Tugas Baru Om Dok Tutok [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. ACTINIC CHEILITIS Definisi



: Merupakan perubahan premalignant yang umum pada vermilion bibir bawah. Jarang terjadi pada umur lebih muda dari 45 tahun. Lelaki lebih mudah terkena daripada wanita dengan perbandingan 1:10. Perubahan awal yang terjadi yaitu atrofi pada batas vermilion bibir bawah, dengan karakteristik permukaan yang halus dan pucat.



Penyebab



: Paparan berlebihan dari sinar ultraviolet yang merupakan komponen dari sinar matahari. Terutama terjadi pada seseorang yang berkulit terang dengan kecenderungan mudah terbakar oleh sinar matahari.



Treatment



: Banyak perubahan dari actinic cheilitis kemungkinan irreversible, tetapi pasien harus menggunakan lip balms yang mengandung tabir surya untuk mencegah kerusakan kedepannya. Pada kasus parah perlu dilakukan vermilionectomy.



2. AMALGAM TATO Definisi



: Merupakan kelain mulut yang sering terjadi di dalam rongga mulut berupa pigmentasi. ‘Localized argyrosis’ merupakan nama lain dari amalgam tato. Dapat muncul sebagai macula ataupun sebagai lesi yang sedikit terangkat (jarang terjadi). Dapat berwarna hitam, biru, atau abuabu. Semua permukaan mukosa dapat terkena namun yang paling umum terjadi pada daerah gingiva, mukosa alveolar, dan mukosa bukal.



Penyebab



: Tertanamnya amalgam ke dalam mukosa mulut.



Treatment



: Tidak ada perawatan yang diperlukan.



1



3. AMELOGENESIS IMPERFEKTA Definisi



: Kelainan yang ditandai oleh cacat pada satu dari tiga tahapan pembentukan email (pembentukan matriks, mineralisasi, dan pematangan). Dapat terjadi pada gigi sulung maupun permanen. Kondisi ini dibagi menjadi 4 tipe utama yaitu hipoplastik, hipomaturasi, hipokalsifikasi, dan hipomaturasi/hypoplasia dengan taurodontisme.



Penyebab



: Diturunkan secara autosomal, dominan dikaitkan dengan cacat pada enamelin dan gen pada kromosom 4. Beberapa bentuk X-linked resesif menunjukkan mutasi pada gene encoding amelogenin.



Treatment



:



Pengobatan dilakukan untuk memperbaiki penampilan, mengembalikan dimensi vertical pasien, mengembalikan fungsi pengunyahan, mencegah terjadi abrasi, mempertahankan kesehatan mulut, dan mengembalikan kepercayaan pada diri pasien. Terdapat bermacam-macam restorasi yang dapat digunakan dalam perawatan ini, seperti resin komposit untuk gigi anterior, mahkota stainless steel untuk gigi posterior, mahkota celluloid strip untuk gigi sulung dan gigi tetap muda anterior, veneer, dan overdenture untuk gigi dengan atrisi yang luas.



2



4. ANGINA BULOSA HEMORHAGIKA Definisi



: Merupakan kelainan mulut yang bersifat akut, langka, jinak, yang ditandai oleh terbentuknya bula yang berisi darah. Bula yang terjadi dapat tunggal atauppun multiple yang pecah secara spontan dalam beberapa jam atau 1-2 hari, meninggalkan ulser superfisial yang sembuh tanpa jaringan parut dalam 5-10 hari. Palatum mole, mukosa pipi, dan lidah merupakan tempat predileksinya. Kelainan ini lebih banyak ditemukan pada wanita paruh baya.



Penyebab



: Penyebab pasti tidak diketahui. Namun trauma ringan dan penggunaan kronis inhaler steroid tampaknya memiliki peranan penting pada perkembangan lesi.



Treatment



: Terapi bersifat simptomatik.



5. ANGIONEUROTIC EDEMA Definisi



: Pembengkakan berisi cairan yang terletak dibalik kulit. Pembengkakan akan terjadi dalam beberapa menit atau perlahan-lahan dalam waktu beberapa jam. Jika pembengkakan terjadi pada bibir biasanya merata dan besar, tetapi dapat juga asimetris. Vermilion akan tampak menegang, eversi, lentur, dan garis tepinya menghilang. Gejala terbatas pada rasa terbakar dan gatal.



3



Penyebab



: Berasal dari paparan terhadap allergen seperti makanan, kosmetik, lateks ataupun stress. Infeksi penyakit autoimun dapat memicu terjadinya angioneurotic edema.



Treatment



:Penatalaksanaan mencakup meresepkan antihistamin, identifikasi dan menghilangkan allergen, serta mengurangi stres. Pada kasus angioneurotic edema bentuk herediter penatalaksanaan mencakup menghindari aktifitas fisik yang keras dan trauma. Obat-obatan androgenic seperti Danocrine (Danzole) membantu untuk mencegah serangan.



6. ANGULAR CHEILITIS Definisi



: Merupakan inflamasi yang umum terjadi dan khas dapat dilihat pada kedua sudut bibir. Rasa sakit, eritema dan celah mempengaruhi simetris dari sudut bibir. Terlihat lesi mengalami atropi, eritema, ulserasi, lapisan kulit mengeras dan bersisik.



Penyebab



: Infektif agen terutama yaitu Candida albicans ataupun Staphylococus aureus. Infeksi Candida albicans merupakan yang umum terjadi. Penggunaan gigi palsu, kekurangan gizi, merupakan factor predisposisinya.



Treatment



: Mengobati penyakit sistemik. Menghilangkan kebiasaan buruk seperti merokok. Mengobati lesi akibat infeksi menggunakan Miconazole bersamaan dengan oral gel lebih baik digunakan.



4



7. ANKYLOGLOSSIA Definisi



: Merupakan kelainan perkembangan dari lidah yang ditandai dengan frenulum bagian lingual yang pendek dan tebal sehingga menyebabkan terbatasnya pergerakan lidah. Kejadian ini 4 kali lebih umum ditemukan pada laki-laki daripada perempuan.



Penyebab



: Penyebab belum diketahui, namun diduga disebabkan oleh factor genetik keluarga.



Treatment



: Pada kasus dengan masalah klinis ringan atau tanpa masalah klinis tidak diperlukan perawatan. Apabila terdapat kesulitan fungsional ataupun periodontal frenectomy memungkinkan untuk membebaskan pergerakan lidah.



8. ANTIBIOTIC SORE MOUTH Definisi



: Merupakan infeksi jamur akibat dari ketidakseimbangan dalam ekosistem oral antara Lactobacilllus Achidophilus dan Candida Albicans. Antibiotik yang diterima oleh pasien mengurangi populasi



5



Lactobacillus dan memungkinkan organisme candida tumbuh subur. Infeksi tersebut membuat daerah-daerah mukosa permukaan mengelupas dan tampak sebagai bercak-bercak merah difus yang tidak menimbul. Sakit seperti terbakar adalah keluhan utama yang sering. Penyebab



: Akibat perawatan dengan antibiotik spectrum luas dan pada pasien yang mendapat imunosupresi dosis tinggi dan atau sitostatik.



Treatment



: Lesi akan menghilang dengan cepat setelah pengobatan dengan anti jamur secara lokal.



9. BELL PALSY Definisi



: Kelumpuhan atau kelemahan pada salah satu sisi otot di wajah yang yang bersifat sementara. Kondisi ini menyebabkan salah satu sisi dari wajah akan terlihat melorot. Saraf yang rusak pada bagian wajah akan berdampak kepada indera perasa dan cara tubuh Anda menghasilkan air mata dan ludah. Bell’s palsy datang secara tiba-tiba dan umumnya kondisi ini akan membaik dalam hitungan minggu.



Penyebab



: Umumnya disebabkan oleh infamasi dan edema saluran saraf wajah, biasanya pada saluran stylomastoid, dikarenakan demielinasi dari saraf wajah. Factor predisposisi yaitu kehamilan, hipertensi, diabetes, penyakit granulomatosa kronis, dan limfoma.



Treatment



: Perawatan menggunakan kortikosteroid sistemik 80-90% terbukti memulihkan. Ada argument kuat yang mengobati pasien menggunakan prednisolone. Semenjak HSV sering menyebabkan bell’s palsy antivirus seperti acyclovir atau valacyclovir sistemik dapat digunakan. 6



10.



BURNING MOUTH SYNDROME/ GLOSSODINIA/ GLOSSOPIROSIS



Definisi



: Merupakan lidah yang sakit dan perasaan terbakar pada lidah. Keluhan umum berupa perasaan terbakar pada mukosa oral, terutama lidah. Umumnya dialami oleh wanita yang mengalami postmenopause. Penderita glossodinia ada yang tidak dapat menunjukkan perubahan patologi yang jelas dan ada yang menunjukkan perubahan klinis pada lidah. Pada beberapa penderita menjadi merah dan hilangnya lapisan berzat tanduk pada papilla filiformis di ujung lidah.



Penyebab



: Dapat disebabkan oleh psikogenik seperti kecemasan, depresi, ataupun kangker phobia. Dapat juga disebabkan sebagai perantara penyakit dental, infeksi saluran pernafasan atas, Penggunaan obat penghambat enzim pengubah angiotensin atau penghambat enzim protease, paparan bahan lainnya. Bisa juga disebabkan karena penderita sedang mengalami geographic tounge, lichen planus, bibir kering, kandidiasis, glositis, diabetes.



Treatment



: Menghindari apapun yang memperparah gejala seperti sparkling wine, minuman asam, ataupun yang pedas. Membuat pasien merasa mengerti dan didukung dengan menghubungkan gejala dengan psikologis. Beberapa pasien merespon terhadap pengobatan menggunakan benzydamine topikal spray atau kumur, krim capsaicin topikal 0,025% (Zacin) atau 0,075% (Axsain), clonazepam tablet hisap lokal, atau asam α-lipoic sistemik.



7



11.



CHEMICAL BURN



Definisi



: Chemical burn merupakan luka pada mukosa mulut yang disebabkan oleh aplikasi topikal bahan yang bersifat kaustik. Terlihat mukosa yang terlibat tertutup oleh membrane berwarna putih akibat nekrosis. Epitel yang nekrotik tersebut dapat dikerok dengan mudah sehingga meninggalkan permukaan yang merah dan berdarah.



Penyebab



: Bahan penyebab meliputi aspirin, hidrogrn peroksida, fenol, alcohol, natrium perborat, perak nitrat, asam trikloroasetat, cairan untuk etsa asam, bahan varnish untuk kavitas gigi.



Treatment



: Terapi bersifat simptomatik.



12. Definisi



CROHN DISEASE



: Merupakan penyakit inflamatori kronis yang terutama menyerang ileum dan beberapa bagian lainnya pada traktus gastrointestinal. Lesi oral terjadi pada10-20% pasien, dan memiliki ciri khas berupa pembengkakan nodular yang kemungkinan dapat disertai ulserasi. 8



Nodulus yang menonjol dan difus menyebabkan permukaan kasar pada mukosa atau kadang dapat juga ditemukan bagian mukosa yang terkelupas. Penyebab



: Tidak diketahui, kemungkinan diperantarai oleh factor imunologi.



Treatment



: Steroid topikal, steroid sistemik, sulfasalazine.



13.



CRIPTA TONSILAR



Definisi



: Merupakan peradangan yang terjadi pada tonsil. Sebagian besar dialami oleh anak-anak. Tonsil berfungsi sebagai pencegah infeksi, terutama pada anak-anak. Seiring dengan perkembangan umur, sistem kekebalan tubuh semakin kuat dan perlahan-lahan tugas tonsil sebagai penangkal infeksi mulai tergantikan. Ketika peran tonsil sudah tidak dibutuhkan lagi, kedua kelenjar ini kemudian berangsur-angsur menyusut.



Penyebab



: Pada umumnya disebabkan oleh virus, selebihnya disebabkan oleh bakteri.



Treatment



: Tidak ada pengobatan khusus. Obat biasanya diberikan untuk meringankan gejala, misalnya ibuprofen atau parasetamol sebagai pereda rasa sakit. Pada kasus yang tergolong parah dan kerap kambuh, biasanya dokter terpaksa akan melakukan operasi pengangkatan tonsil untuk mengatasi hal tersebut.



9



14.



DENTINOGENESIS IMPERFEKTA



Definisi



: Kelainan autosomal yang melibatkan perkembangan abnormal dentin gigi sulung dan permanen. Dapat mengenai gigi sulung maupun permanen. Geligi sulung biasanya terkena lebih parah dibandingkan gigi permanen, dengan gigi yang erupsi paling belakang yang terkena paling ringan. Gigi yang terkena tampak seperti normal secara klinis ketika pertama kali erupsi tapi tidak lama setelah itu, akan berubah warna ,dari aamber ke coklat-abu-abu atau opak.



Penyebab



: Keturunan, kelainan pada kolagen dengan gen tipe I, kelainan pada gen yang mengatur produksi sialofosfoprotein dentin yang merupakan protein nonkolagen mayor dari dentin.



Treatment



: Untuk pengobatannya, biasanya dilakukan pemutihan gigi. Selain itu, dapat dilakukan juga penggantian mahkota gigi dan pelapisan enamel ringan pada enamel gigi yang rusak.



10



15. Denture Sore Mouth (Tipe 1- 3) Definisi



: Stomatitis yang berhubungsn dengan gigi tiruan, yang ditandai dengan peradangan ringan dan eritema mukosa di bawah gigi tiruan., biasanya terjadi pada gigi tiruan lengkap rahang atas. Kejadian umum yang ditemukan dalam beberapa studi tentang para manula yang menggunakan gigi tiruan mencapai angka 70 % , biasanya dalami oleh orang-orang berusia setengah baya dan lanjut usia dan lebih sering dialami oleh wanita di bandingkan pria. Ciri khas stomatitis yang di terkait gigi tiruan ditujukkan dengan eritema kronis dan edema pada mukosa yang menyentuh permukaan pasak gigi, biasanya pada gigi tiruan lengkap rahang atas dan jarang terjadi pada mukosa di bawah gigi tiruang rahang bawah. Denture Sore Mouth dikelompokkan menjadi tiga tipe klinis (tipe Newton), menurut tingkat keparahannya :  







Penyebab



Tipe 1 : Peradangan sederhana yang terlokalisir atau yang lebih tepat disebut hyperemia. Tipe 2 : Eritematosa atau generalized jenis sederhana yang disertai eritema difuse yang melibatkan sebagian atau seluruh mukosa. Tipe 3 : Tipe Granular (Inflamasi) umumnya melibatkan bagian tengah langit-langit keras dan punggung alveolar.



: Jamur Candida albicans, penurunan tingkat aliran air liur pada PH rendah dibawah gigi tiruan mungkin akan menghasilkan aktivitas enzimatis candida yang tinggi, yang bias menyebabkan radang, infeksi bakteri dan iritasi penggunaan gigi palsu.



Treatment : Menangani penyakit sistemik yang ada dimiliki pasien bila memungkinkan, terapi untuk denture stomatitis sama dengan terapi pada kandidiasis pada umumnya, yakni dengan aplikasi antifungal. Antifungal yang digunakan adalah suspensi oral nystatin 100.000 IU/ml yang digunakan 4 kali sehari sebanyak 1 ml (1 pipet ukur). Suspensi oral nystatin diteteskan ke lidah kemudian dikulum selama minimal 2 menit lalu ditelan. Setelah itu, hindari makan dan minum selama 30 menit. Suspensi oral nystatin juga diteteskan pada gigi tiruan sebelum dipakai. Terapi antifungal biasanya dilakukan selama 5-10 hari, dan tetap diteruskan selama 48 jam setelah gejala menghilang.



11



1.1. Denture Sore Mouth tipe 1 dengan gambaran klinis eritema minor local



1.2. Denture Sore Mouth tipe 2 dengan eritema yang sudah mencakup seluruh mukosa yang tertutup gigi tiruan



1.3. Denture Sore Mouth tipe 3 - Eritema Menyeluruh dengan Granula atau yang lebih dikenal dengan nama papillary hyperplasia 12



15. Definis



Penyebab



Duktus Stensoni Promine



: Duktus parotideus Stenson dibentuk oleh duktus-duktus yang berasal dari lobus-lobus glandula parotis. Duktus parotideus stenson bermuara kedalam vestibulum oris pada paila parotidea yang berhadapan dengan gigi Molar kedua atas atau Molar pertama atas. Ductus stensen prominent disebut juga muara duktus stensen yang menonjol. Tidak seperti mukokel yang lebih umum ini adalah kista sejati karena dilapisi oleh epitel. Biasanya terjadi pada orang dewasa dan dapat timbul baik dikelenjar mayor atau kelenjar minor. Kista kelenjar mayor paling umum terjadi pada kelenjar parotid dan muncul sebagai pembengkakan asimtomatik yag tumbuh perlahan. Kista intra oral dapat terjadi pada setiap situs kelenjar minor, namun paling sering berkembang di dasar mulut, mukosa bukal, dan bibir. Mereka sering terlihat seperti mukokel dan ditandai dengan pembengkakan yang lembut dan fluktuatif yang mungkin tampak kebiruan, tergantung pada kedalaman kista dibawah permukaan.Kista di dasar mulut sering timbul bersebelahan dengan saluran submandibular dan terkadang memiliki warna kuning. : Belum diketahui secara pasti, beberapa kasus dilatasi duktus skunder akibat penyumbatan duktus (mis. Tersumbat ok lender ) yang menyebabkan meningkatnya tekanan intraluminal.



Treatment : Eksisi bedah konservatif, untuk kista dikelenjar mayor, pemindahan sebagian atau keseluruhan kelenjar mungkin diperlukan. Lesi tidak boleh kambuh lagi. Untuk pasien dengan kasus langka kista retesi lender, eksisi local dapat dilakukan lebih banyak. Pembedahan tidak selalu dianjurkan untuk semua lesi yang mungkin berjumlah sebnayak 100. Dalam satu kasus yang dilaporkan eritomisin dan larutan kumur chlorhexidine bermanfaat dalam mengurangi rasa sakit dan mengurangi drainase nanah. Sialogog juga dapat membantu dalam menstimulasi aliran salivaris, sehingga mencegah akumulasi lender yang inspiratif dalam saluran ekskretoris yang dilebarkan.



13



17. Dysgeusia / Ageusia/ Hypogeusia



Definisi : Dysgeusia digambarkan sebagai kondisi yang ditandai oleh distorsi rasa. Singkatnya, dysgeusia adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami perubahan rasa saat mengecap makanan atau minuman. Dalam kasus dysgeusia, orang-orang yang mengalaminya menggambarkan rasa makanan berubah menjadi rasa logam, asin, busuk, atau tengik. Misalnya, makan es krim dapat menghasilkan rasa asin atau logam dalam mulut. Beberapa orang yang terkena dysgeusia bahkan mengalami perubahan sensasi bau. Hal ini karena sensasi rasa dan bau saling berhubungan. Tapi yang paling umum dari efek dysgeusia adalah perubahan rasa, terutama rasa logam dalam mulut. Ageusia ini adalah kondisi langka dimana seseorang sama sekali tidak dapat mengecap rasa makanan. Hypogeusia gangguan yang menyebabkan penderitanya kurang tau atau tidak mampu mengecap jenis rasa tertentu seperti manis asam, pedas pahit atau gurih. Penyebab



: Kelainan kuncup pengecap jumlah yang tidak memadai dari vili mikro dalam sel kuncup pengecap menjadi salah satu alasan



14



dysgeusia.Penggunaan obat-obatan tertentu penggunaan obat-obatan termasuk diuretik, antihistamin H1, tetrasiklin, penisilamin, dan metronidazol bisa memicu dysgeusia. Kemoterapi kemoterapi sering dikaitkan dengan dysgeusia dan merupakan salah satu penyebab umum untuk kondisi tersebut,kemoterapi menyebabkan berbagai gangguan seperti masalah gigi, ulserasi membran mukosa, serta gangguan fungsi kelenjar ludah. Kekurangan seng mereka yang memiliki kekurangan seng rentan mengalami dysgeusia. Meskipun tidak ada bukti konklusif kekurangan seng menyebabkan gangguan rasa, para ahli sepakat bahwa seng berperan dalam pembentukan sel pengecap. Beberapa hal diatas merupakan penyebab umum dysgeusia. Selain itu, terdapat kondisi lain yang bisa memicu dysgeusia. Beberapa diantaranya adalah:              



Diabetes mellitus Sindrom mulut kering Gastric reflux Kerusakan otak (khususnya, thalamus dan otak tengah) Kerusakan saraf glossopharingeus Alzheimer dan penyakit Parkinson Multiple sclerosis dan cerebral palsy Keracunan timbal Infeksi pernapasan serta telinga Operasi seperti tonsilektomi Paparan pestisida tertentu Menopause dan kehamilan Penyakit periodontal Merokok



Perlu pula dicatat bahwa sebagian orang mungkin mengalami dysgeusia tanpa sebab apapun.Sementara dalam beberapa kasus kondisi ini dapat hilang setelah penyebab diobati, dalam beberapa hal dysgeusia bisa berlangsung permanen. Segera hubungi dokter saat mengalami gejala dysgeusia untuk mendapatkan diagnosa dan pengobatan yang tepat. Treatment : Pengobatan dan perawatan akan dilakukan berdasarkan tingkat keparahan gejala.



15



 











  



Terapi menelan merupakan pengobatan efektif yang dilakukan oleh terapis bicara dan bahasa. Terapis mengajarkan pasien metode menelan baru serta menyarankan latihan yang membantu untuk meningkatkan perasaan rileks saat menelan. Pasien disfagia sering pula disarankan mengikuti diet untuk mencegah malnutrisi, termasuk dengan mengasup makanan yang dapat dengan mudah ditelan dan kaya akan nutrisi. Kentang tumbuk, orak-arik telur, dan keju merupakan beberapa makanan semipadat sehingga dapat ditelan oleh pasien tanpa banyak kesulitan. Jika pasien tidak bisa makan sama sekali, maka mereka diberi makan dengan bantuan selang makanan. Ketika gangguan menelan dipengaruhi oleh kelainan struktural, maka operasi perbaikan mungkin diperlukan. Gejala kondisi ini tidak boleh diabaikan karena dapat memicu kekurangan gizi dan dehidrasi serta menyebabkan pneumonia aspirasi yang bisa berakibat fatal.



18. Epidermolisis Bulosa Definisi : Istilah epidermolisis bullosa menggambarkan kelompok heterogen yang mewarisi penyakit mukokutan. Masing-masing memiliki cacat spesifik pada mekanisme pelekatan sel epitel, satu sama lain atau ke jaringan ikat yang mendasarinya.Kelainan genetic klinis, epidemiologi, dan molekuler dari kondisi ini telah menyebabkan 21 bentuk yang berbeda. Bergantung pada mekanisme kohesi seluler yang cacat, ada tiga kategor besar yaitu : Simplex, Junctionall, Dystrophic.



16



Epidemorlisis bullosa merupakan suatu penyakit genetik yang diturunkan dan ditandai dengan terbentuknya lepuh jika terkena trauma fisik (seperti luka lecet, gesekan terus menerus, dll). Namun, pada beberapa kasus, dapat pula ditemukan epidermolisis bulosa yang didapat (tidak diturunkan). Para medis mengungkapkan banyak bayi yang yang meninggal setelah mengalami infeksi atau masalah pernapasan lain setelah lepuhan ini berkembang mempengaruhi saluran pernapasannya. Epidermolisis bulosa merupakan kelainan yang jarang terjadi. Berdasarkan data terbaru dari EB registry diperkirakan terjadi pada 1 dari 10.000-100.000 anak menderita epidermolisis bulosa. Tidak ada obat yang menyembuhkan epidermolysis bullosa. Untuk saat ini, pengobatan berfokus untuk mengatasi gejala-gejala, termasuk pencegahan nyeri, pencegahan luka, infeksi dan gatal-gatal parah yang terjadi akibat penyembuhan luka terus menerus. Penyebab: Dalam kebanyakan kasus, epidermolysis bullosa merupakan kondisi yang diwariskan. Para peneliti telah mengidentifikasi lebih dari 10 gen yang terlibat dengan pembentukan kulit yang jika rusak, dapat menyebabkan jenis epidermolysis bullosa. Epidermolysis bullosa juga mungkin sebagai hasil dari mutasi acak pada gen yang terjadi selama pembentukan sel telur atau sperma. Kulit terdiri dari lapisan luar (epidermis) dan lapisan yang mendasari (dermis). Daerah dimana lapisan tersebut disebut zona membran basal. Di mana dan kapan mengembangkan lecet tergantung pada jenis epidermolysis bullosa. Treatment : Pengobatan epidermolisis bullosa bervariasi dengan jenisnya. Untuk kasus yang lebih ringan, tidak ada perawatan selain perawatan luka local yang mungkin diperlukan. Drainase steril lepuh yang lebih besar dan penggunaan antibiotic topical sering ditunjukkan dalam situasi ini. Untuk kasus yang lebih parah , manajemen intensif dengan antibiotic oral mungkin diperlukan jika terjadi selulitis, meskipun perawatan mmedis intensif, beberapa pasien meninggal akibat komplikasi infeksi. Pengelolaan manisfestasi oral juga tergantung pada jenis penyakitnya. Bagi pasien yang rentan terhadap pembentukan bullosa mukosa, kebersihan gigi harus dijaga seminimal mungkin. Untuk mencapai hal ini, larutan natrium fluoride toksik topikal harus diberikan setiap hari untuk mencegah karies gigi. Diet ringan yang tidak mungkin bersifat kariogenik, serta prosedur kebersihan mulut yang atraumatik, harus dianjurkan. Jika perawatan dental restorative diperlukan, bibir harus dilumasi untuk meminimalkan trauma. Suntikan



17



anastesi local biasanya dapat dilakukan dengan menginjeksikan anatesi secara perlahan dan dalam kedalam jaringan. Untuk perawatan gigi yang ekstensif, pada kebanyakan kasus anastesi endrointrakanal dapat dilakukan tanpa masalah yang berarti. Sayangnya, karena sifat genetic penyakit ini, tidak ada obatnya. Konseling genetic keluarga diindikasikan, dan diagnosis prenatal tersedia.



19. EPULIS FIBROMAKOSA Definisi



: Epulis adalah istilah yang non spesifik untuk tumor dan massa seperti tumor pada gingiva ada beberapa jenis dari epulis masing-masing memiliki karakterristik yang khas dan unik. Epulis fibromatosa ini terjadi pada rongga mulut terutama pada tepi gingiva dan juga sering terjadi pada pipi dan lidah. Etiologinya berasal dari iritasi kronis yang menyebabkan reaksi hyperplasia dari jaringan fibrous. Tanda klinis yang terlihat antara lain bertangkai, dapat pula tidak, warna merah muda agak pucat, konsistensi kenyal dan padat, batas tegas, padat dan kokoh. Epulis ini tidak mudah berdarah dan tidak menimbulkan rasa sakit. Epulis jenis ini sering dijumpai dibandingkan jenis lainnya dan sering mengalami rekuren bila operasi pengangkatannya tidak sempurna. Umumnya dijumpai pada orang dewasa, terutama pada bagian gingiva, bibir dan mukosa bagian bukal.



Etiologi



: iritasi kronis local misalnya kalkulus, karies servikal, sisa akar gigi.



18



Treatment : Eksisi, biopsi bedah. Perawatan giant cell epulis melibatkan bedah dan kuretase tulang yang terlibat. Gigi yang berdekatan dengan epulis juga perlu di cabut bila sudah tidak dapat dipertahankan. Atau dilakukan pembersihan karang gigi (scaling) dan penghalusan akar (root planning). Dilaporkan angka rekurensi sebesar 10% sehingga diperlukan tindakan eksisi kembali.



20. EPULIS FISSURATUM (Denture Granuloma/Denture Injury Tumor/Inflammatory fibrous hyperplasia ) Definisi



: Epulis ini tampak sebagai lipatan jaringan fibrous satu atau lebih pada vestibulum yang tidak disertai tanda keradangan, tidak menimbulkan rasa sakit kecuali bila terjadi infeksi sekunder, fibrous hyperplasia, proliferasi epitel/ulkus..Epulis fissuratum merupakan lesi reaktif hiperplastik yang konsistensinya kenyal. Penampakan histologis dapat bervariasi dan frekuensinya kebanyakan tampaknya fibrous hyperplasia. Apabila terdapat reaksi radang maka akan muncul sel fibroblas dan proliferasi pembuluh darah. Mukosa glandula selalu muncul pada specimen dan akan menimbulkan sialadenitis kronis. Kadang glandula akan memiliki hubungan dengan lymphoid hyperplasia dan papillary ductal hyperplasia. Epithelium yang atropi atau hiperplastik dan kadang memunculkan pseudoepitheliomatous hyperplasia. Ulserasi dapat muncul pada dasar lipatan. Metaplasia kondroid atau tulang dapat berkembang seiring munculnya benjolan. 19



Etiologi



: Iritasi kronis yang diakibatkan oleh pemakaian gigi tiruan yang tidak adekuat dalam jangka waktu yang lama dalam hal ini akibat basis/sayap protesa.



Treatment : Lesi ini dapat dihilangkan dengan eksisi. Selain itu, gigi tiruan yang menjadi timbulnya lesi ini harus diperbaiki hingga dapat memiliki kecekatan yang baik namun tidak memberi tekanan berat terhadap mukosa supaya mencegah iritasi yang lebih berat lagi.



21. EPULIS GRANULOMATOSA Definisi



: Epulis granulomatosa merupakan lesi yang timbul akibat dampak paska bedah dari soket setelah dilakukan ekstraksi. Epulis ini terjadi pada interdental gingival, benjolan massa irregular, warna kemerahan/kebiruan, bertangkai, konsistensi lunak/lembek sehingga mudah berdarah. Epulis ini memiliki differential diagnosis dengan tanda klinis yang mirip dengan granuloma pyogenic



Etiologi



: Iritasi kronik akibat sisa akar, tepi karies, tumpatan yang overhanging, atau klamer yang tajam.



Treatment : Eliminasi faktor penyebab dan eksisi.



20



22. EPULIS GRAVIDARUM Definisi



Etiologi



:



Epulis gravidarum adalah reaksi jaringan granulomatik yang berkembang pada gusi selama kehamilan. Tumor ini adalah lesi proliferatif jinak pada jaringan lunak mulut dengan angka kejadian berkisar dari 0,2 hingga 5% dari ibu hamil. Epulis tipe ini berkembang dengan cepat, dan ada kemungkinan berulang pada kehamilan berikutnya. Tumor kehamilan ini biasanya muncul pada trimester pertama kehamilan namun ada pasien yang melaporkan kejadian ini pada trimester kedua kehamilannya. Perkembangannya cepat seiring dengan peningkatan hormone estrogen dan progesteron pada saat kehamilan. Hormon progesteron pengaruhnya lebih besar terhadap proses inflamasi/keradangan. Pembesaran gingival akan mengalami penurunan pada kehamilan bulan ke-9 dan beberapa hari setelah melahirkan. Keadaannya akan kembali normal seperti sebelum hamil. Epulis gravidarum tampak sebagai tonjolan pada gingiva dengan warna yang bervariasi mulai dari merah muda, merah tua hingga papula yang berwarna keunguan, paling sering dijumpai pada gingiva anterior rahang atas. Umumnya pasien tidak mengeluhkan rasa sakit namun lesi ini mudah berdarah saat pengunyahan atau penyikatan gigi. Pada umumnya lesi ini berukuran diameter tidak lebih dari 2 cm namun pada beberapa kasus dilaporkan ukuran lesi yang jauh lebih besar sehingga membuat bibir pasien sulit dikatupkan.



: Penyebab primer : Iritasi lokal seperti plak merupakan penyebab primer epulis gravidarum sama halnya seperti pada ibu yang tidak hamil, tetapi perubahan



21



hormonal yang menyertai kehamilan dapat memperberat reaksi keradangan pada gusi oleh iritasi lokal. Iritasi lokal tersebut adalah kalkulus/plak yang telah mengalami pengapuran, sisa-sisa makanan, tambalan kurang baik, gigi tiruan yang kurang baik. Penyebab Skunder : Kehamilan merupakan keadaan fisiologis yang menyebabkan perubahan keseimbangan hormonal, terutama perubahan hormon estrogen dan progesterone. Peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan progesterone pada masa kehamilan mempunyai efek bervariasi pada jaringan, diantaranya pelebaran pembuluh darah yang mengakibatkan bertambahnya aliran darah sehingga gingiva menjadi lebih merah, bengkak, dan mudah mengalami perdarahan. Treatment: Pembesaran gingival akan mengalami penurunan pada kehamilan bulan ke-9 dan beberapa hari setelah melahirkan.Keadaannya akan kembali normal seperti sebelum hamil. Namun pada kasus-kasus dimana epulis tetap bertahan setelah bayi lahir, diperlukan biopsi untuk pemeriksaan lesi secara histologis



23. ERITEMA MULTIFORME Definisi



: Eritema multiforme adalah reaksi hipersensitivitas akung yang sering terjadi berulang yang menyerang jaringan mukokutan, terutama pada pria ditandai dengan eksudat serosanguinous pada bibir, ulserasi mulut dan kadang-kadang lesi seperti pada kulit. Orang dewasa muda lebih



22



rentan terpengaruh (puncak antara usia 20 dan 40 tahun). Dua puluh persen kasus terjadi pada anak-anak. Etiologi



:



Belum jelas diketahu, namun tampaknya merupakan reaksi hipersensitifitas imunologis dengan penampilan di epitel sel efektor sitotoksik dan CD8 Thymophocytes yang menginduksi apoptosis keratinosit yang menyebabkan nekrosisi sel satelit. Dimana terjadi suatu reaksi kompleks imun yang ditimbulkan sebagai akibat adanya respon imun pada antigen tertentu seperti herpes simplex virus atau beberapa jenis obat tertentu (Wray, 2001).



Treatment: Terapi secara sistemik Menghindari faktor penyebab atau mengobatinya, terutama karena adanya reaksi hipersensitivitas karena pemakaian obat .Pemakaian kortikosteroid secara oral, terutama setelah hari ke2-4, untuk mengurangi periode erupsi akut dan gejala. Tipe minor pemberian kortikosteroid oral antara 20-40 mg/hari selama 4-6 hari lalu diberikan secara tapering dosis tak lebih dari 2 minggu. Pada tipe mayor perlu pemberian antara 40-80 mg/hari selama 2-3 minggu. Pemberian antibiotik untuk menghindari infeksi sekunder (Laskaris, 2005). Obatobat antivirus diindikasikan untuk pasien HAEM, dengan pemberian acyclovir 200 mg, lima kali sehari sejak terlihat pertamakali munculnya lesi atau 400 mg, empat kali sehari selama 6 bln atau melanjutkan terapi menggunakan valacyclovir, pemberian 500 mg dua kali sehari disarankan sebagai profilaksis (Scully, 2007) Terapi secara topical Instruksi pada pasien untuk diet lunak, pemakaian anastesi topikal, obat kumur yang berisi antibiotik, dan kortikosteroid topikal untuk mengurangi ketidaknyamanan pada pasien (Laskaris, 2005).



23



24. ERITROPLAKIA Definisi



: Eritroplakia adalah plak merah yang tidak dapat didiagnosa sebagai suatu penyakit spesifik dengan dasar analisa klinis. Eritroplakia juga didefinisikan sebagai bercak merah seperti beludru, menetap, yang tidak dapat digolongkan secara klinis sebagai keadaan lain apapun. Istilah ini seperti “leukoplakia” tidak mempunyai arti histologis. Tetapi, sebagian besar dari eritroplakia didiagnosis secara histologis sebagai displasia epitel atau lebih jelek lagi mempunyai kecenderungan lebih tinggi untuk menjadi karsinoma.Seperti halnya lesi putih, diagnose eritroplasia lebih kearah klinis daripada secara histologis dan hali ini dibuat dengan pengecualian. Ada sejumlah keadaan yang menghasilkan perubahan mukosa menjadi merah. Merahnya lesi ini adalah akibat dari atrofi mukosa yang menutupi submukosa yang banyak vaskularisasinya. Tepi lesi biasanya berbatas jelas. Tidak ada predileksi jenis kelamin dan paling sering mengenai pasien berusia di atas 60 tahun. Eritroplakia dapat terjadi di setiap tempat di dalam mulut, tetapi paling sering dalam lipatan mukobukal mandibula, orofaring, pilar tonsil, palatum lunak, permukaan lateral dan ventral lidah, dan dasar mulut. Eritroplakia paling umum dijumpai pada pasien-pasien perokok berat dan alkaholik. Sejumlah peneliti telah membuktikan bahwa mayoritas dari lesi mulut sejenis ini, menunjukkan frekuensi tinggi dari atipia seluler dan perubahan premaligna serta perubahan maligna. Seperti halnya lesi putih mukosa, banyak keadaan yang mungkin di diagnose atau diduga kuat sebagai dasar identifikasi bersamaan, sehubungan dengan yang ditemukan. Walaupun analisa klinis dengan cermat telah dilakuakan, ada sedikit kasus tanpa symptom, merah, plak seperti kain beludru yang tidak dapat di identifikasi. Eritoplasia biasanya tanpa keluhan, walaupun ada keluhan seperti sakit tidak berarti bertentangan dengan diagnose. Eritroplakia dapat terjadi di setiap tempat di dalam mulut, tetapi paling sering dalam lipatan mukobukal mandibula, orofaring dan dasar mulut. Telah dikenal 3 varian klinis dari eritroplakia: 1. Bentuk homogeny, yang tampaknya merah rata. 2. Eritroleukoplakia, yang mempunyai bercak-bercak merah yang bercampur dengan beberapa daerah leukoplakia. 3. Bercak leukoplakia, yang mengandung bintik-bintik atau granula-



granula putih yang menyebar diseluruh lesinya. Perawatan : Biopsy



24



adalah keharusan untuk semua tipe eritroplakia, karena 91% dari eritroplakia menunjukkan dysplasia yang parah, karsinoma in situ, karsinoma sel skuamosa yang infasif. Pemeriksaan yang cermat dari seluruh rongga mulut juga diperlukan. Karena 10-20% dari pasienpasien ini akan mempunyai beberapa daerah eritroplakia yang hebat, suatu fenomena yang dikenal sebagai field cancerization



Etiologi



: Erythroplakia memiliki penyebab yang tidak diketahui namun peneliti menganggapnya serupa dengan penyebab karsinoma sel skuamosa. Karsinoma ditemukan pada hampir 40% eritroplakia. [12] Hal ini banyak ditemukan pada pria usia lanjut sekitar 65-74. Hal ini umumnya terkait dengan merokok. Penggunaan alkohol dan tembakau telah digambarkan sebagai faktor risiko.



Treatment : Pengobatan melibatkan biopsi lesi untuk mengidentifikasi tingkat displasia. Eksisi lesi yang lengkap terkadang disarankan tergantung pada histopatologi yang ditemukan dalam biopsi. Bahkan dalam kasus ini, kekambuhan eritroplakia adalah umum dan, oleh karena itu, pemantauan jangka panjang diperlukan.



25. EXFOLLIATIVE CHEILITIS Definisi



: Exfoliative cheilitis tergolong suatu kondisi yang jarang terjadi, keadaan inflamatori kronis superfisial yang ditandai dengan adanya pengelupasan permukaan keratin bibir sedangkan area yang lain terjadi



25



pembentukan lapisan keratin, sehingga memberi kesan pengelupasan bibir secara kontinyu. Seseorang dengan kondisi tersebut sering mengeluh nyeri, kesulitan berbicara, makan maupun tersenyum, bahkan kadang terjadi perdarahan yang akhirnya menjadi krusta. Kebanyakan penderita adalah remaja putri atau wanita muda,banyak diantara mereka memperlihatkan gangguan emosi. Kelainan ini tidak berkaitan dengan kepekaan terhadap sinar matahari atau zat kimia. Penderita memiliki kecenderungan mengelupas sendiri jaringan bersisik yang terdapat dibibir dan hal itu terjadi secara terus menerus. Etiologi



: Dua penyebab utama exfoliative cheilitis adalah dehidrasi dan atau iritasi mekanis.Angin dan suhu dingin menyebabkan dehidrasi pada bibir. Keinginan untuk melembabkan bibir dengan saliva akan memicu terjadinya cheilitis. Eksim atopik juga dapat menjadi faktor predisposisi cheilitis. Terapi retinoid sistemik memiliki efek samping exfoliative cheilitis, kondisi ini tergantung pada dosis obat yang diberikan. Kerusakan mekanis pada bibir akibat kebiasaan menggigit bibir secara berulang (cheilophagia) juga dapat menyebabkan exfoliative cheilitis. Cheilophagia (dalam bahasa Perancis disebut “tic de lèvres”) biasanya merupakan kebiasaan buruk dan menjadi tanda adanya stres psikologis atau gangguan kompulsif (Lindenmuller et al. 2013, p.875; Ghom 2010, p.568).



Treatment



: Beberapa kasus exfoliative cheilitis dapat sembuh sendiri atau dengan perbaikan oral hygiene (Scully 2010, p. 200; Field & Longman 2004, p.66). Terapi yang dapat diberikan pada kasus exfoliative cheilitis adalah: 1. Psikoterapi dilakukan untuk mengatasi gangguan kepribadian (Ghom 2010, p.568). Obat penenang dan antidepresi juga dapat membantu penyembuhan (Scully 2010, p.200). 2. Steroid topikal seperti krim hidrokortison dengan penggunaan jangka pendek dapat menyembuhkan pada beberapa kasus kronis (Ghom 2010, p.568; Lindenmuller et al. 2013, p.875) 3. Kombinasi hidrokortison dengan krim iodoquinol (antibakteri dan antimikotik) dapat digunakan pada kasus exfoliative cheilitis kronis (Ghom 2010, p.568) 4. Terapi lain seperti perak nitrat topikal, asam salisilat, serta krim antibakteri



26



dan anti jamur (Ghom 2010, p.568)



26. FIBROMA / FIBROEPITHELIAL Definisi



: sangat umum, tegas, tanpa rasa sakit ,bengkak ditemukan terutama di bagian dalam merupakan "bekas luka" yang reaktif dan terlokalisasi, Trauma atau iritasi local Ini mungkin memiliki tangkai yang sempit atau menjadi massa rata; Ukurannya bisa Bervariasi dari beberapa milimeter sampai lebih dari 1 cm. Setelah terbentuk, polip tampaknya tidak tumbuh dalam ukuran Dengan waktu (kecuali trauma berulang kali). Kadang, Permukaannya putih karena Keratosis Fraktal ringan (Penebalan kulit sebagai respons terhadap kronis Iritasi / trauma).



Etiologi



: Trauma minor ringan, menggit bibir



Treatment



: Saat perawatan diperlukan, satu-satunya pilihan adalah eksisi bedah fibroma dengan margin sempit. Ini bisa kambuh setelah operasi jika sumber iritasi berlanjut. Oleh karena itu juga penting untuk mengelola sumber iritasi. Fibroma oral tidak hilang tanpa pengobatan.



27



27. FISSURE TONGUE Definisi



: Fissure tongue merupakan celah pada permukaan dorsum dari 2/3 anterior lidah. Fissure tongue juga dikenal sebagai licated tongue atau scrotal tongue atau furrowed tongue atau grooved tongue. Goldman menuliskan bahwa scrotal tongue merupakan variasi dan fissure tongue dimana celahnya lebih banyak tetapi tidak lebih dalam sehingga menghasilkan penampilan keriput. Fissure tongue bermanifestasi secara klinis sebagai sejumlah alur atau celah yang bercabang dari central groove di sepanjang garis tengah permukaan dorsum ada beberapa pola klinis fissure tongue, tetapi mereka saling tumpang tindih satu sama lain. Variasi yang paling sederhana berupa median sulkus yang menonjol. Variasi kedua merupakan median sulkus dengan lipatan tranversal seperti vena dan daun. Variasi lainnya dikenal sebagai cerebriform. Umumnya kondisi ini tidak menunjukkan gejala, meskipun terkadang makanan dan bakteri terjebak dalam celah dan memicu terjadinya inflamasi. Kondisi inflamasi ini bermanifestasi sebagai sensitifitas terhadap makanan pedas tertentu. Makanan dan bakteri yang terjebak juga dapat menghasilkan bau tidak sedap. Sekitar 25% pasien juga memiliki geographic tongue, terkadang pasien dengan celah yang dalam sering mengalami candida glossitis dan rasa sakit.



Etiologi



: Herediter, Alergi, Def Vit B kompleks, defisiensi riboflavin.



Treatment



: Berkumur dengan antiseptic, menjaga oral hygiene, infeksi candida dapat diobati dengan terapi antifungal.



28



28. FORDYCE SPOT Definisi



: Fordyce Spots (FS), juga dikenal dengan Fordyce’s Spots, Fordyce granules, atau Sebaceous Prominence merupakan keluarnya kelenjar minyak pada bagian tubuh tertentu. Kemunculannya dapat berwarna merah muda, kuning-putih atau berwarna kulit. Bagian tubuh muculnya FS adalah seperti wajah, bibir, mulut, leher, punggung, bahu, pinggang dan alat kelamin. Dapat terjadi pada baik laki-laki maupun perempuan. Tidak sakit, membintik pucat berdiameter 1 – 3 mm. Kemunculan FS pada bagian tubuh tertentu membuat rasa tidak nyaman (estetika). Ahli dermatologi menyatakannya bahwa hal tersebut sekedar mengganggu penampilan ketika muncul di muka atau di bibir, membuat tidak percaya diri. Sebenarnya FS ini bukan sebuah penyakit, hanya sebuah kelainan metabolisme tubuh. Kemunculannya sesuatu yang alami dan tidak menginfeksi.



Etiologi



: Kelenjar sebaseus yang ektopik



Treatment



: 1. Meyakinkan pasien bahwa ini bukan merupakan penyakit.



2. K e b a n ya k a n p a s i e n t i d a k m e n u n j u k a n gejala, sehingga permintaan pengobatan tidak tinggi. Tetapi pada beberapa pasien menginginkan perawatan dengan alasan estetik. Laser CO2 dan oral isotretionis dapat dipertimbangkan sebagai pengobatan.



29



29. FRIKSIONAL KERATOSIS Definisi



: Adalah Lesi yang terlihat sebagai bercak berwarna translusen hingga opaque asimptomatik dengan tepi berbatas tegas. Permukaan lesi mungkin terlihat tidak teratur dan terasa kasar jika diraba oleh lidah. Iritasi kronis dengan densitas yang rendah akan menstimulasi penebalan epithelium dengan produksi keratin yang berlebihan (hiperkeratosis).



Penyebab



: Penyebab iritasi kronis dapat disebabkan oleh gigi yang patah, restorasi yang rusak, kebiasaan menggigit pipi dan bibir, hiperoklusi dan gigi tiruan yang tidak pas dan tidak stabil



Terapi



: Hilangkan penyebab iritasi kronis seperti gigi yang tajam dan patah, restorasi yang rusak, atau gigi tiruan yang tidak stabil. Pemberian terapi paliatif topical yang dapat mempercepat penyembuhan dengan diberikan Benzocaine atau Triamcinolone



30



30. GEOGRAPHIC TONGUE Definisi



: Merupakan suatu daerah pada lidah yang bentuknya tidak teratur, berwarna kemerahan dan tidak berpapil dengan penipisan dari epithelium dorsal lidah yang biasanya dikelilingi oleh suatu zona yang sempit dari papilla yang bergenerasi, yang warnanya lebih putih daripada permukaan lidah sekelilingnya.



Penyebab



: Idiopatik



Terapi



: Meningkatkan oral hygiene, berkumur dengan obat antiseptic



31. GLOSITIS Definisi



: Adalah peradangan atau infeksi lidah. Hal ini menyebabkan lidah membengkak dan berubah warna. Kondisi ini dapat menyebabkan papila menghilang. Papila adalah benjolan kecil pada permukaan lidah.



Penyebab



: Penybab glossitis bermacam-macam, bisa lokal dan sistemik.Penyebab lokal glossitis diantaranya bakteri dan infeksi virus, trauma atau iritasi mekanis dari sesuatu yang terbakar, iritasi lokal seperti dari tembakau, alkohol dan makanan yang pedas ataupun makan yang berbumbu, alergi pasta gigi dan obat kumur. Penyebab sistemik glossitis yaitu kelainan nutrisi, penyakit kulit dan infeksi sistemik, keadaan kekurangan gizi (malnutrisi ), penyakit kulit (oral lichen, erytema multiform, aphtous ulcers, dan pemphigus vulgaris, infeksi seperti syphilis and human immunodeficiency virus (HIV)).



31



Terapi



: Meningkatkan oral hygine, menghilangkan faktor penyebab, pemberian kortikosteroid seperti prednison dapat diberikan untuk mengurangi peradangan glossitis. Antibiotik, obat anti jamur, atau anti mikroba lainnya mungkin diresepkan jika penyebab glossitis adalah infeksi. Anemia dan kekurangan gizi harus diperlakukan, seringdengan perubahan pola makan atau suplemen lainnya.



32. GRANULOMATOSIS OROFASIAL Definisi



: Adalah suatu kondisi yang ditandai dengan persistent enlargement jaringan lunak mulut, bibir dan daerah sekitar mulut di wajah. Pembesaran tidak menimbulkan rasa sakit. Mekanisme pembesarannya adalah peradangan granulomatosa



Penyebab



: Idiopatik



Terapi



: Menghilangkan infeksi odontogen dapat mengurangi rasa sakit pada pasien tertentu, pengobatan dengan pemberian kortikosteroid, pemberian intralesional injeksi triamcinolone 10mg/ml



32



33.HAIRY TONGUE Definisi



: Merupakan kelainan yang umum ditemukan, disebabkan oleh akumulasi keratin pada papilla filiformis lidah sehingga menimbulkan gambaran seperti rambut



Penyebab



: Tidak diketahui (idiopatik). Faktor predisposisi yang berperan adalah hygiene mulut yang buruk, obat kumur yang teroksidasi, antibiotika, merokok berlebihan, terapi radiasi, stress emosional, infeksi bakteri dan spesies candida



Terapi



: Menghilangkan faktor predisposisi, menyikat lidah, menggunakan bahan keratolitik lokal (asam trikloroasetat, podophyllin)



34. HALITOSIS Definisi



: Halitosis yang berasal dari bahasa Latin, halitus (nafas) dan osis (keadaan) adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan bau nafas tidak sedap yang berasal dari dalam rongga mulut maupun luar rongga mulut serta dapat melibatkan kesehatan dan kehidupan sosial seseorang. Halitosis juga dikenal dengan beberapa nama lain, seperti mouth odor, bad breath, oral malodour, fetor ex ore atau fetor oris.



Penyebab



: Faktor penyebab halitosis secara sederhana dapat dibagi dua, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal antara lain adanya sisa makanan di dalam mulut, sedangkan faktor internal 33



meliputi karies gigi, radang kronis pada saluran pernafasan, gangguan pencernaan dan lain-lain. Secara umum faktor penyebab halitosis dibagi atas faktor penyebab oral dan non-oral. Faktor penyebab oral meliputi kebersihan mulut yang buruk atau adanya penyakit periodontal sedangkan faktor non-oral meliputi penyebab medis seperti kronis, serta gangguan saluran pencernaan. Meskipun beberapa penyebab halitosis dapat dihubungkan dengan bagian ekstra oral seperti saluran pernafasan atas dan bawah, saluran pencernaan, penyakit ginjal, dan hati, namun 85-90% masalah bau mulut berasal dari rongga mulut itu sendiri. Terapi



: Menjaga OH, diet sehat, apabila karies, penyakit periodontal atau infeksi mulut lainnya yang menyebabkan timbulnya halitosis, maka diperlukan penanganan penambalan, skeling dan pencabutan pada gigi



35. HAND, FOOT and MOUTH DISEASE Definisi



: Hand, Foot and Mouth Disease atau HFM Disease merupakan penyakit infeksi virus akut yang paling sering disebabkan oleh coxsackievirus A16 (CVA 16) dan enterovirus 71 (EV71), bersifat self-limiting. Penyakit ini biasanya ditandai dengan vesikel di telapak tangan, telapak kaki, dan mukosa oral, sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman dan sulit menelan.



Penyebab



: Disebabkan oleh virus yang disebut coxsackievirus A16 (CVA 16) dan enterovirus 71 (EV71). Virus ini menyebar dengan mudah melalui batuk dan bersin. Hal ini juga dapat menyebar melalui tinja yang terinfeksi, seperti saat mengganti popok atau saat anak kecil



34



mendapatkan tinja di tangan dan kemudian menyentuh benda-benda yang ditaruh anak-anak lain di mulut mereka. Terapi



: Saat ini, tidak ada kuratif treatment spesifik untuk HFM Disease, Manajemen penyakit biasanya berfokus pada pencapaian meredakan simtomatik. Rasa sakit akibat luka dapat dikurangi dengan penggunaan obat analgesik. Infeksi pada anak yang lebih tua, remaja, dan orang dewasa biasanya ringan dan berlangsung sekitar 1 minggu, namun kadang kala dapat berjalan lebih lama. Sebagian kecil individu dengan HFM Disease mungkin memerlukan penanganan di rumah sakit karena komplikasi seperti peradangan otak, peradangan meningen, atau kelumpuhan akut. Komplikasi nonneurologis seperti peradangan jantung, cairan di paru-paru, atau pendarahan ke paru-paru juga bisa terjadi.



36. HEMANGIOMA Definisi



: Hemangioma adalah pertumbuhan abnormal pembuluh darah yang berlebihan sehingga membentuk tumor pembuluh darah yang terdapat pada kulit atau organ internal, terutama hati. Sebagian besar kasus, hemangioma ditemukan saat lahir sehingga sering disebut sebagai tanda lahir stroberi karena bentuknya yang menonjol kemerahan dan elastis pada kulit. 35



Penyebab



: Perkembangan



Terapi treatment



: Obat beta blocker, obat kortikosteroid, proses bedah, laser



37. HEMIFACIAL HIPERTROPI Definisi



: Anomali perkembangan langka yang menunjukkan pertumbuhan asimetris satu atau lebih bagian tubuh. Hemifacial hipertrophi dapat menyebabkan spektrum cacat yang luas atau hanya melibatkan otot atau tulang.



Penyebab



: Tidak diketahui walaupun berbagai faktor telah disebutkan. Ada sedikit bukti yang menunjukkan bahwa faktor keturunan memainkan peran, namun kondisinya telah dianggap berasal dari malformasi vaskular dan limfatik, serta lesi endokrin dan neurokutan



Terapi



: Untuk perawatan, buang iritasi atau agen pemicunya, namun tidak ada terapi untuk deformitas wajah.



36



38. HERPANGINA Definisi



: Herpangina merupakan penyakit yang ringan dan paling sering muncul menjelang musim semi dan pada permulaan musim gugur. Walaupun penyakit ini kadang-kadang muncul pada orang dewasa, tetapi paling sering pada anak kecil dan anak muda.



Penyebab



: Herpangina disebabkan infeksi virus. Hal ini disebabkan oleh serotipe enterovirus, kelompok virus Coxsackie A adalah agen penyebab utama. virus Coxsackie termasuk dalam kelompok enterovirus yang mempengaruhi saluran pencernaan. Beberapa virus lain yang dapat menyebabkan herpangina adalah kelompok coxsackie B, enterovirus dan virus echo.



Terapi



: Infeksi Coxackievirus biasanya self-limiting (kecuali komplikasi terjadi karena pasien imunokompromais), dan manajemen tertuju pada control demam dan sakit pada mulut, perawatan suportif, dan membatasi kontak dengan orang lain untuk mencegah penyabaran infeksi. Antiviral efektif untuk Coxackievirus tidak tersedia. dapat juga diberikan acetaminophen.



39. HERPES LABIALIS Definisi



: Herpes labialis atau cold sores adalah infeksi yang di tandai dengan timbulnya luka yang disertai dengan rasa nyeri pada bibir atau bagian lain dari mulut.



Penyebab



: Disebabkan oleh virus Herpes Simplex tipe 1 ( HSV-1)



Terapi



: Pengobatan herpes labialis dapat diobati dengan salep acyclovir yang bisa mengurangi beratnya serangan dan menghilangkan cold sore lebih cepat. Salep ini dioleskan 3-5 kali sehari. Untuk kasus37



kasus yang berat dan untuk penderita yang memiliki kelainan sistem kekebalan, bisa diberikan tablet acyclovir. Mengkonsumsi vitamin B kompleks dan vitamin C juga dapat mempercepat hilangnya herpes labialis. Jika sudah sembuh hindari faktor- faktor pemicu terjadinya serangan infeksi ulang.



40. HERPES ZOSTER Definisi



: Herpes zoster atau nama lainnya shingles atau cacar ular cacar api adalah infeksi virus yang bersifat self-limiting. Setelah seseorang menderita cacar air, virus varicella-zoster akan menetap dalam kondisi dorman (tidak aktif atau laten) pada satu atau lebih ganglia (pusat saraf) posterior. Apabila seseorang mengalami penurunan imunitas seluler maka virus tersebut dapat aktif kembali dan menyebar melalui saraf tepi ke kulit sehingga menimbulkan penyakit herpes zoster. Di kulit, virus akan memperbanyak diri (multiplikasi) dan membentuk bintil-bintil kecil berwarna merah, berisi cairan, dan menggembung pada daerah sekitar kulit yang dilalui virus tersebut. Herper zoster cenderung menyerang orang lanjut usia dan penderita penyakit imunosupresif (sistem imun lemah) seperti penderita AIDS, leukemia, lupus, dan limfoma.



Penyebab



: Reaksi virus varicella zoster. Faktor predisposisi yang sering kali menimbulkan reaktivasi virus adalah AIDS, leukemia, limfoma dan bentuk keganasan lainnya, radiasi, obat-obat imunosupresif dan sitotoksik, serta usia tua.



Terapi



: Pengobatan terhadap herpes zoster terdiri dari tiga hal utama yaitu pengobatan infeksi virus akut, pengobatan rasa sakit akut yang berkaitan dengan penyakit tersebut, dan pencegahan terhadap



38



neuralgia pascaherpes. Penggunaan agen antiviral dalam kurun waktu 72 jam setelah terbentuk ruam akan mempersingkat durasi terbentuknya ruam dan meringankan rasa sakit akibat ruam tersebut. Apabila ruam telah pecah, maka penggunaan antiviral tidak efektif lagi. Contoh beberapa antiviral yang biasa digunakan untuk perawatan herpes zoster adalah Acyclovir, Famciclovir, dan Valacyclovir. Untuk meringankan rasa sakit akibat herpes zoster, sering digunakan kortikosteroid oral (contoh prednisone). Sedangkan untuk mengatasi neuralgia pascaherpes digunakan analgesik (Topic agents), antidepresan trisiklik, dan antikonvulsan (antikejang). Contoh analgesik yang sering digunakan adalah krim (lotion) yang mengandung senyawa calamine, kapsaisin, dan xylocaine. Antidepresan trisiklik dapat aktif mengurangi sakit akibat neuralgia pascaherpes karena menghambat penyerapan kembali neurotransmiter serotonin dan norepinefrin. Contoh antidepresan trisiklik yang digunakan untuk perawatan herpes zoster adalah Amitriptyline, Nortriptyline, Nortriptyline, dan Nortriptyline. Untuk mengontrol sakit neuropatik, digunakan antikonvulsan seperti Phenytoin, carbamazepine, dan gabapentin.



41. HIPERPLASIA GINGIVA (LEUKEMIA) Definisi



: Merupakan pertumbuhan gingival yang berlebih yang biasa ditemukan dan merupakan temuan dini pada leukemia. Pembengkakakn gingival lebih sering timbul pada pasien leukemia mielomonositik dan meilositik.



Penyebab



: Infiltrasi sel leukemik pada gingival menyebabkan pembesaran difus pada gingival, edema, berwarna merah, meradang dan mengalami pendarahan spontan.



39



Terapi



: Membersihkan gigi menggunakan bantalan atau busa. Obat kumur klorheksidin bisa diberikan untuk mengendalikan plak dan mencegah infeksi mulut.



42. HIPERPLASIA GINGIVA (OBAT-OBATAN) Definisi



: Pembesaran gingival karena obat merupakan kelainan yang relative umum terjadi, disebabkan oleh penggunaan beberapa macam obat.



Penyebab



: Beberapa obat yang paling sering menyebabkan kelainan ini adalah phenytoin, ciclosporin, dan calcium chanel blockers



Terapi



: Meningkatkan kesehatan mulut mulut, gingivektomi, menghentikan penggunaan obat yang merupakan penyebab



43. HIV/AIDS Definisi



: Human Immunodefi ciency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sel darah putih di dalam tubuh (limfosit) yang



40



Penyebab



mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Acquired Immune Defi ciency Syndrome (AIDS) merupakan sindrom atau kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh retrovirus yang menyerang sistem kekebalan atau pertahanan tubuh. : Penyebab penyakit AIDS adalah virus HIV dan saat ini telah diketahui dua tipe HIV-1 dan HIV-2. Gambaran klinis dari HIV-1 dan HIV-2 relatif sama, hanya infeksi oleh HIV-1 jauh lebih mudah ditularkan dan masa inkubasi sejak mulai infeksi sampai timbulnya penyakit lebih pendek.



Terapi



: - Pengobatan suportif



-



a. Sebagian besar pasien malnutrisi : perlu dukungan nutrisi b. Multivitamin : B-complex, C, E, selenium Pengobatan simptomatik Dukungan psikososial : depresi, ansietas Pengobatan Infeksi Opurtunistik (IO) Pencegahan IO : kotrimoksasol Pengobatan antiretroviral (ARV)



44. KANDIDAL LEUKOPLAKIA Definisi



: Kandidiasis yang disebabkan oleh kebiasaan merokok sangat erat hubungannya sebagai faktor penyerta dalam etiologi kelainan ini. Memiliki potensi untuk berubah kearah keganasan.



Penyebab



: Jamur Candida albicans



Terapi



: Antifungal



41



a. Nistatin Nistatin merupakan obat pertama pada kandidiasis oral yang terdapat dalam bentuk topikal. b. Ampoterisin B Obat ini dikenal dengan Lozenge (fungilin 10 mg) dan suspense oral 100mg/ml dimana diberikan 3-4 kali dalam sehari. c. Klotrimazol Obat ini mengurangi pertumbuhan jamur dengan menginhibisi ergosterol. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan tablet 10 mg.



45. KANDIDIASIS ERITEMATUS AKUT Definisi



: Tipe kandidiasis ini kadang dinamakan sebagai antibiotic sore tongue atau juga kandidiasis eritematus dan biasanya dijumpai pada mukosa bukal, palatum, dan bagian dorsal lidah dengan permukaan tampak sebagai bercak kemerahan.



Penyebab



: Penggunaan antibiotik spektrum luas maupun obat kortikosteroid.



Terapi



: Obat antifungal a. Miconazole Sediaan dalam bentuk gel oral (20 mg/ml), digunakan 4x/hari setengah sendok makan, ditaruh diatas lidah kemudian dikumurkan dahulu sebelum ditelan.



42



b. Clotrimazole Mekanismenya kerja sama dengan miconazole, bentuk sediaannya berupa troche 10mg, sehari 3-4x.



46. KANDIDIASIS ERITEMATUS KRONIK Definisi



: Kandidiasis atrofik kronik disebut juga denture sore mouth atau denture related stomatitis dan merupakan bentuk kandidiasis paling umum yang ditemukan pada 24-60% pemakai gigi tiruan.



Penyebab



: Oral Hygiene yang buruk, trauma, infeksi, dan pemakaian gigi tiruan terus-menerus.



Terapi



: Nistatin, klotrimazol 1%, mikonazol 2%, ketokonazol 2%. Petunjuk pemakaiannya: Oleskan salep/krim dengan ketebalan yang tipis ke seluruh permukaan dalam gigi tiruan setiap kali setelah makan selama 14 hari. Instruksikan pasien untuk mengeluarkan gigi tiruan di malam hari dan merendamnya dalam larutan natrium hipoklorit 1% selama 15 menit dengan pencucian merata menggunakan air mengalir selama sekurang-kurangnya 2 menit, sebelum tidur.



43



47. KANDIDIASIS PSEUDOMEMBRAN AKUT Definisi



: Kandidiasis ini biasanya disebut juga sebagai thrush. Secara klinis, pseudomembranosus kandidiasis terlihat sebagai plak mukosa yang putih atau kuning, seperti cheesy material yang dapat dihilangkan dan meninggalkan permukaan yang berwarna merah. Kandidiasis ini terdiri atas sel epitel deskuamasi, fibrin, dan hifa jamur dan umumnya dijumpai pada mukosa labial, mukosa bukal, palatum keras, palatum lunak, lidah, jaringan periodontal dan orofaring.



Penyebab



: Penggunaan kortikosteroid, antibiotik, xerostomia, dan pada pasien dengan sistem imun rendah seperti HIV/AIDS.



Terapi



: a.Oral Nistatin berkumur dengan 1 sendok teh (5 ml) selama dua menit, gunakan 4x sehari. b.Tablet itrakonazol Minum 1 tablet 2x sehari (pagi dan malam) selama 14 hari.



48. KARSINOMA IN SITU RONGGA MULUT Definisi



: Suatu neoplasma invasif pada jaringan epitel rongga mulut dengan berbagai tingkat diferensiasi yang muncul pada tempat-tempat seperti jaringan mukosa mulut, alveolar, gingiva, dasar mulut, lidah, palatum, tonsil dan orofaring. KSS cenderung untuk segera bermetastase dan meluas.



44



Penyebab



Terapi



: Tidak ada agen ataupun faktor (karsinogen) tunggal sebagai penyebab karsinoma yang telah ditegaskan atau telah diterima secara jelas. Faktor ekstrinsik sebagai penyebab yakni merupakan agen eksternal seperti tembakau, alkohol, penyakit sipilis, dan sinar matahari. Faktor intrinsik merupakan kondisi umum atau sistemik pasien, seperti malnutrisi ataupun anemia defisiensi besi. : - Pembedahan - Radioterapi - Kemoterapi Kemoterapi digunakan sebagai terapi awal sebelum dilakukan terapi lokal, bersama dengan radioterapi (CCRT), dan kemoterapi pembantu setelah perawatan lokal. Tujuan kemoterapi yakni untuk mengurangi tumor awal dan memberikan perawatan dini pada mikrometastaste.



49. KISTA ERUPSI Definisi



: Terjadi pada gigi yang hendak erupsi dan ditutupi lapisan mukosa. Kista berkembang sebagai hasil dari pemisahan trem dental folikel sekitar mahkota gigi erupsi yang masih berada dalam jaringan lunak diatas tulang alveolar.



Penyebab



: Perkembangan dari sisa” dental lamina yang mengalami proliferasi



dan berhubungan dengan lifoid basal sel karsinoma. Terapi



: Kista erupsi diobati dengan marsupialisasi. Kubah kista di eksisi ,yang memaparkan mahkota gigi sehingga memungkinkan gigi tersebut erupsi.



45



50. KISTA KELENJAR LIUR ( RANULA, MUKOKELE) A. RANULA Definisi



: Ranula adalah istilah yang digunakan untuk menyebut mukokel yang letaknya di dasar mulut. Merupakan pembengkakan dasar mulut yang berhubungan dan melibatkan glandula sublingualis, dapat juga melibatkan glandula salivari mino!r.



Penyebab



: Etiologinya tidak diketahui namun diduga ranula terjadi akibat trauma, obstruksi kelenjar saliva, dan aneurisma duktus glandula saliva.



Terapi



: Perawatan yang dilakukan meliputi penanggulangan faktor penyebab dan pembedahan massa. Penanggulangan faktor penyebab dimaksudkan untuk menghindarkan terjadinya rekurensi. Biasanya ranula yang etiologinya trauma akibat kebiasaan buruk atau trauma lokal atau mekanik yang terjadi terus menerus dapat menyebabkan terjadinya rekurensi ranula. Pembedahan massa dibagi atas tiga jenis, yaitu eksisi, marsupialisasi, dan dissecting. Pemilihan teknik pembedahan tergantung kepada ukuran dari massa.



46



B. MUKOKELE Definisi



: Mukokel merupakan lesi mukosa oral yang terbentuk akibat rupturnya duktus glandula saliva minor dan penumpukan mucin pada sekeliling jaringan lunak. Umumnya sering diakibatkan oleh trauma lokal atau mekanik. Mukokel merupakan kista benigna, tetapi dikatakan bukan kista yang sesungguhnya, karena tidak memiliki epithelial lining pada gambaran histopatologisnya.



Penyebab



: Trauma minor lokal dan ruptur pada duktus atau obstruksi duktus akibat sumbatan pada mukosa.



Terapi



: Bedah eksisi atau Cyrosurgery



51. LEUKODEMA Definisi



: Leukodema adalah perubahan permukaan mukosa bukal yang berwarna abu-abu, putih susu, atau opalesen. Varian mukosa yang umum ini dihubungkan dengan individu berpigmen gelap tetapi kadang-kadang juga terlihat pada individu berpigmen lebih pucat. Leukodema biasanya pucat dan bilateral.



Penyebab



: belum diketahui



Terapi



:-



47



52. LEUKOPLAKIA Definisi



: Merupakan istilah klinis, lesi diidentifikasikan sebagai bercak putih atau plak yang melekat erat pada mukosa mulut dan tidak dapat diklasifikasikan sebagai penyakit yang lain.Ini merupakan lesi pra kanker.



Penyebab



: Belum diketahui secara pasti. Faktor predisposisi : tembakau, alkohol, friksi lokal yang kronis, candida albicans, virus papiloma.



Terapi



: Eliminasi atau menghentikan faktor predisposisi, senyawa retinoid sistemik. Eksisi bedah merupakan perawatan pilihan.



53. LIKEN PLANUS ORAL Definisi



: Suatu kondisi inflamatori autoimun kronis yang berdampak pada tepi mulut, biasanya tampak sebagai lesi berwarna putih. Oral lichen planus paling sering timbul pada mukosa pipi, tapi juga dapat timbul pada gingiva, bibir, dan bagian lain dari mulut. Oral lichen planus terkadang juga meliputi kerongkongan atau esophagus.



48



Penyebab



: Tidak diketahui secara pasti pada kebanyakan kasus.



Terapi



: Perawatan Lichen Planus bergantung pada gejala, perluasan dari keterlibatan oral dan ekstraoral secara klinis, riwayat medis, dan faktor lainnya. Pada kasus pasien dengan reaksi likenoid, faktor presipitasinya harus dieliminasi. Pasien dengan lesi simptomatik juga membutuhkan perawatan ,biasanya dengan obat, terkadang dibutuhkan terapi bedah. -



Perawatan obat Kortikosteroid Topikal seperti triamcinolone, fluocinolone acetonide dan fluocinonide, clobetasol terbukti efektif pada kebanyakan pasien. Pasien harus dinstruksikan untuk mengaplikasikan steroid (ointment, spray, obat kumur atau bentuk lain) beberapa kali dalam sehari, untuk menjaga agar obat tetap berkontak dengan mukosa selama beberapa menit, dan pasien harus menunda makan atau minum selama satu jam setelahnya.



54. LIKENOID REACTION Definisi



: Reaksi lichenoid adalah sekelompok lesi heterogen pada mukosa oral yang menunjukkan kesamaan klinis dan histopatologis dengan lichen planus, namun memiliki penyebab yang berbeda.



Penyebab



: Penyebab reaksi lichenoid ada beberapa macam, seperti hipersensitivitas terhadap material restorasi dental, karena obat-obatan, atau manifestasi oral dari penyakit graft versus host. Bahan material kedokteran gigi seperti amalgam dapat menibulkan likenoid reaction.



49



Terapi



: Pengelolaan lesi pertama kali memerlukan identifikasi dari faktor pemicu, dan menghilangkan paparan tersebut. Seta menghindari pemakaian bahan amalgam pada rongga mulut.



55. LIMFANGIOMA Definisi



: Merupakan tumor jinak yang disebabkan dari malformasi kongenital sistem limfatik. Limfangioma berasal dari sakus primitive masa embrio, sebagian jaringan limfatik yang terlepas kehilangan hubungan dengan system limfatik normal, tapi masih memiliki potensi pertumbuhan cepat semula.



Etiologi



: Penyebab terjadinya limfangioma dikarenakan oleh malformasi congenital dari system limfatik. Faktor genetik, paparan tembakau, konsumsi alkohol, virus dan defisiensi makanan juga dapat menjadi penyebab terjadinya limfangioma.



Terapi



: Pada umumnya terapi yang dilakukan adalah pembedahan. Karena batas limfangioma dan jaringan normal tidak jelas betul, operasi tidak dapat memaksakan eksisi radikal, operasi dapat dilakukan bertahap.



56. LINEA ALBA Definisi



: Merupakan variasi dari struktur dan penampakan dari mukosa rongga normal. Lesi ini merupakan bentuk umum dari hyperkeratosis fisiologis yang merupakan kondisi yang terdiri dari penebalan pada epitel mukosa sebagai respon terhadap friksi atau gesekan secara



50



berulang. Linea alba merupakan garis putih keabu-abuan yang terjadi di sepanjang mukosa bukal pada ketinggian occlusal plane. Penyebab



: perubahan mukosa bukal oleh karena tekanan, iritasi friksional, trauma menghisap (sucking).



Terapi



: Tidak memerlukan perawatan



57. Linear Gingival Eritema Definisi.



Linear Gingival ErythemaLinear gingival erythema atau biasa juga disebut LGE adalah salah satu lesi dalam rongga mulut yang sering terdapat pada penderita HIV/AIDS. Lesi ini termasuk lesi keratotik yang sifatnya tidak dapat dihilangkan dengan cara hapusan. LGE termasuk kedalam lesi merah di dalam rongga mulut. Lesi ini biasa ditemukan pada bagian marginal dari sulkus gingiva.



Etiologi.



Etiologi yang sebenarnya belum jelas. Namun, pada umumnya dekat dengan infeksi candida.



Perawatan.



Meningkatkan hygiene mulut dan pengendalian plak. Biasanya yang juga bermanfaat adalah pemberian anti jamur sistemik, seperti itraconazole dan fluconazole.



Gambar.



51



(Linear Gingival Eritema)



58. Linear igA Disease Definisi.



Etiologi. Perawatan. Gambar.



Penyakit immunoglobulin A (IgA) linier adalah penyakit bulosa yang tidak umum yang dibedakan dari pemfigoid bulosa dan dermatitis herpetiformis dengan endapan LB IgA di zona membran basal. Kelainan autoimun Kortikosteroid topical



(Linear igA Disease)



52



59. Lupus Eritematosus Definisi. Etiologi. Perawatan. Gambar.



Suatu penyakit imunologis yang sifatnya kronis. Autoimun Steroid dan antimalarial



(Lupus Eritematus)



60. Makro Glossitis Definisi.



Etiologi. Perawatan.



Suatu keadaan lidah yang membesar secara abnormal. Untuk memerksa ukuran lidah, lidah harus dalam kondisi rilek sepenuhnya. Kongenital atau didapat secara keturunan. Kongenital pada makro glosisa didapatkan karena hipertrofi pada otot lidah. Jika lidah yang membesar mengganggu fungsi, perlu dihilangkan penyebab primer dari pembesaran tersebut perbaikan secara operasi.



Gambar.



(Makro Glossitis) 53



61. Median Romboid Glositis Definisi.



Etiologi. Perawatan.



Merupakan kelainan pada lidah yang memiliki gambaran dengan bentuk oval yang berwarna kemerahan. Kondisi ini sering kali muncul pada bagian dorsum lidah. Infejsi candida albicans kronis. Pengobatan anti jamur biasanya dapat menghilangkan lesi ini. Namun, pada fase akhirnya kasus ini tidak dapat dilakukan penyembuhan dengan anti jamur karena lesi sudah menjadi fibrotic dan hipovaskular.



Gambar.



(Median Romboid Glossitis)



62. Mononukleosis Definisi. Etiologi. Perawatan.



Infeksi virus yang ditandai oleh lelah, demam, nyeri tenggorokan, pembengkakan nodus limfatik dan stomatitis. Inveksi virus Epster-Barr. Sifat perawatannya adalah suportif dan mencakup bed-rest, diet lunak, analgesil, serta antipiretik.



Gambar.



(Mononukleosis)



54



63. Morsicatio Buccarum Definisi.



Etiologi. Perawatan.



Berasal dari Bahasa latinm morsus (gigitan), adalah yang digunakan untuk menyebut perubahan pada mukosa mulut yang disebabkan untuk menyebut perubahan pada mukosa mulut yang disebabkan dari mengigit pipi. Kebiasaan menggigit pipi. Menghentikan kebiasaan buruk dari menggigit pipi. Pada kasus yang sifatnya infeksius berikan antiseptic oral.



Gambar.



(Morsicatio Buccarum)



64. Mukositis Definisi.



Etiologi. Perawatan.



Mukosistis adalah keradangan pada bagian mukosa di dalam rongga mulut dengan ciri khas warna mukosa yang lebih kemerahan dari sekitarnya. Biasa disebabkan oleh alergi, infeksi virus dan juga bakteri Harus menentukan dari factor penyebabnya pada sebagian besar kasus yang disbabkan oleh alergi maka pemberian obat antihistamin.



Gambaran.



55



(Mukositis)



65. Mumps Parotis Definisi.



Etiologi. Perawatan.



Suatu penyakit menular dimana sesorang terinfeksi oleh virus (Paramyxovirus) yang menyerang kelenjar ludah (kelenjar parotis) di antara telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian bawah. Virus Parammyxovirus. Suportif, tingkat hidrasi yang cukup penting untuk dipertahankan.



Gambar.



(Mumps Parotis)



66. Necrotizing Sialometaplasia Definisi.



Etiologi.



salah ssatu lesi rongga mulut yang sering ditemukan di bagian palatum durum di antara raphe palatal dan tepi gingiva. Biasanya menyerang di bagian molar. Beberapa kasus juga terdapat pada bibir dan retromolar pad. Lesi ini memiliki diameter 2cm dengan bentuk tepi yang tidak beraturan. Ediopatik atau belum diketahui secara pasti namun factor trauma dalam beberapa kasus dapat menyebabkan terjadinya lesi ini.



56



Perawatan.



Supporting, dan pada proses penyembuhannya akan terjadi penyusutan ukuran lesi dalam waktu spontan antara 2-3 bulan.



Gambar.



(Necrotizing Sialometaplasia)



67. Necrotizing Ulcerative Stomatitis/Periodontitis Definisi. Etiologi. Perawatan. Gambar.



Radang pada periodontitis akibat trauma. Tambalan yang terlalu tinggi gigitannya dan juga bisa dikarenakan alat ortodontik maupun prostodontik. Pemberian obat anti inflamasi



(Necrotizing Ulcerative Stomatitis/Periodontitis)



68. Oral Hairy Leukoplakia Definisi.



Etiologi.



Lesi putih yang biasanya terdapat di bagian lidah. Lesi ini bersifat keratotik atau tidak dapat dihilangkan jaringannya dengan usapan. Belum diketahui secara pasti namun faktor dari oral candidiasis menjadi faktor predisposisi terjadinya lesi ini.



57



Perawatan.



Pengobatan dengan antivirus dan anti jamur akan mengurangi dari penyebaran jaringan lesi tersebut.



Gambar.



(Oral Hairy Leukoplakia)



69. Oral Melanoma Definisi. Etiologi. Perawatan.



Tumor ganas yang dimulai pada sel melanosit yang memproduksi pigmen berwarna di rongga mulut. Trauma pada mukosa rongga mulut. Tahapan perawatan pada oral melanoma yang mencapai tingkat keganasan tinggi adalah operasi pada jaringan dan sel melanoma tersebut.



Gambar.



(Oral Melanoma)



70. Papila Circumvalata Prominem Definisi.



Etiologi.



Bentuk dari papilla yang terbesar dan memiliki indra pengecap. Terdapat 8-12 papila sirkumvalata yang tersusun dalam barisan berbentuk V pada dorsum lidah. Ediopatik dan faktor keturunan merupakan faktor predisposisinya. 58



Perawatan. Gambar.



Pemberian antiseptic obat kumur



(Papila Circumvalata Prominem)



71.



Papila Foliata Prominen



Definisi



: Penonjolan papilla foliata, tepatnya pada bagian lateral belakang



Etiologi



: Kongenital. Pada saat pembentukan lidah



Perawatan



: Menjaga Oral Hygiene dengan control plak



Gambar



:



59



72. Papiloma dan Kandiloma Definisi



: Papiloma adalah suatu jenis tumor yang menyerang jaringan epitel dan memiliki sifat jinak. Tumor jenis ini paling umum ditemui dalam rongga mulut. Kandiloma adalah adalah tonjolan menyebar sewarna kulit atau bergerombol membentuk bunga kol yang disebabkan infeksi HPV. Varian atau jenis virus HPV ada beberapa macam, sebagian menyebabkan kutil kelamin, sebagian menyebabkan kanker serviks.



Etiologi



: Penyebab kanker rongga mulut adalah multifaktorial. Tidak satu pun penyebab kanker rongga mulut ditemukan secara pasti, tetapi kedua faktor ekstrinsik dan intrinsik mungkin berhubungan. Faktor ekstrinsik terdiri dari kebiasaan merokok, minuman alkohol, infeksi sifilis, dan terpapar sinar matahari (hanya kanker bibir). Faktor intrinsik terdiri dari penyakit sistemik, seperti anemia defisiensi besi. Keturunan tidak menjadi faktor penyebab utama dari kanker rongga mulut. Selain itu, beberapa kasus kanker rongga mulut berhubungan dengan lesi prakanker, khususnya leukoplakia. Kandiloma ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual.



Perawatan : Chryotheraphy atau pembedahan dengan cairan nitrogen, bedah laser untuk menghilangkan kutil, Electrocauter menggunakan panas untuk menghilangkan kutil. bedah eksis sederhana, dengan pisau bedah untuk menghilangkan kutil, bahan kimia seperti tricloroasetat dan podofilum resin dapat menghilangkan kondiloma. Gambar: Papilloma



60



Kandiloma



73. Pemfigus dan Pemfigoid Definisi: Pemfigus adalah gangguan kulit langka dan serius yang ditandai dengan adanya benjolan-benjolan menyerupai bisul pada kulit atau membran mukosa (misalnya di dalam mulut atau alat kelamin). Benjolan ini mudah sekali pecah dan akan meninggalkan bekas seperti luka lepuh yang rentan menjadi sarang infeksi. Pemfigoid adalah penyakit autoimun langka yang menyebabkan munculnya gangguan pada kulit berupa lepuhan (bulosa/bula) kulit berisi air. Penyakit ini umum ditemui pada orang yang berusia lebih dari 60 tahun, di mana bula biasanya muncul di area lipatan kullit seperti ketiak, paha atas, dan perut bagian bawah. Selain lansia, pemfigoid bulosa juga bisa dialami oleh anak-anak dan perempuan hamil. Etiologi: Merupakan gangguan autoimun. Artinya, sistem kekebalan tubuh kita yang biasanya memproduksi antibodi untuk melawan virus atau bakteri yang menginfeksi tubuh, berbalik menyerang sel-sel sehat yang ada di dalam kulit dan membran mukosa. Belum diketahui secara pasti apa yang memicu munculnya penyakit ini. Pada kasus yang jarang terjadi, ada jenis pemfigus yang muncul sebagai efek samping penggunaan sejumlah obat hipertensi. Biasanya pemfigus seperti ini akan hilang dengan sendirinya setelah penggunaan obat dihentikan. Faktor lainnya, paparan sinar UV dan sinar X, faktor gizi,



61



Perawatan: Satu hal yang paling penting dalam perawatan penyakit pemfigus dan pemfigoid adalah pemberian obat-obatan. Obat yang diberikan oleh dokter akan disesuaikan dengan jenis dan tingkat keparahan kondisi ini. Dengan memberikan krim kortikosteroid, Mycophenolate mofetil dan azathioprine, Obat antivirus, antibiotik, dan antijamur, rituximab. Gambar: Pemfigus



Pemfigoid



62



74. Penyakit Addison Definisi: Penyakit Addison adalah gangguan yang melibatkan terganggunya fungsi dari kelenjar korteks adrenal. Hal ini menyebabkan penurunan produksi dua penting bahan kimia (hormon) biasanya dirilis oleh korteks adrenal: kortisol dan aldosterone. Etiologi: Disebabkan oleh isufisiensi adrenal primer seperti autoimun, infeksi dan tumor adrenal atau isufisiensi adrenal sekunder karena tumor atau infeksi, kurangnya aliran darah ke kelenjar hipofisis, radiasi kelenjar hipofisis, atau pengangkatan bagian hipotalamus atau kelenjar hipofisis. Perawatan: Terapi penyakit Addison yaitu penggantian atau substitusi hormone kortisol memperbaiki defisiensi glukokortiroid dan terapi standar pada keadaan krisis Addison Gambar:



75. Pigmentasi Fisiologis Definisi



: Bagian mukosa rongga mulut yang mengelilingi gigi dan menutupi ridge. melanosit terjadi pada benign nevus dan malignant melanomas. Melanoplakia (Pigmentasi Fisiologis) Melanoplakia adalah pigmentasi gelap yang menyeluruh dan konstan pada mukosa mulut, umumnya terlihat pada orang yang berkulit gelap.



Etiologi



: Lesi berasal dari meningkatnya jumlah melanin (pigmen endogen) yang dideposit pada lapisan basal mukosa dan lamina propria.



63



Perawatan: Tidak diperlukan Gambar:



76. Pigmentasi Patologis Definisi : Pigmentasi intraoral merupakan hal yang sering dijumpai dalam praktik kedokteran gigi dan memiliki banyak kemungkinan etiologinya. Pigmentasi rongga mulut dapat berupa pigmentasi fisiologis dan pigmentasi patologis yang dapat menjadi keganasan. Lesi pigmentasi rongga mulut berhubungan dengan meningkatnya produksi pigmen melanin. Etiologi : Lesi berasal dari meningkatnya jumlah melanin (pigmen endogen) yang dideposit pada lapisan basal mukosa dan lamina propria. Perawatan: Tidak diperlukan Gambar:



64



77. Post Herpetic Neuralgia Definisi: Nyeri Post-herpetik adalah nyeri yang timbul setelah gejala-gejala herpes zoster mulai membaik. Neuralgia pasca herpetika (NPH) adalah komplikasi yang serius dari Herpes Zoster, nyeri dirasakan di tempat penyembuhan ruam Herpes Zoster, terjadi 9 % hingga 15 % pasien herpes zoster yang tidak diobati, dengan risiko yang lebih tinggi pada usia tua. Etiologi: Neuralgia post herpetik disebabkan oleh infeksi virus herpes zooster. Herpes Zooster adalah infeksi virus yang terjadi senantiasa pada anak-anak yang biasa disebut dengan varicella (chicken pox). Tipe Virus yang bersifat patogen pada manusia adalah herpes virus-3 (HHV-3), biasa juga disebut dengan varisella zoster virus (VZV). Virus ini berdiam di ganglion posterior susunan saraf tepi dan ganglion kranialis terutama nervus kranialis V (trigeminus) pada ganglion gasseri cabang oftalmik dan vervus kranialis VII (fasialis) pada ganglion genikulatum. Perawatan: Terapi farmakologis: antivirus, analgesik, anti epilepsi, anti depressan, terapi topikal dan Terapi non farmakologis: akupuntur, TENS (stimulasi saraf elektris transkutan), vaksin. Gambar:



78. Primary Herpetic Gingivostomatitis Definisi: Gingivostomatitis herpetika primer adalah suatu penyakit yang ditandai dengan lesi ulserasi pada lidah, bibir, mukosa gingiva, palatum durum dan molle. Gingivostomatitis herpetika primer merupakan bentuk tersering dari infeksi HSV tipe 1 pada rongga mulut. Meskipun merupakan



65



penyakit self limiting, infeksi oral dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada mulut, demam, limfadenopati, dan kesulitan makan dan minum. Onset Gingivostomatitis herpetika primer terjadi pada usia anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Etiologi: Gingivostomatitis herpetika primer merupakan penyakit yang mudah menular melalui kontak langsung dengan membrane mukosa atau lesi kulit. Infeksi HSV-1 tinggi pada anak kecil, dimana resiko pertukaran sekresi oral dan virus. Terdapat kebiasaan anak yang potensial beresiko seperti memegang mulut, cangkir, botol, mainan dan menghisap jari. Pada kasus ini diduga karena pasien menhisap ibu jari sebab tidak diketahui penyebab yang lain seperti tertular dari temannya ataupun keluarganya. Terapi spesifik untuk penyakit ini tidak ada, hanya meliputi simtomatis dan suportif.



Perawatan: Terapi anti virus sistemik diberikan pada pasien imunokompeten. Pengobatan profilaksis acyclovir diberikan untuk pencegahan dan kekambuhan infeksi pada pasien imunokompeten. Gambar:



79. Ptekie/Purpura/Hematoma Oral Definisi: Kumpulan darah tidak normal di luar pembuluh darah. Kumpulan darah ini bisa berukuran setitik kecil, tapi bisa juga berukuran besar dan menyebabkan pembengkakan. Gejala ini dapat terjadi pada bagian tubuh



66



mana saja. Darah yang keluar dari pembuluh darah bisa menyebabkan rasa nyeri pada jaringan sekitarnya dan muncul gejala peradangan atau inflamasi. Etiologi: Penyebab umum terjadinya adalah trauma atau cedera. Trauma atau cedera yang terjadi bisa disebabkan karena kecelakaan, terjatuh, cedera kepala, patah tulang. luka tembak, bersin yang terlampau keras, atau terkilirnya lengan dan kaki. Perawatan: Pengobatan untuk hematoma yang muncul pada kulit dan jaringan lunak seringkali ditangani cukup dengan hanya beristirahat, mengompres dengan es batu, pembalutan atau penekanan untuk menghentikan perdarahan, dan elevasi (mengangkat organ tubuh lebih tinggi dari jantung untuk mengurangi aliran darah ke area yang mengalami perdarahan). Teknik ini dikenal dengan istilah RICE/rest, ice, compression, elevation. Gambar:



80. Sarkoma Kaposi Definisi: Sarkoma Kaposi adalah kanker yang mempengaruhi lapisan pembuluh darah limfatik saluran di orang-orang dengan kekebalan menurunkan biasanya pasien dengan infeksi HIV. Etiologi: Penyebabnya adalah virus herpes (HHV‐8). Virus dapat menular melalui hubungan seks dan kontak non‐seksual seperti dari ibu ke bayi (umum di negara Afrika).Pada orang dengan AIDS, sarkoma Kaposi disebabkan



67



oleh interaksi antara HIV, sistem imun yang melemah, dan virus herpes manusia (HHV‐8). Sarkoma Kaposi telah dihubungkan dengan penyebaran HIV dan HHV‐8 melalui aktivitas seks.Orang yang mengalami transplantasi ginjal atau organ lainnya juga berisiko terkena sarkoma Kaposi. Perawatan: Sarkoma Kaposi pada usia lanjut yang tumbuh lambat dan tidak disertai gejala lainnya, tidak memerlukan pengobatan sama sekali. Tetapi bintik yang terbentuk bisa diobati dengan pembekuan, terapi sinar X atau elektrokauterisasi (penghancuran jaringan dengan menggunakan jarum listrik). Gambar:



81. Serostomia Definisi: Gejala berupa mulut kering akibat produksi kelenjar ludah yang berkurang. Gangguan produksi kelenjar ludah tersebut dapat diakibatkan oleh gangguan / penyakit pada pusat ludah, syaraf pembawa rangsang ludah ataupun oleh perubahan komposisi faali elektrolit ludah. Gangguan tersebut di atas dapat terjadi oleh karena rasa takut / cemas, depresi, tumor otak, obat-obatan tertentu, penyakit kencing manis, penyakit ginjal dan penyakit radang selaput otak. Etiologi: Gangguan pada kelenjar saliva, keadaan fisiologis, penggunaan obatobatan, usia, terapi kanker.



68



Perawatan: Pengobatan untuk serostomia dibagi dalam tiga langkah; Substitusi saliva, stimulasi saliva, dan pencegahan dari karies dan infeksi jamur (candida). Gambar:



82. Sifilis Stadium I (Chancre Oris) Definisi: Sifilis, atau dikenal juga dengan raja singa, adalah penyakit infeksi menular seksual yang bersifat kronis. Sifilis disebabkan oleh Treponema pallidum. Sifilis dapat menyerang organ-organ dalam tubuh seperti jantung, otak dan susunan saraf. Penyakit sifilis dapat menyerang laki-laki maupun wanita, dan segala usia. Kurang lebih 3 minggu (rata-rata 10-90 hari) setelah infeksi (masuknya T.pallidum ke dalam tubuh pasien), timbul luka pada tempat masuk tersebut. Umumnya hanya satu berupa bintil (papul) yang mengelupas kulitnya dan menjadi luka, berukuran beberapa millimeter hingga sentimeter, memiliki bentuk bulat, dengan dasar bersih, kemerahan, tidak ada tanda-tanda radang (bengkak, nyeri, panas), dan keras saat perabaan. Gejala pada wanita sama dengan pria yaitu berupa luka yang tidak nyeri, dan umumnya berada di alat kelamin (pria pada penis sedangkan wanita pada bibir kemaluan) atau tempat lain tergantung lokasi tempat masuknya bakteri. Kemudian T.pallidum akan menyebar ke kelenjar getah bening, sehingga kelenjar getah bening membesar. Tempat masuk bakteri pada alat kelamin, bibir, lidah, anus, puting susu, tonsil, dan jari. Tanpa pengobatan, luka dapat hilang dengan sendirinya dalam 4-6 minggu. Hasil pemeriksaan tes darah pada sifilis stadium I dapat negatif atau positif.



69



Etiologi: Penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyebaran penyakit terjadi melalui sentuhan langsung dengan luka yang mengandung Treponema pallidum, seperti melalui hubungan seksual yang tidak aman ataupun kontak fisik lainnya, seperti menyentuh luka pada penderita sifilis atau menggunakan pakaian bergantian tanpa dicuci terlebih dahulu. Sifilis dapat ditularkan langsung dari ibu yang sedang hamil ke janin yang dikandungnya, namun sifilis bukanlah penyakit keturunan. Sifilis dapat menular juga melalui transfusi darah yang tidak steril. Perawatan: Pengobatan pada sifilis ditujukan untuk menghilangkan T.pallidum sebagai penyebab, dan mencegah penularan kepada orang lain. Pengobatan juga harus dilakukan sedini mungkin utnuk mendapat hasil yang lebih baik. Selain menggunakan obat-obatan, pengobatan terhadap sifilis juga memerlukan edukasi. Tidak pernah ada pengobatan sifilis yang menggunakan pembedahan alat kelamin.



Gambar:



83. Sifilis Stadium II (Mucous Patch) Definisi: Timbul setelah 6-8 minggu sejak S I. Pada beberapa kasus keadaan S II ini sering masih disertai S I. Pada S II dimulai dengan gejala konsistensi seperti anoreksia, demam, athralgia, angina. Pada stasium ini kelainan pada kulit, rambut, selaput lendir mulut dan genitalia, kelenjar getah bening dan alat dalam. Kelainan pada kulit yang kita jumpai pada S II ini hampir menyerupai penyakit 70



kulityang lain, bisa berupa roseola, papel-papel, papulo skuamosa, papulokrustosa dan pustula. Pada SII yang dini biasanya kelainan kulit yang khas pada telapak tangan dan kaki. Kelainan selaput lendir berupa plakula atau plak merah (mucous patch) yang disertai perasaan sakit pada tenggorokan (angina sifilitica eritematosa). Pada genitalia sering kita jumpai adanya papul atau plak yang datar dan basah yang disebut kondilomata lata. Kelainan rambut berupa kerontokan rambut setempat disebut alopesia areata. Kelainan kuku berupa onikia sifilitaka, kuku rapuh berwarna putih, suram ataupun terjadi peradangan (paronikia sifilitaka). Kelainan mata berupa uveitis anterior.Kelainan pada hati bisa terjadi hepatitis dengan pembesaran hati dan ikterus ringan. Kelainan selaput otak berupa meningitis dengan keluhan sakit kepala, muntah dan pada pemeriksaan cairan serebro spinalis didapati peninggian jumlah sel dan protein. Untuk menegakkan diagnosis, disamping kelainan fisik juga diperlukan pemeriksaan serologis. Etiologi: Penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyebaran penyakit terjadi melalui sentuhan langsung dengan luka yang mengandung Treponema pallidum, seperti melalui hubungan seksual yang tidak aman ataupun kontak fisik lainnya, seperti menyentuh luka pada penderita sifilis atau menggunakan pakaian bergantian tanpa dicuci terlebih dahulu. Sifilis dapat ditularkan langsung dari ibu yang sedang hamil ke janin yang dikandungnya, namun sifilis bukanlah penyakit keturunan. Sifilis dapat menular juga melalui transfusi darah yang tidak steril. Perawatan:



Pengobatan pada sifilis ditujukan untuk menghilangkan T.pallidum sebagai penyebab, dan mencegah penularan kepada orang lain. Pengobatan juga harus dilakukan sedini mungkin utnuk mendapat hasil yang lebih baik. Selain menggunakan obat-obatan, pengobatan terhadap sifilis juga memerlukan edukasi. Tidak pernah ada pengobatan sifilis yang menggunakan pembedahan alat kelamin.



71



Gambar:



84. Sifilis Stadium III (Gumma) Definisi: Sifilis stadium III berupa benjolan lunak disertai jaringan mati (guma). Gejala ini muncul 3-7 tahun setelah infeksi pertama. Guma dapat berjumlah satu atau lebih, berdiameter milimeter sampai sentimeter. Guma akan menyebabkan jaringan menjadi mati, kemudian mengalami pembusukan dengan cairan dan membentuk luka yang memiliki dasar dan dinding (ulkus). Dengan dinding yang curam dan dalam, di mana pada dasarnya terdapat jaringan mati yang berwarna kuning putih. Sifilis dikelompokan berdasar gejala yang muncul, yaitu sifilis bawaan, stadium I, stadium II, stadium III, dan sifilis yang menyerang organ dalam (seperti jantung, saraf). Guma dapat menyerang semua organ tubuh seperti tulang rawan, paru lambung, hati, testis, limpa, dll. Etiologi: Penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyebaran penyakit terjadi melalui sentuhan langsung dengan luka yang mengandung Treponema pallidum, seperti melalui hubungan seksual yang tidak aman ataupun kontak fisik lainnya, seperti menyentuh luka pada penderita sifilis atau menggunakan pakaian bergantian tanpa dicuci terlebih dahulu. Sifilis dapat ditularkan langsung dari ibu yang sedang hamil ke janin yang dikandungnya, namun sifilis bukanlah penyakit keturunan. Sifilis dapat menular juga melalui transfusi darah yang tidak steril. Perawatan: Pengobatan pada sifilis ditujukan untuk menghilangkan T.pallidum sebagai penyebab, dan mencegah penularan kepada 72



orang lain. Pengobatan juga harus dilakukan sedini mungkin utnuk mendapat hasil yang lebih baik. Selain menggunakan obat-obatan, pengobatan terhadap sifilis juga memerlukan edukasi. Tidak pernah ada pengobatan sifilis yang menggunakan pembedahan alat kelamin. Gambar:



85. Sindroma Behcet Definisi: Proses inflamasi multisistemik yang tidak diketahui etiologinya, manifestasi klinis berupa ulkus oral rekuren, ulkus genital, lesi kulit, lesi mata, dan berbagai sistem organ lain. Etiologi: Penyebabnya tidak diketahui Perawatan: Memperlambat reaksi sistem imun, pencuci mulut antibiotik untuk rasa sakit pada mulut, anti radang nonsteroid untuk nyeri sendi, pengencer darah untuk menghentikan terbentuknya penyumbatan darah. Gambar:



73



86. Definisi



Sindroma Peutz Jegher



: Adalah kondisi genetik yang ditandai oleh makula multiple yang berpigmen dan polip jinak, terutama di usus.



Etiologi



: Lesi ini diturunkan secara autosomal dominan, yang disebabkan oleh mutasi kuman pada gen LKB1 kromosom 19, yang mengkode serine – threonine – kinase multifungsional.



Perawatan



: Tidak ada perawatan yang perlu dilakukan untuk makula, yang pada pemeriksaan mikroskopis terlihat mengandung melanosit yang ditemukan di sepanjang lapisan sel basal dan lamina propria. Pada beberapa kasus diperlukan tindakan pembedahan.



Gambar sindroma peutz jegher : Bintik bulat multiple di bibir bawah.



74



87.



Sindroma Sjorgen



Definisi : Penyakit Autoimun kronis pada kelenjar eksokrin, yaitu keadaan mulut dan mata yang menjadi sangat kering. Etiologi : Penyebab Sindroma Sjorgen sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti; terdapat peranan faktor genetic dan non genetic. Didapatkan adanya kaitan SS dengan Human Leukocyte Antigen (HLA) HLA-DR dan DQ). Perawatan : Steroid dan obat imunosupresif, saliva, dan air mata buatan. Pilokarpin, cevimelin, fluoride, dan klorheksidin juga bermanfaat.



Gambar Sindroma Sjorgen : Mata kering, pembesaran parotis.



75



88.



Sindroma Steven Johnson



Definisi : Sindroma steven Johnson atau eritema multifome tipe major merupakan bentuk



eritema multiforme berat



yang terutama



melibatkan membrane mukosa. Etiologi : Penyakit ini biasanya dipicu oleh penggunaan obat – obatan. Perawatan : Steroid sistemik : antibiotika dipertimbangkan untuk kasus yang berat.



Gambar Sindroma Stevens Jhonson : erosi berat di bibir, lidah, dan hidung anak laki – laki berusia 8tahun.



89. Definisi



Smoker Melanosis



: Melanosis pada perokok atau melanosis yang terkait pada kebiasaan merokok, adalah pigmentasi melanin yang abnormal dan jinak pada mukosa mulut.



Etiologi



: Menghisap rokok yang menstimulasi pigmentasi.



Perawatan



: Tidak ada perawatan yang dianjurkan. Dengan menghentikan kebiasaan merokok dapat membuat kondisi pigmentasi mukosa menjadi normal kembali.



76



Gambar Smoker Melanosis : Melanosis pada perokok di gingiva



90.



Stomatitis Aftosa Rekuren



Definisi : Stomatitis Apthosa Rekuren (SAR) juga dikenal dengan nama aphtae / canker sores/ reccurent aphtous ulcerations (RAU). SAR merupakan suatu peradangan jaringan lunak mulut yang ditandai oleh ulkus yang rekuren tanpa disertai gejala penyakit lain. Etiologi : SAR tidak diketahui, tetapi berhubungan dengan berbagai faktor predisposisi seperti riwayat SAR dalam keluarga, trauma, siklus menstruasi, kehamilan, stress, alergi makanan, anemia, faktor imunologi, dan defisiensi haematinik (defisiensi Fe, asam folat dan vitamin B12). Perawatan



: Terapi dengan pemberian steroid topikal dan antiseptik



topical. Steroid topikal yang diberikan adalah Kenalog in Orabase yang berfungsi sebagai antiinflamasi dan mengurangi rasa sakit. Obat diaplikasikan 2 – 3 kali sehari di tempat yang terasa sakit pada waktu setelah makan dan malam hari sebelum tidur agar obat dapat berkontak secara optimal dengan cara dioleskan tipis pada lesi (Usri, K., dkk. 2013). Pemberian vitamin c 500mg sebanyak 10 tablet diminum 1 kali sehari setelah makan. Vitamin c berfungsi untuk pembentukan kolagen yang berperan dalam penyembuhan luka,



77



meningkatkan daya tahan tubuh, dan meningkatkan absorpsi serta metabolisme Fe. selain obat – obatan diatas dapat juga diberikan penjelasan mengenai DHE untuk informasi mengenai penyakit SAR agar pasien mengerti dan mengetahui gejala dan penatalaksanaan yang tepat. Pasien dianjurkan untuk menajga kebersihan gigi dan mulut. Selain itu, mengkonsumsi sayur dan buah – buahan secara rutim untuk mempercepat proses penyembuhan.



Gambar Stomatitis Aftosa Rekuren : Ulser yang multiple, tidak teratur pada lidah.



91.



Stomatitis herpetika



Definisi dan Etiologi : stomatitis herpetik sekunder adalah penyakit oral dan perioral yang sering terjadi akibat reaktivasi HSV-1. Lesi ini umumnya didahului oleh demam, trauma, influenza, suhu panas, sinar matahari, stres emosional, dan infeksi HIV. Perawatan



: Simtomatik. Valasiklovir telah terbukti efektif untuk merawat stomatitis yang disebabkan oleh virus herpes (stomatitis herpetika).



78



Gambar Stomatitis Herpetika : Ulserasi kecil dan bulat di palatum



92.



Stomatitis medikamentosa



Definisi



: Stomatitis alergi yang di induksi secara sistemik.



Etiologi



: Sering diakibatkan oleh alergi obat atau alergi terhadap makanan tertentu.



Perawatan :



Alergen



harus



diketahui



dan



dihindari.



Allergen



juga



diklasifikasikan sebagai reaksi cepat dan reaksi lambat, sehingga jenis – jenis terapi ditentukan apakah reaksinya tipe cepat atau tipe lambat. Reaksi tipe cepat di mediasi oleh Ig E histamine sehingga berespon terhadap pengobatan dengan histamine. Reaksi tipe lambat di mediasi oleh Ig T dan berespon terhadap terapi steroid topical atau sistemik.



Gambar Stomatitis Medikamntosa : Alergi Obat captopril



79



93.



Stomatitis Nikotina



: Stomatitis nikotina atau smoker’s palate adalah keratosis yang



Definisi



terjadi akibat kebiasaan merokok, secara ekslusif ditemukan di palatum durum. Lesi sering ditemukan pada perokok berat yang menggunakan pipa atau cerutu. Etiologi



: Lesi ini lebih disebabkan oleh panas yang timbul dari kegiatan merokok, bukan karena bahan kimia yang berasal dari tembakau.



Perawatan : Berhenti merokok.



Gambar Stomatitis Nikotina.



94.



Stomatitis Venenata / Stomatitis kontak alergi



Definisi



: Stomatitis kontak alergi adalah reaksi alergi yang terjadi pada membrane mukosa mulut akibat kontak alergi dengan bahan kausatif, agen dapat berupa seperti obat – obatan gigi seperti eugenol, obat kumur, sarung tangan dokter gigi. Dua tipe allergen dari stomatitis venenata adalah kayu manis (cinnamon) dan bahan restorasi gigi.



Etiologi



: Bahan gigi tiruan, bahan tambalan gigi, obat kumur, dentifrices, permen karet, dan substansi lainnya.



Perawatan



:



Dengan



menghentikan



penggunaan



produk



yang



mengandung bahan kayumanis, tanda dan gejala klinis dapat



80



menghilang dalam waktu kira – kira 2 minggu. Jika kondisi yang ditemukan lebih parah dan lesi yang terjadi lebih besar disertai erosi, dapat diberikan steroid dosis rendah (misalnya prednisolone 10mg per hari) selama satu minggu untuk membantu penyembuhan lesi.



Gambar Stomatitis Venenata / Alergika yang disebabkan oleh resin akrilik.



95. Definisi



Submukosis Fibrosis Oral



: Merupakan kondisi dimana terdapat jaringan fibrosis pada corium mukosa. Walaupun kadang didahului atau disertai pembentukan vesikel. Kondisi ini selalu berkaitan dengan reaksi inflamasi juxtaepithelial yang diikuti oleh perubahan fibroelastis pada lamina propria dengan atrofi epitel yang menyebabkan



kekakuan



pada



mukosa



oral



sehingga



menyebabkan trismus dan kesulitan saat makan. Etiologi



: Penyebab oral submucous fibrosis belum diketahui secara pasti, tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa kerentanan genetik



dan



respon



fibroelastik



terhadap



kebiasaan



mengunyah pinang dapat menjadi faktor pemicu terjadinya oral submucous fibrosis. Faktor lain yang dapat menjadi faktor predisposisi adalah cabai, tembakau, lemon, defisiensi 81



nutrisi, metabolisme zat besi yang tidak efektif, infeksi bakteri, gangguan kolagen, gangguan imunologis, dan perubahan komposisi saliva. Perawatan



: Tergantung pada derajat keterlibatan klinis. Jika penyakit dideteksi pada tahap awal maka tindakan menghentikan kebiasaan mengunyah sirih sudah cukup. Kebanyakan pasien datang dengan kondisi penyakit sedang sampai parah, yang sudah bersifat irreversible. Pada tahap ini perawatan yang diberikan berupa terapi simptomatis dan terutama bertujuan untuk memperbaiki pergerakan mulut. Beberapa terapi yang dapat diberikan pada pasien adalah : a.



Terapi obat – obatan



b.



Pembedahan



c.



Fisioterapi oral pada kasus ringan dan sedang yang bertujuan untuk menekan fibrous band.



d.



Diathermy untuk kasus sedang sampai berat dengan mekanisme fisiofibrinolisis. Jika dikombinasikan dengan terapi lain akan memberikan hasil yang lebih baik.



Gambar Submukosis Fibrosis Oral : Ekstraoral menunjukkan keterbatasan membuka mulut dengan atrofi bibir dan erosi pada sudut mulut.



82



96.



Thermal burn



Definisi dan Etiologi : Thermal burn pada mukosa mulut sering terjadi, biasanya karena kontak dengan makanan atau minuman yang sangat panas, juga logam yang panas. Perawatan



: Tidak diperlukan perawatan.



Gambar Thermal Burn : Erosi pada dorsum lidah yang disebabkan oleh makanan yang sangat panas.



97.



Trigeminal Neuralgia



Definisi : Gangguan yang terjadi akibat kelainan dari nervus cranialis ke 5 yaitu nervus trigeminal dan dikenal juga sebagai tic douloureux. Gangguan dari nervus trigeminal dapat dirasakan sebagai rasa tajam dan tertusuk pada pipi, bibir, dagu, hidung, maupun gusi pada salah satu sisi wajah (unilateral). Rasa nyeri dapat terjadi dalam hitungan detik sampai 2 menit. Dan episode nyeri ini dapat berlangsung dalam bebrapa minggu hingga beberapa tahun. Etiologi : Belum diketahui, tetapi ada beberapa penyebab yang berhubungan dengan gigi. Seperti diketahui N.V merupakan satu – satunya serabut saraf yang kemungkinan selalu dihadapkan dengan keadaan sepsis sepanjang hidup. Keadaan sepsis tersebut dapat berupa karies gigi, abses, sinusitis, pencabutan gigi oleh berbagai sebab, infeksi



83



periodontal, yang semuanya diperkirakan dapat menjadi penyebab Neuralgia Trigeminal.



Perawatan



:



a. Terapi Farmakologik Disarakan terapi neuralgia trigeminal dengan carbamazepine (200 – 1200mg sehari) dan oxcarbazepin (600 – 1800mg sehari) sebagai terapi lini pertama. Sedangkan terapi lini kedua adalah baclofen dan kamotrigin. Melihat dari tipe nyerinya, dapat pula diberikan gabapentin yang biasanya diberikan pada nyeri neuropati. Neuralgia trigeminal sering mengalami remisi sehingga pasien dinasehatkan untuk mengatur dosis obat sesuai dengan frekwensi serangannya. b. Terapi non farmakologik Terapi farmakologik umumnya efektif akan tetapi ada juga pasien yang tidak bereaksi atau timbul efek samping yang tidak diinginkan maka perlu terapi pembedahan.



Gambar Trigeminal Neuralgia 84



98. Definisi



Ulkus Dekubitalis



: Suatu inflamasi atau ulkus yang terjadi akibat iritasi atau trauma tajam yang berlangsung lama.



Etiologi



: Akar gigi sulung yang terdesak menembus mukosa, tepi karies gigi yang tajam, tergigit akibat gigi malposisi, gigi palsu yang kedudukannya tidak baik.



Perawatan



: Eliminasi penyebabnya, maka biasanya ulkus sembuh secara spontan. Pada penderita berusia lanjut harus diobservasi; jika sebulan lesi tak sembuh, harus dibiopsi.



Gambar Ulkus Dekubitalis



99.



Ulkus Traumatik Akut



Definisi dan Etiologi : Ulkus traumatikus adalah lesi oral yang sering terjadi dan dapat disebabkan oleh gigi yang patah atau tajam, tambalan yang kasar, instrument kedokteran gigi, gigitan, iritasi gigi tiruan, benda asing yang tajam, dan lain – lain. Perawatan



: Menghilangkan faktor penyebab. Steroid topikal dapat digunakan untuk jangka waktu pendek.



85



Gambar Ulkus Traumatik di bibir bawah.



100. Definisi



Ulkus Tuberkolosis



: Ulkus tuberkolosis dimulut biasanya merupakan serangan sekunder terhadap tuberculosis paru – paru. Ludah yang mengandung kuman tuberculosis dapat masuk jaringan mukosa dan menyebarkan tuberculosis pada membrane mukosa tersebut.



Etiologi



: Mycobacterium tuberculosis.



Perawatan



: Obat antituberkulosis.



Gambar Ulkus Tuberkolosis : Ulkus yang khas pada permukaan dorsum lidah.



86



101. WHITE SPONGE NEVUS Definisi : Kelainan yang relatif tidak umum, yang biasanya dijumpai pada waktu lahir atau pada anak kecil, tetapi menetap seumur hidup. Kondisi yang diturunkan dan ditandai oleh munculnya plak berbentuk seperti spons, berlipat, berwarna putih, dan tidak bergejala. Lesi ini sering mempunyai pola gelombang simetris. Etiologi : Kondisi tersebut adalah genodermatosis yang relatif langka, disebabkan oleh mutasi gen pada titik yang mengatur produksi keratin 4 dan keratin 13. Akibatnya, pematangan epitel dan eksfoliasinya berubah. Keadaan ini muncul pada saat lahir atau diawal masa kanak-kanak, tetap ada seumur hidup dan tidak menunjukkan predileksi ras maupun jenis kelamin. Oleh karena lesi ini diturunkan secara autosomal dominan, pada umumnya keadaan ini dapat terjadi pada beberapa anggota keluarga sekaligus. Perawatan : Tidak perlu dilakukan perawatan untuk lesi ini.



87



102. OSTEORADIONEKROSIS Definisi : Kondisi peradangan pada tulang yang disebut osteomyelitis karena terpapar radiasi dalam jumlah banyak, biasanya pada daerah kepala dan leher. Hal ini ditandai dengan tulang yang terekspos selama minimal 3 bulan setelah terpapar radiasi. Dosis lebih dari 50 Gy dapat menyebabkan kerusakan yang irreversible. Etiologi : Ekstraksi gigi dan trauma gigi tiruan setelah terapi radiasi. Perawatan : Terapi oksigen hiperbarik dengan antibiotik, pencabutan gigi yang memiliki penyakit periodontal signifikan atau memiliki prognosis yang buruk sebelum perawatan radiasi dan kebersihan rongga mulut dan gigi tiruan yang sangat baik sebagai salah satu pencegahan yang baik.



103. ATHROPIC GLOSSITIS Definisi : Suatu penyakit yang ditandai dengan kondisi lidah yang kehilangan rasa karena degenerasi ujung papil (bagian menonjol pada selaput yang berlendir di bagian atas lidah) mengakibatkan perubahan warna dan tekstur



88



lidah. Penyakit ini juga sering ditemukan. Lidah akan terlihat licin dan mengkilat baik seluruh bagian lidah maupun hanya sebagian kecil. Etiologi : Infeksi bakteri atau virus, iritasi atau cidera luka bakar, maag atau gastritis dan reaksi alergi. Perawatan : Antibiotik, kortikosteroid dan menyikat serta membersihkan gigi secara teratur.



104. ATYPICAL FACIAL PAIN Definisi : Nyeri yang persisten di region maxillofacial yang tidak sesuai dengan criteria diagnosis dari nyeri orofacial. Atypical facial pain



ditandai



sebagai nyeri yang menyebar , susah dilokalisasi, yang digambarkan sebagai nyeri tumpul, sakit, terbakar, dan berdenyut. Etiologi : Tidak teridentifikasi Perawatan : Terapi obat anticonvulsant, tricyclic antidepressant, dan reseptor modulator dalam suatu kombinasi regimen.



89



105. ADENOCARCINOMA Definisi : Adenocarcinoma atau yang biasa disebut kanker kelenjar ludah adalah tumor ganas dari jaringan yang memproduksi air liur. Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar bersifat asimtomatik, tumbuhnya lambat, dan berbentuk massa soliter. Rasa sakit dan rasa nyeri didapatkan secara episodic mengindikasikan adanya peradangan atau obstruksi dari pada akibat keganasan itu sendiri. Adenocarcinoma merupakan kanker yang sering dijumpai meyerang kelenjar parotis. Kanker ini lebih banyak menyerang laki-laki daripada perempuan dan biasanya terjadi pada orang berusia lebih dari 40 tahun. Etiologi : Belum diketahui secara pasti. Kanker ini diduga erat berhubungan dengan kejadian terpaparnya agen-agen karsinogenik seperti radiasi sinar ultraviolet, immunosupresi dan banyak ditemukan pada penderita yang terserang virus Eipsten Barr.



90



Perawatan : Bedah eksisi, radioterapi dan kemoterapi. Ketika tumor ditemukan, dilakukan biopsi untuk menentukan apakah tumor adalah jenis adenokarsinoma. Jika itu adalah kanker, pengobatan harus dimulai secepat mungkin. Diet yang efektif dapat mencegah terjadinya adenocarcinoma yaitu dengan lebih banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C dan mengurangi makanan yang berkolesterol tinggi.



106. DENTURE FISSURATUM Definisi : Pertumbuhan jaringan ikat fibroma yang berlebihan di daerah mukosa yang berkontak dengan tepi gigi tiruan yang biasanya terlalu cekat dan menekan mukosa. Pertumbuhan jaringan ikat tersebut disebabkan oleh iritasi kronik karena pemakaian gigi tiruan, dimana tepi gigi tiruan menekan daerah gusi yang berbatasan dengan pipi bagian dalam (alveolar vestibular mucosa). Penekanan tersebut menyebabkan tulang daerah terebut terus menerus berubah karena kehilangan tulang, akibatnya dukungan tulang untuk basis gigi truan menjadi tidak stabil. Etiologi :



Penggunaan gigi tiruan lepasan.



Perawatan : Lesi ini dapat dihilangkan dengan eksisi. Selain itu, gigi tiruan yang menjadi timbulnya lesi ini harus diperbaiki hinggadapat memiliki



91



kecekatan yang baik namun tidak memberi tekanan berat terhadao mukosa agar mencegah iritasi yang lebih berat lagi.



107. OPEN WOUND INTRAORAL ( TRAUMA ) Definisi : Luka terbuka merupakan luka dimana kulit atau jaringan selaput lendir rusak. Cedera jaringan lunak disertai kerusakan/terputusnya jaringan kulit yaitu rusaknya kulit dan bisa disertai jaringan dibawah kult. Kerusakan ini dapat terjadi karena kesengajaan seperti luka traumatis. Etiologi : Luka terbuka yang menimbulkan nyeri di bibir atau pipi biasanya memiliki penyebab yang tidak terlalu serius; bisa merupakan sariawan (canker sores) atau merupakan akibat dari tergigitnya bibir atau pipi secara tidak sengaja. Perawatan : Perawatan berkisar dari perawatan konservatif (pembersihan luka dan perban), jahitan dan antibiotik. Pengobatan luka mulut yang parah harus dilakukan emergently di sebuah pusat trauma dalam konsultasi dengan dokter bedah. Kebanyakan luka mulut sembuh tanpa intervensi di sekitar tujuh hari, dan memiliki hasil yang sangat baik tanpa komplikasi bahkan ketika mereka membutuhkan jahitan. Namun, prognosis menurun jika luka terinfeksi atau luka-luka yang membutuhkan jahitan tidak diobati.



92



108. OPEN WOUND EKSTRAORAL ( TRAUMA ) Definisi : Luka yang melibatkan robekan pada kulit / membrane mukosa yang menyebabkan infeksi, eviserasi, dan hematoma. Etiologi : Trauma oleh benda tajam ataupun benda tumpul Perawatan : Perawatan berkisar dari perawatan konservatif (pembersihan luka dan perban), jahitan dan antibiotik. Pengobatan luka mulut yang parah harus dilakukan emergently di sebuah pusat trauma dalam konsultasi dengan dokter bedah.



93



109. ABSES INTRAORAL Definisi : Suatu rongga yang berisi pus (nanah) dalam jaringan yang patologis. Abses dental merupakan abses yang terbentuk didalam jaringan periapikal atau periodontal karena infeksi gigi atau perluasan dari gangguan pulpa. Abses yang terbentuk dapat merusak jaringan periapikal, tulang alveolus, tulang rahang kemudian dapat menembus pipi dan membentuk fistel. Etiologi : Karena adanya faktor iritasi seperti: plak, kalkulus, gingivitis, karies dentis (pulpitis), impaksi makanan dan trauma jaringan. Perawatan : Drainase melalui pembedahan dan menghilangkan faktor penyebab. Pemberian antibiotik dan analgesik serta dapat dicegah dengan mengkonsumsi air yang mengandung floride



110. ABSES EKSTRAORAL Definisi : Infeksi akut yang terlokalisir pada rongga yang berdinding tebal, manifestasinya berupa keradangan, pembengkakan yang nyeri jika



94



ditekan, dan kerusakan jaringan setempat.. infeksi pada mulut, wajah, wahang atau tenggorokan yang dimulai sebagai infeksi gigi atau karies gigi. Etiologi : Adanya infeksi microbial, reaksi hipersensitivitas, agen fisik, Bahan kimia iritan dan korosif dan nekrosis jaringan. Perawatan : Insisi dan drainase. Pemberian antibiotik dan analgesik.



111. SELULITIS Definisi : Suatu penyebaran oedematus dari inflamasi akut pada permukan jaringan lunak dan bersifa difus. Selulitis dapat terjadi pada semua tempat dimana terdapat jaringan lunak dan jaringan ikat longgar, terutama pada muka dan leher, karena biasanya pertahanan terhadap infeksi pada daerah tersebut kurang sempurna. Etiologi :



Berasal dari bakteri Streptococcus sp. Mikroorganisme lainnya negatif anaerob seperti Prevotella, Porphyromona dan Fusobacterium. Infeksi odontogenik pada umumnya merupakan infeksi campuran dari berbagai macam bakteri, baik bakteri aerob maupun anerob mempunyai fungsi yang sinergis.



Perawatan : Penanganan selulitis hampir sama seperti penanganan infeksi odontogenik lainnya yaitu menghilangkan faktor penyebab, insisi



95



drainase, pemberian antibiotik dan perawatan suportif, tetapi yang perlu diperhatikan adalah penanganan kedaruratan untuk keadaan umum pasien yang buruk, seperti sulit bernafas, demam tinggi dan sebagainya.



112. SIALADENITIS Definisi : Kelainan ini merupakan peradangan yang terjadi pada kelenjar saliva submandibula. Kondisi tampak sebagai pembengkakan dengan nyeri tekan, biasanya unilateral, terdapat di angulus dan korpus mandibular. Kulit yang menutupi biasanya berwarna kemerahan, di rongga mulut terlihat warna kemerahan pada muara duktus. Etiologi : Tidak diketahui, dan dianjurkan melakukan biopsy. Perawatan : Pemberian antibiotika, scalling, berkumur dengan air garam hangat atau povidon iodine.



96



113. SIALOLITHIASIS Definisi : Merupakan formasi struktur terkalsifikasi yang berkembang di dalam kelenjar atau sistem duktus yang berasal dari nidus berupa debris dalam lumen duktus yang kemudian terdiposisi kalsium. Debris termasuk mucus, bakteri, sel epitel duktus atau benda asing. Sialolithiasis lebih sering terjadi pada sistem duktus gld. Submandibularis, pada gld. Parotis jarang terjadi dan dapat juga terjadi pada kelenjar ludah minor, pada bibir atas atau mukosa bukal. Salah satu penyebab terjadinya pembengkakan pada kelenjar submandibula atau parotis, karena dapat menimbulkan obstruksi pada duktus kelenjar saliva. Pembentukan batu (calculi) pada sialolithiasis diduga karena penumpukan bahan degeneratif yang diproduksi oleh kelenjar saliva dan mengalami proses kalsifikasi hingga terbentuk batu. Etiologi : Belum diketahui secara pasti, tetapi formasi ini dihubungkan dengan sialadenitis khronis dan obstruksi parsial. Keadaan ini tidak ada hubungannya dengan metabolisme kalsium dan fosfor sistemik.



Perawatan : Dengan pembedahan atau tanpa pembedahan menggunakan antibotik dan anti inflamasi



97



114. ABSES KELENJAR SALIVARIUS Definisi : Merupakan penyakit yang mengenai kelenjar ludah, dimana gejalanya berupa kantong berisi nanah, dan disebabkan oleh infeksi bakteri ataupun virus, proses inflamasi, trauma serta tumor. Etiologi : Infeksi bakteri, infeksi virus, inflamasi, trauma, tumor Perawatan : Pmbedahan, Radiasi dan Kemotherapy



98



115. GANGGUAN DUKTUS SALIVARIUS Definisi : Penyakit yang banyak mengenai kelenjar ludah, disebabkan oleh infeksi, inflamasi, trauma serta tumor. Untuk menegakkan diagnosa penyakit pada kelenjar air ludah, perlu dilakukan dengan anamnesa, pemeriksaan obyektif, serta pemeriksaan penunjang . Etiologi : Infeksi bakteri, infeksi virus, inflamasi, trauma, tumor Perawatan : Pmbedahan, Radiasi dan Kemotherapy



116. MUKOKEL Definisi: Mukokel adalah istilah klinis untuk pembengkakan yang terjadi akibat adanya akumulasi saliva pada daerah yang mengalami trauma atau pada duktus kelenjar ludah minor yang terobstruksi. Mukokel sering muncul dengan gejala adanya pembengkakan dengan permukaan halus, tidak terasa sakit, dan dapat berdiameter beberapa milimeter hingga beberapa sentimeter. Lesi superfisial sering memiliki ciri-ciri warna kebiruan. Lesi yang lebih dalam terlihat lebih tidak jelas, diselimuti mukosa berwarna serupa dengan daerah sekitarnya tanpa warna kebiruan. Ukurannya dapat beragam seiring waktu, namun karena lesi superfisial sering terkena trauma tambahan, lesinya dapat kempes, dimana pada hal ini mukokel dapat kambuh lagi. Mukokel diklasifikasikan menjadi tipe ekstravasasi dan tipe retensi. Tipe ekstravasasi



99



lebih umum terjadi dibanding tipe retensi. Tipe ini lebih sering ditemukan pada bibir bawah, sedangkan tipe retensi pada palatum atau dasar mulut. Meskipun sering disebut kista, tipe ekstravasasi tidak memiliki dinding epitel atau batas yang jelas. Etiologi: Pembentukan mukokel ekstravasasi dipercaya merupakan akibat adanya trauma pada duktus kelenjar ludah minor. Laserasi pada duktus menyebabkan terkumpulnya saliva pada jaringan submukosa di sekitarnya dan menimbulkan pembengkakan. Sebaliknya, tipe retensi disebabkan oleh adanya obstruksi pada duktus kelenjar ludah minor oleh kalkulus atau oleh kontraksi jaringan parut di sekitar duktus yang terluka. Adanya pemblokiran aliran saliva menyebabkan akumulasi saliva dan dilatasi duktus tersebut. Terapi: Eksisi merupakan terapi utama untuk mukokel, khususnya untuk mencegah mukokel menjadi rekuren. Aspirasi cairan tidak memberikan keuntungan jangka panjang. Pembedahan dapat menyebabkan trauma pada kelenjar ludah minor lainnya dan berkembangnya mukokel baru. Injeksi kortikosteroid intralesi terbukti sukses dalam mengatasi mukokel (Burket dkk., 2008)



Gambar 1: Mukokel



117. RANULA Definisi: Ranula adalah mukokel besar yang terletak pada dasar rongga mulut. Ranula dapat tampak sebagai fenomena ekstravasasi mukus atau ketika komponen radangnya hilang, muncul sebagai benjolan padat bertangkai tidak jelas dengan membran mukosa yang normal. Istilah ‘ranula’ digunakan karena lesi ini menyerupai perut katak yang bengkak. Presentasi klinis dari lesi ini adalah benjolan yang dapat digerakkan, tidak sakit, tumbuhnya lambat, dan halus. Ranula terbentuk pada salah satu sisi 100



frenulum lingual, apabila lesi berkembang pada jaringan lunak yang dalam, lesi ini dapat melewati garis median. Seperti mukokel, ranula superfisial juga memiliki corak kebiruan, namun bila lesinya dalam maka mukosanya tampak normal. Ukurannya beragam dan lesi yang lebih besar dapat menyebabkan deviasi lidah. Etiologi: Penyebab utamanya adalah trauma. Penyebab lainnya meliputi adanya obstruksi kelenjar ludah atau aneurisma duktal. Penyebab ini lebih umum pada wanita dan pada pasien berusia kepala dua. Terapi: Pembedahan adalah terapi pilihan untuk ranula. Prosedur marsupialisasi adalah terapi awal khususnya untuk lesi berukuran kecil. Komplikasi postbedah yang dapat terjadi adalah lesi rekuren, defisiensi sensorik pada lidah, dan kerusakan pada duktus Wharton. Frekuensi rekuren tergantung pada teknik pembedahan yang dilakukan (marsupialisasi 67%, eksisi 58%, eksisi kelenjar lingual 1%) dan dengan hasil tersebut, eksisi dari lesi dan kelenjar ludah disarankan untuk dipertimbangkan. Injeksi kortikosteroid intralesi telah sukses digunakan untuk menanggulangi ranula (Burket dkk, 2008).



Gambar 2: Ranula



118. FLABBY RIDGE Definisi: Flabby ridge atau alveolar ridge yang terlalu lentur, sering muncul pada anterior rahang atas khususnya ketika masih ada gigi anterior pada rahang bawah. Etiologi: Terjadi karena tergantikannya tulang alveolar oleh jaringan ikat, adanya beban berlebihan pada ridge yang tersisa, dan adanya kondisi oklusi yang tidak stabil.



101



Terapi: Untuk mendapatkan dukungan yang baik pada penggunaan gigi tiruan, dapat dilakukan pembedahan untuk meningkatkan stabilitas gigi tiruan dan meminimalisir resorpsi alveolar ridge. Namun, pada situasi dimana terjadi resorpsi ekstrim pada alveolar ridge rahang atas, flabby ridge tidak boleh dihilangkan sepenuhnya karena dapat berdampak pada hilangnya sulkus vestibulum (Rajendran dan Sivapathasundharam, 2014).



Gambar 3: Flabby ridge



119. MALIGNANT NEOPLASM OF LIP Definisi: Kanker pada bibir adalah neoplasma yang paling sering ditemukan pada regio kepala dan leher. Kanker bibir lebih umum menyerang laki-laki dengan rasio laki-laki dan wanita sebesar 5:1, dengan area yang lebih banyak terserang adalah bibir bawah dibanding bibir atas. Kanker ini umumnya ditemui pada orang yang memiliki kulit terang dibanding kulit gelap. Etiologi: Penyebab utama kanker bibir seperti telah diketahui adalah bibir yang terekspos sinar ultraviolet dari matahari secara kronis. Bibir bawah lebih lazim terserang karena bagian tersebut lebih menerima sinar matahari langsung dibanding bibir atas (Kuriakose, 2016). Terapi: Stadium awal dapat ditindak dengan bedah atau terapi radiasi. Namun, pembedahan lebih dianjurkan untuk tumor kecil (