Tugas 1 Utilitas Bangunan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS 2



BISNIS KONSTRUKSI DAN PROPERTI Semester Genap 2018/2019



Di susun oleh: Nama



: Irwan Syah Nur Hasan



NIM



: 1721041003



Kelas



: A (01)



PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR



Soal-soal Quis 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Utilitas Bangunan? 2. Jelaskan perbedaan Utilitas Bangunan dan Utilitas Lingkungan? 3. Jelaskan masing-masing 12 item perancangan Utilitas Bangunan: a. Perancangan plambing dan sanitasi b. Perancangan pencegahan kebakaran c. Perancangan pengudaraan/penghawaan d. Perancangan penerangan/pencahayaan e. Perancangan telepon  Kabel  Nirkabel  Internet f. Perancangan CCTV dan security system g. Perancangan penangkal petir h. Perancangan tata suara dan akustik i. Perancangan transportasi dalam bangunan j. Perancangan landasan helicopter k. Perancangan pembuangan sampah l. Perancangan alat pembersih bangunan



Jawaban Quis 1. Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan, komunikasi, dan mobilitss dalam bangunan. 2. Perbedaan antara utilitas bangunan dengan utilitas lingkungan adalah, utilitas bangunan segala sesuatu kelengkapan atau fasilitas untuk bangunan sedangkan utilitas lingkungan adalah segala esuatu kelengkapan atau fasilitas untuk lingkungan , jadi secara sederhana perbedaan utilitas bangunan dengan utilitas lingkungan adalah dari segi kelengkapannya saja.



3. Macam-macam system perancangan a. Perancangan sisitem plumbing System peralatan plumbing adalah suatu system penyediaan atau pengeluaran air ke tempat-tempat yang dikehendaki tanpa ada gangguan atau pencemaran terhadap daerah-daerah yang dilaluinya dan dapat memenuhi kebutuhan penghuninya dalam masalah air. 1) Jenis-jenis peralatan plambing Peralatan plambingg eliputi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam suatu komleks perkotaan, perumahan, dan bangunan. Peralatan tersebut terdiri dari:  Peralatan untuk penyediaan air bersih  Peralatan untuk penyediaan air panas  Peralatan untuk pembuangan air kotor  Peralatan-peralatan lain yang ada hubungannya terhadap perencaan perpipaan. 2) Syarat-syarat dan mutu bahan plumbing Dalam pereencanaan pelaksaan plambing, harus diperhatikan syaratsyarat dari bahan plambing, yaitu:  Tidak menimbulkan bahaya kesehatan  Tidak menimbulkan gangguan suara  Tidak menimbulkan gangguan radiasi  Tidak merusak perlengkapan bangunan  Instalassi haruss kuat dan bersih 3) Selain syarat-syarat harus pula diperhatikan cara-cara pemasangan yang baik, seperti penyambungan hubungan dari pipa-pipa yang besar ke yang kecil atau sebaliknya. Instalasi plumbing harus menggunakan bahan-baha yang mutu bahannya memenuhi syaratsyarat sebagai berikut:  Daya tahan harus lama, minimal 30 tahun  Permukaan harus halus dan tahan air  Tidak ada bagian-bagian yang tersembunyi/menyimpan kotoran pada bahan-bahan yang dimaksud  Bebas dari kerusakan, baik mekanis maupun yang lain  Mudah pemeliharaannya  Memenuhi peraturan-peraturan yang berlaku. 4) Alat-alat pendukung plambing/fixtures Dalam perencanaan plambing, perlu diperhatikan bahan/alat plambing. Utnuk bahannya dapat digunakan: pipa besi tuang(galvanise), pipa PVC, dan pipa tembaga (untuk air panas).



Penggunaan pipa ini tergantung dari jenis bangunan dengan suatu tekanan tertentu sesuai dengan besar dan tinggi bangunannya. Ukuran yang sering digunakan mulai dari diameter ½ inci sampai dengan 2 inci untuk rumah tinggal, dan ½ inci sampai 6 inci untuk bangunan gedung tinggi. Alat-alat plumbing merupakan permulaan dari system pembuangan dari instalasi, dapat berupa: kran, kloset, wastafel (lavatory), urinoir, bidet, bath tub, shower dan lain-lain.



Gambar 1 Alat-alat plumbing 5) Sistem pemipaan plambing Sistem pemipaan, menurut cara pengaliran artinya, adalah cara untuk mengalirkan air ke tempat yang memerlukan. Ada dua cara pengaturan air yaitu sistem horizontal dan vertikal. Sistem horizontal adalah suati sistem yang banyak digunakan untuk mengalirkan kebutuhan air pada suatu kompleks perumahan atau rumah-rumah tinggal yang tidak bertingkat. Ada dua carayang dipakai untuk sistem ini, yaitu sebagai berikut:  Pemipaan yang menuju ke satu titik akhir. Keutungan pemipaan ini adalahh pemakaian bahan yang lebih efisien, dan kerugiannya adalah daya pancar pada titik kran air tidak sama, semakin jauh semakin kecil daya pancarannya.  Pemipaan yang melingkar/membentuk ring. Pemipaan ini menuntut penggunaan bahan pipa yang banyak, padahal kekuatan daya pancar air ke semua titik-titik akan menghasilkan air yang sama.



Gambar 2 sistem pemipaan horizontal Sistem vertikal banyak digunakan pada bangunan-bangunan bertingkat tinggi. Cara pendistribusiannya adalah dengan menampung lebih dulu pada tangki air (ground reservoir) yang terbuat dari beton dengan kapassitas sesuai dengan kebutuhan air pada bangunan tersebut. Kemudian air dialirkan dengan menggunakan pompa untuk langsung ke titik-titik kran yang diperlukan. Sistem ini lebih mnguntungkan pada penggunaan pipa, tetapi sering mengalami kesulitan kalau sumber tenaga pompa mengalami pemadaman.



Gambar 3 Sistem air bersih dengan pompa langsung Cara lain dengan menggunakan pompa untuk diteruskan pada tangki di atas bangunan. Kemudian dari tangki dialirkan ke tempattempat yang memerlukan dengan menggunakan sistem gravitasi secara langsung. Pada tempat-tempattertentu yang jaraknya kurang dari 9 m dari tangki digunakan alat tambahan untuk memperkuat pancaran air, misalnya menggunakan pompa tekan.



Gambar 4 Sistem air bersih dengan tangki di atas Sistem penyimpanan air bersih Untuk menyimpan air bersih dari pompa atau PAM, volume air diesuaikan dengan keperluan penghuni seluruhnya, dihitung per 8 jam. Air bersih tersebut dapat disimpan dalam ground reservoir dan tangki air.  Groun reservoir Kompleks perumahan dan bangunan-bangunan tinggi memerlukan ruangan yang besar untuk ground reservoir. Oleh Karen itu, perancang harus dapat memikirkan tempatnya. Begitu pula ruangan lain sebagai penunjang, seperti ruangan pompadan tempat-tempat pengurasannya. Utnuk memenuhi persyaratan sebagai tempat penyimpanan air, digunakan bahan dari beton.  Tangki air (di atap) Tangki air adalah tangki kedua dari tempat penampungan air yang di letakkan di atas bangunan. Dengan letak demikian diusahakan tangki tersebut terbuat dari bahan yang ringan seperti fibre glass atau plat-plat baja yang terdiri dari komponen-komponen plat yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk kotak, sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.



Gambar 5 Tangki air dari plat baja System pemipaan air kotor  Air limbah Air limbah adalah air bekas bangunan yang bercampur kotoran. Air limbah ini tidak diperbolehkan dibuang sembarangan tetapi harus ditampung ke dalam bak penampungan. Sistem pembuangannya Saluran air limbah di tanah atau di dasar bangunan dialirkan pada jarak sependek mungkin dan tidak diperbolehkan membuat belok-belokan tegak lurus, dialirkan dengan kemiringan 0,5-1% ke dalam bak penampungan yang disebut septic tank. Bak penampungan air limbah tidak diperbolehkan dicampur dengan air bekas buangan apalagi yang mengandung sabun. Untuk bangunan rumah tinggal, satu atau dua titik buangan cukup diperlukan septic tank dengan volume 1-1,5 𝑚3 dengan dibuat perembesan. Untuk bangunan-bangunan yang banyak penghuninya, penampungan air limbah harus menggunakan septik tank berukuran besar yang sering disebutt sebagai pengolah limbah (sewage treatment). Sewage treatment plant (STP) adalah tempat pengolahan limbah yang jumlah kotorannya cukup banyak.



Gambar 6 Sewage treatment plant (STP)



Gambar 7 Septik tank dengan rembesan 







Air limbah khusus Air limbah khusus adalah air bekas buangan dari kebutuhan-kebutuhan khusus, seperti restoran-restoran yang besar, pabrik/industry kimia, bengkel, rummah sakit, dan laboratorium. Air limbah khusus ini harus di tamping di tempat tertentu, dengan treatmen tersendiri, lalu dapat dibuang bersama-sama dengan air bekas biassa. Sebagai contoh, restoran yang besar yang membuang air yang mengandung lemak, sedangkan lemak tidak dapat hancur/menyatu dengan air bkas buangan. Oleh karena itu perlu diadakan treatment lebih dulu. Alat ini di sebut grease trap atau perangkap lemak.



Gambar 8 Grase Trap Air hujan Air hujan adalah air dari awan yang jatu di permukaan tanah. Air tersebut di alirkan ke saluran-saluran tertentu. Mengngat air yang jatuh tidak sama dialami oleh setiap bangunan, tergantung dari letak dan konndisi bangunan berada, maka untuk penyalurannya diperlukan pipa-pipa plambing tersenddiri yang dihitung dan diukur dari atap yang menerima air hujan tersebut menuju ke saluran terbuka lingkungan. Air hujan tersebut disalurkan dengan pipa tersendiri dengan saringan khusus yang terpisah dengan pipa air bekas.



Gambar 9 Saringan air di lantai atap b. Perancangan Pencegahan kebakaran Untuk menghindari terjadinya kebakaran pada suatu bangunan, diperlukan suatu cara/system pencegahan kebakaran dapat menimbulkan kerugian beerupa korban manusia, harta benda, terganggunya proses produksi barang dan jasa, kerusakan lingkungan dan terganggunya masyarakat. System ini dapat berfungsi dengan baik asalkan sebelumnya dilakukan suatu persyaratan pada bangunannya sendiri dengan uraian sebagai berikut. Klasifikasi bangunan-bangunan menurut ketentuan struktur utamanya terhadap api, dibagi dalam 4 tingkat kelas yaitu: 1) Kelas A Struktur utamanya harus tahan terhadap api sekurangkurangnya 3 jam. Bangunan kelas A ini biasanya merupakan bangunan untuk kegiatan umum, seperti hotel, pertokoan, dan pasar raya, perkantoran, rumah sakit, bangunan industry, tempat hiburan, museum, dan bangunan penggunaan ganda/campuran. 2) Kelas B Struktur utamanya harus tahan terhadap api sekurangkurangnya 2 jam. Bangunan-bangunan tersebut meliputi perumahan bertingkat, asrama, sekolah, dan tempat ibadah. 3) Kelas C Bangunan-bangunan dengan ketahanan api dari sruktur utamanya selama 1 jam biasanya bangunan-bangunan yang tidak bertingkat ddan ssederhana. 4) Kelas D Bangunan-bangunan yang tidak tercakup ke dalam kelas A, B, C dan diatur tersendiri, seperti instalasi nuklir dan gedung-gedung senjata/mesin. Alat-alat perancangann kebakaran 1) Tangga kebaran Tangga adalah suatu tempat utnuk menghubungkan ruangan bawah dengan ruangan di atasnya. Selain untuk menghubunngkan ruangan-ruangan tersebut, tangga berfungsi juga sebagai tempat untuk melarikan diri dari gangguan kebakaran, sehingga disebut



tangga kebakaran. Tangga kebakaran ini mempunyai syarat-syarat tertentu.  Tangga terbuat dari konsstruksi beton atau baja yang mempunyai ketahanan kebakaran selama 2 jam.  Tangga diisahkan dari ruangan-ruangan lain dengan dinding beton yang tebalnya minimum 12 cm atau tebal tembok 30 cm yang mempunyai ketahanan kebakaran 2 jam.  Bahan-bahan finishing, seperti lantai dari bahan yang tidak mudah terbakar dan tidak licin, susuran tangan terbuat dari besi.  Lebar tangga minimum 120 cm (untuk lalu lintas 2 orang)  Pintu tangga terbuat dari bahan yang tahan kebakarannya 2 jam.  Pintu paling atas membuka kea rah luar (atap bangunan) dan smeua pintu lainnya membuka kea rah ruangan tangga, kecuali pintu paling bawah membuka ke luar dan langsung berhubungan dengan ruang luar.  Daun pintu terbuat dari pintu tahan api dilengkapi dengan engsel, kunci, dan pegangan yang juga tahan api. Pintu tidak dapat dibuka secara otomatis dari ruagan tangga, kecuali pintu paling atas atau paling bawah.  Letak pintu kebakaran ini paling jauh dapat dijangkau oleh pengguna jalan dalam jarak 25 m. oleh karena itu, diperlukan suatu tangga kebakaran dalam suatu bangunan dengan luas 600 meter persegi, yang ditempati 50-70 orang.  Supaya asap kebakaran tidak masuk ke dalam ruangan tangga, diperlukan: o exhaust fan berfungsi menghisap asap yang ada di depan tangga o pressure fan berfungsi menekan/memberi tekanan di dalam ruangan tangga yang lebih besar daripada tekanan pada ruangan luar.  Di dalam dan di depan tangga diberi alat penerangan sebagai petunjuk arah ke tangga dengan daya otomatis/emergency



Gambar 10 Perlengkapan lampu petunjuk pada tangga



2) Hidran kebakaran Hidran kebakaran adalah suatu alat untuk memadamkan kebakaran yang sudah terjadi dengan menggunakan alat baku air. Untuk memasang peralatan hidran diperlukan syarat-syarat sebagai berikut.  Sumber persediaan air hidran harus diperhitungkan pemkaian selama 30-60 menit dengan daya pancar 200 galon/menit.  Pompa-pompa kebakaran dan peralatan listrik lainnya harus mempunyai aliran listrik tersendiri dari sumber daya listrik darurat.  Selang kebakaran dengan diameter antara 1,5-2 inci harus terbuat dari bahan tahan panas, dengan panjang selang 2030 m.  Harus disediakan kopling penyambungan yang sama dengan kopling dari unti pemadam kebakaran.  Penempatan hidran harus terlihat jelas, mudah dibuka, mudah dijangkau, dan tidak terhalang oleh benda-benda/ barang-barang lain.  Hidran di halaman harus menggunakan katup pembuka dengan diameter 4 inci untuk 2 kopling, dameter 6 inci untuk 3 kopling, dan mampu mengalirkan air 250 galon/menit atau 950 liter/menit untuk setiap kopling.



Gambar 11 Hidran 3) Sprinkler Pada peraturan dinas pemadan kebakaran mengenaii pengunaan alat pemadam kebakaran berupa mobil pemadam kebakaran, dijelaskan:  Untuk bangunan kelas A mulai dari lantai ke-4/ketinggian 12 m ke atas  Untuk bangunan kelas B mulai dari lantai ke-8/ketinggian 40 m ke atas. Jika kebakaran terjadi pada bangunan-bangunan tinggi yang kesulitan dalam mengadakan pemadam, harus menggunakan alat pemadam kebakaran tambahan yang bersifat otomatis, tidak dilakukan secara manual atau dengan tenaga manusia.



Gambar 12 Sprinkler Selain itu, apabila unit pemadam kebakaran setempat belum memiliki tenaga pemadam kebakaran setinggi 40 m, maka ketentuann mulai dipakainya instalasi springkler harus di sesuaikan dengan tangga masimum 1 unit pemadam kebakaran yang dimiliki daerah tersebut. Untuk penyediaan/pemasangan system springkler harus diperhatikan: penyediaan air, pompa tekan sprinkler, kepala springkler, dan alat bantu lainnya. Contoh warna springker  Jingga, tabung pecah pada suhu 57°C  Merah, tabung pecah pada suhu 68°C  Kuning, tabung pecah pada suhu 79°C  Hijau, tabung pecah pada suhu 93°C  Biru, tabung pecah pada suhu 141°C Untuk ruangan-ruangan kantor dan bangunan-bangunan umum, biasanya menggunakan kepala sprinkler warna jingga atau merah. Penempatan titik-titik sprinkler harus disesuaikan dengan standar yang berlaku dalam kebakaran ringan, setiap kepala sprinkler dapat melayani luas area 10-20 𝑚2 dengan ketinggian ruangan 3 m. ada beberapa cara pemasangan sprinkler seperti di bawah plafon/langitlangit, si atas plafon atau ditempel di tembok. Sprinkler yang dipasang dekat tembok harus mempunyai jarak boleh lebih dari 2,25 m dari tembok. Letak-letak sprinkler ini dalam pelaksanaanya harus diatur oleh perencana, selain memenuhi jarak sesuai persyaratan, juga harus dapat mencerminkan keindahan dalam penyusunan yang berdampingan dengan bagian-bagian lain. 4) Halon Pada daerah yang penanggulangan pemadam kebakarannya tidak diperbolehkan menggunakan air, seperti pada ruangan yang penuh dengan peralatan-peralatan atau ruangan arsip, ruangan tersebut harus dilengkapi dengan system pemadam kebakaran, yaitu system halon. Tabung gas halon diletakkan dan dihubungkan dengan instalasi kea rah kepala sprinkler. Kalau terjdi kebakaran, kepala sprinkler akan pecah dan secara otomatis gas halon akan mengalir keluar dari untuk memadamkan kebakaran. Selain gas halon yang sudah tidak diperbolehkan untuk digunakan, terdapat



system lain yaitu alat pemadam yang menggunakan busa (foam), dry chemical, CO2 atau bahan-bahan lainnya.



Gambar 13 Halon 5) Fire damper Alat untuk menutup pipa ducting yang mengalirkan udara supaya asap dan api tidak menjalar kemana-mana. Alat ini bekerja secara otomatis, kalau terjadi kebakaran akan segera menutup pipapipa tersebut . 6) Smoke and heat ventilating Alat ini dipasang pada daerah-daerah yang menghubungkan udara luar. Kalau terjadi kebakaran, asap yang timbul segera dapat mengalir ke luar, sehingga para petugas pemadam kebkaran akan terhindar dari asap-asap tersebut. 7) Vent and exhaust Alat ini dipasang pada tempat-tempat khusus seperti di tangga kebakaran.  Dipasang di depan tangga kebakaran yang akan berfungsi menghisap asap yang akan massuk pada tangga yang dibuka pintunya.  Di pasang di dalam tangga, secara otomatis berfungsi memasukkan udara untuk memberikan tekanan pada udara di daam ruangan tangga.tekanan tersebut akan mengatur tekanan udara di dalam ruangan lebih besar daripada udara di dalam bangunan khususnya yang sedang terjadi kebakaran, sehingga kalau pintu tangga kebakaran terbuka, udara di dalam tangga akan menekan ke dalam ruangan dan asap tidak akan masuk ke dalam ruangan tangga. Alat ini dipasang di setiap lantai atau dapat dipasang pada tempattempat tertentu dengan catatan harus dapat memberikan tekanan pada ruangan tangga teersebut sesaui dengan tekanan yang diinginkan.  Untuk bangunan dengan system atrium (ruangan lantau yang terbuka menerus), dipakai alat exhaust yang secara otomatis terbuka pada saat terjadi kebakaran sehingga asap dapat keluar ke atas melewati alat tersebut. Cara-cara menanggulangi bahaya kebakaran  Jarak antar bangunan harus memenuhi persyaratan (tergantung tinggi rendahnya).







  



Untuk bangunan tinggi, selain penggunaan baha yang disesuaikan dengan persyaratan bahaya kebakaran juga untuk koridor-koridor harus berakhir pada tangga kebakaran. Pintu kebakaran pada tangga keluar harus langsung menuju ruang terbuka. Tersedianya penerangan darurat, petunjuk arah jalan ke pintu-pintu darurat, dan petunjuk arah alat pemadam kebakaran. Untuk bangunan tinggi, dianjurkkan mempunyai landasan helicopter.



c. Perancangan penghawaan Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan, dan kesegaran hidup dalam rumah tinggal atau bangunan-bangunan bertingkat, khususnya tropis dengan udaranya yang panas dan kelembaban udara yang tinggi, maka diperlukan usaha utuk mendapatkan udara segar dari aliran udara alam dan aliran udara buatan. Cara mendapatkan udara segar dari alam: 1) Memberikan bukaan pada daerah-daerah yang diinginkan 2) Memberikan ventilasi yang sifatnya menyilang baik dalam rumah tinggal maupun pada bangunan-bangunan



Gambar 14 Sistem ventilasi Udara yang nyaman mempunyai kecepatan tidak bolh lebih dari 5 km/jam dengan suhu < 30°C dan banyak mengandung oksigen. Dengan memenuhi persyaratan tersebut, kenyamanan akan dapat dinikmati sehingga semua kegiatan di bangunan dapat berjalan dengan baik. Jenis penyegara udara Mesin penyegaran udara mempunyai 3 unit alat yang mengubah udara panas menjadi dingin, mesin tersebut adalah: 1) Evaporator, pipa yang berisi gas refrigerant yang cair dan dingin, serta dihembus oleh udara. 2) Kompresor, alat untuk menekan gas refrigerant untuk menjadikan refrigerant yang cair dan dingin. 3) Kondensor, alat untuk mengembalikan refrigerant cair menjadi gas dengan hasil pengembunan air. Dengan alat-alat tersebut, jenis penyegaran udara dapat dibagi dalam beberapa macam dengan menyesuaikan besar kecilnya ruangan yang akan didinginkan udaranya.



1) Mesin penyegaran udara yang menyatukan ketiga alat tersebut dalam bentuk kotak kecil yang disebut penyegaran udara ruang (room air conditioner = AC). Berukuran kecil dengan kapasitas 0,42,2 KWH dimana 1 ton refrigerant (TR) = 1,25 KW. Mesin ini disebut AC Window.



Gambar 15 AC Window 2) Mesin penyegaran udara yang kecil yang mesin evaporatornya terpissah di dalam kotak dan terletak di dalam ruangan. Sering disebut indoor unit karena banyak digunakan untuk penyegaran udara ruang tidur, ruang tamu/keluarga, ruang kantor yang kecil, ruang kelas, dan lain-lain. Unit mesin ini dapat dipasang di lantai (floor type), di dinding (wall type), dan di langit-langit (ceiling type). Unit lainnya berisi compressor dan kondensor yang berada di luar ruangan, sering disebut unit outdoor yang dihubungkan dengan unit indoor oleh pipa yang berisi refrigerant. Mesin penyegar udara ini sering disebut AC split ddan AC multi-split dengan kapasitas 0,4-2,2 KW.



Gambar 16 AC Split 3) Mesin penyegaran udara yang sedang unit inddornya untuk menyalurkan udara dingin ke tempat yang jauh dibantu dengan pipa atau alat penyalur udara yang sering disebut ducting. Mesin indoor dapat dipasang di langit-langit atau di atas langit-langit dengan kapasitas 1,5-15 KW yang dapat digunakan untuk mendinginkan ruangan yang luas seperti restoran dan supermarket.



Gambar 17 Penyegar udara untuk restoran 4) Mesin peeyegaran udara sentral, suatu sistem penyegaran udara untuk mendinginkan udara pada ruangan yang besar sehingga unit mesinnya memerlukan ruangan tersendiri. Untuk menyalurkan udara yang dingin atau udara yang kembali, mesin tersebut menggunakan pipa-pipa ducting dan berakhir pada lubang-lubang di langit-langit yang disebut diffuser.



Gambar 18 Macam-macam bentuk lubang keluar (diffuser) unteuk penyegaran udara Uit-unit pengolah udara ini berkapasitas besar yang sering disebut dengan pengeloh udara (air handling unit).



Gambar 19 Air handling unit Unit-unit untuk mesin kompresor dan kondensor diletakkan jauh terpisah yang sering disebut chiller dan dibantu oleh pompa.



Gambar 20 Chiller – Pompa Mesin peyegaran udara sentral ini, mengingat banyak digunakan untuk penyegaran udara di ruangan yang besar dan luas, seperti bangunan-bangunan kantor yang besar, hotel, dan gedung pertemuan, maka perlu dibantu dengan alat menara pendingin (cooling tower).



Gambar 21 Menara pendingin (cooling tower) Sistem penyegaran udara untuk berbagai gedung 1) Bangunan kantor Utuk gedung kantor yang besar, penyegaran udara diperlukan untuk memberikan kenyamanan lingkungan kerja. Oleh karena itu, perlu diadakan pembagian zona (daerah), yang terdiri dari daerah pinggir (parimeter) yang banyak dipengaruhi oleh kondisi udara luar gedung dan daerah interior (dalam) yang tidak banyak dipengaruhi udara luar. Biasanya digunakan system penyegaran udara tunggal sentral degan volume udara yang bervariasi dengan unit induksi atau unit coil kipas udara.



2) Bangunan hotel Hotel terdiri dari beberapa ruangan dan kamar-kamar sehinggi harus menyediakan alat penyegaran udara lebih dari satu sistem. Dengan demikian, dapat digunakan sistem saluran udara sentral untuk hall, dan lobby, serta coil kipas udara (FCU = Fan Coil Unit) untuk kamar-kamar.



Gambar 22 Fan Coil Unit 3) Bangunan rumah sakit Untuk rumah sakit, baik umum maupun khusus, perlu dibedakan fungsi dari ruangan-ruangan tersebut. Ruangan tunggu/administrasi, dan pelayanan lain menggunakan sistem penyegaran udara seperti di kantor-kantor, tetapi di ruanganruangan seperti bangsal digunakan sistem penyegaran udara dengan unit FCU. Dibuat juga saringan udara yang harus selalu diperiksa dan dirawat supaya tidak terjadi penularan penyakit. Masingmasing ruangan yang berfungsi sebagai tempat perawatan dengan penyait yang berbeda-beda menggunakan sistem pendingin udara yang sama seperti pada bangunana pada hotel. 4) Bangunan industri Sistem penyegaran untuk keperluan industry dibagi menjadi 2 golongan, yaitu untuk penyegaran karyawan dan untuk penyegaran industri, dengan mempertimbangkan kelembaban udara yang digunakan dalam proses industi (jenis produksinya). 5) Bangunan rumah tinggal Rumah-rumah besar menggunakan sistem ruangan mesin dengan sistem penyegaran udara saluran tunggal sentral dan sistem unit paket. Untuk mendinginkan rumah atau apartemen biasnya 1 atau 2 ruangan dilayani oleh 1 alat pendingin atau sistem saluran tunggal sentral (AC split atau multi split).



Gambar 23 Penyegaran udara dengan AC split untuk rumah tinggal



Penempatan ruang AC dan Sistem distribusi pengudaraan Untuk merancang penepatan ruang AC diperlukan beberapa cara, yaitu sebagai berikut: 1) Ruang AC terletak di tengah ruangan yang akan diberikan pengudaraan. Sistem ini paling efisien baik pemipaan maupun penyebaran udara



Gambar 24 Ruang AC terletak di tengah ruangan 2) Ruang AC terletak langsung berhadapan dengan ruangan yang akan diberikan pengudaraan. Kerugiannya adalah pengaruh cahaya alam dan terhalangnya pandangan.



Gambar 25 Ruang AC beerada di hadapan ruangan 3) Ruangan AC berada di luar bangunan, kerugiannya adalah pemipaan isolassi dari udara yang dingin banyak terbuang. Keutungaanya hanya memudahkan servis dan kebutuhan air untuk AC.



Gambar 26 Ruang AC berada di luar ruangan 4) Ruang AC terletak di antara runagan yang akan didistribusi penghawaan.



Gambar 27 Ruang AC berada di antara ruangan Dalam pendistribusian udara dingin dari ruang mesin AC ke ruang yang memerlukan, terdapat 3 cara sistem pendistribusian yaiitu: 1) Sistem radial pattern, dapat meperpendek jangkauan/pemipaan pengudaraan.



Gambar 28 Sistem radial pattern 2) Sistem parameter loop, membuat pemipaan melingkar sehingga kekuatan pancaran udara dingin akan mempunyai nilai yang sama.



Gambar 29 Sistem parameter loop 3) Sistem lateral, system yang paling praktis dengan menggunakan pemipaan utama dan cabang.



Gambar 30 Sistem lateral Mesin pendingin pada bangunan bertingkat Mesin pendingin yang digunakan untuk mendinginkan udara pada suatu bangunan bertingkat tinggi yang berfungsi sebagai ruangan perkantoran, pertokoan, dan sarana kegiatan-kegiatan masyarakat umum, harus mempunyai kekuatan atau kapasitas yang besar. Mesin pendingin tersebut berisi kompresor, kondensor, evaporator, dan kipas udara yang diletakkan di suatu ruangan tertutup. Mesin tersebut di letakkan di atas lantai yang berpondasi kuat untuk mencegah getaran mesin terhadap bangunan. Ruangan diberi lapisan untuk meredam suara sehingga suara mesin tidak terdengan di ruangan yang didinginkan. Ruangan ini dapat berisi 1 atau 2 mesin pendingin sesuai dengan kebutuhan mesin tersebut. Syarat-syarat lain 1) Ruangan tersebut dapat dihubungkan dengan udara luar. 2) Ruangan tersebut terletak segaris di atas/bawah ruangan mesin pendingin yang dihubungkan dengan pipa-pipa pendingin. 3) Ruangan tersebut duhubungkan dengan pipa-pipa air (untuk pembersihan), dan daya/panel (untuk menghidupkan motornya) 4) Ruangan tersebut diletakkan sedekat mungkin (sentris) terhadap ruangan yang didinginkan. 5) Ruangan tersebut harus mampu menampung tenaga untuk perawatan mesin pendingin, seperti membersihkan saringan udara dan perawatan komponennya. Penempatan meenra pendingin (cooling tower)



Menara pendingin dipasang di tempat yang memenuhi fungsi dengan baik. Tempat tersebut terletak di atas atao bangunan atau tempat lain, tetapi harus meenuhi persyaratan: 1) Tidak terhalang oleh tembok. 2) Harus mendapatkan udara yang bebas, bersih, tidak berdebu dan berasap. 3) Diletakkan di atap dengan dengan pondasi sehingga getarannya tidak menjalar ke bagian-bagian lain. 4) Penempatannya juga sedekat mungkin terhadap mesin-mesin di ruangan-ruangan. 5) Diletakkan pompa untuk meembantu mengalirkan air dari mesinmesin pendingin. 6) Untuk sistem pendingin dengan air, mesinya kecil dan memerlukan air cukup banyak, untuk sistem pendingin dengan udara. Mesinnya besar sehingga meerlukan tempat yang cukup luas, dan keperluan air tidak banyak.



Gambar 31 Sistem potongan penyegaran udara (water cooled packaged)



Gambar 32 Sistem potongan penyegaran udara (air cooled water chillers)



d. Perencanaan penerangan/pencahayaan Perancangan bangunan bertingkat harus mempelajari masalah penerangan atau pencahayaan sehingga bangunan dapat berfungsi seperti yang diharapkan. Selain itu, perancangan bangunan harus juga memperhatikan manfaat penerangan atau pencahayaan alam selama masih dapat dimanfaatkan. Matahari Adalah sumber cahaya atau penerangan alami yang paling mudah didapat dan banyak mafaatnya. Oleh karena itu, harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin, apalagi Indonesia sebagai daerah tropis yang terletak di garis khatulistiwa, matahri memancarkan sinarnya sepanjang tahun tanpa perbedaan siang dan malam. Tidak seperti pada daerah-daerah subtropics, waktu penyinaran matahri pada siang hari lebih banyak daripada malam hari atau sebaliknya. Pemanfaatan cahaya matahari Matahri selain emberikan pannas (radiasi) juga memberikan cahaya (sinar). Mengingat cahaya matahari pada siang hariadalah cahaya yang bermanfaat sekali bagi semua kehidupan di darat dan air, maka cahaya matahari sangat diperlukan khususnya dalam pencahayaan bangunan. Tujuan pemanfaatan cahaya matahari sebagai penerangan alami dalam bangunan adalah sebagai berikut: 1) Menghemat energy dan biaya operasional bangunan.



2) Menciptakan ruang yang sehat mengingat sinar mataharu mengandung ultraviolet yang memberikan efek psikologis baggi manusia dan memperjalas kesan ruang. 3) Mempergunakan cahaya alami sejauh mungkin ke dalam bangunan, baik sumber penerangan langsung maupun tidak langsung. Pemanfaatan cahaya matahri ke dalam ruang dapat dilakukan dengan berbagai cara, dilihat dari arah jatuhnya sinar matahari dan komponen/bidang-bidang yang membantu memasukkan dan memantulkan cahaya matahari. Deklamasi matahri itu berubah-ubah antara 23 1/2° lintang utara pada bulan juni 0° garis khatulistiwa pada bulan maret dan September, 23 1/2° lintang selatan pada bulan desember. Untuk mengukur sudut jatuhnya sinar matahari ini dipergunakan diagram lintang matahari.



Gambar 33 Diagram lintasan matahri untuk kota Jakarta Cahaya buatan Cahaya buatan dikelola atau diperoleh dari perusahaan pemerintah melalui suatu pembangkit tenaga. Perusahaan tersebut adalah Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang menyelenggarakan dan menyiapkan sesuatu tenaga Pembangkit Listrik dengan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Di luar negeri terdapat pembangkit tenaga listrik lain yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Dari tempat pembangkit ini, listrik dialirkan melalui kawatkawat/kabel-kabel bertegangan tinggi ke kota-kota yang memerlukan dan diubah dari tegangan tinggi ke tegangan menengah pada tempattempat/gardu-gardu induk. Tegangan menengah yang berada di jalanjalan besar untuk menuju ke gardu-gardu tertentu perlu diubah menjadi kabel tegangan rendah sehingga dapat disalurkan pada bangunan-bangunan rumah.



Gambar 34 Pengkabelan dari pembangkit listrik ke konsumen Keterangan: 1) Pembangkit listrik 2) Tegangan tinggi 3) Gardu induk PLN 4) Tegangan menengah 5) Gardu lingkungan PLN 6) Tegangan rendah



Gambar 35 Gardu tiang dari tegangan tinggi ke tegangan rendah



Gambar 36 Pembangkit panel tegangan rendah Sistem pencahayaan/penerangan buatan Daya penerangan yang masuk dalam panel-panel pembagi (subpanel) dibagi dalam 2 bagian yaitu: 1) Pencahayaan/daya yang langsung, penccahayaan yang berupa titik-titik lampu penerangan. Peletakkan lampu penerangan ini harus diatur seddemikian rupa sehingga menghasilkan pencahayaan yang baik, memenuhi syarat yang diminta, dan merata. Selain itu, harus diatur posisinya terhadap letak-letak diffuser AC, sprinkler, fire alarm, smoke detector, dan sebagainya.



Gambar 37 Pencahayaan langsung 2) Daya yang tidak langsung, daya ini digunakan untuk menghidupkan alat-alat tertentu, seperti computer dan mesin listrik.



Gambar 38 Daya tidak langsung (floor duct) Perancangan utilitas untuk pencahayaan/penerangan harus dikoordinasikan antara perancangan arsitektur, elektrikal, dan bangianbangian lain sehingga dapat memenuhi persyaratan pencahayaan pada ruangan/angunana yang dimaksud.



Jumlah titik lampu dalam ruangan banyak dipengaruhi oleh factor: CU (coeffisien of Utilization) rata-rata 50-65% dan LLF (Light Loss Factor) rata-rata 0,7-0,8.



Gambar 39 Pencahayaan pada bangunan CU tergantung dari: P : persentase pantulan Pc : persentase pantulan pada ceiling Pw : persentase pantullan pada wall Pf : persentase pantulan pada floor Juga dipengaruhi oleh furniture, tetapi yang lebih menonjol lagi dalam pantulan warna. Generator Adalah suatu alat pembangkit tenaga listrik dalam bangunanbangunan yang besar dan bersifat sebagai pemabngkit tenaga listrik dengan menggunakan bahan minyak diesel dalam skala kecil. Fungsi generator adalah sebagai pengganti sementara (emergency) untuk mendapatkan tenaga aliran listrik ketika PLN mengalami pemadaman. Sistem kerja generator Besar kecilnya mesin generato disesuaikan dengan kebutuhan dari pengganti alat penerangan. Mesin generator memerlukan alat pembakar yaitu minyak diesel yang harus dapat disimpan di dalam ruangan generator dan di luar ruang generator. Perputaran mesin yang dihasilkan daya listrik tidak dapat stabil, karena itu perlu adanya alat pengatur tegangan/stabilisator. Selain itu perlu adanya alat tambahan untuk menghidupkan secara otomatis kalau aliran PLN mati.



Gambar 40 Generator Set Cara menempatkan generator Mengingat ruangan ini menghasilkan suara gaduh dan asap daari bekas pembakaran minyak diesel maka sebaiknya diletakkan berjauhan dengan ruang kerja. Ruang panel dan ruan stabilisator adalah tempat untuk menyambung kabel-bakel dari generator sebagai daya emergency sehingga ruang generator harus sedekat mungkin dengan ruangan tersebut. Karena memerlukan minyak diesel serta menghasilkan asap dan suara, generator harus diletakkan bersebelahan dengan ruang terbuka. Syarat untuk membuat ruang generator Atap dari ruang sebaikanya tertutup rapat, paling baik dengan atap beton. Dinding dibuat dari tembok rangkap, dan kalau perlu diberi alat peredam suara, semuanya berfungsi mengurangi suara bisisng. Pondasi generator dibuat terpisah dengan pondasi bangunan dengan cara di beri lapisan ijuk dan pasir. Mengingat udara di dalam ruang generator akan menjadi panas akibat dari mesin generator maka perlu adanya ventilasi atau diberi bantuan alat exhaust untuk mengalirkan udara ke dalam ruang tersebut.



Gambar 41 Ruang Generator e. Perencangan telepon Pencahayaan buatan menggunakan system arus listrik yang terdiri dari, listrik arus kuat (penerangan) dan listrik arus lemah (telepon). Dalam perencanaanya, system telepon harus menggunakan sistem hubungan seperti saluran untuk daya pembangkit computer, yaitu zliran di dalam lantai (floor duct). Selain itu, diperlukan sistem panelpanel ata terminal telepon, yang dapat langsung berhubungan dengan luar melalui penggunaan sistem terminal utama menuju titik-titik yang diperlukan atau penggunaan sistem PABX (Private Automatic Branch Exchange). Seccara prinsip, perancangan telepon memerlukan alat tambahan yaitu baterai untuk membantu menjalankan mesin PABX sehingga berfungsi sesuai dengan yang diinginkan. persiapan sistem telepon supaya sistem telepon ini dapat berfungsi harus dipersiapkan: 1) Panel distribusi saluran telepon. 2) Unit PABX sesuai dengan jumlah sambungan. 3) Handset telepon sama dengan jumlah kebutuhan. 4) Kabel telepom dalam bangunan. 5) Konektor kabel bangunan. penentuan jumlah pesawat telepon untuk menentukan jumlah pesawat telepon direct line maupun extension harus mempertimbangkan factor-faktor: 1) Jabatan personel. 2) Tugas personel yang dianggap cukup penting sehingga memerlukan sarana telepon. 3) Junlah penyewa gedung perkantoran bertingkat. 4) Fungsi ruangan dan lokasi. System instalasi telepon outlets Untuk memberikan hasil peranccangan intalasi telepon yang baik, perlu diberikan flexibilitas yang baik kepada pemakai atau penyewa gedung dengan memasang system telepon outlets pada lantai. Dalam pemasangannya, digunakan floor duct system, yang tiap outltsnya



dapat melayani luas kebutuhan 10 𝑚2 . Pemasangan ini dimaksudkan agar kabel telepon tidak menganggu lalu lintas di ruangan tersebut.



Gambar 42 Sistem pemasangan kabel telepon (Horizontal)



Gambar 43 Sistem pemasangan kabel telepon (vertickal)



Gambar 44 Denah dan potongan ruang telepon f. Perancangan CCTV dan security system CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi untuk memonitor suatu ruangan melalui layar televisi/monitor, yang meanmpilkan gambar dari rekaman kamera yang dipasang di setiap sudut ruangan (biasanya tersembunyi) yang diinginkan oleh bagian keamanan. Sistem kamera dan TV ini terbatas pada gedung tersebut (closed). Semua kegiatan di dalamnya dapat dimonitor di ruangan sekuriti. CCTV ini dapat bekerja 24 jam sesuai dengan kebutuhan. Setiap gambar dapat ditayang-ulang pada posisi waktu yang diinginkan oleh



operator. Karena bersifat rahasia, maka peletakan kamera dan tempat monitor diatur oleh bagiaan sekuriti. Dalam sistem ini, peralatan yang diperlukan adalah: 1) Kamera 2) Monitor televisi 3) Kabel koaxial 4) Timelaps video recorder 5) Ruangan sekuriti, ruangan yang dipasangi monitor-monitor dan dilengkapi fasilitas AC, toilet serta penerangan tersendiri.



Gambar 45 Ruang sekuriti g. Perancangan penangkal petir Pengamanan bangunan gedung bertingkat dari bahaya sambaran petir perlu dilakukan dengan memasang suatu alat penangkal petir pada puncak bangunan tersebut. Penangkal petir ini harus dipasang pada bangunan-bangunan yang tinggi, minimum bangunan 2 lantai (tertuama yang paling tinggi di antara sekitarnya). Berdasarkan hal tersebut berikut ini adalah pembagian sistem instalasi penangkal petir. Sistem konvensional/Franklin Batang yang runcing dari bahan copper spit dipasang paling atas dan dihubungkan dengan batang tembaga menuju ke elektroda yang ditanahkan. Batang elektroda pentanahan dibuat bak control untuk memudahkan pemeriksaan dan pengetesan. Sistem ini cukup praktis dan biaya murah, tetapi jangkauannya terbatas. Sistem sangkar Faraday Hampir sama dengan sistem Franklin, tetapi dapat dibuat memanjang sehingga jangkauannya luas. Biaya sedikit mahal dan agak mengganggu keindahan bangunan.



Gambar 46 Penangkal petir sistem Faraday Sistem radioaktif atau semi-radioaktif/sistem Thomas Sistem ini baik sekali untuk bangunan tinggi dan besar. Pemasangannya tidak perlu dibuat tinggi karena sistem paying yang digunakan dapat melindunginya. Bentangan perlindungan cukup besar sehingga dalam satu bangunan cukup menggunakan satu tempat penangkal petir.



Gambar 47 Penangkal petir sistem Thomas Dari ktiga sistem ini, cara pemasangannya adalah titik puncak/kepala dari alat penangkal petir dihubungkan dengan pipa tembaga menuju dasar tempat sebagai pentanahan yaitu pipa tembaga tersebut harus mencapai tanah berair. Oleh karena itu, tempat-tempat tersebut harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu keindahan bangunan dan tetap berfungsi baik terhadap penanggulangan bahaya petir.



h. Perancangan tata suara System tata suara perlu direncanakan untuk memberikan fasilitas kelengkapan pada bangunan. Tata suara ini dapat berapa background music dan announcing system (oublic address) yang berfungsi sebagai penghias keheningaan ruangan atau kalau pengumuman-pengumuman tertentu. Selain itu juga ada sistem utnuk car call, bagi bangunanbangunan umum. Peralatan dari sistem tat suara tersebut dapat berupa: microphone, cassette deck, mix amplifier, speaker, speaker selector switch, volume control dan horn speaker (untuk car call). Speaker sound pressure Peletakann speaker ini sangat mempengarahi rencana langir-langit dari ruangan umum atau ruangan kantor. Oleh karena itu, harus diperhatikan letak speaker satu terhadap lainnya sehingga suara yang dihasilkan dapat dinikmati dengan baik.



Gambar 48 ceiling speaker dan kolom horn speaker horn speaker diletakkan di tempat parker terbuka atau di tempat parker terbuka atau di tempat istirahat sopir sehingga suara yang dihasilkan dapat didengar oleh sopir yang sedang menunggu mobilnya.



Gambar 49 horn speaker Microphone dan amplifer Alat-alat ini sebaiknya diletakkan pada suatu tempat yang aman, strategis, dan gampang dijangkau serta tidak mengganggu ruangan. Dalam perancangan interior sebaiknya alat-alat ini diletakkan di reception desk tau diletakkan pada suatu ruangan khusus yang dekat dengan reception desk yang ditangani oelh operator sebagai pengelola alat-alat tersebut.



Gambar 50 Microphone i. Perancangan transportasi dalam bangunan Suatu bangunan yang besar atau tinggi memerlukan suatu alat angkut/transportasi untuk memberikan suatu kenyamanan dalam berlalu-lalang di bangunan tersebut. Alat transportasi tersebut mempunyai sifat sebagai alat angkut dalam bentuk:  Vertikal, berupa elevator  Horizontal, berupa konveyor  Miring, escalator 1) Elevator Elevator sering disebut lift adalah kereta alat angkut untuk mengangkut orang atau barang dalam suatu bangunan yang tinggi. Lift dapat dipasang untuk bangunan-bangunan yang tingginya lebih dari 4 lantai karena kemampuan orang untuk naik turun dalam menjalankan tugas atau keperluannya dalam bangunan tersebut hanya mampu dilakukan sampai dengan 4 lantai. Lift dapat dibagi menurut fungsinya.  Lift penumpang (passenger elevator) digunakan untuk mengangkut manusia.  Lift barang (fright elevator) digunakan untuk mengangkut barang.  Lift uang/makanan (dumb waiters).  Lift pemadam kebakaran, biasanya lift ini juga berfungsi sebagai lift barang. Lift-lift yang dipasang pada bangunan, karena sifatnya umum harus mengacu pada peraturan-peraturan daerah, dinas keselamatan kerja dan dinas pemadam kebakaran. Untuk menentukan kriteria perancangan lift penumpang, perlu diperhatikan tipe dan fungsi dari bangunan, banyaknya lantai, luas tiap lantai, dan interrvalnya. Selain itu perlu dibedakan dari kapasitass (car/kg), jumlah muatan, dan kecepatan, seperti contoh berikut:



Makin tinggi bangunananya makin tinggi kecepatannya, perlu diperhatikan bahwa kapasitas, jumlah muatan, dan kecepatan untuk masing-masing lift tidak sama tergantung dari pabrik pembuatnya. Sistem penggerak dalam elevator juga berbeda-beda.  Sistem gearless yaitu mesin di atas, untuk lift kantor, pertokoan hotel, apartemen, rumah sakit, dan sebagainya.



Gambar 51 Lift dengan mesin di atas 



Sistem hydrolic yaitu mesin di bawah terbatas 3-4 lantai yang digunakan untuk lift uang-makanan.



Gambar 52 Lift dengan mesin di bawah Karena pemasangan lift baru dianggap efisien setelah tinggi bangunan 4 lantai ke atas, maka sistem yang digunakan adalah gearless (mesin atas). Rumah lift dapat dibagi menjadi 3 bagian.  Lift pit, tempat pemberhentian akhir yang paling bawah, berupa buffer sangkar dan buffer beban pengimbang.











Ruang luncur hoisway, temap meluncur sangkar/kereta lift, tempat pintu-pintu masuk ke kereta lift, tempat meluncurnya beban pengimbang (counter weight), dan tempat meletakkan rel-rel peluncur dari kereta lift dan bebang pengimbang. Ruang mesin, tempat meletakkan mesin traksi lift, dan tempat panel konrol (mengatur jalannya kereta).



Ruang luncur Suatu ruangan luncur terbuat dari dinding beton atau bata dengan rangka-rangka tertentu, kecuali utnuk lift pemadam kebakaran. Ukuran ruang luncur tergantung dari ukuran kereta lift, dan dapatt diberi bukaan-bukaan untuk pintu lift. Pintu lift ini sangan mempengaruhi harga lift, mengingat jumlah pintu lift tergantung dari kebutuhan. Setiap pintu lift diberi tombol-tombol untuk tempat pemberhentian kereta lift dan di dalam kereta lift terdapat tombol-tombol yang berhubungan dengan pintu lift luar. Setiap ruangan/interior kereta lift, secara standar telah ditentukan macam, bentuk dan warnanya. Pemakai yang memilih bentuk, macam dan warna yang, berbeda dengan standar atau memberikan tambahan dan perubahan-perubahan, akan diperhitungkan dalam biaya pembelian kereta lift. Ruang mesin Ruang ini berisi mesin pengangkat kereta yang dilengkapi dengan alat-alat panel yang mengaturr perjalanan kereta. Ruangan ini dilengkapi pengatur udara, yaitu exhauster atau alat pendingin, yang berguna menjadikan ruangan tersebut tidak panas sehingga panelpanel mesin tersebut tidak terganggu. Cara meletakkan lift dalam perancangan bangunan Ada beberapa cara untuk meletakkan beberapa lift dalam satu bangunan. Lift dapat di pasang berdampingan atau berhadapan, tetapi kalau dipasang berdampingan lebih dari 3 lift, sebaiknya dipasang berhadapan. Kalaiu dipasang berhadapan akan timbul suatu masalah mengenai jarang antara lift-lift yang berhadapan. Hal ini akan di atur sesuai dengan fungsi dan kegunaan dari bangunan tersebut.



Gambar 53 Susunan lift



Bentuk dan macam lift bentuk dan macam lift tergantung dari fungsi dan kegunaan gedung. Bermacam-macam lift menurut bentuknya.



Gambar 54 Lift pemadam kebakaran atau barang 















Lift penumpang (yang tertutup) Suatu lift penumpang dengan ukuran, berat dan kecepatan tertentu sesuai dengan fungsi dan kegunaannya. Interior disesuaikan dengan kebutuhan standar atau sesuai dengan keinginan pemilik bangunan. Kecepatan rendah untuk low zone biasanya melayani bangunan bertingkat tidak lebih dari 10 lantai. Kecepatan sedang atau tinggi untuk high zone biasanya melayani bangunan bertingkat lebih dari 10 lantai. Lift penumpang (yang transparan) Suatu lift penumpang yang interiornya satu bidang atau berupa kaca tembus supaya dapat menikmati pemandangan luar. Bentuk lift ini bermacam-macam, ada yang segi lima, ssegi empat, bulat, dan sebagainya, sesuai dengan perkembangan teknologi dan pertimbangan keindahan. Demikian juga interior dapat diatur atau diubah sesuai dengan keinginan. Lift untuk rumah sakit Karena fungsinya mengangkut orang sakit, ukuran lift biasanya memanjang dan pintu dibuat 2 arah. Interior disesuaikan dengan fungsinya. Lift untuk kebakaran/barang Ruangannya tertutup dan interiornya sederhana. Khusus untuk kebakaran, semua peralatan-peralatan, rangka dan interironya harus tahan terhadap kebakaran, minimal 2 jam. Bukan hanya rangka dari sangkarnya tetapi dinding-dinding luar yang menutupi lubang lift harus juga terbuat dari dinding yang tahan apai. Pintu lift terakhir harus menghadap atau dapat langsung dijangkau dari luar.



Gambar 55 Beberapa tipe ruang luncur dengan keretanya Kecepatan dan berat lift Dalam peraturan bangunan khususnya untuk lift, ketepatan berangkat dan berhentinya lift harus tanpa sentakan yang menganggu penumpang, sehingga kecepatan dan berat akan menetukan kenikmatan dalam menggunakan lift.  Untuk 4 s.d. 10 lantai, kecepatan 60-150 m/menit  Untuk 10 s.d. 15 lantai, kecepatan 180-210 m/menit  Untuk 15 s.d. 20 lantai, kecepatan 210-240 m/menit  Untuk 20 s.d. 50 lantai, kecepatan 270-360 m/menit  Untuk rumah sakit, keccepatan 150-210 m/menit Cara kerja lift Naik turunnya lift diatur oleh perimbangan antara car (kereta penumpang) dengan beban pengimbang, yaitu motor traksi lift yang ada di ruangan mesin bekerja sesuai dengan sentuhan tombol-tombol di pintu kift melalui panel kontrol. Jika panel kontrol ini bekerja secara manual, maka car bekerja/berjalan naik dan turun, maka pintu akan terbuka pada lantai di bawah saja. Akan tetapi, kalau panel control diatur secara otomatis/deprogram dengan computer, maka kereta selalu bergerak naik/turun untuk mencari penumpang. Pada waktu terjadi kebakaran, semua aliran listrik mati, lift secara otomatis bergerak turun dan tidak dapat digunakan. Pada saat itu, lift kebakaran tetap dapat bekerja (untuk petugas saja) dengan menggunakan aliran listrik darurat/diesel. 2) Konveyor Konveyor adalah suatu alat angkut untuk orang atau barang dalam arah mendatar/horizontal. Dipasang dalam keadaan datar atau miring pada derajat tertentu 10° dan dengan kemiringan tertentu sesuai dengan standar perbandingan antara datar dan ketinggian 30 s.d. 35°. Selain itu, ada alat angkut yang merupakan perpaudan antara eskalator dan konveyor, yang bentuk jalurnya melingkar atau berbelok-belok. Panjang eskalator disesuaikan dengan kebutuhan leebar untuk satu orang lebih kurang 60 cm dan untuk dua orang lebih kurang 100-120 cm. penyusunan dan pemasangannya dibuat sejajar, berurutan atau bersilangan. Karena terdiri atas segmen-segmen sari tiap anak tangga (trap) yang dihubungkan satu dengan lainnya, eskalator dapat bergerak maju atau mundur. Seperti juga elevator, eskalator dapat diatur secara otomatis, yaitu pada waktu tertentu berhenti dan akan berjalan jika ada sinyal yang penunjukkan ada penumpang yang menggunakan eskalator tersebut. Eskalator juga menggunakan mesin terletak di bawah lantai. Oleh karena itu, bagian struktur harus diingatkan sehingga tidak terjadi keselahan perancangan.



Gambar 57 Eskalator dengan cara pemasangannya j. Perancangan landasan helikopter Bangunan-bangunan yang tinggi, lebih dari 10 lantai atau 40 m, dianjurkan untuk membuat suatu landasan helikopter. Landasan ini berfungsi sebagai tempat mendaratnya helikopter supaya dapat dengan mudah dan cepat memberikan pertolongan apabila terjadi kecelakaan, seperti kebakaran atau terjebak di ruang atas. Oleh karena itu, landasan helikopter di atas bangunan tersebut harus mempunyai persyartan-persyartan sebagai berikut. 1) Sudah diperhitungkan strukturnya untuk dapat menahan beban dengan berat 2.284 kg dari helikopter yang mendarat. 2) Mempunyai ukuran/radius tertentu dari macam-macam heli yang sering digunakan, khususnya dari dinas kebakaran atau dinas keamanan/kepolisian atas izin Ditjen perhubungan udara. 3) Landasan harus berdiri paling atas tidak boleh terganggu oleh pagar kabel-kabel penangkal petir, antenna dan sebagainya. 4) Landasan dihubungkan dengan tangga yang terbuka menuju atap bangunan.



Gambar 58 Denah Landasan Helikopter k. Perencanaan limbah sampah Limbah sampah merupakan buangan dari baangunan-bangunan, khususnya bangunan yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan tertentu, seperti pabrik, hotel, restoran, dan super market. Dengan hasil buangan yang berupa limbah sampah baik yang kering maupun yang basah, maka perlu diberikan tempat khusus yang merupakan gudang sampah yang dapat menampung sementara, yang nantinya perlu dibuang ke luar dari bangunan tersebut. Untuk bangunan-bangunan yang bertingkat perlu dipersiapkan: 1) Boks-boks untuk tempat pembuangan yang terletak di tempattempat bagian servis di setiap lantai. 2) Boks penampungan di bagian paling bawah berupa ruangan/gudang dengan dilengkapi kereta-kereta bak sampah. Masing-masing boks setiap lantai dihubungkan pipa penghubung dari beton/PVC/asbes dengan diameter 10-14 inci. Dinding paling atas diberikan lubang untuk udara dan dilengkapi dengan kran air untuk pembersihan atau pemadaman sementara kalau terjadi kebakaran di lubang sampah tersebut.



Gambar 59 Shaft pembuangan sampah Gudang sampah harus dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas: 1) Kran air untuk pembersihan 2) Sprinkler untuk pencegahan kebakaran 3) Lampu sebagai penerangan 4) Alat pendingin untuk bak sampah basah supaya tidak terjadi pembusukan. Gudang sampah ini harus berukuran besar baik luas dan tingginya sesuai dengan fungsi bangunan, serta harus dapat dijangkau oleh kendaraan sampah. l. Perancangan alat pembersih luar bangunan Untuk bangunan bertingkat tinggi, perlu disiapkan suatu alat untuk membersihkan kulit bangunan dari debu-debu yang melekat pada bangunan tersebut. Alat itu disebut gondola. Gondola dipasang di dinding setiap bangunan bertingkat, sebagai tempat mengangkut orang yang akan membersihkan dinding bangunan tersebut. Untuk bangunan-bangunan yang tingginya 4 – 5 lantai, digunakan alat lain selain gondola yang fungsinya sama dengan gondola. Cara kerja gondola Ada beberapa cara untuk melakukan pemeliharaan suatu bangunan bertingkat. Cara biasa, dengan menggunakan rel atau alat untuk tali pemegang dan tempat berpijak. Cara lain menggunakan gondola adalah sebagai berikut: 1) Gondola dapa bergerak naik turun Karen digerakkan oleh alat penggerak yang diatu oleh penumpangnya dari dalam kereta. Untuk menggerakkan ke kiri dan ke kanan di lakukan secara manual. Ketika sampai di bawah, kemudian digeser, dan tempat angkur di atas tali lepas dan dipindahkan ke angkur lainnya.



2) Gondola secara otomatis dapat digerakkan dari dala kereta untuk bergerak ke kiri dank e kanan, ke atas dan ke bawah. Untuk menggerakkan ke samping diperlukan suatu alat di atas yang bergerak dengan menggunakan rel. alat ini memerlukan sumber tenaga. Kereta tempat orang bekerja berukuran untuk satu orang, dua orang atau tiga orang dan terbuat dari bahan alumunium yang ringan. Kereta tersebut kalau tidak digunakan dapat disimpan di tempat yang aman supaya tidak kena panas dan hujan.



Gambar 60 Bermacam-macam sistem alat pembersih bangunan tinggi (gondola) Penggunaan gondola Tipe gondola yang digunakan untuk membersihkan bangunan bagian luar disesuaikan dengan tinggi bangunan dan berat dari gondola (termasuk berat pembersih dan segala peralatannya). Tinggi bangunan: 1) Kurang dari 100 m, kapasitasnya 200 kg 2) Antara 100-150 m, kapasitasnya 300 kg 3) Lebih dari 150 m, kapasitasnya 400-600 kg Selain bangunan dengan bentuk-bentuk normal, gondola juga dapat digunakan dalam bangunan yang berbentuk beraneka ragam. (Tangoro, 2006)



Gambar 61 Gondola dengan rel



DAFTAR PUSTAKA Tangoro, D. (2006). Utilitas Bangunan. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).