15 0 80 KB
TUGAS 1 : NAMA NIM MATA KULIAH KELAS
= MULYAJI MAHMUD = 041645269 = AKUNTANSI BIAYA I = 16
Tugas.1 PT. Elektro merupakan produsen elektronik yang menghasilkan 3 jenis produk radio (jenis radio X, Y, dan Z) . Ketiga jenis radio tersebut dihasilkan melalui dua departemen, yaitu departemen spare parts dan departemen asembling. Pada saat ini, biaya produksi tidak langsung dibebankan kepada produk di kedua depeartemen tersebut masing-masing atas dasar Jam mesin dan Jan kerja langsung. Jumlah jam mesin di departemen spare parts adalah 10.000 Jam dan 5.500 jam kerja langsung di departemen asembling. Selama tahun 2002 diperkirakan volume produksi dan jam yang dikonsumsi di departemen tersebut adalah Sbb: Jenis Radio
Volume
Dept. Spare parts
Dept. Asembling
X
25.000 Unit
2.500 Jam
1.500 Jam
Y
12.500 Unit
3.200 Jam
1.700 Jam
Z
7.500 Unit
4.300 Jam
2.300 Jam
Jumlah
45.000 Unit
10.000 Jam
5.500 Jam
Anggaran Biaya overhead untuk tahun 2002 masing-masing Rp. 55 Juta, baik untuk departemen Spare parts maupun Assembling. Data aktivitas lainnya adalah sebagai berikut: Aktivitas
Biaya
Pemicu Biaya
(Rp) Set-ups
30.000.000,- No. of set up
Machining
38.000.000,- Machine hour
Raw materials handling
12.000.000,- Material requisition
Packing
30.000.000,- Orders packed
Jenis Radio X
Y
Z
20
40
60
2.000
3.000
4.000
20
30
40
200
350
300
Diminta: 1. Biaya overhead per unit menurut sistem konvensional maupun sistem ABC?! 2. Berikan argumentasi atas ke dua perhitungan tersebut?! 3. Apabila mekanisme sistem target costing dalam kasus ini akan diterapkan, faktor apa saja dan bagaimana pertimbangan saudara atas activity yang digunakan untuk menghasilkan spare parts tersebut?! Jelaskan berikut contoh.
Jawab: 1. Biaya overhead per unit menurut sistem konvensional maupun sistem ABC Pada metode konvensional biaya overhead dihitung berdasarkan jam kerja, maka dari tabel diatas diketahui biaya overhead untuk tiap departemen sebesar Rp. 55 Juta dengan total jam kerja mesin di departemen spare parts adalah 10.000 Jam dan 5.500 jam kerja langsung di departemen asembling. Dengan demikian total biaya overhead per jam kerja adalah :
Rp. 55.000.000 : 10.000 = Rp. 5.500 per jam kerja mesin untuk departemen spare parts
Rp. 55.000.000 : 5.500 = Rp. 10.000 per jam kerja langsung untuk departemen assembling
Applied overhead untuk masing-masing produk adalah : Jenis Radio
Dept. Spare parts
Dept. Asembling
Jumlah
(Rp)
(Rp)
X
13.750.000,-
15.000.000,-
28.750.000,-
Y
17.600.000,-
17.000.000,-
34.600.000,-
Z
23.650.000,-
23.000.000,-
46.650.000,-
Biaya
55.000.000,-
55.000.000,-
110.000.000,-
Pada metode ABC biaya overhead dihitung per aktivitas yang menimbulkan biaya, maka dari tabel diatas telah diketahui total biaya dan dasar alokasi tiap aktivitas, dengan dasar tesebut dapat diketahui allocation rate serta applied overhead per aktivitas sebagai berikut :
Aktivitas
Biaya
Allocation Rate
(Rp)
(Rp)
Set-ups
30.000.000,-
250.000,-
5.000.000,- 10.000.000,-15.000.000,-
Machining
38.000.000,-
4.222,22-
8.444.000,- 12.667.000,-16.889.000,-
Raw materials handling
12.000.000,-
133.333,33-
2.667.000,- 4.000.000,- 5.333.000,-
Packing
30.000.000,-
35.294,12-
7.059.000,- 12.353.000,- 10.588.000
Jumlah
110.000.000,-
-
23.170.000, 39.020.000,-47.810.000,-
*dengan pembulatan
Applied Overhead (Rp)* X
Y
Z
2.
Berdasarkan Perhitungan diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu terdapat perbedaan biaya overhead per unit yang terjadi pada dua metode tersebut. Berdasar hasil perhitungan metode ABC: A. Pada barang X dengan metode konvensional harga pokok jenis tertentu terlalu tinggi (Overcosting); B. Pada barang Y dengan metode konvensional harga pokok jenis produk lain terlalu rendah (Undercosting); C. Pada barang Z dengan metode konvensional harga pokok jenis produk lain terlalu rendah (Undercosting) Berdasarkan hal tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan:
Metode Activity Based Costing lebih akurat dibandingkan overhead berdasarkan metode konvensional. Dengan menggunakan ABC tidak hanya menyajikan informasi yang lebih akurat mengenai biaya produk, tetapi juga memberikan informasi bagi manajer tentang aktivitas-aktivitas yang menyebabkan timbulnya biaya khususnya biaya tidak langsung, yang merupakan hal penting bagi manajemen dalam pengambilan keputusan baik mengenai produk maupun dalam mengelola aktivitas-aktivitas sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha. Mempertinggi pengendalian terhadap biaya overhead. Biaya overhead di sebabkan oleh aktivitas-aktivitas yang terjadi di perusahaan. Sistem ABC memudahkan manajer dalam mengendalikan aktivitas-aktivitas yang menimbulkan biaya overhead tersebut. ; Akan tetapi pada Metode ABC pengalokasian biaya overhead pabrik, seperti biaya asuransi dan biaya penyusutan pabrik ke pusat-pusat aktivitas lebih sulit dilakukan secara akurat karena makin banyaknya jumlah pusat-pusat aktivitas.
3. Apabila mekanisme sistem target costing dalam kasus ini akan diterapkan, Faktor yang perlu diperhatikan adalah A. Harga jual. Untuk menentukan harga produk, terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan oleh manajemen, seperti harga produk pesaing, daya beli masyarakat, kondisi perekonomian secara umum, nilai tukar rupiah, dan sebagainya. Faktor-faktor tersebut akan saling terintegrasi satu dengan lainnya dalam menentukan volume permintaan terhadap produk perusahaan. Di sisi lain,volume penawaran produk sejenis secara keseluruhan akan berpengaruh terhadap mekanisme pasar tersebut; B. Laba yang diharapkan. Perusahaan harus menentukan harga jual per unit produknya. Penentuan harga jual per unit produk ini dipengaruhi oleh berbagai hal terkait, seperti pangsa pasar (market share) yang ingin diperoleh, tingkat pertumbuhan yang ingin dicapai perusahaan, volume penjualan yang direncanakan, dan sebagainya. Unsur-unsur tersebut akan berpengaruh secara langsung terhadap laba per unit produk yang ingin dicapai; C. Target biaya. Berdasarkan harga jual yang telah ditentukan dikurangi dengan laba per unit produk yang diharapkan perusahaan dapat menentukan tingkat biaya yang diharapkan untuk menghasilkan produk yang diinginkan. Harga jual yang ditetapkan harus mewakili harga pasar supaya menjadi unsur penting dalam bersaing.
Contoh: misalkan PT Elektro mempertimbangkan memproduksi Radio Y. Spesifikasi produk saat ini dan pangsa pasar yang ditarget meminta harga jual Radio Y adalah 15.000. Laba yang diinginkan oleh perusahaan adalah 3.000 per unit. Target cost dihitung sebagai berikut : Target cost: 15.000 – 3.000 = 12.000 Pada saat sekarang ini, biaya produksi sesungguhnya perusahaan adalah 13.000. Dengan demikian pengurangan biaya yang harus dilakukan agar perusahaan dapat mencapai target cost adalah sebesar 1.000 (13.000 - 12.000). Perusahaan harus mengupayakan pengurangan biaya dengan menganalisis biaya produksi perusahaan dan mengurangi biaya-biaya yang dapat dikurangkan untuk mencapai target cost tersebut. Target costing menyajikan informasi perbandingan biaya produk sesungguhnya dengan target cost secara periodik untuk memungkinkan manajemen memantau kemajuan program pengurangan biaya menuju target cost.