-surat berharga jangka panjang. Pasar modal akan mempertemukan para pencari dana (emiten) dan para penanam modal (investor). Di pasar modal, perusahaan yang mencari dana akan menjual surat berharga seperti surat penyertaan modal (saham) dan obligasi (surat hutang jangka panjang) guna



mendapatkan dana dari investor. Investor perusahaan maupun individu kemudian akan membeli saham melalui perusahaan sekuritas. 



Perusahaan Asuransi



Tujuan utama dari asuransi adalah untuk mengamankan keuangan pribadi ketika terjadi suatu resiko. Jenis asuransi yang ada di Indonesia adalah asuransi kesehatan, asuransi perjalanan, asuransi kendaraan, asuransi jiwa, asuransi pendidikan, asuransi kebakaran, asuransi bangunan dan lain sebagainya. Perusahaan asuransi akan menghimpun dana melalui penarikan premi atau sejumlah dana setiap bulannya selama jangka waktu tertentu (masa kontrak) sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak yang tercantum dalam polis asuransi. Ketika terjadi suatu resiko, maka pemiliknya akan mendapat ganti rugi (klaim) dana yang jumlahnya berbeda-beda tergantung dari besaran premi. 3. Teori permintaan uang menurut Keynes dikenal dengan teori Liquidity of Preference yang menjelaskan perilaku masyarakat dalam memegang uang. Menurut Keynes, permintaan uang untuk transaksi yang dipengaruhi oleh besarnya pendapatan nasional merupakan hal yang tidak bisa dibantah. Semakin tinggi kegiatan transaksi ekonomi, maka akan semakin tinggi permintaan uang untuk kebutuhan transaksi. Dalam buku Ekonomi Moneter (2008) karya Imamudin Yuliadi, dijelaskan bahwa menurut Keynes, kebutuhan uang tidak hanya untuk sesuatu yang sifatnya normal dan reguler seperti halnya kebutuhan uang untuk transaksi. Tetapi, kebutuhan uang juga untuk sesuatu di luar perencanaan sebelumnya, seperti kebutuhan untuk membeli obat ketika sakit, kebutuhan membeli peralatan produksi ketika mengalami kerusakan, dan lain-lain. Artinya, seseorang perlu menyediakan uang khusus untuk berjaga-jaga dan mengantisipasi seandainya terjadi sesuatu di luar apa yang direncanakan. Besarnya kebutuhan uang untuk berjaga-jaga dipengaruhi langsung oleh besarnya tingkat pendapatan nasional. Motif permintaan uang untuk kebutuhan transaksi dan untuk berjaga-jaga sebenarnya masih sejalan dengan pemikiran kaum klasik. Namun, ada satu hal yang membedakan motif permintaan uang menurut Keynes dengan pemikiran klasik, yaitu motif spekulasi. Motif spekulasi berhubungan dengan fungsi uang sebagai penyimpan nilai. Berkaitan dengan motif spekulasi, Keynes menjelaskan bahwa pilihan masyarakat dalam memegang kekayaan menyangkut dua bentuk alternatif, yaitu uang kas dan obligasi. Masing-masing bentuk kekayaan tersebut memberikan kemudahan dan keuntungannya sendiri-sendiri. Uang kas menyediakan kemudahan dalam bentuk likuiditas untuk kepentingan transaksi, sementara obligasi menyediakan keuntungan berupa pendapatan bunga. Selain motif spekulasi, perbedaan lain antara pemikiran Keynes dengan pemikiran kaum klasik terletak pada penekanan analisis ekonominya. Keynes lebih menekankan pada analisis ekonomi jangka pendek. Lebih lanjut, Keynes beranggapan bahwa masalah ekonomi yang di masyarakat berhubungan dengan masalah-masalah yang bersifat jangka pendek dan menuntut penyelesaian yang sifatnya segera



Teori permintaan uang Keynes pada pasar uang, yaitu: - Ada tiga motif masyarakat dalam memegang uang, yaitu untuk transaksi, berjagajaga, dan spekulasi. - Jumlah uang yang beredar ditetapkan oleh pemerintah atau otoritas moneter. - Keseimbangan di pasar uang dipengaruhi oleh besarnya pendapatan nasional dan tingkat bunga. Berbeda dengan kaum klasik yang beranggapan bahwa perubahan jumlah uang beredar tidak akan berpengaruh terhadap output nasional 4. Dari pembahasan di atas dapat di ketahui bahwa teori uang klasik adalah permintaan dan penawaran akan uang secara riil sedangkan teori uang menurut friedman adalah kekayaan dalam bentuk obligasi, saham , surat berharga dan bentuk kekayaan lainnya. 5. Money Multiplier atau angka pengganda uang adalah merupakan proses pasar yaitu penyesuaian antara permintaan dan penawaran uang. angka pengganda uang atau money multiplier ada hubungannya dengan cadangan dollar, sistem perbankan dengan kurs dollar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu : -



-



Faktor yang  mempengaruhi angka pelipat ganda uang, faktor-faktor ini adalah faktor yang mempengaruhi determinasi uang primer, yaitu biaya penggunaan uang giral, kenyaman dan keamanan, biaya relatif (opportunity cost) yaitu suku bunga, pendapatan masyarakat, kemajuan layanan sektor perbankan, ketentuan otoritas moneter, dan keperluan bank akan likuiditas jangka pendek. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan uang primer terkait perubahan transaksi keuangan oleh masyarakat yang tercermin pada pos-pos neraca otoritas moneter, baik dari penggunaan uang primer (uang kartal dan saldo giro atau cadangan bank umum di bank sentral). maupun faktor yang mempengaruhi uang primer (aktiva luar negeri bersih, aktiva dalam negeri bersih dan aktiva lainnya bersih). Determinasi faktor angka pelipat ganda uang adalah biaya penggunaan uang giral, kenyaman dan keamanan, biaya relatif (opportunity cost)