Tugas 3 IPS-Rahma Dani-856040983 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NAMA NIM



: RAHMA DANI : 856040983



TUGAS 3 IPS



1. Jika anda sebagai seorang guru di dalam sebuah kelas dan menjadi nahkoda bagi kapal yang berisi penumpangnya adalah murid anda. Anda harus mengajarkan metode pembelajaran IPS SD yang berlandaskan pendekatan kognitif. Rancanglah dan berilah contoh terkait metode pembelajaran IPS SD dengan berlandaskan pendekatan kognitif digunakan untuk mengajarkan materi pendidikan IPS di SD kepada peserta didik anda sesuai dengan pengalaman anda sebagai seorang guru profesional! Salah satu metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan kognitif adalah latihan inquiri (Inquiry training). Metode ini berangkat dari suatu kenyataan bahwa perkembangan individu itu bersifat indipenden (bebas).  Oleh karena itu, dalam penerapannya lebih menitikberatkan pada penyelidikan yang bersifat bebas, tetapi terarah dan sisteatis. Metode latihan inkuiri didasarkan atas terjadinya konfrontasi intelektual. Guru memulainya dengan mengajukan suatu situasi teka-teki kepada siswa untuk dipecahkan/diselidiki. Guru dalam kegiatan ini harus mampu menyajikan peristiwaperistiwa yang membangkitkan siswa untuk terjadinya konfrontasi intelektual. Tahap-tahap penerapan metode latihan inkuiri adalah berikut ini: 1. Menyajikan masalah Guru menunjukkan situasi yang mengandung masalah dan menentukan prosedur inkuiri yang akan ditempuh oleh siswa. 2. Pengumpulkan data dan verivikasi data Siswa mengumpulkan informasi tentang masalah yang diajukan. Tahap ini dimaksudkan  untuk membuktikan hakikat objek dan kondisi serta menyelidiki peristiwa situasi masalah. 3. Mengumpulkan unsur baru Siswa bersama guru mengadakan eksperimen dan pengumpulan data (unsur baru). Maksud kegiatan eksperimen ini adalah memisahkan variabel yang mendukung, mengajukan hipotesis dan mengetes sebab akibat. 4. Merumuskan penjelasan Siswa bersama guru merumuskan penjelasan atau uraian secara mendetail, rapi, dan sistematis. 5. Menganalisis pola-pola penemuan. Tahapan ini sangat penting untuk mengetahui  sejauh mana proses inkuiri telah dilaksanakan dan apabila menemui beberapa kekurangan dicoba untuk diperbaikki secara sistematis. Hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam menerapkan metode latihan inkuiri adalah berikut ini: a. Rencanakan waktu yang akan digunakan. b. Siswa dapat melakukan secara kelompok. c. Lanjutkan latihan inkuiri dengan jalan diskusi CONTOH : Sebagai contoh, saya ambil kurikulum Sekolah Dasar Kelas 6 Semester II: 1. Kompetensi Dasar Kemampuan memahami gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara tetangga. 2. Materi Pokok Gejala alam dan sosil negara Indonesia dan negara tetangga.



3. Hasil Belajar a. Membandingkan gejala alam negara Indonesia dengan negara-negara tetangga. b. Mendeskripsikan gejala sosial Indonesia dan negara-negara tetangga. 4. Indikator a. Menunjukkan pada peta letak dan nama negara-negara tetangga Indonesia. b. Membandingkan ciri-ciri gejala alam Indonesia dengan negara-negara tetangga. c. Membandingkan ciri-ciri gejala sosial di Indonesia dengan negara tetangga. d. Memberi contoh sikap waspada terhadap gejala sosial di Indonesia. Setelah memahami hal di atas, maka langkah selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Menyajikan masalah. Guru mengajukan masalah dengan pertanyaan sebagai berikut: Bagaimana gejala alam dan sosial di Indonesia jika dibandingkan dengan negara tetangganya? 2. Mengumpulkan data dan verifikasi data. Siswa mengumpulkan data melalui buku-buku sumber yang berkaitan dengan masalah yang dirumuskan. 3. Mengumpulkan unsur baru. Guru dan siswa mencocokkan secara langsung antara infomasi dengan rumusan masalah yang dirumuskan dan menemukan unsur-unsur baru yang dapat digunakan untuk menjawab masalah. 4. Merumuskan penjelasan. Guru membantu siswa dalam merumuskan penjelasan untuk mnjawab atas masalah secara mendetail, rapi, dan sistematis. 5. Menganilisis proses inkuri. Siswa menganalisis pola-pola penemuannya dan siswa menilai efektivitas proses inkuiri yang dilakukan. Kemudian memperbaiki kekurangan yang ada.



2. Terdapat banyak metode pembelajaran dengan pendekatan apapun di dalam mengajarkan kegitan belajar mengajar pendidikan IPS di SD salah satunya yaitu metode pembelajaran melaui pendekatan sosial. Analisislah penggunaan metode pembelajaran IPS SD kelas tinggi berdasarkan pendekatan sosial! Pendekatan sosial mengutamakan hubungan individu dengan masyarakat dan memusatkan perhatiannya kepada proses sosial yang merupakan negosiasi sosial. Pendekatan sosial berangkat dari dua asumsi. Pertama, masalah-masalah sosial diidentifikasi atas dasar kesepakatan yang diperoleh dalam proses sisial dan menggunakan prinsip sosial pula. Kedua, proses-proses sosial yang demokratis perlu dikembangkan untuk memperbaiki masyarakat dalam arti seluas-luasnya dan terus  menerus. Dalam menggunakan model Inkuiri Sosial, ada tahap-tahap yang harus dilalui, yaitu berikut ini: 1. Tahap Orientasi Dalam tahp ini, siswa diminta memilih masalah sosial (tentu saja yang relevan dengan GBPP) yang akan dijadikan pokok bahsan. Masalah dapat bersumber dari peristiwa-peristiwa sosial dikelas atau disekolah atau masyarakat sekitar sekolah. 2. Tahap Hipotesis Tahap hipotesis diakukan setelah perumusan dan pembahasan masalah. Fungsi perumusan hipotesis adalah sebagai acuan dalam usaha menemukan pemecahan masalah. Untuk membuat hipotesis yang baik, diperlukan beberapa kriteria sbb : a. Valid atau mempunyai kejelasan untuk melakukan pengujian (menguji apa yang seharusnya diuji). b. Kompatibilitas, yaitu kesesuaian antara hipotesis dengan pengalaman siswa atau guru yang pernah diperoleh. c. Mempunyai hubungan dengan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi sebelumnya. 3. Tahap definisi Pada tahap ini siswa mengadakan pembahasan tentang pengertian latihan-latihan yang terdapat dalam hipotesis. Hal ini penting agar terdapat pengertian yang sama pada setiap siswa. 4. Tahap Eksplorasi Tahap eksplorasi adalah tahap pengujian hipotesis dengan logika deduksi dan mengembangkan hipotesis dengan implikasi serta asumsi-asumsi. Apabila telah teruji antara hipotesis dengan dasar logika maka tahap berikutnya adalah pembuktian dengan fakta-fakta. 5. Tahap Pembuktian Dalam tahap ini, para siswa mengumpulkan data dengan metode yang sesuai. Misalnya, melaui wawancara, angket dan observasi. Jika data telah terkumpul, kemudian diadakan analisis data untuk disimpulkan, apakah hipotesis diterima atau ditolak. 6. Tahap Generalisasi Tahap ini merupakan tahap akhir dari model inkuiri sosial. Pada tahap ini telah dapat disusun pernyataan terbaik dalam pemecahan masalah. Generalisasi yang dihasilkan hendaknya disusun secara sederhana sehingga mudah dipahami oleh siswa CONTOH : Sebagai contoh, saya ambil kurikulum SD Kelas 5 semester I, sebagai berikut : 1) Kompetensi Dasar Kemampuan memahami keadaan pendudukdan pemerintahan di Indonesia.



2) Pokok Bahasan Penduduk dan sistem pemerintahan di Indonesia 3) Hasil Belajar a. Mengidentifikasi keadaan penduduk di Indonesia b. Mendeskripsikan peran dan tanggungjawab pemerintah 4) Indikator a. Menjelaskan perkembangan jumlah penduduk, penggolongan, persebaran dan kepadatan penduduk di Indonesia. b. Menginterpretasikan berbagai grafik penduduk. c. Menjelasakan permasalahan penduduk di Indonesia. d. Mengidentifikasi bentuk, sebab, dan akibat perpindahan penduduk yang terjadi di Indonesia. e. Menguraikan pengertian pemerintahan, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat. f. Menjelaskan sistem pemerintahan demokrasi. g. Memberi contoh tugas dan tanggungjawab pemerintah terhadap masyarakat. Setelah kita memahami hal di atas, maka selanjutnya adalah sebagai berikut. 1. Tahap Orientasi Mengambil dan menetapkan masalah yang berkaitan dengan jumlah penduduk yang meledak, golongan penduduk muda, persebaran tidak merata, dan kepadatan yang tinggi. Salah satu akibatnya adalah masalah sosial yaitu kemiskinan masih ditambah penodongan, pencurian, tuna susila, dan tuna wisma. Rumusan masalahnya adalah “Faktor-faktor apa yang menyebabkan kemiskinan di suatu daerah?” Jadi, masalah pokoknya adalah terjadinya kemiskinan. 2. Tahap Hipotesis Menyusun hipotesis, yaitu berikut ini: a. Kondisi fisis suatu daerah yaitu lahan pertanian yang sempit, mempunyai hubungan dengan terjadinya kemiskinan. b. Kualitas sumber daya manusia yaitu tingkat pendidikan yang rendah, mempunyai hubungan dengan terjadinya kemiskinan. 3. Tahap Definisi Membahas pengertian dari istilah-istilah yang ada dalam hipotesis. a. Kondisi fisis adalah keadaan lingkungan alam yang mempunyai pengaruh terhadap peri kehidupan manusia, misalnya keadaaan sumber daya alam suatu daerah. b. Kualitas SDM adalah derajat kemampuan manusia mengolah sumber daya alam yang ada dengan tekonologi yang dimiliki. c. Kemiskinan dibedakan menjadi dua, yaitu kemiskinan alamiah dan kemiskinan struktural/buatan. Kemiskinan alamiah adalah kemiskinan yang ditimbulkan sebagai akibat terbatasnya sumber daya alam atau daya dukung sumber daya alam terhadap sumber daya manusia rendah. 4. Tahap Eksplorasi Peserta didik mengadakan pengujian hpotesis dengan logika deduksi dan mengembangkan hipotesis dengan implikasinya serta asumsi-asumsi yang mendasarnya. 5. Tahap Pembuktian Hipotesis Mengumpulkan data kemudian menganalisis data dan dihubungkan dengan hipotesisnya untuk kepastian apakah hipotesis itu diterima atau tidak. 6. Tahap Generalisasi Menyusun perkataan terbaik sebagai jawaban atas masalah yang dibahas, yaitu berikut ini: a. Kondisi fisik yang jelek akan mendukung terjadinya kemiskinan di suatu daerah b. Kualitas sumber daya manusia yang rendah menukung terjadinya kemiskinan di suatu daerah .



3. Terdapat beberapa aspek kognitif dlam merancang dan menyusun alat evaluasi hasil Belajar IPS di SD. Terkait hal tersebut, telaah dan berilah contoh 2 tingkatan aspek kognitif dalam evaluasi hasil belajar IPS SD! Cara merancang dan menyusun alat evaluasi IPS aspek kognitif di SD A. Pengertian Aspek Kognitif Aspek Kogitif dalam evaluasi hasil belajar mempunyai dua tingkatan sebagai berikut : 1. Evaluasi yang mempunyai tingkatan lebih rendah yaitu :  Evaluasi yang mengungkap pengtahuan (Knowledge) Tes yang hanya mengungkap penalaran dalam kategori rendah dan siswa hanya dituntut untuk mengingat kembali apa yang tekah dipelajari. Contoh : siapakah presiden pertama Indonesia? Adapun kata-kata yang sering digunakan dalam mengungkap pengetahuan adalah Apa?, siapa?, Di mana?, kapan?, sebutkan! 



Evaluasi yang mengungkap pemahaman (Comprehension) Evaluasi ini menuntut siswa memahami atau mengerti apa yang telah dipelajari. Adapaun kata yang digunakan adalah mengapa?, jelaskan!, uraikan!, berilah ulasan!, bandingkan! Contoh : mengapa Pulau Jawa padat penduduknya?







Evaluasi yang mengungkap penerapan (Application) Dalam penerapan siswa daharapakan mamapu menggunakan informasi yang diterima memecahkan suatu masalah. Kata-kata yang sering digunakan dalam penerapan adalah democtrasikan!, tunjukkanlah!, klasifikasikan!, carilah hubungan!, tuliskan!, Gambarkan!. Contoh : tunjukkan letak Pulau Bangka pada peta Pulau Sumatera!



2. Evaluasi yang mempunyai tingkatan yang lebih tinggi, yaitu :  Evaluasi yang mengungkap analisi (Analysis) Analisis merupakan jenjang pertanyaan dari kelompok pertnayaan tingkat tinggi. Pertanyaan analisis menuntut siswa terlibat dalam proses kognitif yaitu :  Menguaraikan alasan atau sebab-sebab suatu kejadian.  Mempertimbbangkan dan menganalisis informasi agar dapat menyimpulkan informasi yang diterima.  Menganalisis kesimpulan atau generalisasi untuk menemukan bukti yang menunjang atau bahkan menyangkal kesimpulan.  Kata-kata yang dapat digunakan untuk pertanyaan analisis adalah sebutkan buktibukti, mengapa, tunjukkan sebab-sebabnya, analisislah, berilah alasan.  Evaluasi yang mengugkap sintesis Merupakan jenjang kedua dari kelompok pertanyaan tingkat tinggi. Jenis pertanyaan sistesis yaitu : susunlah dengan kata-katamu!, apa yang mungkin terjdai?, buatlah perkiraan pa yang terjadi!, bagaimanakah?  Evaluasi yang mengungkap penilaian (Pertanyaan yang mengungkap evaluasi) Evaluasi (pertanyaan) yang mengungkap penilain untuk melakukan kegiatan berpikir yang paling tinggi. Kata-kata yang dapat digunakan untuk pertnayaan evaluasi adalah berilah pendapat bahwa, bandingkan!, berilah alasan!, bedakan, setujukah anda?



4. Sebelum menyusun alat evaluasi, kita perlu merencanakannya sehingga alat evaluasi yang disusun betul-betul baik. Analisislah rancangan alat evaluasi tentang nilai dan sikap sosial! Cara merancang dan menyusun alat evaluasi IPS aspek sikap sosial di SD Nilai dan sikap sosial terjadi apabila ada interaksi sosial antara seseorang dengan orang lain, dengan kelompok atau antar kelompok. Untuk dapat terjadi interaksi sosial harus ada kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk yaitu   



antara orang per orang, antara orang per orang dengan kelompok masyarakat, antara kelompok dengan krlompok.



a. Merangcang alat evaluasi nilai dan sikap sosial Dalam merancang alat evaluasi perlu dipelajari kurikulum sekolah yang berlaku, yaitu : 1. kompetensi Dasar (KD) dalam kurikulum 2. materi pokok 3. hasil belajar 4. Indikator materi pokok. b. Menyusun alat evaluasi nilai dan sikap sosial Contoh dalam materi “Peran Anggota Keluarga”. Evaluasi kelas 3 SD semester 1 Alat yang tepat untuk mengukur nilai dan sikap sosial adalah melalui satu contoh berikut ini: 1. Setelah dijelaskan Pak Anton sebagai pengurus RT siswa dapat menghargai bahwa…. a. Pak anton adalah sebagai ketua RT b. Pak anton adalah sebagai ketua RT yang rajin mengurus warga c. Pak Anton sebagai kepal keluarga d. Pak Anton sebagai suami ibu Anton Jawaban yang paling benar adalah B.



5. Model yang dikemukakan oleh David Johson dan Frank Johnson dalam Udin S.Winataputra (2003) menjelaskan bahwa model pemecahan masalah menitikberatkan masalah secara kelompok, yaitu pada kemampuan mengambil keputusan. Analisislah penerapan model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah menurut pendapat ahli di atas! Model ini dikemukakan oleh David Johnson dan Frank Johnson dalam Udin S. Winataputra (2003), di mana model ini menitikberatkan pada pemecahan masalah secara kelompok, yaitu pada kemampuan mengambil keputusan. Kemampuan pemecahan masalah secara kelompok meliputi beberapa unsur sebagai berikut : a. dapat menghasilkan kesepakatan tentang sesuatu keadaan yang dikehendaki; b. sepakat menetapkan struktur dan prosedur untuk menghasilkan, memahami dan memakai informasi yang relevan dengan keadaan yang aktual: c. sepakat untuk menetapkan struktur dan prosedur untuk menemukan kemungkinan pemecahan masalah, memutuskan dan mempergunakan cara pemecahan yang terbaik dan efektif. Langkah-langkah pemecahan masalah kelompok yang dikemukakan oleh Johnson dan Johnson sebagai berikut : a. Definisi masalah Definisi masalah merupakan langkah yang paling sulit. Apabila mampu merumuskan dengan baik maka langkah selanjutny akan lebih mudah. Untuk perumusan masalah ini dianjurkan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :  Tampunglah secara terbuka semua pernyataan masalah.  Rumuskan kembali setiap pernyataan sehingga dapat memperoleh gambaran yang ideal dan aktual. Pilihlah salah satu definisi yang penting dan dapat dipecahkan. b. Diagnosis Masalah Langkah kedua ini kita ingin mengetahui dimensi dan sebab-sebab timbulnya masalah. Tujuannya adalah untuk mengetahui sifat dan besarnya kekuatan yang mendorong ke arah situasi yang ideal dan kekuatan-kekuatan yang menghambat ke arah tersebut. c. Merumuskan alternatif strategi Dalam kelompok ketiga ini kelompok harus mencari dan menemukan berbagai alternatif cara pemecahan masalah, di mana kelompok harus kreatif, berpikir divergen, memahami pertentangan antar idea dan punya daya temu yang tinggi. d. Penentuan dan penerapan suatu strategi Setelah berbagai alternatif strategi pemecahan masalah diperoleh maka kelompok pada tahap ini memutuskan untuk memilih alternatif mana yang akan dipakai. Tahap ini mengandung dua aspek utama pemecahan masalah, yaitu:  pengambilan keputusan yaitu suatu proses mengambil suatu pilihan dari berbagai alternatif tindakan;  keputusan penerapan, yaitu suatu proses untuk mengambil tindakan yang diperlukan sehingga menghasilkan pelaksanaan tersebut. Dalam tahap ini kelompok harus menggunakan pertimbangan yang kritis, berpikir konvergen dalam membuat perencanaan yang nyata mengenai pelaksanaan e. Evaluasi keberhasilan strategi Dalam langkah kelima ini kelompok mempelajari: apakah strategi itu berhasil diterapkan (evaluasi proses), apakah akibat penerapan strategi itu (evaluasi hasil ) dan apakah keadaan aktual sudah lebih mendekati keadaan yang ideal daripada sebelum penerapan. Hasil akhir dari evaluasi harus menunjukkan bahwa masalah apa yang sudah dipecahkan, seberapa jauh pemecahanya, masalah apa yang belum terpecahkan dan masalah baru apa yang timbul sebagai akibat pemecahan ini.