Tugas Bioteknologi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS BIOTEKNOLOGI Bioactive compounds from marine invertebrates for potential medicines – An overview



Febby Andriyani



20140430021



Hera Insani



20140430023



Mary Grace



20140430030



Mauliana Nur



20140430032



Novika Selvia



20140430035



PRODI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SURABAYA



PENDAHULUAN Produk alami yang berasal dari bahan laut telah menarik perhatian para peneliti ahli biologi dan ahli kimia di seluruh dunia dalam lima dekade terakhir. Lebih dari 16.000 produk bahan laut telah diisolasi dari organisme laut dan telah dipublikasi sebanyak 6.800. Dalam dunia animalia dikenal hewan non-chordata yang merupakan komponen penting dalam penelitian. Non-chordata multiseluler dimulai dari filum porifera sampai echinodermata yang hidup di air asin (air laut) dan memiliki kemampuan untuk bertahan hidup dalam lingkungan halobiotik karena kemampuan adaptasi khusus dari hewan tersebut serta kemampuan aktivitas metabolik yang berbeda dengan hewan lainnya karena sebagian besar memiliki zat bioaktif yang memungkinkan untuk bertahan dalam lingkungan yang ekstrem. Semua anggota invertebrata memiliki zat bioaktif sebagai kekebalan alami mereka, mulai dari peptida ke alkaloid menjadi terpenoid hingga steroid untuk mempertahankan diri dan kelestarian hidupnya. Lautan dianggap sebagai sumber obat potensial dan beberapa zat bioaktif lainnya. Senyawa metabolit sekunder memiliki potensi biomedis. Lautan terdiri dari 70% dari wilayah bumi dan ekosistem laut mewakili 95% biosfer. Sejumlah besar senyawa bioaktif diproduksi secara filogenetik oleh organisme yang memiliki aktivitas kimia dan struktur yang berbeda dan seringkali tidak dapat diprediksi. Mereka adalah molekul kecil umumnya sampai 3000 Dalton. Senyawa bioaktif yang dihasilkan sebagian besar dari hewan laut dikenal sebagai metabolit sekunder yaitu bisa dibagi menjadi steroid, terpenoid, isoprenoid, nonisoprenoid, kuinon, senyawa brominasi, heterosiklik nitrogen, dan nitrogen belerang heterosiklik. Zat bioaktif terbentuk oleh organisme laut seperti protozoa dan invertebrata yaitu porifera, cnidaria, annelida, arthropoda, moluska dan echinodermata telah menarik perhatian peneliti karena mengandung senyawa yang memiliki aktivitas antivirus, antimikroba, antiprotozoa, antijamur, antihelmintik dan aktivitas antikanker.



2.1



Komponen Bioaktif dari Porifera Laut



Sponge memiliki banyak substansi bioaktif, obat antimalaria seperti manzamines berasal dari sponge (porifera). Komponen bioaktiv yang menguntungkan adalah C-nukleoside, spongouridia dan spongotimidin yang berasal dari Caribbean Cryptothecca crypt. Komponen tersebut memiliki aktivitas antivirus dan analog sintetisnya untuk obat antikanker. Manzamine A memiliki aktivitas antimalaria terhadap parasit malaria pada roden



Plasmodium berghei secara in vivo, manzamine A juga termasuk varietas obat kanker seperti polyhydroxylated lactone dan discodermlide yang diisolasi dari sponge Caribbean Discordemia dissolute yang merupakan analog sintesis dari hemiasterlin yang diisolasi dari sponge Afrika Selatan Hemiastrella minor dan dari sponge Papua Nugini dari Cymbastela sp. dan analog sintesis dari halicondrin B yang diisolasi dari sponge Jepang dimana memiliki kandungan bioaktiv sterol, terpenoid, fenolik, kuinoid dan karatenoid yang berfungsi untuk fungsi kesehatan. Sponge kaya akan kandungan sterol yang berfungsi untuk membran biologis. Sulfat dan alkaloid sterol memiliki aktivitas antimikroba. Komponen bioaktiv halistenol dari Halichondria moorie, halistenol sulfat dari sponge genus Aka. Halistenol trisulfat, derivat steroid sulfat diisolasi dari ekstraksi dua sponge berbeda dari genus topsertia. Sterol dari Toxadocia zumi menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis, sama dengan sterol hidroksil yang diisolasi dari Dysidia sp. ada dua tipe alkaloid steroidal Plakinamin A dan B sebagai metabolit antibakteri yang diisolasi dari Plakina sp. dan menghambat Staphylococcus aureus dan Candida albicans. Komponen viz arenarol, arenaron dan ilimakuinon dari Dysidia arenaria. Puuperenon dari Hyrtios eubamma dan fenol sesquiterpen dari Smenospongia echina. Dua komponen aktif dinamakan sesquiterpenoid dan avarol memiliki aktivitas antimikroba dan aktif terhadap virus AIDS yang diisolasi dari sponge Mediterranean Dysidia avara dan dari sponge Australia Dysidia sp. Ent-chromazonarol yang aktivitas menyerupai dengan avarol diisolasi dari porifera Dysidia pallesencs. Spongia officinalis memiliki kandungan terpenoid. Aktivitas antijamur dan antimikroba berasal dari kandungan tetrasiklin furanoditerpen yang diisolasi dari sponge S. officinalis. Spongia-13, 14-dien-19- oic acid, Spongia-13-14-dien-19-al yang diisolasi dari spesies diterpen yang sama. Diterpenoid dilaporkan mengandung purin/ 9-metil adenin. Komponen ini memiliki aktivitas antimikroba dan Na, K, ATP-ase yang diisolasi dari Sponge laut Agelas nakamurai, satu kelompok dengan diterpen trisiklik yang isocyano, hidroksil, tetrahidropyranyl dan klorin yang memiliki fungsi aktivitas antibiotik yang diisolasi dari spesies Acanthella.



2.2



Komponen Bioaktiv dari Kolenterata



Cnidaria adalah sumber alami kaya akan prostaglandin, ditemukan pada koral lunak Plexaura hamomala di Laut Karibia. Zat bioaktif juga diperoleh dari bryozoans. Ada banyak ketertarikan pada metabolit ubur-ubur, nettle laut, Portuguese man-of-war dan tawon laut



yang tersebar luas di laut tropis yang hangat. Organisme tersebut



melepaskan racun



nematocyst dari tentakel yang menyebabkan luka yang menyakitkan. Racun tersebut merupakan campuran kompleks enzim dan faktor penghasil rasa sakit. Racun nematocyst P. physalis adalah campuran protein beracun dan enzim, yang menunjukkan nekrosis kulit, neurotoksisitas, hemolisis dan kardiotoksisitas. Beberapa spesies anemon laut menghasilkan racun yang merupakan polipeptida atau protein pada laut dari pulau Andaman dan Nicobar. Toksin sangat berguna untuk mempelajari saluran voltase Na + pada sel otot saraf dan jantung. Telah dikemukakan bahwa toksin kolenterata sesuai untuk studi sitolisis sel tumor secara in vitro dan in vivo. Beberapa koral lunak pada Kepulauan Andaman dan Nicobar adalah horny gorgonia, sea fans , koral merah, koral biru, Helipora sp. dan jamur koral Fungia sp. Koral Clavularia viridis telah menghasilkan steroid sitotoksik, stoloniferon AD. Koral lunak mengandung sejumlah besar seskuiterpenoid dan diterpenoids. Beberapa senyawa ini dilaporkan beracun. Guaiazulene



dari



gorgonian



Euplexaura



erecta



menunjukkan



aktivitas



melawan



Pseudomonas aeruginosa. Asam subergorgic, kardiotoksin diperoleh dari koral gorgonian pasifik Subergorgia suberosa. Toksin itu menghambat transmisi neuromuskular pada 0,16μg/mL dalam percobaan pada kelinci. Pseudopterolide, diterpene dengan 12 cincin dari gorgonian Pseudopterogorgia acerosa menunjukkan sifat sitotoksik. Bryozoan laut, Flustra foliacea telah menghasilkan beberapa alkaloid brominasi yang disebut flustramines yang berasal dari pembelahan telur landak laut yang dibuahi. Bryozoan Phidolopora pacifica menghasilkan phidolopin, turunan purin yang sebagian besar bertanggung jawab terhadap aktivitas antijamur dan antialga. Beberapa macrolides seperti bryostatin-1 dan bryostatin-2 diisolasi dari Bugula neritina. Beberapa metabolit ini menunjukkan aktivitas antineoplastik yang tinggi. Senyawa seperti ion dimetil sulfokonium [2-Hydroxyethyl] bertindak sebagai alergen dan diisolasi dari gelatin laut Alcyonidium gelatinosum. Glikosida, cervicosides dan sclaviridenone prostanoid, berasal dari koral lunak Sinularia cervicornis dan Clavularia viridis memiliki aktivitas antitumor. Steroid polioksigenasi dari Alcyonum patagonicum dan spesies koral lainnya (Nephtea erecta) merupakan kelompok terbesar diterpenoid, yang memiliki sitotoksisitas ringan sampai kuat ke sel tumor manusia CCRF-CEM dan DLD1. Senyawa sitotoksik dan sitostatik lainnya dari koral lunak adalah eleutherobin dan sarcodictyin, yang mengganggu mikrotubulin dengan meningkatkan polimerisas, kandungan ini dilaporkan sebagai penghambat sel kanker yang poten dengan IC50 yang serupa paclitaxel (Taxol®) (10-15 nmol / L), dan pengujian dilakukan di National



Panel sel 60 sel kanker Institute menunjukkan potensi 100 kali lebih besar sitotoksisitas terhadap payudara, ginjal, ovarium dan sel kanker paru-paru. Metabolit bioaktif sekunder juga ditemukan di gorgonia, terutama mengandung steroid dan terpenoid dan beberapa senyawa lipida. Sitotoksisitas kuat dan selektif dilaporkan pada lactone beroksigen (menverin) dari Menella verrucosa. Furean seskuiterpenoid dari Torilis japonica menunjukkan sitotoksisitas signifikan terhadap pertumbuhan sel A549, HT-29, KB, P-388 dan P-388. Sima dan Vetvika melaporkan penggunaan klinis metabolit sekunder untuk terapi kanker dari laut kolenterata. Umumnya semua zat dengan aktivitas bioaktif terutama steroid, terpen, dan senyawa lainnya (mis., ceramida) diperoleh dari anemon laut dan karang (Anthozoa). Sejumlah besar diterpenoid diklasifikasikan ke dalam dollabelane, xenicane, phenylgermacrane, dan cembrane group menunjukkan sitotoksisitas terhadap sel kanker yang diisolasi dari Nepheta sp., dan clavulactones, clavirolides dan clavudiols diisolasi dari Clavularia sp. Menurut Japanese Foundation for Cancer Research 39 sel line assay, senyawa ini dilaporkan memiliki aktivitas penghambatan pertumbuhan secara in vitro sel kanker manusia dan dilaporkan memiliki aktivitas sitotoksik sedang terhadap sel adenokarsinoma kolorektal (DLD-1) manusia dengan IC50 5,0 μg / mL. Lobane diterpenes dan lobane lacatnes, dari Sinularia sp. dan Lobophytum sp. memiliki aktivitas sitotoksisitas yang serupa. Sejumlah diterpenoid kelompok xenicane dari Xenia sp. dilaporkan memiliki aktivitas sitotoksik ringan sampai sedang terhadap karsinoma paru-paru manusia (H460) dan karsinoma hati (HepG2).



2.3 Senyawa bioaktif dari annelida Polychaete laut (filum Annelida) telah ditemukan untuk mengobati beberapa kondisi patofisiologis seperti artritis, osteoporosis, kanker tulang dll. Penemuan baru yaitu isolasi dari senyawa Bioaktif dari annelida laut, Arenicola laut ( oleh Mynderse dkk.,(1997). Senyawa kandungan dalam komponen arecins adalah 21 peptida residu, yang mampu membunuh E. Coli dalam 5 menit pada konsentrasi 5μM (Ovchinnikova et al., 2004). Kandungan peptida lain berupa perinerin dari annelida yang telah dimurnikan dari Perinereis aibuhitensis (Pan et al., 2004). Bagian yang tidak kalah penting dari peptida antimikroba (AMP) untuk diisolasi dari annelida laut adalah Hedistin. Senyawa ini dimurnikan dari ragworm, Nereis diversicolor. Baik hedistins asli maupun sintetis aktif mampu melawan bakteri gram positif dan Gram-negatif (Tasiemski et al., 2007). Kandungan senyawa bioaktif pada annelid mampu



menunjukkan aktivitas antibakteri. Elayaraja dkk., (2010) melaporkan bahwa ekstrak air, metanol dan aseton dari Seluruh jaringan tubuh polychaete Perinereis cultrifera memiliki aktivitas sebagai antibakteri dan antijamur. Di antara semua ekstrak, metanol dan aseton menunjukkan aktivitas antibakteri yang paling maksimal dalam melawan Staphylococcus aureus (8,0 mm) dan aktivitas minimum dalam melawan Klebsiella oxytoca (1,0 mm). Untuk patogen antijamur, ekstrak metanol menunjukkan aktivitas maksimum dalam melawan Rhizopus sp. (12.0mm) dan aktivitas minimum terhadap Aspergillus niger (2.0mm) dalam ekstrak air. Senyawa ini juga beaktivitas pada spesies jamur lain seperti Mucor spp. dan Aspergillus niger dalam ekstrak air dan aseton.



2.4 senyawa bioaktif dari arthropoda Beberapa senyawa bioaktif juga telah diisolasi dari arthropoda laut. Pada arthropoda laut, zat bioaktif yang paling menakjubkan adalah Limulus Amoebocyte Lysate (LAL). Ini adalah



ekstrak



sel



darah



(amoebocyte)



dari



kepiting



tapal



kuda



Limulus



polyphemus. LAL bereaksi dengan endotoksin bakteri atau lipopolisakarida (LPS), yaitu komponen membran bakteri Gram negatif. Reaksi yang terjadi digunakan untuk deteksi dan kuantifikasi bakteri endotoksin (Hurley et al., 1991). Fred Bang melaporkan pada tahun 1956 bahwa bakteri gram negatif jika terbunuh akan menyebabkan darah Kepiting tapal kuda berubah menjadi massa semipadat. Kemudian diketahui bahwa sel pergerakannya disebut amoebocyte, mengandung butiran dengan faktor pembekuan yang dikenal sebagai Koagulogen Pada tahun 1970, Food and Drug Administration (FDA) AS menyetujui LAL untuk pengujian obat-obatan, produk, dan perangkat yang berhubungan dengan darah. Pengujian awal dilakuakan pada kelinci dengan mekanisme pertahanan. Sebuah agglutinin yaitu limulin ditemukan di Limulus polyphemus, yang merupakan liontin pengikat asam sialat. Memilih peran yang sangat penting dalam host mekanisme pertahanan. Namun, kepiting tapal kuda varietas India, Carcinoscorpius



rotundacauda



mengandung sialic acid binding lectin carcinoscorpin, yang bertindak sebagai agen opsonising seperti antibodi vertebrata. Hal ini memberikan resistensi host yang lebih tinggi untuk tingkat peredaran yang diinduksi dan Tingkat fagositosis yang disempurnakan untuk bakteri lectie opsonised sehingga berperan sebagai humoral faktor seperti pada protein reaksi vertebrata-'C 'vertebrata (Basu et al 1995).



Sel sitolisis limulin merupakan fungsi baru untuk lectin plasma dan merupakan yang pertama diperoleh dan kemudian berfungsi untuk limulin (Armstrong et al., 1996). Armstrong dkk., (1998) telah melaporkan bahwa pada Kasus hemolisis, alpha2-macroglobulin tidak terlibat secara langsung saat tidak bereaksi Sebaliknya, alfa2-macroglobulin yang bereaksi dengan metilamin menghambat aktivitas hemolitik limulin (plasma lectin). Dengan demikian protein thiol ester alpha2-macroglobulin dari Limulus polipemik dan C3 dari mamalia beroperasi sangat berbeda dalam sistem hemolitik. Udang adalah salah satu makanan laut terpopuler di seluruh dunia, dan pada bagiantubuhnya telah dipelajari untuk aktivitas biologis, otot dan exoskeleton. Asam lemak bebas, trigliserida, karotenoid, dan lipid lainnya mengintegrasikan fraksi ini, dan beberapa senyawa ini telah ada sebelumnya. Telah ditemukan aktivitassebagai kemopreventif kanker. Karotenoid dan asam lemak tak jenuh ganda telah diketahui secara ekstensif untuk sifat kemopreventif, baik secara in vivo maupun in vitro studi. Mekanisme kerja mereka tergantung pada struktur kimia lipid dan termasuk antioksidan, anti-proliferatif, anti mutagenik, dan aktivitas antiinflamasi,.kandungannya adalah ester Astaxhantin, βcriptoxanthin, α-karoten, β-karoten, meso-zeaxanthin, canthaxanthin, lutein, zeaxanthin, dan crustacyanin (López-Saiz et al., 2013). Menurut Kiran et al., (2014), invertebrata Ozius rugulosus (Crustacean) telah diuji aktivitas antibakteri terhadap patogen manusia Acinetobacter baumannii, Pseudomonas aeruginosa dan Escherichia coli K1. Hasil terbaik diperoleh oleh ekstrak metanol dibandingkan dengan ekstrak air, pada hasil diperoleh aktivitas melawan Pseudomonas aeruginosa. Menurut para peneliti sebelumnya, tentang aktivitas antimikroba ini invertebrata dari saluran Manora di selatan kota Karachi diketahui mampu untuk penggunaan potensial di pengembangan antibiotik baru. Penelitian Baru-baru ini Datta dkk., (2014) telah menemukan tentang (P. Archuata) pada phendum sipunculida. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa aktivitas lectin di Indonesia hemolymph dari cacing kacang sangat langka dan ditemukan secara eksklusif di daerah delta Sunderban. Racun ang dimiliki arthropoda adalah sumber yang kaya senyawa bioaktif untuk menangkap mangsa dan pertahanan melawan predator dan / atau mikroorganisme. Senyawa kimia yang sangat ampuh ini mewakili sebuah sumber yang tersedia untuk senyawa insektisida baru saat mereka bertindak selektif pada target. Racun ini mempengaruhi sistem saraf invertebrata. Juga beberapa peptida kecil dengan Aktivitas biologis 'baru dieksploitasi' seperti vasoaktif, hormon dan aktivitas antimikroba (Pimenta dan De Lima, 2005; Schwartz et al 2012; Tincu dan Taylor, 2004).



Talapatra et al., (2014) baru saja mempelajari karakterisasi biokimiawi Hemolymph dari spesies kepiting fiddler, Uca rosea. Hemolymph dari genus jantan rosea U. Diketahui memiliki ukuran molekul berkisar antara 137 - 42 kda dan genu betina memiliki ukuran molekul 137 - 27 kda. Protein hemolin ini berkaitab dengan respon imun.



2.5 Kandungan bioaktif dari moluska. Spisulosine diisolasi dari marien clam, Spisula polynyma. Dolatrol, diisolasi dari moluska,



Dollabella auricularia yang memiliki aktivitas antileukemia. Synthadotin,



Soblidotin merupakan senyawa analog Dolstatin diisolaso dari moluska D. auricularia, yang sedang dalam pengujian klinis. Beberapa kanadungan bioaktif seperti steroid, terpenoid, and acetylenic diisolasi dari nudibranchs dan kandungan yang sama juga terdapat pada sponge yang memakan nudibranchs tersebut.(Cimino et al., 1980). 1-methyl-isoguanosine (senyawa nucleside) ditemukan pada nudibranch Anisodoris nobilis (Fuhrman et al., 1980; Kim et al., 1981; Grozinger et al., 1983). Sebuah kandungan bioaktif N-glycolylneuraminic acid-specific lectin (PAL) dimurnikan dari albumin pada ekstrak kelenjar apple snail, Pila globosa yang hidup pada air tawar. (Swarnakar et al., 1991) kandungan tersebut juga ditemukan pada gastropoda laut. Isoguanosine diisolasi dari Diaulula sandiegensis yang mempunyai aktivitas hipotensi dan relaksasi pada otot polos mamalia (Fuhrman et al., 1981). Hexadecylglycerol diisolasi dari Archidoris montereyensis secara in vitro mempunyai aktivitas antibacteri terhadap Staphylococcus aureus and Bacillus subtilis (Gustafson and Andersen, 1985). Aplysiatoxin, merupakan metabolit toksis diisolasi dari Hawaiian sea-hare Stylocheilus longicauda dan juga dari blue-green alga Lynbrya majusticula yang merupakan makanannya. (Moore et al., 1984). Aplysistatin sebuah metabolit yang mempunyai aktivitas antileukemia diisolasi dari sea-hare Aplysia angasi (Hoye et al., 1982). Metabolite dari Aplysia dactylomela dilaporkan mempunyai aktivitas sitotoksis dan antitumor secara in vivo (Schmitz et al., 1981). Moluska Dolabella auricularia



dilaporkan mempunyai kandungan dolastatin yang



mempunyai aktivitas antineoplastik dan sitotoksik(Pettit et al. 1981; 1982, Harrigan et al. 1998; Poncet et al. 1999; Luesch et al., 2002). Striatoxin, sebuah glikoprotein kardiotonik yang diisolasi dari Conus striatus dilaporkan mempunyai efek isotropik jangka panjang pada atrium kiri babi guinea (Kobayashi et al., 1982).



Zinconitide diisolasi dari siput, Conus magnus,



dan diproduksi oleh Elan



Pharmaceuticals dengan nama Prialt, digunakan intratracheal untuk pengobatan nyeri kronik. Moluska Perna viridis telah dipatenkan atas aktivitasnya sebagai penghambat virus HIV (Berge et al., 1997). Kelletinin-I dan II diisolasi dari moluska, Kelletia kelletii dapat menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis dan L1 (Fuhrman et al., 1981; Tymiak and Rinehart, 1983). Telah dilaporkan bahwa senyawa Surugatoxin dan neosurugatoxin diisolasi dari Japanese ivory shell, Babylonia japonica (Kosuge et al., 1981; 1982) dan mempunyai aktivitas antinikotinik dengan aktivitas lebih besar 100 kali dari senyawa sebelumnya. Antibiotik diemensin A dan diemensin B ditemukan pada moluska Siphonaria diemensis (Kosuge et al., 1982). Polisakarida yang diekstraksi dari tulang Sepia aculeata dan Sepia brevimana memiliki aktivitas antibacteri dan antifungal.. (Shanmugam et al., 2008). Anbuselvi et al., (2009) telah melakukan penelitian pada terumbu karang-gastropoda Trochus tentorium terhadap patogen mempunyai aktivitas antibakteri. Ekstrak moluska laut, M. melo merupakan sumber antibakteri dan antifungal yang potensial.



2.6. Kandungan Bioaktif dari Enchinodermata Metabolite yang terdapat pada Echinodermata kebanyakannya adalah saponin yang ditemukan pada urchin laut, bintag laut, teripang dll. Asterosaponin dilaporkan mempunyai aktivitas hemolitik, antineoplastik, sitotoksi, antitumor, antibacterial, antiviral, antifungal dan antiinflamasi (Leung and Stefano, 1983; 1984). Pada tahun 1986, saponin lebih dari 50 sea cucumber telah diteliti (Stonik, 1986). Cerebrosida, pyrimidine nucleosida, thymine deoxyriboside dan uracil deoxyribose diisolasi dari bintang laut Acanthester planei (Komori et al., 1980). Ada dua spesies echinodermata yaitu Lytechinus



variegates dan Strongylocentrotus



droebachiensis mempunyai glikoprotein antineoplastik (Pettit et al., 1981a; b). Linhardt et al., (1990) melaporkan bahwa polisakarida-tersulfonasi berat molekul rendah yang diisolasi dari sea cucumber mempunyai aktivitas lainnya. Chondroiton



dan



antikoagulan



dan beberapa aktivitas farmakologi



glucosamine kandungan dari holothuria dilaporkan memliki



peranan penting dalam pembentukan kartilage serta memiliki aktivitas anti-inflammasi dan antitumor (Herecia and Ubeda, 1998). Telenata



ananas dilaporkan memiliki kandungan bioaktif yang berperan sebagai



chemokine receptor subtype-5 (CCR5) sebagai aktivitas anti-HIV (Hegde et al., 2002).



Kandungan bioaktif yang diisolasi dari sea cucumber species S. liouvillei mengandung chondroitin sulphate (polisakarida) mempunyai aktivitas antiviral terhadap virus HIV (Chen, 2003). Fuscocineroside C, kandungan bioaktif yang diambilkan dari sea cucumber Holothuria fuscocinerea yang menunjukkan aktivitas sitotoksik alamia terhadap sel kanker manusia (Zhang et al., 2006). Menurut Zou et al., (2005), Intercedenside D–I diisolasi dari sea cucumber Mensamaria intercedens menghambat poliferasi sel kanker pada manusia. Wu et al.,



(2006) meneliti bahwa Hillaside C, sebuah turunan triterpen dari



sea



cucumber



Holothuria hilla menghambat pertumbuhan leukemia pada manusia, sel kanker payudara dan kolon. Spirostan dan furostansteroid saponin, pregnane glycosida memiliki aktivitas sebagai terapi kanker. Ekstrak Stichopus japonicus secara invitro mempunyai akvitas antiinflamasi yang potensial. Rahman et al., (2014) melaporkan bahwa banyak reported species dari urchin laut, terutama pada gonad jantan dan betina kaya akan kandungan bioaktif seperti polyunsaturated fatty acids (PUFA) dan βkaroten. PUFA, terutama eicosapentaenoic acid dan docosahexaenoic acid, mempunyai efek preventif yang signifikan pada aritmia, penyakit kardiovascular dan kancer. β-karoten dan beberapa xanthophyll mempunyai aktivitas pro-vitamin A



dan digunakan sebagai



pencegahan perkembangan tumor. Ekstrak Holothuriaatra dilaporkan memiliki beberapa kandungan bioaktif dan aktivitas biologis. Ekstrak metanol menunjukkan adanya aktivitas antipoliferasi terhadap Hela dan MCF-7. Ekstrak H. atra dimurnikan dengan menggunakan kromatografi kolom silika gel, dan fraksi aktif menunjukan adanya aktivitas antimikroa terhadap Staphylococcus



aureus



MTCC737, E. coli MTCC443, Klebsiella pneumonia MTCC109, Listeria monocytogenes MTCC1143, dan Serratia liquefaciens MTCC3039 (Dhinakaran and Lipton, 2014).



KESIMPULAN Biota laut mempunyai kehidupan organimse yang luas bersama keanekaragaman dan keberagamannya. Hal tersebut dapat membuktikan adanya sumber kehidupan yang unik dan luar biasa. Biota laut memiliki bermacam cara untuk mengatasi factor intrinsik, ekstrinsik dan lingkungan, maka dari itu senyawa bioaktif yang diproduksi oleh biota laut sangatlah unik dan penting untuk kelangsungan hidup biota laut tersebut. Oleh peneliti, senyawa bioaktif tersebut ada yang telah diteliti struktur dan mekanisme kerjanya. Selain itu, industri farmasi juga berperan dalam perkembangan bioaktif tersebut. Beberapa senyawa bioaktif penting yang di isolasi dari non-chordates, antara lain Sumber (Phylum) Porifera



Coelenterata



Kandungan senyawa terbesar



Pencegahan penyakit



Manzamin, fenolik atau quinoid,



Antimalaria, antivirus



alkaloid , terpenoid, triptamin



terutama AIDS, antibakteri,



terbrominasi.



antijamur, antikanker.



Postaglandins, protein, enzim, steroid,



antibakteri, antijamur,



terpenoid, alkaloid terbrominasi,



antialgal,cariac dan pelemas



makrolida dan seramida.



otot antitumor, antikanker, antineoplastic.



Annelida



Peptida, Arenesin, hedistin,



Arthritis, oesteoporosis,



Antimikroba peptida (AMP),



kanker tulang, antimikroba, antibakteri, antijamur.



Arthropoda



Lectin viz. limulin dan carcinoscorpin, thiol esterprotein, asam lemak, trigliserida, karoten dan lemak.



Antibakteri, anti kanker, antioksidan, antiproliferatif, antimutagenik, antiinflamasi, respon imun.



Mollusca



Dolostatin, lektin, steroid,terpenoid,



Antileukemia, respon imun,



senyawa asetil, dollstains,polisakarida.



hipotensi, pelemas otot, antinikotin, antivirus terutama pada penghambatan



virus HIV. Echinodermat a



Saponin ans derivat sterol,tarpenoid,



Hemolitik, antibakteri,



glikoprotein, cerebrosida, pyrimidin



antijamur, antineoplastik,



nucleaosida, thymine deoxyribosida



antitumor, antivirus terutama



dan uracil deoxyribosa, polisakarida



pada aktivitas virus HIV,



dan β-karoten.



antiinflamasi, antikanker, antialergi.



PUSTAKA D. Datta, S. Nath Talapatra, S. Swarnakar. 2015. Bioactive compounds from marine invertebrates for potential medicines – An overview. India. SciPress Ltd., Switzerland