Tugas Ilmu Pelayaran Astronomi (Oktavio Robby) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Oktavio Robby C Sihaloho Kelas : N III C D-III NIPD : 19.07.01.0045 Makul : Ilmu Pelayaran Astronomi 1. Berikan kesimpulan materi? 2. Berikan penjelasan ringkas penggunaab sextant? 3. Dapat melakukan baringan apa saja dengan sextant dan jelaskan cara nya beserta gambar Jawab : 1.Sextant adalah peralatan optik yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk mengukur tinggi benda angkasa dari permukaan bumi dan juga untuk mengukur sudut-sudut secara horisontal. Sextant dibuat berdasarkan atas azas ”apabila seberkas cahaya dipantulkan dua kali disebuah bidang datar yang sama oleh dua buah cermin, maka besarnya sudut yang dibuat oleh arah dari berkas yang pertama dan arah dari berkas yang kedua sama dengan dua kali besarnya sudut yang terbentuk oleh kedua cermin tersebut”. 2. Secara lengkap kegunaan sextant sebagai berikut : 1.Mendapatkan tinggi ukur benda angkasa : matahari, bulan, bintang dan planet (sayarat). 2.Mengukur sudut horisontal antara benda-benda datar/bumiawi yang terlihat dengan jelas, guna menentukan posisi sejati kapal (pelayaran datar) 3.Mengukur sudut vertikal dari tinggi benda-benda bumiawi untuk mendapatkan jarak 4.Mengukur sudut vertikal dari tiang kapal untuk mendapatkan jarak terhadap kapal-kapal lain bila berlayar dalam konvoi (kapal perang) 5.Untuk survey hidrografi. 3. 1. Penentuan Posisi Astronomi a. Dari waktu yang ditunjukkan oleh chronometer, digunakan untuk menentukan nilai GMT. b. Dari GMT tersebut, kita dapat menentukan nilai GHA dan declinasi benda angkasa. c. Dengan menggunakan bujur duga pengamat dan GHA, dapat kita tentukan besarnya nilai LHA. d. Gabungkan nilai lintang duga pengamat dan declinasi benda angkasa. Jika lintang dan declinasi senama, maka L-D. Jika lintang dan declinasi tidak senama, maka L+D.



e. Gunakan rumus sinus untuk menentukan nilai tinggi hitung. f. Tentukan tinggi sejati dari benda angkasa. g. Dengan menggunakan tinggi hitung dan tinggi sejati benda angkasa, sehingga dapat kita tentukan nilai selisih tinggi (p). h. Dengan menggunakan daftar ABC dapat kita tentukan nilai azimuth benda angkasa 2. Proyeksi Bumiawi Dalam menggunakan benda angkasa untuk menentukan tempat kedudukan dengan mengukur tinggi benda angkasa tersebut, maka harus diketahui letaknya di angkasa pada saat diadakan penilikan. Dengan menggunakan pengukur waktu untuk mendapatkan GMT, maka koordinat tersebut dapat dicari dalam Almanak Nautika. Apabila telah diketahui koordinat-koordinat tersebut sehingga kita dapat dengan mudah memproyeksikan posisi benda angkasa tersebut ke permukaan bumi. Koordinat benda angkasa tersebut adalah GHA dan deklinasi benda angkasa,yang nilainya dapat diperoleh di dalam Almanak Nautika. Sedangkan koordinat proyeksi bumiawi adalah lintang proyeksi bumiawi dan bujur proyeksi bumiawi.



7. Penentuan Posisi Kapal Contoh perhitungan dalam menentukan posisi sejati kapal di laut: a. Pada tanggal 19 September 2003, pada posisi duga kapal 18˚44’U/ 117˚12’B. Mengukur matahari dengan menggunakan sextant, didapatkan tinggi ukur tepi atas 24˚50,0’, salah index (-) 0,6’, tinggi mata 18 m. Pada jam 00h 01m 42s GMT. Tentukan arah garis tinggi dan posisi titik tinggi. b. Pada tanggal 9 Januari 2003, pada posisi duga kapal 35˚10’S/ 127˚50’E, pada jam 11h 15m 10s GMT. Mengukur tinggi bintang Siriusdidapatkan tinggi ukur 53˚10,4’,salah indeks (+) 0,4’, tinggi mata 15 m.Tentukan arah garis tinggi dan posisi titik tinggi pada penilikan.