Tugas Individu (Sejarah Perkembangan, Hasil Perjuangan, Dan Perkembangan PGRI) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH “SEJARAH PERKEMBANGAN, HASIL PERJUANGAN, DAN PERKEMBANGAN PGRI” Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Jati Diri Kanjuruhan Dosen Pengampu : M. Amirul Halim, M.Pd



Disusun oleh : NUR RANI JUNIARTI 180404020021



PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG 2018



PRAKATA



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Saya juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari beberapa pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya: 1. Bapak M. Amirul Halim M.Pd, selaku dosen pengampu yang telah memberikan materi, ide, maupun saran dalam penulisan makalah ini. 2. Kepada orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan berupa dana sehingga makalah ini dapat disusun hingga selesai. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para penulis maupun pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.



Malang, 9 Desember 2018



Nur Rani Juniarti



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL....................................................................................... PRAKATA....................................................................................................... DAFTAR ISI................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah................................................................................. BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2.1 Sejarah Perkembangan PGRI................................................................ 2.2 Hasil Perjuangan PGRI......................................................................... 2.3 Perkembangan PGRI............................................................................. BAB III PENUTUP......................................................................................... 3.1 Kesimpulan........................................................................................... 3.2 Saran..................................................................................................... DAFTAR REFERENSI..................................................................................



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang PGRI lahir tanggal 25 November 1945, hanya berselelang tiga bulan setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Semangat dan suasana batin perjuangan kemerdekaan Indonesia turut membidani lahirnya PGRI. Pada perkembangan selanjutnya semangat kemerdekaan itu senantiasa mewarnai perjuangan PGRI. Kelahiran PGRI merupakan bagian integral perjuangan rakyat Indonesiadalam merebut, menegakkan, menyelamatkan dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Wujud jati diri PGRI merupakan panggilan sejarah yang tumbuh sejak Kebangkiatan Nasional, dalam membentuk penanaman kesadaran kebangsaan dan nasionalisme lewat pengajaran. Dengan demikian, tujuan PGRI menunggal dengan cita-cita bangsa dalam mewujudkan tujuan nasional, sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Lembaga pendidikan PGRI merupakan organisasi profesi terkait dengan fungsi keguruan yang berperan sebagai pendidik bangsa lewat pengajaran. PGRI juga dalam hal mengabdi kepada masyarkata dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia, selalu mendasarkan diri pada aspirasi masyarakat serta tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana sejarah perkembangan PGRI? 1.2.2 Apa yang dihasilkan dari perjuangan PGRI? 1.2.3 Seperti apa proses perkembangan PGRI?



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah Perkembangan PGRI Semangat keindonesiaan telah lama tumbuh di kalangan guru-guru Indonesia. Organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada jaman Belanda berdiri tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB). Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah. Dengan latar pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua. Tidak mudah bagi PGHB memperjuangkan nasib anggotanya yang memiliki pangkat, status sosial dan latar belakang pendidikan yang berbeda. Sejalan dengan itu, di samping PGHB berkembang pula organisasi guru baru antara lain Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Desa9 PGD), Persatuan Guru Ambachttsschool (PGAS), Perserikatan Normaalschool (PNS), Hogere Kweekschool Bond (HKSB); di samping organisasi guru yang ebrcorak keagamaan, kebangsaan atau lainnya seperti Christelijke Onderwijs Vereneiging (COV), Katolieke Onderwijsbond (KOB), Vereneiging Van Muloleerkrachten (VVM), dan Nederlands Indische Onderwijs Genootschap (NIOG) yang beranggotakan semua guru tanpa membedakan golongan agama. Kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan yang sejak lama tumbuh mendorong guru-guru pribumi memperjuangkan persamaan hak dan posisi dengan pihak Belanda. Hasilnya antara lain adalah Kepala HIS yang dulu selalu dijabat oleh orang Belanda, satu per satu pindah ke tangan orang Indonesia. Semangat perjuangan ini makin berkobar dan memuncak sampai pada kesadaran dan cita-cita kemerdekaan. Perjuangan guru tidak lagi berfokus pada perbaikan nasib serta kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, melainkan telah memuncak menjadi perjuangan nasional dengan teriak “Merdeka”. Pada tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia. Pada jaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas. Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan



Konggres Guru Indonesia pada tanggal 24-25 November 1945 di Surakarta. Melalui konggres ini segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama dan suku, sepakat dihapuskan. Mereka adalah –guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan guru yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di dalam konggres inilah, pada tanggal 25 November 1945—seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia—Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan. Dengan semangat pekik “merdeka” yang bertalu-talu, di tengah bau mesiu memboman oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta, mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan : 1. Mempertahankan dan meyempurnakan Republik Indonesia. 2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan. 3. Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya. Sejak konggres Guru Indonesia itu, semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu didalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Jiwa pengabdian, tekad perjuangan dan semangat persatuan dan kesatuan PGRI yang dimiliki secara historis terus dipupuk dalam memeprtahankan dan mengisi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam rona dan dinamika politik yang sangat dinamis, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tetap setia dalam pengabdiannya sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan, yang bersifat unitaristik, independen, dan nonpartisan. Untuk itulah, sebagai penghormatan kepada guru, pemerintah Republik Indoensia dengan keputusan Presiden Nomor 78 tahun 1994, menetapkan hari lahir PGRI tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional, dan diperingati setiap tahun. Sebagai awal sejarah baru bagi guru dan pendidikan di tanah air, pada tanggal 1 Januari 2013 Kode Etik Guru Indonesia (KEGI), yang berisi norma dan etika yang mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan, dilaksanakan. Sejalan dengan itu, Dewan Kehormatan Guru Indonesia (DKGI) telah dibentuk untuk menegakkan KEGI tersebut.



2.2 Hasil Perjuangan PGRI Beberapa perjuangan PGRI yang telah dilakukan selama ini antara lain sebagai berikut : 1. Mengusulkan kenaikan gaji pada tahun 1999 kepada Presiden, dan hasilnya gaji PNS naik Rp 155.250,00. 2. Tahun 2000 PGRI mengusulkan tunjangan pendidikan bagi guru, hasilnya tunjangan fungsional guru naik 150%. 3. Mengusulkan honor guru wiyata bakti, hasilnya guru wiyata bhakti baik di sekolah negeri maupun swasta mendapat tunjangan dari pemerintah sebesar Rp 75.000,00 per bulan. 4. Memperjuangkan bantuan untuk sekolah swata, hasilnya bantuan pendidikan untuk sekolah swata mengalami peningkatan yang signifikan. 5. Mengusulkan agar guru TK mendapat perhatian, hasilnya ada Direktur PAUD, pengangkatan guru TK dan peningkatan kesejahteraan guru TK. 6. Mengusulkan agar tunjangan beras PNS diganti dengan uang agar tidak merugikan PNS. Hasilnya sekarang PNS telah menerima tunjangan beras dalam bentuk uang tunai yang dibayarkan bersamaan dengan penerimaan gaji. 7. Pemaksimalan penggunaan ASKES agar dapat digunakan di RS Swata. Hasilnya sekarang ASKES bida digunakan di RS Swata. 8. Untuk kenaikan golongan IV/a ke atas ditinjau kembali agar tidak diproses sampai ke pusat sehingga memakan waktu lama. Hasilnya kenaikan pangkat IV/a ke atas cukup di tingkat provinsi, kecuali guru di lingkungan Departemen Agama tetap di pusat. 9. Tunjangan THR dan tambahan kesejahteraan bagi guru. Hasilnya pemerintah kabupaten/kota telah mencairkan tunjangan THR dan dana kesejahteraan bagi seluruh PNS di jajarannya. 10. Rekruitmen PNS khususnya guru, hasilnya dilakukan secara nasional. Mengusulkan agar Guru GTT di sekolah negeri diangkat menjadi PNS. Hasilnya guru kontrak secara otomatis diangkat menjadi PNS meskipun secara bertahap. Bahkan di Depag seluruh data guru yang masuk dalam data Dbase secara bertahap akan diangkat menjadi PNS. 11. Perlindungan dan pembelaan terhadap anggota PGRI yang tersandung masalah hukum oleh LKBH tanpa dipungut biaya. 12. Mengawal dan mendorong lahirnya UU Sisdiknas. 13. Mendesak lahirnya PP tentang Sisdiknas. 14. Mengusulkan agar guru ditangani oleh sebuah badan independen langsung di bawah presiden. 15. Mengusulkan adanya sistem penggajian guru tersendiri pada pemerintah. 16. Mengusulkan kenaikan tunjangan fungsional guru.



17. Mengusulkan sistem pembinaan PNS secara nasional, termasuk pemberian kesejahteraannya. 18. Mengusulkan agar jabatan struktural di bidang pendidikan ditempati oleh pegawai yang menguasai bidang pendidikan, meniti karir, dan berlatar belakang pendidikan. 19. Telah ikut secara aktif yang berada di barisan paling depan jajaran organisasi guru dan bekerja sama dengan organisasi politik yang memiliki otoritas, berusaha menyiapkan dan memperjuangkan UU Guru dan Dosen. Secara kelembagaan perjuangan untuk melahirkan UUG dan D telah dimulai pada saat konggres ke XVIII tahun 1998 di Lembang,Bandung. Sebelumnya baru berupa wacana yang berkembang sejak tahun 1960. 20. Mengawal dan mendesak pemerintah agar segera mengeluarkan PP tentang Guru sesuai dengan amanat UU GD, hiingga terbitlah Permendiknas No. 18/2007 tentang pelaksanaan sertifikasi guru. 21. PGRI selama ini menjadi mitra aktif, strategis, dan kritis terhadap berbagai kebijakan pemerintah tentang pendidikan, terutama yang terkait dengan kebijakan tentang guru. 22. Mengawal agar pelaksanaan sertifikasi guru tidak menciderai kepentingan guru di dalam berkarya dan memperoleh hak-haknya. 23. Mensosialisaikan tentang pelaksanaan sertifikasi guru dari tingkat pusat hingga cabang (tingkat kecamatan). 24. Mengawal pelaksanaan sertifikasi guru secara objektif dan transparan. 25. Menerima sejumlah pengaduan dan melaksanakan kajian terhadap kemungkinan model pelaksanaan sertifikasi guru yang lebih bermutu, efisien dan memenuhi rasa keadilan guru. 26. Melakukan kajian terhadap peningkatan profesi dan kesejahteraan guru. 27. Mengawal penerimaan tunjangan profesi guru. 28. Perjuangan yang paling hangat dan merupakan kemenangan PGRI adalah lahirnya keputusan Mahkamah Konstitusi RI nomor 026/PUU/III/2005 yang menetapkan batas tertinggi dalam APBN tahun 2006 sebesar 9,1% untuk pendidikan tidak memiliki kekuatan hukum tetap dan bertentangan dengan pasal 31 UUD 1945. 29. Menuntut kepada pemerintah untuk memberikan uang lauk pauk kepada semua PNS termasuk guru.



2.3 Perkembangan PGRI Disaat memuncaknya Gelora Revolusi, maka pada tanggal 25 – 25 November 1945 dibukalah Kongres PGRI ke-1 di Surakarta. Tepanya di Gedung somaharsana (pasar pon), van deventer school (sekarang SMP negri 3 Surakarta). Pada konngres itu disepakati berdirinya PGRI sebagai wahana persatuan dan kesatuan segenap guru di seluruh Indonesia. Pendirinya antara lain : Rh. Koesnan, Amin Singgih, Ali marsaban, Djajeng Soegianto, Soemidi Adisasmito, Abdullah Noerbambang, dan Soetono. Organisasi PGRI yang baru lahir itu bersifat Unitaristik, independen dan non partai politik. Keanggotaannya tanpa memandang perbedaan ijazah, status, tempat bekerja, jenis kelamin, keyakinan agama dan lain sebagainya. Hakekat berdirinya PGRI disimpulkan sebagai berikut : a. PGRI lahir karena hikmah proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 dan juga merupakan manifestasi aspirasi kaum guru indonesia. Untuk mengambil bagian dan tanggung jawab sesuai dengan bidang dan profesinya sebagai pendidik bangsa demi tercapainya cita-cita kemredekaan. b. PGRI mempunyai komitmen kepada NKRI yang berdasarkan pancasila dan UUD 45. c. PGRI berbatang tubuh suatu organisasi berlandaskan proklamasi, suatu organisasi pemersatu kaum guru. Juga merupakan suatu wahana untuk kepentingan kaum guru, bagi pengembangan profesi, pendidikan pada umumnya serta pengabdian kepada tanah air dan bangsa. d. PGRI adalah suatu organisasi profesi guru yang lahir, dan mewariskan jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945 secara terus menerus kepada setiap generasi bangsa Indonesia. PGRI berhasil mengadakan dua kali kongres yaitu kongres II dan kongres III. Pada kongres II 21- 23 November 1946, disampaikan tuntutan kepada pemerintah, yaitu : Sistem pendidikan didasarkan pada kepentingan nasional :1. Gaji guru supaya tidak dihentikan2. Diadakan Undang-undang Pokok perburuhan Pada tanggal 27-29 Februari 1948 diadakan kongres III Hasil kongres itu menegaskan PGRO memiliki haluan dan sifat perjuangan yang jelas, yaitu ,mempertahankan NKRI, meningkatkan pendidikan dan pengajaran nasional sesuai dengan falsafah pancasila dan UUD 45, dan tidak bergerak dalam lapangan politik atau non partai politik. Melalui Kongres PGRI II di Surakarta dan Kongres PGRI III di Madiun, PGRI telah menggariskan haluan dan sifat perjuangannya yaitu : 1. Mempertahankan NKRI. 2. Meningkatkan pendidikan dan pengajaran nasional sesuai dengan falsafah negara pancasila dan UUD 1945. 3. Tidak bergerak dalam lapangan politik (non politik). 4. Sifat dan siasat perjuangan PGRI : a. Bersifat korektif konstruktif terhadap Pemerintah.



b. Bekerja sama dengan serikat-serikat buruh/pekerja lainnya. c. Bekerjasama dengan badan-badan lainnya 5.Bergerak di tengah-tengah masyarakat. Kongres PGRI II tahun 1946 di Surakarta dan kongres PGRI III tahun 1948 di Madiun yang dilaksanakan saat memuncaknya perjuangan bangsa Indonesia menentang penjajahan kolonial Belanda yang berusaha menentang kembali daerah jajahannya di indonesia. Dengan liciknya Kolonial Belanda melaksanakan politik adu domba, memecah belah bangsa dan wilayah Indonesia dengan maksud melemahkan semangat perjuangan rakyat Indonesia.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari makalah ini saya mengambil sebuah kesimpulan bahwa Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) saat ini merupakan hasil dari serangkaian sejarah yang begitu panjang, peran serta kaum guru dalam mewarnai dan mempertahankan kemerdekaan tidak hanya sebatas pada ranah pendidikan saja, namun telah meluas sampai pada perjuangan yang lain. PGRI juga telah banyak ikut serta dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia serta kesejahteraan kaumnya, sehingga guru semakin maju dan bisa lebih semangat dalam menjalankan tugasnya untuk meningkatkan kualitas anak bangsa lewat pendidikan. 3.2 Saran 1. PGRI lahir dengan semangat kemerdekaan yang kuat. Semoga hal itu bisa menjadi pondasi yang kukuh dalam mempertahankan semangat proklamasi sehingga dapat memberikan pengajaran yang terbaik 2. Sebaiknya profesi guru harus dijunjung tinggi karena telah banyak pengorbanan – pengorbanan yang terjadi.



DAFTAR REFERENSI http://gurusejarahlokal.blogspot.com/2015/11/sejarah-perkembanganpgri.html https://pgrikoltim.wordpress.com/2017/07/18/hasil-perjuangan-pgri/ http://natashabades12.blogspot.com/2018/05/01/periode-perkembanganpgri-sejak-masa-kolonial-sampai-dengan-sekarang.html