Tugas Ak Keuangan II - New [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NAMA



: JUMAIDI RAHMAN



NIM



: A1C019116



KELAS



: C S1 AKUNTANSI



MATAKULIAH : AKUNTANSI KEUANGAN II



LIABILITAS JANGKA PENDEK, PROVISI, DAN KONTIJENSI



1.1 Definisi dan Klasifikasi Liabilitas Jangka Pendek Definisi : Liabilitas ini merupakan hutang yang harus di lunasi pada masa lalu atau kewajiban yang harus dibayar ke pihak lain. Liabilitas merupakan kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi. Entitas mengklasifikasikan liabilitas sebagai liabilitas jangka pendek jika salah satu dari dua kondisi ini terjadi: Entitas memperkirakan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi normal atau Liabilitas tersebut diselesaikan dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan, Entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan Diperdagangkan dan Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menangguhkan penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan. 1.2 Pengakuan Liabilitas Jangka Pendek 1.2.1 Hutang Dagang (Account Payable) Hutang dagang merupakan saldo yang terhutang kepada orang lain atas barang, persediaan, atau jasa yang diperoleh secara kredit. Hutang dagang timbul karena adanya perbedaan waktu antara diterimanya jasa atau berpindahnya hak kepemilikan asset dengan pembayarannya. hutang dagang memiliki syarat jual beli seperti 2/10, n/30 atau 1/10, EOM. 1.2.2 Hutang Wesel (Notes Payable) Hutang wesel merupakan janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa depan. Hutang wesel timbul dari pembelian, pembiayaan atau transaksi lain. Hutang wesel dapat diklasifikasikan menjadi jangka pendek dan jangka panjang



berdasarkan



waktu



penyelesaiannya.



Hutang



wesel



juga



dapat



diklasifikasikan sebagai hutang wesel berbunga dan hutang wesel tidak berbunga.



1.2.3 Bagian hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo (current maturities of long term debt) Merupakan bagian dari surat hutang, obligasi, hipotek, dan hutang jangka panjang lainnya yang akan jatuh tempo dalam tahun fiskal berikutnya. 1.2.4 Hutang jangka pendek yang akan dibiayai kembali (Short term obligation expected to be refinanced) Terkadang, perusahaan menghadapi situasi di mana perusahaan memiliki liabilitas jangka pendek yang akan segera jatuh tempo di tahun fiskal berikutnya tetapi terdapat kemungkinan perusahaan tidak dapat melunasi liabilitas tersebut. Perusahaan biasanya akan berusaha untuk memodifikasi perjanjian hutang tersebut, salah satunya dengan cara meminta perpanjangan waktu pembayaran hutang. 1.2.5 Hutang dividen (Dividend Payable) Merupakan jumlah yang terhutang kepada pemegang saham yang timbul dari keputusan perusahaan dalam RUPS. Dividen biasanya akan dibayarkan dalam jangka waktu 3 bulan setelah diumumkan. 1.2.6 Uang muka dan deposit (Customer advances and deposits) Uang muka merupakan kas yang diterima dari pelanggan dan karyawan yang dapat dikembalikan sewaktu-waktu. Dapat dikategorikan sebagai liabilitas jangka pendek maupun liabilitas jangka Panjang 1.2.7 Pendapatan diterima di muka (Unearned revenues) Pendapatan diterima di muka merupakan liabilitas yang timbul dari penerimaan kas dari pelanggan sebelum barang diserahkan atau jasa ditunaikan. 1.2.8 Hutang pajak dan hutang yang terkait dengan karyawan (employee related liabilities Hutang pajak penjualan dan pertambahan nilai merupakan liabilitas yang timbul dari transaksi penjualan dimana pembeli dikenakan pajak oleh penjual. Kas yang diterima oleh penjual tidak boleh diakui sebagai pendapatan karena akan disetor ke kantor pajak. Hutang pajak penghasilan merupakan liabilitas yang timbuk daru pemotongan pajak oleh perusahaan atas gaji yang diterima karyawan. Kas yang dipotong oleh perusahaan ini tidak boleh tidak boleh diakui sebagai pendapatan karena akan disetor ke kantor pajak. 1.3 Provisi Provisi merupakan liabilitas yang belum pasti waktu jatuh temponya maupun jumlah yang terhutang. Provisi dapat diakui sebagai bagian dari liabilitas jangka pendek maupun



jangka panjang bergantung pada perkiraan tanggal pembayaran. Perbedaan yang mendasar antara provisi dan liabilitas lainnya adalah provisi memiliki tingkat ketidakpastian dalam hal waktu terjadi serta ketidakpastian dalan jumlah yang lebih besar untuk menyelesaikan kewajiban. Pada umumnya jenis-jenis provisi adalah: Kewajiban yang terkait dengan litigasi, Garansi, Restrukturisasi usaha, Kerusakan lingkungan. 1.4 Pengukuran dan Pengakuan Provisi Perusahaan mengakui beban dan liabilitas yang terkait dengan provisi jika ketiga kondisi ini terpenuhi: Perusahaan memiliki kewajiban di masa kini sebagai akibat dari peristiwa di masa lalu, Terdapat kemungkinan arus keluar sumber daya ekonomis yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban, dan Estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban dapat dibuat. 1.5 Pengukuran Provisi PSAK menyatakan pengukuran provisi sebagai berikut: Jumlah yang dapat diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik (best estimate) dari pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan dan Estimasi terbaik mewakili jumlah rasional yang akan dibayar perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban pada tanggal laporan posisi keuangan. 1.5.1 Litigasi Litigasi merupakan proses pengadilan yang dihadapi perusahaan dengan kemungkinan menang atau kalahnya tidak dapat dipastikan waktu maupun jumlah kerugian (keuntungan) yang menjadi beban perusahaan. Dalam hal menghadapi litigasi, perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut dalam menentukan apakah akan mencatat liabilitas sehubungan dengan litigasi yang tertunda dan aktual atau kemungkinan klaim dan penilaian: Periode di mana penyebab utama tindakan terjadi, Kemungkinan (probabilitas) hasil yang tidak menguntungkan, Kemampuan untuk membuat estimasi yang wajar mengenai jumlah kerugian. 1.5.2 Garansi Garansi merupakan janji yang dibuat oleh penjual kepada pembeli untuk mengganti kekurangan jumlah, kualitas, atau kinerja suatu produk. Jika kemungkinan klaim garansi besar terjadi dan perusahaan dapat mengestimasi secara wajar biaya yang akan timbul dari klaim tersebut, maka perusahaan harus mengakui beban dan liabilitas tersebut. Perusahaan biasanya menyediakan dua jenis garansi untuk pelanggannya: Assurance Type Warranty dan Service Type Warranty. Assurance Type Warranty



Garansi jenis ini merupakan jaminan terhadap kualitas atas barang dan jasa yang bebas dari kerusakan pada titik penjualan. Kewajiban harus dibebankan pada periode dimana barang disediakan atau jasa dilakukan (pada saat titik penjualan) dan perusahaan harus mencatat Liabilitas Garansi. Service Type Warranty Garansi jenis ini merupakan perpanjangan garansi atas produk dengan tambahan biaya. Biasanya dicatat sebagai Pendapatan Garansi Diterima di Muka dan pendapatan diakui berdasarkan metode garis lurus selama periode garansi. 1.5.3 Kupon Hadiah Untuk meningkatkan penjualan, perusahaan seringkali menawarkan kupon hadiah kepada pelanggannya. Perusahaan harus mengakui beban premi dan kupon pada periode yg sama dengan periode penjualan. 1.5.4 Provisi Lingkungan Perusahaan harus mengakui liabilitas lingkungan (environmental liability) ketika terdapat kebijakan hukum yang berhubungan dengan penghentian penggunaan aset berumur panjang dan ketika perusahaan dapat mengestimasi nilai liabilitas secara wajar. 1.5.5 Kontrak yang memberatkan Kontrak yg memberatkan adalah kontrak yg menimbulkan biaya yang tidak dapat dihindari untuk memenuhi kewajiban yang melebihi manfaat ekonomi yg diharapkan akan diterima. Biaya yang diperkirakan harus mencerminkan paling tidak biaya bersih dari kontrak, yaitu mana yg lebih rendah antara: Biaya untuk memenuhi kontrak; atau Kompensasi atau penalti yang timbul dari kegagalan dalam memenuhhi kontrak. 1.5.6 Restrukturisasi Restrukturisasi didefinisikan sebagai “program yang direncanakan dan diawasi oleh manajemen dan secara material mengubah: Ruang lingkup bisnis perusahaan; atau Cara bisnis tersebut dilakukan. 1.6 Pengungkapan Provisi Perusahaan harus membuat rekonsiliasi yang menggambarkan saldo serta perubahan pada awal dan akhir periode untuk setiap klasifikasi masing-masing jenis provisi. Provisi harus dijelaskan perkiraan waktu arus keluar sumber daya perusahaan juga harus diungkapkan. Perusahaan harus mengungkapkan mengenai ketidakpastian yang terkait dengan estimasi arus keluar ataupun arus masuk sumber daya perusahaan. 1.7 Kontijensi



Kontijensi merupakan liabilitas maupun aset yang tidak pasti dalam hal waktu dan jumlahnya. Biasanya kontijensi tidak diakui dalam laporan keuangan. Liabilitas Kontijensi Liabilitas kontijensi adalah kemungkinan liabilitas yang timbul dari peristiwa masa lalu yang keberadaannya akan dikonfimasi oleh terjadi atau tidak terjadinya peristiwa di masa depan yang tidak dapat dikontrol hasilnya. Liabilitas kontijensi tidak diungkapkan dalam laporan keuangan karena: Kemungkinan timbulnya kewajiban belum terkonfirmasi, Kewajiban kini dimana kemungkinan entitas melakukan pembayaran tidak mungkin terjadi, Kewajiban kini dimana estimasi yg andal tidak dapat diperoleh. Aset kontijensi Aset kontijensi adalah kemungkinan asset yang timbul dari peristiwa masa lalu yang keberadaannya akan dikonfimasi oleh terjadi atau tidak terjadinya peristiwa di masa depan yang tidak dapat dikontrol hasilnya. Aset kontijensi biasanya timbul dari peristiwa tidak terencana yg menimbukan arus masuk manfaat ekonomi untuk entitas. 1.8 Teknik Analisa liabilitas jangka pendek Rasio yang dapat digunakan untuk menganalisa liabilitas jangka pendek. a. Rasio Kini (Current Ratio) Rasio ini digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan memenuhi liabilitas jangka pendek. Rasio kini =



Aset Lancar Liabilitas Lancar



Terkadang rasio ini juga sering disebut rasio modal kerja (working capital ratio). 1.9 Penyajian dan Pengungkapan Liabilitas Jangka Pendek pada Laporan Posisi Keuangan Pada umumnya liabilitas disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan berdasarkan urutan kelancarannya sebagaimana penyajian aset. PSAK mengatur bahwa aset lancar disajikan menurut urutan likuiditas sedangkan liabilitas disajikan menurut urutan jatuh tempo. Ini berarti liabilitas jangka pendek disajikan lebih dahulu dari liabilitas jangka panjang . Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pembaca untuk mengevaluasi likuiditas perusahaan. PSAK menentukan bahwa semua kewajiban yang tidak memenuhi kriteria sebagai liabilitas jangka pendek diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka panjang. Pengungkapan liabilitas jangka pendek berisikan rincian dan tambahan penjelasan. Misalnya utang usaha, pengungkapan menjelaskan detail utang usaha berdasarkan pemasok dengan nilai



material,utang berdasarkan klasifikasi umum,dan pengungkapan utang berdasarkan mata uang asing.