Tugas Analisa Bahan Ajar (1) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KB 1 a. Tulislah 5 konsep dan deskripsinya yang Anda temukan di dalam Bahan Ajar. Artikel jurnal tersebut membahas tentang Konsep Al-Iman Dan Al-Islam: Analisis Terhadap Pemikiran Al-‘Izz Ibn ‘Abd As-Salam, sehingga diperoleh beberapa konsep sebagai berikut: 1. Imân secara hakikat kebahasaan adalah suatu ungkapan tentang pembenaran di dalam hati (tashdîq al-qalb) terhadap apapun. Namun, secara Majâzî dipakaikan untuk makna amal, sebagai akibat dari tashdîq. 2. Islâm menurut bahasa adalah tunduk dan patuh (inqiyâd) serta menyerahkan diri (istislâm). Terkadang kata islâm dipakaikan untuk makna khulûhs sebagaimana yang ditemukan di dalam ungkapan, “Salima lahu kazâ, ay khala¡a lahu.” 3. Amal-amal lahir adalah kumpulan dari buah keyakinan yang ditanam di dalam hati. Karena itulah amal-amal lahir dinyatakan di dalam sejumlah ayat dan Sunah sebagai imân. Dengan demikian, seorang Mukmin adalah orang meyakini segala yang wajib untuk diyakini di dalam hati dan mengekspresikan ke-imân-an itu dengan amal-amal lahir. 4. Wujud adalah satu sifat, wahdaniyyah satu sifat, dan begitulah seterusnya terhadap sifat-sifat yang lain. Dalam hal ini, ditemukan objek yang berbilang, yaitu antara sifatsifat Allah, maka imân terhadapnya dapat menerima fluktuasi di antara yang satu dan lainnya. 5. Takfîrî adalah aliran yang memahami bahwa imân secara haqîqî mencakup ajaran batin dan lahir sekaligus. Sebab, dalam pandangan sederhana bahwa ketika amal-amal lahir dianggap sebagai bagian dari akidah (ajaran dasar), maka meninggalkannya atau melanggarnya tentu berimplikasi kepada pencederaan keyakinan. b. Lakukan evaluasi dan refleksi atas pemaparan materi pada Bahan Ajar. Materi pada artikel jurnal tersebut yang berjudul Konsep Al-Iman Dan Al-Islam: Analisis Terhadap Pemikiran Al-‘Izz Ibn ‘Abd As-Salam. Paradoks dalam memahami kedua makna imân dan islâm terkadang mengakibatkan kerancuan dalam menilai amal-amal lahir. Lebih dari itu, perambahan makna imân pada aspek-aspek lahir secara ekstrim telah menempatkan Khawarij menjadi kelompok takfîrî. Menurut mereka, pelaku dosa besar, seperti tidak berhukum dengan hukum Allah, tidak salat, dan tidak mengeluarkan zakat, adalah kafir, sebab mereka telah mencederai imân. Demikian juga dengan Muktazilah, mereka menempatkan amal sebagai bagian dari imân, namun mereka juga berada dalam problema serius untuk mengafirkan seluruh pelaku dosa besar yang mencederai imân lahirnya. Oleh sebab itu, mereka mengemukakan konsep al-manzilah bain al-manzilatain (posisi tidak mukmin dan tidak kafir) yang tidak dikenal pada generasi awal kaum Muslim. Ajaran problematik itu terlihat pula pada pemikiran „Izzudd³n „Abdissalâm al-Maqdisî alWâ„izh (w. 678 H./1280 M.) yang mendudukkan –doktrin-doktrin seperti ittihâd (menyatunya Allah dengan makhluk) yang dikafirkan oleh sejumlah teolog- kepada ajaran kategoris, yaitu ajaran syariat dan hakikat. Di sini ungkapan seseorang yang fanâ' seperti, “subhânî (maha suci aku), anâ Allâh (Aku adalah Allah), mâ fî al-jubbah illâllâh (tidak ada di dalam baju jubah ini kecuali Allah)” –sebagaimana yang diucapkan oleh al-Hallâj dilihat dari dua perspektif, yaitu hakikat (haqîqah) dan syariat (syarî„ah), mukmin (mu'min) dan kafir (kâfir). Berbeda al-„Izz ibn „Abdissalâm Sulthân al-'Ulamâ (w. 660 H./1262 M.), ia merespons persoalan di atas (imân dan islâm), tidak pada kategori haqîqahdan syar'ah sebagaimana yang dilakukan „Izzuddîn „Abdissalâm al-Maqdis al-Wâ„izh (w. 678 H./1280 M). Menurutnya imân tidak hanya tasdîq (pembenaran) di dalam hati, tetapi juga diekspresikan dengan aktivitas anggota tubuh. Namun demikian, ia juga tidak menghendaki ketercerabutan makna



imân dari pengertian dasarnya, yaitu keyakinan di dalam hati. Oleh sebab itu, -dalam menyelesaikan paradoks pemaknaan di seputar term imân dan islâm-, ia mencarikan atributatribut yang dapat diadaptasikan dan disandarkan kepada term imân. Istilah-istilah yang dimaksud adalah al-imân al-haqîqî (imân hakiki), al-imân al-majâzî (imân metaforis), sebagaimana Ahl al-Hadîs menggunakan istilah a¡l al-imân (asal imân) dan far„ al-imân (cabang imân) untuk penyelesaian problem yang sama. Al-„Izz atau „Izzuddîn ibn „Abdissalâm adalah seorang ulama yang hidup pada akhir Abad Keenam hingga pertengahan akhir Abad Ketujuh Hijriyah (577 H./1181 M. hingga 660 H./1262 M.). Selain disebut dengan „Izzuddîn, ia juga dijuluki dengan Sulthân al-„Ulamâ' (penguasa ulama), Ba'i„ alMulûk (penjual para raja), dan shâni„ al-Mujaddidn (pencetak para pembaharu). Kitab yang representatif menggambarkan pemikiran al-„Izz tentang imân dan islâm adalah karyanya yang berjudul Ma„nâ al-Imân wa al-Islâm. Kitab ini ditulis oleh al-„Izz untuk menjelaskan hakikat kedua term tersebut. Oleh karena itu, kitab Ma„nâ al-Imân wa alIslâm akan menjadi rujukan utama dalam pembahasan ini di samping karya-karya lainnya yang terkait, seperti Syajarah al-Ma„ârif, al-Majâz. fi al-Qur`an, al-Fatawâ, dan Qawâ„id alKubrâ. Keberadaan imân sebagai tashdîq –yakni pembenaran di dalam hati (tashdîq qalbi)merupakan pendapat umum di dalam aliran Asy„ariyyah. Berdasarkan kajian literatur yang dilakukan, kelihatannya, al-„Izz sebagai seorang Asy„ariyyah, menjadi penerus ajaran tersebut. Sehingga, apa yang didefinisikannya tentang imân tidak berbeda dari definisi yang diutarakan oleh ulama Asy„ariyyah sebelumnya. Karena itu, keberadaan amal (al-„amal) bagi al- „Izz tidak termasuk dalam hakikat imân. Walaupun demikian, hal itu tidak berarti bahwa amal tidak penting dan tidak dituntut untuk dilakukan. Untuk menjamin eksistensi amal sebagai sesuatu yang penting di dalam syariah, maka amal harus masuk ke dalam pengertian imân kendatipun dari sudut pandang lainnya, yaitu Majâzî. Sebagaimana yang dikemukakan oleh „Abdussalâm Mâzin bahwa al-„Izz menjadikan keberadaan seseorang yang tidak mau melaksanakan hukum Islam dan tidak mengungkapkannya dengan lisan menjadi bukti bahwa seseorang itu berpaling dari tashdîq (yang ada di dalam hatinya). Namun demikian, al-„Izz tidak mengatakan bahwa mengikrarkan (al-iqrâr) dengan lisan merupakan syarat bagi imân. Dalam pada itu, ia menetapkan ketiadaan melakukan hukum Islam dan (minimalnya) ikrar sebagai suatu pencegah adanya imân. Sebab, hal tersebut sebagai bukti tidak adanya pengakuan (iz„ân). Syariah menggunakan term islâm dalam kepengikutan seseorang terhadap amal-amal ketaatan. Misalnya, di dalam hadis Jibril riwayat Muslim yang menetapkan islâm adalah bersaksi bahwa tiada tuhan yang hak untuk diibadahi selain Allah dan Mu¥ammad adalah utusan Allah, mendirikan salat, menunaikan zakat, melaksanakan puasa Ramadan, melaksanakan haji ke Baitillah, jika engkau mampu untuk sampai ke sana. Al-„Izz mengemukakan satu hadis lagi yang diriwayatkan oleh al-Bukhârî dan Muslim, Sufyân ibn Abdillâh a£-tsaqafî berkata, "Aku bertanya, „Wahai Rasulullah, katakanlah untukku satu perkataan di dalam Islam yang akau tidak perlu untuk bertanya lagi kepada seseorang setelah Engkau." Di dalam hadis Abu Usâmah, [menggunakan redaksi] selain Engkau], Nabi bersabda, "Katakan Aku ber-imân kepada Allah, kemudian istiqamah-lah.") Dalam kaitan dengan hadis ini, menurut l-Izz, istiqamah adalah lafal yang dapat mencakup setiap ketaatan. Syariah menggunakan term islâm dalam kepengikutan seseorang terhadap amal-amal ketaatan. Misalnya, di dalam hadis Jibril riwayat Muslim yang menetapkan islâm adalah bersaksi bahwa tiada tuhan yang hak untuk diibadahi selain Allah dan Mu¥ammad adalah utusan Allah, mendirikan salat, menunaikan zakat, melaksanakan puasa Ramadan, melaksanakan haji ke Baitillah, jika engkau mampu untuk sampai ke sana.56 Al-„Izz mengemukakan satu hadis lagi yang diriwayatkan oleh al-Bukhârî dan Muslim, Sufyân ibn Abdillâh a£-tsaqafî berkata, "Aku bertanya, „Wahai Rasulullah, katakanlah untukku satu perkataan di dalam Islam yang akau tidak perlu untuk bertanya lagi kepada seseorang setelah



Engkau." Di dalam hadis Abu Usâmah, [menggunakan redaksi] selain Engkau], Nabi bersabda, "Katakan Aku ber-imân kepada Allah, kemudian istiqamah-lah.") Dalam kaitan dengan hadis ini, menurut l-Izz, istiqamah adalah lafal yang dapat mencakup setiap ketaatan. Sebab, imân adalah suatu pembenaran yang pasti. Kedua, imân adalah tashdîq yang menerima fluktuasi. Hal itu dilihat dari dari imân itu sendiri (zât nafsih), yakni tashdîq dan juga dilihat dari korelasinya (al-muta„allaq), yakni hal-hal yang dibawa oleh Rasulullah saw. yang wajib untuk di-imân-i. Imân dapat bertambah dan berkurang dilihat dari sisi zât tashdîq tersebut. Ketiga, imân adalah tashdîq, dapat bertambah dan tidak dapat berkurang. Dalam kaitan ini al-„Izz memiliki keunikan pendapat sendiri, ia menghubungkan konsep fluktuasi tersebut dengan objek ta„alluq sebagaimana kelompok pendapat kedua. Namun „Izz membaginya ke dalam dua bagian. Pertama, jika yang menjadi objek ta„alluq imân adalah sesuatu yang tidak berbilang. Kedua, dalam konteks keterbilangan objek, al-„Izz mengatakan bahwa jika objek ta„alluq tersebut berbilang, maka kemungkinan imân untuk berfluktuasi dapat diterima keberadaannya. Al-„Izz juga memiliki kontribusi dalam mengidentifikasi makna imân dan islâm dalam hubungan keumuman dan kekhususan maknanya. Dari seluruh bangunan pemikiran teologi al-„Izz ditemukan bahwa sumber pemikiran teologinya adalah Alquran dan Sunnah. Dari sinilah ia membangun pemikirannya tentang ajaran lahir dan batin atau tentang ajaran imân dan islâm. Kendatipun adanya pembagian ajaran lahir dan batin di dalam teologinya tersebut tetapi tidaklah dipahami secara dikotomis. Seluruh ajaran Islam adalah satu kesatuan. Karena itu, tidak dapat berdiri ajaran lahir tanpa ajaran batin dan sebaliknya tidak berarti apapun ajaran batin tanpa ajaran lahir. Kesatuan ajaran itu terwujud di dalam ihsân, yakni suatu keterpaduan dan kesempurnaan pada penerapan ajaran lahir dan batin atau ajaran syariah dan hakikat atau ajaran imân dan islâm. Tujuan dari diterapkannya ajaran lahir dan batin tersebut adalah untuk mendatangkan kemaslahatan manusia dan menjauhkannya dari mafsadah. Maslahah yang terbesar adalah mentauhidkan Allah dan mematuhi segala titah-Nya. Sebab, dengan tauhid dan mematuhiNya lah diperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Mafsadah yang terbesar adalah kesyirikan dan pembangkangan terhadap titah-titah-Nya. Sebab kesyirikan dan pembangkangan akan mendatangkan mafsadah manusia di dunia dan di akhirat. c.



Tulislah kelebihan dan kekurangan terkait dengan penjelasan materi pada Bahan Ajar. Kelebihan dari materi yang terdapat pada artikel tersebut adalah pemaparan materi yang sangat jelas disertai dengan referensi yang cukup lengkap dan dikuatkan dengan referensi dari al-quran dan hadits, bahasa yang digunakan sangat mudah difahami, menjelaskan bagaimana realita di lapangan. Kekurangannya adalah ada beberapa materi yang penulisannya tidak runtut. d. Kaitkan isi Bahan Ajar dengan nilai moderasi beragama Materi yang terdapat dalam artikel tersebut adalah tentang Konsep Al-Iman Dan AlIslam: Analisis Terhadap Pemikiran Al-‘Izz Ibn ‘Abd As-Salam. Artikel tersebut secara gamblang menjelaskan tentang iman dan islam yang erat kaitannya dengan nilai-nilai keagamaan. Kita bisa mengetahui tentang ap aitu iman dan islam dengan penjelasan yang sangat luas dengan berbagai pendapat para ahli di hubungkan dengan sejarah pada zaman dahulu, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan yang diharapkan bisa meningkatkan keimanan kita sebagai umat islam untuk hal-hal yang sudah seharusnya kita Imani. Konsep pemikiran al-„Izz tentang masalah ini, atau tentang ajaran lahir dan batin, atau tentang ajaran hakikat dan syariat dipahami sebagai satu kesatuan ajaran. Ia menempatkan ajaran imân dan islâm sebagai bagian inti dari bagunan teologi Islam yang dilandasi Alquran dan Sunah. Iman adalah ajaran batin yang memiliki buah dan faedah, yaitu islâm, yang terekspresi pada ajaran



lahir. Karena itu, iman yang baik tentu menghasilkan amal yang baik. Kesempurnaan bangunan ajaran itu terwujud di dalam ihsân, yakni suatu keterpaduan dan kesempurnaan pada penerapan ajaran lahir dan batin atau ajaran syariat dan hakikat atau ajaran imân dan islâm. Tujuan diterapkannya ajaran lahir dan batin tersebut adalah untuk mendatangkan kemaslahatan bagi manusia dan menjauhkannya dari mafsadât. KB 2 a. Tulislah 5 konsep dan deskripsinya yang Anda temukan di dalam Bahan Ajar. Artikel jurnal tersebut membahas tentang Pesan Moral Kiamat Perspektif al-Qur’an, sehingga diperoleh beberapa konsep sebagai berikut: 1. Kiamat merupakan persoalan pokok bagi seorang Muslim, selain masuk dalam wilayah akidah juga merupakan inti agama. Sedemikian pentingnya persoalan kiamat, al-Qur’an seringkali merangkaikan penjelasan tentang iman kepada Allah dan keimanan pada hari kiamat (QS. al-Baqarah: 177; QS. At-Tur: 21; QS. al-Mu’min: 17; QS. Maryam: 95). Kiamat merupakan peristiwa dasyat, sehingga disebutkan berulangulang dengan segala bentuk rangkaian sebanyak 70 kali. 2. Prinsip equilibirium (keseimbangan antara dunia dan akhirat) merupakan potensi yang mampu membuat ajaran Islam selalu sesuai dengan perkembangan zaman. Karena seorang Muslim yang diharapkan Al-Qur’an bukanlah orang-orang yang bertapa di gua-gua hanya untuk beribadah dan memikirkan kehidupan akhirat, dan bukan pula orang-orang yang selama 24 jam menghitung uang di bank-bank. 3. Amal soleh merupakan realisasi dari kekuatan iman yang tertancap dalam diri seorang mukmin. Amal soleh menjadi tolak ukur bagi kualitas iman pada seseorang. 4. Hari kebangkitan adalah kulminasi semua peristiwa kiamat baik yang kecil maupun yang besar. Peristiwa ini hanya sekali dan menandakan dimulainya alam besar, yang lebih besar dan agung dari seluruh tingkatan alam semesta ini. 5. Pesan moral kiamat adalah untuk mendorong manusia beraktifitas yang positif (amal soleh). Dalam berbagai ayat, al-Qur’an mengajarkan agar keyakinan akan adanya hari pembalasan mengantarkan manusia untuk melakukan berbagai amal soleh dalam kehidupannya, walaupun aktifitas itu sama sekali tidak menghasilkan keuntungan material dalam kehidupan dunianya. b. Lakukan evaluasi dan refleksi atas pemaparan materi pada Bahan Ajar. Materi pada artikel jurnal tersebut yang berjudul Pesan Moral Kiamat Perspektif alQur’an. Di antara sekian banyak masalah yang digambarkan al-Qur’an sejak masa awal Islam adalah kiamat. Kiamat merupakan persoalan pokok bagi seorang Muslim, selain masuk dalam wilayah akidah juga merupakan inti agama. Sedemikian pentingnya persoalan kiamat, al-Qur’an seringkali merangkaikan penjelasan tentang iman kepada Allah dan keimanan pada hari kiamat (QS. al-Baqarah: 177; QS. At-Tur: 21; QS. al-Mu’min: 17; QS. Maryam: 95). Skenario sains tentang ekspansi dan pemadatan alam semesta juga ditunjang oleh ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa akan terjadi penggulangan setelah berakhirnya seluruh wujud alam semesta. Setelah terjadi ekspansi kemudian menyusut dan meledak untuk kembali lagi kepada asal-usul alam semesta diciptakan, dan dari sini pengulangan kembali terjadi. Seperti telah ditinjau dari pandangan sains mutakhir tentang masalah ini, sebagai mahluk Tuhan akan tercengang dan menemukan bahwa beberapa abad sains telah berlalu dan lambat laun akan menuju konsep yang dikemukakan oleh ayat-ayat Al-Qur’an. Kemudian muncul pertanyaan kapan akan terjadi kiamat? Tidak ada yang meragukan manusia dalam hidupnya, dan sesudah matinya. Akan tetapi, ayat-ayat Al-Qur’an telah mengemukakan tentang



terjadinya hari kiamat. Kiamat merupakan rahasia Allah, tidak ada mahluk yang mengetahuinya bahkan Nabi dan Rasul-Nya. Mereka hanya memberikan tanda-tanda datangnya kiamat. Kiamat merupakan kehancuran segala yang ada di dunia, semua mahluk akan mati kecuali memamng yang dikehendaki-Nya untuk tetap hidup. Para pakar ilmu alam telah sepakat bahwa segala yang maujud pasti memiliki batas akhir keberadaannya pada saat tertentu. Hal ini sebagaimana perputaran masa, yang mana zaman purba telah musnah pada satu masa yang merupakan akhir zaman itu dan sesuai dengan hukum yang ada. Jadi masa atau waktu berputar sesuai dengan perputarannya yang wajar dan pasti, sehingga akhirnya sampailah pada saat kerusakan dan kemusnahannya. Ada empat (4) tahap terjadinya kiamat. Pertama, peristiwa-peristiwa kecil, yaitu kejadian yang rutin di alam semesta, dalam skala ini, boleh jadi hanya terjadi di kawasan bumi saja. Kedua, adalah peristiwa besar, yaitu terjadi dalam skala yang luas secara kosmos, yang melibatkan tata surya dan dalam skala yang lebih luas melibatkan seluruh galaksi. Ketiga, adalah kiamat universal, peristiwa ini terjadi serentak yang akan melibatkan seluruh alam raya. Keempat, yaitu hari kebangkitan, sebagai kulminasi semua peristiwa kiamat baik yang kecil maupun yang besar. Ada empat pesan moral yang hendak disampaikan al-Qur’an melewati ayat-ayat kiamat. Pertama, mengubah pandangan hidup duniawi materialistik menjadi pandangan hidup yang menyeimbangkan antara kehidupan dunia sebagai kesenangan yang sementara, sedikit dan menipu. Sedangkan kehidupan akhirat adalah kehidupan yang sejati, kekal dan abadi. Kedua, mendorong manusia beraktivitas positif (beramal soleh). Al-Qur’an melewati ayat-ayat kiamat mengajarkan agar manusia selalu beraktifitas yang positif. Keimanan akan adanya hari kiamat dapat memberikan dorongan kepada manusia untuk berbuat kebaikan di dunia dan di akhirat. Ketiga, menumbuh kembangkan rasa tanggung jawab pada diri sendiri. Gambaran kehancuran atau kiamat tentang pertanggungjawaban manusia di Hari Kemudian mengajarkan agar manusia selalu memikirkan akibat dari perbuatannya. Keempat, pembenahan diri seawal mungkin. Umat Islam harus menekankan kepada para muslim terutama peserta didik bahwa sains didasarkan pada eksperimentasi dan observasi terhadap alam yang tampak ini dan tidak mempunyai sekelumit pun pengetahuan tentang alam gaib. c.



Tulislah kelebihan dan kekurangan terkait dengan penjelasan materi pada Bahan Ajar. Kelebihan dari materi yang terdapat pada artikel tersebut adalah pemaparan materi yang sangat jelas disertai dengan referensi yang cukup lengkap dan dikuatkan dengan referensi dari al-quran dan hadits, bahasa yang digunakan sangat mudah difahami, menjelaskan bagaimana realita di lapangan. Kekurangannya adalah ada beberapa materi yang disajikan pembahasannya berulang-ulang. d. Kaitkan isi Bahan Ajar dengan nilai moderasi beragama Materi yang terdapat dalam artikel tersebut adalah tentang Pesan Moral Kiamat Perspektif al-Qur’an. Artikel tersebut memberikan pengetahuan sekaligus menjadi peringatan bagi siapa saja yang membaca supaya kita ingat bahwa dunia ini akan berakhir dengan adanya kiamat tersebut yang tidak diketahui oleh siapapun kapan waktunya tiba. Oleh karena itu ada beberapa nilai-nilai keagamaan atau pesan moral yang bisa kita adopsi, diantaranya yaitu harus bisa menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat, melakukan hal-hal yang positif, belajar untuk bertanggung jawab bagi diri sendiri, mendorong manusia untuk terus berbenah diri ke arah yang lebih baik. Dengan adanya materi yang disajikan pada artikel tersebut memberikan gambaran tentang tahapan-tahapan yang akan terjadi pada hari kiamat kelak sesuai dengan petunjuk yang ada di dalam al-quran dan hadits.



KB 3 a. Tulislah 5 konsep dan deskripsinya yang Anda temukan di dalam Bahan Ajar. Artikel jurnal tersebut membahas tentang Beriman Pada Kitab-Kitab Allah, sehingga diperoleh beberapa konsep sebagai berikut: 1. Beriman kepada kitab-kitab suci yang diturunkan kepada para Rasul ialah dengan mengimani bahwa semua kitab-kitab tersebut turun dari sisi Allah azza wa jalla yang diberikan kepada para Rasul -Nya sebagai pemberi petunjuk dan sumber hukum untuk menghukumi secara adil diantara mereka. 2. Shuhuf (lembaran-lembaran) Ibrahim ialah lembaran-lembaran yang telah Allah Shubhanahu wa ta’ala turunkan kepada nabi Ibrahim. 3. Al-Qur'an adalah kitab terakhir yang merupakan firman Allah tabaraka wa ta'ala yang turun dari -Nya dan akan kembali lagi kepada -Nya. Dan dengan adanya al-Qur'an ini maka sekaligus menghapus seluruh agama-agama yang ada, serta kitab-kitab suci terdahulu. Allah ta'ala telah menurunkan kitab suci ini kepada nabi kita Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam. 4. Injil maka itu adalah kitab suci yang diturunkan kepada Isa, dan Injil tersebut sifatnya sebagai pembenar apa yang ada didalam Taurat serta penyempurna dari kekurangan yang ada didalamnya. 5. Kitab Zabur adalah kitab suci yang Allah Shubhanahu wa ta’ala turunkan kepada nabi Daud. b. Lakukan evaluasi dan refleksi atas pemaparan materi pada Bahan Ajar. Materi pada artikel jurnal tersebut yang berjudul Beriman Pada Kitab-Kitab Allah. Diantara enam rukun-rukun iman yang wajib untuk diyakini oleh seorang mukmin ialah beriman kepada kitab-kitab suci yang telah Allah ta'ala turunkan kepada para Rasul -Nya. Dan yang dimaksud dengan beriman kepada kitab-kitab suci yang diturunkan kepada para Rasul ialah dengan mengimani bahwa semua kitab-kitab tersebut turun dari sisi Allah azza wa jalla yang diberikan kepada para Rasul -Nya sebagai pemberi petunjuk dan sumber hukum untuk menghukumi secara adil diantara mereka. Imam Ibnu Abil Izz al-Hanafi dalam bukunya Syarh Thahawiyah menjelaskan, "Adapun beriman kepada kitab-kitab suci yang diturunkan kepada para rasul, maka kami mengimani nama-nama yang telah Allah ta'ala berikan dalam al-Qur'an seperti Taurat, Injil dan Zabur. Kami beriman bahwa Allah ta'ala masih memiliki kitab-kitab selain itu yang telah Allah Shubhanahu wa ta’ala berikan kepada para Nabi -Nya sedang kita tidak mengetahui jumlah serta nama-namanya kecuali Allah Shubhanahu wa ta’ala. Begitu pula, kitab-kitab suci terdahulu sifatnya untuk zaman pada saat turunnya, dan diturunkan secara khusus bagi umat-umat yang menerimanya. Oleh karena itu, kitab-kitab tersebut tidak memiliki legalitas akan terus dipergunakan, sehingga Allah Shubhanahu wa ta’ala tidak menjamin untuk menjaganya. Dan dalam kitab-kitab terdahulu telah dikabarkan berita tentang kedatangan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam diakhir zaman. AlHafidh Ibnu Katsir menerangkan, "Ini adalah sifat yang dimiliki oleh Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam yang terdapat didalam kitab-kitab suci yang dibawa oleh para nabi-nabi terdahulu sebagai kabar gembira bagi umat-umatnya tentang kedatangan beliau. Lantas mereka menyuruh umatnya agar mengikuti nabi akhir tersebut, dan sifat ini masih terus bisa mereka jumpai dalam kitab-kitabnya, yang diketahui oleh rahib serta ulamanya mereka”. Sehingga tidak sepatutnya bagi seorang mukmin untuk menyibukan diri mempelajari kitab-kitab suci terdahulu, tidak pula membacanya. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang dibawakan oleh Imam Ahmad dari sahabat Umar bin Khatab radhiyallahu 'anhu, bahwasannya dirinya pernah datang kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam sambil membawa lembaran kitab dari ahli kitab ditangannya. Ada beberapa buah dari



keimanan pada kitab-kitab terdahulu, diantaranya yaitu: 1. Mengetahui keluasan rahmat Allah azza wa jalla serta kepedulian-Nya atas para makhluk -Nya. Dimana Allah Shubhanahu wa ta’alla menurunkan pada setiap umat sebuah kitab sebagai pegangan yang akan memberi petunjuk kepada mereka. 2. Tersibaknya hikmah Allah Shubhanahu wa ta’alla, kenapa -Dia menjadikan kitab-kitab ini diturunkan bagi tiap-tiap umat sesuai dengan kebutuhan mereka, lalu Allah Shubhanahu wa ta’alla menutup kitab-kitab ini dengan menurunkan al-Qur'an yang mulia. 3. Adanya sandaran bagi umat ini yang dijadikan sebagai saksi terhadap umat-umat terdahulu, bahwa Allah Shubhanahu wa ta’alla menegakan hujah atas mereka dengan mengutus para rasul dan menurunkan kitab. 4. Bahwa beriman kepada kitab-kitab suci terdahulu yang diturunkan kepada para rasul, tidak mengharuskan untuk menetapkan Taurat dan Injil yang sekarang berada ditangan orang-orang Yahudi dan Nashrahi. Karena kitab tersebut telah dirubah serta ditambahi, sedangkan yang masih orisinil tanpa ada penyelewengan didalamnya itu cuma al-Qur'an. c.



Tulislah kelebihan dan kekurangan terkait dengan penjelasan materi pada Bahan Ajar. Kelebihan dari materi yang terdapat pada artikel tersebut adalah pemaparan materi yang cukup jelas disertai dengan referensi yang cukup lengkap didukung dengan adanya sumber dari al-quran dan hadits, bahasa yang digunakan sangat mudah difahami. Kekurangannya adalah materi yang di sampaikan tidak disertai dengan penjelasan yang luas. d. Kaitkan isi Bahan Ajar dengan nilai moderasi beragama Materi yang terdapat dalam artikel tersebut adalah tentang Beriman Pada Kitab-Kitab Allah yang sangat jelas dari judulnya sendiri sudah mengandung nilai-nilai keagamaan. Iman merupakan suatu keharusan bagi umat islam sebagai makhluk akhir zaman. Iman kepada kitab-kitab allah merupakan salah satu dari rukun iman, sehingga memberikan pengetahuan kepada kita tentang kitab-kitab yang sudah allah turunkan sebelum al-quran. Beriman kepada kitab-kitab suci yang diturunkan kepada para Rasul ialah dengan mengimani bahwa semua kitab-kitab tersebut turun dari sisi Allah azza wa jalla yang diberikan kepada para Rasul -Nya sebagai pemberi petunjuk dan sumber hukum untuk menghukumi secara adil diantara mereka. Kitab yang terakhir diturunkan yaitu al-quran kepada Nabi Muhammad SAW yang dijadikan sebagai pedoman dan pegangan hidup umat akhir zaman. KB 4 a. Tulislah 5 konsep dan deskripsinya yang Anda temukan di dalam Bahan Ajar. Artikel jurnal tersebut membahas tentang Penerapan Model Pembelajaran Inside Outside Circle Dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlak, sehingga diperoleh beberapa konsep sebagai berikut: 1. PAI (Pendidikan Agama Islam) merupakan usaha sadar serta terencana untuk mempersiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati, serta mengamalkan ajaran Islam melalui suatu bimbingan, pengajaran, serta latihan. 2. Beriman kepada qada dan qadar adalah manusia percaya dengan sepenuh hati bahwa semua yang terjadi pada dirinya baik yang disengaja ataupun tidak disengaja merupakan ketetapan Allah SWT sejak zaman azali dan sudah tertulis dalam Lauhul Mahfud. Jadi, semua yang terjadi didunia ini sudah diketahui Allah SWT jauh sebelum hal itu terjadi. 3. Berdoa adalah permohonan pertolongan kepada Allah SWT. Dengan berdoa kita akan menyerahkan segala sesuatu kepada Allah SWT. Berdoa tidak hanya dilakuakn saat kita tertimpa musibah, namun berdoa dilakukan setiap saat baik kita dalam keadaan sedih ataupun senang dan bahagia.



4. Hasil belajar merupakan apresiasi atas usaha maupun kerja keras yang dilakukan peserta didik dalam menyelesaikan serta memahami konsep-konsep teoritik selama proses pembelajaran. Hasil belajar ada agar siswa termotivasi sehingga meningkatkan semangat belajar siswa. 5. Model pembelajaran inside outside circle merupakan model pembelajaran dengan membagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok besar dan kelompok kecil dimana setiap pasangan bertukar pikiran serta informasi yang didapatkan dalam pembelajaran. b. Lakukan evaluasi dan refleksi atas pemaparan materi pada Bahan Ajar. Materi pada artikel jurnal tersebut yaitu tentang Model Pembelajaran Inside Outside Circle Dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlak. Kegiatan pembelajaran akidah akhlak di sekolah yang hanya terpusat pada pendidik, mengakibatkan kurang efektif dan kurang mencapai sasaran pembelajaran. Perlu bagi pendidik untuk berupaya meningkatkan hasil belajar peserta didik. Upaya praktis yang perlu dilakukan adalah penggunaan model pembelajaran, karena model pembelajaran penting perannya dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil tes, penulis terdorong untuk meneliti penerapan model pembelajaran Inside Outside Circle dalam mata pelajaran Akidah Akhlak. Pembinaan akidah dan akhlak, peserta didik secara efektif akan berpengaruh besar dalam kehidupan peserta didik baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Pendidikan akidah akhlak perlu diberikan kepada peserta didik sejak usia kanak-kanak hingga dewasa untuk menjaga mereka agar tidak terjerumus aliran yang membawa mereka dalam kemusyrikan serta kemurtadan. Peserta didik wajib dibekali pendidikan serta pemahaman Akidah yang benar serta kuat. Akidah merupakan iman kepada Allah SWT sebagai sumber serta Pencipta segala yang ada di alam ini, beribadah, berdoa, serta meminta tolong hanya kepada Allah SWT, serta mengagungkan kesucian Allah SWT. Pelajaran Akidah Akhlak membimbing dan mengajarkan peserta didik mengenai Akidah Islam agar peserta didik mengetahui, memahami, serta mengamalkan tingkah laku yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Dalam pelaksanaan mata pelajaran Akidah Akhlak memuat emosional agar seseorang dapat memahami serta menerapkan kebenaran ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-harinya. Terdapat tiga hal penting yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran, yaitu materi pembelajaran, proses pembelajaran, serta hasil pembelajaran. Hasil belajar merupakan angka yang didapatkan peserta didik yang berhasil menuntaskan konsep-konsep mata pelajaran sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditentukan sesuai dengan kurikulum yang sedang berlaku. Selain itu, hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang tetap sebagai proses pembelajaran. Hasil pembelajaran dibagi menjadi tiga ranah, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Prinsip yang mendasari penilaian hasil belajar adalah memberikan harapan bagi peserta didik dan pendidik untuk meningaktkan kualitas pembelajaran, dimana pendidik harus mampu bertindak sebagai motivator yang baik. Hasil belajar merupakan apresiasi atas usaha maupun kerja keras yang dilakukan peserta didik dalam menyelesaikan serta memahami konsep-konsep teoritik selama proses pembelajaran. Hasil belajar ada agar siswa termotivasi sehingga meningkatkan semangat belajar siswa. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik, yaitu: faktor dari dalam diri peserta didik (internal faktor) dan faktor dari luar diri peserta didik (eksternal factor). Faktor internal peserta didik, meliputi beberapa hal berikut: faktor psikis dan faktor psikologis. Faktor psikologis terdiri dari beberapa hal berikut: intelegensi, sikap, minat, bakat, serta motivasi. Sedangakan faktor eksternal peserta didik, meliputi: lingkungan sosial (masyarakat), non social (keluarga), serta pendekatan belajar (sekolah). Faktor psikis (jasmani) peserta didik tergantung pada kesehatan serta cacat tubuh. Kesehatan peserta didik sangat berpengaruh besar atas keberhasilan hasil belajar peserta didik. Mereka yang sehat



akan lebih mudah menangkap pelajaran yang di berikan oleh pendidik. Mengenai faktor psikologis (rohaniyah), meliputi: inteligensi (kecerdasan). Kecerdasan peserta didik juga akan memberi pengaruh besar saat proses pembelajaran berlangsung. Peserta didik ada yang cepat dalam menangkap materi yang pendidik sampaikan, namun ada juga peserta didik yang lambat, bahkan menunggu beberapa waktu yang panjang hingga memahami materi yang didapatkan. Maka dari itu, pendidik harus bisa memahami kemampuan setiap peserta didik yang tidak sama dalam menerima pelajaran yang pendidik sampaikan. Model pembelajaran inside outside circle merupakan teknik mengajar lingkaran besar dan lingkaran kecil dimana peserta didik saling bertukar informasi baru yang didapatkan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran ini cocok untuk digunakan pada bahan yang membutuhkan pertukaran pikiran serta informasi antar siswa. Dalam kamus lengkap praktis Inggris-Indonesia serta Indonesia-Inggris dikatakan bahwa inside artinya bagian dalam atau ke dalam, sedangkan outside artinya sebelah luar dan circle artinya lingkaran. Berdasarkan penjelasan tersebut, kita dapat mengetahui bahwa inside outside circle merupakan dua buah lingkaran yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya yaitu lingkaran dalam atau lingkaran kecil dan lingkaran luar atau lingkaran besar. Inside outside circle merupakan metode pembelajaran dengan sistem lingkaran besar dan lingkaran kecil di mana siswa saling bertukaran informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan teratur dan waktu yang singkat. Model pembelajaran Inside Outside Circle hadir dalam dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran di dalam kelas memberikan suasana baru dalam pembelajaran. Model pembelajaran tersebut menuntut peserta didik untuk bekerja kelompok sehingga memperkuat hubungan antar individu. Selain itu model ini juga memerlukan keterampilan berkomunikasi serta proses kelompok yang baik. Model pembelajaran Inside Outside Circle diawali dengan pembentukan kelompok. Selanjutnya dibagi menjadi dua kelompok besar. Setiap kelompok besar terdiri atas kelompok lingkaran dalam serta kelompok lingkaran luar. Setelah itu, masing-masing kelompok besar yaitu kelompok lingkaran dalam melingkar menghadap keluar dan kelompok lingkaran luar mengahadap kedalam. Model pembelajaran inside outside circle sangat digemari anak-anak karena prosesnya menarik. Adapun langkah-langkah model pembelajaran inside outside circle adalah: sebagian peserta didik membentuk lingkaran kecil serta menghadap keluar lingkaran, dan sebagian lagi membentuk lingkaran diluar lingkaran pertama menghadap kedalam lingkaran. Peserta didik yang berpasangan dari lingkaran kecil dan lingkaran besar saling berbagi informasi, pertukaran informasi bisa dilakukan semua pasangan secara bersamaan, peserta didikyang berada dilingkaran kecil tetap berada ditempat, sedangkan peserta didik yang berada dilingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam, dan saat itu peserta didik yang berada dalam lingkaran besar berbagi informasi, hingga selesai. Penerapan model pembelajaran Inside Outside Circle dalam mata pelajaran Akidah Akhlak pada materi Iman Kepada Qada dan Qadar diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Karena pembelajaran yang monoton membuat peserta didik merasa bosan dan kurang berminat mengikuti pembelajaran. Dalam mata pelajaran Akidah Akhlak model Inside Outside Circle digunakan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik yang saat ini masih dianggap kurang. Dengan menerapkan model ini, pendidik sebagai fasilitator berperan mengarahkan dan memotivasi peserta didik dan peserta didik yang bersama anggota kelompoknya saling bertukar informasi yang telah didapatkannya. Di akhir kegiatan pembelajaran pendidik mengevaluasi serta meluruskan jika ada hal-hal yang kurang tepat, dan mengapresiasi kegiatan pada saat itu. Selain meningkatkan hasil belajar peserta didik, model pembelajaran ini juga dapat mengontrol sikap peserta didik untuk lebih menghargai orang lain tanpa mengenal status social, suku, ras, maupun ekonomi. Dengan model



pembelajaran ini, peserta didik akan terbiasa hidup dengan keragaman dan menghargai kebersamaan serta memiliki keterampilan menghadap situasi dan kondisi yang beragam. c.



Tulislah kelebihan dan kekurangan terkait dengan penjelasan materi pada Bahan Ajar. Kelebihan dari materi yang terdapat pada artikel tersebut adalah pemaparan materi yang sangat jelas disertai dengan referensi yang cukup lengkap, bahasa yang digunakan sangat mudah difahami, menjelaskan bagaimana realita di lapangan dan bisa menjadi solusi dari permasalahn terkait dengan rendahnya hasil belajar peserta didik. Kekurangannya adalah ada beberapa materi yang disajikan menggantung. d. Kaitkan isi Bahan Ajar dengan nilai moderasi beragama Materi yang terdapat dalam artikel tersebut adalah tentang Penerapan Model Pembelajaran Inside Outside Circle Dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlak. Dimana materi yang disajikan pada artikel tersebut membahas tentang penerapan metode pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik terutama pada materi iman kepada qhada dan qhadar. Selain itu juga pada artikel tersebut disajikan beberapa materi terakit dengan iman kepada qhada dan qhadar dan iman. Hal ini tentu saja mengandung nilainilai keagamaan dimana iman kepada qhada dan qhadar adalah kewajiban bagi semua umat muslim.