Tugas Bahasa Indonesia - Unsur Intrinsik Cerpen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Maya Kartika H Kelas : IX-7 Absen : 20



Menganalisis Unsur Intrinsik Cerpen Cerita 1 Judul



: Robohnya Surau Kami



Pengarang



: A. A. Navis



NO Unsur yang dianalisis 1. Tema (Pokok Permasalahan)  Ketulusan



2.



3.



Penokohan : 2.1 Kakek 2.2 Aku 2.3 Ajo Sidi Perwatakan (Karakteristik) 3.1 Kakek



3.2 Aku



4.



3.3 Ajo Sidi Alur (Plot) 4.1 Situasi (Situation)



4.2 Konflik/Permasalahan



Keterangan Ketulusan kakek untuk merawat surau dan hanya mengisi kehidupan sehari-harinya dengan menjaga surau dengan seluruh keikhlasannya, dan melakukan seluruh perintah Allah tanpa satupun yang dilewatinya. 2.1 Diperkenalkan langsung oleh pengarang dan tokoh Aku, diceritakan langsung di awal cerita. 2.2 Diperkenalkan langsung oleh pengarang 2.3 Diperkenalkan oleh tokoh kakek 3.1 (Taat beribadah, tawakal, sederhana, ikhlas, tidak ingat keluarga, cepat putus asa) Karakter kakek diceritakan oleh dirinya sendiri 3.2 (Murah hati, suka memberi, perhatian, dan peduli pada orang lain) Karakter tokoh aku diceritakan melalui penggambaran dalam cerita 3.3 (Pembual, pengkritik, dan penasehat) 4.1 Menggambarkan suasana sebuah surau yang ditempati seorang kakek tua dengan seluruh keikhlasan dan ketulusannya untuk menghabiskan seluruh sisa hidupnya dengan perilaku baik yang diperintahkan oleh Allah. 4.2 Saat tokoh Aku melihat kakek yang muram dan



4.3 Perumitan (Rising Action)



4.4 Klimak (Puncak masalah)



4.5 Penurunan/Penyelesaian



5.



6.



7.



Setting (Latar) 5.1 Tempat 5.2 Waktu 5.3 Suasana



pandangannya sayu seperti ada sesuatu yang mengamuk dipikirannya. 4.3 Kakek marah karena Ajo Sidi bercerita bahwa ada seseorang bernama Haji Shaleh yang merasa sudah melaksanakan semua kewajiban yang Tuhan berikan kepada semua umatnya. Saat di Akhirat Haji Shaleh sudah menunggu-nunggu agar dirinya dikirimkan ke surga. Tapi ternyata Haji Shaleh dimasukkan ke Neraka, karena ia dianggap terlalu egois dan tidak memikirkan sanak saudara bahkan keluarga. Ia hanya menginginkan bahwa ia harus masuk surga. 4.4 Kakek sangat marah terhadap Ajo Sidi karena sudah berbicara seenaknya terhadap dirinya. Ajo Sidi menganggap bahwa kakek hanya sama seperti Haji Shaleh yang hanya memikirkan dirinya saja 4.5 Kakek merasa putus asa atas semua yang dilakukannya, lalu kakek ditemukan mati di suraunya karena bunuh diri.



5.1 Sebuah surau yang ditempati kakek 5.2 – 5.3 Menyedihkan dan mengharukan atas semua ketulusan kakek.



Sudut Pandang  Sudut pandang orang Pengarang memposisikan diri sebagai pelaku pertama sebagai pelaku dalam cerita dengan menamakan dirinya Aku. sampingan Pengarang terlibat langsung dalam cerita, dan ikut ambil bagian dalam menentukan jalannya cerita. Amanat (Pesan Pengarang)  Kita tidak boleh melupakan kehidupan anak-istri atau keluarga  Tidak boleh mudah putus asa  Tidak boleh asal membual seseorang, karena akan mengakibatkan sesuatu yang tidak baik nantinya jika orang yang dibual itu tidak terima atas perlakuanmu.



Cerita 2 Judul



: Gadis Kecil Penjual Korek Api



Pengarang



: Fannie Astria



NO Unsur yang dianalisis 1. Tema (Pokok Permasalahan)  Kesabaran 2.



3.



4.



Penokohan 2.1 Gadis kecil Perwatakan 3.1 Gadis kecil Alur (Plot) 4.1 Situasi (Situation)



4.2 Konflik/Permasalahan



4.3 Perumitan (Rising Action)



4.4 Klimak (Puncak masalah)



Keterangan Gadis kecil itu dengan sabarnya menawarkan korek api yang dijualnya kepada setiap orang yang lewat hanya demi sesuap nasi untuk pengganjal perut 2.1 Diperkenalkan langsung oleh pengarang yang sedang berjualan korek api 2.2 (Penyabar, penuh kerja keras, dan tabah) Karakter diceritakan berdasarkan kesehariannya 4.1 Teriakan seorang gadis kecil yang terus berulang kali dari bibir pucatnya. Pakaiannya nyaris tak berbentuk, sepotong kaos dan celana pendek dan kumal. Rambut kemerahan yang kusut karena tidak pernah tersisir. 4.2 Tidak ada satupun korek api yang terjual. Sementara air hujan terus membasahi tubuhnya yang kurus kering. 4.3 Gadis kecil itu mulai merasa lapar dan kehangatan. Terpaan angin terasa menusuk tulangnya, rasa lapar dan dingin serasa menyerbu, matanya tak bisa terpejam karena terkalahkan rasa lapar. Bau selokan dan sungai kehitam-hitaman menyengat tak terkalahkan oleh hujan. Anyir sampah menjadi teman akrabnya dan pemandangan keseharian kota anggun gadis kecil ini tinggal. 4.4 Digoreskannya sebatang korek api, lagi, lagi, dan lagi. Ditemukannya gerbang menuju dunia dongeng di balik cahaya lemah itu. Di negeri dongeng semua impiaannya terkabul. Semua orang menyayanginya. Gadis kecil itu ingin terus berada di negeri dongeng itu



4.5 Penurunan/Penyelesaian



5.



Setting (Latar) 5.1 Tempat 5.2 Waktu 5.3 Suasana



6.



7.



4.5 Kini ia terbang menuju negeri dongeng untuk selamanya. Sakit perut akibat makan makanan basi selama beberapa hari lenyap sudah. Ia menikmati kebahagiaan yang selama ini tak pernah dinikmati. Damai, indah, dan penuh kasih sayang. Pasar dimana gadis kecil itu berteriak menjual korek apinya Malam hari dengan hujan rintik-rintik Tidak ada yang memperdulikan gadis kecil itu, mengabaikannya dan melewatinya seperti sampah



Sudut Pandang  Sudut pandang orang Pengarang memposisikan diri sebagai pelaku pertama sebagai pelaku utama dalam cerita dengan menamakan dirinya utama sebagai gadis kecil Amanat  Jangan pernah membuang-buang makanan karena diluar sana masih banyak yang membutuhkannya  Kita harus bersyukur atas apa yang diberikan Tuhan  Tidak boleh bermalas-malasan karena diluar sana banyak anak kecil yang hidup penuh kerja keras