Tugas Analisa Situasi & Formulasi Strategi Rs [PDF]

  • Author / Uploaded
  • haha
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISA SITUASI & FORMULASI STRATEGI RS SIAGA RAYA



Pembimbing :



Dr.dr. Supriyantoro, SpP. MARS Disusun Oleh Ikhlaq Muluk



: 20190309134



PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA TAHUN 2021



1



ANALISA SITUASI & FORMULASI STRATEGI RS SIAGA RAYA A. HASIL ANALISA LINGKUNGAN EKSTERNAL 1. Lingkungan Makro a) Demografi RS Siaga Raya. sebagai rumah sakit umum yang mengutamakan pada pelayanan Orthopaedi dan Traumatologi (Bedah Tulang) yang terletak di kawasan perumahan penduduk yang belum memilki rumah sakit orthopadi. Secara geografis Rumah Sakit ini berada di wilayah Jakarta Selatan, latitude 6.272843”LS



dan



longitude



106.839230”BT,



namun



demikian



cakupan



pelayanannya meliputi seluruh wilayah kerja dan menjadi rumah sakit unggulan orthopaedi dan traumatologi. Kepadatan penduduk di DKI Jakarta tahun 2016 > 15,52 ribu jiwa/Km2. Sedangkan rata-rata pertumbuhan penduduk DKI Jakarta selama 5 tahun terakhir (2012 - 2016) sebasar 1,2 %. Tabel 1.2 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk DKI Jakarta tahun 2012 – 2016



TAHUN Jumlah Penduduk



2012



2013



2014



2015



2016



9.991.778



9.969.948



10.075.310



10.177.924



10.277.628



Sumber : BPS DKI Jakarta. Perbandingan jenis kelamin penduduk DKI Jakarta pada tahun 2016, jumlah penduduk Laki-laki lebih banyak dibanding Wanita. Sedangkan komposisi penduduk DKI Jakarta maupun Kotamadya Jakarta selatan pada tahun 2016 berdasarkan golongan umur, didominasi oleh penduduk usia produktif. Hal ini tergambar dalam tabel-tabel berikut. 2



Tabel 1.3 Jumlah Penduduk DKI Jakarta dan Jakarta Selatan Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2014 - 2016 Jenis Kelamin



Tahun



Total



Pria



Wanita



2014



5.069.925



5.00.385



10.075.310



2015



5.115.357



5.062.567



10.177.924



2016



5.159.683



5.117.945



10.277.628



Sumber : BPS DKI Jakarta Tabel 1.4 Persentase Jumlah Penduduk DKI Jakarta dan Jakarta Selatan Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2016 DKI Jakarta Tahun



2016



Jakarta Selatan



Anak



Produktif



Manula



Anak



Produktif



Manula



0 - 14



15 - 64



> 64



0 -14



15 - 64



> 64



24,55



71,68



3,76



24,20



71,78



4,03



Sumber : BPS DKI Jakarta b) Sosial Penduduk dengan tingkat pendidikan yang relative tinggi diharapkan akan memiliki produktivitasnya yang tinggi pula dibandingkan dengan penduduk yang berpendidikan rendah, pada tahun 2016 menunjukan bahwa penduduk 10 tahun ke atas yang tidak/belum punya ijazah adalah 9,1 % . Jumlah ini turun dalam kurun waktu 2 tahun terakhir. Tingakat pendidikan penduduk DKI Jakarta pada tahun 2016 didominasi oleh lulusan SLTA, yaitu sebesar 30,8 % dan lulusan perguruan tinggi S1+ 10,0%. Tabel 1.5



3



Prosentase Penduduk Usia 10 Tahun ke atas Menurut Pendidikan yang di Tamatkan DKI Jakarta Tahun 2014-2016 DKI Jakarta



Pendidikan Tidak/Belum Tamat SD



2014 10,3



2015 11,1



2016 9,1



Tamat SD



17,8



17,0



15,6



SMP



19,4



17,5



19,1



SLTA



37,4



27,3



30,8



SMK



4,3



11,0



10,4



D1-D3



9,5



4,6



4,1



S1+



1,4



11,5



10,0



Sumber : BPS DKI Jakarta Sementara untuk aktifitas pekerjaannya, penduduk DKI selama 2014 – 2016 mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, pada tahun 2016 penduduk DKI Jakarta yang tergolong angkatan kerja sebagian besar (93,88 %) terdiri dari masyarakat yang telah bekerja. Sedangkan di wilayah Jakarta selatan, ada 63,44 % dari seluruh angkatan kerja yang memiliki pekerjaan. Tabel 1.6 Prosentase Penduduk Usia 15 Tahun ke atas Berdasarkan Kegiatan Di DKI Jakarta dan Jakarta Selatan Tahun. 2014-2016 Jenis Kegiatan



DKI Jakarta 2014 2015 2016



Jakarta Selatan 2014 2015 2016



Angkatan Kerja : 



Mencari Kerja







Bekerja



8,47



7,23



6,12



5,70



5,04



4,31



91,53



92,77



93,88



60,92



61,59



63,44



Bukan Angk. Kerja : 



Sekolah



28,76



26,62



25,41



10,17



9,94



8,14







Mengurus RT



59,66



60,30



62,67



18,44



18,97



19,18







Lain – lain



11,59



13,07



11,93



4,77



4,47



4,93 4



Sumber : BPS DKI Jakarta c) Ekonomi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat regional (provinsi) menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan output (nilai tambah) pada suatu waktu tertentu. Secara nasional pendapatan penduduk Indonesia tergambar dalam angka pendapatan perkapita nasional, salah satunya adalah angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang ditentukan dengan dua cara yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan tahun 1993. Pendapatan perkapita penduduk DKI Jakarta tahun 2016 tercermin dalam angka PDRB yang dalam hal ini digunakan penilaian berdasarkan harga berlaku, yaitu sebasar Rp. 207.986.538. Sedangkan pendapatan perkapita penduduk Jakarta Selatan pada tahun 2016 sebasar Rp. 222.043.734, jauh diatas pendapatan perkapita penduduk DKI Jakarta. Tabel 1.7 Pendapatan Perkapita Regional Penduduk DKI Jakarta dan Jakarta Selatan Tahun. 2014-2016 Tahun 2014



DKI Jakarta 174.914.360



Jakarta Selatan 182.225.224



2015



195.455.334



202.707.206



207.986.538 2016 Sumber : BPS DKI Jakarta Ket. : Dalam rupiah, atas dasar harga berlaku.



222.043.734



Indikator ekonomi masyarakat juga dapat dilihat dari pengeluaran rata-rata perkapita yang terdiri dari pengeluaran untuk makanan dan non makanan. Gambaran pengeluaran rata-rata penduduk DKI Jakarta dalam lima tahun tarakhir (2012-2016), sebagian besar pengeluaran penduduk DKI Jakarta digunakan untuk konsumsi non makanan yaitu 65, 29 persen dari total pengeluaran dan sisanya 5



34.71 persen untuk konsumsi makanan. Dalam kurun waktu 2013-2015 komposisi pengeluaran non makanan terjadi sedikit peningkatan sejalan dengan itu proporsi konsumsi makanan menunjukan tren penurunan. Pengeluaran untuk kebutuhan perumahan, bahan bakar, penerangan dan air menghabiskan lebih dari setengah konsumsi makanan dan minuman jadi memiliki proporsi sekitar 40 persen dari total konsumsi makanan. Tabel 1.8 Persentase Pengeluaran Rata-rata perkapita Per Bulan Penduduk DKI Jakarta Tahun 2012-2016 Jenis Pengeluaran



2012



2013



2014



2015



2016



Makanan



36,53



37,53



36,36



34,71



36,56



Non Makanan



63,47



62,47



63,63



65,29



63,44



Sumber : BPS DKI Jakarta d) Kebijakan Pemerintah 1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan; 2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit; 3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 4) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 5) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara; 6) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;



6



7) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 8) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007, tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025; 9) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah; 10) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga; 11) Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 – 2014; 12) Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2011; 13) Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014; 14) Peraturan



Bersama



Menteri



Dalam



Negeri,



Menteri



Perencanaan



Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor 28 Tahun 2010;



7



2. Lingkungan Mikro a) Pesaing Dalam menentukan pesaing dari RS Siaga Raya. , dua RS yang dianggap hampir sejajar dengan RS ini adalah RSU Jakarta medical center Jakarta selatan (RSU Kelas C) yang mempunyai 153 tempat tidur (TT) dan RS Tria dipa (RS tipe C) yang memiliki 292 TT. Data tidak kita dapatkan



Tabel 1.9 Indikator Cakupan Layanan Rawat Inap RS SIAGA RAYA Tahun 2014-2016 Indikator



RS SIAGA RAYA



Kenerja



2014



2015



2016



BOR



34,37%



27,07%



27,38%



LOS



3,12



3,15



3,08



TOI



5,9



7,9



7,7



BTO



40,57



33,67



34,46



NDR



0%



2,2%



1,74%



Sumber : Bagian Informasi Ditjen Pelayanan Medik Depkes RI. Disekitar RS Siaga Raya. terdapat tujuh rumah sakit besar maupun kecil yang dimiliki baik oleh pemerintah (Depkes/TNI), swasta maupun oleh yayasan. Ada dua RSUD yang baru saja dibangun dan cukup memberikan imbas penurunan jumlah kinerja RS Siaga Raya yaitu RSUD PASAR MINGGU dan RSUD JATIPADANG



8



b) Pemasok Pemasok untuk RS Siaga Raya. terdiri dari : 1) Pemasok makanan Pasokan kebutuhan bahan makanan pasien, baik pasien umum, Asuransi dilakukan oleh pihak ketiga yang ditunjuk oleh manajemen RS. 2) Pemasok obat-obatan dan alat kesehatan Kebutuhan obat-obatan dan alat kesehatan serta alat kesehatan habis pakai untuk pasien, dipasok oleh bagian Farmasi yang dikirim secara berkala. Kebutuhan obat-obatan untuk pasien umum dibeli sendiri oleh pasien di apotik, sesuai resep yang dibarikan oleh dokter yang merawat. Sedangkan alat kesehatan habis pakai untuk pasien umum, dipasok oleh Apotik yang ada di RS Siaga Raya dan beberapa Pedagang Besar Farmasi yang ditunjuk oleh RS. c) Pelanggan Pelanggan Rumah Sakit Siaga Raya umumnya dari kalangan pribadi, perusahaan, dan asuransi. Tim Pemasaran secara konsisten senantiasa memperluas pangsa pasar dan secara aktif terlibat dalam kegiatan sosial bekerjasama dengan berbagai organisasi sosial sebagai bentuk corporate social responsibility.



9



B. HASIL ANALISA LINGKUNGAN INTERNAL 1. Budaya Organisasi Rumah Sakit Siaga Raya dalam menjalankan aktivitasnya yaitu dengan mengembangkan menerapkan nilai – nilai yang diyakini dan dianut bersama dalam bekerja serta digunakan sebagai pedoman dalam bersikap dan berperilaku. Sebagai dasar dalam mengelola perusahaan terutama dalam melaksanakan misi dan tugas, maka nilai utama yang menjadi landasan yaitu “ Melayani kepentingan pelanggan adalah yang utama “ Integritas  Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa  Jujur  Etis  Profesionalisme  Memegang teguh komitmen  Disiplin  Berdedikasi Tinggi Inovatif  Mengembangkan upaya-upaya yang dapat meningkatkan mutu pelayanan.  Mengembangkan upaya-upaya yang dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh karyawan Rumah Sakit Siaga Raya Humanitas 1) Menjunjung Tinggi martabat manusia dan etika profesi 2) Mengutamakan kepentingan pasien



10



Kebersamaan  Pembinaan suasana gotong royong, saling pengertian, keterbukaan dan saling menghargai.  Mengutamakan komitmen pelayanan



2. Produk Pelayanan Produk pelayanan RS Siaga Raya berupa pelayanan rawat jalan, rawat inap dan pelayanan penunjang. a) Pelayanan Rawat Jalan Jumlah pasien rawat jalan pada tahun 2014 sebanyak 19.915 orang, meningkat dibandingkan tahun 1999 yaitu sebanyak 132.693 oarang. Tabel 1.10 Jumlah Dan Presentase Pasien Rawat Jalan Berdasarkan pasien Lama dan Baru di RS Siaga RayaTahun 2014-2016



TAHUN 2014 2015 2016



JUMLAH PASIEN KUNJUNGAN LAMA PASIEN PERSENTAS LAMA E 19,482 63.57 19,915 63.58 19,557 63,80



JUMLAH PASIEN KUNJUNGAN BARU PASIEN PERSENTAS BARU E 11,165 36.43 11,410 36.42 11,097 36,20



TOTAL PASIEN



30,647 31,325 30,654



Sumber SumbsSumber : Rekam Medik RS Siaga Raya TREND :



20000 15000



2014 2015 2016



10000 5000 PASIEN LAMA



PASIEN BARU



11



persentase kunjungan pasien lama/ulang dan pasien baru cenderung tetap setiap tahunnya. Data ini menunjukan bahwa RS Siaga Raya mempunyai kekuatan yaitu loyalitas pasien terhadap dokter dan rumah sakit sehingga pasien memilih untuk kembali berobat ke RS Siaga Raya. Loyalitas pasien ini perlu dipertahankan dengan senantiasa mengupayakan pelayanan yang terbaik untuk mencapai kepuasan pelanggan, karena hal ini merupakan aset pemasaran/marketing rumah sakit yang tersembunyi untuk meningkatkan kunjungan pasien baru. Data kunjungan baru yang cenderung tetap menunjukan peran marketing yang perlu ditingkatkan, dimana marketing memiliki fungsi untuk menghasilkan pemasukan bagi perusahaan semakin besar pemasukan yang berhasil dicapai, maka perusahaan akan makin berkembang dan maju. Tabel 1.11 Kinerja Unit Rawat Jalan TOTAL RATA2 TAHUN PASIEN PERHARI 2014 30,647 84 2015



31,325



86



2016



30,654



84



TREND :



90 2014 2015 2016



85



80 RATA2 PER HARI



Jumlah kunjungan rawat jalan memiliki grafik cenderung tetap dengan ratarata kunjungan 85 perhari. Pertumbuhan rawat jalan yang cenderung tetap ini 12



kemungkinan disebabkan oleh kurangnya dokter spesialis, distribusi yang kurang merata dan pemanfaatan yang kurang sempurna dari poliklinik yang tersedia. Tabel 1.12 Utilisasi Poliklinik



Ruan gan



Jumlah Hari Diguna kan



Jam Terse dia PerMingg u



13



6



13



Jam Terpa kai



Jam Tidak Terpak ai



Persent ase Jam Terpak ai (%)



Persent ase Jam Tidak Terpak ai (%)



78



17



61



21.79



78.21



6



78



28



50



35.90



64.10



13



6



78



38



40



48.72



51.28



13



6



78



10



68



12.82



87.18



13



6



78



25



53



32.05



67.95



13



6



78



18



60



23.08



76.92



13



6



78



28



50



35.90



64.10



13



6



78



22



56



28.21



71.79



104



48



624



186



438



29.81



70.19



Jumlah Jam Jam Tersedia Tersedi a



Poli 08.001 21.00 Poli 08.002 21.00 Poli 08.003 21.00 Poli 08.004 21.00 Poli 08.005 21.00 Poli 08.006 21.00 Poli 08.007 21.00 Poli 08.008 21.00 TOTAL



Utilisasi poliklinik rawat jalan RS Siaga Raya masih rendah, di tahun 2016, manajemen melihat beberapa masalah yang dihadapi dalam mengelola klinik spesialis rawat jalan di rumah sakit, misalnya jam praktek yang tidak merata, minimnya dokter spesialis purna waktu, keluhan tentang keterlambatan dokter datang pada jam praktek yang telah ditentukan, jeda waktu yang cukup panjang antara praktek dokter, dan masalah-masalah yang lain yang belum ditemukan. Di tahun 2016 upaya peningkatan utilisasi poliklinik akan dilakukan dengan target



peningkatan



10%



per-tahunnya.



Upaya–upaya



untuk



mendukung



peningkatan utilisasi klinik spesialis diantaranya perbaikan pengorganisasian pelayanan rawat jalan, pengawasan pelayanan rawat jalan, sistem pembagian jasa 13



dan kinerja yang mendukung sesuai kesepakatan, lingkungan kerja, sarana dan prasarana yang mendukung utilisasi polklinik spesialis. Disarankan bagi manajemen untuk membuat jadwal dan pemerataan jam praktek dokter spesialis dan dapat meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan dokter spesialis sehingga dapat memaksimalkan jadwal dan jam praktek dokter di semua klinik spesialis, meningkatkan motivasi baik melalui sistem pembagian jasa berdasarkan kesepakatan awal maupun motivasi yang lain. Penambahan dan pemerataan jam praktek spesialis juga berkaitan dengan kemudahan akses rujukan/konsul pasien ke bidang terkait. Melakukan pendataan secara baik terhadap sarana dan prasarana sehingga dapat melengkapi peralatan yang dibutuhkan dengan baik dan merata. Informasi pelayanan poliklinik juga harus terus disebarluaskan dengan tarif yang lebih kompetitif. Kualitas pelayanan dan tarif yang mempunyai hubungan yang bermakna terhadap utilisasi poliklinik rumah sakit. Peningkatan utilisasi instalasi rawat jalan sangat diperlukan dengan alasan bila pasien (masyarakat) menyenangi mutu pelayanan, akan berimplikasi kepada terjadinya proses pemasaran secara tidak langsung, dengan kembali memanfaatkan rumah sakit serta menyampaikan kepada calon pelanggan lain.



14



Tabel 1.13 Kinerja Unit Gawat Darurat NO



DATA PELAYANAN



2014



2015



2016



1



Total Kunjungan Pasien



6.584



7.229



7.389



2



Jumlah Pasien Rawat Jalan



5.836



6.416



6.684



3



Jumlah Pasien Rawat Inap



670



691



644



4



Jumlah Kasus Bedah



2.348



2.454



1.974



5



Jumlah Kasus Medis



4.230



4.775



5.409



6



968



1.004



987



1.066



1.219



1.090



8



Jumlah Pasien Yang Periksa Radiologi Jumlah Pasien Yang Periksa Laboratorium Jumlah Pasien Yang Dirujuk Keluar RS



46



75



29



9



Jumlah Pasien Meninggal di UGD



7



12



9



10



Jumlah Pasien Death On Arrival Jumlah Pasien Kasus Medicolegal (VER)



30



31



27



183



166



198



7



11 TREND :



8000 6000 4000 2000 0 2014 2015 2016



Dari perbandingan data 3 tahun terakhir terlihat bahwa jumlah kunjungan IGD stabil dan mengalami kenaikan pada total kunjungan, namun mengalami penurunan pada jumlah pasien rawat inap. Terlihat adanya kontribusi pemeriksaan radiologi dan laboratorium yang cukup signifikan dari IGD namun cenderung menurun . Tentunya Rumah Sakit Siaga Raya akan tetap fokus pada pelayanan IGD dengan didukung oleh fasilitas-fasilitas kegawat daruratan yang memadai



15



b) Pelayanan Rawat Inap Dalam perspektif proses bisnis akan diukur kualitas pelayanan yang diberikan rumah sakit baik kualitas tempat maupun mutu pelayanan. Kualitas tempat diukur dari pemanfaatan tempat tidur yang juga menggambarkan tingkat efisiensi rumah sakit. Sedangkan mutu menggambarkan kualitas pelayanan/tindakan yang diberikan kepada pasien.



Masing-masing tercermin



pada indikator sebagai



berikut: 1) Kinerja Unit Rawat Inap Tabel 1.14 Kinerja Unit Rawat Inap Key Performance



No.



Indicator



Standar



JUMLAH



1



TEMPAT TIDUR



2 3 4 5



BTO 40-50 LOS 6-9 TOI 1-3 hari BOR 65 – 85 % Sumber: Standar Depkes RI, 2009



2014



2015



2016



 55



55



56



33,62 3.65 7.2 33.37 %



40.57  3.12 5.9 34.37 %



33.67  3.15 7.9 27.07 %



TREND :



50 40 30



2014 2015 2016



20 10 0 BTO



LOS



TOI



Dari perbandingan data 3 tahun terakhir dapat terlihat key performance rawat inap RS Siaga Raya masih dibawah standar DEPKES, Terjadi penurunan 16



kunjungan rawat inap yang terlihat pada angka BOR (Bed Occupancy Rate) yang rendah pada tahun 2016. Hal ini menunjukkan perlu adanya upaya perbaikan dari manajemen RS Siaga Raya dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi rumah sakit. Jika ditinjau dari angka BTO (Bed Turn Over) juga mengalami penurunan di tahun 2016 yang artinya frekuensi pemakaian tempat tidur menurun, dan TOI (Turn Over Interval) yang menurun menunjukkan hari dimana tempat tidur tidak terisi semakin banyak. Meningkatnya angka ALOS (Average Long of Stay) juga menunjukkan efisiensi rumah sakit yang ditandai dengan lama rawat pasien yang memanjang. Strategi utama RS Siaga Raya pada tahun 2016 fokus pada rencana promo pemasaran program free upgrade dan diskon pada tarif kamar untuk perusahaan dan asuransi yang bekerja sama dengan rumah sakit dan bila mungkin penambahan tempat tidur 2) Tingkat Kualitas Layanan (Quality Of Services) Tabel 1.15 Tingkat Kualitas Layanan (Quality Of Services) Standar



No



KPI



2014



2015



2016



1 2 3



Angka Infeksi Luka Operasi Kematian Ibu Melahirkan Angka Infeksi Karena Jarum Infus Angka Infeksi Karena Transfusi



-



-



-



0%  40.4/ mill



 0% 0%  18.9/mill



≤ 1,5% ≤ 1% < 20/ mill



4 5 6 7 8



Darah Angka Pasien Dengan Decubitus NDR GDR ALOS Angka Ketidaklengkapan



 0%  0%   0%  2.16  3.65



0 %  0%  0%  2.33  5.9



 0 %  0%  2.2%  4.40  3.15



≤ 0,01% 0% < 25% ≤ 45% 6-9 hari



-



-



9



Pengisian Catatan Medik



 0%



-



Depkes



0%



17



Dari data 3 tahun terakhir terlihat angka NDR (net death rate), GDR (gross death rate) dan ALOS (average length of stay) masih memenuhi standar depkes, memberikan gambaran baiknya mutu pelayanan di rumah sakit. 3) Segmentasi Pasar



18



Tabel 1.16 Segmentasi Pasar 2014 Jumlah Persentas Volume e 303 4.59% 1,508 22.85% 1,157 17.53% 1,326 20.09% 46 0.70% 492 7.45% 44 2.55% 1,725 26.13% 6,601



Pasien SVIP VIP I II Isolasi Anak Bayi III Jumlah



2015 Jumlah Volume 344 1,956 1,024 1,309 393 41 1,465 5,026



2016



Persentase 6.84% 38.92% 20.37% 26.04% 7.82% 2.80% 29.15%



Jumlah Volume 246 1,538 753 899 234 379 1,503 3,670



Persentase 6.70% 41.91% 20.52% 24.50% 6.38% 10.33% 40.95%



TREND : 45.000% 40.000% 35.000% 30.000% 25.000%



2014 2015 2016



20.000% 15.000% 10.000% 5.000% .000% SVIP



VIP



I



II



III



Isolasi



Anak



Bayi



Persentase pasien rawat inap RS Siaga Raya terbanyak adalah kelas VIP, dengan data ini maka manajemen dapat menciptakan produk untuk targeting (sasaran pasar) pelanggan spesifik dari kelas VIP. Dengan sudah ditentukannya targeting maka manajemen dapat mengembangkan posisi produk dan strategi bauran pemasaran, yang akan memudahkan penyesuaian produk yang dipasarkan (harga yang tepat), saluran distribusi yang efektif (promosi yang tepat) dengan target pasar yaitu kelas VIP.



19



Targeting juga bermanfaat untuk membidik peluang pasar yang lebih luas (penting saat memasarkan produk baru), memanfaat kan keterbatasan sumber daya perusahaan seefektif dan seefisien mungkin, serta mengatisipasi persaingan. 4) Kinerja Kamar Bersalin Tabel 1.17 Segmentasi Pasar N O



JENIS PELAYANAN



2014



2015



2016



1



PARTUS NORMAL



14



7



34



2



KURETASE a/I ABORTUS



6



1



13



3



SEKSIO CESARIA



5



6



44



TREND :



40 20 0



PA



AL M R NO S U RT



I a/ E AS ET R KU



S TU R O AB



IO KS E S



2014 2015 2016



IA AR S CE



5) Kinerja Kamar Bedah Kinerja unit Bedah Sentral dillhat dari jenis tingkatan pembedahan yang dibagi dalam tindakan pembedahan besar khusus, besar, sedang,kecil, dan one day care (ODC). Tabel 1.18 Segmentasi Pasar NO 1



OPERASI BESAR



2014



2015



2016



87



50



55 20



KHUSUS 2



BESAR



744



621



483



3



SEDANG



216



313



248



4



KECIL



138



130



58



5



ONE DAY CARE



79



53



28



1264



1167



872



 



TOTAL



TREND : 800 700 600 500 2014 2015 20116



400 300 200 100 0 BESAR KHUSUSBESAR



SEDANG



KECIL ONE DAY CARE



Dari data terlihat adanaya penurunan jumlah operasi di tahun 2016. Angka tersebut masih akan terus dioptimalkan kembali dengan strategi-strategi pemasaran dari Rumah Sakit Siaga Raya.



c) Pelayanan Penunjang Medik Pelayanan penunjang medik RS Siaga Raya. meliputi : Tabel 1.19 Pelayanan Penunjang Medik



NO 1



PEMERIKSAAN PENUNJANG MEDIS AVR AVR UNIT ∑2014 Per∑2015 PerBULAN BULAN 10, 8 11 9 RADIOLOGI 615 85 ,709 76



∑2016



AVR PerBULAN



11 ,201



933 21



2



USG



3



LABORATORIUM



4



FISIOTERAPI



161



5



FARMASI



6



MRI



7



BDM



13



136



7,



114



7,



6



47



980 16 ,071 21 ,974



65 1,3 39 1,8 31



-



 



-



 



422



35



307



26



406 15, 825 19, 766



6



11



17 1,3 19 1,6



10 6, 565



776 15 ,997



1 ,333



22



1



,794



,900



852



71



88



7



TREND :



25000 23000 21000 19000 17000 15000 13000 11000 9000 7000 5000 I OG L O DI RA



2014 2015 2016 2016 2015 2014 PI M IU RA R E O OT AT IF SI R BO LA



G US



I AS M R FA



RI M



M BD



Dari data 3 tahun terakhir terlihat penurunan pada unit radiologi, laboratorium, fisioterapi, BDM dan peningkatan pada unit farmasi, di tahun 2016 unit MRI belum berhasil mencapai target perbulan yaitu 120 pemeriksaan /bulan. Dibutuhkan peningkatan promosi untuk unit MRI dan BDM sebagai salah satu unggulan dari unit penunjang di RS Siaga Raya dengan unggulan Orthopaedi.



22



3. Manajemen a) Struktur Organisasi Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT. Siaga Bhakti Wirasta dan Akta berita Acara RUPSLB PT.Siaga Bhakti Wirasta tertanggal 3 Desember 2007 Nomor 1 yang dibuat oleh Notaris Warda Sungkar Alurmei SH. b) Prosedur Tetap (Protap) Dalam upaya peningkatan pelayanan rumah sakit, telah disusun beberapa prosedur tetap (standar oparation procedure/SOP) yang terdiri dari : 1) Protap manajemen pelayanan medik 2) Protap pelayanan penunjang medik : 



Standar pelayanan Anestesiologi







Standar pelayanan Patalogi klinik







Standar pelayanan Radiologis



3) Protap pelayanan keperawatan 4) Standar Asuhan Keperawatan



23



Lampiran SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA PT. SIAGA BHAKTI WIRASTA TENTANG STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT SIAGA RAYA No. 002/DU.PT.SBW/SK/IV/2015



DIREKTUR UTAMA PT.SBW



DEWAN KOMISARIS :



DIREKTUR KEUANGAN PT. SBW INTERNAL AUDITOR



LEGAL AUDITOR Sekretariat



PELAKSANA HARIAN (Plh) DIREKTUR/ DIREKTUR UTAMA RS. SIAGA RAYA KOMISARIAT



PANITIA RS



KA. SMF



KOMITE MEDIK



SMF



SUB KOMITE



IT



Pembelian Farmasi



WAKILDIREKTUR UTAMA



Humas dan



Customer Excellent



DIREKTUR UMUM DAN SDM RS. SIAGA RAYA



DIREKTUR MEDIS RS.SIAGA RAYA



Ka. Bidang Mutu Pelayanan dan Akreditasi



Ka. Bidang Penunjang Medis MARS



Ka. Bidang Keperawatan



Ka.UGD



Ka. Unit Farmasi



Ka. Ruang Poliklinik



Poli Umum/ MCU



Ka. Unit Fisioterapi



Ka.Ruang Rawat Lt 2



Ka Unit Kamar Bedah



Ka. Unit Radiologi Heri S



Ka. Bidang Pelayanan Medis dr. Peggy F Fauzi, MARS



Ka. Unit Laboratorium Ka. Unit Gizi Ka. Unit Rekam Medis Unit Orthotis Protesis



37



Ka.Ruang Rawat Lt 3



Ka. Bidang SDM



Ka. Bidang Umum Suprayitno, SE



Rumah Tangga (House Keeping) Pengupahan dan Kesejahteraan Laundry, Fasilitas Ruangan RS, Operator Subagyo



Ka. Bidang Keuangan



Pemeliharaan Gdg/Bgnan RS, Tehnik,Air Bersih, IPAL,Halaman Parkir Taufik Personalia Logistik Pengadaan barang ATK, Alat2 RT RS, dll serta Gudang Umum Upik Nurantika



Koordinator Driver dan Kurir



Toto Koni



Ka. Bidang Akuntansi



Kepala Security Rohani



Pedidikan dan Pelatihan R. Witri



Laundry



DIREKTUR KEUANGAN RS. SIAGA RAYA



Ka. Bag Tata Usaha/ Adminstrasi



Kasir Masuk



Ka.Bag Pajak



Hutang



Kasir Keluar Rekonsiliasi Piutang Rekonsiliasi h Hutang Penagihan Rekanan Pembayaran Honor Dokter, Leveransir & Jamsostek Aktiva Tetap Persediaan Penagihan Karyawan Anggaran



4. Sumber Daya Manusia (SDM) Perspektif ini menilai kemampuan (kualifikasi) serta komitmen SDM Rumah Sakit sebagai salah satu aset yang sangat penting dan merupakan faktor kunci keberhasilan untuk mencapai visi dan misi Rumah Sakit khususnya dalam menghadapi era globalisasi di bidang kesehatan. Adapun indikator untuk pengukuran perspektif ini serta trend selama tiga tahun sebelumnya sebagai berikut: Indikator Kualifikasi ( Profesionalisme) SDM a) Perkembangan Kualifikasi SDM Komposisi SDM dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 1.20 Perkembangan Kualifikasi SDM Uraian



2012



2013



2014



2015



2016



Dr. Spesialis



18



21



23



27



30



Dr. Umum



3



3



7



7



6



Dr. Gigi



4



4



4



4



4



Managemen



6



6



6



6



6



Paramedis Perawatan



57



56



57



59



63



Paramedis non Perawatan



30



29



29



30



30



Tenaga Non Medis



110



108



108



111



107



228



227



234



244



246



Jumlah



38



b) Kualifikasi pendidikan SDM Tabel 1.21 Kualifikasi Pendidikan SDM KUALIFIKASI PENDIDIKAN SDM JENJANG



2012



2013



2014



2015



2016



SD/SMP



10



10



10



10



10



SMU/SMK/SMKF



97



99



99



99



99



D1 s/d D4



87



85



86



89



93



S1



12



8



11



14



9



S2



3



3



4



4



4



Spesialis



19



22



24



28



31



TOTAL



228



227



234



244



246



Dari data terlihat adanya peningkatan jumlah karyawan/ pegawai di tahun 2015, dan masih terdapatnya pegawai dengan jenjang SD/SMP. Kompleksitas sistem ketenagaan dan misi yang harus diemban oleh RS, penerapan fungsi actuating di RS akan sangat tergantung dari empat faktor. Faktor pertama adalah kepemimpinan direktur Utama RS; kedua adalah koordinasi yang dikembangkan oleh masing-masing Wakil Direktur dengan kepala SMF dan kepala instalasinya; ketiga adalah komitmen dan profesionalisme tenaga medis dan non medis di RS (dokter, perawat, dan tenaga penunjang lainnya), dan keempat adalah pemahaman pengguna jasa pelayanan RS (pasien dan keluarganya) akan jenis pelayanan kesehatan yang tersedia di RS. Kompetensi sangat diperlukan bagi organisasi dan bagi karyawan/pegawai menjadi hal yang krusial, kompetensi yang dibutuhkan pada setiap level memiliki penekanan yang spesifik, yang akan memberikan kontribusi pada organisasi. 39



Tingkatan level manajemen yaitu level eksekutif, manajer/ pimpinan dan karyawan. Pada tingkat eksekutif diperlukan beberapa kompetensi yakni : strategic thinking, change leadership dan 0 management. Pada tingkat manajer, kompetensi



seperti



:



fleksibilitas,



change



implemetation,



interpersonal



understanding dan empowering, pada tingkat karyawan diperlukan kualitas kompetensi seperti fleksibilitas, kompetensi, motivasi dan kemampuan untuk belajar, motivasi berprestasi dan orientasi pelayanan kepada pelanggan. Karekteristik kompetensi dan keterkaitannya dengan sistem penghargaan dan manajemen kinerja sangat membantu keberhasilan organisasi agar tetap survive dan berkembang. Pada dasarnya RS Siaga Raya menganut paham bahwa untuk berhasil dan sukses harus memiliki sikap positif, percaya diri dan rasa memiliki yang tinggi terhadap perusahaannya. Paham ini berarti semua karyawan adalah “marketer” untuk rumah sakit, karena setiap karyawan termotivasi untuk mempromosikan rumah sakit ke dunia luar. Target Sumber Daya RS Siaga Raya mampu menangani komplain. Pentingnya kemampuan menangani komplain dengan baik, cepat dan efektif adalah peluang untuk memperbaiki pelayanan, menjaga image perusahaan, memuaskan pelanggan. Manajemen RS Siaga Raya juga berusaha menciptakan suasana kerja yang kondusif, kerjasama, saling percaya, saling menghargai, semangat kompetisi yang sehat, pemberian reward yang transparan serta sistem pengambilan keputusan berdasarkan kepentingan bersama. Pengembangan sumber daya manusia manusia pada organisasinya secara teratur akan memperoleh manfaat strategis :



40



1. Kemampuan mendefiniskan kesempatan maupun ancaman bagi sumber daya manusia dalam mencapai tujuan bisnis 2. Dapat memicu pemikiran baru dalam memandang isu-isu sumber daya manusia dengan orientasi dan mendidik partisipan serta menyajikan perluasan perspektif 3. Menguji komitmen manajemen terhadap tindakan yang dilakukan sehingga dapat menciptakan proses bagi alokasi sumber daya program-program spesifik dn aktifitas 4. Mengembangkan sense of urgency dan komitmen untuk bertindak Manfaat Operasional: 1. Meningkatkan pedayagunaan SDM guna memberi kontribusi terbaik 2. Menyelaraskan aktivitas SDM dengan sasaran organisasi agar setiap pegawai/ tenaga kerja dapat mengoptimalkan potensi dan ketrampilannya guna meningkatan kinerja organisasi 3. Penghematan tenaga, biaya, waktu yang diperlukan sehingga dapat meningkatkan efisiensi guna kesejahteraan pegawai/ karyawan Revitalisasi SDM dalam kegiatan organisasi adalah salah satu faktor keberhasilan organisasi dalam merealisasikan misinya sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan demikian diharapkan upaya manajemen dalam meningkatkan kualitas SDM kedepan dalam bentuk perencanaan dan pengembangannya. Pegawai RSSR dapat dikurangi dengan cara diseleksi untuk mencari pegawai yang lebih profesional lagi. Pihak manajemen rumah sakit berencana akan menerima pegawai yang memang benar sesuai kebutuhan.



41



5. Keuangan a) Perkembangan realisasi Pendapatan Fungsional Perkembangan realisasi Pendapatan Fungsional, yaitu merupakan pendapatan utama (core business) RS Siaga Raya. Dirinci sebagai berikut: Tabel 1.22 Perkembangan realisasi Pendapatan Fungsional GROSS OPERATIONAL REVENUE



TAHUN



PERSENTASE



Target (Rp..)



Realisasi (Rp..)



2014



60.243.485.508



68.471.592.722



113.66 %



2015



67.906.410.792



77.933.720.203



114.77 %



2016



78.500.089.214



75.731.423.957



96.47 %



Terlihat dari pendapatan operasional RS Siaga Raya mengalami penurunan pada tahun 2016 sebesar 18.3 % dari kenaikan target yang ditetapkan sebesar 10%. RS Siaga Raya masih mempunyai kesempatan untuk bertumbuh secara agresif dengan mengupayakan perbaikan di segala aspek dan peningkatan kualitas pelayanan maupun infrastruktur. b) Perkembangan Cost Recovery Cost recovery merupakan perbandingan antara penerimaan fungsional serta penerimaan usaha lainnya RS Siaga Raya dibanding seluruh biaya operasional non modal. Indikator ini menggambarkan kemampuan rumah sakit membiayai seluruh biaya operasionalnya dari pendapatan murni Rumah Sakit.



42



Tabel 1.23 Perkembangan Cost Recovery OPERATIONAL COST AND EXPENSES



2014



2015



2016



15.609.127.701



17.913.473.253



21.845.595.632



TELEPON



113.820.536



135.399.567



141.936.294



PAM



147.616.581



76.215.155



66.489.734



LISTRIK



524.771.240



585.248.224



686.895.206



TOTAL



786.208.357



796.862.946



895.321.234



Pemeliharaan



288.049.853



81.746.814



152.016.910



Kebersihan



52.958.316



66.882.480



74.435.675



Pemeriksaan Limbah



18.963.750



14.351.000



8.065.000



Keamanan



2.400.000



2.000.000



6.525.000



Seminar/ Training



83.285.000



84.200.000



113.557.000



19.545.200



60.429.900



65.535.000



--



-



-



19.137.069.231



20.822.481.467



20.669.248.468



1.759.586.531



1.821.633.414



3.125.977.669



20.686.707.749



25.184.742.570



23.210.166.525



Pemakaian Medis



2.270.327.732



2.966.616.238



2.966.656.628



Pemakaian Penunjang



4.160.186.024



4.626.775.982



5.244.174.766



64.874.415.443



74.442.196.064



78.377.275.518



Gaji Pemakaian



Biaya Promosi/ Iklan Biaya operasional lainnya Variable pengeluaran Honor Dokter Kerjasama Operasi (KSO) Pemakaian Farmasi



TOTAL PENGELUARAN OEPRASIONAL



*dalam juta rupiah 43



Uraian



2014 (Rp.)



2015 (Rp.)



2016 (Rp.)



68.471.592.722



77.933.720.203



75.731.423.957



64.874.415.443



74.442.196.064



78.377.275.518



3.597.177.279



3.491.524.138



(2.645.851.561)



Pendapatan (Fungsional) Biaya (Operasional non modal) Profit margin/ Cost recovery



Dari data tersebut diatas, dapat disimpulkan di tahun 2016 angka profit margin masih minus, dan Cost recovery rumah sakit kurang dari 100 %, hal ini menunjukan rumah sakit secara operasional belum mampu membiayai kegiatannya. Indikator Kinerja Keuangan Tabel 1.24 Indikator Kinerja Keuangan



INDIKATOR



BOBOT NILAI



HAPER



2014



2015



2016



NILAI RIIL



NILAI RIIL



NILAI RIIL



ROI



15.0



 18%35%



 157.4%



 197%



 115.36%



RASIO LANCAR



15.0



 125% T = 1.85 – 1.20 = 0.65 S > W = 2.09 – 1.01 = 1.08 Dengan melihat hasil kesimpulan analisa internal dan eksternal diatas diperoleh posisi RS berada di kuadran 1 (strategi pertumbuhan) menunjukkan bahwa peluang untuk tumbuh sangat besar, kekuatan yang dimiliki cukup kuat dalam rangka untuk menangkap peluang yang ada.



51



Posisi RS Siaga Raya berdasarkan Analisa SWOT 2014, 2015, 2016



Dari analisa maka dapat disimpulkan bahwa posisi RS Siaga Raya berada di kuadran I, yang berarti ” mendukung strategi agresif ( growth )”



52



Tabel 1.28



MATRIKS TOWS w



KEKUATAN : ( S )



KELEMAHAN : ( W )



 Adanya promosi RS yg kian di kenal sebagai  Adanya hambatan RS Tulang.  Adanya



mensosialisasi



akreditasi RS yang baru. produk



unggulan  Akses Menuju lokasi



layanan



 Kelengkapan perlengkapan (alat medis)



( orthopedi ).  Tarif (harga) bersaing



 Fasilitas ruangan (minim ruang praktek



 Ketersediaan dokter spesialis yang telah Komite



dokter, ruang istirahat dokter)  Kompetensi



berpengalaman.  Adanya



dalam



Medis



yang



aktif



mengontrol quality of care.



SDM



(etos



kerja,



kurang



inovatif, birokratif)  Kesesuaian SDM dan beban kerja



 Kemampuan mengembangkan pasar



 Marketing keluar RS belum optimal.



 Efektifitas segmentasi pasar.



 Usia bangunan RS yang sudah tua dan



 Tersedia alat penunjang MRI.



banyak yang harus diperbaiki



 Tersedianya SDM dengan ragam disiplin  Belum terbentuknya suatu manajemen resiko ilmu ( medis dan non medis ).  Komitmen jadwal praktek dokter  Penambahan jumlah spesialis  Lokasi RS yang strategis.  RS telah memiliki Sistem Informasi serta



53



dan disaster plan yang baik.  Efektifitas kendali biaya



Billing system yang computerized dan online. STRATEGI SO



PELUANG : ( O ))  Kebutuhan



masyarakat Strategi yang menggunakan kekuatan untuk Strategi yang meminimalkan kelemahan dan



terhadap



peningkatan memanfaatkan peluang.



pelayanan



kesehatan



yang



semakin tinggi.  Luasnya spectrum penyakit



yang



( pola ada



di



masyarakat )  Teknologi informasi, teknologi sarana kesehatan, bioteknologi yang terus berkembang.  Kebijakan



dari



pemerintah



pusat maupun daerah yang mendukung pengembangan RS  Pertumbuhan



dan



mobilitas



penduduk yang tinggi, serta usia harapan hidup yang makin meningkat.  Tuntutan terhadap keselamatan



54



STRATEGI WO



memanfaatkan peluang.



 Mengembangkan fokus pelayanan RSSR 1. Mengoptimalkan menjadi Traumatic and Degenerative Care Center.



program



Hospital



Marketing. 2. Memberlakukan



kebijakan



RS



untuk



 Menambah jenis produk layanan spesialistik



penambahan tenaga medis sesuai beban kerja



 Meningkatkan jumlah kerjasama dengan



di masing-masing unit pelayanan.



asuransi



3. Meningkatkan pendidikan dan pelatihan



 Meningkatkan mutu pelayanan mulai dari



terhadap karyawan RSSR.



front office sampai dengan back office 4. Mengalokasikan melalui



program



kendali



mutu



berkesinambungan  Mengoptimalkan



swadaya,



untuk



anggaran RSSR secara pengadaan



alat-alat



kesehatan. program



Hospital 5. Mengevaluasi kinerja seluruh bagian secara



Marketing, khususnya dalam marketing



rutin



pelayanan unggulan dan pengembangan 6. Mengalokasikan sejumlah anggaran RKAP pelayanan.  Meningkatkan perusahaan rekanan



Perusahaan per tahun, untuk manajemen promosi,



menambah



resiko dan disaster plan. 7. Mempercepat pembangunan sesuai master



pasien



( patient safety )  Mempertahankan pelanggan loyal melalui



yang semakin tinggi



program marketing  Meningkatkan



jumlah



plan



dan



sarana



dan



prasarana



yang



mendukung MCU



dengan



perusahaan rekanan  Meningkatkan jumlah kerjasama dengan perusahaan asuransi  Membuat tarif paket pelayanan dan MCU paket ekonomis  Terus meningkatkan patient safety dengan program KPRS  Pemilihan karyawan berprestasi atau kineja baik. ANCAMAN : ( T ) Bertambahnya



STRATEGI ST RS



STRATEGI WT



pesaing Strategi yang menggunakan kekuatan untuk Strategi yang meminjamkan kelemahan dan



dengan performance dan mutu mengatasi ancaman. yang lebih baik serta lengkap. Kepekaan pelanggan terhadap harga dan aspek pelayanan Kelengkapan fasilitas pesaing Strategi bisnis pesaing



55



menghindari ancaman



 Meningkatkan performa RSSR, baik secara  Meningkatkan pendidikan dan pelatihan fisik,



maupun



program-program



unggulannya.



pada karyawan RSSR, sehingga mutu SDM RSSR tidak kalah dengan RS kompetitor.



 Mengadakan perjanjian ( ikatan kerja sama )  Meningkatkan dengan pihak ketiga, mengenai pengadaan



fasilitas



dan



pemberian



reward terhadap karyawan yang berprestasi,



Inflasi/ deflasi



fasilitas medis atau penunjang medis yang



dengan begitu, harapannya output kerja akan



Adanya program BPJS



memerlukan investasi yang sangat tinggi.



baik dan memuaskan, serta turn over



Banyaknya RS kompetitor yang  Melakukan proses re-kredensial terhadap masih dan ingin menggunakan



tenaga medis di RSSR, serta meningkatkan  Meningkatkan program Hospital Marketing,



tenaga medis RS Siaga Raya.



fasilitas dan kesejahteraan yang diberikan



khususnya



untuk tenaga medis RSSR, dengan harapan



unggulan dan pengembangan pelayanan.



Alat-alat



berteknologi



memerlukan



investasi



pemeliharaan



yang



tinggi dan tinggi



dengan metode pengadaan sewa beli.



56



karyawan tidak tinggi.



meningkatnya



sense of belonging



tanggung jawab terhadap RSSR.



dan



dalam



marketing



pelayanan



FORMULASI STRATEGI A. VISI Menjadi Rumah Sakit rujukan bedah orthopaedi dan traumatologi orthopaedi di seluruh Indonesia. B. MISI 



Sebagai unggulan dalam memberikan pelayanan kesehatan paripurna di bidang Orthopedi yang bermutu tinggi.







Menjamin pelanggan melalui manajemen yang mandiri dan modern tidak lepas dari sifat profesionalisme dan prinsip-prinsip arahan berupa kebersamaan, kesejawatan, humanitas, intergritas dan inovatif.







Mengembangkan sumber daya manusia yang profesional sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi dalam ilmu orthopaedi.



C. MOTTO “ Kesembuhan Anda adalah kebahagiaan Kami “ D. ASPEK LEGAL RS SIAGA RAYA RS Siaga Raya adalah Rumah Sakit Umum swasta tipe C dengan unggulan orthopaedi khusus sesuai Surat Ijin Operasional Rumah Sakit dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Nomor : 58/2.5/31/-1.77/2015 tahun 2015. Ijin operasional RS Siaga Raya berlaku sampai dengan 3 Desember 2020. RS Siaga Raya bernaung dibawah PT Siaga Bhakti Wirasta dengan sifat bisnis adalah profitable



57



E. KEGIATAN RUMAH SAKIT Kegiatan pokok rumah sakit adalah : 1. Pelayanan kesehatan masyarakat baik dalam bentuk promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif 2. Pengembangan pelayanan serta pengembangan sumber daya manusia sesuai dengan fungsinya sebagai fasilitas pelayanan kesehatan 3. Pelayanan kesehatan lainnya Beberapa rincian kegiatan rumah sakit adalah : 1. Menerapkan konsep pelayanan prima dengan pendekatan manajemen mutu dan keselamatan pasien. 2. Meningkatkan pangsa pasar dengan menciptakan proyek-proyek unggulan. 3. Mengembangkan unit-unit penunjang Rumah Sakit menjadi unit revenue center. 4. Mengembangkan kerja sama strategis/kemitraan dengan lembaga, RS swasta, Unit Kesehatan dan Laboratorium swasta lain. 5. Mengembangkan dan melengkapi infrastruktur, prasarana, sarana dan peralatan kedokteran. 6. Kebijakan dalam bidang sumber daya manusia melalui : a. Pengorganisasian pekerjaan b. Pelatihan c. Pengembangan karir 7. Pengupahan 8. Manajeman sumber daya manusia. 9. Komunikasi internal



58



F. BUDAYA RUMAH SAKIT Rumah Sakit Siaga Raya dalam menjalankan aktivitasnya yaitu dengan mengembangkan menerapkan nilai – nilai yang diyakini dan dianut bersama dalam bekerja serta digunakan sebagai pedoman dalam bersikap dan berperilaku. Sebagai dasar dalam mengelola perusahaan terutama dalam melaksanakan misi dan tugas, maka nilai utama yang menjadi landasan yaitu “ Melayani kepentingan pelanggan adalah yang utama “ Integritas  Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa  Jujur  Etis  Profesionalisme  Memegang teguh komitmen  Disiplin  Berdedikasi Tinggi Inovatif  Mengembangkan upaya-upaya yang dapat meningkatkan mutu pelayanan.  Mengembangkan upaya-upaya yang dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh karyawan Rumah Sakit Siaga Raya Humanitas 1) Menjunjung Tinggi martabat manusia dan etika profesi 2) Mengutamakan kepentingan pasien Kebersamaan  Pembinaan suasana gotong royong, saling pengertian, keterbukaan dan saling menghargai.  Mengutamakan komitmen pelayanan G. SASARAN 59



1) Strategi Utama 1. Pengembangan Produk 2. Penetrasi Pasar 3. Pengembangan Pasar 4. Diversifikasi terkonsentrasi Secara garis besar Program dan Kegiatan tahun 2016 adalah : 



Penyelenggaraan Manajemen RS Siaga Raya yang professional o Mewujudkan struktur organisasi yang ramping dan efisien o Pemantapan peran manajemen RS, Fungsi Komite Medik dan Dewan Pengawas RS yang bertugas memberikan rekomendasi bagi Direktur dalam menentukan arah kebijakan rumah sakit dan menjalankan operasional sehingga managemen RS dapat berjalan stabil o Mendapatkan akreditasi KARS 2012 sesuai dengan standard akreditasi yang ditetapkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.







Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan RS o Penambahan (pemenuhan kebutuhan) dan pengembangan SDM RS dengan diklat sesuai dengan kompetensi dan kualifikasi yang dibutuhkan oleh RS Siaga Raya o Membentuk unit Quality Managemen Resources (QMR) yang berperan dalam melakukan evaluasi/audit mutu pelayanan RS Siaga Raya baik mutu medis, keperawatan maupun non fungsional (managemen), menangani insiden dan complain yang terjadi di RS Siaga Raya o Menerapkan Service excellence di seluruh level untuk tercapainya mutu pelayanan RS Siaga Raya yang memuaskan pelanggan dan juga Brand Image RS Siaga Raya o Pemantapan Peran Komite Keselamatan Pasien (Patient Safety) dengan program kerja tahunan dan evaluasi berkala dam melakukan hal – hal berikut ini : 60







Melakukan identifikasi pasien dengan tepat dan benar sesuai dengan standar akreditasi KARS 2012 dan JCI, juga melengkapi sarana / fasilitas yang ada seperti klip identifikasi risiko







Meningkatkan komunikasi efektif antar perawat, perawat dengan tenaga admin ataupun penunjang, dan antar dengan dokter ataupun pasien.







Menetapkan formularium RS dengan adanya standarisasi LASA dan High Alert Medication untuk menghindari terjadinya KTD







Mengurangi risiko terjadinya infeksi nosokomial bekerja sama dengan laboratorium untuk pola kuman yang ada







Membuat program keselamatan pasien untuk pasien risiko jatuh dan melengkapi berbagai sarana yang dibutuhkan (tanda pasien risiko jatuh)







Pembangunan, pelengkapan dan perbaikan sarana-prasarana RS o Melanjutkan renovasi tampak depan RS, lantai 1, dan berlanjut ke renovasi lantai 2 dan 3, ruang farmasi rawat jalan o Perbaikan fasilitas (AC, vinyl, lampu emergency, tabung APAR dan fire alarm) o Perbaikan instalasi air bersih o Pembuatan/perluasan ruang Rekam Medis untuk menampung status MR pasien yang semakin banyak o Penambahan ruangan rawat inap dan rawat jalan untuk mempersiapkan kerjasama dengan BPJS o Pengadaan ambulance RS yang sesuai dengan standard dan ter-sertifiikasi oleh Pemda DKI.



61







Pengadaan peralatan dan perbekalan RS o Regenerasi peralatan inventaris medis untuk mendukung pelayanan o Pengadaan peralatan kamar bedah yang lebih modern dan mutakhir untuk mendukung pelayanan







Upaya Peningkatan pendapatan dan Pengembangan Sistem Pengelolaan Keuangan RS dengan meningkatkan pertumbuhan kunjungan pasien rawat jalan dengan memperhatikan dan meningkatkan utilisasi ruang poliklinik dan kelengkapan dokter Spesialis yang dibutuhkan untuk memenuhi kuota jumlah poliklinik tersebut, sesuai dengan target yang ditetapkan. o Pengembangan RS Siaga Raya sebagai pusat rujukan dan pengembangan pelayanan unggulan orthopedic antara lain adult reconstruction, spine, orthopedic pediatric, hand and micro surgery, onkology, sport medicine, pain management acupuncture, orthotic prostetik o Meningkatkan utilitas peralatan penunjang medik secara maksimal sesuai dengan target yang ditetapkan. o Meningkatkan pertumbuhan BOR / patient days sesuai dengan program penambahan, dengan minimal pertumbuhan BOR 5% pertahun. o Meningkatkan pertumbuhan utilisasi kamar operasi yang berkesinambungan sesuai dengan kapasitas jumlah kamar operasi yang ada saat ini. o Pemantapan team tarif RS Siaga Raya untuk perhitungan unit cost dan memproyeksikan (forecast) kenaikan tarif RS serta penyesuaian dengan tarif INACBG’S



62



2) STRATEGI JANGKA PANJANG



Membawa RS Siaga Raya menjadi rumah sakit unggulan orthopedi dan menjadi pilihan pelanggan di wilayah Jakarta Selatan (center of referral ) dan secara lebih luas di DKI Jakarta dan menjadi rujukan untuk beberapa center excellent yang memberdayakan team professional yang kompeten dengan memanfaatkan tekhnologi kedokteran & tekhnologi informasi terkini untuk



memberikan pelayanan yang berkualitas, dengan



beberapa cara antara lain: 



Meningkatkan pelayanan setiap bidang spesialis mempunyai produk unggulan orthopaedi







Mengembangkan unit Layanan MCU dan dengan cara meningkatkan kerjasama dengan perusahaan dan “awareness” MCU untuk karyawannya, dan masyarakat secara umum dengan strategi marketing untuk promosi.







Membangun sistem rujukan antar Rumah Sakit maupun jejaring kesehatan lainnya, disertai kelengkapan peralatan dan SPO serta SDM yang professional dan memiliki kompetensi yang sesuai.



63



N O 1



SASARAN Manajemen Profesional



STRATEGI/ LANGKAH



Evaluasi dan monitoring penerapan peraturan perusahaan



TARGET PENCAPAIAN Terciptanya manajemen RS yang profesional, akuntabilitas dan reliable untuk menentukan arah dan haluan RS



Recruitmen tenaga fungsional sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi Menambah jenis layanan produk spesialistik Penambahan jadwal praktek dokter spesialistik Membuat evaluasi tentang ketepatan jadwal praktek dokter, serta kendala-kendala yang dihadapi & koordinasi hasil evaluasi tersebut



2



Mengatur pemerataan jadwal dokter spesialistik Kualitas Pelayanan dan Monitoring dan evaluasi pelaksanaan SPO Fasilitas RS Siaga Raya Pelatihan berkala tenaga medis Penanganan komplain dan insiden yang cepat tanggap Melakukan studi banding dan evaluasi pelayanan dengan sarana kesehatan (RS) yang lebih modern dan berkembang Menjalin kerjasama (MOU) dengan RS pendidikan/ FK/Akademi keperawatan/FKM/Poltekes untuk peningkatan ilmu pengetahuan dan ketrampilan SDM



64



Peningkatan kualitas pelayanan RS kepada masyarakat dalam segi fasilitas dan SDM



3



Perluasan Wilayah Kerja RS Siaga Raya



Perluasan wilayah RS dengan penambangan gedung baru (untuk penambahan layanan baru maupun jumlah tempat tidur) Renovasi bertahap bangunan dan fasilitas RS yang saat ini sudah ada, maksimalisasi utilisasi dan tata ruang (konsep RS Modern) Membangun sistem rujukan dengan jejaring kesehatan sekitar RS untuk kerjasama yang saling menguntungkan terutama rujukan ke ke center of trauma RS Siaga Raya



Pengembangan RS Siaga Raya menjadi RS yang mempunyai daya jual dan daya saing yang tinggi



Melakukan segmentasi pasar Meningkatkan promosi Meningkatkan jumlah MCU annual dengan perusahaan rekanan 4



Marketing



Meningkatkan kerjasama dengan perusahaan dan asuransi



Mencapai target penjualan dan lebih unggul dari RS pesaing terdekat



Membuat tarif pelayanan dan MCU paket ekonomis Membuat pola pemberian discount dengan sistem target penjualan Mempertahankan pelanggan loyal melalui program marketing Meningkatkan kerjasama dengan sistem KSO 5



Penunjang Medik



Membuat perencanaan dan pengadaan alat kesehatan sesuai dengan perkembangan teknologi Pengembangan orthosis prostetik



65



Peninjauan ulang kerjasama KSO



Pemilihan karyawan berprestasi atau kerja baik Meningkatkan kinerja karyawan 6



SDM



Meningkatkan pelatihan dan pendidikan SDM internal dan eksternal RS



Miskin struktur kaya fungsi



Membuat sistem perhitungan standar ketenagaan secara menyeluruh yang akan dijadikan pedoman untuk seluruh bagian Evaluasi dan kajian perencanaan SDM Inventarisasi dan revisi SOP yang ada baik di bidang administrasi, keuangan maupun akunting Menerbitkan laporan akuntansi yang valid dan akuntable 7



Administrasi, Finance dan Accounting



Mengupayakan sistem akuntansi dan keuangan yang terintergrasi Meningkatkan sistem monitoring dan evaluasi informasi manajemen akuntansi. Menyempurnakan tarif berdasarkan unit cost



66



Menyiapkan laporan keuangan dengan sistematis dan analitis, sehingga mampu memberikan gambaran kinerja keuangan rumah sakit yang bermanfaat bagi Direktur Utama dan Direksi rumah sakit .