Tugas 4 Bahasa Indonesia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas 4: Diksi Nama : Nisa Annafiya Firdhan NIM : 21035034 Prodi : Pendidikan Kimia



A. Diksi dapat diklasifikasikan atas beberapa jenis. Jelaskan minimal 3 jenis diksi dan sertakan contohnya minimal 1. Jawab: 1) Diksi berdasarkan makna, terbagi dua yaitu: a. Makna Denotatif → Diksi berdasarkan makna denotatif adalah diksi dengan makna yang sebenarnya dari suatu kata atau kalimat. Dalam kata lain, makna denotatif adalah makna objektif tanpa membawa perasaan tertentu atau murni. Ciri-ciri diksi berdasarkan makna denotatif adalah memiliki makna yang lugas karena sifatnya yang literal dan biasanya hasil observasi dari panca indra, yaitu pendengaran, penciuman, penglihatan, perasa, dan peraba. Contoh: Jerapah memiliki leher yang lebih panjang dibandingkan dengan hewan lain. b. Makna konotatif → Diksi berdasarkan makna konotatif adalah kata atau kalimat yang memiliki arti bukan sebenarnya. Makna konotatif juga bisa diartikan sebagai makna kias yang berkaitan dengan nilai rasa. Contoh: Setelah lulus kuliah, Rafli memilih berprofesi sebagai kuli tinta. (kuli tinta memiliki makna sebagai wartawan). 2) Diksi berdasarkan leksikal, terbagi atas beberapa macam yaitu: a. Sinonim → Sinonim disebut juga padanan kata atau persamaan kata karena memiliki makna yang sama. Contoh: Dini adalah murid yang paling pandai di kelasnya. Kalimat pada contoh tersebut memiliki makna yang sama dengan kalimat ‘Dini menjadi murid yang paling pintar di kelasnya.’ Kedua kalimat tersebut menggunakan kata atau diksi yang berbeda pada pilihan kata pandai. Namun, keduanya tetap memiliki makna dan pemahaman yang sama meskipun diganti dengan kata pintar. b. Antonim → Antonim disebut juga sebagai lawan kata atau perbedaan kata karena memiliki makna yang berlawanan. Contoh: Dini malas belajar sehingga dia menjadi anak yang bodoh. Dini rajin belajar sehingga dia menjadi anak yang pintar. Ketika dua kalimat tersebut menggunakan kata yang berlawanan, maka makna yang disampaikan pun menjadi berbeda dan berlawanan. c. Homomim → Homonim merupakan jenis kata yang memiliki makna yang berbeda namun lafal atau pengucapan dan ejaannya sama. Contoh: Genting rumah bocor sehingga air masuk ke dalam rumah ketika hujan turun. Keadaan di sekolah sedang sangat genting karena murid sekolah lain tawuran menyerbu sekolah. Kata “genting” pada kalimat pertama mengandung makna yang menunjukkan kata benda berupa atap atau genting. Sedangkan kata “genting” pada kalimat kedua mengandung makna gawat atau mendesak.



d. Homofon → Homofon memiliki lafal yang sama, namun makna dan ejaannya berbeda. Contoh: Aku rindu masa remaja saat masih sekolah dulu. Massa demo yang merapat ke gedung DPR semakin banyak. Kedua kalimat tersebut menggunakan kata “massa dan masa” yang memiliki pelafalan yang sama namun ejaan dan artinya berbeda. Kata “masa” pada kalimat pertama memiliki makna saat atau waktu. Sedangkan kata “massa” pada kalimat yang kedua memiliki makna kumpulan orang dalam jumlah yang banyak. e. Homograf → Homograf merupakan jenis kata atau diksi yang memiliki ejaan yang sama namun makna dan lafalnya berbeda. Contoh: Pagi hari tadi aku sarapan buah apel. Setiap pagi sebelum masuk kelas anak-anak harus apel terlebih dahulu. Kata “apel” pada kalimat pertama diucapkan dengan lafal yang sama seperti kata me pada kata memukul dan memiliki arti nama buah apel. Sedangkan, kata “apel” pada kalimat kedua dilafalkan seperti melafalkan ejaan huruf L (el) dan memiliki arti kumpul. f. Polisemi → Polisemi merupakan jenis kata yang ejaan dan lafalnya yang sama namun memiliki banyak arti dan pengertian jika digunakan dalam konteks kalimat yang berbeda. Contoh: Risma menanam bunga melati yang sangat harum baunya. Risma memiliki paras yang cantik sehingga menjadi bunga desa di kampungnya. Bank konvensional memberikan bunga sebesar 10% setiap bulannya. Kata “bunga” tersebut memiliki ejaan dan lafal yang sama namun memiliki arti yang berbeda-beda. Kalimat pertama mengandung arti nama bunga atau tanaman. Kalimat kedua mengandung makna kiasan sebagai gadis yang paling cantik. Kalimat ketiga mengandung makna keuntungan. g. Hipernim dan hiponim → Hipernim merupakan kata umum yang menjadi penyebutan kata lainnya karena dapat mewakili kata lainnya. Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili maknanya oleh kata hipernim. Contoh: Pak Tono memelihara banyak sekali burung di rumahnya seperti merpati, beo, perkutut, dan lain sebagainya. Hipernim dalam kalimat tersebut adalah “burung” yang mewakili hiponimnya yaitu “merpati, beo, dan perkutut”. B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Lengkapi kalimat berikut dengan diksi yang tepat (Garis bawahi atau tebalkan jawaban Anda). Televisi swasta itu menyiarkan secara langsung pertandingan tinju profesional secara rutin. Menurut beliau masalah kenaikan harga minyak akan dibicarakan lagi dalam pasar internasional. Seusai upacara seluruh siswa kembali ke kelasnya. Pimpinan yang telah kehilangan kekuasaan itu tidak diindahkan lagi. Rapat itu dimulai pada pukul 09.00 WIB. Air yang tenang tidak mampu mendorong perahu layar kami. Pemerintah berusaha untuk mencukupi kebutuhan pokok rakyat dalam rangka menghadapi lebaran. 8. Kedatangan beliau beserta bawahannya disambut oleh masyarakat dengan baik. 9. Para demonstran diharapkan tidak melakukan tindakan yang anarkis. 10. Colombus menemukan Benua Amerika pada tahun 1492.



11. Panitia Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI mengadakan berbagai perlombaan seperti baca puisi, balap karung, dan lomba lari. 12. Secara tidak sengaja dia telah melanggar aturan lalu lintas. 13. Pemerintah daerah memberikan hadiah kepada orang yang telah berjasa. 14. Polisi berhasil menangkap pelaku penjualan bayi. 15. Masyarakat berhak memberikan penilaian pada kinerja para wakilnya di DPR. 16. Asap tebal itu selain berasal dari hutan yang terbakar, juga berasal dari kendaraan bermotor, cerobong pabrik, dan asap rokok. 17. Pihak yang berwenang menegaskan bahwa Perkara itu tidak dipetieskan. 18. Di kelasnya adik menduduki peringkat kedua. 19. “Saya tidak bisa belajar, di rumah saya banyak tamu,”ujarnya. 20. Para pendaki gunung berhenti sejenak untuk menikmati pemandangan di sekitarnya. C. Gunakanlah kata-kata berikut ini, masing-masing dalam sebuah kalimat. Beri penanda (garis bawahi) kata tersebut di dalam kalimat. Jadi total terdapat 20 kalimat. 1. A. Gelanggang; b. pentas a. Anggaran untuk rehabilitasi gelanggang pacuan kuda ini terlalu besar. b. Pentas seni yang diadakan sekolah menyenangkan sekali 2. A. Opini; b. pendapat a. Dia menyampaikan opininya dengan sangat baik. b. Pendapatku tidak jauh beda dengan mereka. 3. A. Ombak; b. gelombang a. Ombak di pantai ini cukup besar. b. Gelombang laut itu menerjang pantai dengan ganas. 4. A. Perlombaan; b. pertandingan a. Panitia Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI mengadakan berbagai perlombaan. b. Pertandingan sepak bola itu tetap berlangsung walaupun diguyur hujan. 5. A. Sumbangan; b. bantuan a. Ayah memberikan sumbangan kepada mereka. b. Sebagai tetangga yang peduli, kita harus memberikan bantuan kepada tetangga kita yang tertimpa musibah. 6. A. Perkembangan; b. peningkatan a. Perkembangan membaca adik kian membaik. b. Nilai rapor Siska mengalami banyak peningkatan. 7. A. Norma; b. kaidah a. Kita harus menghormati semua norma - norma yang ada. b. Ada beberapa kaidah yang perlu diperhatikan dalam kehidupan bermasyarakat. 8. A. Kekuasaan; b. jabatan a. Kekuasaan tertinggi di Indonesia berada pada Majelis Permusyawaratan Rakyat. b. Sandi terlihat sedih karena dia kehilangan jabatannya di kantor. 9. A. Kelompok, b. persatuan a. Hasil diskusi kelompok kami tidak begitu memuaskan b. Persatuan dan kesatuan merupakan nilai yang terkandung pada sila ketiga pancasila. 10. A. Mengamati, b. mengintip



a. Pada praktikum kali ini, seluruh mahasiswa disuruh mengamati gelembung dan nyala lampu pada alat elektrolit tester. b. Santi mengintip jawaban ulangan Arina.